Terapi Farmakologi Dari Penyakit Multiple Sclerosis
description
Transcript of Terapi Farmakologi Dari Penyakit Multiple Sclerosis
![Page 1: Terapi Farmakologi Dari Penyakit Multiple Sclerosis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072107/55cf8cf85503462b1390d6a8/html5/thumbnails/1.jpg)
Terapi Farmakologi dari penyakit multiple sclerosis:
Tidak ada obat yang pasti untuk MS (akan tetapi, lihat Pertimbangan Gizi). Dalam
beberapa kasus, apabila hanya penyakit ringan yang muncul, dapat dipertimbangkan untuk
memantau penyakit tanpa pengobatan. Dalam sebagian besar kasus, bagaimanapun,
pengobatan menguntungkan. Obat yang tersedia untuk memperbaiki gejala dan lainnya dapat
memperlambat perjalanan penyakit.
Serangan akut diobati dengan obat yang mengurangi peradangan dan meredakan
gejala-gejala yang spesifik.
1. Kortikosteroid (misalnya, prednison dan metilprednisolon) biasanya mempersingkat
durasi serangan mendadak. Terapi dapat mencakup pemberian kortikosteroid
intravena selama beberapa hari, diikuti oleh pemberian kortikosteroid oral selama
beberapa hari atau minggu. Kecuali diperintahkan oleh dokter, steroid tidak boleh
digunakan selama lebih dari beberapa minggu. Efek samping dari penggunaan jangka
panjang mungkin termasuk osteoporosis dan hipertensi.
2. Relaksan otot (misalnya, Baclofen dan Zanaflex) yang digunakan untuk mengobati
kejang otot, kekakuan, dan nyeri. Namun, mereka dapat menyebabkan efek samping,
seperti kelemahan pada kaki, mengantuk, atau mulut kering.
3. Beberapa obat jenis lainnya telah berhasil digunakan untuk mengurangi kelelahan
(antiviral dan antidepresan), nyeri (antikonvulsan), dan kontrol kandung kemih
(oxybutynin). Obat untuk memodifikasi penyakit yang dapat melindungi sel-sel saraf
sering diresepkan untuk pasien dengan kekambuhan penyakit. Namun, obat ini tidak
boleh digunakan pada wanita yang sedang hamil atau mungkin akan hamil.
4. Beta interferon (Betaseron, Avonex, dan Rebif) adalah protein yang direkayasa secara
genetik yang membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Mereka diberikan dengan
suntikan setiap harian, mingguan, atau bulanan. Mereka biasanya mengurangi
serangan mendadak dari penyakit ini, tetapi tidak akan membalikkan kerusakan saraf
yang telah ada dan umumnya hanya digunakan pada pasien dengan kekambuhan lebih
dari satu serangan per tahun. Gejala seperti flu dapat terjadi sebagai efek samping.
5. Glatiramer dapat digunakan pada pasien dengan penyakit kambuh berulang yang tidak
dapat menerima interferon.
6. Mitoxantrone adalah obat kemoterapi yang sekarang disetujui FDA untuk pengobatan
terhadap MS yang sering kambuh secara agresif atau penyakit dengan progres yang
cepat, dan dapat memperlambat perkembangan penyakit. Namun, efek samping yang
![Page 2: Terapi Farmakologi Dari Penyakit Multiple Sclerosis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072107/55cf8cf85503462b1390d6a8/html5/thumbnails/2.jpg)
serius dapat terjadi, termasuk kerusakan jantung, sehingga obat ini harus digunakan
dengan hati-hati.
Pergantian plasma dapat mengencerkan darah dari antibodi yang merusak, yang bila
tidak, menyerang sel-sel saraf. Hal ini umumnya digunakan pada pasien dengan serangan
berat tiba-tiba, yang tidak merespon pengobatan steroid.Terapi fisik dapat membantu
meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan gerakan, serta memperbaiki kegiatan sehari-hari.
Stres, depresi, dan frustrasi umum ditemui pada pasien dengan MS, dan dapat
meningkatkan risiko serangan mendadak. Sebisa mungkin, penting untuk tetap aktif,
melakukan aktivitas normal sehari-hari dan hobi, dan tetap terhubung dengan teman-teman.
Konseling dan dukungan kelompok seringkali sangat membantu untuk anggota keluarga dan
pengasuh.
Selain itu Tiap jenis MS memiliki metode pengobatan yang berbeda-beda. MS
kambuhan akan ditangani dengan obat-obatan yang dapat mengurangi frekuensi masa
kambuh. Sebagian obat ini juga dapat digunakan untuk penderita MS progresif sekunder yang
masih mengalami masa remisi. Berdasarkan fungsinya, langkah pengobatan MS dapat
dikelompokkan ke dalam tiga kategori yang meliputi:
Menangani masa kambuh atau serangan Langkah pengobatan yang digunakan untuk
mengatasi gejala-gejala pada masa kambuh atau serangan adalah steroid,
seperti methylprednisolone. Obat ini dapat diberikan secara oral maupun melalui infus.
Steroid berfungsi mempercepat penyembuhan karena dipercaya bisa menekan kinerja sistem
kekebalan tubuh agar tidak menyerang mielin dalam sistem saraf pusat. Meski demikian, obat
ini tidak bisa mencegah frekuensi masa kambuh maupun memengaruhi perkembangan
penyakit.
Anda juga dianjurkan untuk menghindari penggunaan steroid lebih dari tiga kali
dalam satu tahun. Obat ini dapat memicu efek samping jangka panjang,
sepertiosteoporosis, diabetes, serta kenaikan berat badan. Harap diingat bahwa masa kambuh
terkadang dapat disebabkan oleh hal-hal lain, misalnya infeksi. Jika ini terjadi, Anda
sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab dasarnya.
A. Memengaruhi perkembangan penyakit
Frekuensi masa kambuh merupakan faktor penting dalam menentukan jenis
obat untuk menangani MS. Obat-obatan ini dapat mengurangi kerusakan pada mielin
sehingga frekuensi masa kambuh dan tingkat keparahannya bisa berkurang. Interferon
beta, misalnya interferon beta-1a dan interferon beta-1b. Sakit kepala, demam, dan
![Page 3: Terapi Farmakologi Dari Penyakit Multiple Sclerosis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072107/55cf8cf85503462b1390d6a8/html5/thumbnails/3.jpg)
menggigil termasuk efek samping ringan yang mungkin Anda alami dalam dua hari
setelah menerima suntikan interferon beta.
Glatiramer acetate. Obat ini akan menghalangi sistem kekebalan tubuh agar
tidak menyerang mielin dan hanya diberikan kepada pasien MS kambuhan. Walau
jarang, obat ini tetap berpotensi menyebabkan dada sesak sebagai efek sampingnya.
Teriflunomide. Obat yang diminum satu kali sehari ini sebaiknya tidak
digunakan oleh pengidap gangguan organ hati yang serius. Beberapa efek samping
yang kemungkinan dipicu oleh teriflunomide meliputi gangguan organ hati, diare,
mual, sakit kepala, dan rambut rontok.
Obat-obatan ini tidak dianjurkan bagi pasien berusia di bawah 18 tahun atau
wanita yang berencana hamil, sedang hamil, serta sedang menyusui. Pasangan yang
berencana untuk memiliki keturunan juga sebaiknya menghentikan penggunaan dan
menunggu setidaknya 12 minggu sebelum mencoba untuk hamil.
B. Mengatasi gejala-gejala MS
MS dapat menyebabkan gejala serta tingkat keparahan yang beragam. Gejala yang
ringan biasanya tidak membutuhkan penanganan medis karena akan hilang dengan
sendirinya. Sementara gejala dengan tingkat keparahan tinggi tentu harus ditangani
dengan seksama. Berikut ini langkah penanganan yang dapat digunakan:
Antikonvulsan : Obat ini akan mencegah atau mengurangi kejang-kejang atau
konvulsan. Antikonvulsan juga dapat digunakan untuk mengatasi gangguan pergerakan
mata, nyeri neuropati, serta kejang otot. Contoh obatnya
meliputigabapentin, carbamazepine, atau clonazepam.
Relaksan otot. Ini adalah obat untuk melemaskan otot dan meredakan kejang.
Baclofen, tizanidine, diazepam, clonazepam, dan dantrolene adalah beberapa relaksan otot
yang biasanya dianjurkan.
Fisioterapi. Langkah ini dapat digunakan untuk mengatasi gejala kejang otot, otot
yang kaku, nyeri atau sakit pada bagian-bagian tubuh, serta gangguan mobilitas.
Antidepresan, misalnya amitriptyline. Obat ini dapat diberikan untuk mengatasi nyeri
neuropati dan gangguan emosional seperti depresi.
Terapi psikologi. Langkah ini dianjurkan bagi pasien yang mengalami gangguan
kognitif dan emosional.
Obat untuk mengurangi rasa lelah, seperti amantadine. Obat-obatan untuk mengatasi
gangguan kandung kemih dan pencernaan seperti obat pencahar dan obat antikolinergik.
![Page 4: Terapi Farmakologi Dari Penyakit Multiple Sclerosis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072107/55cf8cf85503462b1390d6a8/html5/thumbnails/4.jpg)