Terobosan Edisi Reguler 370

12
TëROBOSAN ADVERTISING Satu Tahun Bersama Kabinet Merdeka Antara Kekesalan Mahasiswa dan Rapor Merah Atdik Tërobosan dan Pinokio Edisi Reguler 370, 18 Agustus 2015 Edisi Reguler 370, 18 Agustus 2015

description

Telah terbit buletin Terobosan Edisi Reguler 370

Transcript of Terobosan Edisi Reguler 370

Page 1: Terobosan Edisi Reguler 370

TëROBOSAN

AD

VER

TISI

NG

Satu Tahun

Bersama Kabinet Merdeka

Antara Kekesalan Mahasiswa dan Rapor Merah Atdik

Tërobosan dan Pinokio

Edisi Reguler 370, 18 Agustus 2015 Edisi Reguler 370, 18 Agustus 2015

Page 2: Terobosan Edisi Reguler 370

2

TëROBOSAN

- E

dis

i Reg

ule

r 3

70

– A

gust

us

20

15

Sekapur Sirih, Memetik Buah Perjalanan

Halaman 2

Sikap, Tërobosan dan Pinokio

Halaman 3

Laporan Utama, Satu Tahun Bersama Kabinet

Merdeka

Halaman 4,5,9

Komentar Peristiwa, Pemakzulan Fahmi Luk-

man: Antara Kekesalan Mahasiswa dan Rapor

Merah Atdik

Halaman 6,7,8,11

Seputar Kita, Gamajatim Mesir Sukses Menggelar

SPA XVII l Sekolah Ibu Part II

Halaman 9

Opini, Efek Samping

Halaman 10

Sketsa, Siapkah Menuju Tahun Ajaran Baru? Halaman 11

Terbit perdana pada 21 Ok-

tober 1990. Pendiri: Syari-

fuddin Abdullah, Tabrani

Sabirin. Pemimpin Umum:

Furna Hubbatalillah. Pem-

impin Redaksi: Ikmal Al

Hudawi Pemimpin Perus-

ahaan: Nuansa Garini,

Nenden Wia Darojatun. Dewan Redaksi: M.

Hadi Bakri, Abdul Malik, Fachry Ganiardi, Heni

Septianing, Iis Isti’anah. Reportase: Mohammad

Al Chudlori, Syaeful Anam, Muharrid Iqomatud-

din, Anugrah Abiyyu, Amrul Irsyadi, Muhammad

Irfan. Editor: Ainun Mardiyah. Tata Letak: Mo-

hammad Al Chudlori. Karikatur: Rijal W. Rizkil-

lah. Pembantu Umum: Keluarga TëROBOSAN. Alamat Redaksi: Indonesian Hostel-302 Floor

04, 08 el-Wahran St. Rabea el-Adawea, Nasr City

Cairo-Egypt. Telepon: 22609228, E-mail: tero-

[email protected]. Facebook : Terobo-

san Masisir. Untuk pemasangan iklan, pengaduan

atau berlangganan silakan menghubungi nomor

telepon : 01201744923 (Ikmal),

01100159534 (Furna), 01143350499

(Nenden).

Memetik Buah Perjalanan Udara yang berhembus

adalah nafas kehidupan. Matahari yang bersinar merupakan pemantik api dinamika. Aliran air yang terus mengalir adalah sumber kehidupan kita. Dan buletin te robosan akan terus mewarnai dinamika hidup dalam dunia ke-Masisir-an. Ten-tunya dengan berbagai macam berita ter-aktual dalam dinamika Masisir.

Hadirnya buletin te robosan tentunya tidak lepas dari dialektika yang berkembang dalam sebuah entitas sosial Masisir. Dinamika yang terus berputar selalu menawarkan wacana dan data untuk diolah, kemudian disajikan dalam bentuk berita dan opini-opini, yang selanjutnya mampu mempengaruhi tatanan sosial dan budaya Masisir.

Setelah terbitan pasca ujian yang membahas polemik besar terkait Temus, yang tidak segan-segan mengguncang setiap lapisan organisasi masisir, kini kami hadir dengan sesuatu yang sedikit anti-mainstream. Bagaimana Masisir memulai peristiwa fenomenal bersejarah “Aksi Damai Pemakzulan Atase Pendidikan”, kronologi peristiwa yang berlangsung, serta faktor internal maupun eksternal yang melatarbelakangi

puncak acara yang berlangsung di halaman KBRI Cairo. Bagaimana akhir dari perjuangan tersebut? Berhasilkah Masisir menurunkan Fahmi Lukman dari kursi kekuasaannya? Berbuah maniskah atau masih meninggalkan jejak hitam? Temukan jawabannya di rubrik komentar peristi-wa.

Selain itu, pada edisi kali ini, kami juga menyajikan hasil kumulatif kinerja PPMI Mesir selama satu tahun masa kepemimpinan. Tentunya berdasarkan investigasi sekaligus testimoni dari beberapa mahasiswa. Apakah kinerja selama setahun mampu mem-bangun pergerakan dinamis? Memberi perubahan yang signifikan, atau bahkan stagnan?

Temukan jawabannya di rubrik laporan utama.

Dan berbagai macam rubrik kami sajikan dengan bentuk menarik untuk di baca. Ada sketsa, sastra, opini dan lainnya bisa di dapatkan dalam buletin kami. Kritik dan saran akan selalu kami tampung demi kualitas berita yang telah dan akan dimuat untuk edisi selanjutnya.

Tidak lupa ucapan terima kasih pada seluruh pihak yang turut andil dalam penerbitan edisi ke 370 ini. Semoga bermanfaat dan terus menyajikan info-info ter-aktual di bumi Masisir ini.

Selamat Membaca!

“Tajam tanpa melukai, kritis tanpa menelanjangi.”

[ë]

Fast Copy

Menerima segala jenis fotokopi

Saqor, Hay Asyir

Hp: 01122282299

Page 3: Terobosan Edisi Reguler 370

TëROBOSAN

—Ed

isi Regu

ler 37

0 – A

gustu

s 20

15

Rubrik Sikap adalah editorial buletin TëROBOSAN. Ditulis oleh tim redaksi TëROBOSAN dan mewakili suara resmi dari TëROBOSAN terhadap

suatu perkara. Tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab redaksi.

Serial drama Korea Pinoccio menghadir-

kan kisah seorang wartawan yang mengha-ruskan data yang disajikannya dalam berita, sesuai dengan fakta. Ada hal menarik, ialah Choi In Ha yang memiliki kelainan yang unik. Choi In Ha mengidap ‘sindrom pinoc-cio’, dia akan cegukan saat berbohong. Ini menjadi kendala bagi dirinya, karena terka-dang perusahaan penyiaran memiliki kepentingan yang menuntut adanya manip-ulasi data.

Kesimpang siuran atas isu dan informasi merupakan hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan masyarakat di saat ini. Saat di-mana berita sangat mudah sekali menyebar. Isi sebuah berita bergantung pada kepent-ingan yang melatar belakanginya. Jika ber-prinsip pada kebenaran, dan memiliki visi mencerdaskan, tentunya media sebagai sarana penting dalam transformasi data, harus bisa menjadi alat klarifikasi yang am-puh demi stabilitas kehidupan masyarakat.

Ya, dewasa ini media tergambar begitu melenceng dari cita-cita pers. Tidak heran apabila banyak komentar miring seputar media. Ini semua karena mereka hadir dengan aneka kepentingan yang timbul dalam tubuh media. Data yang diperoleh terkontaminasi dan dimanipulasi, sehingga sangat sulit untuk mencari fakta yang sesungguhnya.

Sebagai media, te robosan pun tidak lepas dari praduga-praduga tersebut. Bahkan ada pembaca yang sempat bertan-ya, “Mengapa te robosan selalu member-itakan sesuatu yang berbau negatif?” ungkapnya. Untuk itu, wajar jika pertan-yaan ini terlontar. Akan tetapi, te robosan sebagai media independen tidak terlalu sulit untuk menjawab itu semua.

Kejadian di atas menjadi sebuah keba-hagiaan sekaligus menjadi warning alarm bagi media. Ini seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Satu sisi mengabar-kan sebuah kegembiraan, karena masih banyak orang yang gemar membaca dan peduli terhadap media. Namun di satu sisi yang lain menjadi pengingat bahwa wajah media harus dibersihkan.

Media merupakan cerminan dalam tatanan masyarakat. Adanya kebebasan pers menjadi penanda akan tingkat demo-krasi suatu Negara. Hidup matinya pers dalam sebuah peradaban menjadi penanda akan majunya peradaban masyarakat terse-but. Karena dengan adanya media, kita bisa mengamati perkembangan sebuah masyarakat. Karena sewajarnya, media menyajikan informasi yang tak jauh dari lingkungan sekitarnya.

Kebebasan pers harus kita junjung ting-gi agar masyarakat kita teridentifikasi se-

bagi masyarkat yang maju, dan agar masyarakat mampu bercermin, membaca kondisi disekitar dirinya. Namun tetap saja kebebasan pers ini harus sama-sama kita kawal agar terjadi kesinambungan komu-nikasi, antara media dan pembacanya, se-hingga keduanya dapat saling bertanggung jawab. Terutama media, ia harus benar-benar adil dalam menyampaikan berita.

Dengan demikian, masyarakat Masisir benar-benar hidup dengan adanya timbal balik komunikasi antara media dengan pembacanya. Ini menjadi penanda dinamis dan idealnya tatanan masyarakat kita. Otokritik, terlebih saling mengkritik satu sama lain, adalah ciri kehidupan Masisir semenjak dahulu.

Perlu kita ketahui bersama, bahwa beri-ta yang disajikan oleh media massa tidak melulu berita positif, yakni berita yang sela-lu menyenangkan. Apalagi dalam dunia jurnalistik, terdapat motto ‘Bad News is Good News’. Sebuah media bebas member-itakan apa saja, baik berita positif, maupun berita negatif. Karena yang paling penting, fakta harus disampaikan. Hal demikian-lah yang selalu kami upayakan untuk Masisir. Tidak ada maksud lain, kecuali menjadi sarana klarifikasi atas simpang-siurnya isu yang ada dalam masyarakat kita, Masisir.

Aktualitas juga menjadi komponen penting yang tidak kami lewatkan di setiap berita yang kami sajikan. Bagaimana mung-kin ketika terjadi peristiwa, misalnya pemakzulan Atdik KBRI Kairo, lantas setelahnya kita menyajikan berita-berita travelling. Untuk itu, aktualitas adalah salah satu poin yang selalu kami upayakan untuk Masisir.

Berita apa saja yang hendak disajikan, tentu waktunya harus-lah tepat, sesuai kebutuhan pembaca, yang dalam hal ini adalah Masisir. Seperti ketika tidak adanya isu-isu negatif (tidak menyenangkan), misalnya pada saat liburan, maka yang kita angkat adalah edisi mengenai travelling.

Materi berita yang disampaikan juga merupakan buah pikir dari para insan me-dia, yang kemudian disahkan melalui se-buah sidang redaksi. Setiap wacana yang di ke-tengah-kan, harus melalui penyaringan ketat, diantaranya yang dipertimbangkan adalah aktualitas, kekayaan data dan fakta, dan yang lebih penting, urgensitasnya ter-hadap Masisir.

Menyampaikan berita merupakan tugas utama bagi perangkat jurnalistik, berpacu dengan tugas utama ini tentu menjadi amanat besar bagi media dan insan media, untuk menyampaikan kebenaran. Meskipun berita menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat, dengan maraknya media, lebih-

lebih media sosial, pekerjaan jurnalistik tetap tidak boleh dianggap remeh.

Berita adalah sesuatu yang sakral bagi para jurnalis. Dengan berita dan tentunya melalui media, jurnalis mampu mengatur kondisi masyarakat, mengarahkan, bahkan mengubah dunia. Untuk itu, jurnalis yang tidak memegang teguh cita-cita luhur pers, dapat dengan mudah memadamkan lampu dunia yang terang, menjadi gelap gulita.

Namun seperti dunia perfilman, media juga memiliki tokoh protagonis yang men-jadi superhero. Mereka mengubah dunia ini melalui kebenaran, menyalakan lampu ter-ang, dan mengobarkan api semangat kema-juan bagi dunia.

Tidak dapat dipungkiri, media memiliki pengaruh yang sangat besar untuk merubah pola pikir maupun laku hidup masyarakat. Akan tetapi, hal demikian tidak boleh di-manfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Media massa harus mempunyai prinsip, yakni menyampaikan fakta, demi meluruskan opini masyarakat yang berbeda-beda atas kesimpang-siuran sebuah isu.

Media harus mampu menempatkan posisinya sebagai pelopor penyampai kebenaran. Serta moderatisme, selalu di tengah dan menjadi penengah, adalah prin-sip yang harus dipegang oleh media dan insan media, demi membangun dinamika yang seimbang.

Akan tetapi, apabila dalam suatu media terdapat kepentingan negatif yang mem-belakanginya, maka bagaimana bisa sebuah media dapat menjadi penerang?

Kita mampu berkaca pada kegigihan Choi In Ha, bahwa kebenaran adalah harga mati yang apabila terlupa, mempunyai pengingatnya sendiri. Lalu, mampukah te ro-bosan menularkan virus Pinoccio?

[ë]

Tërobosan dan Pinokio

Www.apptweak.com

Page 4: Terobosan Edisi Reguler 370

4

TëROBOSAN

- E

dis

i Reg

ule

r 3

70

– A

gust

us

20

15

Satu Tahun Bersama Kabinet Merdeka Satu tahun kabinet Merdeka telah men-

jalankan tugasnya. Sudah tiba waktunya bagi DPP-PPMI di bawah nahkoda Agus dan Hujaj untuk berlabuh. Bermacam-macam agenda yang ditawarkan untuk mewarnai dinamika Masisir pun dilaksanakan. Oleh karena itu tim Tërobosan mencoba untuk menelusuri kinerja PPMI selama satu tahun ini.

Setelah kabinet merdeka dibentuk dan dilantik oleh MPA, di awal masa jabatannya pasangan Agus & Hujaj langsung meluncur-kan salah satu program unggulannya dengan mendekatkan Masisir ke al-Azhar. Yaitu mengadakan acara pembukaan kegiatan yang menghadirkan salah satu Masyayikh al-Azhar, Syekh Usamah as-Sakandari. Acara yang bertempat di Rumah Limas ini dire-spon dengan baik oleh Masisir, terlihat dari banyaknya orang yang hadir pada acara itu.

Dalam bidang akademis, PPMI juga merancang beberapa program yang beker-jasama langsung dengan senat-senat. Karena senat meru-pakan badan otonom yang berada di bawah PPMI yang lebih cenderung menggeluti bidang pendidikan.

Di antara kegiatannya adalah diadakannya talaqi di rumah kekeluargaan, sehingga bagi Masisir yang tinggal dikawa-san Hay Asyir lebih mudah untuk mengikutinya. Di antara kekeluargaan yang ikut berkontribusi dalam kegiatan tersebut adalah KPJ, KMA, KMJ & KKS. Kegiatan talaqi yang diadakan mingguan dan bulanan tersebut mendapat-kan respon yang cukup baik, melihat dari Masisir yang antusias dalam mengikutinya khususnya kajian yang menghadirkan Syekh Hisyam Kamil.“Program ini kami kira cukup sukses, karena melihat peserta yang hadir lumayan banyak, sekalipun ada sebagian pengajian yang tidak terlalu banyak diikuti Masisir, karena melihat Syekhnya yang be-lum terlalu dikenal”, papar Hujaj ketika di-wawancara tim Tërobosan.

Kemudian PPMI juga mengadakan bimb-ingan belajar sebelum Masisir menghadapi ujian al-Azhar. Kegiatan bimbingan belajar ini lebih difokuskan bagi mereka yang baru tingkat I dan II, karena melihat kemampuan mereka dalam memahami muqoror belum terlalu maksimal. Tidak hanya bimbingan belajar saja, untuk lebih mengetahui bagaimana bentuk soal yang diujikan oleh al-Azhar, PPMI, Senat, dan kekeluargaan men-

gadakan Try Out sebelum ujian secara ser-empak pada setiap fakultas dalam satu wak-tu.

Dalam bidang kepenulisan PPMI menga-dakan KOLAM (Kongko Latihan Menulis) yang menghadirkan tiga penulis dan pegiat sastra dari Indonesia yaitu Soesi Sastro, Free Hearty dan Fatin Hamama. Acara yang dil-aksanakan di Solah Kamil Madinet Naser ini dibanjiri oleh ratusan Mahasiswa Indonesia di Mesir. Dalam kepanitiannya PPMI menye-rahkan sepenuhnya kepada marhalah Imtiyaz (kedatangan tahun 2014-2015), karena ini menjadi salah satu wadah beroganisasi bagi mereka. “ Kolam diseleng-garakan untuk menumbuhkan minat bakat menulis di Masisir. Dan kenapa harus Imtiyaz, karena sebagai wadah pelatihan

mereka berorganisasi untuk Masisir yang lebih baik”, papar Agus sebagai presiden PPMI.

Bidang Olahraga

Akan tetapi jika kita menengok kinerja PPMI dalam bidang olahraga, tidak se-eksis dalam bidang akademik. Itupun masih dapat dihitung dengan jari, hanya beberapa even saja yang PPMI selenggarakan selama satu tahun ini. Ternyata, penyebab sedikitnya penyelenggaraan even yang sering ditujukan untuk mempererat persahabatan sekaligus menyehatkan badan ini, karena terganjal dana.

Kalau dihitung tidak lebih dari tiga even yang telah diselenggarakan oleh DPP PPMI, di antaranya; Bola Basket, Tenis Meja, dan acara festival Idul Fitri bekerja sama dengan KBRI yang mencakup banyak bidang olahraga. Kalau melihat kompetisi yang si-fatnya melibatkan Mahasiswa Asing tidak ada sama sekali. “Menurut saya kinerja PPMI tahun sekarang cukup bagus, khususnya kegiatan talaqi-talaqi yang bertempat

dikawasan Hay Asyir. Tetapi dari segi kegiatan yang sifatnya Internasional, belum saya rasakan khususnya dalam bidang olahraga”, Ungkap Asep salah satu Lulusan al-Azhar Tahun 2015 Fakultas Syariah.

Untuk even Indonesia Games selama dua tahun sekarang belum bisa terlaksana, melihat dari beberapa kendala yang dihada-pi PPMI khsusunya masalah dana Karena di tahun sebelum-sebelumnya yang menghan-dle dana tersebut adalah KBRI, sedangkan dua tahun sekarang KBRI mempunyai ke-bijakan yang berbeda. Jika PPMI sendiri yang menghandle semua dana tersebut merasa keberatan, karena akan menghabiskan dana yang sangat besar, berkisar 28.000 Le. “Pada masa jabatan Pak Jamil KBRI masih menghandle dana untuk Indonesia Games,

tetapi pada masa jab-atan Pak Batubara dan saya KBRI sudah beda lagi kebijakannya”, ungkap Hujaj selaku Wakil Presiden PPMI.

Bidang Seni dan Musik

Dalam bidang seni dan musik ada be-berapa kegiatan yang telah PPMI lak-sanakan, bahkan ru-ang lingkupnya bukan hanya WNI, tetapi Internasional. Di an-taranya dalah pentas seni yang dil-aksanakan di Nadi Wafidin Ramsis, acara tersebut diikuti oleh beberapa negara dari benua Asia dan Afrika.

Dari Indonesia mengutus dua penampilan; Marawis dari KPJ, dan Tapak Suci Kairo. Bahkan acara ini dihadiri oleh Dr. Hilali as-Syirbini, wakil menteri pendidikan dan ke-budayaan Mesir.

Kegiatan yang lainnya adalah pameran budaya Indonesia di halaman kampus fakultas kedokteran di Benha. Acara tersebut diikuti oleh perwakilan berbagai negara, di antaranya adalah Korea Selatan, Saudi Ara-bia, Irak, Sudan, Syuriah, dan negara yang lainnya. Selain menampilkan beberapa lukis-an-lukisan tentang budaya dan keindahan Indonesia, Tapak Suci Kairo dan Akustik Masisir pun ikut memeriahkan acara pameran kebudayaan tersebut.

Di antara semua kegiatan yang sudah dijalankan PPMI, ada satu acara yang bisa dibilang cukup besar, yaitu Maulid Nabi yang dilakana di Mesjid az-Zahro Hay Sadis. Hal ini kerena melihat banyaknya peserta yang mengikuti acara tersebut, bahkan sampai 900 orang lebih. Yang hadirpun bukan hanya orang Indonesia saja, tetapi peserta juga

Doc: PPMI Mesir

Page 5: Terobosan Edisi Reguler 370

TëROBOSAN

—Ed

isi Regu

ler 37

0 – A

gustu

s 20

15

berasal dari beberapa negara tetangga; Ma-laysia, Thailand, Singapur dan negara yang lainnya.

Selama masa jabatannya, presiden Agus dan wakilnya Hujaj merasa telah melaksanakan semua proker-prokernya un-tuk Masisir, meski keduanya juga mengakui ada program yang sudah maksimal dan ada yang belum. Di antara program yang belum maksimal misalnya TV Masisir, walaupun kabinet Merdeka adalah perintisnya, tetapi terdapat beberapa kendala untuk melaksanakannya. Sekalipun dari segi peralatan sudah lengkap, seperti handycame, tripot. “Saya kira proker-proker kita sudah terlaksana semua, cuma ada yang sudah maksimal ada yang belum maksimal, di an-taranya adalah TV Masisir “, papar Hujaj keti-ka diwawancarai tim Tërobosan.

Tidak hanya itu, ada beberapa kendala lain yang dihadapi PPMI ketika menjalankan kegiatan-kegiatan di Masisir, salah satunya adalah adanya bentrokan antara satu acara dengan yang lainnya. Seperti dengan acara kekeluargaan, almamater ataupun afiliatif. Hal itu tentu saja mempengaruhi efektifitas pelaksanaan proker PPMI.

Oleh karenanya, untuk mengurangi adan-ya bentrokan acara di Masisir, PPMI menga-dakan forum 40 hari. Forum ini dibentuk guna mengumpulkan 17 kekeluargaan, untuk mengatur agenda-agenda yang akan dil-aksanakan oleh PPMI ataupun kekeluargaan. Dengan demikian kemungkinan adanya ben-trokan antara satu acara dengan yang lainnya dapat diperkecil.

Adapun terkait sumber dana yang PPMI gunakan untuk kegiatan-kegiatan di Masisir adalah; a. Temus, karena setiap Masisir yang berangkat temus wajib memberikan iuran ke kas PPMI, b. Sisa dari PPMI tahun sebe-lumnya, c. Dari anak baru yang datang ke Mesir, d. Mengajukan proposal ke KBRI dan instansi-instansi yang lain jika acaranya be-sar, e. Muhsinin, khususnya untuk konsumsi. Tetapi untuk badan usaha sendiri, PPMI sam-pai sekarang belum punya.

Dan terakhir ada beberapa pesan yang di sampaikan wakil presiden PPMI ketika diwa-wancarai oleh tim Tërobosan untuk PPMI kedepannya. Pertama, bahwa PPMI harus bisa memberikan keseimbangan terhadap Masisir. Dalam artian bagaimana caranya supaya Masisir tidak hanya disibukkan oleh talaqi sehingga lupa dengan organisasi atau-pun sebaliknya. Kedua, bagaimana caranya PPMI kedepannya bisa go Internasional, se-hingga kegiatan-kegiatan PPMI tidak hanya bisa dinikmati oleh Masisir saja, tetapi juga bisa dinikmati oleh orang-orang yang ada di Nusantara.

Lantas apa saja komentar Masisir terkait kinerja kabinet Merdeka? Tim Tërobosan mencoba untuk mengumpulkan komentar

dari beberapa Masisir terkait kinerja DPP-PPMI periode 2014-2015 selama masa tu-gasnya:

Tanggapan saya terkait kinerja DPP PPMI masa bakti 2014-2015 yang dinakhodai Agus cukup baik. Hal-hal yang baik yang pernah dilakukan oleh Presiden-presiden sebelmunya dipertahankan seperti program Visa Kolektif (yg digagas PPMI masa bakti 2012-2013) dan kedekatan dengan masya-yikh Azhar. Dalam perjalananya setahun kebelakang saya melihat bahwa DPP PPMI masa bakti 2014-2015 yang dinakhodai oleh Agus memiliki terobosan-terobosan baru yang perlu diapresiasi seperti sinergi organ-isasi-organisasi di lingkungan PPMI Mesir dalam wadah Kenduri Masisir dan peka ter-hdap probelematika kekinian Masisir. ( Jamil Abdul Latief, Lc. Presiden PPMI Periode 2012-2013)

Pergerakan PPMI pada periode Agus Su-santo ini terlihat rapih dan cukup padat, na-mun tidak terlihat banyak gebrakan baru. Mengingat dominasi pergerakan mereka lebih pada pengkawalan serta perapihan progres-progres yang sudah dilakukan oleh PPMI periode Amrizal Batubara. (Alfarobi, Pimpinan MPA PPMI Periode 2014-2015)

Pendapat saya secara pribadi tentang Pak Presiden: Beliau hebat bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan Masisir, serta mam-pu mengakomodir ketika Masisir butuh "bergerak". Selalu hadir terdepan mewakili Masisir dalam setiap sikon. Namun tentu saja setiap orang punya kekurangan, saya harap ke depannya Pak Agus bisa lebih komu-nikatif. Alhamdulillah Bung Hujaj bisa melengkapi bagian ini dengan sangat baik. Harapan saya untuk presiden selanjutnya, semoga bisa memaksimalkan SGS di tubuh PPMI meneruskan kerja keras MPA BPA dan DPP tahun ini. (Maryam Nazar Haris, Ketua BPA PPMI Periode 2014-2015)

Sejak dari awal ketika mas Agus dan mas Hujaj terpilih menjadi ketua PPMI, dan sam-pai sekarang-masa akhir jabatan-ini, gerakan PPMI solid dan kinerja PPMI dapat diterima-terlepas dari masalah telur di as-Salam lalu. (Uweis al-Qorny, Pimred Buletin Prestasi-KSW)

Yang saya lihat dan yang saya rasakan; PPMI kabinet Merdeka periode 2014-2015 yang diimami Bung Agus dan Mas Hujaj, mereka sangat kompak. Hampir semua agen-da di setiap divisinya berjalan dengan baik. Selain itu Kabinet kali ini sangat care dengan kegiatan intelektual Masisir, dalam hal ini perpustakaan. Adanya kerjasama dan langkah-langkah kongkrit yang ditempuh bersama PMIK, adalah bukti real-nya. Dan itu yg selalu kami harapkan dari setiap pengurus PPMI. Mengingat perpustakaan sebagai sum-ber referensi menempati posisi sentral dalam laju keilmuan setiap komunitas pelajar dan

mahasiswa. (Cep Badar Aliyudin, Kepala PMIK 2014-2015)

Tanggapan saya; luar biasa, kedekatan kepada Ulama mampu melancarkan nyaris segala urusan, dan berhasil menggiring Masisir ke atmosfer ilmiyah dan dekat kepa-da Ulama. (Mukhtar Athorid, Ketua KPMJB)

Setiap periode pastinya memiliki kelebi-han dan kekurangan. Dan saya pribadi mem-berikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada DPP PPMI tahun ini dalam kera-pihannya dalam berorganisasi, kekompakan dalam bekerja baik dari dalam BPH hingga seluruh jajaran kabinet. Hal ini dibuktikan dengan turunnya seluruh jajaran kabinet Merdeka dalam setiap acara yang diadakan DPP PPMI itu sendiri. Dan untuk kekurangan hanya beberapa hal yang sebenarnya penting tetapi mereka dapat menutupinya bersama dan saya rasa dapat dimaklumi. Selamat Kab-inet Merdeka!! (Ramadin Akbar, Sekjen PPMI Periode 2013-2014)

Kita tidak mungkin mengingkari saat melihat Agus dan Hujaj begitu solid dan kompak selama setahun ini. Iya, mindset khidmah begitu kentara terlihat dari mereka berdua. Meskipun demikian, nyatanya hal itu tidak membuat kita menutup mata, kalau kinerja pemerintahan mereka sangat tidak efektif.

Artinya, pemerintahan Agus-Hujaj tidak memaksimalkan orang-orang yang mereka pilih di kabinet untuk membantu mereka merealisasikan visi dan misi. Saya tidak tahu, apakah Agus-Hujaj begitu baik hati, sehingga mereka berdua lebih memilih lelah sendiri; ataukah mereka lupa kalau mereka punya kabinet. Salah satu buktinya, sebagaimana diamini oleh Hujaj, adalah kejadian setiap Sabtu dan Senin di kantor Imigrasi Buus. (Ahmad Satriawan Hariadi, Lc. Pimred Jurnal Himmah Periode 2012-2013)

Sebagaimana pepatah mengatakan “kullu rosin ro’yun”. Kinerja kabinet Merdeka dalam setahun ini saya rasa sudah cukup baik da-lam mengayomi aspirasi-aspirasi yang beraneka ragam di Masisir. Good job!!!, semo-ga kedepannya bisa jauh lebih baik lagi. Bah-wa PPMI tidak hanya sebagai wadah penam-pung aspirasi, tapi juga harus ada realisasi. (Ikah Atikah, Mahasiswi al-Azhar Fakultas Syariah)

Secara global, kinerja PPMI tahun ini cukup memuaskan. Tapi, seperti pepatah kuno yang menyatakan bahwa tak ada gading yang tak retak itu juga berlaku terhadap se-tiap kepemimpinan yang ada. Ada beberapa catatan yang mungkin perlu diperhatikan untuk PPMI kedepan.

Yang pertama, jangan sampai Masisir dalam hal ini diwakili oleh PPMI gampang menjadi "bulan-bulanan" KBRI dalam ke-

Lanjut ke hal 9….

Page 6: Terobosan Edisi Reguler 370

6

TëROBOSAN

- E

dis

i Reg

ule

r 3

70

– A

gust

us

20

15

Pemakzulan Fahmy Lukman:

Antara Kekesalan Mahasiswa dan Rapor Merah Atdik

Geliat pergerakan mahasiswa bukan han-ya dibuktikan dengan kemampuan me-nyukseskan kegiatan studi atau orientasi kepemudaan dan kepemimpinan sa-ja.Mahasiswa adalah ujung piramid kekuasaan.Peletakan morfem ‘maha’ menan-dakan suatu kedigdayaan tertinggi.Pantas apabila mahasiswa dielu-elukan sebagai agen perubahan.Mengobrak-abrik pemerintahan sudah kerap kali dijumpai sebagai bentuk dari kedigdayaan tersebut. Bagi Indonesia, Revolusi tahun 1998 adalah manuver dan gebrakanterbesar oleh maha-siswa dalam tugasnya sebagai pemantau kinerja eksekutif Indonesia, dimana mereka mampu memakzulkan presiden Soeharto dari kursi diktatornya setelah 32 tahun berkuasa.

Walaupun Soe Hok Gie pernah me-nyebutkan bahwa bidang seorang sarjana (mahasiswa,-red) adalah berpikir dan men-cipta yang baru, koreksian mahasiswa ter-hadap pemerintahan juga meru-pakan tanggung jawab yang men-galung di leher mereka.Hal terse-but bukan hanya mengandung kepiawaian intelektual, namun juga vokal dan mental.Sebagian kesejahteraan masyarakat ada di tangan mahasiswa. Seperti pemakzulan presiden Soeharto, masyarakat Indonesia di Mesir (Masisir) –yang sebagian besarnya adalah mahasiswa– juga mengamuk atas kinerja dari Atase Pendidikan Kedutaan Be-sar Republik Indonesia (Atdik KBRI) Mesir, Dr. Fahmy Lukman, M. Hum.Kebijakannya yang dira-sa memberatkan dan tidak mem-ihak menjadi tudingan utama Masisir untuk melengserkan Fahmy Lukman dari jabatann-ya tersebut.Berangkat dari fenomena ini, kami mencoba mengulas amukan Masisir yang berkecamuk di komplek KBRI Mesir (26/7).Bagaimana kronologi dan lanjutann-ya? Berikut ulasan kami, selamat membaca!

Rapor Merah Atdik

Atase Pendidikan memliki tugas uta-ma sebagai diplomat pendidikan dari Indo-nesia di negara setempat.Namun selain itu, tugas lainnya adalah mengurus perihal ke-mahasiswaaan. Dr. Fahmy Lukman, M. Hum mendapat amanat kenegaraan sebagai Atase Pendidikan di Republik Arab Mesir yang diutus oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Luar Negeri Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fahmy Lukman menduduki jabatan tersebut terhi-tung mulai pertengahan tahun 2012 lalu menggantikan Pak Sangidu. Saat itu jugalah kegerahan mahasiswa terhadap beliau beserta seluruh kebijakannya be-

rawal.Kebijakan-kebijakannya yang dinilai memberatkan urusan kemahasiswaan dan tidak memihak juga dinilai amatiran dan prematur.

Sikap beliau yang dingin terhadap mahasiswa setempat menjadi kesan pertama yang disampaikan selaku Atdik yang ha-rusnya mengayomi mahasiswa dalam massa jabatan selama lima tahun. Perilaku lainnya yang dianggap ‘dosa’ adalah pengurangan jumlah bantuan dana terhadap kegiatan ke-mahasiswaan, peremehan terhadap profe-sionalitas kerja mahasiswa dalam bidang pendidikan seperti kajian dan jurnalistik, bahkan pemutusan subsidi dari proposal-proposal yang biasanya mendapat kucuran bantuan dana. Ditambah lagi, beliau tidak serius menangani masalah-masalah kronik yang dihadapi mahasiswa, bahkan ada yang berpendapat bahwa beliau kelihatannya hanya sekedar menjadi pelancong di Mesir.

Beberapa kali pertemuan antara ma-hasiswa dan Atdik yang dimulai sekitar awal tahun ini gunamencarikansolusi terhadap permasalahan yang ada sempat menelurkan sedikit perubahan. Namun kebebalan Atdik kembali memperkeruh suasana ketika ia menetaskan embrio soal kebijakan untuk mengirimi hasil studi mahasiswa kepada orang tua atau wali mahasiswa. Akhirnya amarah mahasiswa pun pecah setelah Atdik, dalam hal ini Fahmy Lukman mencampuri urusan kebijakan Temus yang telah berse-berangan dengan adat istiadat Masisir.“Kebijakan Pak Fahmy (soal temus) tepat namun prematur.”Ungkap Bakri dalam wawancaranya selaku salahsatu pimpinan MPA.Sikap dan kebijakan Atdik yang diang-gap cacat dan memiliki rapor merah ini su-dah tidak dapat lagi ditolerir oleh mahasiswa dan akhirnya berujung pada niat pelengs-eran dan pemulangan Atdik.

Wacana Pemakzulan dan Pemulangan Atdik

Tampaknya Amrizal Batubara, man-tan Presiden PPMI masa jabatan 2013-2014 dapat dikatakan sebagai promotor utama dalam usaha pelengseran Atdik ini. Semuan-ya bermula ketika Amrizal mempertanyakan transparansi dana KBRI melalui akun resmi facebooknya (20/7) yang kemudian dik-omentari oleh berbagai pihak. Menurut pe-nuturan Bakri kepada kru Terobosan bahwa pada Selasa (21/7) segelintirMasisir yang tidak mengatasnamakan organisasi kekeluargaan dan PPMI –tidak resmi− berkumpul membahas dosa-dosa Atdik di atas dan beberapa kelalaian Dubes sehingga mencapai mufakat untuk memulangkan serta melengserkan Atdik dan Dubes KBRI Mesir.

Pergerakan gerilya tersebut tentu me-merlukan sejumlah massa yang besar agar usaha yang katanya demi kemaslahatan Masisir ini tidak menjadi sia-sia. Maka, pada Kamis (23/7) beberapa orang yang memo-tori usaha ini mengadakan rapat tertutup

dengan dihadiri oleh presiden PPMI Mesir, Agus Susanto dan seluruh ketua dari 17 organisasi kekeluargaan untuk meninjau ulang usaha revolusi mahasiswa tersebut, yakni pemulangan Atdik dan Dubes. Kesepakatan yang akhirnya dibuahkan dari rapat ini adalah pemakzulan Atdik dengan segala cara tanpa diikuti dengan penglesaran Dubes. Pelengseran dan pemu-langan Dubes dapat dikatakan sebagai salah satu usaha perla-wanan terhadap pemerintah Indonesia yang nantinya ditakutkan berujung pada hilangnya kesejahteraan Masisir.

Dari sini lahirlah petisi yang ditandatan-gani oleh presiden PPMI, ketua-ketua kekeluargaan, pimpinan MPA dan BPA, serta ketua Wihdah.Petisi yangberupa tuntutan agar beliau mengundurkan diri serta angkat kaki untuk pulang ke Indonesia menjadi sen-jata ampuh untuk menggelar usaha ini. Se-bagaimana upaya memecahkan permasala-han pada acara bertajuk “Kenduri Masisir” yang telah digelar sebanyak empat kali, pemakzulan Atdik ini pun akan dibungkus dengan tajuk yang sama. Namun pada Ken-duri kali ini bukan lagi bersifat diskusi melainkan tuntutan tanpa tawaran yang awalnya digelar pada Ahad (26/7) ber-tempat di Aula Wisma Nusantara.

Usaha sebesar ini tentu memerlukan persiapan yang matang dan penyebarluasan informasi yang cepat, tidak terkecuali kepa-da Fahmy Lukman.Walaupun informasi ber-tajuk Kenduri yang disebarluaskan, tetap saja isu pemakzulan Atdik ikut berkem-bang.Kelihatannya rencana tersebut terden-

Doc: PPMI Mesir

Page 7: Terobosan Edisi Reguler 370

TëROBOSAN

—Ed

isi Regu

ler 37

0 – A

gustu

s 20

15

gus juga oleh Fahmy sehingga meminta un-tuk memindahkan lokasi kegiatan ke kom-plek KBRI di Garden City. Mendengar hal itu, para promotor pergerakan ini kembali menggelar rapat semalam sebelum usaha tersebut digelar dan kemudian menamainya dengan “Aksi Damai” serta meminta kepada seluruh kekeluargaan untuk mengumpulkan massa yang akan diikutsertakan dalam kegiatan tersebut.

[26 Juli 2015] Aksi Damai I: Harapan atau putus asa [?]

PPMI selaku badan eksekutif kema-hasiswaan paling bertanggung jawab atas usaha ini. Pemindahan lokasi aksi disepaka-ti oleh pihak mahasiswa yang kemudian mulai mengumpulkan massa dan memadati Komplek KBRI sebagai bentuk ketidakpua-san terhadap Atdik yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Massa yang sudah mulai berdatangan sejak pukul satu siang sempat putus asa karena pihak KBRI memboikot pagar masuk dan dijaga oleh sekuriti nasional Mesir. Sebagian massa dari organisasi kekeluargaan sempat mengambil langkah mun-dur karena memandang usaha tersebut akan sia-sia. Berbagai lobi dan di-plomasi dilakukan oleh Agus Susanto untuk menentukan nasib 200-an mahasiswa yang sudah membanjiri lokasi.Titik terang ditemukan seusai asar setelah Pak Nurfaizi selaku Dubes memberikan tempat untuk mahasiswa agar masuk dan menduduki pelataran komplek KBRI.

Kepala mahasiswa yang sudah dikepul oleh emosi tetapkah berselancar dalam aksi damai?Amrizal Batubara men-janjikan kemampuan mahasiswa untuk menggiring aksi ini secara damai hingga selesai dan membeberkan tujuan dari aksi tersebut, “Semua yang ada di sini adalah mahasiswa. Kita menamakannya dengan Aksi Damai dan akan kita jalankan secara damai. Tujuan kita adalah: Pertama, pemakzulan Atase Pendidikan dan Ke-budayaan, Dr. Fahmy Lukman, karena sudah tidak sesuai dengan tujuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri dan juga mahasiswa. Selanjut-nya adalah memberi efek jera kepada KBRI serta memantau dan melaporkan kinerja KBRI yang ada di sini.” Ucap Amrizal.

Sebagai bentuk demokrasi dan kecintaan terhadap tanah air, aksi damai ini dimulai dengan menyanyikan lagu Indone-

sia Raya. Imam selaku kordinator lapangan memandu massa dan dilanjutkan dengan pembacaan petisi oleh Agus Susanto yang berjudul “Aksi Damai Terkait Tuntutan Pe-rubahan Kebijakan KBRI Kairo dan Petisi Pemakzulan Atase Pendidikan dan Ke-budayaan KBRI Kairo”. Petisi tersebut terdiri dari tujuh kebijakan dan sikap Atdik yang dianggap bermasalah dan tiga tuntu-tan yang harus dipenuhi dengan tuntutan utama adalah pemakzulan Atdik.“Adanya kesan bahwa Atdikbud tidak sungguh-sungguh melakukan mediasi permasalahan yang ada di Masisir.” tangkas Agus Susanto merujukpada poin ketujuh dari sikap ber-masalah Atdik.

Dari 200-an mahasiswa yang hadir, lima puluh dua orang diantaranya bertemu langsung dengan Fahmy Lukman sebagai utusan dari organisasi kekeluargaan,

Wihdah, MPA, dan BPA. Sedangkan massa lainnya menunggu di pelataran KBRI yang dikomandoi oleh Hujaj. Dalam pertemuan tersebut, Agus Susanto kembali mem-bacakan petisi yang telah ditandatangani badan organisasi di atas.Namun sayangnya, Fahmy Lukman tetap bersikukuh tidak ingin turun dari jabatannya selaku Atase Pendidi-kan kecuali dengan perintah langsung dari pusat di Jakarta.Aksi walkout digelontorkan oleh peserta pertemuan tersebut sebagai bentuk kekecewaan terhadap Fahmy yang tidak menghargai kesepakatan mahasiswa.

Suasana di halaman KBRI menjadi riuh setelah mendengar penolakan Atdik terhadap tuntutan mahasiswa. Yel-yel, orasi dan pembacaan puisi mulai diteriakkan dengan suara lantang dan keras, “Turunkan Atdik, turunkan Atdik!” teriak massa yang memadati komplek KBRI. Dalam orasi-orasi yang dikumandangkan oleh tokoh-tokoh Masisir seperti, Ihsan Zainuddin dari kekeluargaan Sulawesi, Abdul Ghofur (yang

kini diangkat menjadi presiden PPMI 2015-2016), Agus Susanto, Amrizal Batubara, Maryam, dsb. kesemuanyamenyuarakan tuntutan mahasiswa untuk melengserkan Fahmy dari jabatannya. “Kita sampai saat ini masih merasakan hawa medan Tahrir, artinya kita ini revolusioner! Kita tidak mungkin dipimpin oleh Atdik yang keras kepala!” seru Ihsan Zainuddin membakar emosi massa yang sudah muak terhadap Fahmy Lukman. Bahkan beliau mengancam akan menyebarluaskan usaha ini kepada wartawan-wartawan Mesir dan jurnal inter-nasional jika Fahmy Lukman tetap kukuh pada pendiriannya.

Terang saja bila amarah mahasiswa tidak dapat dibendung lagi setelah beberapa kali melakukan negosiasi damai, Fahmy tetap saja tidak mau mendengarkan aspirasi Mahasiswa. Lebih-lebih menurut penuturan

Agus Susanto dantim negosi-ator bahwasanya Fahmy tidak sedikitpun bergeming ataupun melihat petisi dan surat pengunduran diri yang dituntut oleh maha-siswa. Fahmy Lukman sela-lu saja mangkir dengan mengutarakan alasan yang dinilai normatifserta mera-sa sudah menjalankan tu-gasnya dengan maksi-mal.“Saya adalah seorang pegawai yang memang ditempatkan sesuai dengan perintah dari Kementerian Pendidikan dan Ke-budayaan dengan persetujuan dari Kemen-terian Luar Negeri.Artinya dalam konteks tadi, saya

sebagai Atase Pendidikan sudah melakukan banyak hal

sebagai pertanggungjawaban saya dalam konteks kerja.”Tuturnya dalam wawancara yang dilansir oleh TV One.

Aksi damai tersebut pun ber-metamorfosa menjadi aksi unjuk ra-sa.Berbagai ancaman terhadap Atdik dan KBRI diutarakan oleh orator-orator yang menyambung lidah mahasiswa dari atas podium. Tidak hanya Ihsan Zainuddin saja, Abdul Ghofur (Gobe) pun mengancam akan memboikot kegiatan KBRI dan lapor pen-didikan di konsuler. Menurutnya, Fahmy Lukman dengan sikapnya yang dipandang apatis, teoritis, dan normatif lebih cocok menjadi dosen ketimbang Atase Pendidi-kan.Gobe juga menyindir perihal snackdan air mineral yang disediakan pihak KBRI.Ia mengatakan bahwasanya hal tersebut merupakan sogokan untuk tutup mulut padahal semuanya dibeli dengan uang nega-ra. Mendengar hal tersebut, salah seorang demonstran mengamuk dan menendangi kotak yang berisi air mineral di depan podi-

Doc: Terobosan

Page 8: Terobosan Edisi Reguler 370

8

TëROBOSAN

- E

dis

i Reg

ule

r 3

70

– A

gust

us

20

15

Sekolah Calon Ibu Part II

um. Mabda Zikara selaku kordinator kea-manan memprotes aksi ini karena melanggar kesepakatan damai dalam demonstrasi terse-but.

Amrizal Batubara yang dikenal se-bagai panglima terdepan menentang ke-bijakan KBRI lebih keras lagi dalam mem-berikan ancaman, “Apabila ada lagi yang macam-macam, kita habisi!Jika pak Dubes pun buat ulah, kita habisi!” ancam beliau dengan raut muka yang sudah dipenuhi ama-rah. Aksi unjuk rasa dan negosiasi mahasiswa tidak membuat perubahan terhadap sikap Fahmy Lukman yang mungkin hanya engkang kaki dan tertawa di dalam kantor ber-AC. Para demonstran juga menunjukkan kekecewaannya dengan mengumpulkan recehan untuk membeli tiket pesawat kepu-langan Fahmy sebagai bentuk penghinaan kepada sikap beliau yang menyulitkan maha-siswa. Ditambah lagi, para mahasiswa melakukan aksi duduk hingga larut malam karena meyakini dapat memakzulkan Fahmy dari jabatan Atase Pendidikan.

Aksi duduk hingga larut malam terse-but juga disertai dengan pemboikotan jalan keluar dari komplek KBRI sehingga tidak ada satu kendaraanpun yang dapat keluar masuk. Kegiatan ini tidak hanya memberi kejeraan terhadap Atdik semata, seluruh home staf dan lokal staf KBRI juga merasakan depresi akibat ulah heroik mahasiswa ini. “Kami tid-ak menyangka bahwa mahasiswa di sini dapat juga berbuat seperti ini.” ungkap salah seorang home staf di tengah ketegangan kon-disi antara Fahmy Lukman dan mahasiswa. Kendati demikian, Fahmy belum mau meru-bah pendapatnya yang selalu sepihak dan tidak menyetujui keputusan mahasiswa demi kemaslahatan orang banyak.Dalam unjuk rasa tersebut, ikut juga sejumlah mahasiswi meramaikan usaha pemakzulan Fahmy Luk-man dan mengikuti aksi duduk hingga larut malam.

Sampai pukul sebelas malam tim negosi-asi mahasiswa masih belum membuahkan hasil dari pertemuannya dengan Fahmy. Suara sumbang dan pesimistis dari beberapa kalangan mulai bergaung, terlebih setelah Agus Susanto memilih jalan untuk membu-barkan demonstrasi dan pulang.Ide yang sekilas terlihat memalukan ini datang dari Pak Agus selaku Badan Keamanan Nasional KBRI Mesir. Beliau menjanjikan bahwa pada Selasa (28/7) Pak Dubes akan menemui lang-sung mahasiswa dan memberi keputusan tentang pemakzulan Fahmy Lukman dari jabatannya dengan format unjuk rasa yang sama. “Kita pulang adalah menarik satu langkah mundur dan akan maju seribu langkah.” tandas Agus menanggapi tinda-kannya tersebut.Namun tetap saja ada yang beranggapan bahwa hal ini adalah akal-akalan KBRI saja dan sebuah tanda kegagalan mahasiswa melengserkan Fahmy Luk-

man.Massa meninggalkan KBRI pukul 23.30 setelah menyantap makanan seadanya yang disediakan oleh PPMI.Demonstran wanita diantar menggunakan coaster milik KBRI sedangkan lainnya berkendaraan umu-muntuk bisa sampai ke rumah masing-masing.

[26 Juli 2015] Aksi Damai II: Titik pemakzulan Fahmy Lukman [?]

“Menarik mundur satu langkah”, me-nangani pernyataan ini pihak mahasiswa lebih gencar mengkampanyekan usaha pemakzulan Atdik. Dari 4000-an mahasiswa Indonesia yang ada hanya 200-an orang saja yang datang memadati KBRI. Bisa saja, bagi Fahmy Lukman usaha yang dilakukan maha-siswa ini hanya main-main dan bukan kese-pakatan bersama untuk kepentingan umum. Pengumpulan massa dan penataan ulang rencana pemakzulan Atdik dipersiapkan lebih matang oleh pihak mahasiswa. Bagi mereka tidak ada pilihan lain, Fahmy Lukman harus turun. Aksi damai II yang digelar pada Selasa (28/7) dijanjikan akan dimulai pada pukul 11 pagi dan dihadiri langsung oleh bapak Nurfaizi.

Selain massa yang meyakini bahwa Fahmy Lukman akan turun, orang-orang yang hampir putus asa dan mulai pesimis juga membanjiri komplek KBRI Kairo untuk menjadi saksi akhir tuntutan mahasiswa itu. Massa sudah berdatangan mulai pukul 10 pagi.Namun pihak KBRI mengkhianati per-janjian awal dengan mahasiswa dan kembali menutup pagar masuk ke komplek KBRI.Hal tersebut dapat dikatakan sebagai kekejaman pemerintah Indonesia terhadap masyara-kanya, sebab telah melarang memasuki ru-mahnya sendiri.Sikap KBRI ini pada dasarnya membahayakan Masisir karena menggan-tungkan hidup mereka pada hukum Me-sir.Padahal unjuk rasa yang diadakan oleh mahasiswa adalah urusan internal masyara-kat Indonesia.

Perihal sikap KBRI yang tidak berpihak kepada mahasiswa membuat sebagian de-monstran semakin ciut nyali. Oleh karena itu, Agus Susanto kembali menghimbau untuk menambah massa yang ada di sekitaran kom-plek tersebut. Dengan diberlakukannya ke-bijakan ini, massa hanya bisa menunggu di luar pagar dan berharap kepada tim negosia-tor yang langsung bertemu dengan Fahmy Lukman dan Pak Nurfaizi. Hingga hampir pukul tiga sore belum ada keputusan ter-hadap tuntutan mahasiswa.Ditambah lagi pihak KBRI menghadirkan wakil rektorAl-Azhar, Syaikh Abu Hisyam untuk menengahi-persoalan ini.Hal ini dianggap oleh sebagian mahasiswa sebagai blunder KBRI yang be-rusaha “cuci tangan” dengan memakai pihak Al-Azhar.

Massa memberikan ultimatum atas ke-

bijakan KBRI yang menolak untuk memenuhi tuntutan mahasiswa tentang pemakzulan Fahmy Lukman dari jabatan Atase Pendidi-kan. Mereka membentuk barisan di depan gerbang KBRI. Semakin keras barisan maha-siswa semakin aneh juga sikap KBRI, KBRI mengancam akan mendeportasi orang-orang yang menjadi motor pergerakan ini dan orang-orang yang bersikap anarkis. Menyaksikan hal tersebut, pihak Al-Azhar menghimbau mahasiswa untuk duduk bersa-ma dan membuka lembaran baru.KBRI dengan memanfaatkan pihak Al-Azhar tam-paknya tidak memberi tahu bahwa duduk bersama tidak membuahkan hasil yang baik dan membuka lembaran baru hanya dapat dimulai setelah Fahmy Lukman menanggal-kan jabatannya.

Hampir-hampir mahasiswa menghadapi jalan buntu, namun kesolidan mahasiswa dalam situasi ini tetap perlu diperhi-tungkan.Benang merah dapat ditemukan setelah Agus Susanto memberanikan diri menelepon Wakil Presiden Republik Indone-sia, Jusuf Kalla.Menurut penuturannya, Bapak Jusuf Kalla bersikap tanggap dan peduli ter-hadap mahasiswa dan segera menelepon pihak yang berkaitan dengan permasalahan ini.Tuntutan mahasiswa terjawab,Fahmy Lukman diturunkan dari jabatan Atdik dan digantikan oleh Ibu Lauti Nia Asri Sutedja.Selain pemakzulan Atdik, para ketua kekeluargaan, DPD, dan Wihdah yang tidak mendapatkan jatah Temus diusahakan un-tukberangkat dengan lobi Duta Besar dan rekomendasi pihak Al-Azhar kepada Kemen-terian Agama di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Bu Nia diminta untuk memberikan sambutan.Ia mengakui belum berpengalaman dengan tugas sebagai Atdik dan mengakui bahwa jabatan tersebut hanya sementara. “Saya mengharapkan bantuan dari teman-teman sekalian dan akan aktif berdiskusi dengan teman-teman mahasiswa.Segala mekanismenya akan diserahkan kepada PPMI dan tujuh belas ketua kekeluar-gaan.”Namun beliau mengutarakan bahwa tugasnya hanya berkutat seputar hal-hal ke-mahasiswaan.Mahasiswa berharap agar kedepannya Bu Nia tidak mengulangi kesala-han Fahmy Lukman selama menjabat sebagai Atdik.

Selain kepada Bu Nia, Fahmy Lukman pun diminta untuk berbicara di hadapan maha-siswa.Dalam kesempatan tersebut, Fahmy meminta maaf atas sikapnya yang dirasa kurang berpihak kepada mahasiswa.Namun, beliau tetap menyatakan bahwa telah men-jalankan tugasnya dengan baik, salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan yang me-nyulitkan tersebut. Tapi ada kejanggalan dari pidato Fahmy Lukman, beliau menuturkan akan tetap bertanggung jawab atas tujuh dari delapan tugas Atase Pendidikan. Informasi

Lanjut ke hal 11….

Page 9: Terobosan Edisi Reguler 370

TëROBOSAN

—Ed

isi Regu

ler 37

0 – A

gustu

s 20

15

Kairo, Sabtu malam (8/8/2015). Keluar-ga Masyarakat Jawa Timur (Gamajatim) Mesir sukses menggelar Sidang Permusya-waratan Anggota (SPA) ke 17, yang ber-langsung pada pukul 19.30 clt hingga 23.00 clt di Aula Pasangrahan KPMJB.

SPA ini merupakan forum penyampaian laporan pertanggungjawaban (LPJ) DP Gamajatim dan Graha Jatim selama satu periode 2014-2015. Pun sekaligus pemili-han Ketua dan Dewan Pengurus baru yang akan menahkodai satu tahun masa jabatan berikutnya, 2015-2016.

Sementara acara tersebut diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Gamajatim, lalu dilanjutkan dengan pembacaan tata tertib sidang dan pembacaan laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus (DP) Gamajatim dan Gra-ha Jatim masa bakti 2014-2015.

Pada tahun ini hanya ada calon kandidat tunggal yang maju menjadi ketua Gamaja-tim. Kandidat tersebut diprakarsai oleh

Ibnu Chamdun, yang dalam sambutannya menyampaikan akan mengembalikan citra Gamajatim seperti tahun-tahun sebe-lumnya, “dan akan kami tingkatkan pro-gram di bidang seni dan budaya, seperti dangdut dan hadroh yang merupakan ciri khas Gamajatim.”tutur Ketua Gamajatim terpilih masa bakti 2015-2016.

Acara yang dihadiri sekitar 90 warga Gamajatim ini berlangsung dengan lancar dan khidmat, kemudian ditutup dengan penampilan akustik Gamajatim. (Muharrid)

Gamajatim Mesir Sukses Menggelar SPA XVII

TëROBOSAN

[ë]

Doc: 2.bp.blogspot.com

Sekolah Calon Ibu Part II

Rabu (12/8) Devisi Sosial Wihdah

Hamasah kembali menggelar Sekolah Ibu

Part II yang bertempat di Aula Griya Jawa

Tengah, yang berlangsung pada pukul 12.30

clt hingga pukul 15.00 clt. Acara ini

mengangkat tema “Mendidik Anak Dengan

Pendekatan Montessori” yang diisi oleh ibu

Hayati Fasihah, Lc. Dipl.

Dalam pemaparannya, Ibu Fasihah be-

rusaha mengenalkan para ibu dan calon ibu

dengan pendidikan metode montessori

yang dikembangkan oleh DR. Maria

Montessori. Selain itu menjelaskan bebera-

pa titik kesalahan yang seringkali terjadi

pada ibu saat mendidik anak dengan

berbagi tips bagaimana menghadapi ulah si

anak.

Pada acara tersebut, Ibu Fasihah juga

mengajarkan bagaimana membaca pola

tingkah anak untuk kemudian disesuaikan

dengan pendidikan dan pelajaran yang ibu

beri.

Acara ini cukup banyak didatangi oleh

ibu dan calon ibu. Para peserta pun antusias

atas materi yang disampaikan. Hal itu

terlihat dari banyaknya peserta yang

bertanya saat sesi tanya jawab. (Nuansa)

bijakan. Kebijakan apapun yang dirasa akan merugikan Masisir seharusnya segera ditolak tanpa harus berpikir dua kali, karena PPMI (presiden dan jajaran) itu mewakili Masisir secara struktural dan sudah sepatutnya memperjuangkan Masisir sekuat tenaga.

Yang kedua, mungkin ini hanya opini pribadi, namun mudah-mudahan kita sepakat bahwasanya fungsi PPMI adalah mengayomi Masisir secara menyeluruh. Dalam konteks ini, kita lihat tahun ini begitu banyak tindak kriminal yang menimpa Masisir. Terlepas dari kewajiban DKKM, harapan kita juga PPMI lebih peka lagi terhadap kasus-kasus yang ada. Tidak adil kalau kita menilai kiner-ja hanya dari satu sisi. Kita sangat mengapre-siasi setiap terobosan-terobosan baru yang dilakukan PPMI seperti mampu dan sanggup mengadakan hala bihalal untuk Masisir, wa-

laupun dengan dana sendiri dan dengan menu ala kadarnya. Lebih dari itu, kita bisa melihat bahwasanya geliat Masisir untuk tetap fokus pada tujuan utama datang ke Mesir yang diprakarsai oleh PPMI terus meningkat. Mudah-mudahan kedepan PPMI makin berkualitas, makin bermartabat. (Aidil Fithri Albar, Wakil Ketua III BPA PPMI Periode 2014-2015)

Saya melihat potret atau sinematografi PPMI kurang lebih satu tahun ini cukup ba-gus, apresiasi yang tinggi buat PPMI. Namun, terus terang saja justru yang membuat saya sedikit agak gusar, PPMI di akhir masa pengabdiannya tidak mampu secara konsis-ten mengkontrol ketegangan hanya pada batas minimum saja antara Atase Pendidikan dan Masisir.

Nah, barang kali ini sudah mau tutup buku, saya tidak boleh terlalu jauh. Besar harapan saya kedepannya Masisir, PPMI ini betul-betul menerapkan demokrasi yang utuh, baik secara mental maupun praktiknya. (Thoriq Aziz, Ketua Senat FDI Periode 2014-2015)

(Ikmal, Muharrid, Anam)

Lanjut an dari hal 5….

Page 10: Terobosan Edisi Reguler 370

10

TëROBOSAN

- E

dis

i Reg

ule

r 3

70

– A

gust

us

20

15

Efek Samping Oleh: Ahmad Hujaj Nurrohim*

Setiap penyakit ada obatnya, dan setiap obat terkadang ada efek sampingnya. Seperti minum obat sakit kepala, biasanya menyebab-kan kantuk. Meski demikian, efek samping bukanlah hal yang harus ditakutkan, karena ia akan datang sebagai pelengkap untuk kemudi-an penyakit tersebut sembuh dan hilang.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, efek samping selalu datang saat kita melakukan suatu hal. Terlalu banyak hal yang dikerjakan, misalnya, bisa membuat fokus terpecah. Alih-alih mendapatkan kesuksesan di berbagai bidang, malah tidak mendapatkan sama sekali apa yang diharapkan.

Berbicara tentang kehidupan masyarakat Masisir yang begitu ragam, terlihat di sana-sini ada efek samping yang seharusnya ditanggapi dengan serius, sehingga satu masalah hilang tidak menimbulkan masalah yang baru. Masisir bukan hanya perlu seorang pemimpin yang hebat, tapi juga butuh rakyat yang taat. Sehebat apapun seorang pemimpin membuat program kegiatan, jikalau rakyat masih ber-pikir egois dan mementingkan diri sendiri, maka sebuah tatanan masyarakat tetap stagnan dan jauh dari kemajuan.

Efek Samping Talaqqi

Talaqqi atau mengaji kepada para masya-yikh al-Azhar sekarang ini sedang menjadi tren di Masisir. Setidaknya sejak dua tahun terakhir Masisir berbondong-bondong menimba ilmu; entah benar-benar belajar atau sekedar ramai mengikuti arus kegiatan keilmuan ini. Tren baru ini terbukti dengan terjadinya “eksodus” besar-besaran para mahasiswa dari wilayah Nasr City ke Darrasah yang lebih dekat dengan masjid al-Azhar. PPMI sendiri pada tahun ini mengarahkan mahasiswa baru untuk Talaqqi, bahkan bukan hanya di masjid al-Azhar dan Madyafah-madyafah namun juga di rumah-rumah kekeluargaan.

Geliat Talaqqi yang semakin ramai adalah nilai positif tersendiri, sebab pada dasarnya tujuan setiap mahasiswa yang datang dari tanah air adalah menimba ilmu ke al-Azhar, bukan ke yang lain. Talaqqi telah mengembali-kan Masisir kepada cita-cita sesungguhnya, sehingga kelak pulang dapat membawa apa yang menjadi tujuan awalnya.

Namun, ibarat Talaqqi adalah sebuat obat yang mujarab, obat ini ada efek sampingnya sehingga melemahkan pilar kemahasiswaan yang lain. Keorganisasian di Masisir tampak semakin lesu, dan dunia tulis menulis pun sulit mencapai prestasi yang didambakan. Bisa dibuktikan, ketika sebuah lembaga atau komunitas di lingkungan Masisir hendak men-gadakan sebuah kegiatan, cukup sulit untuk mencari panitianya. “Maaf saya sedang ada jadwal ngaji di syekh Fulan…” kalimat tersebut sering terdengar akhir-akhir ini.

Beberapa kajian ilmiah juga sulit merekrut anggota baru, karena banyak di antara Masisir

yang beralasan sudah punya jadwal tertentu dengan para masyayikh, sehingga kajian ilmiah nasibnya terlantar. Pun dunia kepenulisan lesu, lagi-lagi Talaqqi yang dikamb-inghitamkan.

Sebenarnya, jika kita menganggap bahwa Talaqqi adalah obat, dan beberapa efek samping akan timbul karenannya, maka kita perlu mencermati dan menyelesaikan masalah ini secara seksama. Talaqqi tidak boleh dikambinghitamkan sebagai alasan untuk tid-ak aktif di dunia organisasi, namun bagaimana caranya kawan-kawan lebih cerdas dalam membagi waktu supayakehidupan Masisir dapat berimbang. Organisasi adalah hal yang sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa, bahkan al-Azhar sendiri dengan Talaqqi-nya yang hebat itu juga dikenal

sebagai salah satu organ-isasi terbesar di Mesir.

Jika Al-Azhar sebagai instansi tanpa organisasi beri-kut manajemen yang baik, maka talaqqi -talaqqi itu tidaklah akan ada.

Para talaqqers harus mengadakan diskusi terkait apa yang telah didapatkan dari masya-yikh, bukan hanya mendengarkan untuk kemudian dilupakan. Ilmu akan bertambah jika ditularkan dan didiskusikan, tapi akan mandul jika dibiarkan membeku di kepala sendiri. Selain diskusi, para talaqqers ini juga harus mampu untuk menuliskan apa yang dia dapat, supaya masyarakat luas bisa ikut menikmatinya. Media sosial sekarang ini sep-ertinya sangat pas untuk dijadikan wadah berdakwah, dan mahasiswa al-Azhar harus bisa menunjukkan taring ilmunya di sana.

Efek Samping Kemajemukan Masisir

Masisir, dibanding dengan komunitas pela-jar dan mahasiswa Indonesia di negara lain adalah terlengkap dan termajemuk. Selain jumlahnya yang mencapai ribuan, ragam dan warna Masisir begitu lengkap. Masisir berasal dari Sabang sampai Merauke, terdiri dari berbagai ormas-ormas Indonesia, dan mem-iliki banyak kecenderungan aktifitasnya. Maka tidak heran jika Masisir terkesan terkotak-kotak; mahasiswa Jawa tinggal bersama kawan jawanya saja, mahasiswa Sunda dengan orang Sunda saja, dan seterusnya satu suku tinggal serumah dengan teman sukunya.

Kemajemukan ini rawan konflik, dan se-tiap konflik hampir pasti PPMI turun untuk

menyelesaikannya. PPMI terlalu sibuk mengu-rus persoalan internal, sehingga kurang per-hatian terhadap hubungan “luar negerinya”: pelajar asing lain, persatuan pelajar lain, dan juga dengan pemerintah pusat. Untuk PPMI selanjutnya, selain masalah internal yang mes-ti diselesaikan, hubungan eksternal dengan pihak luar dan pemerintah pusat juga patut dijaga supaya tidak terputus. Hal ini bisa dil-akukan dengan memaksimalkan peran MPA dan BPA-PPMI, juga kabinet PPMI.

Demikian juga dengan Masisir, kesibukan internalnya melupakan untuk bergaul dengan “dunia internasional”. Jangankan dengan pela-jar di luar Mesir, dengan sesama pelajar Indo-nesia di Mesir pun seringkali tidak saling ke-nal. Maka tak heran, meskipun dunia tulis menulis masih cukup ramai, tapi secara umum tulisan-tulisan Masisir masih bersifat lokal. Buktinya, lomba kepenulisan yang diadakan oleh PPI India, PPI Singapura dan PPI Perancis tidak banyak diikuti oleh Masisir. Sayang bukan? Tulisan Masisir hanya bisa dinikmati sendiri. Keilmuan Masisir yang katanya sangat luar biasa ketimbang dengan PPI Timur Tengah lainnya, tern-yata hanya bisa dinikmati sendiri. Sehing-ga dalam konteks ini terciptalah sebuah istilah “Dari Masisir untuk Masisir”. Seha-

rusnya yang perlu dibumikan dan dikampa-nyekan adalah istilah “Dari Masisir untuk Dunia”.

Kegiatan PPMI juga terkesan bersifat lokal, dan pesertanya adalah orang itu-itu saja. Me-mang benar bahwa tidak mudah untuk menga-dakan kegiatan yang bersifat internasional, tapi setidaknya pergaulan harus diluaskan. Kita harus berkaca kepada PPI-PPI lain yang telah mengadakan “PPI mengajar”, di mana mereka menggunakan kemajuan teknologi untuk menyebarkan ilmunya ke sekolah-sekolah di Indonesia. Sementara kita?

Apakah kita akan selalu seperti ini, terkungkung dalam komunitas yang majemuk tapi minim pergaulan? Tentu tidak, kita harus lebih memperluas wawasan untuk bisa mendunia supaya dakwah keilmuan kita se-makin jauh menembus batas. Ini bisa dil-akukan sejak dari komunitas kita sendiri, ber-gaul dengan lain suku dan lain komunitas. Jika kita adalah senior, maka tugas kita adalah memberi contoh konkret kepada mahasiswa baru yang sebentar lagi tiba. Katakan kepada mereka bahwasanya sekarang ini kita sedang berada di Mesir, luar negeri, bukan berada di sebuah pesantren lokal, apalagi sebuah daerah kecil bernama Masisir. Mari kemajemukan ini kita jadikan sarana untuk lebih dewasa, bukan menjadi “cupu” sebab efek sampingnya.

*Penulis adalah Wakil Presiden PPMI Me-

sir Periode 2014-2015

Page 11: Terobosan Edisi Reguler 370

TëROBOSAN

—Ed

isi Regu

ler 37

0 – A

gustu

s 20

15

Musim panas telah memasuki puncaknya. Perintah untuk menunaikan puasa selama sebulan penuh juga sudah kita laksanakan, momen bermaaf-maafan seusai shalat Ied juga kita lakukan, pertanda bahwa tahun ajaran ini telah berakhir. Masuklah kita pada masa peralihan ke tahun ajaran yang baru walaupun jadwal turunnya natijah mengalami sedikit keterlambatan dikare-nakan membludaknya jumlah mahasiswa pada tingkat pertama yang digabung dengan maba kedatangan tahun kemarin setelah lulus daurul-lughah.

Natijah tentunya tak asing lagi bagi Masisir, salah seorang guru pernah berkata bahwa rapor atau natijah adalah gambaran atau cerminan diri untuk bisa mengintrospeksi diri dan mempersiapkan yang lebih baik. Layaknya kehidupan pasti ada yang sukses ada juga yang belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Be-gitu pula dengan hasil natijah ada sebagian yang najah atau sukses ada juga yang rasib. Kebanyakan orang pasti bertanya-tanya kenapa bisa rasib?

Padahal jika menilik pembelajaran sebelum ke jenjang perkuliahan kita sudah disiapkan di markaz lughah untuk memperbaiki kemampuan dalam berbahasa Arab juga disiapkan satu kelas di akhir mustawa untuk persiapan ke jenjang perkuliahan dengan mempelajari beberapa maddah seperti fiqh, nahwu, balaghah, dan lain lain.

Memang, semua persiapan sudah dijalankan; baik kesiapan secara fisik maupun mental. Tapi, yang menjadi pertanyaan saat ini adalah bagaimana kita menyikapi selama masa ujian berlangsung? Banyak di antara kita yang masih kurang serius menjalani ujian azhar yang akhirnya mendapatkan hasil yang kurang memuaskan bahkan rasib. Dari sini muncullah rasa menyesal atas hasil yang didapati tidak sesuai yang diharapkan. Tapi sebelum membahas tentang rasib kita harus mengerti bagaimana kita harus mengambil sikap dan pola pikir apa yang

harus kita tanamkan.

Sebenarnya kita tidak perlu merasa menyesal karena kejadian yang sudah lalu, kenapa?? Karena itu hanya membuat kita merasa tersiksa akan hal yang telah lalu, tapi perlu adanya pembelajaran dari kesalahan agar tidak terulang lagi di hari esok. Sedangkan mengejar cita-cita di esok hari selalu berbanding terbalik dengan mengejar masa lalu.

Mengingat dan mengenang apa yang sudah terjadi, kemudian bersedih adalah tindakan yang merugikan. Dengan mengingat-ingat kegagalan kita itu hanya akan membuat diri kita terpuruk dalam penyesalan yang tiada akhir. Dan juga tidak ada yang bisa dihasilkan dari rasa penyesalan kecuali membunuh rasa percaya diri. Ka-rena yang telah berlalu sudah berakhir dan tidak ada yang bisa mengembalikan waktu sebelumnya.

Maka sebelum memasuki tahun ajaran baru perlu adanya pembenahan diri, yaitu dengan mempelajari kesalahan agar tidak terulang kembali, membuat target dan menstrategikan pencapaiannya. Dan hal yang perlu ditanamkan dalam diri masing-masing ialah jangan menunda-nunda. Mungkin sering kali kita sampai menunda waktu dalam setiap kegiatan kita.

Terlihat sepele tetapi inilah yang sering membuat kita tersandung ke masalah yang lebih rumit. Dan karena hal sepele ini juga lah yang malah akhirnya meremehkan hal-hal penting lainnya. Contoh, ketika kita sudah membuat janji dengan orang lain tapi kita masih sibuk dengan kenyamanan

saat itu, akhirnya kita mengulur waktu lagi tanpa memikirkan resiko yang akan kita hadapi kedepan. Dan bahkan hal se-pele seperti ini pun juga lebih sulit di-hilangkan ketimbang harus membuat plan-ning .

Lalu bagaimana dengan yang sudah najah? Tentunya hasil yang sudah didapatkan perlu dipertahankan bahkan kalau bisa ditinggkatkan untuk mencapai yang lebih baik. Namun pembahasan inti kita bukan di sini karena mereka sudah dianggap sukses dalam menjalani ujian Al Azhar. Yang menjadi pokok pembahasan di sini adalah bagaimana mempersiapkan diri sebelum memasuki tahun ajaran baru.

Saat ini perlu adanya perubahan dalam membentuk kesiapan diri karena banyak hal baru yang terjadi ; mulai dari syarat untuk memasuki kuliah di al-

azhar , kepengurusan ijroat yang disentralisasi oleh badan otonom tersendiri, hingga calon tunggal presiden ppmi-mesir tanpa kandidat dari pihak lain . Dari sini kita bisa melihat bahwa arus kehidupan masisir mulai mengalami perubahan yang signifikan yang mana diperlukan cara-cara baru untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Jadi, maksud dari ini semua adalah bagaimana mempersiapkan diri untuk hari yang akan datang namun, kita tidak harus menaruh pikiran ke masa depan juga mempelajari apa-apa yang sudah terjadi di masa lalu. Sedikit mengutip dari perkataan DR. `aidh al-qarni dalam bukunya :

ال تشتغل بالمستقبل, فهو في عالم الغيب, و دع التفكر فيه حتى ياتي

“janganlah engkau menyibukkan dirimu dengan sesuatu yang akan terjadi dimasa mendatang, karena ia merupakan perkara yang gaib, dan tinggalkanlah ketakutanmu padanya sampai ia datang”

*Penulis adalah Kru Tërobosan

Siapkah Menuju Tahun Ajaran Baru? Oleh: Muhammad Irfan*

Ve

he

mm

en

t.blo

gsp

ot.co

m

yang disampaikan kepada mahasiswa bah-wa Fahmy Lukman diresuffle jabatannnya dan mengisi posisi yang lain. Benarkah kejadiannya begitu? Atau tindakan ini han-ya bentuk penipuan KBRI untuk mene-nangkan amukan massa yang sudah tidak dapat dibendung?

Mungkin sikap Fahmy Lukman saat inisesuai dengan penggambaran WS.Rendra, “Apa gunanya belajar filsafat,

sastra, teknologi, kedokteran, bila pada akhirnya hanya membuat seseorang teras-ing dari lingkungannya.”Ia telah mem-perenggang jukta posisi antara mahasiswa dan pemerintah. Sekarang Masisir (khususnya mahasiswa) dapat berpongah hati beberapa saat.Benarkah Atase Pendidi-kan sudah diganti?Akankah ada perubahan pada kebijakan Atdik?Kita nantikan epi-

sode selanjutnya dengan pemeran bernama Lauti Nia Asri Sutedja. (Abiyyu, Amrul)

Lanjut an dari hal 8….

Page 12: Terobosan Edisi Reguler 370

Email/YM: [email protected]

FB: Tranferindo Mesir