Teropong di Boscha

23
Benda optik adalah benda yang menggunakan lensa optik untuk melakukan fungsinya dalam membantu kegiatan tertentu. Lensa optik bisa terbuat dari bahan kaca, plastik, fiber, dan lain sebagainya. Berikut di bawah ini merupakan arti definisi / pengertian dari beberapa benda / alat optik yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. 1. Teropong Bintang Teropong bintang adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda di luar angkasa seperti bulan, bintang, komet, dan lain sebagainya. Sifat bayangannya adalah maya, terbalik dan diperbesar. 2. Teropong Bumi Teropong bumi adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda jauh yang ada di permukaan bumi. Bayangan yang terbentuk sifatnya maya, diperbesar dan tegak. 3. Mikroskop Mikroskop adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat suatu benda yang jaraknya dekat dengan ukuran yang sangat kecil (mikron) untuk diperbesar agar dapat dilihat secara detil. Sifat bayangan yang terjadi yaitu maya, terbalik dan diperbesar. Biasanya digunakan untuk melihat bakeri, sel, virus, dan lain-lain. 4. Teropong Prisma Teropong prisma adalah tropong yang berfungsi untuk melihat benda yang jauh agar tampak lebih dekat dan terlihat jelas.

Transcript of Teropong di Boscha

Page 1: Teropong di Boscha

Benda optik adalah benda yang menggunakan lensa optik untuk melakukan fungsinya dalam membantu kegiatan tertentu. Lensa optik bisa terbuat dari bahan kaca, plastik, fiber, dan lain sebagainya. Berikut di bawah ini merupakan arti definisi / pengertian dari beberapa benda / alat optik yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

1. Teropong BintangTeropong bintang adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda di luar angkasa seperti bulan, bintang, komet, dan lain sebagainya. Sifat bayangannya adalah maya, terbalik dan diperbesar.

2. Teropong BumiTeropong bumi adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda jauh yang ada di permukaan bumi. Bayangan yang terbentuk sifatnya maya, diperbesar dan tegak.

3. MikroskopMikroskop adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat suatu benda yang jaraknya dekat dengan ukuran yang sangat kecil (mikron) untuk diperbesar agar dapat dilihat secara detil. Sifat bayangan yang terjadi yaitu maya, terbalik dan diperbesar. Biasanya digunakan untuk melihat bakeri, sel, virus, dan lain-lain.

4. Teropong PrismaTeropong prisma adalah tropong yang berfungsi untuk melihat benda yang jauh agar tampak lebih dekat dan terlihat jelas.

5. PeriskopPeriskop adalah teropong yang digunakan oleh kapal selam yang pada umumnya digunakan untuk melihat keadaan sekitar di luar kapal selam.

6. Teropong CerminTropong Cermin adalah teropong yang digunakan untuk melihat benda-benda langit antariksa dengan sifat gambar tidak terbalik, diperbesar, maya.

Page 2: Teropong di Boscha

7. Teropong RadioTeropong radio adalah benda optik yang digunakan untuk melihat benda angkasa di luar angkasa yang jaraknya sangat jauh sekali.

8. EpiskopEpiskop adalah suatu benda yang berguna untuk memproyeksikan gambar yang tidak tembus cahaya dengan sifat bayangan tegak diperbesar.

9. Proyektor SlideProyektor slide adalah alat yang memiliki fungsi menampilkan bayangan sebuah gambar positif yang dapat ditembus cahaya.

10. Overhead Proyektor / OHPOver Head Projectror adalah benda yang berguna untuk melihat bayangan gambar diapositif seperti yang umumnya digunakan untuk presentasi di kelas.

11. Kaca Pembesar / Lup / LoopKaca pembesar adalah benda optik yang berguna untuk mengamati benda kecil agar tampak lebih besar dan jelas dengan menggunakan jenis lensa positif.

Page 3: Teropong di Boscha

Benda-benda langit yang jaraknya sangat jauh, tidak dapat disaksikan dengan mata telanjang. Oleh karena itu beberapa ahli astronomi kuno menciptakan sebuah teropong yang memiliki prinsip kerja teropong bintang sederhana.

Kemudian oleh ahli astronomi modern, prinsip kerja teropong bintang tersebut mulai dikembangkan agar lebih sempurna dan jauh jarak pantaunya. Sehingga saat ini banyak terdapat teropong bintang berukuran raksasa yang dapat menjangkau jarak jutaan tahun cahaya.

Teropong Bintang

Teropong dan teleskop mempunyai fungsi yang sama, yaitu mengamati benda dengan jarak yang sangat jauh agar lebih jelas terlihat. Teropong bintang mempunyai kegunaan khusus yaitu untuk mengamati benda langit yang hanya nampak jelas jika langit malam sedang tidak tertutup oleh awan. Benda langit itu dapat berupa bintang, bulan, meteor, komet, ataupun planet.

Ada dua jenis teropong bintang yang memiliki prinsip kerja berbeda, yaitu :

Teropong Bias

Jenis ini menggunakan dua buah lensa positif untuk membiaskan bayangan benda yang jauh. Lensanya yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Prinsip kerja teropong bintang jenis ini yaitu, sinar datang sejajar ke lensa objektif, lantas oleh lensa okuler diatur dengan memaju-mundurkan lensa okuler agar bayangan jatuh tepat dititik api lensa okuler. Mata tidak akan cepat lelah jika menggunakan teropong bias.

Teropong pantul

Lensa yang menyusun teropong bintang ini adlah cermin cekung dimana cermin cekung berperan jad lensa objektif, dan juga cermin datar yang fungsinya sebagai pemantul atau reflektor. Sebuah lagi cermin cembung berperan sebagai lensa okuler.

Page 4: Teropong di Boscha

Cara kerjanya sinar masuk ke lensa objektif lalu dipantulkan oleh cermin datar agar bayangan tidak berubah ke lensa okuler, sehingga bayangan jadi nyata dan diperbesar.

BOSCHA

Indonesia memiliki observatorium bintang terbesar di Jawa Barat yang bernama Boscha. Ada lima buah teropong bintang raksasa dan berbagai macam teropong yang ada di sana, yang terbesar bernama Teleskop Refraktor Ganda Zeiss. Diameter ukuran lensa objektifnya adlah 60 cm, dan jumlahnya sebanyak dua buah. Hingga bayangan yang dapat dilihat oleh titik apinya menjadi sangat besar.

Teleskop Refraktor Ganda Zeiss

Teleskop ganda Zeiss 60 cm ini berada pada satu-satunya gedung kubah di Observatorium Bosscha yang telah menjadi landmark Bandung utara selama lebih dari 85 tahun. Bangunan teropong ini dirancang oleh arsitek Bandung ternama, yaitu K. C. P. Wolf Schoemacher, yang juga guru Presiden Soekarno. Teleskop dan gedung kubah ini merupakan sumbangan dari K. A. R. Bosscha yang secara resmi diserahkan kepada Perhimpunan Astronomi Hindia-Belanda pada bulan Juni 1928. Kubah gedung memiliki bobot 56 ton dengan diameter 14,5 m dan terbuat dari baja setebal 2 mm.

Saat ini, Teropong Ganda Zeiss 60cm ini merupakan teleskop terbesar dan tertua di Observatorium Bosscha. Tahun 2008, teleskop ini genap berusia 80 tahun. Sampai sejauh ini, teleskop ini masih

Page 5: Teropong di Boscha

berfungsi dengan baik berkat perawatan yang konsisten. Sistem detektor fotografi pernah digunakan di teleskop ini sampai dengan tahun 1980-an. Sejak awal 1990-an, teknologi detektor dijital (menggunakan CCD astronomi) mulai digunakan di Observatorium Bosscha, untuk meningkatkan tingkat sensitifitas pengamatan. Selain itu, instrumentasi teleskop juga terus dimodernisasi.

Teleskop ini merupakan jenis refraktor (menggunakan lensa) dan terdiri dari 2 teleskop utama dan 1 teleskop pencari (finder). Diameter teleskop utama adalah 60 cm dengan panjang fokus hampir 11 m, dan teleskop pencari berdiameter 40 cm. Medan pandang teleskop pencari adalah 1,5 derajat atau sekitar 3 kali diameter citra bulan purnama. Medan pandang langit yang luas ini memudahkan untuk mengidentifikasi bintang yang hendak diamati, dibandingkan dengan citra bintang di langit melalui peta bintang. Teleskop ini dapat mengamati bintang-bintang yang jauh lebih lemah, kurang lebih 100000 kali lebih lemah dari bintang yang dapat dilihat oleh mata telanjang.

Instrumen utama ini telah digunakan untuk berbagai penelitian astronomi, antara lain untuk pengamatan astrometri, yaitu untuk memperoleh informasi posisi benda langit secara akurat dalam orde sepersepuluh detik busur, khususnya untuk memperoleh orbit bintang ganda visual. Hingga saat ini terdapat koleksi sekitar 10000 data pengamatan bintang ganda visual yang diperoleh dengan menggunakan teleskop ini. Selain itu, teleskop ini juga digunakan untuk pengamatan gerak diri bintang dalam gugus bintang. Teleskop ini juga digunakan untuk pengukuran paralak bintang guna penentuan jarak bintang. Pencitraan dengan CCD juga digunakan untuk mengamati komet dan planet-planet, misalnya Mars, Jupiter, dan Saturnus. Dengan menggunakan spektrograf BCS (Bosscha Compact Spectrograph), teleskop ini secara kontinu melakukan pengamatan spektrum bintang-bintang Be.

Spesifikasi :

Nama Teleskop : Zeiss

Diameter Lensa: 60 cm

Panjang Fokus : 1080 cm

Page 6: Teropong di Boscha

Fokus Rasio : f/18

Skala bayangan : 18,4"/mm

Alat tambahan :

Teleskop Schmidt Bima Sakti

Teleskop Bima Sakti diinstalasi pada tahun 1960 dan merupakan sumbangan dari UNESCO kepada Observatorium Bosscha. Teleskop jenis ini termasuk jarang di dunia.

Teleskop Schmidt Bima Sakti mempunyai sistem optik Schmidt sehingga sering disebut Kamera Schmidt. Teropong ini mempunyai diameter lensa koreksi 51 cm, diameter cermin 71 cm, dan panjang fokus 127 cm. Perbandingan antara panjang fokus terhadap diameter lensa koreksi atau dikenal dengan f-ratio relatif paling kecil di antara teleskop-teleskop besar di Observatorium Bosscha. Angka ini besarnya 2,5, sehingga memang mirip dengan f-ratio kamera biasa. Karena itu, teropong Bima Sakti ini juga dinamakan kamera langit cepat, sedangkan refraktor ganda Zeiss merupakan kamera yang lambat. Artinya, perlu waktu yang lebih lama untuk memotret obyek yang sama apabila menggunakan refraktor Zeiss.

Teleskop ini memiliki medan pandang yang luas, kira-kira 5 x 5 derajat persegi, sehingga teropong sangat baik untuk keperluan

Page 7: Teropong di Boscha

survey. Teropong ini digunakan untuk pengamatan obyek langit dari panjang gelombang biru sampai inframerah dekat, dan juga dilengkapi dengan prisma obyektif dan prisma Racine., dengan sudut prima 6,10, untuk memperoleh spektrum bintang. Dispersi prisma ini pada H-gamma 312A tiap malam. Alat bantu extra-telescope adalah Wedge Sensitometer, untuk menera kehitaman skala terang bintang , dan alat perekam film. Teropong ini sangat peka sehingga sangat mudah terganggu oleh polusi cahaya.

Teropong ini digunakan untuk pengamatan bintang emisi garis hidrogen, bintang-bintang kelas M, bintang-bintang Wolf-Rayet, Struktur galaksi Bima Sakti, mempelajari spektrum bintang, mengamati asteroid,supernova, Nova untuk ditentukan terang dan komposisi kimiawinya, dan untuk memotret objek langit. Diameter lensa koreksi biconcaf-biconfex 50 cm. Titik api/fokus 2,5 meter

Spesifikasi :

Nama Teleskop : Schmidt Bimasakti

Diameter cermin : 71 cm

Panjang Fokus : 127 cm

Fokus Rasio :

Alat Tambahan : lensa korektor, prisma pembias wedge sensitometer

Lain-lain :

Page 8: Teropong di Boscha

Teleskop Refraktor Bamberg

Teropong ini berada pada sebuah gedung beratap setengah silinder dengan atap geser yang dapat bergerak maju-mundur untuk membuka atau menutup. Karena konstruksi bangunan, jangkauan teleskop ini hanya terbatas untuk pengamatan benda langit dengan jarak zenit 60 derajat, atau untuk benda langit yang lebih tinggi dari 30 derajat dan azimut dalam sektor Timur-Selatan-Barat. Untuk obyek langit yang berada di langit utara atau azimut sektor Timur-Utara-Barat praktis tak dapat dijangkau oleh teleskop ini. Teleskop ini selesai diinstalasi awal tahun 1929 dan digerakkan dengan sistem bandul gravitasi, yang secara otomatis mengatur kecepatan teleskop bergerak ke arah barat mengikuti bintang yang ada di medan teleskop sesuai dengan kecepatan rotasi bumi. Teleskop ini juga telah dilengkapi dengan detektor moderen, menggunakan kamera CCD.

Teleskop ini biasa digunakan untuk pengamatan kurva cahaya bintang-bintang variabel, menera terang bintang, menentukan skala jarak, mengukur fotomerti gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, pengamatan matahari, dan untuk mengamati benda langit lainnya. misalnya pengamatan kurva cahaya bintang ganda delta-Capricorni. Teropong Bamberg juga sering digunakan untuk pendidikan publik, misalnya pada Malam Umum, untuk melihat kawah bulan, bintang ganda visual, gugus bintang, planet-planet, dan benda langit lainnya secara langsung melalui okuler teropong.

Page 9: Teropong di Boscha

Dilengkapi dengan fotoelektrik-fotometer untuk mendapatkan skala terang bintang dari intensitas cahaya listrik yang di timbulkan. Diameter lensa 37 cm. Titik api atau fokus 7 meter.

Teleskop Reflektor GAO-ITB

Reflektor GAO-ITB merupakan teleskop generasi baru di Observatorium Bosscha yang diinstalasi tahun 2005 dan sepenuhnya digerakkan dengan kontrol komputer. Teleskop ini berjenis Schmidt-Cassegrain bermerek Celestron dengan diameter cermin 8 inchi (sekitar 20 cm). Teleskop ini berada dalam ruangan dengan atap geser.

Menilik namanya, teleskop ini merupakan hasil kerjasama antara ITB dengan Gunma Astronomical Observatory (GAO), Jepang, dan telah beberapa kali digunakan sebagai teleskop robotik, yaitu pengamatan dari dua tempat jauh (Lembang-Gunma). Teleskop ini dapat digerakkan dari Jepang, dan hasilnya disaksikan secara langsung oleh pengamat di Jepang, yang sebagian besar adalah pengunjung umum atau siswa dan guru. Dan demikian pula sebaliknya. Teleskop di Gunma digerakkan dari Bosscha dan hasilnya disaksikan di Lembang, atau di kampus ITB, didukung oleh fasilitas teleconference. Karena itu, nama lengkap teleskop ini sebenarnya adalah GAO-ITB-RTS (dengan RTS = Remote Telescope System).

Teleskop ini juga banyak digunakan untuk penelitian mahasiswa pascasarjana astronomi.

Page 10: Teropong di Boscha

Spesifikasi :

Nama Teleskop : GAO-ITB-RTS

Diameter cermin : 20 cm

Panjang Fokus : 200 cm

Fokus Rasio : f/10

Alat Tambahan :

Lain - Lain :

Teleskop Hilal

Teleskop Hilal yang dimaksudkan di sini adalah teleskop kecil yang biasa digunakan untuk pengiriman tim pengamat ke beberapa daerah di Indonesia untuk mengamati hilal 1 Ramadhan dan 1 Syawal setiap tahunnya. Teleskop tersebut adalah refraktor William Optics dengan diameter 6 cm dilengkapi dengan mounting Vixen Sphinx dan sebuah detektor sederhana berupa kamera dijita Canon Powershot. Dilengkapi dengan TV Tuner ke sebuah laptop atau desktop, maka sistem ini siap mengirimkan data berupa video tayang-langsung.

Refraktor WO 6 cm

Page 11: Teropong di Boscha

Mounting Vixen Sphinx

Detektor kamera dijital

Terdapat 6 teleskop seperti ini di Observatorium Bosscha dan siap membantu pemerintah untuk melakukan pengamatan hilal pada tanggal-tanggal penting keagamaan tersebut.

Teleskop Cassegrain GOTO

Dengan teleskop ini, objek dapat langsung diamati dengan memasukkan data posisi objek tersebut. Kemudian data hasil pengamatan akan dimasukkan ke media penyimpanan data secara langsung. Teropong ini juga dapat digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang serta pengamatan spektrum bintang. Dilengakapi dengan spektograf dan fotoelektrik-fotometer.

Teleskop Goto berjenis reflektor yaitu menggunakan cermin sebagai pengumpul cahaya. Tepatnya, teropong ini berjenis reflektor Cassegrain dengan diameter cermin utama 45 cm. Cermin utama yang berbentuk parabola memiliki panjang fokus 1,8 m dan cermin sekunder yang berbentuk hiperbola memiliki panjang fokus 5,4 m. Teleskop ini merupakan bantuan dari kementrian luar negeri Jepang melalui program ODA (Overseas Development Agency), Ministry of Foreign Affairs, pada tahun 1989.

Teleskop ini merupakan teleskop pertama di Observatorium Bosscha yang sepenuhnya digerakkan dengan kontrol komputer dan telah dilengkapi dengan kamera CCD dan instrumen lain. Sistem kontrol teleskop ini pernah mengalami kerusakan dan kini telah

Page 12: Teropong di Boscha

sepenuhnya diganti dengan sistem kontrol yang compatible dengan PC biasa.

Teleskop ini digunakan terutama untuk pengamatan bintang-bintang variabel, pengamatan kurva cahaya planet luar-surya, pengamatan asteroid, spektroskopi bintang, dan pencitraaan planet.

Saat ini Observatorium Bosscha telah memasuki era multiwavelength. Gelombang radio mulai dapat ditangkap dan dianalisis di Observatorium Bosscha.

Teleskop radio Bosscha 2.3m adalah adalah instrumen radio jenis SRT (Small Radio Telescope) yang didesain oleh Observatorium MIT-Haystack dan dibuat oleh Cassi Corporation. Teleskop ini bekerja pada panjang gelombang 21 cm atau dalam rentang frekuensi 1400-1440 MHz. Dalam rentang frekluensi tersebut terdapat transisi garis hidrogen netral, sehingga teleskop ini sangat sesuai untuk pengamatan hidrogen netral, misalnya dalam galaksi kita, Bima Sakti. Selain itu, teleskop ini dapat digunakan untuk mengamati obyek-obyek jauh seperti ekstragalaksi dan kuasar. Matahari juga merupakan obyek yang menarik untuk ditelaah dalam panjang gelombang radio ini. Obyek eksotik, seperti pulsar, juga akan menjadi taget pengamatan dengan teleskop radio ini.

Teleskop Radio 2.3m

Page 13: Teropong di Boscha

Teleskop Radio 2,3 m di Observatorium Bosscha

Teleskop ini dapat digunakan untuk pengamatan dalam mode spektral dengan resolusi 7,8 kHz untuk bandwidth 1,2 MHz, atau dengan resolusi sangat tinggi 1,8 kHz namun dengan bandwidth yang jauh lebih pendek. Mapping juga dapat dilakukan, namun dengan resolusi  beam hanya sekitar 7 derajat. Pengamatan dalam mode kontinum memberikan bandwidth selebar 40 MHz dengan bin sebesar 1 MHz. Teleskop ini diinstalasi pada puncak bekas menara meteorologi di Observatorium Bosscha untuk mendapatkan coverage langit yang maksimal (tanpa terhalang pepohonan). Ruang kontrol dibuat di bawahnya.

Teleskop ini, yang mendapatkan first light pada bulan Desember 2008, menginisiasi pengembangan astronomi radio di Indonesia dan akan terus dikembangkan menjadi interferometer radio multi-elemen.

Page 14: Teropong di Boscha

Teleskop Radio JOVE

Teleskop radio JOVE tidak lain adalah teleskop radio hasil rancangan NASA Radio JOVE Project yang ditujukan untuk mengamati semburan radio dari Jupiter (Jupiter noise storm) serta semburan matahari Type III pada frekuensi 20,1 MHz. Teleskop ini menggunakan antena array berupa dual-dipole. Receiver dibuat bekerjasama dengan Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro, STEI, ITB. Sebanyak dua receiver telah selesai dikerjakan. Sebuah interferometer JOVE saat ini sedang dalam tahap penyelesaian di Observatorium Bosscha. 

Dengan teleskop radio ini, Observatorium Bosscha dapat turut mengikuti jaringan pengamatan semburan Jupiter dan Matahari di dunia. Khusus untuk pengamatan Matahari, teleskop ini menjadi pendamping pengamatan radio untuk pengamatan optik dari Teropong Surya di Observatorium Bosscha.

Teropong Surya

Observatorium Bosscha telah selesai membangun teropong matahari, yaitu set teleskop dijital, yang terdiri dari 3 buah telekop Coronado dengan 3 filter yang berbeda, serta sebuah teleskop proyeksi citra Matahari yang sepenuhnya dibuat sendiri. Fasilitas ini dapat terealisasi berkat sumbangan dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan, Negeri Belanda, Leids Kerkhoven-Bosscha Fonds, Departemen Pendidikan Nasional, serta Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Fasilitas baru ini dapat digunakan untuk penelitian, pendidikan, maupun untuk pengabdian kepada masyarakat. Dari sisi layanan publik, fasilitas ini akan menjadi bagian penting dari pendidikan informal yang dapat diberikan oleh Observatorium Bosscha kepada publik. Semua ini merupakan wujud dari upaya Observatorium Bosscha memodernisasi dirinya sambil tetap menjaga sejarahnya. Fasilitas teropong surya ini berdiri pada lahan bekas teropong transit yang sudah tidak digunakan lagi, dan pernah digunakan sebagai titik pengamatan topografi. Bekas titik tersebut masih dipertahankan di dalam interior gedung teropong. Gedung ini dirancang oleh Dr. Wijaya Martokusumo dari SAPPK-ITB.

Page 15: Teropong di Boscha

Berbagai komponen teleskop dibuat sendiri kecuali teleskop Coronado yang merupakan teleskop didesain khusus untuk keperluan pengamatan Matahari. Fasilitas ini terdiri dari dua buah sistem teleskop, yang pertama merupakan teleskop dijital bekerja pada 3 panjang gelombang, yaitu H-alpha, Kalsium II, dan cahaya putih yang ditujukan untuk mengamati bintik matahari. Teleskop kedua adalah sebuah coleostat yang ditujukan untuk membuat proyeksi citra dan spektrum matahari secara analog. Dengan demikian keduanya dapat berfungsi sebagai teleskop tayang-langsung (real-time), dan dapat dilihat melalui jaringan internet. Dengan sistem ini, fasilitas ini dapat berfungsi sebagai kolektor data ilmiah maupun sebagai sarana pendidikan publik  yang cukup efektif. Variasi kenampakan matahari dapat dimonitor dan publik diharapkan dapat mengesani fenomena cuaca antariksa.

Fasilitas Teropong Surya ini juga dilengkapi dengan poster-poster berisi informasi tentang matahari serta  perangkat lunak World Wide Telescope yang disumbangkan oleh Microsoft Indonesia kepada Observatorium Bosscha.

Teleskop Pelatihan Sejak tahun 2003, Observatorium Bosscha merupakan sentra pelatihan Tim Olimpiade Astronomi Indonesia di tingkat internasional. Sejak saat itu pula, tim yang dibina oleh para staf Program Studi dan KK Astronomi ITB ini selalu berprestasi. Secara berkala anggota tim yang dipilih melalui seleksi di Olimpiade Sains Nasional setiap tahunnya dilatih di Observatorium Bosscha. Peralatan yang digunakan adalah set teleskop portable yang disediakan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Teleskop ini juga digunakan untuk lomba observasi di Olimpiade Sains Nasional, terdiri dari Celestron C8 dan C11 dilengkapi dengan CCD dan asesoris lainnya.

 

Page 16: Teropong di Boscha

 

 

Teleskop-teleskop ini juga digunakan oleh mahasiswa astronomi melakukan praktikum laboratorium astronomi.

Page 17: Teropong di Boscha

Teleskop Refraktor Unitron

Teropong ini diinstalasi pada mounting Zeiss yang masih asli dengan sistem penggerak bandul gravitasi, sama seperti pada teropong Bamberg.Teleskop ini biasa digunakan untuk melakukan pengamatan hilal, pengamatan gerhana bulan dan gerhana matahari, dan pemotretan bintik matahari serta pengamatan benda-benda langit lain. Dengan diameter lensa 13 cm, dan fokus 87 cm

  Teleskop ini juga digunakan untuk publik pada acara Malam Umum, untuk mengamati bintang ganda visual, planet-planet, serta obyek-obyek yang menarik yang dapat dilihat pada saat pengamatan.