Tes Grafis
-
Upload
imadudin20076707 -
Category
Documents
-
view
796 -
download
143
description
Transcript of Tes Grafis
MODUL PERKULIAHAN
Psikodiagnostik VII (Tes Grafis)
Teori dan Administrasi Tes Grafis
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Psikologi Psikologi
0261037 Rizky Putri A. S. Hutagalung, M. Psi, Psi
Abstract KompetensiModul ini berisi tentang teori-teori yang mendasari tes grafis serta menjelaskan mengenai administrasi tata pelaksanaan tes grafis (DAM, BAUM, HTP, dan Wartegg)
Mahasiswa memahami tentang teori-teori yang mendasari tes grafis serta mendapatkan pemahaman dalam melakukan administrasi tata pelaksanaan tes grafis (DAM, BAUM, HTP, dan Wartegg)
BAB I: Teori dan Administrasi Tes Grafis
TEORI DAN ADMINISTRASI
Tehnik proyeksi yang dipakai tes grafis ini seringkali disebut sebagai tehnik
ekspresif. Yang banyak dikenal dan banyak dipakai oleh para psikolog Indonesia adalah:
- Gambar Orang (Draw a Person Test)
- Gambar Pohon (Draw a tree Test)
- Tes Wartegg
Tes grafis disebut juga sebagai paper and pencil test karena hanya melibatkan 2 bahan
tersebut dan dianggap sebagai tes yang sederhana dan murah. Sederhana karena tugas
yang diberikan tidak rumit, mudah dimengerti subyek dan waktu pengerjaan tidak lama.
Murah karena hanya melibatkan beberapa lembar kerja HVS 80gr ukuran A4 dan sebatang
pinsil HB.
Tes psikologi pertama-tama umumnya untuk mengukur intelegensi dan prestasi sekolah,
hanya
beberapa yang ditujukan utk tes kepribadian. Di AS, pertengahan 1930an dimulai lebih
bebas dalam interpretasi tes yang mengukur kemampuan mental dengan metode kualitatif.
Tes menggambar, awal tujuan utk mengukur intelegensi secara kaku
BAUM
Awalnya diciptakan oleh Emil Jucker dan kemudian dikembangkan Charles Koch.
Sejak semula, dikatakan bahwa ada hubungan antara bentuk pohon dan bentuk manusia,
yang menanam kehidupan dalam pohon seperti dalam suatu patung yang berdiri. Pohon
mencapai kemiripan paling tinggi dengan kemanusiaan (humanity) dan bahwa pertemuan
dengan pohon adalah pertemuan dengan diri sendiri. Ada kemiripan tetapi juga ada
perbedaan, dimana letak perbedaannya dan apa sebabnya kita membedakan kehidupan
tanaman dan binatang dan hidup manusia?
‘13 2
Psikodiagnostik VII (Tes Grafis)Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi http://www.mercubuana.ac.id
Tanaman merupakan sistem yang terbuka, segala sesuatu menuju keluar, segala
pada ujung-ujung tunas-tunasnya. Hanya jenis pohon yang dapat memperlihatkan kejadian
ini. Konstitusi tubuh manusia dan binatang tidak memperlihatkan hal ini dan merupakan
suatu sistem yang tertutup dimana segala sesuatu bergerak ke dalam, diberi makan serta
dikendalikan organ-organ pusat. Karena itu “keberadaan” tanaman (the being of) berarti
gerakan hidup keluar, suatu usaha menjauhi zona-zona pertumbuhan pusat yang tidak
berguna dan bersifat lebih simbolis.
Sebaliknya kehidupan binatang berarti hidup fisik diarahkan ke dalam,
berkonsentrasi dalam tubuh dan dalam tubuh semua bagian dan organ tubuh diberi darah
oleh kekuatan yang sama seumur hidup. Semua organ sudah ada sejak awal dan harus
diselesaikan agar tumbuh/berkembang menjadi sempurna. Tanaman tidak pernah
berkembang/tumbuh sempurna, ia selalu muda dan sampai mati pun akan berbunga dan
dapat menjadi buah. Pohon tidak pernah berhenti berkembang, tetapi tumbuh walaupun
sudah tua dan apabila kita tidak lagi melihat suatu pertumbuhan ke atas maupun menjadi
lebih besar, pohon itu masih tetap hidup, ada pucuk-pucuk baru dan selalu berganti daun
setiap tahun.
Eksistensi tanaman berarti gerakan hidup keluar sedangkan dalam eksistensi
manusia segala sesuatu bergerak ke dalam dan dikendalikan organ-organ puat, bahkan
fisiognomi dibentuk dari dalam. Apa yang dinyatakan dalam gambar pohon bukanlah suatu
fisiognomi, akan tetapi lebih baik dikatakan sebagai suatu sekresi dari apa yang ada di
dalam, suatu gerak keluar menjadi suatu bentuk yang menyerupai manusia namun dengan
sifat-sifat yang berbeda dalam inner beingnya. Ini merupakan suatu proyeksi dari psyche
dan apa yang muncul tidak benar-benar merupakan suatu face (penampilan). Karena hokum
pohon adalah untuk mendorong keluar apa yang ada di dalam, maka dalam gambar pohon
psyche manusia mengikuti hukum pohon.
Dari penelitian-penelitian maka dapat dilihat apa yang ditarik pohon keluar dari
manusia yaitu suatu campuran yang sangat menarik dari lapisan-lapisa dalam dan seringkali
dari lapisan-lapisa permukaan. Namun juga terjadi bahwa gambar pohon tidak memancing
apa-apa.
‘13 3
Psikodiagnostik VII (Tes Grafis)Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi http://www.mercubuana.ac.id
Proses tes dapat digambarkan sebagai berikut:
Pemeriksaan
Proyeksi (hasil) Interpretasi,
Apresiasi Arti
Objek Tes: Tema Proyektif Baum, Ro, TAT dll
Dengan suatu tema proyeksi yang mempunyai sifat “menantang”, materi psikis
digiatkan. Sebenarna, seluruh kepribadian digiatkan tetapi tidak secara merata. Berbagai
lapisan dan berbagai segi kepribadian dapat bereaksi terhadap tantangan, tetapi seperti
yang tampak dalam diagram diatas, reaksi akan terjadi secara tidak merata dan tidak di
semua tempat.
Proyeksi mula-mula dilepas melalui filter tema proyeksi, suatu tes proper dan didapatkan
hasilnya yaitu gambar pohon, yang diteliti ciri-ciri grafisnya. Proses transformasi dari
interpretasi dan apresiasi arti dengan bantuan nilai yang didapatkan melalui pengalaman
terjadi pada penilai yang harus berusaha untuk menggambarkan apa yang dihasilkan
proyeksi, yaitu tes subjek. Telah lama diketahui bahwa ada perbedaan antar individu dalam
bereaksi terhadap suatu tes.
Pendekatan yang digunakan dalam BAUM :
- Psikoanalisa fokus pada masalah-masalah ketidaksadaran diri.
Pohon termasuk dalam tes proyeksi karena dapat memancing hal-hal yang tidak
disadari oleh orang tersebut
- Fenomenologis Sesuatu yang dibuat orang merupakan gejala yang ditampilkan.
Gejala tsb memiliki makna bagi orang tersebut
‘13 4
Psikodiagnostik VII (Tes Grafis)Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi http://www.mercubuana.ac.id
- Perkembangan Sifatnya eksperimental. Pada usia tertentu ternyata gambar-
gambarnya sama
DAP
1885 : pemanfaatan gambar utk memahami pribadi seseorg
1900-1915 : studi hasil gambar
1920 -1926, DAP dirancang oleh Florence Goodenough,
- menulis “measurement of inteligence by draawinngs”
- dipublikasikan pertama kali untuk menilai kapasitas intelegensi anak
- Anak diminta dg cara sederhana”menggambar manusia” dan kemudian disediakan
pensil dan kertas putih kosong utk menggambar.
- Tujuan : utk menilai IQ berdasar jmlh detail dlm menggambar, diikuti dg asumsi bahwa
ketepatan dlm menggambar mempengaruhi fungsi intelektual anak
1936 oleh Harris
- mempublikasikan versi baru dr riset Goodenough (Goodenough-Harris D.AP.)
- Subyek diminta membuat 3 gambar : 1 gambar manusia laki-laki, satu gambar
wanita, 1 gambar menurut diri sendiri
- Evaluasi gambar dilakukan terpisah, gamabr laki-laki dan perempuan dikembangkan
norma
secara tersendiri
- Sebagian besar digunakan utk menilai intelegensi, tidak utk menilai sifat-sifat dasar
kepribadian atau dasar dari konflik
1949, Karen Machover
- Kurang puas dengan pemakaian DAP yang hanya utk menilai intelegensi
- Berdasar pengamatan klinik, mengembangkan metode penilaian yang lebih teliti dari
Goodenough utk menilai kepribadian
- Tugas tes : subjek diminta menggambar seorang manusia, jika selesai diberi kertas
kosong lagi dan diminta menggambar manusia lagi dengan jenis kelamin yang
berbeda, kmd diminta memberi keterangan gambar,menceritakan gamabrnya serta
menjawab pertanyaan tentang umur, sekolah, pekerjaan, keinginan, sifat-sifat
kepribadian, serta sikap-sikap terhadap keluarganya
Kepribadian tidak berkembang dalam suatu vacuum, tetapi melalui gerakan,
perasaan dan memikirkan suatu badan khusus. Metode proyektif yang menjelajahi motivasi-
motivasi telah berulangkali membuka diterminan-diterminan ekspresi diri yang sangat
tertutup dan mungkin tidak didasari dan yang tidak akan dimenifestasikan dalam komunikasi
langsung. Kita dapat berasumsi dengan aman bahwa semua kegiatan kreatif mempunya
‘13 5
Psikodiagnostik VII (Tes Grafis)Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi http://www.mercubuana.ac.id
cap khusu dari konflik-konflik dan kebutuhan-kebutuhan yang menekan individu yang
sedang berkreasi. Kegiatan yang muncul sebagai respon menggambar orang memang
merupakan suatu pengalaman kreatif yang akan dibuktikan oleh penggambar. Pengalaman
kerja dengan gambar figure orang membuktikan adanya hubungan erat antara figure yang
digambar dan kepribadian penggambar.
Ada dua jenis utama tes grafis menggambar orang, yaitu berdasarkan teori
goodenough-harris dan dari teori machover. Tes goodenough-harris mengungkap
kemampuan IQ dengan dasar bahwa sebelum orang dapat membaca dan menulis, maka
yang dilakukan adalah menggambar atau melakukan coretan. Menurut Florence Laura
Goodenough, individu melakukan coretan lebih karena proses mental berdasarkan
perkembangan intelektual.
• Naglieri (1988) mengembangkan Draw A Man Person: A Qualitative Scoring
System sistem skoring dapat mendeteksi ganguan emosional
• Karen Machover (1949) melibatkan intepretasi berdasarkan teori proyeksi.
• Dasar pengunaan teori adalah psikoanalisa banyak aspek kepribadian yang tidak
tampak
• Hipotesa Machover
- Ukuran gambar berhubungan dengan level self esteem
- Penempatan berhubungan dengan mood dan social orientation.
HTP
HTP digunakan oleh para ahli jiwa untuk mendapatkan data yang cukup signifikan
yang mempunyai sifat diagnose atau prognosa mengenai keseluruhan pribadi individu yang
bersangkutan., juga dapat mengetauhi begaimana interaksi pribadi dengan lingkungan baik
yang umum atau spesifik. Menurut Jhon Buck, HTP dapat digunakan untuk mengungkap
pribadi secara keseluruhan, disamping itu juga untuk mendapatkan data tentang kemajuan
individu yang dikenai suatu treatment, juga untuk mengetahui tingkat inteligensi. Baik HTP
atau tes grafis lainnya dapat disertai dengan warna dan interpretrasinya mencakup juga
sesuai atau tidaknya penggunaan warna terhadap objeknya.
Tahun 1949, JN Buck mempublikasikan House Tree Person (HTP)
Pertama-tama ia merancang prosedur tes menggambar utk menilai penyesuaian
kepribadian
Jolles mengembangkan teknik dari JN. Buck dengan tiga cara prosedur :
menggambar dengan pensil tidak berwarna, fase menanyai, menggambar dengan
pensil tidak berwarna.
‘13 6
Psikodiagnostik VII (Tes Grafis)Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi http://www.mercubuana.ac.id
Prosedur administrasi : individu diberikan kertas putih kosong posisi horisontal,
kemudian diberikan instruksi “gambarkan saya sebuah rumah”, jika sudah selesai
diberikan lagi sebuah kertas dengan posisi vertical “gambarkan saya sebuah gambar
manusia”
Variasi dari prosedur gambar, akhirnya menggambar tersebut akhirnya menjadi
populer dalam bentuk seseorang diberikan kertas dalam posissi horizontal dan
seseorang diminta menggamabr dengan instruksi “gambarkan saya sebuah gambar
dengan isi gambar ada rumah, pohon dan manusia. Dasar interpretasinya : melihat
tipe gamabr, komposisi dalam menggambar, dan hubungan antara gambar, jika perlu
dapt pula diminta keterangan gambar yang dpt berguna untuk mengungkapkan
perasaan seseorang dan sikap-sikapnya yang diwujudkan dalam bentuk gambar.
WZT (Wartegg Zeichen Test/Drawing Completion Test)
WZT Adalah bentuk pemeriksaan kepribadian dengan menggunakan gambar-
gambar yang diperoleh melalui sarana tes. Sarana ini berisi sejumlah elemen grafis kecil
yang berfungsi sebagai suatu seri tema-tema formal yang harus dikembnagkan menurut
cara subjek itu sendiri. jadi gambar-gambar yang dihasilkan dengan cara tersebut di atas
kemudian dianalisis sesuai dengan sejumlah kriteria, bentuk, dan isi. Tujuan utamanya
adalah untuk mengeksplorasi struktur kepribadian dalam istilahistilah yang sering disebut
sebagai fungsi dasar yaitu emosi, imajinasi, dinamisme, control dan reality function, yang
terdapat pada semua individu tetapi dengan intensitas yang berbeda dan interrlasi yang
berlainan. Struktur ini tidak statis tertap berubah-ubah dalam derajat yang menentukan
sebagian besar dari perilaku individu.
Berkembang dari eksperimental psikologi gestalt oleh F. Krueger dan F. Sander.
Asumsi tidak hanya dari subyek pengalaman tapi juga subyek yang mengalami harus
dilihat sebagai suatu struktur
Phantasie test – subyek dihadapkan pada lembar yang mengandung sejumlah garis
yang tidak teratur dan harus diatur secara bebas muncul banyak perbedaan yang
mencerminkan sifat-sifat struktural yang khas pada subyek
Sender menciptakan teknik “Phantasie test”, subyek dihadapkan pada materi
drawing completion test (DCT), yang menghasilkan sifa struktural khas dari subyek.
Keberhasilan Sender mendorong Dr. Ehrig Wartegg untuk melanjutkan penelitian
tsb, akhirnya menemukan tes wartegg /DCT (drawing completion test )/WZT
(Wartegg Zeichen Test) yang dipakai sekarang ini.
‘13 7
Psikodiagnostik VII (Tes Grafis)Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Kinget, G Marian,. 2002. The Drawing Completion Test. A projective technique for the investigation of personality based on wartegg Test Blank. Diktat Psikodiagnostik Universitas Padjadjaran.
Widjaja H,. 2001. Der Baum Test. Diktat Psikodiagnostik. UPT Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.
----------, Proyeksi Kepribadian Tes Grafis Suatu metode Analisa Kepribadian. Diktat Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
‘13 8
Psikodiagnostik VII (Tes Grafis)Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi http://www.mercubuana.ac.id