Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank...

75
1 Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan bagi seluruh Stakeholder Memberikan pelayanan terbaik kepada Nasabah dan mengembangkan bank, melalui karyawan yang profesional, berdedikasi tinggi dan memiliki integritas tinggi disertai dengan dukungan Teknologi Informasi yang handal

Transcript of Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank...

Page 1: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       1

Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan bagi seluruh Stakeholder

Memberikan pelayanan terbaik kepada Nasabah dan mengembangkan bank, melalui karyawan yang

profesional, berdedikasi tinggi dan memiliki integritas tinggi disertai dengan dukungan

Teknologi Informasi yang handal

Page 2: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       2

“TUMBUH DAN BERHASIL BERSAMA”

merupakan komitmen bank kepada nasabah.

P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor pusat di Jalan Suryopranoto No. 52 Jakarta Pusat. Jumlah keseluruhan kantor adalah 8 (delapan) kantor; yakni 1 (satu) kantor pusat, 1 (satu) kantor cabang dan 5 (lima) kantor cabang pembantu serta 1 (satu) kantor kas.

Nama P.T. Bank Royal Indonesia resmi dipergunakan sejak Januari 1990, berdasarkan Akta No 68 tanggal 8 Januari 1990 yang dibuat dihadapan Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta. Awalnya P.T. Bank Royal Indonesia adalah P.T. Bank Pasar Rakyat Parahyangan yang kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum. Izin beroperasi diperoleh berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1090/KMK.013/1990 tanggal 12 September 1990.

Page 3: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       3

Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T. Bank Royal Indonesia menunjukkan perkembangan yang semakin baik.

Selama Tahun 2010, Dewan Komisaris telah melakukan pemantauan dan penilaian atas faktor-faktor yang memengaruhi kinerja P.T. Bank Royal Indonesia, seperti penilaian terhadap Permodalan, Kualitas Asset, Likuiditas, dan Rentabilitas. Untuk memperkuat permodalan P.T. Bank Royal Indonesia, pemegang saham telah melakukan penyetoran modal, sehingga nilai CAR dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar sebesar 64 % jauh melampaui target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%.

Realisasi profil risiko secara keseluruhan bisnis Bank adalah Low cenderung Stabil. Penilaian kami terhadap kinerja Direksi dan jajaran manajemen dapat kami sampaikan bahwa Direksi dan jajaran manajemen telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik sesuai dengan kebijakan dan kebutuhan bank untuk mencapai tujuan bersama.

Dewan Komisaris berkomitmen untuk tetap mengarahkan agar P.T. Bank Royal Indonesia mampu meningkatkan kinerja dengan landasan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Dewan Komisaris selalu mengupayakan agar tata kelola perusahaan yang baik selalu diperhatikan dalam setiap langkah dan kebijakan P.T. Bank Royal Indonesia.

Kedepan Dewan Komisaris akan terus mendorong manajemen P.T. Bank Royal Indonesia untuk melakukan penyempurnaan agar prinsip-prinsip Good Corporate Governance dapat diterapkan secara lebih efektif.

Page 4: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       4

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada stakeholder bank, pemegang saham, nasabah dan mitra usaha bank atas segala kerjasama yang telah terbina selama ini. Semoga kita semua dapat menjadikan Tahun 2011 sebagai tahun perkembangan dan kejayaan bagi P.T. Bank Royal Indonesia. Jakarta, 31 Desember 2010 Ibrahim Soemedi Komisaris Utama

Page 5: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       5

Pemegang saham dan stakeholder yang terhormat,

Selama Tahun 2010 perkembangan perekonomian Indonesia cukup baik. Hal ini tercermin dari tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi dalam Tahun 2010 yang mencapai 6.0 % jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan Tahun sebelumnya yang hanya mencapai 4.5 %. Demikian pula dengan pasar keuangan Indonesia mengalami peningkatan dana yang cukup besar yang berasal dari masuknya dana asing ke beberapa instrument portfolio seperti Surat Utang Negara (SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi pemerintah maupun swasta serta saham. Hal ini mengakibatkan cadangan devisa pun mengalami peningkatan yang cukup tinggi ,sehingga pada Tahun 2010 cadangan devisa mencapai USD 96,2 miliar atau naik 45,5 % dibandingkan Tahun 2009. Namun pada Tahun 2010 tingkat inflasi yang disebabkan kenaikan harga pangan juga cukup tinggi yaitu mencapai 6,96 %. Tingginya inflasi tersebut diperkirakan akan mendorong kenaikan suku bunga di tahun mendatang. Derasnya arus dana asing yang masuk ke Indonesia menyebabkan likuiditas di perbankan mengalami peningkatan. Hal ini juga terjadi di Bank Royal, dimana pada Tahun 2010 mengalami peningkatan dana pihak ketiga sebesar 25 % dibandingkan Tahun 2009, sehingga total dana pihak ketiga menjadi sebesar Rp 301,4 miliar pada Tahun 2010. Pada Tahun 2010 pemegang saham menyetor tambahan modal sebesar Rp 7,5 miliar sehingga total modal yang disetor pemegang saham mencapai Rp 100 miliar dan modal inti menjadi Rp 117,9 miliar.

Page 6: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       6

Peningkatan dana pihak ketiga dan setoran modal dari pemegang saham mengakibatkan total asset Bank Royal bertumbuh sebesar 22 % dibandingkan dengan Tahun 2009 atau menjadi sebesar Rp 433,7 miliar pada Tahun 2010. Namun pertumbuhan dana pihak ketiga dan asset tersebut tidak diikuti dengan pertumbuhan pemberian kredit, sehingga tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) di Tahun 2010 hanya sebesar 50 %, lebih rendah dibandingkan Tahun 2009 yang mencapai 72 %. Rendahnya tingkat LDR tersebut disebabkan adanya pelunasan pinjaman beberapa debitur dalam jumlah yang cukup besar. Namun demikian pada Tahun 2010 Bank Royal berhasil menurunkan tingkat NPL Gross menjadi sebesar 0,23 % dan hal ini lebih baik dibandingkan Tahun 2009 yang tingkat NPL Gross nya sebesar 0,32 % Setoran modal yang dilakukan Pemegang Saham pada Tahun 2010 mengakibatkan tingkat kecukupan modal Bank Royal menjadi cukup tinggi, jauh lebih tinggi dibandingkan kecukupan modal / Capital Adequacy Ratio (CAR) yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia. Pada Tahun 2010 CAR P.T. Bank Royal Indonesia mencapai 64 % .Hal ini memberikan keleluasaan kepada P.T. Bank Royal Indonesia untuk tumbuh dan berkembang pada Tahun 2011.

Akhir kata, kami Direksi mengucapkan terima kasih kepada pemegang saham dan seluruh stakeholder Bank Royal atas semua dukungan, kepercayaan dan kerjasama yang telah diberikan selama ini.

Jakarta, 31 Desember 2010

Louis H Sjahlim Direktur Utama

Page 7: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       7

Komisaris Utama, Sdr. Ibrahim Soemedi Menggeluti dunia perbankan sejak Tahun 1990, dengan menjabat sebagai Wakil Direktur Utama pada P.T. Bank Royal Indonesia. Keinginan, kemampuan dan dedikasi yang tinggi, menjadikannya mampu memahami kegiatan perbankan dan selanjutnya memutuskan untuk mengelola bank. Sejak Tahun 2003 menjabat sebagai Komisaris Utama pada P.T. Bank Royal Indonesia.

Komisaris Independen, Sdr. I Made Soewandi, S.H., M.H. Bergabung dengan P.T. Bank Royal Indonesia sejak Juni 2006. Karir di perbankan dimulai Tahun 1976 di Bank Panin. Tahun 1981 hingga Tahun 2002 bergabung dengan Bank Bali, dengan jabatan terakhir sebagai Assistant Vice President Litigation and Special Assets Management. Berlatar belakang Magister Hukum Bisnis; telah mempraktekkan ilmunya menjadi penasihat Hukum Perusahaan sekaligus menjadi Dosen di Universitas Kristen Petra Surabaya pada Tahun 2000 sampai Tahun 2006.

Komisaris Independen, Sdr. Aziar Zain Setelah lulus program MDP pada Bank Umum Nasional Tahun 1985, selanjutnya berkarir di Bank Umum Nasional hingga Tahun 1987. Selanjutnya bergabung dengan Bank Duta hingga Tahun 2000, dengan jabatan terakhir sebagai Marketing Manajer pada cabang Tanah Abang. Pada Tahun 2001 bergabung dengan Bank Niaga. Sejak Tahun 2003 bekerja sebagai pihak independen yakni menjadi konsultan pada beberapa perusahaan.

Page 8: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       8

Direktur Utama, Sdr. Louis Halilintar Sjahlim Karir diperbankan dimulai Tahun 1986 pada Bank Dagang Nasional Indonesia. Tahun 1990 – 1993 bergabung dengan Bank Arta Prima, Tahun 1994 – 1995 bergabung dengan Bank Artha Graha sebagai Kepala Divisi Operasi, selanjutnya bergabung dengan Bank Arta Media hingga Tahun 2002 dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Operasi. Pada Tahun 2002 hingga 2008 bekerja pada PT. Kageo Igar Jaya, Tbk. Sebelum bergabung dengan P.T. Bank Royal Indonesia menjabat sebagai Direktur Operasional pada Bank Mitraniaga. Pada bulan Desember 2009 bergabung di P.T. Bank Royal Indonesia sebagai Direktur Utama.

Direktur, Sdri. Diana Annarita Lulus dari Ohio University Amerika pada Tahun 1989. Memulai karir di dunia perbankan sejak Tahun 1990 pada Bank Arta Prima. Pada awal Tahun 1994 bergabung di P.T. Bank Royal Indonesia sebagai Pemimpin Cabang Pembantu, Berkat dedikasi dan kemampuannya, pada Tahun 2004 diangkat menjadi Direktur. Sebagian besar waktu diabdikan pada P.T. Bank Royal Indonesia hal tersebut merupakan bukti keinginannya memajukan P.T. Bank Royal Indonesia.

Direktur Kepatuhan, Sdri.Sabtiwi Enny Sulastri Memulai karir di perbankan sejak Tahun 1990. Bergabung di Bank Royal, pada Tahun 2010, Sebelumnya pernah bekerja pada beberapa bank swasta. Pengalaman kerja di perbankan dilaluinya disemua bidang operasional dan sebelum bergabung dengan P.T. Bank Royal Indonesia menjadi komite di beberapa bank swasta.

Page 9: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       9

Kantor Pusat Kepala Divisi Operasional (Pjs), Sdr. Richard Hermanto Kepala Divisi Marketing dan Kredit (Pjs) Sdri. Riana S. N. Goenadi Treasury, Sdri. Cia Jiu Na S.K.A.I, Sdr. Lylla Prasetyo Wibowo Informasi Teknologi (IT), Sdr. Ramli Sukmadja Marketing, Sdri. Rina Tri Trenggonowati Kredit, Sdri. Sjarida Djajakusuma Accounting, Sdri. Lie Jusarifah Operation, Sdr. Lim Kim Kie Personalia, Sdri. Siti Koesmawati S.K.M.R Sdr. Handy Setyawan

Kantor Cabang Pemimpin Cabang Surabaya (Pjs), Sdri. Herawati Rahardjo

Kantor Cabang Pembantu Pemimpin Kelapa Gading, Sdri. Poppy D. Koesoma Pemimpin Hayam Wuruk, Sdri. Riana S. N. Goenadi Pemimpin Tangerang, Sdr. Joseph Tjitra Kusuma Pemimpin Mangga Dua, Sdr. Antonius Kelly Garnadi Pemimpin Lautze, Sdr. Effendy Sandjaja

Kantor Kas Pemimpin Tanah Abang, Sdri. Daisy Susiwati

Page 10: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       10

Berdasarkan Akta No 68 tanggal 8 Januari 1990 yang dibuat dihadapan Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta modal dasar Bank adalah sebesar Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah) terbagi atas 500.000 (lima ratus ribu) saham dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).

Pada Tahun 2007 terdapat perubahan modal yaitu berdasarkan Akta No. 80 tanggal 22 November 2007 yang dibuat dihadapan F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., Notaris di Jakarta, modal dasar Bank yang semula Rp. 100.000.000.000 (seratus miliar rupiah) menjadi Rp. 200.000.000.000,- (dua ratus miliar rupiah) terbagi atas 2.000.000 (dua juta) saham dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).

Guna memperkuat permodalan bank, pemegang saham telah melakukan beberapa kali penyetoran modal. Setoran modal terakhir sebesar Rp. 7.500.000.000,- (tujuh miliar lima ratus juta rupiah) telah dilakukan yaitu berdasarkan Akta No.114 tanggal 30 Juni 2010 yang dibuat dihadapan F.X. Budi Santoso Isbandi, S.H., Notaris di Jakarta sehingga setoran modal saat ini menjadi sebesar Rp. 100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah), Adapun susunan pemegang saham Bank pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi sebagai berikut :

Pemegang saham Saham (Lembar) Nominal (Rp) % Sdr. Amir Soemedi 50.000 5.000.000.000 5,00 Sdr. Ibrahim Soemedi 30.000 3.000.000.000 3,00 Sdr. Herman Soemedi 25.000 2.500.000.000 2,50 Sdri. Diah Soemedi 20.000 2.000.000.000 2,00 PT Royalindo Investa Wijaya 875.000 87.500.000.000 87,50

Jumlah 1.000.000 100.000.000.000 100,00

Page 11: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       11

Guna melihat kinerja manajemen dalam mengelola keuangan Bank Royal,

kami menyajikan ikhtisar keuangan akhir Tahun 2010. Adapun data

keuangan yang kami sajikan adalah berdasarkan laporan keuangan yang

telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Pendapat dari Akuntan Publik atas

laporan keuangan adalah “Wajar”.

Aset dan Penempatan Dana Dalam Jutaan Rupiah

Perkiraan 2010 2009

Total Aset Rp 433.664 Rp 354.367

Penempatan pada Bank Indonesia Rp 80.721 Rp 18.020

Sertifikat Bank Indonesia Rp 29.520 Rp 29.930 Penempatan pada Bank Lain Rp 155.000 Rp 120.000 Giro pada Bank Lain Rp 2.899 Rp 4.530 Kredit yang Diberikan Rp 151.255 Rp 173.370

Total asset Tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp 79.297 juta atau naik 22% dibandingkan dengan Tahun 2009. Sementara itu dana PT. Bank Royal Indonesia yang ditempatkan pada penempatan pada Bank Indonesia naik sebesar Rp 62.701 juta, sedangkan penempatan pada Sertifikat Bank Indonesia turun sebesar Rp 410 juta.

Page 12: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       12

Penempatan dana pada bank lain, merupakan penempatan dana pada beberapa bank swasta dengan total penempatan sebesar Rp 155.000 juta atau naik sebesar 29 %. Pada Tahun 2010, kredit yang diberikan mengalami penurunan sebesar Rp 22.115 juta sehingga total kredit pada akhir Tahun 2010 berjumlah Rp 151.255 juta.

Kredit per Sektor Ekonomi Jutaan Rupiah

Perkiraan 2010 2009 Industri Rp 29.822 Rp 14.825 Konstruksi Rp 2.798 Rp 496 Perdagangan Rp 52.498 Rp 103.378 Lain-lain Rp 44.808 Rp 15.575 J a s a Rp 21.329 Rp 39.096

Bank dalam menyalurkan kredit ataupun bentuk investasi lain, selalu berpedoman pada prinsip kehati-hatian. Hal tersebut dilaksanakan agar kualitas kredit dan investasi lainnya tetap sehat dan lancar. Adapun pedoman kehati-hatian yang dipergunakan sebagai acuan adalah Peraturan Bank Indonesia dan Kebijakan Perkreditan Bank serta analisis 5 C, Working Investment, Interest Coverage Ratio, Debt Service Ratio dan analisis lainnya. Selain analisis kredit, bank juga melakukan penilaian jaminan yang

Page 13: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       13

disesuaikan dengan kriteria bank dan dilakukan pengikatan jaminan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

Bank telah membentuk dan mencadangkan penurunan nilai kredit. Perhitungan atas pembentukan cadangan penurunan nilai dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian yang telah dibukukan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.

Penghimpunan Dana Masyarakat

Dalam Jutaan Rupiah Jenis 2010 2009 Giro Rp 146.500 Rp 67.669 Tabungan Rp 42.102 Rp 33.981 Deposito Rp 112.811 Rp 138.430

Produk yang ditawarkan bank kepada masyakat terdiri dari tiga jenis, yakni giro, tabungan dan deposito. Adapun total penghimpunan dana dari masyarakat pada akhir Tahun 2010 berjumlah Rp 301.413 juta atau naik 25%. Pada Tahun 2010, dana masyarakat didominasi oleh Giro yakni 49%, sedangkan Deposito 38% dan tabungan 14 %. Untuk kemudahan nasabah dalam bertransaksi, bank ikut serta dalam jaringan ATM Prima.

Page 14: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       14

Hasil Usaha Dalam Jutaan Rupiah

Perkiraan 2010 2009 Pendapatan Bunga Rp 30.684 Rp 38.935 Beban Bunga Rp 12.994 Rp 14.908 Pendapatan Bunga Bersih Rp 17.690 Rp 24.027 Laba Sebelum Pajak Penghasilan Rp 4.869 Rp 5.541 Pajak Penghasilan Rp 1.201 Rp 1.565 Pajak Tangguhan Rp 27 Rp 152 Laba Bersih Rp 3.641 Rp 3.823

Pendapatan bunga berasal dari pinjaman yang diberikan, surat-surat berharga, penempatan dana pada bank lain; termasuk provisi dan komisi kredit atas pemberian kredit. Beban bunga merupakan biaya bunga yang dikeluarkan oleh bank karena penempatan dana masyarakat kepada Bank Royal (dalam bentuk Giro, Tabungan maupun Deposito) dan pinjaman antar bank. Adapun besarnya pendapatan bunga pada Tahun 2010 dan 2009 yaitu masing-masing sebesar Rp. 30.684 juta dan sebesar Rp. 38.935 juta. Sedangkan beban bunga untuk Tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp. 12.994 juta dan sebesar Rp. 14.908 juta. Pendapatan bunga bersih pada Tahun 2010 sebesar Rp. 17.690 juta sedangkan Tahun 2009 sebesar Rp. 24.027 juta. Laba sesudah pajak Tahun 2010 dan Tahun 2009 masing-masing sebesar Rp. 3.641 juta dan sebesar Rp. 3.823 juta.

Page 15: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       15

Ratio Keuangan Ratio keuangan dibawah ini merupakan gambaran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan P.T. Bank Royal Indonesia. Ratio Keuangan disajikan dengan membandingkan Tahun 2010 dan 2009.

Permodalan Ratio 2010 2009 Capital Adequacy Ratio 64,49 % 44,00 %

Aktiva Tetap terhadap Modal 3,83 % 2,63 % Pada Tahun 2010 CAR mengalami kenaikan karena adanya tambahan Ekuitas yang terdiri dari Laba Ditahan dan penambahan modal disetor dari pemegang saham.

Aktiva Produktif

Ratio 2010 2009 Aktiva Produktif Bermasalah 0,09 % 0,11 %

Non Performing Loan a. NPL Gross 0,23 % 0,32 % b. NPL Net 0,06 % 0,04 %

PPAP terhadap Aktiva Produktif 0,90 % 1,74 %

Ratio Aktiva produktif bermasalah sangat kecil, merupakan wujud dari pemberian kredit yang dilaksanakan secara hati-hati.

Page 16: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       16

Loan to Deposit Ratio

Ratio 2010 2009 Loan to Deposit Ratio 50,18 % 72,21 %

Pada Tahun 2010, LDR mengalami penurunan menjadi 50,18 %. Menurunnya tingkat LDR tersebut disebabkan adanya peningkatan Dana Pihak Ketiga yang cukup besar pada Tahun 2010 dibandingkan dengan Tahun 2009 dan terdapat beberapa debitur yang melunasi pinjaman.

Rentabilitas

Ratio 2010 2009 Return on Aset 1,25 % 2,61 % Return on Equity 1,66 % 2,92 % Net Interest Margin 5,31 % 7,75 % B O P O 83,06 % 99,73 %

Bila dibandingkan dengan Tahun 2009, ratio rentabilitas Bank mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pada Tahun 2010 tingkat LDR mengalami penurunan.

Page 17: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       17

Kondisi kredit Ratio 2010 2009 Lancar 150.907 juta 172.814 juta Dalam Perhatian Khusus ----- ----- Kurang Lancar ----- ----- Diragukan 191 juta 141 juta M a c e t 157 juta 415 juta

Total Kredit 151.255 juta 173.370 juta

Kondisi kredit diatas mencerminkan Bank Royal sangat berhati-hati dalam mengelola kreditnya. Pada Tahun 2010 dari total kredit Rp 151.255 juta , kredit yang bermasalah berjumlah Rp 348 juta atau rasio NPL sebesar 0,23%. Pada saat ini bank memberikan kredit usaha kecil (KUK).

Penyaluran Kredit Usaha Kecil Ratio 2010 2009 Pemberian Kredit Usaha Kecil Rp 4.385 juta Rp 14.681 juta Total Pemberian Kredit Rp 151.255 juta Rp 173.370 juta Ratio KUK terhadap Total kredit 2,90% 8,47 %

Page 18: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       18

P.T. Bank Royal Indonesia memiliki komitmen untuk membangun perekonomian Indonesia dan ingin ikut berperan serta dalam mendorong kemajuan perekonomian khususnya dalam bidang perbankan. Untuk mencapai komitmen tersebut, P.T. Bank Royal Indonesia selalu meningkatkan fungsi dan perannya sebagai lembaga intermediasi dengan melakukan penyaluran dana kepada pengusaha-pengusaha kecil dan menengah, dan memberikan pelayanan yang terbaik dalam perencanaan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Adapun kebijakan jangka menengah yang akan dilakukan manajemen untuk mengembangkan P.T. Bank Royal Indonesia antara lain :

- Memperluas jaringan kantor. - Ekspansi kredit dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. - Melakukan investasi kedalam surat berharga secara selektif. - Pengembangan produk bank dalam rangka mendukung

penghimpunan dana pihak ketiga. - Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang

terencana dan berkesinambungan. - Meningkatkan Teknologi Informasi agar dapat mendukung kegiatan

operasional Bank yang lebih baik.

Kebijakan Jangka Pendek Kegiatan Tahun 2010 telah kami lewati dengan baik. Pada Tahun 2010 kami telah mulai memperkuat dasar-dasar P.T. Bank Royal Indonesia antara lain seperti perbaikan kebijakan dan prosedur, penggantian pejabat eksekutif,

Page 19: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       19

pelatihan internal dan eksternal untuk mendukung kemampuan karyawan dalam memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah. Selain itu pemegang saham telah menambah modal sehingga posisi pada akhir bulan Desember 2010, modal inti P.T. Bank Royal Indonesia menjadi sebesar Rp. 117,9 miliar dan tingkat kecukupan modal sebesar 64 %. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka pada Tahun 2011 P.T. Bank Royal Indonesia akan memberikan layanan yang lebih baik lagi kepada para nasabah, melakukan ekspansi kredit dengan memperhatikan asas kehati-hatian, menyusun dan melaksanakan program pelatihan karyawan yang lebih intensif, merekrut karyawan yang berkualitas dan berintegritas, mensosialisasikan dan menanamkan budaya kepatuhan di setiap unit kerja dan pemahaman cara pengelolaan risiko. Kegiatan tersebut diatas akan menjadi prioritas utama P.T. Bank Royal Indonesia pada Tahun 2011.

Strategi yang dilaksanakan

1. Meningkatkan kinerja bank melalui berbagai kebijakan seperti melakukan ekspansi kredit, melakukan investasi dana ke dalam surat berharga, menghimpun dana dengan tetap memperhatikan komposisi dana pihak ketiga, meningkatkan profitabilitas bank dengan melakukan efisiensi terhadap biaya operasional dan meningkatkan fee based income.

2. Meningkatkan sistem Teknologi Informasi yang dapat mendukung kebutuhan bank dan nasabah.

3. Meningkatkan dan menyempurnakan risk control system bank melalui penyempurnaan terhadap pedoman kerja yang telah ada dan menerapkan pelaksanaan pedoman kerja secara konsisten pada seluruh unit kerja.

Page 20: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       20

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku utama dalam kegiatan operasional Bank. Kebijakan ini akan ditempuh melalui: a. Kebijakan dalam perekrutan karyawan yang memiliki pengalaman

sesuai dengan kebutuhan Bank. b. Kebijakan dalam peningkatan pengetahuan dan kompetensi

karyawan.

Sasaran yang dituju • Meningkatkan LDR bank dengan mengoptimalkan seluruh tenaga

marketing yang ada untuk meningkatkan pemberian kredit yang fokus pada usaha mikro, kecil dan menengah.

• Menempatkan idle fund pada Time Deposit, SBI dan pembelian surat berharga jangka pendek.

• Meningkatkan fee based income. • Melakukan efisiensi biaya operasional. • Meningkatkan Teknologi Informasi Bank antara lain dengan meningkatkan

Disaster Recovery Center (DRC) melalui penambahan kapasitas memori, penambahan hardware dan software, dan merubah sistem backup.

• Merekrut karyawan baru yang dibutuhkan untuk bagian-bagian tertentu. • Melakukan pelatihan karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan kerja karyawan. • Menyempurnakan risk control system bank dengan memperbaiki

pedoman kerja yang telah ada, serta menerapkannya secara konsisten. • Menerapkan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di seluruh

unit kerja.

Page 21: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       21

Struktur Organisasi Ditengah tingkat persaingan usaha yang semakin tinggi, bank dituntut mampu menyediakan kualitas pelayanan yang optimal, salah satunya adalah dengan kecepatan dan ketepatan dalam memproses transaksi, pelayanan jasa dan pengambilan keputusan terhadap setiap permasalahan. Struktur organisasi yang ramping (slim & flat) dengan hirarki kewenangan yang pendek diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan nasabah akan hal tersebut.

Aktivitas Utama Sebagai lembaga intermediasi dan bagian dari penggerak roda perekonomian, P.T. Bank Royal Indonesia menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito, kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat yang berkepentingan dalam bentuk kredit maupun penanaman jangka pendek lainnya.

Teknologi informasi P.T. Bank Royal Indonesia telah melakukan perubahan teknologi sistem informasi sehingga dapat melayani nasabah melalui fasilitas on-line terhadap sistem transaksi di semua jaringan kantor cabang dengan menggunakan sistem TERADATA. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah P.T. Bank Royal Indonesia karena telah melakukan pengembangan dan peningkatan pelayanan nasabah melalui fasilitas Kartu Debet Royal yang dapat digunakan untuk bertransaksi di merchant-merchant yang menggunakan logo PRIMA atau BCA.

Page 22: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       22

Jenis Produk dan Jasa

Pinjaman / Kredit Simpanan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Rekening Giro / Koran Kredit Kepemilikan Mobil (KPM) Deposito Berjangka Pinjaman Tetap (Fixed Loan) Deposito On-Call Pinjaman Royal Duta Tabungan Royal Save Kredit Multi Guna Tabungan Royal Prima Demand Loan

Jasa Lainnya Kliring Transfer Bank Garansi Bank Referensi L/C Lokal Pedagang Valuta Asing

Page 23: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       23

Tingkat Suku Bunga

Dana Pihak Ketiga

Jenis Suku Bunga/ Tahun Giro 1,0 % - 4,0 % Tabungan 2,0 % - 5,0 %

Deposito 1 bulan 5,5 % - 9,0 %

Deposito 3 bulan 5,0 % - 8,0 %

Deposito 6 bulan 6,0 % - 7,0 %

Deposito 12 bulan 6,0 % - 11,0 %

Suku Bunga penempatan dana kepada Bank Indonesia dan antar bank

Penempatan Dana

Jenis Suku Bunga / Tahun FASBI 5,5 % - 6,4 %

SBI 6,3 % - 6,7 %

Inter Bank Call Money 5,5 % - 6,4 %

Kredit yang diberikan 12,0 % - 14,0 %

Page 24: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       24

Kantor Pusat Jl. Suryopranoto No. 52 Jakarta Pusat 10130 Telpon : 021-63864472 – 75 Faxsimile : 021-63864476

Kantor Cabang Surabaya

Jl. Bratang Binangun Blok A No. 26 Surabaya Telpon : 031-5010611 Faxsimile : 031-5010612

Kantor Cabang Pembantu Mangga Dua Jl. Mangga Dua Raya Grand Boutigue Blok A No. 2 Jakarta Utara 14430 Telpon : 021-6122567 - 68 Faxsimile : 021-62309168

Kantor Cabang Pembantu Lautze Jl. Lautze No. 12 AK Jakarta Pusat 10710 Telpon : 021-3858917 – 18 Faxsimile : 021-3456724

Page 25: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       25

Kantor Cabang Pembantu Hayam Wuruk Jl. Hayam Wuruk No. 4 CX Jakarta Pusat 10120 Telpon : 021-3842608, 3857462 Faxsimile : 021-3857463

Kantor Cabang Pembantu Kelapa Gading Jl. Boulevard Raya Blok QJ I No. 6, Kelapa Gading Jakarta Utara 14240 Telpon : 021-4534337 - 38 Faxsimile : 021-4534336

Kantor Cabang Pembantu Tangerang Jl. Merdeka No. 99 A Tangerang Telpon : 021-5524908 Faxsimile : 021-5531169

Kantor Kas Tanah Abang Jl. Fachrudin Ruko Alfa (Auri Bukit) no 29 Tanah Abang Pasar Jakarta Pusat Telpon : 021-31924535

021-3155437

Page 26: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       26

Pemegang saham

Sdr. Amir Soemedi Pemegang Saham PT. Master Steel, Mfg Pemegang Saham PT. Pangeran Karang Murni Pemegang Saham PT. Pulogadung Steel Sdr. Herman Soemedi Pemegang Saham PT. Master Steel, Mfg Pemegang Saham PT. Pangeran Karang Murni Pemegang Saham PT. Pulogadung Steel Sdr. Ibrahim Soemedi Pemegang Saham PT. Pulogadung Steel

Sdri. Diah Soemedi Pemegang Saham PT. Master Steel, Mfg

Dewan Komisaris Sdr. Ibrahim Soemedi Merupakan salah satu Pemegang Saham PT. Bank Royal Indonesia.

Sdr. I Made Soewandi Tidak mempunyai saham di Bank Royal Indonesia maupun di perusahaan lainnya.

Sdr. Aziar Zain Tidak mempunyai saham di Royal Bank Indonesia maupun di perusahaan lainnya

Page 27: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       27

Direksi Sdr. Louis Halilintar Sjahlim - Direktur Utama

Tidak mempunyai saham di Bank Royal Indonesia maupun di perusahaan lainnya.

Sdri. Diana Annarita - Direktur Tidak mempunyai saham di Bank Royal

Indonesia maupun di perusahaan lainnya

Sdri. Sabtiwi Enny Sulastri - Direktur Kepatuhan Tidak mempunyai saham di Bank Royal

Indonesia maupun di perusahaan lainnya

Page 28: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       28

Pada Tahun 2010 P.T. Bank Royal Indonesia telah melakukan pengukuran risiko sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Pengukuran risiko dilakukan atas 8 (delapan) jenis Risiko dengan 5 (lima) peringkat.

Tahapan dalam perhitungan risiko dilakukan dengan; mengidentifikasi risiko,

pengukuran risiko, pemantauan limit risiko, pengendalian risiko, dan

sistem informasi manajemen. Khusus dalam hal pengidentifikasian risiko

dilakukan dengan mengetahui dan menetapkan seluruh jenis risiko yang

melekat pada setiap aktivitas fungsional (cabang-cabang dan unit kerja

operasional) yang berpotensi merugikan Bank. Untuk jenis-jenis risiko yang

dapat dikuantifisir, identifikasi dilakukan dengan menganalisis data dan

informasi yang tersedia dalam neraca (on balance maupun off balance),

laporan-laporan serta data nasabah atau counterparty. Untuk risiko-risiko

yang tidak dapat atau sulit dikuantifisir, identifikasi dilakukan dengan

menggali dan mengumpulkan berbagai permasalahan risiko (risk issues) oleh

masing-masing cabang atau unit kerja melalui proses self assessment.

Identifikasi risiko tersebut tidak hanya dilakukan terhadap kondisi aktual

namun juga terhadap hal-hal yang diperkirakan akan terjadi.

RISIKO KREDIT Risiko ini disebabkan antara lain karena faktor kegagalan pihak lawan (counterpart default) dalam memenuhi kewajibannya serta faktor recovery rate yang terkait dengan tingkat kecukupan dan kelayakan agunan (marketability) yang digunakan untuk menjamin kredit yang diberikan.

Page 29: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       29

• Pengendalian faktor counterpart default dilakukan dengan menerapkan pemberian kredit atau penempatan dana secara selektif mengikuti prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat.

• Analisis kelayakan calon debitur dilakukan secara ketat. • Keputusan pemberian kredit dilakukan secara berjenjang dan

dilakukan oleh komite kredit untuk menjaga objektifitas keputusan yang diambil.

• Pemisahan penilaian agunan, analisis kredit, analisis legalitas, dan pengambil keputusan merupakan salah satu upaya meningkatkan kehati-hatian tersebut.

Pengelolaan Recovery Rate dilakukan melalui proses appraisal agunan secara teliti untuk mendapatkan tingkat kelayakan agunan yang memadai.

RISIKO LIKUIDITAS Risiko ini antara lain disebabkan karena faktor ketidakseimbangan (mismatch) antara asset dan liabilities, dikendalikan melalui rapat ALCO bersamaan dengan pengendalian risiko pasar. Pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan penataan struktur asset-liabilities yang seimbang, pemeliharaan sumber-sumber dana termasuk line kredit yang diterima serta penjagaan likuiditas aset pada tingkat yang optimum.

RISIKO OPERASIONAL Faktor-faktor yang memengaruhi risiko operasional antara lain adalah kurang memadai atau tidak berfungsinya proses internal, kegagalan sistem, kesalahan atau kelalaian manusia dan adanya problem eksternal yang memengaruhi operasional Bank.

Page 30: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       30

Bank berupaya untuk mengantisipasi dan mengendalikan risiko yang berpotensi menimbulkan risiko operasional. Hal ini dicapai antara lain dengan memastikan bahwa karyawan memiliki kualifikasi yang memadai dan terlatih untuk menjalankan fungsinya masing-masing, kemudian memastikan seluruh aktivitas operasional dilakukan berdasarkan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan,

RISIKO PASAR

Faktor-faktor risiko yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap

rentabilitas bank adalah faktor risiko pasar yang meliputi risiko suku bunga.

Untuk mengurangi risiko suku bunga ditetapkan strategi tidak mengenakan

suku bunga pinjaman secara tetap (fixed rate) untuk jangka waktu yang

panjang. Dalam hal penghimpunan dana, penentuan suku bunga dilakukan

dengan memerhatikan batas maksimum suku bunga yang dijamin Lembaga

Penjamin Simpanan (LPS). Pemberian bunga khusus dilakukan secara

selektif dengan memerhatikan berbagai manfaat yang akan diterima bank.

Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko atas kemungkinan timbulnya tuntutan hukum terhadap Bank akibat lemahnya kerangka hukum, kelalaian penerapan hukum dan peraturan dalam perjanjian atau kontrak. Oleh karena itu P.T. Bank Royal Indonesia senantiasa memastikan bahwa segala kegiatan dan hubungan kerja dengan pihak lain, selalu didasarkan pada aturan kerjasama yang dapat melindungi Bank di depan hukum.

Page 31: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       31

Risiko Strategis Sebagai upaya untuk menghindari timbulnya risiko strategis, P.T. Bank Royal Indonesia selalu berupaya untuk melaksanakan strategi perusahaan sesuai dengan yang telah digariskan dalam Rencana Bisnis Bank.

Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang timbul atas persepsi negatif terhadap Bank, khususnya yang terkait dengan aktivitas Bank. Untuk mengantisipasi risiko reputasi, sekaligus meningkatkan pelayanan kepada nasabah, P.T. Bank Royal Indonesia selalu menyelesaikan pengaduan dan pertanyaan-pertanyaan dari nasabah secara cepat. Selain itu P.T. Bank Royal Indonesia, juga terus berupaya meningkatkan sarana publikasi melalui website www.royalbank.co.id. yang selalu di-update.

Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan merupakan risiko yang timbul akibat Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan atau perundang-undangan yang berlaku. untuk menghindari timbulnya risiko tersebut, P.T. Bank Royal Indonesia berupaya memaksimalkan efektifitas pengendalian internal, antara lain dengan membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK). Pemeriksaan dilakukan oleh SKAI sesuai jadwal pemeriksaan atau surprise audit. Petugas Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) mengevaluasi dan melaksanakan sosialisasi ketentuan internal dan ketentuan yang dikeluarkan Bank Indonesia.

Page 32: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       32

Profil Risiko Profil risiko P.T. Bank Royal Indonesia pada akhir Tahun 2010 secara keseluruhan adalah Low dengan trend yang stabil. Dari delapan jenis risiko, terdapat 5 (lima) jenis risiko yang berada pada tingkat risiko yang Low to Moderate dan 3 (tiga) jenis risiko yang berada pada tingkat risiko Low.

Page 33: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       33

Tata Kelola Perusahaan P.T. Bank Royal Indonesia menyadari akan pentingnya mengelola perusahaan sesuai dengan apa yang dikenal sebagai prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Bank. Dalam jangka panjang dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham. Tata kelola perusahaan yang baik merupakan tanggung jawab utama Dewan Komisaris dan Direksi untuk melindungi dan meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan stakeholder lainnya. P.T. Bank Royal Indonesia menerapkan lima prinsip utama dalam tata kelola perusahaan, yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), tanggungjawab (responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness). Kelima prinsip ini dijalankan dalam kegiatan operasional sehari-hari oleh manajemen Bank. Informasi tentang kegiatan operasional Bank, kinerja keuangan yang dicapai dan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan lewat media dan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Hasil penilaian (self assessment) terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance yang dilaksanakan pada tahun ini merupakan sarana yang dapat digunakan sebagai salah satu cara mengidentifikasi kesiapan penerapan Good Corporate Governance sekaligus untuk menyusun langkah korektif maupun rencana tindak lanjut yang diperlukan.

Page 34: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       34

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan wadah tertinggi dalam hirarki organisasi P.T. Bank Royal Indonesia. Wewenang RUPS antara lain mengangkat dan memberhentikan anggota Direksi dan Dewan Komisaris, meminta pertanggungjawaban Direksi dan Dewan Komisaris atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya, menyetujui perubahan anggaran dasar, menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan, menunjuk Akuntan Publik, serta memutuskan penggunaan laba.

Dewan Komisaris Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris antara lain : 1. Memastikan pelaksanaan GCG berjalan dengan baik. 2. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

dan memberi nasihat. 3. Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan

strategis Bank. 4. Dilarang terlibat dalam pengambil keputusan kegiatan operasional kecuali

dalam penyediaan dana kepada pihak terkait, dana besar dan atau hal-hal lain yang ditetapkan oleh Anggaran Dasar.

5. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari auditor.

6. Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Selanjutnya memastikan bahwa Komite tersebut dapat menjalankan tugasnya secara efektif.

7. Menyelenggarakan rapat secara berkala minimal 4 (empat) kali dalam setahun dan diantaranya 2 (dua) kali rapat harus dihadiri lengkap oleh seluruh anggota komisaris.

Page 35: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       35

Direksi Tugas dan tanggung jawab anggota Direksi antara lain :

1. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank. 2. Mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya

sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

4. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

5. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

6. Mengungkapkan kepada pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian.

7. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

8. Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh anggota Direksi.

Direktur Kepatuhan tidak membawahi kegiatan operasional, namun bertanggung jawab untuk memastikan bank telah memenuhi seluruh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku, serta menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen dengan Bank Indonesia.

Page 36: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       36

Komite dan Satuan Kerja a. Komite Dibawah Dewan Komisaris

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Komite-komite tersebut berada dibawah Dewan Komisaris yang bertugas untuk membantu Komisaris dalam melaksanakan fungsinya. Tugas dan tanggung jawab Komite masing-masing ditentukan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.

b. Satuan Kerja Dibawah Direksi Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance Direksi telah membentuk Komite Manajemen Risiko, Komite Teknologi Informasi, Komite ALCO (Assets and Liability Committee), Satuan Kerja Audit Intern, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Kepatuhan. Satuan kerja tersebut melaksanakan fungsinya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Page 37: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       37

Perekonomian Indonesia diperkirakan akan terus bertumbuh, namun tantangan yang dihadapi industri perbankan cukup besar. Dari sisi pendanaan, tingkat persaingan yang dihadapi P.T. Bank Royal Indonesia untuk memperoleh dana pihak ketiga (DPK) akan semakin ketat mengingat semakin luasnya jaringan dan bervariasinya produk bank – bank besar. Ekspansi kredit perbankan masih tergantung pada kinerja sektor riil. Pada saat ini permintaan akan kredit lebih banyak berasal dari kredit perorangan baik untuk usaha maupun untuk konsumsi. Bank-bank besar dan bank asing mulai terjun pada kredit retail, sehingga mengakibatkan persaingan semakin tinggi . Dari gambaran diatas terlihat tantangan di industri perbankan pada Tahun 2010 cukup tinggi. Hal tersebut menjadi pemacu manajemen P.T. Bank Royal Indonesia untuk menjalankan operasional bank secara efisien dengan meningkatkan mutu pelayanan kepada nasabah serta menetapkan kebijakan suku bunga yang kompetitif. Namun pada sisi lain disadari peningkatan fungsi pengawasan, pengelolaan perbankan secara hati-hati serta penerapan manajemen risiko yang memadai harus lebih diperhatikan pula.

Sumber Daya manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah elemen penting di dalam menciptakan nilai tambah suatu perusahaan. P.T. Bank Royal Indonesia selalu mengutamakan pembinaan dan pengembangan SDM secara terencana sebagai salah satu agenda utama setiap tahunnya.

Page 38: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       38

Peningkatan kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia dilakukan antara lain melalui program pelatihan. Adapun program pelatihan yang pernah dilakukan pada Tahun 2010 antara lain :

a. Pelatihan Internal • Pelatihan APU-PPT • Service Excellent dan product knowledge • Pelatihan Risk awareness • Pelatihan yang berkaitan dengan kegiatan transfer, RTGS, SKN

dan perhitungan bunga • Pelatihan yang berkaitan dengan masalah kas

b. Pelatihan Eksternal

• Pelatihan analisis kredit lanjutan • Workshop KPPM, Analisis dampak KPPM Bank dalam rangka

implementasi PSAK 50 / 55 Revisi 2006 • Pelatihan Sertifikasi Manajemen Risiko level 3 • Seminar Risk Based Audit Penerapan PSAK • Seminar PSAK 50 / 55 berkaitan dengan Manajemen Risiko • Seminar lanjutan PSAK 50 / 55 • Pelatihan Teradata berkaitan dengan penerapan PSAK 50 / 55

Page 39: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       39

Jumlah karyawan PT. Royal Bank Indonesia pada Tahun 2010 sebanyak 132 orang. Komposisi karyawan berdasarkan jenjang manajemen sebagai berikut:

Jenjang Manajemen Jumlah (orang) Prosentase (%) Komisaris 3 2 % Direksi 3 2 % Karyawan Kantor Pusat 60 46 % Karyawan Cabang Surabaya 13 10 % Karyawan Capem Lautze 7 5 % Karyawan Capem Hayam Wuruk 6 5 % Karyawan Capem Mangga Dua 6 5 % Karyawan Capem Tangerang 8 6 % Karyawan Capem Kelapa gading 7 5 % Karyawan Kantor Kas Tanah Abang 19 14 %

Jumlah 132 100 %

Jenjang Pendidikan Jumlah (orang) Prosentase (%) Strata 2 (S-2) 5 4 % Strata 1 (S-1) 57 43 % Sarjana Muda (D-3) 8 6 % SLTA dan Sederajat 59 45 % SLTP dan Sederajat 3 2 %

Jumlah 132 100 %

Page 40: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       40

Beberapa perubahan penting yang terjadi selama Tahun 2010 adalah :

• Adanya perubahan Manajemen, untuk lebih memantapkan arah kebijakan dan perkembangan di masa depan.

• Adanya penunjukan Pjs Kadiv Operasional dan Pjs Kadiv Marketing dan Kredit untuk menggantikan pejabat lama yang mengundurkan diri

• Terlaksananya pelatihan /workshop dibidang perkreditan, customer service dan operasional bank.

• Penambahan modal disetor sebanyak Rp. 7,5 miliar sehingga modal disetor bank menjadi sebesar Rp 100 miliar.

Page 41: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

                                                       41

Hal-hal penting yang diperkirakan terjadi pada Tahun 2010 adalah : • Relokasi Kantor Kas Tanah Abang. Lokasi semula adalah Pusat Grosir

Metro Tanah Abang, di relokasi ke Ruko Alfa ( Auri Bukit ) Tanah Abang Pasar.

• Penyempurnaan terhadap kebijakan dan prosedur (SOP - System Operating Procedure) secara menyeluruh, untuk meningkatkan dan memperkuat internal control system.

• Mengadakan sistem Disaster Recovery Center (DRC) secara online (hot back – up) sebagai antisipasi terhadap kendala / permasalahan dalam system operasional yang mungkin terjadi dimasa mendatang

• Peningkatan pelayanan transaksi operasional dengan memperbaharui jalur (line) jaringan komunikasi data antar kantor secara bertahap.

• Pre-concept kartu ATM berbasis chip sesuai arahan dan ketentuan dari regulator (Bank Indonesia).

• Pemenuhan Sertifikasi Manajemen Risiko bagi seluruh jajaran Manajemen yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia sebelum bulan Agustus 2011.

• Mengoptimalkan/memaksimalkan keanggotaan jaringan ATM Prima sebagai kelebihan/nilai jual yang dimiliki Bank.

• Merekrut karyawan baru yang dibutuhkan untuk bagian-bagian tertentu. • Melakukan pelatihan karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan kerja karyawan. • Menerapkan pelaksanaan good corporate governance (GCG) diseluruh

unit kerja

Page 42: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

5

1. INFORMASI UMUM PERSEROAN

a. Sejarah Singkat

PT Bank Royal Indonesia (“bank”) yang sebelumnya bernama PT Bank Rakjat Parahyangan yang berkedudukan di Ciparay, Bandung, didirikan dengan akta notaris R. Soerojo Wongsowidjojo, SH., No.35 tanggal 25 Oktober 1965. Sesuai perubahan Anggaran Dasar No. 19 tanggal 21 Agustus 1982 yang dibuat oleh Notaris R. Soerojo Wongsowidjojo, SH., nama Bank diubah menjadi PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan. Akta pendirian Bank telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2-1092-HT.01.01.TH.82 tanggal 3 September 1982.

Berdasarkan akta Notaris No. 68 tanggal 8 Januari 1990, status PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan ditingkatkan menjadi Bank umum dan namanya diganti menjadi PT Bank Royal Indonesia, berkedudukan di Jakarta, dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No.C2-1007.HT.01.04.TH.90 tanggal 26 Pebruari 1990, dan dari Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No. 1090/KMK.013/090 tanggal 12 September 1990 serta telah dimuat dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 4 September 1990 No.71 Tambahan No 3206/1990.

PT Bank Royal Indonesia didirikan untuk waktu 75 tahun lamanya sejak Akta Pendirian PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan disetujui oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 3 September 1982. Berdasarkan akta Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, SH., No.38 tanggal 15 Oktober 2003, PT Bank Royal Indonesia didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.

Bank telah mendapatkan izin usaha sebagai pedagang valuta asing dari Bank Indonesia berdasarkan surat No.30/182/UOPM tanggal 13 November 1997 dan telah diperpanjang berdasarkan Keputusan Direktur Perizinan dan Informasi Perbankan Bank Indonesia No.5/7KEP.Dir.PIP/2003 tanggal 24 Desember 2003.

Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, SH., No.22 tanggal 8 Juli 2008. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.AHU-57502.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 1 September 2008 tentang “Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan”.

Kegiatan utama Bank adalah menjalankan usaha di bidang perbankan. Bank berkantor pusat di Jalan Suryopranoto, No.52, Jakarta Pusat, dan mempunyai 5 (lima) Kantor Cabang Pembantu yaitu di Lautze, Mangga Dua, Hayam Wuruk, Kelapa Gading, Tangerang, dan 1 Kantor Cabang Utama di Surabaya serta 1 Kantor Kas di Tanah Abang, Jakarta. Jumlah karyawan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebanyak 132 orang dan 144 orang.

b. Komposisi Manajemen Bank

Komposisi manajemen Bank per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris Tahun 2010 Tahun 2009

Komisaris Utama : Ibrahim Soemedi Ibrahim Soemedi Komisaris Independen : I Made Soewandi, SH., MH. I Made Soewandi, SH., MH. Komisaris Independen : Aziar Zain Aziar Zain Dewan Direksi Tahun 2010 Tahun 2009 Direktur Utama : Louis Halilintar Sjahlim Bujung Rudijanto Hanani Direktur : Diana Annarita Diana Annarita Direktur Kepatuhan : Sabtiwi Enny Sulastri A. Salman Pohan

Page 43: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

6

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

Direksi bertanggung jawab atas penyusunan Laporan Keuangan PT Bank Royal Indonesia yang telah diselesaikan pada tanggal 31 Maret 2011.

Kebijakan Akuntansi Utama yang diterapkan dalam penyusunan Laporan Keuangan PT Bank Royal Indonesia seperti dijabarkan dibawah ini:

Indeks Kebijakan Akuntansi a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan b. Aset dan Kewajiban Keuangan c. Reklasifikasi Aset Keuangan d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing e. Giro pada Bank Indonesia f. Giro pada Bank Lain g. Penempatan pada Bank Indonesia h. Penempatan pada Bank Lain i. Efek - efek j. Kredit yang Diberikan k. Aset Tetap l. Simpanan m. Imbalan Pasca Kerja n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga o. Pengakuan Pendapatan Provisi dan Komisi p. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan q. Pajak Penghasilan Badan r. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan PT Bank Royal Indonesia yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan telah disajikan berdasarkan harga perolehan, kecuali untuk aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, aset dan kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kontrak derivatif yang diukur berdasarkan nilai wajar. Laporan keuangan disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual.

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.

b. Aset dan Kewajiban Keuangan

1) Aset Keuangan Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori: a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, b) Aset keuangan tersedia untuk dijual, c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan d) Pinjaman yang diberikan dan piutang.

Page 44: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

7

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

b. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) 1) Aset Keuangan (lanjutan)

Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. Pada posisi 31 Desember 2010 PT Bank Royal Indonesia memiliki aset keuangan dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo serta pinjaman yang diberikan dan piutang.

a) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali: (1) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan

yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (2) Investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan (3) Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan keuangan sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN).

b) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi dipasar aktif, kecuali: (1) Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang

diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

(2) Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

(3) Dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN).

Page 45: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

b. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan) 1) Aset Keuangan (lanjutan)

c) Pengakuan

Entitas menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (reguler). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam neraca sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.

d) Penghentian Pengakuan Aset

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual untuk atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

2). Kewajiban Keuangan

Bank mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori:

a) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

b) Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Pada posisi 31 Desember 2010 PT Bank Royal Indonesia hanya memiliki satu jenis kategori kewajiban keuangan yaitu yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

c. Reklasifikasi Aset Keuangan

Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.

Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:

1) Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

Page 46: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

c. Reklasifikasi Aset Keuangan (lanjutan)

2) Terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

3) Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank, tidak terulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi.

d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Bank menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan.

Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

e. Giro pada Bank Indonesia

Sesuai dengan perubahan terakhir yakni Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah yang mulai berlaku tanggal 1 November 2010, GWM Sekunder sebesar 2,5% dari DPK Rupiah dan GWM Loan to Debt Ratio (LDR) yang mulai berlaku tanggal 1 Maret 2011. Sedangkan untuk GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1,00% dari DPK dalam mata uang asing, serta Surat Edaran No.11/29/DPNP tanggal 16 Oktober 2009 tentang perhitungan GWM Sekunder dalam Rupiah. GWM Bank ditetapkan:

• GWM Primer dalam rupiah sebesar 8% dari DPK dalam rupiah, berlaku tanggal 1 November 2010

• GWM Sekunder dalam rupiah sebesar 2,5% dari DPK dalam rupiah, berlaku tanggal 24 Oktober 2009.

Tata cara pemenuhan Giro Wajib Minimum berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010:

− Pemenuhan GWM Primer dalam Rupiah dihitung dengan membandingkan saldo Rekening Giro Bank pada Bank Indonesia setiap akhir hari dalam 1 (satu) masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam 1 (satu) masa laporan pada 2 (dua) masa laporan sebelumnya.

− Pemenuhan GWM Sekunder dalam Rupiah dihitung dengan membandingkan jumlah SBI, SUN, SBSN dan/atau Exess Reserve setiap akhir hari dalam 1 (satu) masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam 1 (satu) masa laporan pada 2 (dua) masa laporan sebelumnya.

Page 47: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

f. Giro pada Bank Lain

Giro pada Bank lain disajikan sebesar saldo giro setelah dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.

g. Penempatan pada Bank Indonesia

Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi bunga diterima dimuka.

h. Penempatan pada Bank Lain

Penempatan pada Bank lain disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.

i. Efek – efek

Surat-surat berharga yang dimiliki terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

j. Kredit yang Diberikan

Berdasarkan PSAK 55/50 kredit dinyatakan sebesar nilai perolehan yang diamortisasi (amortized cost) yaitu nilai wajar kredit yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif.

Kredit yang diberikan dihapusbukukan pada saat manajemen berpendapat bahwa kredit tersebut tidak tertagih lagi. Penghapusbukuan tersebut dilakukan dengan membukukannya sebagai pengurang rekening Cadangan Kerugian Penurunan Nilai kredit, sedangkan penerimaan atas kredit yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan.

k. Aset Tetap Aset tetap dicatat berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan metode persentase tetap dari sisa harga buku (double declining balance method), kecuali bangunan yang disusutkan berdasarkan metode garis lurus (straight-line method), sesuai dengan taksiran masa manfaat aset yang bersangkutan sebagai berikut: Masa Manfaat

Tahun

Kelompok

Per tahun (%)

Bangunan 20 Bangunan 5 Inventaris kelompok 1 1-4 1 50 Inventaris kelompok 2 4-8 2 25

Untuk aset tetap dengan sisa nilai buku di bawah Rp1.000.000 disusutkan seluruhnya dan dibukukan sebagai beban penyusutan tahun berjalan.

Pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aset tetap untuk menjaga manfaat keekonomian masa yang akan datang dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyempurnaan atau penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Page 48: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

l. Simpanan

Giro, tabungan dan deposito dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank kepada nasabah/pihak ketiga.

Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, pemindahbukuan dengan bilyet giro, atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang giro.

Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya, hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik tabungan.

Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian dengan penyimpan/deposan. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian dengan deposan.

m. Imbalan Pasca Kerja

Bank membukukan kewajiban estimasi manfaat karyawan sesuai dengan kebijakan Bank dan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 serta PSAK No. 24 (Revisi) yang merupakan penerapan PSAK No.24. (Revisi 2004 ) tentang Imbalan Kerja. Kewajiban imbalan pasca kerja dihitung dengan menggunakan tenaga ahli aktuaris independen.

Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada tahun berjalan. Besarnya amortisasi biaya jasa tahun lalu adalah biaya masa kerja lalu yang belum diakui dibagi nilai anuitas selama 4 tahun. Kewajiban transisi timbul atas masa kerja lalu pada waktu pertama kali menerapkan IAS No.19.

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga

Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan.

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mengdiskontokan estimasi pembayaran atas penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan seluruh premi atau diskon lainnya.

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung penurunan nilai.

0

Page 49: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

o. Pengakuan Pendapatan Provisi dan Komisi

Pendapatan provisi dan komisi diakui menggunakan basis akrual pada saat jasa telah diberikan. Pendapatan provisi atas komitmen memberikan pinjaman yang akan dicairkan (bersama-sama dengan biaya transaksi lain yang terkait langsung) diakui sebagai penyesuaian atas suku bunga efektif atas pinjaman yang diberikan. Pendapatan provisi atas pinjaman sindikasi diakui sebagai pendapatan ketika proses sindikasi telah selesai dan Bank tidak ambil bagian dalam pinjaman sindikasi atau telah mengambil bagian atas pinjaman sindikasi dengan suku bunga efektif yang sama dengan peserta lainnya.

Pendapatan provisi dan komisi yang timbul dari negosiasi, partisipasi dalam negosiasi atas transaksi dengan pihak ketiga diakui pada saat penyelesaian transaksi yang mendasarinya. Portofolio dan jasa manjemen lainnya serta pendapatan jasa diakui berdasarkan kontrak yang berlaku, dan pada umumnya berdasarkan time apportionate. Pendapatan jasa wealth management, perencanaan keuangan dan jasa kustodian yang terus diberikan selama jangka waktu tertentu diakui secara berimbang sepanjang periode penyediaan layanan tersebut. Pendapatan yang dikaitkan dengan kinerja atau pendapatan komponen diakui ketika kriteria kinerja tersebut dipenuhi.

p. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan

Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:

1) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak debitur;

2) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;

3) Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak debitur, memberikan keringanan (konsensi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut;

4) Terdapat kemungkinan bahwa pihak debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;

5) Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan; atau

6) Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual terhadap kelompok aset tersebut, termasuk:

a) Memburuknya status pembayaran pihak debitur dalam kelompok tersebut; dan

b) Kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atau aset dalam kelompok tersebut.

Page 50: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) 0

p. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan)

Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 dan 12 bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama.

Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.

Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jumlah penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat nilai kini aset keuangan dengan estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.

Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan atau investasi dimiliki hinggga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku ditetapkan dalam kontrak. Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi.

Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbuku dengan menjurnal balik Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. Kredit tersebut harus dapat dihapusbuku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek serta Obligasi Pemerintah (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan kedalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN).

Jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.

Pada tanggal 8 Desember 2009, Bank Indonesia mengeluarkan surat edaran No.11/33/DPNP yang mengatur mengenai estimasi penurunan nilai kolektif kredit yang diberikan dengan keterbatasan pengalaman kerugian spesifik. Bagi Bank yang belum dapat melakukan estimasi yang memadai dan belum memiliki data kerugian historis yang memadai untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit yang diberikan secara kolektif sesuai persyaratan dalam PSAK 55 (revisi 2006) dan PAPI, maka pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dapat menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”.

Pembentukan penyisihan penghapusan aktiva berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tetang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tersebut Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA) yang dibentuk terdiri dari cadangan umum dan cadangan khusus dengan maksud menutup risiko kemungkinan kerugian.

Page 51: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan)

Tarif yang digunakan dalam pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif sekurang-kurangnya: 1) Cadangan Umum sekurang-kurangnya sebesar 1% dari Aktiva Produktif dengan kualitas

lancar. 2) Cadangan Khusus sekurang-kurangnya sebesar:

• 5% dari Aktiva Produktif dengan kualitas dalam perhatian khusus setelah dikurangi nilai agunan

• 15% dari Aktiva Produktif dengan kualitas kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan

• 50% dari Aktiva Produktif dengan kualitas diragukan setelah dikurangi nilai agunan

• 100% dari Aktiva Produktif dengan kualitas macet setelah dikurangi nilai agunan.

Perhitungan penyisihan penghapusan aktiva untuk tahun buku 2009 seluruhnya mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.

q. Pajak Penghasilan Badan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

0

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibeBankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibeBankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

r. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Bank melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan pernyataan No.7 Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yang dimaksud dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

(i) Perseroan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perseroan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

(ii) Perseroan asosiasi (associated companies);

Page 52: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

r. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa (lanjutan)

(iii) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perseroan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut; yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksi dengan perseroan pelapor;

(iv) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perseroan pelapor yang meliputi Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan satu tingkat di bawah Direksi dari perseroan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

(v) Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perseroan yang bersangkutan. Ini mencakup perseroan-perseroan yang dimiliki Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Utama dari perseroan pelapor dan perseroan-perseroan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perseroan pelapor.

Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama, sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga telah diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan untuk masing-masing akun.

3. KAS

Kas terdiri dari: 2010 2009

Kas Suryopranoto 6.417.234.200 3.781.172.000Kas Mangga Dua 173.427.000 46.323.550Kas Hayam Wuruk 157.715.200 45.983.100Kas Lautze 231.074.900 96.938.400Kas Kelapa Gading 196.057.850 56.274.900Kas Tanah Abang 186.467.900 92.957.000Kas Tangerang 396.851.100 170.215.300Kas Surabaya 720.500.500 725.248.850Kas Valuta Asing 15.965.116 17.891.264 Jumlah 8.495.293.766 5.033.004.364

Saldo kas dalam tiap-tiap satuan valuta asing berikut penjabarannya ke dalam mata uang Rupiah terdiri dari : 2010 20091. Dollar Amerika Serikat (USD) (2010: USD35 dan 2009: USD285) 314.684 2.679.0002. Dollar Singapura (SGD) (2010: SGD2.000 dan 2009: SGD2.000) ... 13.961.210 13.397.030 3. Dollar Hongkong (HKD) (2010: HKD500 dan 2009: HKD500) ........ 577.718 606.0924. Poundsterling (GBP) (2010: GBP80 dan 2009: GBP80) ............. 1.111.504 1.209.142

Jumlah Kas Valuta Asing ........................... 15.965.116 17.891.264

Page 53: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

16

4. GIRO PADA BANK INDONESIA

2010 2009

Giro pada Bank Indonesia 23.039.067.637 11.922.901.764

Jumlah 23.039.067.637 11.922.901.764

Sesuai dengan perubahan terakhir yakni Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap Bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga dalam Rupiah ditambah cadangan minimum yang wajib dipelihara berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN), dan/atau Excess Reserve sebesar 2,5% dari Dana Pihak Ketiga dalam rupiah.

Jumlah GWM Utama dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp21.940 juta dan Rp11.325 juta.

Jumlah GWM Sekunder dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp6.856 juta dan Rp5.662. Bank telah memenuhi GWM sekunder sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (lihat catatan 6 dan 7).

Pada posisi 31 Desember 2010, Bank telah memenuhi giro wajib minimum yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

5. GIRO PADA BANK LAIN

2010 2009

PT Bank Panin 54.817.071 216.796.121PT Bank Metro Express 26.349.087 154.799.573PT Bank Central Asia Tbk. 998.136.511 2.180.705.011PT Bank Artha Graha 5.371.778 61.144.798PT Bank Central Asia Tbk. (ATM-Prima) 1.813.957.940 1.917.213.766 Subjumlah 2.898.632.387 4.530.659.269Cadangan kerugian penurunan nilai (28.986.324) (45.306.593)Jumlah Giro pada Bank Lain 2.869.646.063 4.485.352.676

Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 tidak terdapat penempatan giro dalam mata uang asing dan pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2010 2009 Saldo awal 45.306.593 34.284.773Cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan 51.848.508

11.021.820

Koreksi kelebihan cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan (68.168.777)

-

Saldo akhir 28.986.324 45.306.593

Page 54: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

17

6. PENEMPATAN PADA BANK LAIN DAN BANK INDONESIA

2010 2009 FASBI (1-7 hari) 57.700.000.000 6.100.000.000Diskonto yang belum diamortisasi (17.622.479) (3.047.968) FASBI – Neto 57.682.377.521 6.096.952.032

Call Money 145.000.000.000 120.000.000.000Deposito Berjangka 10.000.000.000 - Jumlah 155.000.000.000 120.000.000.000Cadangan penurunan nilai (1.550.000.000) (1.200.000.000) Jumlah – neto 153.450.000.000 118.800.000.000Jumlah penempatan 211.132.377.521 124.896.952.032

Jangka waktu penempatan call money yaitu antara 1 hari sampai 15 hari (2010 dan 2009). Tingkat bunga per tahun untuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) adalah sebesar 5,50% sampai 6,35% (2010) dan 3% - 9,5% (2009), sedangkan tingkat suku bunga per tahun atas call money berkisar antara dan antara 5,55% sampai 6,45% (2010). Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 tidak terdapat penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia dalam bentuk mata uang asing dan pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Perubahan penyisihan kerugian adalah sebagai berikut: 2010 2009 Saldo awal 1.200.000.000 -Koreksi kelebihan cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan (2.422.735.161)

-

Cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan 2.772.735.161

1.200.000.000

Saldo akhir 1.550.000.000 1.200.000.000 Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas atas seluruh penempatan pada bank lain pada tahun 2010 dan 2009 digolongkan Lancar. Tidak terdapat dana yang diblokir atau belum dapat dicairkan pada bank bermasalah. FASBI tidak wajib membentuk penyisihan.

7. EFEK-EFEK

Efek-efek yang dimiliki PT Bank Royal Indonesia seluruhnya dikategorikan dimiliki hingga jatuh tempo, terdiri atas: 2010 2009

Dimiliki hingga jatuh tempo: Sertifikat Bank Indonesia 30.260.000.000 30.000.000.000 Diskonto yang belum diamortisasi (740.407.189) (69.633.464)Sertifikat Bank Indonesia – Neto 29.519.592.811 29.930.366.536

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, Bank tidak wajib untuk melakukan penyisihan kerugian atas surat berharga berbentuk Sertifikat Bank Indonesia.

Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 tidak terdapat efek-efek pada pihak terkait dan dalam mata uang asing. Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas atas efek-efek di atas digolongkan Lancar.

Page 55: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

18

7. EFEK-EFEK (lanjutan)

Klasifikasi efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut: 2010 2009 Lebih dari 1 bulan 30.260.000.000 30.000.000.000 Diskonto yang belum diamortisasi (740.407.189) (69.633.464) 29.519.592.811 29.930.366.536

Tingkat bunga per tahun untuk Sertifikat Bank Indonesia adalah sebesar 6,30% - 6,70% (2010) dan 6,46% - 11% (2009).

8. KREDIT YANG DIBERIKAN

Kredit yang diberikan berdasarkan jenis, sektor usaha, jangka waktu dan kualitas terdiri dari: 1). Jenis

31 Desember 2009

Lancar

Dalam Perhatian

Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

Rupiah

Rekening Koran 27.109.789.187 - - - - 27.109.789.187

Angsuran Berjangka 8.942.429.057 - - - - 8.942.429.057

Perumahan 6.263.794.179 - - 8.248.914 - 6.272.043.093

Royal Duta 92.158.105.577 - - - - 92.158.105.577

Kendaraan 1.721.123.622 - - - - 1.721.123.622

Demand Loan 21.570.000.000 - - - - 21.570.000.000

Multi Guna 14.750.233.296 - - 133.151.401 210.474.487 15.093.859.184

Karyawan 298.573.891 - - - 204.047.365 502.621.256

Jumlah 172.814.048.809 - - 141.400.315 414.521.852 173.369.970.976

Cadangan kerugian penurunan nilai (2.882.444.829) - - (70.700.157) (414.521.852) (3.367.666.838)

Jumlah 169.931.603.980 - - 70.700.158 - 170.002.304.138

31 Desember 2010

Lancar

Dalam Perhatian

Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

Rupiah

Rekening Koran 50.406.698.365 - - - - 50.406.698.365

Angsuran Berjangka 24.080.934.416 - - - - 24.080.934.416

Perumahan 5.027.399.268 - - - - 5.027.399.268

Royal Duta 9.518.205.231 - - - - 9.518.205.231

Kendaraan 504.089.031 - - - - 504.089.031

Demand Loan 37.694.626.577 - - - - 37.694.626.577

Multi Guna 23.516.543.894 - - - - 23.516.543.894

Karyawan 158.256.000 - - 191.081.771 157.364.215 506.701.986

Jumlah 150.906.752.782 - - 191.081.771 157.364.215 151.255.198.768

Cadangan kerugian penurunan nilai (1.232.987.859) - - (95.540.886) (157.364.215) (1.485.892.960)

Jumlah 149.673.764.923 - - 95.540.885 - 149.769.305.808

Page 56: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

19

8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)

2). Sektor Ekonomi:

31 Desember 2009

Lancar

Dalam Perhatian

Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

Rupiah

Industri 14.824.837.444 - - - - 14.824.837.444

Kontruksi 496.180.448 - - - - 496.180.448

Perdagangan 103.245.022.239 - - 133.151.401 - 103.378.173.640

Lain-lain 15.152.360.179 - - 8.248.914 414.521.852 15.575.130.945

Jasa 39.095.648.499 - - - - 39.095.648.499

Jumlah 172.814.048.809 - - 141.400.315 414.521.852 173.369.970.976

Cadangan kerugian penurunan nilai (2.882.444.829) - - (70.700.157) (414.521.852) (3.367.666.838)

Bersih 169.931.603.980 - - 70.700.158 - 170.002.304.138

Dari jumlah tersebut, terdapat penyaluran kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan PT Bank Royal Indonesia yakni: 2010 2009

PT Pulogadung Steel 845.529.211 941.830.820The Master Steel, MFG., Co. 7.974.068PT Pangeran Karang 5.305.089.652 2.518.161.705Yeremia Setiawan 184.267.803 260.000.000Pinjaman Karyawan 31.870.000 26.390.000Selasih 9.518.205.231 -Li Hsueh Pu 152.259.473 - Jumlah pihak hubungan istimewa 16.037.221.370 3.754.356.593Cadangan kerugian penurunan nilai (63.631.120) (69.230.336) Jumlah 15.973.590.250 3.685.126.257

Terdapat kredit senilai Rp7.970.614.693 yang dijamin dengan deposito berjangka.

31 Desember 2010

Lancar

Dalam Perhatian

Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

Rupiah

Industri 29.821.505.365 - - - - 29.821.505.365

Kontruksi 2.798.540.367 - - - - 2.798.540.367

Perdagangan 52.498.165.614 - - - - 52.498.165.614

Lain-lain 44.459.639.585 - - 191.081.771 157.364.215 44.808.085.571

Jasa 21.328.901.851 - - - - 21.328.901.851

Jumlah 150.906.752.782 - - 191.081.771 157.364.215 151.255.198.768

Cadangan kerugian penurunan nilai (1.232.987.859) - - (95.540.886) (157.364.215) (1.485.892.960)

Bersih 149.673.764.923 - - 95.540.885 - 149.769.305.808

Page 57: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

20

8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)

3). Jangka Waktu

Klasifikasi kredit dilakukan berdasarkan perjanjian kredit dan sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut: a). Berdasarkan perjanjian kredit

2010 2009

Sampai dengan 1 tahun 87.642.467.245 136.954.686.299Di atas 1 tahun s.d. 2 tahun 14.132.253.728 8.441.734.714Di atas 2 tahun s.d. 5 tahun 31.085.474.222 20.439.251.757Lebih dari 5 tahun 18.395.003.573 7.534.298.206Jumlah 151.255.198.768 173.369.970.976

b). Berdasarkan sisa umur jatuh tempo

2010 2009

Sampai dengan 1 tahun 101.623.551.767 143.234.079.281Di atas 1 tahun s.d. 2 tahun 15.715.361.537 8.558.039.316Di atas 2 tahun s.d. 5 tahun 25.871.352.368 15.415.109.456Lebih dari 5 tahun 8.044.933.096 6.162.742.923Jumlah 151.255.198.768 173.369.970.976

4). Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2010 2009

Saldo awal tahun 3.367.666.838 1.137.763.780Cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan -

2.229.903.058

Penghapusbukuan (1.374.487) -Koreksi cadangan kerugian penurunan nilai (1.880.399.391) -Saldo akhir 1.485.892.960 3.367.666.838

Pembentukan dan perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dilaksanakan sesuai ketentuan Bank Indonesia (Catatan 2p).

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian yang telah dibukukan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.

5). Informasi penting lainnya:

Informasi penting yang berkaitan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:

a. Kredit yang diberikan dijamin dengan deposito, agunan yang diikat dengan akta pemberian hak tanggungan dan pemasangan hak tanggungan, dan jaminan lain yang umumnya diterima oleh Bank. Agunan berupa deposito per 31 Desember 2010 sebesar Rp27.607.966.829 dan 2009 sebesar Rp17.608.424.124.

Page 58: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

21

8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)

b. Kredit tetap dan rekening koran terdiri dari kredit modal kerja, pembelian barang-barang

modal dan kredit konsumen (consumers’ loans) seperti kredit untuk pembelian rumah dan mobil.

c. Kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp16.037.221.370 (2010) dan Rp3.754.356.593 (2009). Terdapat kredit senilai Rp7.970.614.693 yang dijamin dengan deposito berjangka.

d. Kredit kepada karyawan merupakan kredit untuk keperluan umum dengan bunga 0% s.d 7%. Kredit tersebut ditagih dengan memotong gaji setiap bulan.

e. Tingkat bunga rata-rata per tahun dalam rupiah yaitu dan 13% pada tahun 2010 dan 12% - 18% pada tahun 2009.

f. Dalam laporan yang dibuat Bank kepada Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), tidak terdapat pelampauan dan pelanggaran BMPK per 31 Desember 2010 dan 2009.

9. ASET TETAP

2010 2009

Harga Perolehan 11.292.471.684 10.695.337.885Akumulasi penyusutan (6.708.981.427) (7.868.826.805)Nilai buku 4.583.490.257 2.826.511.080

Rincian Aset Tetap adalah sebagai berikut: 31 Desember 2010

Saldo

1 Jan 2010

Penambahan

Pengurangan

Reklasifikasi Saldo

31 Des 2010

Harga Perolehan:

Tanah - - - 2.239.163.734 2.239.163.734

Bangunan 4.991.644.025 - - (2.239.163.734) 2.752.480.291

Inventaris – Kelompok I 1.995.289.210 394.738.799 5.605.000 - 2.384.423.009

Inventaris – Kelompok II 3.708.404.650 480.650.000 272.650.000 - 3.916.404.650

10.695.337.885 875.388.799 278.255.000 - 11.292.471.684

Akumulasi Penyusutan:

Bangunan 3.805.213.765 257.751.193 1.972.763.013 - 2.090.201.945

Inventaris – Kelompok I 1.564.345.707 374.390.550 112.092.955 - 1.826.643.262

Inventaris – Kelompok II 2.499.267.333 533.196.200 240.327.313 - 2.792.136.220

7.868.826.805 1.165.337.943 2.325.183.321 - 6.708.981.427

Nilai Buku 2.826.511.080 4.583.490.257

Page 59: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

22

9. ASET TETAP (lanjutan)

31 Desember 2009

Saldo

1 Jan 2009

Penambahan

Pengurangan

Reklasifikasi Saldo

31 Des 2008

Harga Perolehan:

Bangunan 4.991.644.025 - - - 4.991.644.025

Inventaris – Kelompok I 1.830.685.755 164.603.455 - - 1.995.289.210

Inventaris – Kelompok II 3.393.754.650 461.000.000 146.350.000 - 3.708.404.650

10.216.084.430 625.603.455 146.350.000 - 10.695.337.885

Akumulasi Penyusutan:

Bangunan 3.654.915.193 150.298.572 - - 3.805.213.765

Inventaris – Kelompok I 1.379.395.036 184.950.671 - - 1.564.345.707

Inventaris – Kelompok II 2.189.870.714 440.925.516 131.528.897 - 2.499.267.333

7.224.180.943 776.174.758 131.528.897 - 7.868.826.805

Nilai Buku 2.991.903.487 2.826.511.080

Pada tahun 2009, terdapat penambahan inventaris kelompok II yang terdiri dari pembelian 1 unit kendaraan roda empat senilai Rp191.000.000 dan Safe Deposit Box (SDB) senilai Rp270.000.000 Selain itu, terdapat pula pelepasan 1 unit kendaraan bermotor roda empat dengan nilai perolehan sebesar Rp146.350.000 yang telah rusak akibat banjir.

Seluruh beban penyusutan Aset Tetap tahun 2009 dan 2008 dialokasikan ke Beban Umum dan Administrasi (catatan 22).

Aset Tetap diasuransikan kepada pihak ketiga, yaitu seluruh bangunan kantor beserta isinya dan seluruh kendaraan, dengan nilai pertanggungan masing–masing sebesar Rp9.134.050.000 dan Rp1.136.500.000 (2010) serta Rp8.449.050.000 dan Rp2.237.500.000 (2009). Manajemen Bank berpendapat bahwa jumlah pertanggungan cukup untuk menutup kerugian yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Laba penjualan Aset Tetap untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp52.080.000 dan Rp79.500.000.

10. ASET LAIN-LAIN

2010 2009

Uang muka pihak ketiga 1.226.250.266 410.187.857Uang muka pajak 95.470.075 -Bunga akan diterima 589.182.799 1.400.321.410Persediaan alat tulis kantor, barang cetakan,

dan meterai 203.586.694

170.249.884Uang Jaminan 1.122.351.600 1.121.851.600Biaya yang ditangguhkan 207.542.019 1.887.406.683Aset pajak tangguhan 252.715.968 279.866.528Aset tidak berwujud 558.252.763 -Jumlah Aset Lain-Lain 4.255.352.184 5.269.883.962

Perhitungan aset pajak tangguhan terdapat pada Catatan 14c.

Page 60: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

23

11. GIRO

2010 2009

Pihak ketiga 26.919.603.341 14.312.305.584Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 119.580.747.576 53.356.760.376 Jumlah Giro 146.500.350.917 67.669.065.960

Suku bunga jasa giro yang diberikan per akhir tahun 2010 dan 2009 adalah sebesar 1% - 4%.

Tidak terdapat giro dalam mata uang asing dan giro dari bank lain.

Pada tahun 2010 terdapat giro yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit sebesar Rp13.520.616.708 dan 2009 tidak terdapat giro yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit.

12. TABUNGAN

2010 2009

Pihak ketiga 40.250.010.579 32.614.724.373Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 1.852.202.914 1.365.967.703 Jumlah Tabungan 42.102.213.493 33.980.692.076

Suku bunga tabungan tahun 2010 dan 2009 adalah sebesar 2% - 5%. Tidak terdapat tabungan dalam mata uang asing.

13. DEPOSITO BERJANGKA

2010 2009

Pihak ketiga 92.444.852.484 124.376.514.682 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 20.366.192.008 14.053.865.413

Jumlah Deposito Berjangka 112.811.044.492 138.430.380.095

Klasifikasi jangka waktu deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2010 2009

Sampai dengan 1 bulan 107.009.810.686 133.510.351.179Di atas 1 bulan s.d. 3 bulan 5.223.425.664 1.895.028.916Di atas 3 bulan s.d. 6 bulan 550.000.000 25.000.000Lebih dari 6 bulan 27.808.142 3.000.000.000 Jumlah 112.811.044.492 138.430.380.095

Deposito berjangka yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit sebesar Rp16.518.263.774 per 31 Desember 2010 dan Rp17.608.424.124 per 31 Desember 2009.

Tingkat bunga untuk deposito berjangka 1 bulan sebesar 5,50% - 9,00% (2010) dan 6,00% - 9,00% (2009), tingkat bunga deposito berjangka 3 bulan sebesar 5,00% - 8,00% (2010) dan 8% (2009), untuk deposito berjangka 6 bulan adalah sebesar 6,00% - 7,00% (2010) dan 7,00% (2009), sedangkan untuk deposito berjangka 12 bulan adalah sebesar 6,00% - 11,00% (2010).

Page 61: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

24

14. KEWAJIBAN SEGERA

Kewajiban yang harus segera dibayar oleh Bank per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009

Hutang pajak 470.017.055 1.100.815.631Biaya-biaya masih harus dibayar 343.025.796 158.548.841 Jumlah Kewajiban Segera 813.042.851 1.259.364.472

a. Hutang Pajak 2010 2009

Taksiran hutang pajak penghasilan badan Setelah dikurangi dengan pajak dibayar di muka sebesar Rp991.022.191 (2010) dan Rp922.216.829 (2009) 210.049.924

643.679.543Hutang pajak lainnya: PPh jasa giro/tabungan/deposito 227.269.606 251.164.998 PPh 23 jasa pihak ketiga 3.838.625 7.399.615 PPh Pasal 25 – Desember - 6.629.063

PPh Pasal 21 – Desember 28.858.900 70.950.000 PPh Pasal 21 – SPT 1721 - 120.992.412

Jumlah 470.017.055 1.100.815.631

b. Pajak Penghasilan Badan

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan taksiran laba fiskal yang dihitung oleh Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010 2009 Laba sebelum pajak penghasilan menurut

laporan laba rugi 4.868.627.360

5.541.152.032Koreksi fiskal terdiri dari:

Beda tetap: - Sumbangan 1.640.000 17.140.000- Beban Lain-Lain 133.333.334 1.000.000- Beban Jamuan Makan 17.721.714 46.506.125- Beban Asuransi 5.259.058 4.382.078- Beban Bahan Bakar 6.062.627 12.622.571- Beban Pemeliharaan dan Perbaikan 6.324.902 7.981.874- Beban Keamanan 73.955.600 53.959.390- Beban Koran dan Majalah 9.512.400 9.153.000- Beban Pemasaran 9.962.359 98.314.849 263.771.994 251.059.887

Page 62: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

25

14. KEWAJIBAN SEGERA (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)

2010 2009 Beda waktu:

- Beban imbalan pascakerja 61.721.689 143.622.375 61.721.689 143.622.375

Taksiran Laba Fiskal Tahun Berjalan 5.194.121.043 5.935.834.294Dibulatkan 5.194.121.000 5.935.834.000 25% x 50% x 686.693.914 96.137.148 25% x 5.249.140.086 1.469.759.224 1.565.896.372 25% x 50% x 779.665.082 97.458.135 25% x 4.414.455.918 1.103.613.980 1.201.072.115 Dikurangi pajak dibayar di muka: - PPh Pasal 25 991.022.191 922.216.829Pajak penghasilan terhutang 210.049.924 643.679.543

Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, PT Bank Royal Indonesia melaporkan pajak terhutang berdasarkan perhitungan sendiri (self assessment). Direktorat Jenderal Pajak dapat menghitung dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 10 tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.

c. Pajak Penghasilan Tangguhan 2010 31 Desember

2009 Dikreditkan ke

laporan laba rugi 31 Desember

2010

Aset pajak tangguhan: Penyusutan Aset Tetap - (42.580.982) (42.580.982)Imbalan Pascakerja 279.866.528 15.430.422 295.296.950

Jumlah 279.866.528 (27.150.560) 252.715.968

2009 31 Desember

2008 Dikreditkan ke

laporan laba rugi 31 Desember

2009

Aset pajak tangguhan: Penyusutan Aset Tetap 158.389.000 (158.389.000) -Imbalan Pascakerja 273.236.246 6.630.282 279.866.528

Jumlah 431.625.246 (151.758.718) 279.866.528

d. Penghasilan (Beban) Pajak 2010 2009

Beban pajak penghasilan kini (1.201.072.115) (1.565.896.372)Manfaat pajak tangguhan (27.150.560) (151.758.718)Jumlah (1.228.222.675) (1.717.655.090)

Page 63: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

26

15. ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI

Estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi yang lazim dalam kegiatan usaha bank, dibentuk sebagai berikut: 2010 2009

Estimasi kerugian transaksi komitmen dan kontinjensi dari kegiatan usaha bank:

- Bank garansi 5.000.000 1.480.000- Longgar Tarik 468.787.124 1.116.734.619

Jumlah 473.787.124 1.118.214.619 Kualitas transaksi komitmen dan kontinjensi dalam kegiatan usaha bank yang mempunyai risiko kredit adalah sebagai berikut: 2010 2009

Lancar 47.378.712.400 111.821.461.750 Cadangan kerugian penurunan nilai (473.787.124) (1.118.214.619) Jumlah 46.904.925.276 110.703.247.131

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2010 2009

Saldo awal 1.118.214.619 1.007.282.183Cadangan kerugian penurunan nilai yang

dibentuk 1.648.060.861

110.932.436Koreksi kelebihan cadangan kerugian

penurunan nilai (2.292.488.356) -

Saldo Akhir 473.787.124 1.118.214.619

16. KEWAJIBAN LAIN-LAIN

2010 2009

Kewajiban imbalan pascakerja 1.181.187.801 1.119.466.113Bunga akan dibayar 416.568.743 611.218.761Provisi komisi diterima di muka - 563.817.820Provisi pinjaman royal duta 66.417.050 -Titipan 8.615.661.270 4.815.485Lain-lain 682.674.772 749.468.302 Jumlah Kewajiban Lain-Lain 10.962.509.636 3.048.786.481

Pada tahun 2010, Titipan merupakan hutang atas titipan Astek sebesar Rp17.949.640 dan titipan PLN (listrik) sebesar Rp8.597.711.630 yang belum disetorkan dan Lain-lain merupakan kewajiban bagian umum, personalia, dan cadangan rupa-rupa.

Page 64: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

27

17. MODAL SAHAM

Menurut akta notaris Misahardi Wilamata, SH., No.68 tanggal 8 Januari 1990 modal dasar Bank adalah sebesar Rp50.000.000.000 terbagi atas 500.000 saham dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp100.000 per lembar saham.

Berdasarkan akta notaris Buntario Tigris, SH., SE., MH., No.83 tanggal 11 Mei 2005 pemegang saham Bank telah menyetujui jual beli saham Bank masing-masing milik Sdr. Muliadi Masli sebanyak 3.750 saham, Sdr. Ko Maraagung Nugroho sebanyak 3.750 saham, Sdr. Ko Kurnia Komara sebanyak 2.500 saham, dan Sdr. Ko Kartono Komara sebanyak 2.500 saham seluruhnya kepada Sdr. Amir Soemedi.

Pada tahun 2007 terdapat perubahan modal menurut akta notaris F.X. Budi Santoso Isbandi, SH., No.80 tanggal 22 November 2007 modal dasar Bank menjadi Rp200.000.000.000 terbagi atas 2.000.000 saham dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp100.000 per lembar saham.

Berdasarkan Akta No.114 tanggal 30 Juni 2010, terdapat perubahan modal PT Royalindo Investa Wijaya sejumlah 75.000 lembar saham sebesar Rp7.500.000.000 dari Rp80.000.000.000 menjadi Rp87.500.000.000, sehingga susunan Pemegang Saham Bank pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Pemegang Saham Saham Nominal 31 Desember 2010 (lembar) Rp %

Sdr. Amir Soemedi 50.000 5.000.000.000 5,00Sdr. Ibrahim Soemedi 30.000 3.000.000.000 3,00Sdr. Herman Soemedi 25.000 2.500.000.000 2,50Sdr. Diah Soemedi 20.000 2.000.000.000 2,00PT Royalindo Investa Wijaya 875.000 87.500.000.000 87,50Jumlah 1.000.000 100.000.000.000 100,00

Pemegang Saham Saham Nominal 31 Desember 2009 (lembar) Rp %

Sdr. Amir Soemedi 50.000 5.000.000.000 5,41Sdr. Ibrahim Soemedi 30.000 3.000.000.000 3,24Sdr. Herman Soemedi 25.000 2.500.000.000 2,70Sdr. Diah Soemedi 20.000 2.000.000.000 2,16PT Royalindo Investa Wijaya 800.000 80.000.000.000 86,49Jumlah 925.000 92.500.000.000 100,00

Page 65: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

28

18. PENDAPATAN BUNGA

2010 2009

Pendapatan bunga berasal dari: Bank Indonesia 7.159.885.435 5.076.145.420Penempatan pada bank lain:

- Jasa giro 11.001.593 23.932.315- Obligasi 841.798.610 - Call money 5.270.058.046 2.196.393.699

Pinjaman yang diberikan: - Pinjaman Rekening Koran 5.229.833.440 4.267.442.225- Pinjaman KPR 745.780.627 1.349.083.960- Pinjaman Royal Duta 4.966.250.993 20.322.177.752- Pinjaman Angsuran 2.075.564.828 1.352.213.523- Pinjaman Kendaraan 127.368.629 268.843.808- Pinjaman Overdraft 14.142.192 98.430.420- Pinjaman Demand Loan 1.653.791.522 1.977.283.723- Pinjaman Multiguna/KMG 2.574.023.132 1.990.437.110- Pinjaman Karyawan 15.180.730 14.025.073

Provisi dan komisi kredit 1.292.872.359 2.555.153.106

Jumlah Pendapatan Bunga 31.977.552.136 41.491.562.134

19. BEBAN BUNGA

2010 2009

Beban bunga berasal dari: Penempatan pada bank lain:

- Call money 64.277.500 89.376.388- Deposito - 12.838.975

Beban bunga - Pihak III bukan bank: - Jasa giro 3.174.991.785 2.547.651.126

- Deposito berjangka 8.471.556.498 11.081.581.724 - Deposit on call 50.232.389 197.833.052 - Tabungan 1.233.377.125 978.635.860

Jumlah Beban Bunga 12.994.435.297 14.907.917.125

20. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA

2010 2009

Penjualan buku cek/ giro/ setoran 48.621.000 46.103.000Lainnya 2.059.183.278 71.046.740 Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 2.107.804.278 117.149.740

Page 66: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

29

21. BEBAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN

2010 2009

Beban cadangan kerugian penurunan nilai kredit 518.517.873 2.229.903.057 Beban cadangan kerugian penurunan nilai

penempatan dana 430.318.659

1.211.021.820 Jumlah Beban cadangan kerugian

penurunan nilai aset keuangan 948.836.532

3.440.924.877

22. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

2010 2009

Penyusutan aset tetap : Bangunan 233.778.485 150.298.571

Inventaris kantor/kendaraan 640.366.442 640.697.290 874.144.927 790.995.861Beban asuransi :

Premi asuransi penjaminan pemerintah atas simpanan nasabah 479.050.886

389.696.474

Kas 112.037.102 90.676.709Gedung 12.285.464 535.666Inventaris/Kendaraan 49.001.892 47.610.102

652.375.344 528.518.951 Pajak-pajak:

Pajak bumi dan bangunan 34.970.673 31.356.911Pajak kendaraan 41.338.900 30.203.700Pajak reklame 47.347.000 72.964.200Pajak lainnya 250.000 -

123.906.573 134.524.811Perawatan dan perbaikan :

Gedung kantor 534.666.432 248.411.121Kendaraan 138.911.839 131.862.932Komputer 2.043.863.266 1.212.376.372Inventaris kantor 56.473.606 55.895.769Lainnya 231.500 1.004.000

2.774.146.643 1.649.550.194Beban Administrasi :

Administrasi warkat kliring 163.110.501 158.022.502Administrasi Jasa Arta 381.040 4.690.180Administrasi ATM-Prima 1.291.774.000 1.240.478.000Administrasi PLN 1.565.835 1.332.135 1.456.831.376 1.404.522.817

Page 67: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

30

22. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI (lanjutan)

Biaya operasional lainnya :

Listrik dan air 390.841.546 303.861.148Beban keamanan 73.955.600 53.959.390Telepon, teleks dan faksimili 511.504.465 518.575.965Beban imbalan pascakerja 211.721.689 215.892.376Transportasi & parkir 46.781.579 45.472.429Beban alat tulis dan cetakan 382.690.990 462.125.387Iklan/promosi 89.778.800 50.219.575Beban pemasaran 39.849.435 393.259.395Jasa akuntan/konsultan 140.850.000 67.126.923Beban perlengkapan kantor 44.349.674 121.554.001Beban pengurusan izin-izin 17.700.000 23.237.141Beban bahan bakar 234.127.719 227.888.491Sewa 734.820.394 574.429.927Beban pergaulan/jamuan makan 177.217.143 465.061.249Beban keanggotaan 47.100.000 46.150.000Beban money brokers 11.052.604 22.905.274Majalah dan koran 9.512.400 9.153.000Beban meterai 10.063.836 8.377.600Biaya buku Cek/Giro 1.410.000 1.210.000Biaya perjalanan dinas 27.908.200 29.058.700Beban outsourcing 486.320.952 421.643.447Beban lain-lain 218.997 6.035

Jumlah biaya operasional lainnya 3.689.776.024 4.061.167.453Jumlah Beban Umum & Administrasi 9.571.180.887 8.569.280.087

23. BEBAN TENAGA KERJA

2010 2009

Gaji, THR/Bonus dan tunjangan 8.457.647.684 8.522.420.662Jamsostek 185.581.702 86.216.303Seragam karyawan - -Pendidikan dan Pelatihan 129.714.672 392.030.450 Jumlah Beban Tenaga Kerja 8.772.944.058 9.000.667.415

24. PENDAPATAN NON-OPERASIONAL LAINNYA

2010 2009

Laba penjualan aset tetap 52.080.000 79.500.000Pendapatan selisih kurs 78.765 -Pendapatan koreksi cadangan kerugian

penurunan nilai 4.788.044.548

-Lain - lain 94.031.162 2.100.698 4.934.234.474 81.600.698

Page 68: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

31

25. BEBAN NON-OPERASIONAL LAINNYA

2010 2009

Denda BI 10.000.000 1.200.000Sumbangan/souvenir 1.640.000 17.140.000Seragam Karyawan 34.675.000 100.098.600Lain-lain 169.190.893 1.000.000 Jumlah Beban Non-Operasional Lainnya 215.505.893 119.438.600

26. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI

31 Desember 2010 Pihak Terkait Pihak Tidak

Terkait Jumlah

Komitmen Kewajiban komitmen:

Komitmen kredit yang belum ditarik (8.978.878.100) (37.899.834.326)

(46.878.712.426)

Jumlah komitmen-bersih (8.978.878.100) (37.899.834.326) (46.878.712.426)

Kontinjensi Kewajiban kontinjensi:

Garansi yang diterbitkan - (500.000.000) (500.000.000)Jumlah kontinjensi-bersih - (500.000.000) (500.000.000)

Jumlah (8.978.878.100) (38.399.834.326) (47.378.712.426) Komitmen kredit yang belum ditarik bersifat uncommited.

31 Desember 2009 Pihak Terkait Pihak Tidak

Terkait Jumlah

Komitmen Kewajiban komitmen:

Komitmen kredit yang belum ditarik - (111.132.105.236)

(111.132.105.236)

Jumlah komitmen-bersih - (111.132.105.236) (111.132.105.236)

Kontinjensi Kewajiban kontinjensi:

Garansi yang diterbitkan - (148.000.000) (148.000.000)Jumlah kontinjensi-bersih - (148.000.000) (148.000.000)

Jumlah - (111.280.105.236) (111.280.105.236)

Page 69: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

32

27. KEWAJIBAN IMBALAN PASCAKERJA

Perhitungan aktuaria terakhir untuk akuntansi imbalan kerja berdasarkan peraturan perusahaan dilakukan oleh PT Dian Artha Tama tanggal 3 Maret 2011.

Perhitungan yang dilakukan adalah untuk mengakui biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan berkenaan dengan imbalan pascakerja berupa penghargaan masa bakti, tabungan hari tua, cuti besar, dan tunjangan pemeliharaan kesehatan.

Perhitungan rekonsiliasi aset program dan kewajiban estimasi imbalan pascakerja yang diakui di Neraca per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010 2009 Nilai Kini Kewajiban 1.026.529.045 640.097.951Nilai Wajar Aset Program - -Nilai Kini Kewajiban yang Tidak Didanai 1.026.529.045 640.097.951Jasa lalu yang belum diakui (157.432.245) (188.284.893)Kerugian Aktuaria yang belum diakui 312.091.001 667.653.055 Kewajiban Pascakerja 1.181.187.801 1.119.466.113 Rekonsiliasi perubahan saldo kewajiban pascakerja untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009 Saldo Awal 1.119.466.112 975.843.737Beban selama tahun berjalan 211.721.689 215.892.376Pembayaran selama tahun berjalan (150.000.000) (72.270.000)

Saldo akhir 1.181.187.801 1.119.466.113

Beban imbalan pascakerja disajikan sebagai beban umum dan administrasi (Catatan 22).

28. TRANSAKSI-TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Dalam kegiatan usaha normal, Bank melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa.

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Sifat hubungan istimewa Transaksi

Debitur Perusahaan dengan hubungan keluarga dengan pemegang saham

Kredit

Hubungan keluarga

Giran Perusahaan grup Giro Pemegang saham Pihak-pihak terkait lainnya

Penabung Direksi Tabungan Pemegang saham Pihak-pihak terkait lainnya

Deposan Komisaris Deposito

Page 70: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

33

28. TRANSAKSI-TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

a. Kredit kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp16.037.221.370 (2010) dan Rp3.754.356.593 (2009). Terdapat kredit senilai Rp7.970.614.693 yang dijamin dengan deposito berjangka sebesar.

b. Giro yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebesar Rp119.580.747.576 (2010) dan Rp53.356.760.376 (2009).

c. Tabungan yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebesar Rp1.852.202.914 (2010) dan Rp1.365.967.703 (2009).

d. Deposito berjangka yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebesar Rp20.366.192.008 (2010) dan Rp14.053.865.413 (2009).

29. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000 dan Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional No. 32/46/KEP/DIR dan 181/BPPN/0599 tertanggal 14 Mei 1999 tentang “Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan Pemerintah Terhadap Pembayaran Bank Umum”, dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposit-on-call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, letters of credit, akseptasi L/C, swap mata uang dan kewajiban kontinjensi lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit, performance bonds dan kewajiban sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris, dan pihak terkait dengan Bank. Jaminan tersebut di atas berlaku untuk jangka waktu 2 tahun sejak tanggal 26 Januari 1998 sampai dengan tanggal 31 Januari 2000.

Jangka waktu penjaminan tersebut telah dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.179/KMK.017/2000 pada tanggal 26 Mei 2000 yang menyatakan bahwa jangka waktu program penjaminan diperpanjang dengan sendirinya untuk jangka waktu enam bulan berikutnya secara terus menerus, kecuali apabila Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program Penjaminan dalam waktu enam bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Program Penjaminan tersebut untuk diketahui oleh umum. Atas penjaminan ini pihak Bank melakukan pembayaran premi kepada Pemerintah.

Beban premi penjaminan Pemerintah yang dibayar selama tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp479.050.886 dan Rp389.696.474.

Page 71: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

34

30. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang dihitung oleh Bank per 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 64,72% dan 45,69%, yaitu:

(Dalam jutaan rupiah) 2010 2009

Komponen Modal: A. Modal inti

Modal disetor 100.000 92.500 Laba ditahan 16.107 12.105 Laba tahun berjalan (50%)* 1.820 1.912 117.927 106.517

B. Modal pelengkap Cadangan umum Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)

1.717 2.996

Jumlah modal inti dan modal pelengkap 119.644 109.513Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)* 185.529 239.712Rasio kewajiban penyediaan modal minimum 64,49% 45,69%* Tidak termasuk pajak tangguhan

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, rasio KPMM dihitung dengan tidak menyertakan efek pajak dari pajak tangguhan.

31. KUALITAS ASET PRODUKTIF

Berikut ini adalah rasio Non-Performing Loan (NPL) dan rasio Kualitas Aset Produktif (KAP) pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008:

2010 2009 Rasio NPL (gross) 0,23% 0,32% Rasio KAP 0,09% 0,11%

Rasio Kualitas Aset Produktif (KAP) merupakan rasio antara Aset yang Diklasifikasikan Tidak Produktif (AYDTP) dibandingkan dengan total Aset Produktif (AP). Aset yang Diklasifikasikan Tidak Produktif merupakan rata-rata tertimbang aset berdasarkan kolektibilitas.

32. PROFIL RISIKO

A. Ringkasan Penilaian Profil Risiko

Predikat risiko Bank Royal Indonesia pada triwulan ini secara keseluruhan adalah Low dengan trend yang stabil. Dari delapan jenis risiko, terdapat 5 (lima) jenis risiko yang berada pada tingkat risiko yang Low to Moderate dan 3 (tiga) jenis risiko yang berada pada tingkat risiko Low.

Page 72: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

35

32. PROFIL RISIKO (lanjutan)

Matriks Risiko Posisi Desember 2010 Bank Royal Indonesia

No. Jenis Risiko Desember 2010 September 2010

Tingkat Risiko Trend Tingkat Risiko Trend

1 Risiko Kredit Low to Moderate Stabil Low to Moderate Stabil

2 Risiko Pasar Low Stabil Low Stabil

3 Risiko Likuiditas Low to Moderate Stabil Moderate Stabil

4 Risiko Operasional Low to Moderate Stabil Low Stabil

5 Risiko Hukum Low Stabil Low Stabil

6 Risiko Reputasi Low Stabil Low Stabil

7 Risiko Strategik Low to Moderate Stabil Low to Moderate Stabil

8 Risiko Kepatuhan Low to Moderate Stabil Low to Moderate Stabil Predikat Risiko Bank Secara Keselurahan Low Stabil Low Stabil

B. Tingkat Risiko dan Trend Risiko

Tingkat risiko bulan Desember 2010, dibandingkan dengan tingkat risiko bulan September 2010 tidak berbeda yakni Low, adapun trend bulan September dengan bulan Desember cenderung stabil.

1. Risiko Kredit

Pada triwulan ke- empat tahun 2010, peringkat Risiko Kredit adalah low to moderate dengan trend stabil, dengan penjelasan sebagai berikut:

• Lima faktor penentu inheren risiko kredit adalah : Pertumbuhan kredit, Kecukupan CKPN, Kecukupan agunan, Kualitas asset dan Konsentrasi kredit.

• Sistem pengendalian risiko kredit bank masih tergolong acceptable. Untuk hal ini manajemen telah melakukan perbaikan dengan mengevaluasi dan merevisi kebijakan/SOP perkreditan.

• Selama triwulan keempat 2010, risiko kredit bermasalah terhadap total kredit (gross NPL) mengalami penurunan dan cenderung membaik. Adapun rasio Desember adalah sebesar 0,09% dan September 0,25%. Secara nominal, NPL juga cenderung mengalami penurunan yaitu : pada bulan Desember Rp 348 juta dan pada bulan September Rp 356 juta.

• Ditinjau dari sisi konsentrasi kredit, rasio terbesar adalah 23,19% yaitu pada sektor ekonomi perantara keuangan. Hal ini masih dibawah ketentuan limit per sektor ekonomi bank.

• Manajemen turut serta dalam pembuatan kebijakan dan Standard Operational Procedures (SOP) dan telah diimplementasikan secara konsisten. Bank tetap mengevaluasi dan mereview kebijakan dan prosedur internal. Kebijakan dan prosedur yang telah ada terdokumentasi dengan baik dan diimplementasikan secara konsisten.

Page 73: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

36

32. PROFIL RISIKO (lanjutan)

2. Risiko Pasar

Pada kuartal keempat tahun 2010, Risiko Pasar pada tingkat risiko yang rendah dengan trend stabil, dengan penjelasan sebagai berikut :

• Persentase rasiokredit bersuku bunga tetap terhadap total aset adalah sebesar 0,12%, yaitu pada KPM, sehingga jika terjadi fluktuasi suku bunga yang ekstrim tidak mempengaruhi bank secara signifikan.

• Saat ini bank melakukan pemantauan atas volatility suku bunga berdasarkan Stop Out Rate (SOR) SBI tiga bulan, sehingga pada bulan September sampai dengan Desember 2010 volatility suku bunga hanya sebesar 0,20%.

• Pada saat ini bank tidak mencadangkan dana atas fluktuasi nilai tukar. Hal ini karena bank memiliki saldo valas yang tidak signifikan/material. Sehingga jika terjadi perubahan nila tukar yang ekstrim sekalipun tidak akan mempengaruhi bank saat ini.

3. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas secara komposit berada pada tingkat risiko Low to Moderate dengan trend stabil, dengan penjelasan sebagai berikut :

• Persentase rasio LDR bank saat ini sebesar 50,18%

• Rasio likuiditas bank saat ini adalah sebesar 89,31% menunjukkan bahwa aset likuid bank saat ini cukup besar dan bank mampu melakukan ekspansi kredit yang cukup besar dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

• Rasio total kewajiban komitmen terhadap total aktiva likuid adalah sebesar 16,90% bahwa aktiva likuid bank jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kewajiban komitmennya.

• Rasio KPMM bank pada akhir bulan September setelah dikurangi ATMR risiko kredit dan risiko operasional (BIA) adalah sebesar 63,77%.

• Rasio presentase dana nasabah inti terhadap total dana pihak ketiga adalah sebesar 72,46%.

4. Risiko Operasional

Pada Oktober – Desember 2010, profil risiko operasional berada pada peringkat risiko rendah dengan trend stabil. Pencapaian tersebut dapat terlihat berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut :

• Tidak terdapat kerugian keuangan karena internal fraud.

• Tidak terdapat kerugian keuangan karena eksternal fraud.

• Tidak terdapat kerugian keuangan akibat kerusakan aset fisik (karena force major).

• Tidak terdapat kerugian keuangan akibat kegagalan system software, hardware dan system komunikasi.

Page 74: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

37

32. PROFIL RISIKO (lanjutan)

5. Risiko Hukum

Pada triwulan keempat tahun 2010, profil risiko hukum berada pada peringkat risiko rendah dengan trend stabil, dengan penjelasan sebagai berikut :

• Tidak terdapat biaya karena tuntutan hukum pada periode penilaian.

• Tidak terdapat agunan yang tidak dapat dieksekusi akibat dari pengikatan kredit yang cacat hukum.

6. Risiko Reputasi

Pada triwulan keempat tahun 2010, profil risiko reputasi berada pada tingkat risiko rendah dengan trend stabil, dengan penjelasan sebagai berikut :

• Tidak terdapat publikasi media yang negatif terkait dengan keluhan nasabah dan fraud/rekayasa/pelanggaran ketentuan.

• Tidak terdapat publikasi bahwa bank dan pihak terkait masuk black list.

7. Risiko Strategik

Risiko strategik secara komposit untuk triwulan keempat tahun 2010 berada pada peringkat risiko low to moderate dengan trend stabil, dengan penjelasan sebagai berikut :

• Rasio deviasi antara rencana bisnis bank dengan realisasi bisnis bank rata-rata adalah sebesar 30% dari aktiva produktif, DPK dan total aset bank.

• Pencapaian target operasional bank dan pelayanan sudah cukup memadai, seperti adanya ATM, pelayanan Payroll dan jasa pelayanan penerimaan pembayaran PLN.

• Tingkat keberhasilan/pencapaian dalam rencana pengembangan/penggunaan sistem baru saat ini sudah cukup baik, seperti penggunaan sistem pembayaran PLN maupun pada sistem pengembangan program PSAK 50/55.

• Melaksanakan pertemuan Risk Management Committee bulan Desember 2010 untuk meningkatkan risk awarness, termasuk pertumbuhan dan kualitas dari portfolio pinjaman.

• Me-review implementasi dan indikator risk control system (RCS) bank, berdasarkan evaluasi dari Bank Indonesia.

• Bank terus meningkatkan kemampuan manajemen risiko likuiditas secara keseluruhan melalui pertemuan-pertemuan ALCO.

• Melakukan review pada kebijakan operasional, serta meningkatkan kontrol operasional untuk meminimalkan kejadian/kerugian operasional.

33. KONDISI EKONOMI

Indonesia masih mengalami masa memburuknya kondisi ekonomi yang berkelanjutan, yang ditandai oleh menurunnya kegiatan ekonomi, kesulitan likuiditas dan perubahan harga saham yang tidak stabil. Dampak memburuknya kondisi ekonomi Indonesia terhadap debitur Bank telah meningkatkan risiko kredit bermasalah dalam pinjaman yang diberikan. Langkah-langkah untuk perbaikan kondisi ekonomi, perpajakan, dan moneter harus diambil oleh Pemerintah dan pihak lainnya, tindakan/langkah tersebut adalah di luar kendali Bank.

Page 75: Terbaik didalam peer group dan Menciptakan pertumbuhan ... · P.T. Bank Royal Indonesia adalah Bank Umum Non Devisa dengan kantor ... berkat rahmat dan karunia-Nya, pertumbuhan P.T.

PT BANK ROYAL INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (dinyatakan dalam Rupiah penuh)

Halaman

38

34. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA

Tidak ada peristiwa penting setelah tanggal neraca yang memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan tanggal 31 Desember 2010.

35. PENERAPAN PSAK 50 /2006 DAN PSAK 55/2006

PSAK No. 50 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan", berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus. Persyaratan ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 50 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 50 "Akuntansi Investasi Efek Tertentu" dan diterapkan prospektif untuk laporan keuangan. PSAK No. 55 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran", mengatur prinsip-¬prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) ini menggantikan PSAK No. 55 "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Akuntansi Lindung Nilai", dan diterapkan prospektif untuk laporan keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia melalui surat No. 1705/DSAK/IAI/XII/2008, tanggal 30 Desember 2008, mengumumkan perubahan tanggal efektif PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), dari semula tanggal 1 Januari 2009 menjadi 1 Januari 2010. Penerapan lebih dini diperkenankan dan harus diungkapkan. Bank mengevaluasi dampak dari PSAK revisi tersebut terhadap penetapan nilai wajar kredit yang diberikan diatas Rp. 1.000.000.000 dikategorikan sebagai kredit individual serta penetapan tingkat materialitas provisi kredit diatas Rp. 10.000.000. Pada tanggal 27 Januari 2009, Bank Indonesia menerbitkan Surat Edaran Nomor 11/4/DPNP perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang merupakan petunjuk pelaksanaan yang berisi penjabaran lebih lanjut dari beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yaitu PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Ketentuan dalam Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2010.