Terapi Diare Non Spesidik

download Terapi Diare Non Spesidik

of 4

Transcript of Terapi Diare Non Spesidik

  • 8/2/2019 Terapi Diare Non Spesidik

    1/4

    Terapi Diare Non-spesifik

    Intro: diare spesifik adalah diare yang bukan disebabkan oleh kuman khusus (bakteri, parasit, & virus),

    contoh: diare karena makanan yang bersifat iritatif. *nb: tapi ada yang bilang : diare yang bukan

    disebabkan oleh bakteri & protozoa, jd klo penyebabnya virus dimasukin diare non spesifik* #bingung

    Manajeman Diare Non-spesifik

    Anak

    I. Yang pertama dilakukan adalah rehidrasi, untuk pasien dengan:

    1. Diare tanpa dehidrasi (Rencana Terapi A)

    a. Beri cairan lebih banyak daripada biasanya

    Teruskan ASI dengan frekuensi lebih sering dan durasi lebih lama

    Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan

    Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan oralit atau

    cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air tajin, air matang, dsb)

    Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit demi

    sedikit.

    - Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali buang air besar.

    - Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali buang air besar

    Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bila:

    - Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C.

    - Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk.

    Ajari pengasuh cara mencampur dan memberikan oralit

    b. Beri Zinc

    Pemberian zinc dilakukan 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat

    diberikan dengan cara

    dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI.

    - Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari

    - Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari.

    c. Beri Makanan untuk Anak Agar tidak Kurang Gizi

    Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat

    Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan

    Beri makanan kaya Kalium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa hijau.

    Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)

    Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan selama 2 minggu

    2. Diare dengan Dehirasi Ringan-Sedang (Rencana Terapi B)

    a. Jumlah orallit yang diberikan dalam tiga jam pertama : 75 mL berat badan (BB)

    b. Bila BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel di bawah ini:

  • 8/2/2019 Terapi Diare Non Spesidik

    2/4

    Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.

    Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.

    Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml air masak selama

    masa ini.

    Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan oralit

    Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut

    c. Observasi pasien, setelah 3-4 jam dilakukan penilaian

    Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A

    Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang, ulangi Rencana Terapi B

    Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C

    3. Diare dengan Dehidrasi Berat

    a. Beri cairan intravena segera.

    Ringer Laktat atau NaCl 0,9% (bila RL tidak tersedia) 100 ml/kg BB, dibagi sebagai berikut:

    Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba

    Nilai kembali tiap 15-30 menit. Bila nadi belum teraba, beri tetesan lebih cepat.

    Juga beri oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa minum; biasanya setelah 3 -4 jam (bayi)

    atau1-2 jam (anak).

    Berikan obat Zinc selama 10 hari berturut-turut

    Nilai lagi setelah 3 jam untuk anak atau 6 jam untuk bayi, lalu pilih rencana terapi yang

    sesuai

    b. Jika tidak bisa diberi dengan cairan intravena, bisa diberikan rehidrasi dengan oralit melalui

    nasogastrik/ orogastrik. Berikan sedikit demi sedikit, 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam

    Nilai setiap 1-2 jam:

    - Bila muntah atau perut kembung berikan cairan lebih lambat.

    - Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk untuk rehidrasi via intravena.

    Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi yang sesuai

    II. Dosis Zinc

    Umur 6 bulan : 20 mg/hari

    III. Hindari faktor risiko penyebab diare

    IV. Memeriksakan kembali jika pasien :

    Berak cair lebih sering

    Muntah berulang

    Sangat haus

    Makan dan minum sangat sedikit

    Timbul demam

  • 8/2/2019 Terapi Diare Non Spesidik

    3/4

    Berak berdarah

    Tidak membaik dalam 3 hari

    Lansia

    I. Pilihan utama dalam penanganan diare adalah rehidrasi, sesuai dengan kebutuhan cairan.

    Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan

    keseimbangan elektrolit selama episode akut. Ini dilakukan dengan rehidrasi oral, dimana harus

    dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat

    yang memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa. Idealnya, cairan rehidrasi oral

    harus terdiri dari 3,5 g Natrium klorida, dan 2,5 g Natrium bikarbonat, 1,5 g kalium klorida, dan 20

    g glukosa per liter air. Cairan tersebut dapat ditemukan praktis dalam bentuk paket, apabila tidak

    tersedia cairan rehidrasi oral pengganti dapat dibuat dengan menambahkan sendok teh

    garam, sendok teh baking soda, dan 2 4 sendok makan gula per liter air.

    Jika terapi intra vena diperlukan, cairan isotonik seperti cairan saline 0,9% atau Ringer Laktat

    harus diberikan . Status hidrasi harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda

    vital, dan keluaran urin. Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin.

    Jumlah cairan yang akan diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari tubuh.

    Kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara :

    Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis :

    i. Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan 5% X KgBB

    ii. Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan 8% X KgBB

    iii. Dehidrasi berat, kebutuhan cairan 10% X KgBB Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaian/skor :

    No. Kriteria Skor

    1. Rasa haus/muntah 1

    2. Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1

    3. Tekanan darah sistolik < 60 mmHg 2

    4. Frekwensi Nadi> 120 x/menit 1

    5. kesadaran apatis 1

    6. Kesadaran somnolen, sopor atau koma 2

    7. Frekwensi nafas > 30 x/menit 1

    8. Facies cholerica 2

    9. Voxcholerica 2

    10. Turgor kulit menurun 1

    11. Washers womans hand 1

    12. Ekstremitas dingin 1

    13. Sianosis 2

    14. Umur 50-60 tahun -1

    15. Umur> 60 tahun -2

  • 8/2/2019 Terapi Diare Non Spesidik

    4/4

    Jadwal pemberian cairan:

    a. Dua jam pertama: jumlah total kebutuhan cairan diberiakan langsung dalam 2 jam ini

    agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.

    b. Satu jam berikutnya, pemberian berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam

    pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya

    c. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui

    tinja dan IWL

    II. Medikamentosa :

    Terapi antibiotik

    Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena

    40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian antibiotik.Indikasi pemberian antibiotik : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti

    demam, feses berdarah, leukosit pada feses, dan pasien immunocompromised.

    Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan, tetapi terapi antibiotik spesifik

    diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman.

    Pilihan antibiotik :

    Campylobacter, Shigella atau Salmonella sp. : Ciprofloksasin 500mg oral 2x

    sehari, 3-5 hari

    Vibrio Cholera : Tetrasiklin 500mg PO 4x sehari, 3 hari; Doksisiklin 300mg PO

    dosis tunggal

    Clostridium difficile : Metronidazole 250-500mg 4x sehari, 7-14 hari, PO atau IV

    Obat antidiare

    a. Kelompok Opiat (e.g : kodein fosfat, loperamide HCl serta kombinasi difenoksilat

    dan atropin sulfat)

    Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan

    absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi

    frekwensi diare.

    e.g : Loperamide Hydrochloride, intial : 4mg. Setiap buang air besar: 2 mg.

    Maksimal 16mg/hari

    b. Probiotik

    Terdiri dari Lactobacillusdan Bifidobacteriaatau Saccharomyces boulardii, bila

    mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna akan memiliki efek yang

    positif karena berkompetisi untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna.

    Kebutuhan cairan = Skor X 10% X KgBB X 1 liter

    15