Terapi Pemberian Obat Melalui Bukal

download Terapi Pemberian Obat Melalui Bukal

of 5

Transcript of Terapi Pemberian Obat Melalui Bukal

No. 1.

Aspek Definisi

Penjelasan Adalah pemberian obat melalui rute bukal dilakukan dengan menempatkann obat padat di membran mukosa pipi sampai obat larut. Klien diperingatkan untuk tidak mengunyah atau menelan obat atau minum air bersama obat.

2.

Tujuan

a. Memperoleh efek lokal dan sistemik b. Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral c. Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar

3. 4.

Indikasi Kontraindikasi

a. Angina pektoris, aritmia, hipertensi dan infark miokard a. Klien yang mengalami perubahan fungsi saluran pencernaan (mis. Mual, muntah), motilitas menurun (stlh anastesi umum/inflamasi) b. Klien yang tidak mampu menelan c. Klien yang terpasang penghisap lambung dan akan menjalani pembedahan d. Klien tidak sadar/bingung e. Klien dengan penyakit paru obstruktif, Diabetes melitus dan disfungsi jantung

5.

Mekanisme kerja

Obat Bukal

Obat ditempatkan pada membran mukosa pipi

Mukosa tervaskularisasi pada rongga mulut dan tenggorokan

Pembuluh darah banyak, membran tipis baik untuk zat yang tidak terionisasi dan lipofil

Kerja cepat, tidak melewati saluran cerna dan hati

6.

Contoh Obat (Merk, Isi, Dosis)

a. Nama merk obat : Nitrogard b. Kandungan : 0,6 Nitrogliserin, laktosa monohidrat c. Dosis: 0,3-0,6 dilarutkan di kantong bukal setiap 5 menit sesuai kebutuhan

7.

Contoh kasus

Tn. A umur 45 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri di dada dan mengalami kelemahan. Setelah dikaji klien di diagnosa mengalami Angina pektoris, didapatkan data N: 120x/menit, TD: 170/80, RR: 35x/menit, membran mukosa pucat. Klien mengatakan sering mual dan nyeri ulu hati saat makan

8

Pengkajian

DO: DS: Klien mengatakan sering mual dan nyeri ulu hati saat makan N: 120x/menit, TD: 170/80, RR: 35x/menit, membran mukosa pucat Nyeri dada

9.

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan menurunnya aliran darah otot jantung Tujuan:y

Klien mengungkapkan perasaan nyaman atau bebas dari nyeri

y

Klien melaporkan serangan nyeri dada menurun

10.

Intervensi/ implementasi

1. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada Rasional: Nyeri dan penurunan curah jantung yang merangsang system saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar norefinefrin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan mengeluarkan tromboxane poten pada yang menyebabkan spasme arteri koroner yang dapat mencetus, mengakplikasi atau memperlama serangan angina memanjang. Nyeri tak bisa ditahan

menyebabkan respon vaso vegal, menurunkan tekanan darah dan frekuensi jantung. 2. Kaji dan catat respon klien/efek obat Rasional: Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit dan sebagai alat dalam evaluasi keefektifan intervensi dan dapat menunjukkan kebutuhan perubahan program pengobatan. 3. Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada: frekuensi durasinya, intensitasnya dan lokasi nyeri. Rasional: Membantu membedakan nyeri dada dini dan alat dalam evaluasi kemungkinan menjadi angina tidak stabil (angina stabil) biasanya berakhir 3 5 menit sementara angina tidak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit. . Observasi gejala yang berhubungan, misalnya dispnea, mual, muntah, pusing, palpitasi, keinginan berkemih. Rasional: Penurunan curah jantung (yang terjadi selama episode iskemia miokard) merangsang system saraf simpatis/parasimpatis,

menyebabkan berbagai rasa sakit/sensasi dimana pasien tidak dapat mengidentifikasi apakah berhubungan dengan episode angina. 5. Letakkan pasien pada istirahat total selama episode

angina. Rasional: Menurunkan kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan resiko cedera jaringan/nekrosis. 6. Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek. Rasional: Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan nafas pendek berulang. 7. Pantau kecepatan/irama jantung. Rasional: Pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disaritmia yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon terhadap iskemia atau stress. 8. Berikan anti angina sesuai indikasi misalnya (nitrogliserin; sublingual nitrosat, nitrogard bukal atau tablet oral; sprei sublingual). Rasional: Nitrogliserin mempunyai standar untuk pengobatan dan

pencegah nyeri angina selama lebih dari 100 tahun. kini masih digunakan therapy anti angina cornerstone. Efek cepat

vasodilalator berakhir 10-30 menit dan dapat digunakan secara profilaksis untuk mencegah serangan angina. 9. Pertahankan pengunjung. Rasional: Stress kerja emosi meningkatkan kerja miokard. 11. Evaluasi Nyeri yang dirasakan pasien hilang dan berangsur normal Mual dan nyeri ulu hati yang dirasakan klien saat makan hilang lingkungan yang nyaman, batasi

Daftar Pustaka

Elly, Nurrachmah. 2001. Nutrisi dalam keperawatan. Jakarta: CV Sagung Seto.

Deglin, Judith Hopfer & Vallerand, April Hazard. 2005. Pedoman Obat Untuk Perawat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC

Doengoes, Marilyn.E dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC