TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH...

76

Transcript of TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH...

Page 1: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL
Page 2: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

ii

PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF

TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (SE.Sy)

Oleh:

LIA NUR AULIA

NIM. 1111046100152

Di bawah bimbingan:

Arif Fauzan, SE., MM

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Page 4: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, Mei 2015

LIA NUR AULIA

Page 5: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

v

ABSTRAKSI

Lia Nur Aulia. 1111046100152. Pengaruh Pembiayaan Sektor UMKM

dan NPF terhadap Laba Operasional PT Bank Syariah Mandiri Pusat. Skripsi,

Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.

Bank Syariah merupakan lembaga keuangan syariah, yang salah satu

tujuannya adalah untuk mendapatkan laba. Semakin tinggi laba yang dicapai

perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi laba Bank Syariah diantaranya yaitu Pembiayaan dan NPF. Bank

Syariah Mandiri (BSM) sebagai salah satu lembaga keuangan syariah memiliki

portofolio pembiayaan, salah satu nya yaitu pembiayaan UMKM. Dalam penelitian

ini akan diketahui pengaruh antara pembiayaan UMKM dan NPF terhadap Laba

Operasional Bank Syariah Mandiri dengan teknik analisis regresi linear berganda.

Data yang digunakan adalah data primer berupa wawancara langsung dengan pihak

terkait dan data sekunder berupa laporan keuangan triwulan periode 2008-2014 dan

dokumen-dokumen terkait. Hasil penelitian diketahui bahwa variabel UMKM dan

NPF berpengaruh secara simultan terhadap Laba yaitu sebesar 47,4 %. Secara parsial,

variabel UMKM memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap laba sebesar

0,597 atau sebesar 59,7 %. Sedangkan variabel NPF memiliki pengaruh yang negatif

signifikan terhadap laba dengan pengaruh sebesar - 0,609 atau sebesar - 60,9 %.

Kata Kunci: Laba Operasional, Pembiayaan UMKM, NPF

Pembimbing: Arif Fauzan, SE., MM.

Page 6: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam nikmatnya, terutama

nikmat sehat wal’afiat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Pembiayaan Sektor UMKM dan NPF terhadap Laba Operasional

PT Bank Syariah Mandiri Pusat”. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan

keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kepada zaman yang

terang benderang.

Skripsi ini merupakan hasil dari perjuangan penulis guna memenuhi salah

satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (SE.Sy) pada Fakultas Syariah

dan Hukum, Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis ini tidaklah terlepas dari segala

bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

vii

2. Bapak AM.Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak

Abdurrauf, Lc, MA, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat.

3. Bapak Arif Fuzan, SE.,MM, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

waktu luang, bimbingan dan motivasi serta doa kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini, semoga Allah membalas kebaikan Bapak.

4. PT Bank Syariah Mandiri Pusat khususnya Micro Banking Group yang telah

mengizinkan penulis melakukan penelitian serta bersedia memberikan berbagai

macam data yang diperlukan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Pimpinan dan staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta serta Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu menyediakan fasilitas perpustakaan.

6. Bidik Misi Departemen Agama, yang telah memberikan beasiswa khususnya

kepada penulis sehingga penulis dapat mengenyam pendidikan di Perguruan

Tinggi Negeri.

7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan berbagai bekal ilmu yang sangat

bermanfaat selama masa perkuliahan.

8. Kedua orang tuaku tercinta, H.A.Nawawi dan Hj.Nurhayati yang telah

memberikan segala dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tak

pernah putus untuk anak-anaknya.

9. Kakak dan abang tersayang, Faizah, Hifziah, Siti Nurbaiti, A.Syaugi, M.Zam-

Zami yang selalu memberikan support dan doa nya serta adik ku A.Fairuzi yang

Page 8: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

viii

tak pernah bosan mengantar dan menjemput sekaligus ponakan-ponakan yang

selalu menghibur saat mengalami kebosanan selama penulisan skripsi.

10. Sahabat-sahabat terbaik dan seperjuangan penulis di kampus, khususnya PS-D

2011, Syahliah, Siti Nurhayati, Siti Nurhotimah dan sahabat satu atap (Ma’had

Putri), Rasma Juansari Tantri, Afinanisa Iksan, Munawarotul Kiptiah yang selalu

memberikan semangat dan waktunya dalam menemani penulis menyelesaikan

skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat sedari dulu hingga sekarang, Fakhrani Ahliyah, Mega Rizkiah,

Indah Nurwashilah, Astuti yang tak pernah bosan menemani dan mensupport

penulis selama ini.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas

segala kebaikan yang telah dilakukan.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan dan memberikan manfaat serta dapat menjadi amal ibadah bagi penulis.

Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat untuk kita semua. Amin.

Jakarta, 08 Mei 2015

PENULIS

Page 9: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ……………………………………………………...…………….…… v

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………...…………. ix

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………… xi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….………….. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………….....…...…….. 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………..………………….. 6

C. Pembatasan Masalah ………………………………………..……………. 7

D. Perumusan Masalah ………………………………………………..……... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………..………………. 7

F. Review Studi Terdahulu ………………………………..………………... 9

G. Kerangka Pemikiran …………………………………………………….... 11

H. Variabel Penelitian ………………………………………………………... 12

I. Pernyataan Hipotesis ……………………………………………………... 13

J. Sistematika Penulisan …………………………………………………….. 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan

1. Gambaran Umum Pembiayaan ………………………………………... 15

2. Jenis Pembiayaan ……………………………………….…………….. 17

3. Proses Pemberian Pembiayaan ………………………………………... 18

B. Pembiayaan UMKM

1. Gambaran Umum UMKM ……………………………………………. 19

2. Peraturan Pemerintah tentang Pembiayaan UMKM ………………….. 23

C. Non Performing Financing (NPF)

1. Kualitas Pembiayaan dan NPF ……………………………….……….. 25

Page 10: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

x

2. Jenis-jenis NPF ………………………………………………………... 30

D. Laba Operasional Bank Syariah

1. Pengertian Laba ……………………………………………………….. 32

2. Pertumbuhan Laba …………………………………………………….. 33

3. Konsep Laba Operasional ……………………………………………... 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………….. 37

B. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 37

2. Pendekatan Penelitian ………………………………………………… 38

C. Jenis dan Sumber Data ……………………………………………………. 38

D. Variabel Penelitian ………………………………………………………… 39

E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….… 40

F. Teknik Analisis Data ……………………………………………………... 41

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT Bank Syariah Mandiri …………………………….. 48

B. Pengaruh pembiayaan sektor UMKM terhadap Laba Operasional Bank

Syariah Mandiri …………………………………………………………... 51

C. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Laba Operasional

Bank Syariah Mandiri …………………………………………………….. 52

D. Pengaruh UMKM dan NPF secara Bersama-sama terhadap Laba

Operasional ………………………………………………………………. 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 59

B. Saran ……………………………………………………………………… 60

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 61

LAMPIRAN …………………………………………………………..……………… 64

Page 11: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Review Studi Terdahulu …………………………………………………… 9

Tabel 2.1. Sumber Permodalan UMKM ………………………………………………. 23

Tabel 2.2. Kriteria Kualitas Pembiayaan ……………………………………………… 27

Tabel 3.1. Koefisien Determinasi ……………………………………………………... 47

Tabel 4.1. Hasil Uji Korelasi Laba & UMKM ……………………………………………….. 51

Tabel 4.2. Hasil Uji t UMKM …………………………………………………………. 51

Tabel 4.3. Hasil Uji Korelasi Laba & NPF ……………………………………………. 52

Tabel 4.4. Hasil Uji t NPF …………………………………………………………….. 53

Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolinearitas …… …………………………………………… 54

Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi ……………………………………………………... 55

Tabel 4.7. Hasil Uji F UMKM dan NPF ……………………………………………… 56

Tabel 4.8. Hasil Uji Determinasi ……………………………………………………… 57

Page 12: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ……………………………………………. 12

Gambar 4.1. Skema Pembiayaan UMKM secara Langsung ………………………….. 50

Gambar 4.2. Skema Pembiayaan UMKM secara Linkage ……………………………. 50

Gambar 4.3. Hasil Uji Normalitas …………………………………………………….. 54

Gambar 4.4. Hasil Uji Heterokedastisitas …………………………………………….. 56

Page 13: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan syariah hingga saat ini terus mengalami perkembangan yang

signifikan. Perbankan syariah juga masih mampu mempertahankan eksistensi dan

perkembangannya dalam menghadapi situasi perekonomian yang masih dalam

tahap pemulihan akibat krisis global. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah

kantor BUS dan UUS hingga Oktober 2013 yaitu mencapai 23 % dari jumlah

kantor pada tahun sebelumnya. 1

Meningkatnya jumlah bank dan kantor perbankan syariah yang beroperasi

di Indonesia ini memberikan dampak yang positif bagi perkembangan industri

perbankan syariah. Peningkatan ini memberikan kemudahan bagi masyarakat

yang kelebihan dana (surplus) untuk menginvestasikan dana nya di bank syariah

dan juga memudahkan bank itu sendiri untuk menyalurkan pembiayaan kepada

masyarakat yang kekurangan dana (defisit). Hal ini sesuai dengan fungsi bank

sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan antara pihak yang memiliki

kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana.2

1 Bank Indonesia. Outlook Perbankan Syariah 2014. (Jakarta: BI, 2014). Diakses pada 2

Oktober 2014 dari http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-

pers/Documents/BIOutlookPerbankanSyariah2014.pdf 2 Muhammad. Bank Syari’ah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia.

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 2.

Page 14: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

2

Bank syariah merupakan lembaga keuangan syariah, yang berorientasi

pada laba (profit). Laba bukan hanya untuk kepentingan pemilik atau pendiri,

tetapi juga sangat penting untuk pengembangan usaha bank syariah. Laba bank

syariah terutama diperoleh dari selisih antara pendapatan atas penanaman dana

dan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu.3

Laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan. Pertumbuhan laba

yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Oleh karena laba

merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang

dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Perolehan

laba yang maksimal akan didapatkan jika bank memaksimalkan pembiayaannya

secara efektif dan efisien.4

Pembiayaan adalah salah satu tugas pokok bank syariah. Menurut

ketentuan Bank Indonesia, pembiayaan adalah penyediaan dana dan atau tagihan

berdasarkan akad mudharabah dan atau musyarakah dan atau pembiayaan

lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.5

Dalam pelaksanaan pembiayaan, bank syariah harus memenuhi aspek

syariah dan aspek ekonomi. Artinya, dalam setiap realisasi pembiayaan kepada

nasabah, bank syariah harus tetap berpedoman pada syariat Islam (antara lain

tidak mengandung unsur maysir, gharar, dan riba serta bidang usahanya halal), di

3 Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. (Jakarta: Rajawali Pers, 2014). h. 133

4 Ibid. h.133

5 Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No.5/7/PBI/2003. (Jakarta: BI 2003). Diakses

pada 2 Oktober 2014 dari http://www.bi.go.id/id/peraturan/arsip-peraturan/Perbankan2003/pbi-5-7-

kap_bps.pdf

Page 15: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

3

samping tetap mempertimbangkan perolehan keuntungan baik bagi bank syariah

maupun nasabah itu sendiri.6

Penyaluran pembiayaan yang besar berpengaruh positif terhadap

perolehan laba. Hal ini dapat dijelaskan karena dengan semakin besar

menyalurkan pembiayaan maka bank syariah dapat memperoleh pendapatan baik

itu didapat dari perolehan bagi hasil, margin penjualan atau pendapatan jasa yang

pada akhirnya akan meningkatkan laba bank syariah.7

Bank-bank syariah tengah gencar memberikan pembiayaan ke sektor ritel

khususnya sektor UMKM. Hal ini terlihat dari tingginya porsi pembiayaan yang

diberikan oleh beberapa bank syariah per 2014, diantaranya yaitu Bank Bukopin

Syariah pada tahun 2014 memberikan porsi pembiayaan ke sektor UMKM yaitu

sebesar 80% dari total pembiayaan atau sebesar 2,9 triliun. BNI Syariah sebesar

44% dari total pembiayaan Rp. 13,4 triliun dan 38%-40% dari total pembiayaan

pada Panin Bank Syariah.8

Bank Syariah Mandiri (BSM) dalam hal ini juga turut memberikan

kontribusinya dalam menyalurkan pembiayaan secara individu maupun kelompok

yang kekurangan dana. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSM terus

6 Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 314.

7 Tri Joko Purwanto, “Analisis Besarnya Pengaruh Pembiayaan, Financing To Deposit Ratio

(Fdr) Dan Rasio Non Performing Financing (Npf) Terhadap Laba Bank Syariah (Studi Kasus Pt. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk)”. (Bogor: Skripsi IPB, 2011). Diakses pada 17 Juli 2014 dari

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47725/H11tpu.pdf?sequence=1. 8 Berita Keuangan. Pembiayaan Bank Syariah. Diakses pada 1 Juli 2015 dari

http://keuangan.kontan.co.id/news/perbankan-syariah-gencar-di-pembiayaan-umkm.

Page 16: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

4

berupaya mendorong kemandirian masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan

adalah dengan menyalurkan pembiayaan ke sektor UMKM.9

Pembiayaan UMKM yang tercatat oleh perseroan per akhir 2012 mencapai

Rp32,79 triliun, atau sebesar 73,3% dari total pembiayaan sebesar Rp44,76

triliun. Pada akhir 2011, posisi pembiayaan UMKM sebesar Rp26,78 triliun,

sebesar 72,9% dari total pembiayaan Rp36,73 triliun. Pertumbuhan pembiayaan

UMKM sendiri sebesar 22,45% dalam setahunan, yang juga dikontribusi

pembiayaan di segmen mikro. 10

Salah satu penyebab cukup besarnya presentase pembiayaan bank syariah

terhadap UMKM diduga karena bank syariah lebih mengutamakan kelayakan

usaha (proyek) ketimbang nilai agunan.11

Selain itu, UMKM juga memiliki

pengaruh yang signifikan bagi pencapaian program pemerintah dalam hal

mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Pembiayaan ini juga

berpengaruh terhadap perolehan laba operasional bank syariah. Pernyataan ini di

dukung oleh penelitian Iman dan Adi bahwasanya pembiayaan UMKM

mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan laba operasional bank syariah.

Selain memperhatikan pembiayaan yang disalurkan, bank juga harus

memperhatikan kualitas pembiayaan. Kualitas pembiayaan dapat dilihat dari NPF

9 Bank Syariah Mandiri: BSM Masih Fokus ke UMKM. (Jakarta: BSM, 20012). Artikel

Diakses pada 29 November 2014 dari http://www.syariahmandiri.co.id/2012/08/bsm-masih-fokus-ke-

umkm/ 10

Berita BSM, BSM Patok Porsi Pembiayaan UMKM Jadi 75%. (Jakarta: BSM, 2013).

Artikel Diakses tanggal 9 September 2014 dari http://www.syariahmandiri.co.id/2013/04/bsm-patok-

porsi-pembiayaan-umkm-jadi-75/. 11

Amir Machmud dan Rukmana. Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di

Indonesia. (Jakarta: Erlangga, 2010). h. 100

Page 17: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

5

bank syariah tersebut. NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi

rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk.

Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi

pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah.

Bertambahnya NPF akan mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk

memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga

mempengaruhi perolehan laba. Hal ini didukung oleh penelitian Tri Joko yang

menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap laba.

Permasalahan yang terjadi saat ini, NPF perbankan syariah termasuk BSM

turut mengalami kenaikan yang cukup tinggi. NPF di Bank Syariah Mandiri

mencapai 3,90% pada triwulan kedua tahun 2014. Rasio NPF tersebut lebih tinggi

jika dibandingkan dengan kondisi pada triwulan pertama tahun 2014 yang berada

pada level 2,65 %.12

Kenaikan NPF di BSM ini bukan semata-mata karena tingginya

pembiayaan yang diberikan pada sektor UMKM. Jika dibandingkan, pembiayaan

UMKM paling tinggi ada pada triwulan kedua tahun 2013 dan NPF nya hanya

mencapai 1,1%. Hal ini berbanding terbalik pada saat pembiayaan UMKM turun

pada tahun 2014, NPF di BSM naik mencapai 4,23%.13

Oleh karena itu, tingginya NPF di BSM bukan hanya karena pembiayaan

sektor UMKM, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, salah satunya

12

Bank Syariah Mandiri. Laporan Keuangan Triwulan 2014. (Jakarta: BSM, 2014) 13

Ibid

Page 18: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

6

yaitu adanya kasus fraud (kecurangan) pada tahun 2013. Selain itu, tingginya

NPF juga disebabkan oleh kondisi ekonomi global dan nasional. Hal ini turut

memberikan efek bagi sektor-sektor usaha yang dibiayai oleh BSM.

Pertumbuhan penyaluran pembiayaan ke sektor UMKM merupakan

prestasi luar biasa yang dicapai BSM. Tetapi tingginya pembiayaan tersebut juga

diikuti tingginya tingkat NPF dalam tiga tahun terakhir. Apakah terdapat

pengaruh antara kedua variabel tersebut terhadap laba di BSM? Berdasarkan

permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian

yang berjudul: “PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NON

PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP LABA OPERASIONAL PT

BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT”

B. Identifikasi Masalah

Sebelum dirumuskan masalah penelitian perlu dibuat identifikasi masalah.

Berikut ini dikemukakan masalah-masalah yang ada pada objek yang diteliti,

antara lain :

1. Laba bank syariah dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan.

2. Tingkat NPF (Non Performing Financing) di bank syariah cukup tinggi dalam

tiga tahun terakhir. Rata-rata NPF bank syariah mencapai 4 % untuk NPF net

dan 6 % untuk NPF gross.

Page 19: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

7

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dideskripsikan, maka penulis membatasi permasalahan pada:

1. Faktor yang mempengaruhi laba operasional yang diteliti yaitu hanya

pembiayaan UMKM dan NPF khususnya di Bank Syariah Mandiri Pusat.

2. NPF yang digunakan dalam penelitian ini yaitu NPF Gross dan periode

penelitian ini yaitu tahun 2008-2014

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah dan latar belakang di atas, maka untuk

mempermudah pembahasan penulis, merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh pembiayaan sektor UMKM terhadap laba

operasional Bank Syariah Mandiri?

2. Apakah terdapat pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap laba

operasional Bank Syariah Mandiri?

3. Apakah pembiayaan sektor UMKM dan NPF secara bersama-sama

berpengaruh terhadap laba operasional Bank Syariah Mandiri?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh pembiayaan

UMKM terhadap laba operasional Bank Syariah Mandiri.

Page 20: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

8

b. Mengetahui dan menganalisis apakah terdapat pengaruh NPF terhadap laba

operasional Bank Syariah Mandiri.

c. Mengetahui dan menganalisis apakah pembiayaan sektor UMKM dan NPF

berpengaruh secara bersama-sama terhadap laba operasional Bank Syariah

Mandiri

2. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

a. Bagi Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk

menentukan kebijakan terhadap pembiayaan khususnya pembiayaan sektor

UMKM dan dapat menjadi dasar penilaian yang obyektif dalam rangka

meningkatkan laba operasional melalui langkah yang telah ditetapkan.

b. Bagi Ilmu Pengetahuan, untuk menambah khazanah intelektual bagi

perkembangan perbankan syariah, khususnya dalam pengaruh pembiayaan

sektor UMKM dan NPF terhadap laba operasional bank syariah. Dapat

pula dijadikan literatur untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai

pembiayaan dan npf serta laba operasional.

c. Bagi Penulis, sebagai bahan informasi/masukan dalam upaya

meningkatkan kemampuan, kreativitas yang berkaitan dengan dunia kerja

dimasa yang akan datang dan merupakan sarana pelatihan bagi mahasiswa

Page 21: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

9

untuk dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi antara teori

yang diberikan dengan praktek dilapangan.

F. REVIEW STUDI TERDAHULU14

Tabel 1.1

Review Studi Terdahulu

14

Fakultas Syariah dan Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi (Jakarta: Pusat Peningkatan dan

Jaminan Mutu ( PPJM ) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2012), h.93.

No

Nama Penulis/

NIM/ Fakultas/

Universitas/ Judul

Skripsi,

Jurnal/Tahun

Substansi Perbedaan dengan

penulis

1. Iman Pirman

Hidayat dan Adi

Ridwan Fadillah /

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi/

Universitas

Siliwangi/Pengaru

h Penyaluran

Kredit

Usaha Mikro Kecil

Menengah

dan Pendapatan

Operasional

Terhadap Laba

Operasional

(Kasus Pada Pt

Bank Jabar

Banten. Tbk)/2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penyaluran kredit usaha mikro kecil

menengah (UMKM) dan pendapatan operasional

terhadap laba operasional pada PT. Bank Jabar Banten,

Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif dengan pendekatan studi kasus.

Hasilnya, kredit UMKM berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap pendapatan operasional. Pengaruh

penyaluran kredit UMKM terhadap laba operasional

secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap laba operasional. Pengaruh pendapatan

operasional terhadap laba operasional berpengaruh

signifikan terhadap laba operasional. Pengaruh

penyaluran kredit UMKM dan pendapatan operasional

terhadap laba operasional secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap laba operasional.

Letak

perbedaannya

adalah variable

bebas yang diteliti

dan metodologi

penelitiannya.

2. Hanif Maula

Tanjung/ Jurusan

Akuntansi/

Fakultas

Pendidikan

Ekonomi dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh Non Performing Financing (NPF)

pembiayaan murabahah dan pertumbuhan margin

murabahah terhadap pertumbuhan laba operasional

pada bank umum syariah di Indonesia pada periode

2005-2009. Penelitian ini menggunakan metode

Perbedaan pada

penelitian ini

terletak pada

variable yang

diteliti sekaligus

metode yang

Page 22: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

10

Bisnis/ Universitas

Pendidikan

Indonesia/

Pengaruh Non

Peforming

Financing (Npf)

Pembiayaan

Murabahah Dan

Pertumbuhan

Margin

Murabahah

Terhadap

Pertumbuhan Laba

Operasional Pada

Bank Umum

Syariah Di

Indonesia/2012

penelitian analisis inferensial. Data penelitian diambil

dari laporan keuangan tiga bank umum syariah yang

dilibatkan pada penelitian ini. Data dikumpulkan

dengan teknik purposive sampling secara cross

sectional dan time series.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pertama,

pengaruh Non Performing Financing (NPF)

pembiayaan murabahah terhadap pertumbuhan margin

murabahah menunjukan hubungan yang berada pada

tingkat sedang (r = -0,412) dengan signifikasi

hubungan sebesar 17,0%. Kedua, pengaruh

pertumbuhan margin murabahah terhadap pertumbuhan

laba operasional menunjukkan hubungan yang sangat

kuat (r = 0,995) dengan signifikasi hubungan sebesar

99,0%. Ketiga, pengaruh Non Performing Financing

(NPF) pembiayaan murabahah terhadap pertumbuhan

laba operasional menunjukan hubungan yang berada

pada tingkat rendah (r = -0,372) dengan signifikasi

hubungan sebesar 13,9%.

digunakan pun

juga berbeda.

3. Cahya Masturina

Citra/09390079/Fa

kultas Syari’ah dan

Hukum/UIN

Sunan Kalijaga

Yogyakarta/Pengar

uh NPF, DPK dan

Inflasi Terhadap

Penyaluran

Pembiayaan Usaha

Kecil Menengah

(UKM) pada

BPRS di

Indonesia/Skripsi/

2013

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjelaskan

pengaruh NPF, DPK dan inflasi terhadap jumlah

pembiayaan yang disalurkan pada sektor UKM.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal

komparatif. Teknik pengumulan data yang digunakan

yaitu teknik dokumentasi. Teknik analisa data yang

digunakan yaitu uji asumsi klasik, analisis regresi

linear berganda, uji R square, uji F dan uji t.

Kesimpulannya bahwa secara simultan variabel

NPF, DPK dan inflasi berpengaruh terhadap

pembiayaan UKM. Secara parsial, DPK berpengaruh

positif signifikan terhadap penyaluran pembiayaan

UKM. NPF berpengaruh negative terhadap pembiayaan

UKM. Sedangkan inflasi tidak berpengaruh terhadap

pembiayaan UKM. Hasil koefisien determinasi (R

square) menunjukan 98,6%, dimana variabel Y dapat

dijelaskan oleh ketiga variabel X. Sedangkan 1,4% Y

dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Perbedaan

penelitian ini

dengan penelitian

yang dilakukan

oleh penulis yaitu

pada variabelnya.

Selain itu, teknik

analisis data nya

pun berbeda.

penelitian ini

hanya

menggunakan

teknik

dokumentasi

sedangkan penulis

selain dokumentasi

juga menggunakan

teknik wawancara.

Page 23: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

11

G. Kerangka Pemikiran

Pembiayaan sektor UMKM di bank syariah hingga saat ini masih terus

mengalami peningkatan. Peningkatan ini tentunya bukan tanpa alasan, sebagai

lembaga yang berorientasi pada profit senantiasa terus meningkatkan

pembiayaannya untuk meningkatkan laba. Akan tetapi, bank syariah juga harus

memperhatikan kualitas pembiayaan itu sendiri. Kualitas pembiayaan dapat

4. Tri Joko Purwanto/

H24061626/

Fakultas Ekonomi

dan Manajemen/

Institut Pertanian

Bogor (IPB)/

Analisis Besarnya

Pengaruh

Pembiayaan,

Financing To

Deposit Ratio

(Fdr) Dan Rasio

Non Performing

Financing (Npf)

Terhadap Laba

Bank Syariah

(Studi Kasus Pt.

Bank Muamalat

Indonesia, Tbk)/

Skripsi/ 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis

pengaruh total dana pihak ketiga, pembiayaan, FDR

dan NPF terhadap laba bank syariah, (2) Menganalisis

pengaruh pembiayaan terhadap Non Performing

Financing. Model dalam penelitian ini terdiri dari dua

model regresi linier sederhana dan satu model regresi

linier berganda, yaitu: (1). Pengaruh Dana Pihak Ketiga

terhadap Laba, (2) Pengaruh pembiayaan, Financing to

Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap

Laba, (3) Pengaruh Pembiayaan terhadap Rasio Non

Performing Financing.

1. Laba = -40271 + 0,0328 Dana Pihak Ketiga

2. Laba = 29659 + 0,0327 Pembiayaan – 401 FDR –

4000 NPF

Hasil penelitian menunjukan bahwa: berdasarkan

model persamaan (1), dana pihak ketiga berpengaruh

positif terhadap laba dengan koefisien 0,0328. Model

persamaan (2) secara simultan (keseluruhan) variabel

pembiayaan, FDR dan NPF memiliki pengaruh nyata.

Namun secara parsial hanya pembiayaan dan NPF yang

berpengaruh nyata terhadap laba. Model ini memiliki

nilai Koefisien Determinasi (R²) sebesar 94,4% yang

artinya keragaman nilai dari laba, 94,4 % nya

dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam model yaitu:

pembiayaan, FDR dan NPF dan sisanya sebesar 5,6 %

dipengaruhi oleh factor-faktor lainnya.

Pada penelitian ini

terdapat 3 variabel

bebas, sedangkan

penulis hanya

meneliti 2 variabel

bebas dan terfokus

pada pembiayaan

UMKM dan NPF,

analisis regresinya

pun tentu berbeda.

Penulis

menggunakan

analisis regresi

berganda dengan 1

persamaan

sedangkan

penelitian ini

menggunakan

analisis regresi

linier berganda

dengan 2 model

persamaan karena

variable yang

digunakan pun

lebih banyak.

Page 24: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

12

dilihat dengan rasio NPF. Semakin rendah rasio ini maka kesempatan bank untuk

mendapatkan laba dari pembiayaannya akan semakin tinggi.

Gambar 1.1

Kerangka pemikiran Teoritis

H. Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka variabel dalam penelitian

ini yaitu:

1. Variebel dependent : Laba Operasional (Y)

2. Variebel Independent : Pembiayaan UMKM (X1), NPF (X2)

Landasan Teori

Tujuan Penelitian

Latar Belakang Penelitian

Analisis Statistik

Keterkaitan Variabel

Variabel Yang Diteliti

1. Laba Operasional (Y)

2. Pembiayaan UMKM (X1)

3. NPF (X2)

Hasil Penelitian:

Dapat diketahui adanya pengaruh dari pembiayaan UMKM dan NPF terhadap

laba operasional Bank Syariah

X1

11

11

11

1 X2

Y

Page 25: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

13

I. Pernyataan Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah ada serta beberapa literature review

terdahulu, maka penulis merumuskan hipotesis pengaruh pembiayaan UMKM

dan NPF terhadap laba operasional bank syariah sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh positif antara pembiayaan sektor UMKM dan laba

operasional Bank Syariah Mandiri

H2 : Terdapat pengaruh negatif antara NPF dan laba operasional Bank Syariah

Mandiri.

H3 : Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara pembiayaan UMKM dan

NPF terhadap Laba Operasional Bank Syariah Mandiri.

J. Sistematika Penulisan

Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan, serta untuk mempermudah

analisa materi pada skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam sistematika

penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang dibagi didalam

sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing yang akan

saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar

belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

Page 26: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

14

dan manfaat penelitian, hipotesis penelitian, review terdahulu dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan

pembahasan penulisan skripsi ini, khusunya mengenai variabel-

variabel yang terkait di dalam penelitian ini yaitu pembiayaan sektor

UMKM, NPF dan laba operasional.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan lebih rinci mengenai variable

dalam penelitian, lokasi dan waktu penelitian, pengumpulan dan

pengolahan data, serta teknik analisis yang digunakan dalam penelitian

ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi uraian secara rinci mengenai semua temuan-temuan

yang dihasilkan dalam penelitian dan mendeskripsikan hasil yang

diperoleh secara teoritik dan statistik berdasarkan pada analisa

kuantitatif.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan permasalahan

yang dihasilkan dari pembahasan yang telah dilakukan serta saran

terhadap permasalahan yang diteliti.

Page 27: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan

1. Gambaran Umum Pembiayaan

Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi

intermediari, yaitu menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya dalam

bentuk pembiayaan kepada kelompok masyarakat yang memerlukan. Seperti

bank konvensional, salah satu aktivitas bank syariah yang dominan adalah

penyaluran pembiayaan kepada masyarakat. Penyaluran pembiayaan menjadi

bagian yang sangat penting bagi bisnis bank karena menunjukkan

keberpihakan bank pada kemajuan ekonomi masyarakat.

Pembiayaan di bank syariah atau disebut kredit di bank konvensional,

pada dasarnya merupakan sebuah kesepakatan bank dengan nasabah yang

memerlukan dana untuk membiayai kegiatan atau aktivitas tertentu.

Kesepakatan penyaluran pembiayaan bank kepada nasabah tersebut dapat

dibedakan berdasarkan akad yang digunakan. Akad pembiayaan bisa berupa

akad jual beli, akad penanaman modal atau investasi, akad sewa/sewa-beli,

dan akad lain-lain. Ada juga akad pinjam meminjam uang tanpa tambahan

atas pokok atau bunga.1

1 Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2014). h. 202

Page 28: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

16

Pengenaan tambahan pengembalian berupa bunga pada pokok

pinjaman terjadi pada kredit bank konvensional. Pada bank syariah, tambahan

pengembalian berupa tambahan tidak terjadi. Dalam pelaksanaan pembiayaan,

Bank Syariah harus memenuhi aspek syariah dan aspek ekonomi. Artinya,

dalam setiap realisasi pembiayaan kepada nasabah, bank syariah harus tetap

berpedoman pada syariat Islam (antara lain tidak mengandung unsur maysir,

gharar, dan riba serta bidang usahanya halal), di samping tetap

mempertimbangkan perolehan keuntungan baik bagi bank syariah maupun

nasabah itu sendiri.2

Bank syariah melandasi kegiatan penyaluran pembiayaan dengan Al-

Qur’an dan Hadits. Allah berfirman di dalam Q.S Al Maidah 5 : 2 yang

berbunyi sebagai berikut

إن الله شديد العقاب واتقوا الله ولا تعاونوا علي الإثم والعدوان البر والتقوىوتعاونوا علي

[٢:٥]

Yang artinya berbunyi sebagai berikut, “Dan tolong-menolonglah kamu

dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong

dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya “

2 Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 314.

Page 29: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

17

Hadits riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:

“Nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak

secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan

jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.‟”

Kaidah Fiqih:

Pada dasarnya segala bentuk muamalat boleh dilakukan, kecuali ada dalil

yang mengharamkan.

2. Jenis Pembiayaan

Secara umum, jenis pembiayaan berdasarkan tujuan penggunaan dapat

dibedakan menjadi:3

a. Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada nasabah

yang dipergunakan untuk menbiayai barang-barang konsumtif. Pembiayaan

ini umumnya untuk perorangan, seperti untuk pembelian rumah tinggal,

pembelian mobil untuk keperluan pribadi. Pembayaran kembali

pembiayaan, berupa angsuran, berasal dari gaji atau pendapatan lainnya,

bukan dari objek yang dibiayainya.

Jenis pembiayaan yang termasuk dalam jenis pembiayaan konsumtif,

antara lain:

1.) Pembiayaan Perumahan

3 Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2014). h. 207

Page 30: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

18

2.) Pembiayaan Mobil

3.) Pembiayaan Multiguna

4.) Kartu Pembiayaan

b. Pembiayaan Komersial, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada

perorangan atau badan usaha yang dipergunakan untuk membiayai suatu

kegiatan usaha tertentu. Pembayaran kembali pembiayaan komersial

berasal dari hasil usaha yang dibiayai.

Pembiayaan yang termasuk dalam jenis pembiayaan komersial yaitu:

1.) Pembiayaan Mikro

2.) Pembiayaan Usaha Kecil

3.) Pembiayaan Usaha Menengah

4.) Pembiayaan Korporasi

3. Proses Pemberian Pembiayaan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah, khususnya pasal 23 perihal Kelayakan

Penyaluran Dana (Pemberian Pembiayaan), ditegaskan bahwa:

Bank Syariah dan/atau UUS harus mempunyai keyakinan atas

kemauan dan kemampuan calon Nasabah Penerima Fasilitas untuk

melunasi seluruh kewajiban pada waktunya sebelum Bank Syariah

dan/atau UUS menyalurkan dana kepada Nasabah Penerima Fasilitas.

Page 31: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

19

Untuk memperoleh keyakinan sebagaimana dimaksud pada butir di

atas, Bank Syariah dan/atau UUS wajib melakukan penilaian yang

seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek

usaha dari calon Nasabah Penerima Fasilitas.

Proses pemberian pembiayaan yang baik dapat membantu

meminimalkan concentration risk. Untuk menghasilkan keputusan

pembiayaan yang baik, seluruh tahap dalam proses pemberian pembiayaan

harus dilalui, seperti:4

- Memahami bisnis dan industri;

- Mewawancarai nasabah;

- Melakukan analisis pembiayaan, termasuk analisis keuangan nasabah;

- Melakukan negosiasi;

- Menyusun struktur pembiayaan sesuai dengan kebutuhan nasabah;

- Melakukan dokumentasi secara layak;

- Melakukan monitoring pembiayaan dengan baik.

B. Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

1. Gambaran Umum UMKM

UMKM merupakan salah satu industri yang terus berkembang di

Indonesia. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan

4 Ikatan Bankir Indonesia. Mengelola Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2014). h. 69-70

Page 32: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

20

mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai

tambah untuk mendapatkan keuntungan. Industri ini terbagi menjadi 3

kelompok, yaitu industri mikro dan kecil, industri menengah dan industri

besar.5 Pengertian UMKM dan karakteristiknya yaitu:

a. Usaha Mikro

Berdasarkan Pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang

usaha mikro, kecil, menengah adalah usaha produktif milik orang

perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria

Usaha Mikro yaitu:6

1.) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

2.) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah)

b. Usaha Kecil

Berdasarkan Pasal 1 butir 2, usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

5 Kementrian Koperasi dan UMKM, PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO, KECIL,

MENENGAH (UMKM) DAN USAHA BESAR (UB)TAHUN 2011 – 2012. (Jakarta: DEPKOP, 2012).

Diakses pada 9 Juli 2014 dari

http://www.depkop.go.id/phocadownload/data_umkm/sandingan_data_umkm_2011-2012-new.pdf. 6 UU No.20 tahun 2008. Pasal 6 butir 1 tentang UMKM. Di akses pada 30 Desember 2014

dari http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU20Tahun2008UMKM.pdf.

Page 33: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

21

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang

memenuhi kriteria Usaha Kecil yaitu:7

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah

Berdasarkan Pasal 1 butir 3, usaha menengah adalah usaha ekonomi

produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yaitu:8

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000

7 Ibid. Pasal 6 butir 2

8 Ibid. Pasal 6 butir 3.

Page 34: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

22

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

UMKM erat kaitannya dengan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat

merupakan kegiatan yang bertumpu pada sektor riil, yang mampu menyerap

potensi dan sumber daya yang ada dan tersedia di masyarakat setempat secara

swadaya, dan hasilnya ditunjukan untuk kemakmuran seluruh anggota

masyarakat, bukan untuk orang seorang atau kelompok tertentu. Selain itu,

UMKM itu sendiri juga memiliki pengaruh yang sangat signifikan bagi

pencapaian program pemerintah dalam hal mengurangi pengangguran dan

mengentaskan kemiskinan.9

Meskipun demikian, UMKM masih memiliki banyak kendala,

diantaranya yaitu akses pembiayaan bagi sebagian besar UMKM di seluruh

Indonesia.10

Keterbatasan akses pembiayaan ini menyebabkan sebagian besar

industri UMKM di Indonesia hanya mengandalkan modal yang dimiliki

sendiri. Berikut adalah alokasi sumber modal yang dimiliki oleh industri

UMKM di Indonesia baik dari modal sendiri maupun modal pinjaman..

9 Muhammad. Bank Syariah dan Prospek Pengembangan UKM. (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2005). h. 135 10

Kabar Bisnis, Empat Kendala Penghambat Pengembangan UMKM. Artikel Diakses

tanggal 9 September 2014 dari http://www.kabarbisnis.com/read/2845011.

Page 35: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

23

Tabel 2.111

Sumber Permodalan UMKM

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sumber permodalan

UMKM sebagian besar adalah modal sendiri dengan persentase mencapai

69,82% dan modal pinjaman hanya sebesar 4,76%. Sebagian Besar modal

pinjaman tersebut yang berasal dari bank yaitu sebesar 59,78 %. Hal ini

menunjukkan masih rendahnya suntikan modal yang diberikan ke sektor

UMKM dari lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan lainnya.

2. Peraturan Pemerintah tentang Pembiayaan UMKM

Menurut Pasal 1 butir 11 Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang

usaha mikro, kecil, menengah yang dimaksud pembiayaan adalah penyediaan

dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat

melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk

11

Kementerian Negara Koperasi dan UMKM. Sumber Modal UMKM. Diakses pada 13 Juni

2014 dari www.depkop.go.id

Page 36: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

24

mengembangkan dan memperkuat permodalan usaha mikro, kecil, dan

menengah.

Perkreditan atau pembiayaan perbankan yang selama ini harus

dihadapi UMKM yaitu:12

1) Prosedur dan persyaratan perbankan yang terlalu

rumit sehingga pinjaman yang diperoleh tidak sesuai kebutuhan baik dalam

hal jumlah maupun waktu; 2) Kebanyakan perbankan masih menempatkan

agunan material sebagai salah satu persyaratan dan cenderung

mengesampingkan kelayakan usaha; 3) Tingkat bunga yang dibebankan

dirasakan masih tinggi; 4) Kurangnya pembinaan, khususnya dalam

manajemen keuangan, seperti perencanaan keuangan, penyusunan proposal

dan lain sebagainya, sehingga meskipun dimasa lalu pemerintah telah

memberikan berbagai skim kredit bagi UMKM tetap saja skim-skim kredit

tersebut tidak terjangkau.

Namun, sejalan dengan telah berkembangnya industri perbankan, dan

perbaikan ekonomi Indonesia pada era Presiden SBY, maka penguatan kredit

untuk sektor UMKM menjadi fokus perhatian pemerintah. BI pada tanggal 2

April 2007 akhirnya mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI), yang

intinya memperlonggar dan mempermudah sejumlah persyaratan kredit

perbankan bagi UKM.

12

Sri Lestari Hs. Perkembangan dan Strategi Pengembangan Pembiayaan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM). Jurnal, 2010. Di akses pada 3 Desember 2014 dari

http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/VOL15_02/6_%20lestari.pdf.

Page 37: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

25

Selain itu, BI juga juga membuat peraturan nomor 14/22/PBI/2012.

Peraturan tersebut mengatur tentang pemberian kredit atau pembiayaan oleh

Bank Umum. Salah satu peraturan tersebut yaitu adanya kewajiban setiap

Bank Umum untuk memberikan pembiayaan kepada UMKM minimal 20%

dari total pembiayaan yang diberikan. Hal ini tentu memberikan angin segar

bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk

mendapatkan suntikan modal untuk memperluas usahanya.

C. Non Performing Financing (NPF)

1. Kualitas Pembiayaan dan NPF

Salah satu ukuran keberhasilan penyaluran pembiayaan adalah

kolektibilitas (kualitas pembiayaan), yaitu tingkat pengembalian atau

pembayaran kembali pembiayaan oleh nasabah. Tingkat kelancaran

pembayaran ini menentukan kualitas suatu pembiayaan. Kualitas pembiayaan

juga ditentukan oleh prospek usaha serta kinerja usaha dari nasabah

pembiayaan yang bersangkutan.

Tujuan penetapan kolektibilitas pembiayaan adalah mengetahui

kualitas pembiayaan agar bank dapat menghitung dan mengantisipasi risiko

pembiayaan secara dini. Penetapan kolektibilitas juga digunakan untuk

menentukan tingkat cadangan potensi kerugian pembiayaan.

Page 38: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

26

Kualitas pembiayaan daoat ditentukan berdasarkan 3 parameter:13

a. Prospek Usaha

Penilaian prospek usaha meliputi penilaian terhadap komponen-

komponen berikut:

1) Potensi pertumbuhan usaha;

2) Kondisi pasar dan posisi nasabah pembiayaan dalam

persaingan;

3) Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja;

4) Dukungan dari grup atau afiliasi; dan

5) Upaya yang dilakukan oleh nasabah pembiayaan dalam rangka

memelihara lingkungan hidup.

b. Kinerja Nasabah Pembiayaan

Penilaian kinerja (performance) nasabah pembiayaan meliput

penilaian terhadap komponen-komponen:

1) Perolehan laba;

2) Struktur permodalan;

3) Arus kas; dan

4) Sensitivitas terhadap risiko pasar.

c. Kemampuan Membayar

13

Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2014). h. 221-222

Page 39: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

27

Penilaian kemampuan membayar meliputi penilaian terhadap

komponen-komponen:

1) Ketepatan pembayaran pokok dan bunga;

2) Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan nasabah

pembiayaan;

3) Kelengkapan dokumentasi pembiayaan;

4) Kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan;

5) Kesesuaian penggunaan dana; dan

6) Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.

Kualitas pembiayaan pada bank syariah dapat dilihat dari NPF bank

syariah tersebut. NPF (pembiayaan bermasalah) adalah pembiayaan yang

dikategorikan dalam kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet.14

Tabel 2.2

Kriteria Kualitas Pembiayaan15

No. Kualitas Pembiayaan Kriteria

1. Pembiayaan Lancar a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau

bagi hasil tepat waktu; dan

b. Memiliki rekening yang aktif; atau

c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin

dengan agunan tunai (cash colateral).

14

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. (Jakarta: Rajawali Pers, 2014). h. 359 15

Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbs. (Jakarta: BI, 2011). Diakses

pada 11 Mei 2015 dari

http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Documents/e23620c42f9141f6ad163539fe8056c3lampiran

_se_131012.pdf

Page 40: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

28

2. Perhatian Khusus a. Terdapat tunggakan angsuran pokok

dan/atau bagi hasil yang belum

melampui Sembilan puluh hari: atau

b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau

c. Mutasi rekening relative aktif; atau

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap

kontrak yang diperjanjikan; atau

e. Didukung oleh pinjaman baru

3. Kurang Lancar a. Terdapat tunggakan angsuran pokok

dan/atau bagi hasil; atau

b. Sering terjadi cerukan; atau

c. Frekuensi mutasi rekeningrelatif

rendah

d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak

yang diperjanjikan lebih dari

Sembilan puluh hari; atau

e. Terdapat indikasi masalah keuangan

yang dihadapi debitur; atau

f. Dokumentasi pinjaman yang lemah

4. Diragukan a. Terdapat tunggakan angsuran pokok

dan/atau bagi hasil; atau

b. Terdapat cerukan yang bersifat

permanen; atau

c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180

hari atau

d. Terdapat kapitalisasi bunga; atau

e. Dokumentasi hukum yang lemah baik

untuk perjanjian pembiayaan maupun

pengikatan jaminan.

5. Macet a. Terdapat tunggakan angsuran pokok

dan/atau bagi hasil; atau

b. Kerugian operasional ditutup dengan

pinjaman baru; atau

c. Dari segi hukummaupun kondisi

pasar, jaminan tidak dapat dicairkan

pada nilai wajar

Pembiayaan bermasalah (NPF) adalah suatu kondisi pembiayaan,

dimana ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali

Page 41: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

29

pembiayaan yang menyebabkan kelambatan dalam pengembalian atau

diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan potensial

loss. Beberapa hal yang menyebabkan timbulnya pembiayaan bermasalah,

antara lain:16

- Analisis keuangan yang kurang baik;

- Struktur pembiayaan yang kurang tepat;

- Support dan dokumentasi yang buruk;

- Monitoring yang kurang baik;

- Analisis penjamin yang kurang memadai.

Dari sisi nasabah, beberapa hal yang menyebabkan pembiayaan

menjadi bermasalah, antara lain:

- Prosuk dan jasa yang buruk;

- Kontrol keuangan yang buruk;

- Faktor eksternal, seperti bencana, ekonomi, persaingan, dan

teknologi.

NPF (pembiayaan bermasalah) mencerminkan risiko pembiayaan,

semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah

semakin buruk. Dengan semakin tingginya NPF akan mengakibatkan

16

Ikatan Bankir Indonesia. Mengelola Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2014). h. 94-95

Page 42: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

30

hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang

diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba.

2. Jenis-Jenis NPF

a. Non Performing Financing Gross (NPF Gross)17

Adalah perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total

pembiayaan dengan formula sebagai berikut:

NPF Gross = Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan

- Pembiayaan adalah Pembiayaan sebagaimana diatur dalam ketentuan

Bank Indonesia mengenai kualitas aset bank umum.

- Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan dengan kualitas kurang

lancar, diragukan, dan macet, dan dihitung berdasarkan nilai tercatat

dalam neraca secara gross (belum dikurangi CKPN).

- Total pembiayaan dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca

secara gross (belum dikurangi CKPN).

- Angka rasio dihitung per posisi (tidak disetahunkan).

b. Non Performing Financing Net (NPF Net)18

Adalah perbandingan antara pembiayaan bermasalah setelah dikurangi

CKPN terhadap total kredit dengan formula sebagai berikut:

17

Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2014). h. 284 18

Ibid. h. 285

Page 43: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

31

NPF Net = Pembiayaan Bermasalah – CKPN Pembiayaan Bermasalah

Total Pembiayaan

- Pembiayaan adalah pembiayaan sebagaimana diatur dalam ketentuan

Bank Indonesia mengenai kualitas asset bank umum.

- Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan dengan kualitas kurang

lancar, diragukan, dan macet, dan dihitung berdasarkan nilai tercatat

dalam neraca.

- CKPN Pembiayaan adalah cadangan yang wajib dibentuk bank sesuai

ketentuan dalam PSAK mengenai instrumen keuangan dan PAPI, yang

mencakup CKPN pembiayaan secara individual dan kolektif.

- Total pembiayaan dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca

secara gross (belum dikurangi CKPN).

- Angka rasio dihitung per posisi (tidak disetahunkan).

Semakin tinggi rasio NPF Gross, semakin tinggi pembiayaan

bermasalah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Namun

harus juga dilihat rasio NPF Net-nya, yaitu rasio setelah pembiayaan

bermasalah tersebut dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)

atau penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Rasio NPF Net yang

menjadi acun Bank Indonesia maksimal 5 % (lima persen). Jika tinggi rasio

Page 44: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

32

NPF Net sebuah bank di atas 5 % (lima persen), bank tersebut dianggap

mempunyai risiko pembiayaan yang tinggi.19

D. Laba Operasional

1. Pengertian Laba

Setiap pendirian suatu organisasi memiliki tujuan. Begitu juga dengan

sebuah perusahaan. Tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan oleh pemilik

perusahaan adalah untuk menciptakan dan memaksimalkan laba. Termasuk di

dalamnya adalah pendirian sebuah bank, baik itu bank konvensional maupun

bank syariah. Laba bukan hanya untuk kepentingan pemilik atau pendiri,

tetapi juga sangat penting untuk pengembangan usaha bank syariah.

Soemarso SR. mendefinisikan laba sebagai selisih lebih pendapatan

atas biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk memperoleh

pendapatan tersebut.20

Laba atau rugi merupakan hasil perhitungan secara

periodik. Laba/rugi ini belum merupakan laba/rugi yang sebenarnya.

Laba/rugi yang sebenarnya baru dapat diketahui apabila perusahaan

menghentikan kegiatannya dan dilikuidasikan. Tetapi, tentu saja, manajemen

dan pihak-pihak lain yang berkepentingan tidak akan sabar apabila untuk

mengetahui laba/rugi harus menanti sampai perussahaan dilikuidasi. Bahkan

mereka ingin mengetahui tanda-tanda bahaya terhadap kelangsungan hidup

19

Ikatan Bankir Indonesia. Mengelola Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2014). h. 37 20

Muhammad Gade. Teori Akuntansi. (Jakarta: Almahira, 2005). h. 15.

Page 45: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

33

perusahaan itu sedini mungkin, sehingga dapat mengambil tindakan. Oleh

karena itu, laba dihitung secara berkala, biasanya dilakukan setahun sekali.

Menurut Uhammas Gade dan Said Khaerul Wasif, laba yang diperoleh

perusahaan adalah selisih antara pendapatan dan biaya.21

Jadi pendapatan dan

biaya merupakan elemen-elemen yang dipergunakan untuk mencari besarnya

laba.

Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasanya

laba merupakan kelebihan pendapatan atau penghasilan atas beban atau biaya

yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa (biaya total yang

melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa).

2. Pertumbuhan Laba

Pada dasarnya, perusahaan beroperasi adalah dengan harapan agar

memperoleh laba pada tingkat tertentu yang sudah ditetapkan sebagai tujuan

yang harus dicapai. Laba sebagaimana dilaporkan dalam laporan keuangan

telah menjadi kriteria utama yang paling penting bagi para stakeholder dalam

menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam mencapai

tujuannya.

Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja

perusahaan juga baik. Oleh karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu

perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan,

21

Ibid. h. 16

Page 46: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

34

mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demikian apabila

rasio keuangan perusahaan baik, maka pertumbuhan laba perusahaan juga

baik.22

Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen

dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan

komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga

pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga,

perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan dalam pos-pos luar biasa, dan

lain-lain.

Laba bank syariah terutama diperoleh dari selisih antara pendapatan

atas penanaman dana dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode

tertentu. Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal, bank syariah di tuntut

untuk melakukan pengelolaan dananya secara efisien dan efektif, baik atas

dana-dana yang dikumpulkan dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga), serta dana

modal pemilik/pendiri bank syariah maupun atas pemanfaatan atau

penanaman dana tersebut.23

22

Tri Joko Purwanto, “Analisis Besarnya Pengaruh Pembiayaan, Financing to Deposit Ratio

(Fdr) dan Rasio Non Performing Financing (NPF) terhadap Laba Bank Syariah (Studi Kasus Pt. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk)”. (Bogor: Skripsi IPB, 2011). 23

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014).

h. 133

Page 47: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

35

3. Konsep Laba Operasional

Pada dasarnya, pendapatan dan biaya merupakan elemen-elemen yang

dipergunakan untuk mencari besarnya laba. Elemen-elemen ini

dikelompokkan untuk memberikan pengukuran laba yang berbeda-beda,

yaitu:24

a. Laba Bruto

Laba bruto merupakan selisih antara pendapatan dari penjualan dengan

harga pokok penjualan.

b. Laba usaha (Laba Operasi)

Laba usaha merupakan selisih antara laba bruto dengan beban usaha.

c. Laba sebelum pajak

Merupakan hasil penambahan laba usaha dengan pendapatan lain-lain dan

dikurangi dengan beban-beban, pos luar biasa dan pengaruh kumulatif dari

perubahan prinsip akuntansi.

d. Laba Bersih

Laba bersih adalah laba setelah dikurangi pajak penghasilan.

24

Muhammad Gade. Teori Akuntansi. (Jakarta: Almahira, 2005). h. 16.

Penjualan - Harga Pokok Penjualan = Laba Bruto

Laba Bruto - Beban Usaha = Laba Usaha

Laba Usaha + Pendapatan Lain-lain – Beban lain-lain = Laba Sebeum Pajak

Laba Sebelum Pajak Penghasilan – Pajak Penghasilan = Laba Bersih

Page 48: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

36

Perhitungan laba rugi perusahaan, dilakukan dengan membandingkan

antara pendapatan dalam suatu periode tertentu dengan biaya-biaya untuk

memperoleh pendapatan tersebut. Selisih dari pendapatan dan biaya-biaya

akan merupakan laba atau rugi untuk periode tersebut. Jika terjadi selisih lebih

pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi berarti perusahaan mendapatan laba,

jika terjadi selisih kurang pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi maka

perusahaan menderita kerugian.

Berdasarkan beberapa jenis laba tersebut, dalam hal ini laba usaha

dianggap bersifat masa kini (current) dan berulang. Temuan-temuan riset

menunjukkan bahwa, sebagai peramal laba yang akan datang, laba usaha lebih

unggul dari pada laba bersih.25

Selain itu, laba yang sering digunakan sebagai

pengukur kemampuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan utamanya

adalah laba usaha. Karena laba usaha merupakan keuntungan yang benar-

benar hanya di dapat dari kegiatan utama perusahaan. Laba usaha sering juga

disebut dengan laba operasi.

Niswonger dan Fees mengemukakan pendapatnya bahwa laba dari

operasi atau laba operasi adalah kelebihan laba kotor terhadap total beban

operasi. Laba usaha dihasilkan dari selisih antara pendapatan dikurangi

dengan biaya-biaya tentunya pendapatan disini jumlahnya lebih besar dari

pada biaya yang dikeluarkan sehingga selisihnya merupakan laba.

25

Ahmed Belkaoui. Teori Akuntansi. (Jakarta: Erlangga, 1997). h. 232

Page 49: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Bank Mandiri Syariah, Wisma

Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340 – Indonesia. Tempat

penelitian ini dipilih karena Bank Mandiri Syariah (BSM) merupakan salah

satu bank syariah terbesar di Indonesia dan dalam hal pembiayaan UMKM,

BSM juga merupakan salah satu bank syariah yang memberikan pembiayaan

sektor UMKM cukup besar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Sebelum penelitian

dimulai, peneliti mengawali dengan wawancara untuk menemukan

permasalahan yang dihadapi dalam proses penelitian.

B. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-

Page 50: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

38

teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka dan melalui analisis

data dengan menggunakan statistik atau permodelan matematis.1 Karakteristik

khusus dari penelitian kuantitatif yaitu merupakan penelitian yang

membuktikan hipotesis, meneliti sesuatu yang telah terjadi, dan penelitian ini

bersifat deduktif.

2. Pendekatan Penelitian

Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kausalitas.

Penelitian kausalitas adalah suatu penelitian yang bersifat sebab akibat.2

Dalam hal ini terdapat variabel independent (variabel yang mempengaruhi)

dan variabel dependent (dipengaruhi).

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berjenis data kuantitatif berupa

data rasio dan berdasarkan sumbernya penelitian ini menggunakan data primer

dan data sekunder.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung yang

dikumpulkan melalui survey lapangan. Data primer dalam penelitian ini yaitu

1 Singgih Santoso. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. (Jakarta: PT. Elek Media

Komutindo, 2004). h. 34 2 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2012). h.

37

Page 51: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

39

data yang diperoleh secara langsung dari PT Bank Syariah Mandiri melalui

wawancara dengan pihak Micro Banking Group.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung baik dari buku

literatur, arsip - arsip laporan keuangan dan dokumen-dokumen pembiayaan

UMKM yang dimiliki oleh instansi bersangkutan.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.3 Jadi yang

dimaksud dengan variabel penelitian dalam penelitian ini adalah segala sesuatu

yang dianggap sebagai objek penelitian yang ditetapkan dan dipelajari sehingga

memperoleh informasi untuk menarik kesimpulan.

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka

macam-macam variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi:4

1. Variabel Independent

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas

3 Ibid. h. 38

4 Ibid. h. 39

Page 52: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

40

adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas (X)

pada penelitian ini yaitu pembiayaan UMKM (X1) dan NPF (X2).

2. Variabel Dependent

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam

bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah Laba

Operasional.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi :

1. Library Research yaitu kajian pustaka mencapai pemahaman yang

komperhensif mengenai konsep yang akan dikaji. Bahan yang digunakan

untuk kajian pustaka ini adalah buku-buku, makalah, dan penelitian

terdahulu yang relevan untuk mengetahui teori yang mendukung dengan

pembiayaan UMKM, NPF dan Laba Operasional.

2. Field Research atau disebut studi lapangan adalah metode pengumpulan

data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Teknik

yang digunakan pada penelitian lapangan ini yaitu wawancara. Wawancara

dengan pihak Micro Banking Group PT Bank Syariah Mandiri Pusat yaitu

Page 53: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

41

Bapak Jumbadi. Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah

wawancara tidak terstruktur, dimana penulis hanya menanyakan hal-hal

secara garis besar yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

Penulis menggunakan teknik wawancara guna mengetahui informasi secara

mendalam yang berkaitan dengan pembiayaan UMKM di PT Bank Syariah

Mandiri periode 2008-2014.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik. Sedangkan teknik

yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda bertujuan

menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu

variable terikat dan memprediksi variable terikat dengan menggunakan dua atau

lebih variabel bebas.5

Model regresi linier berganda dalam penelitian ini yaitu:

Y =

Dimana:

Y : Laba Operasional

α : konstanta (intercept)

βi : slope

5 Ety Rochaety dkk. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Mitra Wacana

Media: Jakarta. h:142

Page 54: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

42

X : Pembiayaan UMKM

X : NPF

e : Besaran nilai residu (standar eror)

Untuk model regresi linier, ada beberapa pengujian yang harus dilakukan,

di antaranya yaitu:

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas merupakan salah satu uji mendasar yang dilakukan sebelum

melakukan analisis data lebih lanjut atau lebih dalam, data yang normal

sering dijadikan landasan dalam beberapa uji statistik. Data yang

mempunyai distribusi yang normal berarti mempunyai sebaran yang

normal pula. Dengan profit data semacam ini maka data tersebut dianggap

bisa mewakili populasi.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data,

namun pada penelitian ini hanya digunakan satu teknik yaitu dengan

Teknik Kolmogorov-Smirnov (normal QQ Plot). Jika suatu distribusi data

normal, maka data akan tersebar di sekeliling garis. Pada output data

terlihat bahwa pola data tersebar di sekeliling garis, yang berarti bisa

dikatakan berdistribusi normal.

Page 55: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

43

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji untuk melihat apakah terdapat hubungan

linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model

regresi.6 Salah satu cara untuk melihat apakah terdapat multikolinearitas

pada model regresi yaitu dapat dilihat dari nilai variance inflation factor

(VIF). Jika nilai VIF masing-masing variabel bebas memiliki nilai lebih

besar dari 10 maka model regresi memiliki multikolinearitas sehingga

menjadi tidak valid. Selain dilihat dari nilai VIF, multikolinearitas juga

dapat dilihat dari nilai tolerance nya. Suatu variabel jika memiliki nilai

tolerance kurang dari 0,10 maka variabel tersebut memiliki masalah

multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk peubah

bebas yang diketahui. Jika varian dari residual untuk peubah yang

diketahui tetap, disebut dengan homokedastisitas. Jika varian berbeda

disebut heterokedastisitas.

Untuk melihat apakah pada model regresi terdapat heteroskedastisitas

dilihat dari sebaran titik-titik yang tersebar pada output perhitungan dengan

perangkat lunak minitab. Sebaran titik-titik yang tidak membentuk pola-

6 J.Supranto. Ekonometri. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010). Cet. 2. h. 13

Page 56: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

44

pola tertentu namun tersebar di atas dan di bawah nol menunjukan bahwa

model regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Penaksiran model regresi linear memilki asumsi bahwa tidak terdapat

korelasi serial atau autokorelasi. Autokorelasi atau korelasi serial

kemungkinan terjadi pada data time series. Model regresi yang baik tidak

memperkenankan terjadinya autokorelasi. Akibat dari terjadinya

autokorelasi adalah pengujian dalam uji F menjadi tidak valid dan jika

diterapkan akan memberikan kesimpulan yang menyesatkan pada tingkat

signifikansi dan koefisien regresi yang ditaksir.

Cara untuk melihat apakah terdapat autokorelasi atau tidak yaitu dengan

DW test atau uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis

nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang

berarti tidak ada autokorelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka

tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang

bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang

menjelaskan.

Page 57: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

45

2. Uji Hipotesis

a. Uji F

Untuk menguji pengaruh peubah bebas terhadap peubah tak bebas secara

simultan dapat diuji dengan menggunakan uji F. Penggunaan uji F dalam

menguji pengaruh peubah bebas secara simultan sering disebut analisis

ragam. Pengujian secara simultan dimaksudkan melihat pengaruh peubah

bebas secara bersama-sama terhadap peubah tak bebas. Nilai F hitung hasil

regresi dibandingkan dengan nilai F pada tabel. Jika F hitung > F tabel

maka berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial, dan

sebaliknya jika F hitung < F tabel maka tidak terdapat pengaruh yang

signifikan secara parsial. Hal tersebut juga berlaku untuk Uji t.

b. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independent secara individual dalam menerangkan variabel

dependent. Sama seperti Uji F, untuk menguji nya yaitu dengan

membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Selain itu, pengujian juga

dapat dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05 (α=5%).

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria:

Page 58: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

46

- Jika nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima dan Ha belum cukup

bukti. Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai

pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

- Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Ini berarti

secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

c. Uji Determinasi

Dalam uji linear, koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

prosentase sumbangan pengaruh serentak variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikat untuk itu digunakan angka-angka pada tabel

model summary. Cara menetukan Koefisien Determinasi dengan melihat

Adjusted R Square. Interpretasinya sama dengan R Square, akan tetapi

nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun dengan adanya penambahan

variabel baru, tergantung dari korelasi antara variabel bebas tambahan

tersebut dengan variabel terikatnya. Nilai Adjusted R Square dapat bernilai

negatif, sehingga jika nilainya negatif, maka nilai tersebut dianggap 0, atau

variabel bebas sama sekali tidak mampu menjelaskan varians dari variabel

terikatnya

Page 59: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

47

Dasar pengambilan keputusan:

Tabel 3.1

Koefisien Determinasi

Jika perhitungannya semakin mendekati nilai 100% maka model tersebut

semakin baik, karena perubahan pada variabel-variabel independen yang

dimaksud memang benar-benar memberikan pengaruh atau kontribusi

terhadap perubahan yang terjadi pada variabel dependen.

< 0,10 Buruk Ketepatannya

0,11-0,30 Rendah Ketepatannya

0,31-0,50 Cukup Ketepatannya

> 0,50 Tinggi Ketepatannya

Page 60: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

48

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT Bank Mandiri Syariah

1. Sejarah dan Profil PT Bank Mandiri Syariah

Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan salah satu bank syariah

terbesar di Indonesia. BSM didirikan pada 25 Oktober 1999 dan secara resmi

mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1

November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai

bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani,

yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan

nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama

membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

Bank Syariah Mandiri hingga saat ini telah memiliki 864 kantor yang

tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Dengan 921 ATM Syariah

Mandiri, ATM Prima 74.050 unit, dan Malaysia Electronic Payment System

(MEPS) 12.010 unit. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada

Page 61: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

49

nasabahnya dalam melakukan berbagai macam transaksi. Dilihat dari visi dan

misi nya, BSM memfokuskan pada penghimpunan dana murah dan

mengutamakan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.

2. Pembiayaan UMKM di Bank Syariah Mandiri1

UMKM adalah usaha yang sangat strategis dan penting di Indonesia,

dengan potensi yang sangat besar dengan jumlah pelaku usaha sebesar 48,85

juta usaha. Bagi BSM, pembiayaan di sektor UMKM cukup menarik karena

menjanjikan yield yang tinggi. Marjin merupakan magnet yang menarik,

karena bisnis bank pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan marjin.

BSM juga melihat, di samping pasar yang masih luas, pembiayaan

UMKM adalah pembiayaan dengan plafond yang tidak terlalu besar. Artinya

bank tidak menaruh risiko yang begitu besar. Hal ini terlihat dari rendahnya

prosentase NPF terhadap UMKM yang hanya mencapai 7,4 % dari total

pembiayaan UMKM.

Di mata perbankan, saat ini sektor UMKM sedang menjadi bintang

dan primadona. Hal ini dikarenakan UMKM dianggap tahan terhadap

gunjangan krisis, bank-bank pun berebut membiayai sektor ini. Sektor ini

dianggap seksi karena pembiayaan di sektor ini bisa mendatangkan yield yang

tinggi. Marjin yang begitu besar menjadikan bank-bank berlomba berebut

masuk ke sektor ini.

1 Wawancara pribadi dengan Jumbadi Micro Banking Group. Jakarta, 2 April 2015.

Page 62: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

50

BSM memfokuskan pembiayaan ke sektor UMKM ini dengan dua

model, yaitu:

a. Pembiayaan langsung

Gambar 4.1

Skema Pembiayaan UMKM secara Langsung

b. Pembiayaan Linkage Program

Gambar 4.2

Skema Pembiayaan UMKM secara Linkage

Page 63: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

51

B. Pengaruh Pembiayaan UMKM terhadap Laba Operasional

Tabel 4.1 Hasil Uji Korelasi Laba & UMKM

Ln_Laba Ln_UMKM

Pearson Correlation Ln_Laba 1 0.597

Ln_UMKM 0.597 1

Sig. (1-tailed) Ln_Laba . 0

Ln_UMKM 0 .

N Ln_Laba 28 28

Ln_UMKM 28 28

Pada tabel Correlations dapat diketahui korelasi antara satu variabel

dengan variabel lainnya. Dalam hal ini terdapat variabel Laba dan UMKM.

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwasanya UMKM memiliki korelasi sebesar

0,597 atau sebesar 59,7 % terhadap laba operasional Bank Syariah Mandiri. Ini

merupakan hasil yang cukup baik. Jika dilihat data berdasarkan laporan keuangan

triwulan BSM, pembiayaan di sektor UMKM sejauh ini hanya pada kisaran 20-33

%. Dengan prosentase tersebut, UMKM mampu memberikan keuntungan lebih

dari 50% terhadap total laba operasional di BSM.

Tabel 4.2

Hasil Uji t UMKM

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

1.836 4.775

0.385 0.704

Ln_UMKM 0.796 0.295 0.415 2.703 0.012 0.826 1.211

a. Dependent Variable: Ln_Laba

Page 64: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

52

Pada tabel tersebut, terlihat bahwasanya variabel UMKM memiliki tingkat

signifikansi sebesar 0,012 < 0,05 dan t hitung sebesar 2,703 > t tabel sebesar

2,052. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika

dilihat berdasarkan nilai koefisiennya, variabel UMKM memiliki nilai positif

yaitu sebesar 0,796. Kedua hal ini membuktikan bahwa UMKM memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap laba operasional.

C. Pengaruh NPF terhadap Laba Operasional

Tabel 4.3

Hasil Uji Korelasi Laba & NPF

Ln_Laba Ln_NPF

Pearson Correlation Ln_Laba 1 -0.609

Ln_NPF -0.609 1

Sig. (1-tailed) Ln_Laba . 0

Ln_NPF 0 .

N Ln_Laba 28 28

Ln_NPF 28 28

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel

NPF dan Laba sebesar - 0,609 atau sebesar - 60,9 %. Ini menunjukkan bahwa

NPF memiliki hubungan yang kuat terhadap laba operasional. Hubungan antara

NPF dan Laba adalah negatif, hal tersebut terlihat dari adanya tanda negatif ( - )

pada hasil regresi.

Page 65: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

53

Tabel 4.4

Hasil Uji t NPF

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

1.836 4.775

0.385 0.704

Ln_NPF -1.024 0.361 -0.436 -2.837 0.009 0.826 1.211

a. Dependent Variable: Ln_Laba

Pada tabel coefficients dapat diketahui bahwasanya nilai sig. NPF adalah

sebesar 0,009 < 0,05 dan t hitung sebesar 2,837 > t tabel yaitu sebesar 2,052. Jika

t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwasanya H0 di tolak dan H2

diterima. Selain itu, nilai Beta dari variabel NPF adalah – 1,024 atau sebesar

102,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPF memiliki pengaruh yang

negatif signifikan terhadap laba operasional.

D. Pengaruh UMKM dan NPF secara Bersama-sama terhadap Laba

Operasional

1. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah

dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Pada

dasarnya suatu data dikatakan normal apabila memiliki data minimal 30 ( n >

30). Sedangkan pada penelitian ini, jumlah data yang digunakan adalah 28.

Page 66: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

54

Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, langkah awal yang

dilakukan adalah uji normalitas.

Gambar 4.3

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tabel normal QQ Plots dapat diketahui bahwasanya plot-

plot mengikuti dan mendekati garis fit line. Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa variabel mendekati distribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

1.836 4.775

0.385 0.704

Ln_UMKM 0.796 0.295 0.415 2.703 0.012 0.826 1.211

Ln_NPF -1.024 0.361 -0.436 -2.837 0.009 0.826 1.211

a. Dependent Variable: Ln_Laba

Page 67: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

55

Ada atau tidaknya kolineraitas ganda pada suatu model regresi salah

satunya dapat dilihat pada nilai VIF maupun nilai tolerance nya. Dari table

coefficients diatas dapat diketahui bahwa nilai VIF dari kedua variabel

bebasnya < 10 yaitu sebesar 1,211. Jika dilihat dari nilai tolerance nya,

nilainya sebesar 0,826 > 0,10. Oleh karena itu, dari nilai VIF dan nilai

tolerance tersebut dapat dikatakan bahwa tidak terdapat masalah

multikolinearitas di dalam model regresi ini.

3. Uji Autokorelasi

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .716

a 0.513 0.474 0.5209 0.513 13.17 2 25 0 1.935

a. Predictors: (Constant), Ln_NPF, Ln_UMKM b. Dependent Variable: Ln_Laba

Pada tabel tersebut nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,935 dengan

jumlah data 28 (n=28), dan jumlah variabel (k) sebanyak 3. Berdasarkan data-

data itu didapatkan nilai du yaitu sebesar 1,41. Dilihat dari tabel klasifikasi

nilai DW maka nilai DW berada diantara du dan 4-du (4-du < DW > du),

dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi autokolerasi.

Page 68: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

56

4. Uji Heterokedastisitas

Gambar 4.4

Hasil Uji Heterokedastisitas

Pada uji heteroskedastisitas melalui uji scatter plot terlihat bahwa

titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.

5. Uji F

Tabel 4.7

Hasil Uji F UMKM dan NPF

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression

7.147 2 3.574 13.17 .000a

Residual 6.783 25 0.271

Total 13.931 27

a. Predictors: (Constant), Ln_NPF, Ln_UMKM

b. Dependent Variable: Ln_Laba

Page 69: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

57

Pada Uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 13,17.

Dengan df1= 2 dan df2= 25. Sedangkan pada F tabel didapat nilai sebesar

3,39. Dengan demikian F hitung 13,17 > F tabel 3,59. Dengan signifikansi

0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H3 diterima yang berarti nilai koefisien

regresi tidak sama dengan nol, dengan demikian dapat dikatakan bahwa

variabel bebasnya secara bersama-sama dapat menerangkan variabel

terikatnya.

6. Uji Determinasi

Tabel 4.8

Hasil Uji Determinasi

Hasil di atas didapatkan koefisien determinasi Adjusted R Square (Adj

R2) 0,474 atau 47,4%. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan

pengaruh variabel independent UMKM dan NPF terhadap variabel dependent

Laba Operasional sebesar 47,4% dan sisanya sebesar 52,6% dipengaruhi oleh

variabel lain.

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .716

a 0.513 0.474 0.5209

a. Predictors: (Constant), Ln_NPF, Ln_UMKM

b. Dependent Variable: Ln_Laba

Page 70: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

58

Berdasarkan uji analisa yang dilakukan sebelumnya, maka didapatkan

hasil pada model regresi berganda sebagai berikut:

Ln_Laba = 1,836 + 0,796 Ln_UMKM – 1,024 Ln_NPF

Persamaan di atas menunjukkan bahwa:

1. UMKM memiliki hubungan searah (positif) dengan Laba. Jadi, jika

UMKM naik satu kesatuan maka Laba akan naik juga sebesar 0,796 dan

begitu pula sebaliknya. Hal ini menyatakan bahwa semakin besar

pembiayaan UMKM yang diberikan oleh suatu bank maka akan

meningkatkan Laba Operasional bagi bank.

2. NPF memiliki hubungan terbalik (negatif) dengan Laba. Jika NPF naik

satu kesatuan maka Laba akan turun sebesar 1,024 dan jika NPF turun

satu kesatuan maka Laba akan naik sebesar 1,024. Oleh karena itu, untuk

tetap meningkatkan laba, bank harus tetap menjaga tingkat NPF

seminimal mungkin agar laba yang di dapatkan maksimal.

Page 71: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai

pembiayaan UMKM dan NPF serta Laba pada Bank Syariah Mandiri Pusat

periode 2008-2014, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif signifikan pembiayaan UMKM terhadap Laba

Operasional. Besarnya pengaruh kedua variabel tersebut yaitu sebesar 0,597

atau sebesar 59,7 % dengan signifikansi sebesar 0,012. Hal ini membuktikan

bahwasanya semakin tinggi pembiayaan UMKM yang disalurkan, maka laba

yang didapatkan akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah

pembiayaan UMKM yang disalurkan, maka laba yang didapatkan akan

semakin rendah.

2. Terdapat pengaruh negatif signifikan NPF terhadap Laba Operasional.

Pengaruhnya yaitu sebesar – 0,609 atau sebesar -60,9 % dengan signifikansi

sebesar 0,009. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat NPF,

maka akan menurunkan perolehan laba dan jika tingkat NPF turun, maka laba

yang didapatkan akan naik.

Page 72: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

60

3. Terdapat pengaruh variabel independent (UMKM dan NPF) secara bersama-

sama terhadap variabel dependent nya (Laba Operasional) yaitu sebesar 0,474

atau sebesar 47,4%. Hal ini menunjukkan bahwa sumbangsih variabel

UMKM dan NPF terhadap laba operasional yaitu sebesar 47,4 % dan sisanya

sebesar 52,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada

penelitian ini.

B. Saran

Setelah didapat hasil dari penelitian ini dan berdasarkan kesimpulan-

kesimpulan yang telah disebutkan di atas, saran-saran yang dapat peneliti

sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak Bank Syariah Mandiri (BSM), diharapkan terus meningkatkan

pembiayaan ke sektor UMKM akan tetapi tetap memperhatikan tingkat NPF

agar laba yang didapatkan tetap maksimal.

2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan variabel-variabelnya lebih bervariasi

agar model yang diformulasikan lebih baik lagi.

Page 73: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

61

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. Outlook Perbankan Syariah 2014. Jakarta: BI, 2014. Diakses pada 2

Oktober 2014 dari http://www.bi.go.id.

_____________. Peraturan Bank Indonesia No.5/7/PBI/2003. Jakarta: BI, 2003.

Diakses pada 2 Oktober 2014 dari http://www.bi.go.id.

_____________. Surat Edaran Bank Indonesia No.13/10/DPbs. Jakarta: BI, 2011.

Diakses pada 11 Mei 2015 dari http://www.bi.go.id.

Belkaoui, Ahmed. Teori Akuntansi. Jakarta: Erlangga, 1997.

Citra, Cahya Masturina. Pengaruh NPF, DPK dan Inflasi Terhadap Penyaluran

Pembiayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) pada BPRS di Indonesia 2013.

Skripsi. Diakses pada 2 November 2014 dari http://digilib.uin-

suka.ac.id/8364/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.

Fakultas Syariah dan Hukum, Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Pusat Peningkatan

dan Jaminan Mutu ( PPJM ) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah, 2012.

Gade , Muhammad. Teori Akuntansi. Jakarta: Almahira, 2005.

Hidayat, Imam Pirman dan Adi Ridwan Fadhilah. Pengaruh Penyaluran Kredit

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Pendapatan Operasional

terhadap Laba Operasional (Kasus pada Pt Bank Jabar Banten. Tbk) 2011.

Page 74: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

62

Skripsi. Diakses pada 2 November 2014 dari

https://imanph.files.wordpress.com/2011/10/iman-umkm-bjb.pdf.

Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2014.

____________. Mengelola Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2014.

Kabar Bisnis, Empat Kendala Penghambat Pengembangan UMKM. Artikel Diakses

pada 9 September 2014 dari http://www.kabarbisnis.com/read/2845011.

Lestari, Sri. Perkembangan dan Strategi Pengembangan Pembiayaan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM). Jurnal, 2010. Diakses pada 3 Desember 2014

dari

http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/VOL15_02/6_%20lestari.pdf.

Muhammad. Bank Syari’ah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia.

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

_________ . Bank Syariah dan Prospek Pengembangan UKM. (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2005). h. 115

_________ . Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Machmud , Amir dan Rukmana. Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di

Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2010.

Rochaety, Ety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:

Mitra Wacana Media, 2009.

Page 75: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

63

Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elek Media

Komutindo, 2004.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2012.

Supranto, J. Ekonometri Cet. 2. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.

Tanjung, Maula Hanif. Pengaruh NPF Pembiayaan Murabahah dan Pertumbuhan

Margin Murabahah terhadap Pertumbuhan Laba Operasional pada Bank

Umum Syariah di Indonesia 2012. Skripsi. Diakses pada 2 November 2014

dari http://a-research.upi.edu

Tri Joko Purwanto, “Analisis Besarnya Pengaruh Pembiayaan, Financing to Deposit

Ratio (Fdr) dan Rasio Non Performing Financing (Npf) terhadap Laba Bank

Syariah (Studi Kasus Pt. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)”. Bogor: Skripsi

IPB, 2011. Diakses pada 17 Juli 2014 dari

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47725/H11tpu.pdf?se

quence=1.

Undang-Undang No.20 tahun 2008. tentang UMKM.

Wawancara pribadi dengan Jumbadi Micro Banking Group. Jakarta, 2 April 2015.

www.syariahmandiri.co.id.

www.depkop.go.id.

Page 76: TERHADAP LABA OPERASIONAL PT BANK SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28188/1/LIA NUR... · ii PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL

64

LAMPIRAN

NO. TAHUN

LABA

(Juta

Rupiah)

UMKM

(Juta

Rupiah)

NPF (%) Ln_LABA Ln_UMKM Ln_NPF

1 2014 96120 6358327 6.84 11.47 15.67 1.92

2 369279 6701118 6.76 12.82 15.72 1.91

3 209025 6690847 6.46 12.25 15.72 1.87

4 270404 5905765 4.88 12.51 15.59 1.59

5 2013 874903 7028943 4.32 13.68 15.77 1.46

6 629908 7213535 3.4 13.35 15.79 1.22

7 487600 7273224 2.9 13.10 15.80 1.06

8 342615 6999559 3.44 12.74 15.76 1.24

9 2012 1091102 7064014 2.82 13.90 15.77 1.04

10 789061 5293230 3.1 13.58 15.48 1.13

11 529399 5316292 3.04 13.18 15.49 1.11

12 257260 5025823 2.52 12.46 15.43 0.92

13 2011 741645 4877845 2.42 13.52 15.40 0.88

14 548594 6085549 3.21 13.22 15.62 1.17

15 360454 6750907 3.49 12.80 15.73 1.25

16 184271 6186821 3.3 12.12 15.64 1.19

17 2010 565098 6838510 3.52 13.24 15.74 1.26

18 432504 6877205 4.17 12.98 15.74 1.43

19 262163 3782107 4.13 12.48 15.15 1.42

20 119487 3276391 4.08 11.69 15.00 1.41

21 2009 410384 3250744 4.84 12.92 14.99 1.58

22 283297 3233814 5.87 12.55 14.99 1.77

23 176831 2913457 5.35 12.08 14.88 1.68

24 89142 2678925 5.81 11.40 14.80 1.76

25 2008 279940 2763258 5.66 12.54 14.83 1.73

26 215806 3174108 5.01 12.28 14.97 1.61

27 140824 3043232 5.08 11.86 14.93 1.63

28 68574 2602352 5.36 11.14 14.77 1.68