terjemahan pedo

download terjemahan pedo

of 5

Transcript of terjemahan pedo

Riwayat dan Pemeriksaan pada Pasien Gangguan Sendi Temporo Mandibula

Seminaris: Citra, Gracia, Dewi, Ajeng, Ayu, Adya, dan Eka Pembimbing Utama: Jakobus Runkat,drg., Sp.KGA(K). Pembimbing: Dewi, drg; Johanes, drg; Ibnu Aji, drg; Aurora, drg; Siti, drg; Erika, drg;

Pendahuluan Riwayat pasien merupakan wawancara/penggalian riwayat yang dikelola sendiri, biasanya terdiri dari beberapa pertanyaan yang akan membantu dokter berorientasi untuk setiap gangguan sendi temporomandibula. Sedangkan Pemeriksaan pada pasien adalah prosedur pemeriksaan sederhana untuk menentukan bukti dari gangguan temporomandibula pada pasien. Tujuan dari penggalian riwayat dan pemeriksaan pada pasien adalah untuk mengidentifikasi pasien dengan tanda dan gejala subklinis bahwa pasien mungkin tidak langsung berhubungan tetapi umumnya terkait dengan gangguan fungsional dari sistem pengunyahan (sakit kepala, gejala pada telinga).

Pentingnya Riwayat dan Pemeriksaan Pasien

Penggalian riwayat penyakit pada pasien terdiri dari beberapa pertanyaan yang akan membantu operator dalam mengklasifikasikan pasiennya pada berbagai macam gangguan sendi temporomandibula (Okeson, 2008). Pertanyaan dapat diajukan langsung oleh operator secara personal atau dalam bentuk kuesioner kesehatan umum dan gigi yang dilengkapi oleh pasien sebelum kunjungan pertama ke dokter gigi. Menyusun pertanyaan harus didasarkan pada beberapa hal, yaitu: keluhan utama pasien, kesehatan umum pasien, dan alasan pasien menemui dokter gigi (Okeson, 2008). Setelah merangkum jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh operator, maka operator dapat fokus dalam menentukan diagnosa dan menentukan terapi yang tepat bagian pasien penderitan gangguan sendi temporomandibula.

Berbagai Macam Masalah dan Pertanyaan Terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan gangguan sendi TMJ (Okeson, 2008), diantaranya : 1. Gangguan Fungsi Rahang Rahang yang normal dapat melakukan semua fungsi kerja yang biasa dilakukan oleh rahang tersebut, sedangkan pada rahang yang abnormal biasanya pasien akan mengalami kesulitan atau mengalami rasa nyeri pada saat melakukan fungsi kerja dari rahang seperti mengunyah, berbicara atau fungsi yang lainnya. Untuk mengidentifikasi gangguan pada fungsi rahang, sebagai dokter gigi kita dapat memberikan pertanyaan sebagai berikut : y Apakah terasa sulit atau nyeri pada saat mengunyah, berbicara atau menggunakan fungsi rahang yang lainnya? y y y y Berapa lama?dapat dikategorikan akut atau kronik Lokasinya?apakah pada satu sisi atau dua sisi Frekuensi?seberapa sering mengalami gangguan tersebut Intensitas dari rasa nyeri tersebut?biasanya menggambarkan tingkat keparahan

2. Bunyi pada sendi TMJ Sendi TMJ yang normal apabila digunakan untuk membuka atau menutup mulut tidak akan mengeluarkan bunyi, sedangkan pada sendi TMJ yang mengalami gangguan apabila digunakan untuk membuka dan menutup mulut akan mengeluarkan bunyi seperti kreotasi,kliking, dan poping. Sebagai dokter, kita dapat mengidentifikasi gangguan ini dengan bertanya kepada pasien apakah pada waktu membuka dan menutup mulut sendi TMJ mengeluarkan bunyi atau tidak. 3. Kesulitan Menggerakkan rahang Rahang yang normal dapat digerakkan kea rah depan, belakang dan samping secara bebas, tetapi pada rahang yang mengalami keterbatasan dalam bergerak akan mengalami gangguan dalam pergerakannya. Pada kondisi seperti ini biasanya pasien mengalami kaku pada sendi, tegang dan lelah apabila rahang melakukan fungsi. 4. Sakit pada Sistem Pengunyahan Sakit yang bersumber atau berasal dari struktur mastikasi. Contoh: sakit pada telinga, pelipis, atau pipi. 5. Referred Pain

Sensasi yang dirasakan tidak pada saraf yang terlibat tetapi pada cabang lain dari saraf tersebut atau bahkan pada saraf yang sama sekali berbeda Contoh: sakit kepala, nyeri leher, dan sakit gigi 6. Macrotrauma Trauma pada sendi yang mengakibatkan perubahan struktural, biasanya karena kecelakaan. Contoh: cedera pada kepala, leher, atau rahang 7. Maloklusi Kata maloklusi secara harfiah berarti gigitan yang buruk. Kondisi seperti ini juga biasa disebut gigitan tidak teratur, gigitan bersilang, atau overbite. Pertanyaan Hal yang seharusnya ditanyakan pada pasien yang berhubungan dengan gangguan temporo mandibular: 1. Lokasi: Apakah ada sakit pada telinga, pelipis, atau pipi? 2. Durasi: Berapa lama sakit pada telinga, pelipis, atau pipi? 3. Frekuensi: Seberapa sering Anda merasakan sakit kepala, nyeri leher, atau sakit gigi? 4. Onset: Sejak kapan Anda merasakan sakit? Kapan terakhir Anda merasa sakit? 5. Keparahan: Seberapa parah sakit yang dirasakan?

Pemeriksaan Singkat TMJ Selain dari pemeriksaan riwayat medis, dapat dilakukan pemeriksaan singkat untuk mengetahui adanya kelainan TMJ. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam waktu yang singkat dan merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi gangguan yang mungkin terjadi dari anatomi dan fungsi normal sendi. Sebelum melakukan pemeriksaan singkat, operator harus menanyakan apakan sebelumnya sudah ada perawatan terhadap keluhan sakit pada sendi rahang. Pada TMJ yang normal tidak ditemukan bunyi dan nyeri. Pemeriksaan dimulai dari melihat kesimetrisan wajah. Untuk melihat kesimetrisan wajah dapat dilihat dari jaringan lunak dan dental midline. Jaringan lunak yang dilihat yaitu midline wajah dan frenulum pada maksila dan mandibula. Jaringan lunak dan dental midline harus berada pada 1 garis. Bentuk, tinggi dan lebar dari kedua mata, hidung, alis, mulut, dan telinga seharusnya simetris. Adanya variasi dari keadaan simetris normal pada wajah sebaiknya ditindak lanjuti dengan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan juga meliputi observasi gerakan rahang. Range of motion pada mandibula terjadi pada bidang vertical dan horizontal. Pada bidang horizontal meliputi gerakan membuka dan menutup rahang, Dan pada bidang vertikal meliputi pergerakan lateral. Jarak normal dari pergerakan lateral yaitu 4-7mm. Pada keadaan normal

pergerakan ke kanan dan ke kiri seharusnya sama dan simetris. Halangan atau pergerakan ireguler mandibula merupakan indikasi untuk pemeriksaan menyeluruh.

Pemeriksaan pada Pasien Pemeriksaan pada pasien adalah proses pemeriksaan untuk mengetahui adanya tandatanda suatu penyakit atau keadaan abnormal. Pemeriksaan harus dilakukan pada pasien dengan tanda-tanda subklinis dan pasien yang mengalami gejala terkait gangguan fungsional sistem mastikatori (sakit kepala, sakit pada telinga, gangguan penggunaan rahang, dll).Pemeriksaan pada pasien dengan gangguan TMJ ini harus dilakukan secara menyeluruh, namun palpasi pada dua otot mastikatori, yaitu otot temporal dan masseter dapat dilakukan untuk pemeriksaan awal. Palpasi ini dilakukan dengan cara berdiri di belakang atau depan pasien dengan posisi tegak lurus, kemudian palpasi daerah otot menggunakan jari tengah, telunjuk, dan jari manis, lalu instruksikan pasien untuk menggigitkan gigi geliginya. Catat bila pasien merasa ada rasa sakit atau lebih sensitif. Otot temporal terdiri dari 3 bagian, anterior, tengah, dan posterior. Serat-serat otot di bagian anterior berjalan vertikal, sementara serat-serat otot di bagian tengah berjalan oblique/miring, dan serat-serat di bagian posterior berjalan horizontal. Palpasi otot temporal bagian anterior dilakukan di atas arkus zygomaticus dan anterior dari TMJ. Bagian tengah otot temporal dipalpasi di atas TMJ dan superior dari arkus zygomaticus, sementara untuk bagian posterior dipalpasi di atas dan belakang telinga.Otot masseter terdiri dari 2 bagian, otot permukaan dan otot dalam. Palpasi otot dalam dilakukan di perlekatan superior otot dengan arkus zygomaticus, sementara untuk otot permukaan dipalpasi di dekat batas bawah mandibula. Jika hasil riwayat klinis dan penilaian klinis menunjukkan hasil-hasil positif, maka pemeriksaan dan penelusuran riwayat klinis yang lebih menyeluruh untuk kelainan sendi temporomandibular harus dilakukan. Tiga struktur penting yang harus diperiksa berkenaan dengan rasa sakit dan disfungsi adalah (1) otot-otot, (2) sendi temporo mandibular, dan (3) gigi-geligi. Sebelum ketiga struktur tersebut diperiksa, lakukan penilaian mengenai riwayat klinis lengkap dari masalah yang dirasakan pasien, baik yang dirasakan sekarang maupun yang sebelumnya. Pemeriksaan otot-otot dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu palpasi dan manipulasi fungsional. Otot-otot yang dapat diperiksa menggunakan cara palpasi yaitu otot temporalis, masseter, sternocleidomastoideus, dan otot-otot posterior pada leher. Sedangkan otot-otot yang diperiksa menggunakan cara manipulasi fungsional adalah otot pterygoid

medialis dan lateralis. Hal ini dikarenakan posisi kedua otot tersebut tidak memungkinkan untuk dipalpasi langsung secara manual (Okeson, 2008). Pemeriksaan klinis sendi temporomandibular dapat dilakukan dengan memeriksa posisi persendian tersebut pada pasien, apakah dalam posisi yang benar atau tidak. Pemeriksaannya dapat dilakukan dengan mempalpasi bagian lateral dari masing-masing sendi tersebut baik dalam keadaan mandibula diam atau sedang fungsi (Okeson, 2008). Selanjutnya, pemeriksaan menyeluruh juga dilakukan pada keadaan gigi geligi. Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan gigi dan jaringan pendukung disekitarnya, apakah ditemukan tanda-tanda kerusakan atau tidak. Tanda-tanda yang umum ditemukan adalah kegoyangan gigi, pulpitis, dan atrisi. Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan keadaan oklusinya apakah cukup baik atau tidak dengan patokan The Six Keys of Normal Occlusion (Okeson, 2008).