TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1....

28
1 BAB.I PENDAHULUAN Hepatitis kronis merupakan masalah besar di dunia termasuk Indonesia. Bila seseorang terkena hepatitis kronis dapat berkembang progresif menjadi Sirosis hati dan akhirnya Kanker hati pada 20-30 % kasus. Oleh karena itu penderita hepatitis kronis harus diterapi supaya tidak berlanjut. Penyebab hepatitis kronis yang terbanyak adalah virus hepatitis B dan virus hepatitis C. (1) Menurut WHO lebih dari 2 milyar orang terinfeksi hepatitis B, sekitar 350 juta menjadi kronis dan 75% penderita hepatitis kronis tinggal di Asia. Sedangkan menurut Mc Culloch tahun 2002 penderita hepatitis B kronis di Asia sekitar 262 juta orang (2.3) . Di Amerika diperkirakan 1.25 juta orang dengan HbsAg positif lebih dari 6 bulan. (4). Pada tahun 1983 berdasarkan survei yang dilakukan HongKong Medica and Health Departement jumlah populasi yang mengidap hepatitis virus B di Cina adalah 10%, sedangkan menurut data dari Third Teaching Hospital of Zhongsan Medical Collage ( Guangzhou ) adalah 15%, tahun 1997 meningkat menjadi 20% (5) . Populasi Indonesia dengan prevalensi HbsAg positif pada penyakit hati kronis 30-35% (6) . Infeksi hepatitis C didapatkan diseluruh dunia. Menurut WHO penduduk dunia yang terinfeksi virus hepatitis C sekitar 170 juta orang dan sekitar 90% berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati. Di Amerika berdasarkan Centers for Diseases Control and Prevention diperkirakan lebih dari 2.7 juta orang terinfeksi hepatitis C. (7) . Di Cina penderita yang terinfeksi hepatitis C adalah lebih 30 juta jiwa. Di Indonesia prevalensi hepatitis C berkisar 2,5 % - 4 % (8) . Dan prevalensi anti-HCV pada 33 orang pekerja seks komersil di kota Padang adalah 9,1 %. (9) Tujuan pengobatan hepatitis kronis adalah mengurangi peradangan hati dengan menghilangkan atau menekan replikasi virus

Transcript of TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1....

Page 1: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

1

BAB.I PENDAHULUAN

Hepatitis kronis merupakan masalah besar di dunia termasuk

Indonesia. Bila seseorang terkena hepatitis kronis dapat berkembang

progresif menjadi Sirosis hati dan akhirnya Kanker hati pada 20-30 %

kasus. Oleh karena itu penderita hepatitis kronis harus diterapi supaya

tidak berlanjut. Penyebab hepatitis kronis yang terbanyak adalah virus

hepatitis B dan virus hepatitis C.(1)

Menurut WHO lebih dari 2 milyar orang terinfeksi hepatitis B,

sekitar 350 juta menjadi kronis dan 75% penderita hepatitis kronis

tinggal di Asia. Sedangkan menurut Mc Culloch tahun 2002 penderita

hepatitis B kronis di Asia sekitar 262 juta orang (2.3). Di Amerika

diperkirakan 1.25 juta orang dengan HbsAg positif lebih dari 6 bulan.(4).

Pada tahun 1983 berdasarkan survei yang dilakukan HongKong Medica

and Health Departement jumlah populasi yang mengidap hepatitis virus

B di Cina adalah 10%, sedangkan menurut data dari Third Teaching

Hospital of Zhongsan Medical Collage ( Guangzhou ) adalah 15%, tahun

1997 meningkat menjadi 20% (5). Populasi Indonesia dengan prevalensi

HbsAg positif pada penyakit hati kronis 30-35% (6).

Infeksi hepatitis C didapatkan diseluruh dunia. Menurut WHO

penduduk dunia yang terinfeksi virus hepatitis C sekitar 170 juta orang

dan sekitar 90% berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati. Di

Amerika berdasarkan Centers for Diseases Control and Prevention

diperkirakan lebih dari 2.7 juta orang terinfeksi hepatitis C.(7). Di Cina

penderita yang terinfeksi hepatitis C adalah lebih 30 juta jiwa. Di

Indonesia prevalensi hepatitis C berkisar 2,5 % - 4 % (8). Dan prevalensi

anti-HCV pada 33 orang pekerja seks komersil di kota Padang adalah

9,1 %.(9)

Tujuan pengobatan hepatitis kronis adalah mengurangi

peradangan hati dengan menghilangkan atau menekan replikasi virus

Page 2: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

2

penyebab, sehingga kerusakan hati tidak berlanjut. Sampai saat ini

belum ada terapi yang optimal (biaya terapi mahal, efek samping yang

serius dan tidak dapat mencegah rekurensi penyakit) maka para ahli

mencoba terapi alternatif seperti Terapi Herbal (10).

Terapi Herbal adalah pengobatan yang menggunakan bahan yang

berasal dari tanaman. Terapi Herbal merupakan bagian dari pengobatan

komplementer dan alternatif atau Complementary and Alternative

Medicine disingkat CAM. Menurut National Center for Complementary

and Alternative Medicine ( NCCAM ) mendefinisikan CAM sebagai cara

pengobatan yang tidak dikategorikan sebagai pengobatan

konvensional.(11,12). Terdapat perbedaan antara pengobatan

komplementer dan pengobatan alternatif, dimana pengobatan

komplementer digunakan bersama pengobatan konvensional, sedangkan

pengobatan alternatif digunakan sebagai pengganti pengobatan

konvensional.(13)

Di Amerika Serikat tahun 1997 diperkirakan 34 % masyarakatnya

menggunakan CAM dan 12 % diantaranya menggunakan terapi

herbal.(14) dan tahun 1999-2001 dari 1040 orang, 284 orang (27,3%)

menggunakan CAM dan 175 orang (16,6%) yang menggunakan terapi

herbal.(15) Tahun 2002 penelitian Dr.Strader dari 989 pasien diklinik hati

AS 39 % menggunakan CAM, 21 % menggunakan terapi herbal.(16.17)

Di Jepang lebih 40% tenaga medis menerapkan terapi herbal Cina

untuk pasiennya. Bahkan dikatakan terapi ini lebih efektif dibandingkan

terapi negara barat untuk penyakit ini (5).

Penelitian klinis di Cina selama 20 tahun tentang penggunaan

terapi herbal ini dapat menurunkan enzim hati ( ALT ) dan serokonversi

HbsAg (+) atau HbeAg (+) menjadi negatif serta mengurangi keluhan

pasien. (5)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of California,

Berkeley menyatakan dengan menggunakan terapi herbal di Cina yang

Page 3: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

3

dikombinasikan dengan Interferon-alfa akan menghasilkan efektifitas 2

kali lebih baik jika dibandingkan dengan hanya menggunakaan

Interferon saja pada pengobatan Hepatitis B kronis (18).

Tanamly tahun 2004 melaporkan dari delapan penelitian yang

dilakukan di Cina pada 628 pasien hepatitis kronis yang

membandingkan penggunakan terapi herbal kombinasi dengan

Interferon alfa terhadap Interferon alfa saja ternyata dengan kombinasi

terdapat hasil lebih bermakna dalam meningkatkan clearance serum

HbeAg, HbsAg dan HBV DNA (19).

Dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia dan bertambah

banyaknya rakyat yang tergolong miskin maka makin banyak penduduk

yang menggunakan pengobatan alternatif (20). Motivasi penggunaan

terapi alternatif adalah merasa lebih efektif, merasa aman, tidak invasif,

dapat diterima, tidak begitu mahal dan pengalaman terapi

menyenangkan (21).

Walaupun makin meluasnya penggunaan terapi herbal ini untuk

hepatitis kronis namun Food and Drug Administration ( FDA ) belum

mengatur produk ini baik kualitas, manfaat, potensi, efek samping dan

keamanannya. Para peneliti saat ini telah mulai juga mengembangkan

Modern Chinese Medicine ( MCM ) yang merupakan gabungan Traditional

Chinese Medicine (TCM) dengan tanaman herbal dari negara barat (22)

Page 4: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

4

BAB II PERKEMBANGAN TERAPI HERBAL

2.1. PERKEMBANGAN TERAPI HERBAL DIDUNIA

WHO memperkirakan sekitar 4 milyar orang, atau sekitar 80 %

penduduk dunia pada saat ini memakai obat untuk berbagai aspek

kesehatan dan penyakitnya. Menurut WHO obat-obat farmasi yang

berasal dari 119 jenis tanaman, sekitar 74 % dipergunakan dalam

pengobatan modern.

Di Amerika sekitar 25 % obat yang diresepkan berisi sedikitnya

satu bahan aktif yang berasal dari tanaman. Beberapa berasal dari

ekstrak murni sedangkan sebagian lainnya hasil sintesis yang mirip dari

bahan asalnya.

Penggunaan obat herbal untuk penyakit hati sudah dikenal sejak

lama. Pada abad ke 21 terdapat perubahan paradigma dimana adanya

upaya untuk pemakaian obat herbal bersama pengobatan konvensional

dalam pengobatan penyakit secara umum dan penyakit hati.

Walaupun dikenal ratusan obat herbal untuk penyakit hati namun

ternyata hanya 4 jenis tanaman saja yang telah diteliti diantaranya

adalah: Sylibum marianum, Glycyrrhizin glabra, Picorrhiza kuroa,

Pyllanthus amarus telah terbukti mempunyai khasiat antiviral hepatitis

B dan C, berkhasiat hepatoprotektor yaitu zat yang dapat melindungi sel

hati dari kerusakan dan sebagai imunomodulator yaitu zat yang dapat

memodulasi sistim imun.

Dengan menggunakan obat herbal dapat menekan virus hepatitis,

menormalkan peningkatan enzim hati, menyembuhkan peradangan hati

meningkatkan imunitas, mencegah fibrosis dan mengurangi kerusakan

sel hati dengan mengeluarkan racun dalam tubuh.(12)

Page 5: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

5

Hepatitis kronis merupakan masalah besar didunia termasuk

Indonesia. Bila seseorang terkena hepatitis kronis dapat berkembang

progresif menjadi Sirosis hati dan akhirnya Kanker hati pada 20-30 %

kasus. Oleh karena itu penderita hepatitis kronis harus diterapi supaya

tidak berlanjut. Penyebab hepatitis kronis yang terbanyak adalah virus

hepatitis B dan virus hepatitis C.(1)

Gambar 1. Progresivitas Infeksi Hepatitis B Kronik(23)

Gangguan fungsi hati terpenting pada tahap prasirotik adalah

peningkatan enzim transaminase hati terutama ALT serum. Tingginya

kadar ALT menggambarkan berat ringannya proses nekroinflamasi. Bila

pasien hepatitis kronik tidak diterapi maka proses nekroinflamasi terus

berlangsung dan akhirnya terjadi fibrosis dan sirosis yang kemudian

dapat berlanjut menjadi kanker hati.(23)

Page 6: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

6

Menurut WHO lebih dari 2 milyar orang terinfeksi hepatitis B,

sekitar 350 juta menjadi kronis dan 75% penderita hepatitis kronis

tinggal di Asia.(2.3)

Sedangkan menurut Mc Culloch tahun 2002 penderita hepatitis B

kronis di Asia sekitar 262 juta orang (2.3). Di Amerika diperkirakan 1.25

juta orang dengan HbsAG positif lebih dari 6 bulan.(4).

Gambar 2. Prevalensi Hepatitis B didunia tahun 2002 (24)

Di Indonesia 4,6 % populasi dengan HbsAg positif, di Thailand 6%-

8% populasi dengan HbsAg positif, Singapura 4,5%, Malaisia 5,2% dan

di Taiwan 75%-80% pasien penyakit hati kronik dengan HbsAg positif,

sedangkan di Cina 73% pasien hepatitis kronik, 78% diantaranya

dengan sirosis hati dan 71% dengan kanker hati.(3.24)

Page 7: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

7

Menurut WHO penduduk dunia yang terinfeksi virus hepatitis C

sekitar 170 juta orang dan sekitar 90% berlanjut menjadi sirosis hati

dan kanker hati. (7).

Gambar 3. Prevalensi Hepatitis C didunia tahun 1999 (24)

Keterangan gambar : - Very High : Prevalensi > 5%

- High : Prevalensi 2,5% - 5%

- Intermediate : Prevalensi 1%-2,5%

- Low : Prevalensi <1%

Prevalensi hepatitis C yang tertinggi adalah di Afrika, Asia dan

Mesir, dengan prevalensi lebih dari 20 %.(24)

Page 8: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

8

Terapi herbal merupakan pengobatan dengan memakai bahan

yang berasal dari tanaman. Pengobatan herbal merupakan bagian dari

Complementary And Alternative Medicine (CAM). Pengobatan ini

merupakan salah satu pengobatan tertua. (12)

CAM sudah banyak dikenal didunia. Profesor Richard dawkins

seorang Profesor Public Understanding di Universitas Oxford

mengemukakan bahwa pengobatan alternatif adalah satu cara

pengobatan yang tidak bisa diukur.(12)

Pengobatan herbal ini kebanyakan belum diteliti manfaatnya atau

keamanannya secara ilmiah. Bahan-bahan yang sudah diteliti dan

ternyata berkhasiat akan diterima sebagai pengobatan konvensional.

Sebaliknya jika ternyata terbukti tidak efektif dan hanya mempunyai

efek plasebo saja atau bahkan diketahui terdapatnya efek samping,

maka tidak akan digunakan lagi. Penggunaan pengobatan komplementer

dan alternatif meningkat dengan tajam dibanyak negara maju.

Suatu survei di Amerika selama 7 tahun (1990-1997)

memperlihatkan terjadinya peningkatan yang siknifikan penggunaan

pengobatan alternatif dari 34 % dalam tahun 1990 menjadi 42 % dalam

tahun 1997. Jika dihitung dengan uang pengeluaran biaya pengobatan

alternatif dalam tahun 1997 ini besarnya sekitar 27 milyar dolar dan

kira-kira sebanding dengan pemakaian obat secara konvensional pada

tahun yang sama. Yang meningkat sangat menyolok dari obat-obat

alternatif ini adalah penggunaan obat-obat herbal sebesar 5.4 milyar

dolar suatu peningkatan 4 kali lipat sejak tahun 1990.(12)

Di Amerika diperkirakan penggunaan CAM menghabiskan 1.8

milyar USD pertahun sedangkan di Jerman sekitar 180 juta USD

dibelanjakan untuk satu macam preparat herbal Silimarin untuk

pengobatan penyakit hati. Di Jepang sejak obat tradisional Jepang

(Kampo) boleh digunakan oleh Sistim Ansuransi Kesehatan Nasional

tahun 1976, 77% dokter Jepang selama tahun 1993 menggunakan

Kampo bersama dengan obat konvensional.(23)

Page 9: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

9

Diantara pengguna obat tersebut ternyata banyak para penderita

penyakit hati. Hal ini diakui oleh para Hepatolog di Amerika Serikat. Di

Inggris pada tahun 1998 sekitar 20 % orang dewasa telah

mempergunakan pengobatan alternatif dan komplementer.(12)

Salah satu alasan mengapa terjadi kecendrungan kenaikan

penggunaan obat herbal adalah karena para penderita kurang puas

dengan hasil pengobatan konvensional, hal ini terungkap dalam 1 survei

di Amerika Serikat tahun 1997 pada penderita penyakit hati dimana

banyak diantara mereka ternyata memakai terapi herbal juga bersama

obat-obat konvensional yang diberikan oleh para dokternya.(25)

Suatu survei di Amerika tentang alasan orang menggunakan CAM:

1. Kombinasi terapi konvensional dengan CAM lebih baik (54,9%)

2. Tertarik untuk mencoba CAM (50,1%)

3. Terapi konvensional tidak memuaskan (27,7%)

4. Dianjurkan oleh dokter (25,8)

5. Terapi konvensional terlalu mahal (13,2%)

Gambar 4. Alasan orang menggunakan CAM (25)

Page 10: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

10

Sistim pengobatan herbal di Cina berbeda dengan cara yang

dilaksanakan di Barat. Salah satu perbedaan yang nyata adalah bahwa

penggunaan obat herbal di Barat memfokuskan kepada satu macam

bahan saja, sedangkan pada penggunaan obat tradisional Cina terdiri

dari kombinasi beberapa bahan. Pengobatan dengan kombinasi herbal

ini dimaksudkan bukan untuk mengobati simptom spesifik yang

disebabkan oleh penyakit, namun mengobati secara keseluruhan

individu atau boleh dikatakan suatu pendekatan holistik, sehingga cara

pengobatan traditional Cina lebih sulit digunakan dibandingkan dengan

penggunaan herbal dinegara barat. Pengobatan traditional cina banyak

dilakukan di Asia dengan menggunakan kedua versi tersebut.(12)

CAM meningkat penggunaannya, dan diperkirakan separoh

masyarakat Australia menggunakannya dengan pengeluaran 2.3 milyar

pada tahun 2000. Sedangkan di AS terjadi peningkatan dari 33.8 %

tahun 1993 menjadi 42.1 % tahun 1997 dan menghabiskan 14-21

milyar pada tahun yang sama. Di Jerman lebih dari 65 % pasien

menggunakan terapi herbal.(26) sedangkan di California diperkirakan

penggunaan terapi herbal untuk penyakit hati kronik menjadi 80 %.(27)

2.2. PERKEMBANGAN TERAPI HERBAL DI INDONESIA

Di Indonesia obat traditional tertua yang banyak dikonsumsi oleh

penduduk adalah jamu, yang berasal dari Jawa.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2001, 57,7%

penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri dan 31,7 %

menggunakan obat tradisional.(28)

Penggunaan obat tradisional meningkat dari 19,9 % tahun 1980

menjadi 31,7 % tahun 2001 dan 32,8% tahun 2004.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2005

Obat herbal di Indonesia dibagi dalam tiga kategori : Jamu, Obat Herbal

Terstandar dan Fitofarmaka.

Page 11: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

11

Tabel 1. PENGELOMPOKAN OBAT HERBAL DI INDONESIA (28)

JAMU : Harus memenuhi kriteria

1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

2. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris.

3. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

OBAT HERBAL TERSTANDAR : Harus memenuhi kriteria

1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

2. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik

3. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang

digunakan dalam produk jadi, memenuhi persyaratan mutu

FITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria

1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinis

3. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang

digunakan dalam produk jadi.

Pada saat ini yang termasuk Fitofarmaka di Indonesia ada 5 yaitu

Nodia, Rheumaneer, Stimuno, Tensigard Agromed, dan X-Gra.

Sekitar 17 produk Obat Herbal Terstandar yang telah diregistrasi

oleh BPOM antara lain: Diabmeneer, Diapet, Fitogaster, Fitolac, Kiranti

sehat datang bulan, kuat segar, Lelap dll.

Perkembangan obat herbal dari jamu ke Obat Herbal Terstandar

dan Fitofarmaka berjalan sangat lambat. Riset pengembangan

dilaksanakan oleh universitas/institusi pemerintah lainnya. (12)

Page 12: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

12

BAB III TERAPI HERBAL PADA HEPATITIS KRONIS

Terapi herbal untuk mengobati hepatitis kronis sudah dimulai di

Cina sejak ratusan tahun lalu. Kemudian tahun 1950-an digalakkan

kembali oleh pemerintahnya karena ketidak mampuan rakyat dalam

masalah sosial ekonomi untuk menggunakan pengobatan barat. Untuk

pengobatan penyakit hepatitis kronis tanaman yang sering dipakai

adalah :

3.1 SILIMARIN

Merupakan komponen flavonoid aktif dari Silybum marianum,

termasuk famili benzo gamma-pyrones. Zat ini tercatat sebagai

hepatoprotektor. Mekanismenya kerja masih sedikit dimengerti.

Sebenarnya zat ini pertama kali diperkenalkan oleh peneliti di Eropah,

Obat ini di Eropah sudah dipakai lebih dari 15 tahun untuk terapi

penyakit hati, sekarang banyak dipakai di Amerika.(29).

Farmakologis

Preparat ini dapat diberikan secara oral kemudian absorbsi baik

oleh usus. Metabolitnya diekresi ke empedu dan saluran enterohepatik.

Toksisitasnya sangat rendah. Mekanisme kerjanya :

1. Sebagai antioksidan dan mengatur proses intraseluler .

2. Menstabilkan membran sel dan mengatur permeabilitas yang

mencegah agen hepatotoksik masuk ke dalam sel hepar.

3. Merangsang regenerasi sel hati.

4. Sebagai penghambat perubahan sel stelata hepatosit menjadi

miofibroblas, yang merupakan proses pembentukan serat kolagen

untuk menimbulkan sirosis.

Page 13: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

13

Silimarin secara umum aman digunakan, walaupun kadang-

kadang dapat menimbulkan reaksi alergi. Efek samping yang sering

adalah efek laksansia, mual, kembung, artralgia, pruritus, sakit kepala

dan urtikaria.

Mekanisme kerja silimarin adalah sebagai antioksidan dengan

meningkatkan superoxid dismutase dan juga menstabilkan struktur

membran hepatosit.(27)

Peneliti klinis

Penelitian klinis pada penderita hepatitis toksik dan sirosis hati

yang disebabkan oleh obat-obat psikotropik dan alkohol yang diberi

silimarin dengan dosis 280-800 mg memperlihatkan zat ini dapat

memperbaiki enzim hati.

Menurut Flora 1971 memberikan silimarin 560 mg/hari selama 8

minggu pada 2637 pasien hepatitis kronis, maka pada 63% hilangnya

keluhan subjektif, AST menururn sampai 36% ALT sampai 34% dan

GGT sampai 46%. Lebih lanjut peneliti menyatakan hilangnya

hepatomegali secara palpasi.(30)

Pada penelitian kedua dilakukan pada pasien hepatitis kronis

dengan atau tanpa sirosis yang diberi silimarin 3-12 bulan. Ternyata

tidak memperbaiki fungsi hati. Tetapi secara histologis memperbaiki

inflamasi portal, parenkim dan nekrosis.

Pada penelitian klinis dosis silimarin yang digunakan adalah 280-

800 mg. Dosis yang dianjurkan adalah 140 mg silimarin ( 200 mg dari

ekstrak ) tiga kali sehari. Dosis tinggi ( 1500 mg/hari ) memberikan efek

laxative untuk meningkatkan aliran empedu.

Page 14: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

14

Ada beberapa penelitian mengenai silimarin pada manusia. Namun

penelitian tersebut umumnya kecil jumlahnya dan kebanyakan untuk

penyakit hati dan tidak khusus untuk penyakit hepatitis C. Hasilnya

masih kontradiktif, ada yang positif dan ada yang negatif.

Penelitian tahun 2001 terhadap silimarin untuk penyakit hati

menghasilkan penilaian bahwa obat tersebut bersifat aman.(12)

Tabel 2. Penelitian penggunaan Silimarin pada Hepatitis Kronis (27)

Page 15: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

15

Tabel 3. Kader enzim hati pasien hepatitis kronis sebelum dan sesudah terapi silimarin dan plasebo.(27)

Dari beberapa penelitian yang menggunakan Silimarin tersebut

diatas dapat disimpulkan bahwa Silimarin dapat menurunkan serum

transaminase pada pasien hepatitis kronik, tapi tidak mempengaruhi

viral load dan histologi hati.(27)

Sedangkan penelitian Kiesewetter tahun 1977 pada 36 pasien

hepatitis kronik yang diberi silimarin 420 mg, tiga kali sehari selama 12

bulan, tidak ada perbedaan enzim hati antara yang mendapat silimarin

dengan kontrol, tapi terdapat perbaikan histologi hati.(27

Page 16: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

16

3.2. SCHISANDRA Schisandra dari ekstrak buah-buahan, merupakan spesies dari

Fruktus schisandrin yang digunakan dalam pengobatan traditional Cina

dan pengobatan Kampo obat traditional Jepang. Terdapat beberapa

spesies tanaman yang digunakan termasuk Schisandra chinensis,

ditemukan di Cina, Timur Utara dan Korea. Hasil penelitian bahan

tersebut mempunyai efek perlindungan pada hati, dan efek antioksidan.

Sebagai contoh dalam formula herbal TJ-108 dipergunakan dalam

Kampo. Dalam penelitian terbatas dalam jumlah kecil TJ-108

mempunyai efek antiviral. Belum ada laporan mengenai efektifitas dan

keamanan schisandra sendiri dalam penggobatan hepatitis C.

Schisandra dikategorikan aman. Pada beberapa penderita menimbulkan

rasa panas didada, menurunkan nafsu makan, sakit lambung atau

reaksi alergi rash dikulit.(31)

Derivat schisandra chinensis

Deoxyschisandrin, Gomisin M2, Schisandrin, Dimethylgomisin J,

Schisandrin C, Gomisin N, GomisinO, Gomisin Q, Gomisin B, Gomisin C,

Gomisin H, Gomisin A, Gomisin J, Gomisin G, Gomisin L1, Gomisin L2

Gomosin K1, Gomisin K2, Gomisin K3 Schisandrin B, Gomisin L1

Banyak laporan yang menyatakan bahwa S.chinesis efektif

melindungi hati. Pada binatang percobaan aktivitas Glutamic Piruvic

Transamine (GPT) yang dirangsang oleh zat-zat hepatoksik seperti carbon

tetrachloride (CC14), parasetamol, thiasetamide, dan ethinylestaridol 3

cyclopentylether terjadi penurunan setelah pemberian secara oral

ekstrak etanal dari ekstrak alkohol S. chinesis.

Page 17: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

17

Dengan pemberian gosimin B 50 mg/kg. po, gosimin A 50 mg/kg

po. Schisandrin C 50-100 mg/kg po, schisandrine B 50-100 mg/kg po,

deoxyschisandrin 200 mg/kg po, dapat mencegah peningkatan SGPT

dan perubahan morfologis dari sel hepar seperti inflamasi, infiltrasi, dan

nekrosis sel hati yang dirangsang oleh CC14. Pemberian Gosimin A 50

mg/kg po, dapat mencegah peningkatan SGPT dan SGOT dan nekrosis

sel hati yang disebabkan oleh parasetamol.

Efek hepatoprotektor dari deoxyschisandrin, schisandrin v,

schisandrin c, gomisin a, dan schisandrin adalah dengan menghambat

efek CC14 untuk merangsang lipid peroksidase dan menghambat ikatan

metabolit CC14 dengan lipid mikrosom sel hati.

Schisandrin B, schisanhenol, dan gomisin A dapat meningkatkan

stabilitas membran sel hepatosit pada keadaan stress oksidatif dan

kerusakan sel hati karena proses imunologis. Pada pemeriksaan ultra

struktur sel hati dengan menggunakan transmission electron microscope

terdapat peningkatan retikulum endoplasma halus dan kasar pada

kelompok yang menerima gomisin A 100-300 mg/kg/hari. Gomisin A

mempercepat proliferasi hepatosit, pemulihan fungsi hati dan

peningkatan aliran darah hati.

Gomisin A 100 mg/kg p.o perhari selama 14 hari meningkatkan

pertumbuhan hepatosit setelah mitosis selama regenerasi parsial sel hati

tikus yang mengalami reseksi parsial. (5)

Efek antioksidan dan efek detoksifikasi.

Efek antioksidan Schisandra Chinesis pada percobaan invitro,

yaitu dengan perangsangan enzim antioksidatif yang menghambat lipid

peroksidase. Pada konsentrasi 1 mM schisanhenol, schisandrin C dan

schisandrin B memperlihatkan efek yang lebih poten dari vitamin E.

Page 18: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

18

Efek anti karsinogenik Efek anti karsinogenik ini terdapat pada 3methyl 4

dimethylaminoazobenzene (3MeDAP). Pemberian Gomisin A 30 mg/kg per

hari selama 5 minggu secara nyata menghambat Glutathione S-

Transfarase Plasental form (GST-P) yang merupakan pertanda enzim

preneoplasma.

Penelitian Klinis

Penelitian klinis pada 107 penderita Hepatitis B kronis yang diberi

20 mg Schisandrin tiga kali sehari. Setelah 16-24 minggu pengobatan

maka 73 penderita terjadi penurunan SGPT menjadi normal dan

efektivitas pengobatan 68,2%. Rata-rata penurunan SGOT terjadi setelah

4 minggu pengobatan. Sedangkan pada grup kontrol hanya 44% SGPT

normal dalam 8 minggu Tidak ditemukan efek samping yang serius.

Penelitian pada 4.558 pasien yang diberi schisandrin B dan C

ternyata dapat menormalkan 75% pasien dalam waktu 2-3 bulan. (10).

Tahun 1970 Cina menggunakan Schisandra untuk terapi hepatitis

dapat menurunkan SGPT. Dan 1989 dilaporkan lebih 5.000 kasus

dengan berbagai variasi hepatitis telah diobati dengan menggunakan

Schisandra, dimana terjadi penurunan enzim hati, yaitu nilai SGPT

kembali normal pada 75% pasien setelah 20 hari pengobatan (12).

3.3 Biphenyl Dimethyl Dicarboxylate (BDD) (5).

Merupakan analog dari schisandrin C yang merupakan komponen

yang diisolasi dari Fructus schisandra. Saat ini sudah tersebar ke

banyak negara.

Page 19: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

19

Mekanisme kerjanya Biphenyl Dimethyl Dicarboxylate (BDD) adalah:

1. Merangsang cytochrome P-450

Dengan pemberian BDD 200 mg/kg secara oral selama 3 hari pada

mencit dapat merangsang aktivitas Cytocrhome P-450, NADPH,

aminopyrin dimethylase dan benzo (a) ptrine hydroxylase.

2. Anti karsinogenik

3. Efek pada lipid peroksidase dan menghambat ikatan CC14 dengan

mikrosom lipid sehingga mencegah kerusakan hati.

Penelitian klinis Tahun 1980 di Cina penelitian penggunaan BDD pada 328 pasien

hepatitis B kronis pada 10 rumah sakit. Sebanyak 319 orang diberi BDD

50 mg tiga kali sehari selama 3 bulan. Enam puluh tiga orang diberi 100

mg tiga kali sehari selama 3 bulan. Maka nilai SGPT kembali normal

setelah 1,2,3 bulan adalah 79,8%, 81,8%, dan 85%. Sedangkan pada

kontrol grup hanya 17%, 18%, 15%. Jadi perbedaan ini sangat

bermakna (P<0,01). Dari 20 orang yang memiliki bilirubin tinggi maka

16 orang kembali normal. Enam belas pasien dengan AFP yang tinggi

maka 14 orang kembali normal (87,5%). Sebelum pengobatan 30 orang

memiliki albumin yang rendah dan globulin yang tinggi, setelah diberi

BDD 56% kembali normal. Empat pasien hepatitis kronis aktif yang

dibiopsi maka setelah diberi BDD maka degenerasi asidofilik, nekrosis

menjadi berkurang.(5)

Suatu penelitian membandingkan efek BDD dengan glycyrrhizin

pada pasien hepatitis B kronis aktif. Dua puluh empat pasien diberi BDD

25 mg tiga kali sehari selama 8 minggu sedangkan 25 pasien diberi

glycyrrhizin 40 mg infus selama 8 minggu. Ternyata yang mendapat BDD

keberhasilan pengobatan 95,8% sedangkan pada glycyrrhizin hanya 68%

(P<0,01).(32)

Page 20: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

20

Penelitian yang membandingkan BDD dengan silimarin. Dua

puluh pasien hepatitis kronis diberi BDD 25 mg tiga kali sehari, dan 20

orang lainnya diberi silimarin 70 mg tiga kali sehari selama 3 bulan.

Ternyata 18 dari 20 orang yang dapat BDD nilai SGOT kembali normal

sedangkan pada silimarin hanya 4 dari 20 yang kembali normal. Jadi

BDD lebih baik dari silimarin (30).

3.4 LYCIUM BARBARUM

Merupakan tonik yang alami yang terkenal yang berasal dari

pengobatan herbal Cina yang dapat meningkatkan sistim imun.

Farmakologis

1. Efek pada imunitas yang rendah pada orang tua

Lycium Barbarum diberikan selama 30 hari, 2 kali sehari, terbukti

dapat meningkatkan sistim imun

2. Efek pada peningkatkan konsentrasi lisozim.

Kemampuan makrofag dalam mengatasi penyakit tergantung pada

konsentrasi lisozim yang terkandung dalam makrofag. Pada penelitian

ternyata setelah pemberian Lycium Barbarum dapat meningkat lisozim.

Menurut penelitian Zhang Baisong pemakaian Lycium barbarum

pada Hepatitis B dapat meningkatkan imun pasien. HbsAg dan HbeAg

dapat menjadi negatif (5).

3.5 LICOROCE (GLYCYRRHIZA GLABRA) Licorice adalah akar tanaman Likoris Glycyrrhizin glabra yang

dikeringkan. Bahan aktif utamanya adalah glycyrrhizin.

Akar likoris ini telah digunakan di Cina sejak abad kedua sebelum

masehi dan di Barat sejak zaman Mesir, Yunani dan Roma.

Page 21: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

21

Penelitian laboratorium glycyrrhizin dalam kultur sel mendapatkan

bahwa glycyrrhizin memiliki khasiat anti virus, pada kasus-kasus yang

tidak respon dengan interferon. Penelitian di Cina dan Jepang dengan menggunakan Licoroce ini

pada penderita hepatitis kronis, dapat menormalkan ALT 64% penderita

di Jepang dan 84,5% di Cina (16).

Suatu penelitian tahun 1997 dan review tahun 2002

memperlihatkan manfaat glycyrrhizin dalam pencegahan karsinoma

hepatoselular pada penderita dengan hepatitis kronis.

Penggunaan glycyrrhizin sebagai obat komplementer dengan

interferon tidak memperlihatkan hasil yang baik. Penggunaanya dapat

menurunkan nilai transaminase, namun tidak menurunkan jumlah

virus dalam darah, penggunaannya dalam jangka panjang pada

beberapa kasus dapat menurunkan tekanan darah , retensi garam dan

air, edema, deplesi kalsium, keluhan sakit kepala, memperberat asites,

walaupun kejadian ini jarang.(12)

Menurut laporan English Language Journal of Tradisional Chinese

Medicine tahun 1982, 80 orang penderita Hepatitis B kronis yang diberi

Glycyrrhizin selama 3 bulan ternyata sembuh 75%. Hanya sedikit HbsAg

dan HbeAg yang positif. Studi ini mengatakan bahwa serokonversi dapat

dicapai 50% dalam waktu 3 bulan. Kemudian laporan tahun 1991 pada

304 pasien Hepatitis B kronis yang diterapi 2-3 bulan maka 63% HbsAg

dan HbeAg menjadi negatif. Studi ini mengatakan bahwa serokonversi

dapat dicapai 50 % dalam 3 bulan terapi (6).

Pada tahun 2001 Voin Rossum di Eropah mendapatkan

penurunan ALT pada pasien hepatitis kronis yang mendapat

glycyrrhizin.

Sedangkan tahun 2005 Kumada di Cina melaporkan pencegahan

sirosis hati dan kanker hati dengan pengobatan glycyrrhizin pada pasien

hepatitis kronis.(12)

Page 22: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

22

Di Indonesia Ali Sulaiman tahun 2002 melaporkan 23 orang

pasien hepatitis B kronis yang tidak respon dengan interferon membaik

dengan menggunakan glycyrrhizin selama 24 minggu, karena cepat

menurunkan ALT dan memperbaiki gambaran histologi hati.(12)

3.7 FORMULA LAIN

Berdasarkan penelitian klinis tahun 1994-1996 di Cina, yang

menggunakan sevent forest salvia dengan kandungan salvia 21%, licorice

16%, hu-chang 16%, schisandra 10%, ligustrum 16%, atractylodes 11%.

selama 12 minggu, 50% terjadi serokonversi HbsAg dan HbeAg.(19)

Suatu penelitian di Australia untuk mengobati hepatitis C kronis

tahun 1999 dengan memakai formula baru di Cina yaitu CH-100

(mengandung 19 macam tumbuhan diantaranya adalah radix salvia,

panax pseudo ginseng, rhizoma curcuma, radix glycyrrhiza) dapat

menurunkan ALT walaupun tanpa viral clearance.

The John Hunter Hospital di Australia tahun 2000 melakukan

penelitian pada hepatitis C kronis dengan memakai tablet yang

mengandung 16 herbal (diantaranya salvia, paeonia, ginseng root)

selama 6 bulan, dapat menurunkan ALT, tidak menimbulkan efek

samping.(31)

Menurut laporan The Chinese Journal of Integrated Traditional and

Western Medicine (1994) dengan memakai formula berikut terjadi

penyembuhan 56%. Formulanya (astralagus 30 gr, salvia 15 gr, red

peony 30 gr, gardenia 15 gr, moutan 15 gr, dandelion 15 gr) dua kali

sehari selama tiga bulan.

Tahun 1995 di Cina terapi herbal dibandingkan dengan interferon

pada hepatitis C kronis, ternyata dari 32 yang diberi terapi herbal maka

4 sembuh dan yang lain mengalami perbaikan. Sedangkan yang diberi

interferon 2 dari 32 orang yang sembuh dan yang lain mengalami

perbaikan (31).

Page 23: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

23

EKSTRAK TIMUS

Timus adalah kelenjer yang termasuk dalam pengaturan sistim

imun tubuh. Produk ektrak timus terdiri dari peptida yang diambil dari

kelenjer timus sapi yang digunakan sebagai suplemen diet. Bahan ini

mempunyai khasiat meningkatan fungsi sistim imun untuk mengobati

penyakit seperti hepatitis C. Penemuan hasil riset mengisyaratkan

bahan ini untuk hepatitis C tidak bermanfaat. Dalam satu penelitian

bahan timus ini yang mengandung ektrak timus bovin bersama vitamin

pada bahan herbal, mineral dan enzim ternyata satu penderita

dilaporkan mengalami penurunan trombosit.(12)

SHO-SAI-KOTO Di Jepang obat herbal kombinasi sho-sai-koto telah disetujui

pemerintah digunakan untuk hepatitis, sirosis hati, fibrosis atau kanker

hati. Namun demikan data yang ada tidak terlalu menunjukan hasil

yang siknifikan.(12)

Page 24: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

24

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

1. Penderita Hepatitis Kronis dapat berkembang menjadi Sirosis hati

dan Kanker hati bila tidak diobati.

2. Pengobatan Hepatitis Kronis yang ada pada saat ini belum optimal

sehingga para ahli mencoba Terapi alternatif seperti Terapi Herbal.

3. Terapi herbal merupakan bagian dari Complementary Alternative

Medicine (CAM)

4. Berdasarkan penelitian klinis Silimarin, Schisandra, Biphenyl

Dimethyl Dicarboxylate (BDD), Lycium Barbarum dan Licorice dapat

bermanfaat untuk penyakit Hepatitis kronis.

5. Terapi kombinasi herbal dengan Interferon pada penyakit Hepatitis

kronis dapat meningkatan efektifitas terapi 2 kali lipat.

6. Umumnya terapi herbal tidak menimbulkan efek samping yang nyata.

4.2. SARAN

Perlunya penelitian klinik tentang penggunaan terapi herbal untuk

penderita penyakit Hepatitis kronis.

Page 25: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

25

DAFTAR PUSTAKA

1. Chu CM. Natural history of chronic hepatitis B virus infection in

adults with emphasis on the occurrence of cirrhosis and

hepatocellular carcinoma. J Gastroenterol Hepatol.2000;15:25-30.

2. Liu JP, Mc Intosh H. Chinese Medicine Herb for Chronic hepatitis B

treatment. The Cochrane Lidrary. 2001 ; 1: 1-3

3. Merican I,Guan R, Amarapuka D.Chronic hepatitis B virus infection

in Asian countries. J Gastroenterol Hepatol.2000;15:1356-1361.

4. Lok ASF, Mc Mahon BJ. Chronic Hepatitis B. Hepatology.

2007;45:507-519.

5. Dharmananda S. Chinese Herbal Medicine for Treatment of

Hepatitis B Infection. 2000.

6. Ali S. Hepatitis Kronik. Dalam Gastroenterologi Hepatologi. Info

Medika, Jakarta. 1990.303-312.

7. Strader DB, Wright T, Thomas DI, Seeff LB. Diagnosis, Management,

and Treatment of Hepatitis C. Hepatology.2004;39:1147-1153.

8. Hernomo K. Recent development in the management of chronic HCV

infection dalam naskah lengkap pendidikan kedoktera

berkelanjutan IPD.2004: SMF IPD FK UNAIR.2004:102-109.

9. Basri H, Zubir N, Julius. Gambaran HbsAG dan anti-HCV pada

pekerja seks komersil dikota Padang, dalam Acta Medika

Indonesia.2003;25:140-143.

10. Huggins C. Chinese herbal studied as hepatitis B treatment

compared to Interferon. Reuters healt.2002.

11. Seeff LB, Lindsay KL, Bacon B. Complementary and Alternative

Medicine in Chronic Liver Disease. Hepatology.2002;34:1097-1103.

Page 26: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

26

12. Sulaiman A, Sulaiman AS. Obat Herbal Pada Penyakit Hati. Buku

Ajar Ilmu Penyakit Hati.2007;1:627-636.

13. Edzard E. Complementary and Alternative Medicine: examining the

the evidence Community pract.2006;79:333-336.

14. Mc Culloch M, Broffman M, Colford JM. Chinese Herbal Medicine

and Interferon in Treatment of Chronic Hepatitis B: A Meta–Analysis

of Randomized, Controlled Trials. American Journal of Public

Health. 2002;92:1619-1627.

15. Ferrucci LM, Bell BP, Dhotre KB. Complementary and Alternative

Medicine use in chronic liver disease patients. J.Clin

Gastroenterol.2009;23:1316-1322.

16. Strader DB, Bacon BR, Lindsay KL. Use of Complementary and

Alternative Medicine in patients with Liver diseases. Am.

J.Gastroenterol. 2004 ;9 : 2391-2397.

17. CAM.Complementary and Alternative Medicines. Updated 2006:1-19

18. Steven B, Tamarin MD. Herbal Therapy. Medscape. 1999.

19. Williams JE. Treatment of Chronic Hepatitis C Virus. An integrated

Approach Using Traditional Chinese Medicine and Acupuntur. 2002.

20. Sjaifoellah N Herbal Medicine di Bidang Penyakit Dalam. Dalam

Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Penyakit Dalam,

Jakarta. 2002; 63-67.

21. Ernst. The role of complementary and alternative medicine. BMJ.

2008; 321:1133-1135

22. Greger JL. Dietary Supplement Use: Consumer Characeristic and

Interest. Journal of Nutrition. 2001 ; 131 : 1339-1343

23. Budihusudo U. Manfaat Terapi Komplementer Alternatif pada

Gangguan Fungsi Hati. Pertemuan Ilmiah Tahunan Perkembangan

Mutakhir Ilmu Penyakit Dalam. Acta Medica Indonesiana.

2003;35:146-147.

24. WHO. Prevalence of Hepatitis Worldwide. 2003.

Page 27: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

27

25. Barnes P, Powell GF, Nahin R. Complementary and Alternative

Medicines use among adults:United States.2004:1-52.

26. Robert G, Batey MD, Salmond BA. Comlementary and Alternative

Medicine in the Treatment of Chronic Liver Disease. Current

Gastroenterology.2005;7:63-70.

27. Mayer KE, Myers RP, Lee SS. Silymarin treatment of viral hepatitis.

Journal of Viral Hepatitis.2005;12:559-567.

28. BPOM RI. Kriteria dan Tatalaksana Pendaftaran Obat Tradisional,

Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka.2005.

29. Fraschini F, Demartini G, Esposti D. Pharmacology of Silymarin.

Clin Drug Invest. 2002;22:51-56.

30. Flora K, Hahn M, Rosen H. Milkthiste (Silybum marianum) for the

therapy of liver disease. Am J Gastroentero.2009;93:139-143.

31. Hancke JL, Burgos RA, ahumada F. Schisandra chinensis. Elsevier.

1999;70:451-471.

32. Dotinga R. Chinese Herbs Show Promice for Hepatitis B Patient.

HON NEWS.2003.

Page 28: TERAPI HERBAL PADA PENYAKIT HATI KRONIS · PDF fileFITOFARMAKA : Harus memenuhi kriteria 1. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 2. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan

28