Territorial It As Dalam Desain Ruang

4
TERRITORIALITAS DALAM DESAIN RUANG Sebagai awal teori teritori yang digunakan dalam desain ruang publik, pertama kali teori dikembangkan oleh Altman seorang pakar masalah perilaku. Awalnya dia mengembangkan teori ´Behaviour Constraint ´ atau yang biasa disebut dengan teori hambatan per ilaku. Premis asar teori ini adalah stimulasi yang berlebih atau yang tidak diinginkan, mendorong terjadinya arousal atau hambatan dalam kapasitas pemrosesan informasi. Akibatnya seseorang atau kelompok merasa kehilangan kontrol terhadap situasi yang se dang terjadi. Hal tersebut menjadi awal terbentuknya teori dan ko nsep teritori pada desain lingkungan. Selanjutnya menurut Altman ( dalam gifford. 198 7), bahwa privasi merupakan konsep yang terdiri dari tiga dimensi : Pertama : privasi merupakan proses pengontrolan boundary, artinya pelanggaran terhadap  boundary ini merupakan sebuah pelanggaran. Kedua : Privasi dilakukan dalam upa ya memperoleh optimalisasi, artinya seseorang atu kelompok yang memisahkan diri dari orang lain atau keramaian bukan untuk menghindar, tetapi lebih merupakan suatu kebutuhan untuk mencapai kebutuhan tertentu. Ketiga ; Privasi merupakan proses multi mekanisme, artinya ada banyak cara orang melakukan  privasi baik melalui ruang personal, teritorial, komunikasi verbal dan no n verbal. Teritori merupakan suatu pembentukan wilayah unt uk mencapai privasi yang optimal yang diupayakan dengan menyusun kembali setting fisik atau pindah kewilayah lain. « a territory is a delimited space that a person or a group uses and defends as an exclusive  preserve. It involves psychological identification with a place, symbolizedby attitudes of  possessiveness and arrangement of objects in the area«. Lebih lanjut Irwin Altman menyatakan bahwa : « Territorial behaviour is a self-other boundary regulation mechanism that involves  personalization of or marking a place or object and communication that it is owned by a  person or group. Definisi diatas menyatakan karakter dasar dari suatu t eritori yai tu tentang 1.Kepemilikan dan tatanan tempat. 2.Personalisasi atau penandaan wilayah. 3.Taturan atau tatanan untuk mempertahankan terhadap gangguan 4.Kemampuan berfungsi yang meliputi jangkauan kebutuhan fisik dasar sampai kepuasan kognitif dan kebutuhan aesthet ic Berdasar teorisasi tersebut diletakkan dasar pengertian sekaligus batasan de finisi tentang tempat  privat dan tempat public Place pada pernyataan di atas menunjuk pada ruang dalam konteks  perilaku lingkungan yang dinyatakan dengan adanya batas fisik yang dibangun melingkupi suatu ruang ( terkadang dengan tujuan untuk membatasi gerak, pandangan atau suara ). Ruang juga ditandai (sebagai batasan) oleh perilaku organisme yang diwadahinya. Pertahanan atas serangan terhadap territorial hendaknya tidak dibaca secara harfiah. Karakter perilaku keruangan dalam suatu ruangan bisa sangat beragam namun ada satu kesamaan mendasar yang disebut µteritoriality¶. Manusia berakal mendudukkan teritory sebagai wilayah kekuasaan dan pemilikan yang merupakan organisasi informasi yang berkaitan dengan identitas kelompok.( sebagai contoh adalah pernyataan µapa yang kita punya¶ dan µapa yang mereka punya¶). Irwin Altman (1975) membagi teritori menjadi tiga kategori dikaitkan dengan k eterlibatan  personal, involvement, kedekatan dengan kehidupan sehari hari individu atau kelompok dan

Transcript of Territorial It As Dalam Desain Ruang

Page 1: Territorial It As Dalam Desain Ruang

5/6/2018 Territorial It As Dalam Desain Ruang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/territorial-it-as-dalam-desain-ruang 1/4

 

TERRITORIALITAS DALAM DESAIN RUANG 

Sebagai awal teori teritori yang digunakan dalam desain ruang publik, pertama kali teori

dikembangkan oleh Altman seorang pakar masalah perilaku. Awalnya dia mengembangkan teori´Behaviour Constraint ´ atau yang biasa disebut dengan teori hambatan perilaku. Premis asar 

teori ini adalah stimulasi yang berlebih atau yang tidak diinginkan, mendorong terjadinya arousalatau hambatan dalam kapasitas pemrosesan informasi. Akibatnya seseorang atau kelompok merasa kehilangan kontrol terhadap situasi yang sedang terjadi. Hal tersebut menjadi awal

terbentuknya teori dan konsep teritori pada desain lingkungan.Selanjutnya menurut Altman ( dalam gifford. 1987), bahwa privasi merupakan konsep yang

terdiri dari tiga dimensi :�Pertama : privasi merupakan proses pengontrolan boundary, artinya pelanggaran terhadap

 boundary ini merupakan sebuah pelanggaran.�Kedua : Privasi dilakukan dalam upaya memperoleh optimalisasi, artinya seseorang atu

kelompok yang memisahkan diri dari orang lain atau keramaian bukan untuk menghindar, tetapilebih merupakan suatu kebutuhan untuk mencapai kebutuhan tertentu.

�Ketiga ; Privasi merupakan proses multi mekanisme, artinya ada banyak cara orang melakukan privasi baik melalui ruang personal, teritorial, komunikasi verbal dan non verbal.

Teritori merupakan suatu pembentukan wilayah untuk mencapai privasi yang optimal yangdiupayakan dengan menyusun kembali setting fisik atau pindah kewilayah lain.

« a territory is a delimited space that a person or a group uses and defends as an exclusive

 preserve. It involves psychological identification with a place, symbolizedby attitudes of 

 possessiveness and arrangement of objects in the area«. Lebih lanjut Irwin Altmanmenyatakan bahwa :

« Territorial behaviour is a self-other boundary regulation mechanism that involves

 personalization of or marking a place or object and communication that it is owned by a

 person or group. 

Definisi diatas menyatakan karakter dasar dari suatu teritori yaitu tentang1.Kepemilikan dan tatanan tempat.2.Personalisasi atau penandaan wilayah.

3.Taturan atau tatanan untuk mempertahankan terhadap gangguan4.Kemampuan berfungsi yang meliputi jangkauan kebutuhan fisik dasar sampai kepuasan

kognitif dan kebutuhan aestheticBerdasar teorisasi tersebut diletakkan dasar pengertian sekaligus batasan definisi tentang tempat

 privat dan tempat public Place pada pernyataan di atas menunjuk pada ruang dalam konteks perilaku lingkungan yang dinyatakan dengan adanya batas fisik yang dibangun melingkupi suatu

ruang ( terkadang dengan tujuan untuk membatasi gerak, pandangan atau suara ). Ruang jugaditandai (sebagai batasan) oleh perilaku organisme yang diwadahinya. Pertahanan atas serangan

terhadap territorial hendaknya tidak dibaca secara harfiah. Karakter perilaku keruangan dalamsuatu ruangan bisa sangat beragam namun ada satu kesamaan mendasar yang disebut

µteritoriality¶.Manusia berakal mendudukkan teritory sebagai wilayah kekuasaan dan pemilikan yang

merupakan organisasi informasi yang berkaitan dengan identitas kelompok.( sebagai contohadalah pernyataan µapa yang kita punya¶ dan µapa yang mereka punya¶).

Irwin Altman (1975) membagi teritori menjadi tiga kategori dikaitkan dengan keterlibatan personal, involvement, kedekatan dengan kehidupan sehari hari individu atau kelompok dan

Page 2: Territorial It As Dalam Desain Ruang

5/6/2018 Territorial It As Dalam Desain Ruang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/territorial-it-as-dalam-desain-ruang 2/4

 

frekuensi penggunaan.Tiga kategori tersebut adalah primary,secondary dan public territory.

1.Primary territory, adalah suatu area yang dimiliki, digunakan secara eksklusif, disadari olehorang lain, dikendalikan secara permanen, serta menjadi bagian utama dalam kegiatan sehari-hari

 penghuninya.

2. Secondary territory, adalah suatu area yang tidak terlalu digunakan secara eksklusif olehseseorang atau sdekelompok orang mempunyai cakupan area yang relatif luas, dikendalikansecara berkala.

3.Public territory, adalah suatu area yang digunakan dan dapat diamsuki oleh siapapun akantetapi ia harus mematuhi norma-norma serta aturan yang berlaku di area tersebut.

Ketiga kategori tersebut sangat spesifik dikaitkan dengan kekhasan aspek kultur masyarakatnya.Kalau merujuk pada batasan diatas maka yang disebut dengan tempat privat adalah setara dengan

 primary teritory sedangkan tempat publik setara dengan public territory.Dalam terminologi perilaku , hal diatas berkaitan dengan apa yang disebut sebagai privacy

manusia. Seperti yang dinyatakan oleh Edney (1976). Type dan derajat privacy tergantung pola perilaku dalam konteks budaya, dalam kepribadiannya serta aspirasi individu tersebut.

Penggunaan dinding, screen, pembatas simbolik dan pembatas teritory nyata, juga jarak merupakan mekanisme untuk menunjukkan privacy.

Model dinamis privacy tergambar dalam diagram :

Konsep privasi dan teritorial memang terkait erat. Namun definisi privasi lebih ditekankan padakemampuan individu atau kelompok untuk mengkontrol daya visual, auditory, dan olfactory

dalam berinteraksi dengan sesamanya. Dalam arti konsep privacy menempatkan manusia sebagaisubyeknya bukan tempat /place yang menjadi subyeknya

Tiap individu mempunyai perbedaan perilaku keruangannya. Perbedaan ini merefleksikan perbedaan pengalaman yang dialami dalam pengelolaan perilaku keruangan sehubungan dengan

fungsinya sebagai daya proteksi dan daya komunikasi. Yang menyebabkan perbedaan tanggapan

ini antara lain jenis kelamin, daya juang, budaya, ego state, status sosial, lingkungan, dan derajatkekerabatan (affinity) sebagai sub system perilaku. Lebih jauh hal ini akan menentukan kualitasdan keluasan personal space yang dimiliki tiap individu ( disamping tentu saja

adanya pengaruh schemata, afeksi, perilaku nyata, pilihan tiap individu).Seperti yang telah dikemukan, bahwa pada konsep pendekatan perilaku dalam desain ruang

 publik, teritorialitas merupakan hal yang sangat mempengaruhi perilaku pada ruang publik,karena pembentukan teritori yang lebih luas dari individu atau kelompok akan menyangkut pula

 pada hak teritorial individu atau kelompok lainnya. Hal tersebut sering kali membuat terjadinyamasalah diruang publik, hingga dalam desain ruang publik harus betul-betul memperhatikan dan

menekankan desain pada perilaku teritoirlitas.Teritori interaksi ditujukan untuk sebuah daerah yang secara temporer dikendalikan oleh

sekelompok orang yang berinteraksi. Sementara teritori badan dibatasi oleh badan manusianamun berbeda dengan ruang personal yang batasnya bukanlah ruang maya melainkan kulit

manusia.

1 .Pelanggaran dan pertahanan teritori  Bentuk pelanggaran teritori dapat diindikasikan adalah sebagai suatu invasi ruang. Secara fisik 

seseorang memasuki teritori orang lain biasanya dengan maksud mengambil kendali atas teritoritersebut.

Page 3: Territorial It As Dalam Desain Ruang

5/6/2018 Territorial It As Dalam Desain Ruang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/territorial-it-as-dalam-desain-ruang 3/4

 

Bentuk kedua adalah kekerasan sebagai sebuah bentuk pelanggaran yang bersifat temporer atasteritori orang lain, biasanya hal ini bukan untuk menguasai teritori orang lain melainkan suatu

 bentuk gangguan, seperti gangguan terhadap fasilitas publik.Bentuk ketiga adalah kontaminasi, yaitu seseorang mengganggu teritori orang lain dengan

meninggalkan sesuatu yang tidak menyenangkan seperti sampah, coretan atau merusaknya.

Pertahanan yang dapat dilakukan untuk mencegah pelanggaran teritori antara lain; 1)Pencegahan seperti memberi lapisan pelindung, memberi rambu-rambu atau pagar batas sebagaiantisipasi terhadap bentuk pelanggaran.2) Reaksi sebagai respon terhadap terjadinya

 pelanggaran, seprti menindak si pelanggar.

2 .Pengaruh pada teritorialitas. Beberapa faktor yang mempengaruhi keanekaan teritori adalah karakteristik personal seseorang, perbedaan situasional dan faktor budaya.

a). Faktor PersonalFaktor personal yang mempengaruhi karakteristik seseorang yaitu jenis kelamin, usia dan

kepribadian yang diyakini mempunyai pengaruh terhadap sikap teritorialitas. b). Faktor Situasi

Perbedaan situasi berpengaruh pada teritorialitas, ada dua aspek situasi yaitu tatanan fisik dansosial budaya yang mempunyai peran dalam menentukan sikap teritorialitas.

c). Faktor budayaFaktor budaya mempengaruhi sikap teritorialitas. Secara budaya terdapat perbedaan sikap teritori

hal ini dilatar belakangi oleh budaya seseorang yang sangat beragam. Apabila seseorangmengunjungi ruang publik yang jauh berada diluar kultur budayanya pasti akan sangat berbeda

sikap teritorinya. Sebagai contoh seorang Eropa datang dan berkunjung ke Asia dan diamelakukan interaksi sosial di ruang publik negara yang dikunjungi, ini akan sangat berbeda sikap

teritorinya.

3.Teritorialitas dan agresi  Salah satu aspek yang paling menarik dari teritorialitas adalah hubungan antara teritori dan

agresi. Walaupun tidak selalu disadari, teritori berfungsi sebagai pemucu agresi dan sekaligussebagai stabilisator untuk mencegah terjadinya agresi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

hubungan antara teritorialitas dan agresi adalah status dari teritori tertentu ( apakah teritoritersebut belum terbentuk secara nyata atau dalam perebutan, atau sudah tertata dengan baik ).

Ketika teritori belum terbentuk secara nyata, atau masih dalam perebutan agresi lebih seringterjadi.

Apa akibatnya jika terjadi invasi teritori ?, Altman (1975), mengatakan bahwa atribusi yang kita pergunakan untuk menilai suatu tindakan akan menentukan respon terhadap invasi teritori

tersebut hingga kita hanya akan merasakan suatu tindakan agresi pada saat kita merasakan tidak orang lain yang kita anggap mengancam. Kemudian secara umum kita memakai respon verbal,

kemudian memakai cara-cara fisik seperti memasang papan atau tanda peringatan.Teritorialitas berfungsi sebagai proses sentral dalam personalisasi, agresi, dominasi, koordinasi

dan kontrol.a). Personalisasi dan penandaan.

Personalisasi dan penandaan seperti memberi nama, tanda atau menempatkan di lokasi strategis, bisa terjadi tanpa kesadaran teritorialitas. Seperti membuat pagar batas, memberi nama

Page 4: Territorial It As Dalam Desain Ruang

5/6/2018 Territorial It As Dalam Desain Ruang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/territorial-it-as-dalam-desain-ruang 4/4

 

kepemilikan. Penandaan juga dipakai untuk mempertahankan haknya di teritori publik, sepertikursi di ruang publik atau naungan.

 b). Agresi.

Pertahanan dengan kekerasan yang dilakukan seseorang akan semakin keras bila terjadi

 pelanggaran di teritori primernya dibandingkan dengan pelanggaran yang terjadi diruang publik.Agresi bisa terjadi disebabkan karena batas teritori tidak jelas.c). Dominasi dan Kontrol.

Dominasi dan kontrol umumnya banyak terjadi di teritori primer. Kemampuan suatu tatananruang untuk menawarkan privasi melalui kontrol teritori menjadi penting.