Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

25
BAB I PENDAHULUAN Ileus obstruktif adalah hilangnya pasase isi usus yang menandakan adanya obstruksi akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal. Terapi cairan dibutuhkan pada pasien dengan ileus obstruktif karena tubuh tidak dapat memasukka air, elektrolit serta zat-zat makanan ke dalam tubuh secara oral Dengan terapi cairan kebutuhan akan air da elektrolit akan terpenuhi.

description

anestesi

Transcript of Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

Page 1: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

BAB I

PENDAHULUAN

Ileus obstruktif adalah hilangnya pasase isi usus yang menandakan adanya

obstruksi akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan.

Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan

cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi

peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki

kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.

Terapi cairan dibutuhkan pada pasien dengan ileus obstruktif karena tubuh

tidak dapat memasukka air, elektrolit serta zat-zat makanan ke dalam tubuh secara

oral Dengan terapi cairan kebutuhan akan air da elektrolit akan terpenuhi.

Page 2: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ileus adalah gangguan atau hilangnya pasase isi usus yang menandakan

adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan.2,4,6

Ileus Obstruktif adalah ileus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik.2,3,6 Di

Indonesia ileus obstruksi paling sering disebabkan oleh hernia inkarserata2,4

sedangkan ileus paralitik sering disebabkan oleh peritonitis. Keduanya membutuhkan

tindakan operatif.4 Ileus Paralitik adalah hilangnya peristaltik usus untuk sementara

waktu.2,4,6

Sebagaimana perdarahan, peradangan (inflamasi), dan perforasi, ileus

obstruksi merupakan penyebab akut abdomen (gawat perut).6,7 Kira-kira 60–70%

dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendicitis akuta disebabkan oleh

obstruksi intestinal. Sebagian kelainan akut abdomen dapat juga disebabkan oleh

cedera langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan perforasi saluran cerna atau

perdarahan.6

Ileus obstruktif berdasarkan letak sumbatannya, terbagi atas :

1. Obstruksi usus halus yaitu obstruksi tinggi dimana obstruksinya mengenai usus

halus.1,2

2. Obstruksi usus besar yaitu obstruksi rendah dimana obstruksinya mengenai usus

besar.1,2

Ileus lebih sering terjadi pada obstruksi usus halus daripada usus besar. Keduanya

memiliki cara

penanganan yang agak berbeda dengan tujuan yang berbeda pula.2,4 Obstruksi usus

halus yang

dibiarkan dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi usus dan memicu iskemia,

nekrosis, perforasi dan kematian, sehingga penanganan obstruksi usus halus lebih

ditujukan pada dekompresi dan menghilangkan penyebab untuk mencegah kematian.2

Page 3: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

Obstruksi kolon sering disebabkan oleh neoplasma atau kelainan anatomik

seperti volvulus, hernia inkarserata, striktur atau obstipasi. Penanganan obstruksi

kolon lebih kompleks karena masalahnya tidak bisa hilang dengan sekali operasi saja.

Terkadang cukup sulit untuk menentukan jenis operasi kolon karena diperlukan

diagnosis yang tepat tentang penyebab dan letak anatominya. Pada kasus keganasan

kolon, penanganan pasien tidak hanya berhenti setelah operasi kolostomi, tetapi

membutuhkan radiasi dan sitostatika lebih lanjut. Hal ini yang menyebabkan

manajemen obstruksikolon begitu rumit dan kompleks daripada obstruksi usus halus.2

Ada 3 hal yang menarik tentang obstruksi ileus, yaitu :

1. Makin meningkatnya kasus obstruksi ileus.6

2. Diagnosa obstruksi ileus sebenarnya mudah dan bersifat universal tetapi untuk

mengetahui

proses patologik yang sebenarnya di dalam rongga abdomen merupakan hal yang

sulit.6

3. Bahaya strangulasi yang amat ditakuti sering tidak disertai gambaran klinik khas

yang dapat

mendukungnya.6

Untuk dapat melaksanakan penanggulangan penderita obstruksi ileus dengan

cara yang sebaikbaiknya, diperlukan konsultasi antara disiplin yang bekerja dalam

satu tim dengan tujuan untuk mencapai 4 keuntungan :

1. Bila penderita harus dioperasi, maka operasi dijalankan pada saat keadaan umum

penderita

optimal.6

2. Mencegah strangulasi.6

3. Mencegah laparotomi.6

4. Penderita mendapat tindakan operatif yang sesuai dengan penyebab obstruksinya.6

PATOFISIOLOGI

Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa

memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau

Page 4: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

fungsional. Perbedaan utama adalah obstruksi paralitik di mana peristaltik dihambat

dari permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat,

kemudian intermitten, dan akhirnya hilang.2,3,6

Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan

gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang

menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8

liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi

dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan

usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan

elektrolit.2,3,6

Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang

mengakibatkan syok hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi

jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan

lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam

usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan

permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga

peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.2,3,6

Patofisiologi Obstruksi Usus2

Obstruksi Mekanik Simple

Pada obstruksi simple, hambatan pasase muncul tanpa disertai gangguan

vaskuler dan

neurologik. Makanan dan cairan yang ditelan, sekresi usus, dan udara terkumpul

dalam jumlah yang banyak jika obstruksinya komplit. Bagian usus proksimal distensi,

dan bagian distal kolaps. Fungsi sekresi dan absorpsi membrane mukosa usus

menurun, dan dinding usus menjadi udema dan kongesti. Distensi intestinal yang

berat, dengan sendirinya secara terus menerus dan progresif akan mengacaukan

peristaltik dan fungsi sekresi mukosa dan meningkatkan resiko dehidrasi, iskemia,

nekrosis, perforasi, peritonitis, dan kematian.2,6

Obstruksi Strangulata

Page 5: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

Pada obstruksi strangulata, kematian jaringan usus umumnya dihubungkan

dengan hernia

inkarserata, volvulus, intussusepsi, dan oklusi vaskuler. Strangulasi biasanya berawal

dari obstruksi vena, yang kemudian diikuti oleh oklusi arteri, menyebabkan iskemia

yang cepat pada dinding usus. Usus menjadi udema dan nekrosis, memacu usus

menjadi gangrene dan perforasi.2,6

OBSTRUKSI USUS HALUS

Obstruksi usus halus terbagi atas obstruksi sederhana dan obstruksi yang

disertai proses

strangulasi. Obstruksi sederhana hanya melibatkan lumen usus halus sedangkan

obstruksi yang disertai proses strangulasi melibatkan gangguan peredaran darah dan

dapat menyebabkan nekrosis dinding usus halus.1

Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh perlekatan usus, hernia,

neoplasma, intususepsi, volvulus, benda asing, batu empedu yang masuk ke dalam

usus halus melalui fistula kolesisenterik, penyakit radang usus (inflammatory bowel

disease), striktur, fibrokistik, dan hematoma.1

DIAGNOSIS

Anamnesis (Subyektif)

Gejala Utama :

1. Nyeri Kolik

Obstruksi usus halus : kolik dirasakan disekitar umbilikus.2,3,6

Obstruksi kolon : kolik dirasakan disekitar suprapubik.2,6

2. Mual4 & muntah2,3,6

Stenosis Pilorus : encer dan asam.2,6

Obstruksi usus halus : berwarna kehijauan.2,3,6

Obstruksi kolon : onset muntah lama.2,6

3. Perut kembung (distensi)2,3,4,6

4. Konstipasi2,3,6 : defekasi dan flatus tidak ada.2,3,4,6

5. Kram perut4

Page 6: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

Adanya benjolan di perut, inguinal, dan femoral yang tidak dapat kembali

menandakan adanya hernia inkarserata. Invaginasi dapat didahului oleh riwayat

buang air besar berupa lendir dan darah.

Riwayat operasi sebelumnya dapat menjurus pada adanya adhesi usus. Onset

keluhan yang berlangsung cepat dapat dicurigai sebagai ileus letak tinggi dan onset

yang lambat dapat menjurus kepada ileus letak rendah.2,3,6

Pemeriksaan Fisik (Obyektif) & Radiologi

A. Strangulasi

Strangulasi ditandai oleh adanya peritonitis lokal, seperti :2,6

1. Takikardia

2. Pireksia (demam)

3. Lokal tenderness dan guarding

4. Rebound tenderness

5. Nyeri lokal

6. Hilangnya suara usus lokal

Untuk mengetahui secara pasti hanya dengan laparotomi.

B. Obstruksi

Inspeksi

Perut distensi, dapat ditemukan darm kontur dan darm steifung. Benjolan pada regio

inguinal,

femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada invaginasi dapat

terlihat

massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka

operasi

sebelumnya.

Palpasi

Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.2,3,6

Perkusi

Page 7: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

Hipertimpani.2,3,6

Auskultasi

Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi. Pada fase lanjut bising usus dan

peristaltik

melemah sampai hilang.2,3,6

Rectal Toucher

Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease2,3,6

Darah (+) : strangulasi, neoplasma2,3,6

Feses mengeras : skibala2,3,6

Feses (-) : obstruksi usus letak tinggi2,6

Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi

Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis

Radiologi

Foto polos abdomen pada 3 posisi menggambarkan pelebaran udara usus halus atau

usus

besar dengan gambaran anak tangga dan air-fluid level. Penggunaan kontras

dikontraindikasikan adanya perforasi-peritonitis. Barium enema diindikasikan untuk

invaginasi,

dan endoskopi disarankan pada kecurigaan volvulus.

MANIFESTASI KLINIS

1. Obstruksi Sederhana

Obstruksi usus halus proksimal memiliki gejala banyak muntah namun jarang

muntah fekal meskipun obstruksinya telah berlangsung lama. Nyeri abdomen

bervariasi dan sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak pada perut bagian

atas.1

Obstruksi usus halus bagian tengah dan distal memiliki gejala kejang di

daerah periumbilikal. Nyeri abdomen sulit dijelaskan lokasinya. Kejang

tersebut hilang timbul dengan adanya fase bebas keluhan. Keluhan muntah

akan timbul kemudian, waktunya bervariasi tergantung pada lokasi sumbatan.

Page 8: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

Semakin distal lokasi sumbatan, muntah yang dihasilkan semakin fekulen.

Obstipasi selalu terjadi, terutama pada obstruksi komplit.1

Awalnya tanda vital normal namun dapat berlanjut menjadi dehidrasi akibat

kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal dan demam. Distensi

abdomen dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi usus halus proksimal

dan semakin jelas pada obstruksi usus halus distal. Peristaltik usus yang

mengalami dilatasi dapat terlihat pada pasien kurus. Bising usus yang

meningkat dan metallic sound dapat terdengar sesuai dengan timbulnya nyeri

pada obstruksi usus halus distal.1

Awalnya nilai laboratorium normal kemudian dapat berubah menjadi

hemokonsentrasi,

leukositosis dan gangguan elektrolit.1 Pemeriksaan radiologis pada posisi

tegak, terlentang, dan lateral dekubitus menunjukkan gambaran anak tangga

pada usus halus yang mengalami dilatasi dengan gambaran air fluid level.

Pemberian kontras akan menunjukkan adanya obstruksi mekanis dan

letaknya.1

Pada ileus obstruksi letak rendah, jangan lupa melakukan pemeriksaan

rektosigmoidoskopi dan pemeriksaan kolon untuk mengetahui penyebabnya.

Pemeriksaan kolon bisa dilakukan dengan colok dubur dan pemeriksaan

barium in loop. Periksa pula kemungkinan terjadinya hernia.1

2. Obstruksi yang Disertai Proses Strangulasi

Gejala obstruksi usus halus yang disertai proses strangulasi mirip obstruksi

usus halus

sederhana. Perbedaannya adalah gejala obstruksi ini lebih jelas dan gejala

nyeri lebih hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas

operasi dan hernia. Bila ditemukan gejala strangulasi maka diperlukan

tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus.1

Page 9: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan diagnosis,

tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya dan membantu dalam

resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal. Selanjutnya

ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal.

Peningkatan serum amilase sering didapatkan.6

Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi pada

38% -

50% obstruksi strangulasi dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi non strangulata.

Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan

adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis

metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosisbila ada tanda - tanda shock,

dehidrasi dan ketosis.6

PENATALAKSANAAN

Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan

cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi

peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki

kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.6

Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti cairan tubuh dalam

batas-batas fisiologis dengan cairan infus kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma

ekspander) secara intravena.

Terapi cairan berfungsi untuk mengganti defisit cairan saat puasa sebelum dan

sesudah pembedahan, mengganti kebutuhan rutin saat pembedahan, mengganti

perdarahan yang terjadi, dan mengganti cairan yang pindah ke rongga ketiga.

Terapi cairan resusitasi

Terapi cairan resusitasi ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan

tubuh atau ekspansi cepat dari cairan intravaskuler untuk memperbaiki perfusi

jaringan. Misalnya pada keadaan syok dan luka bakar. Terapi cairan resusitasi

dapat dilakukan dengan pemberian infus Normal Saline (NS), Ringer Asetat

Page 10: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

(RA), atau Ringer laktat (RL) sebanyak 20 ml/kg selama 30-60 menit. Pada

syok hemoragik bisa diberikan 2-3 L dalam 10 menit. 

Terapi rumatan

Terapi rumatan bertujuan memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi.

Orang dewasa rata-rata membutuhkan cairan 30-35 ml/kgBB/hari dan elektrolit

utama Na+=1-2 mmol/kgBB/haridan K+= 1mmol/kgBB/hari. Kebutuhan

tersebut merupakan pengganti cairan yang hilang akibat pembentukan urine,

sekresi gastrointestinal, keringat (lewat kulit) dan pengeluaran lewat paru atau

dikenal dengan insensible water losses.

Untuk anak digunakan rumus Holiday Segar 4:2:1, yaitu :

Table 2. Rumus Holiday Segar

Terapi rumatan dapat diberikan infus cairan elektrolit dengan

kandungan karbohidrat atau infus yang hanya mengandung karbohidrat saja.

Larutan elektrolit yang juga mengandung karbohidrat adalah larutan KA-EN,

dextran + saline, DGAA, Ringer's dextrose, dll. Sedangkan larutan rumatan

yang mengandung hanya karbohidrat adalah dextrose 5%. Tetapi cairan tanpa

elektrolit cepat keluar dari sirkulasi dan mengisi ruang antar sel sehingga

dextrose tidak berperan dalam hipovolemik.

Dalam terapi rumatan cairan keseimbangan kalium perlu diperhatikan

karena seperti sudah dijelaskan kadar berlebihan atau kekurangan dapat

menimbulkan efek samping yang berbahaya. Umumnya infus konvensional

RL atau NS tidak mampu mensuplai kalium sesuai kebutuhan harian. Infus

KA-EN dapat mensuplai kalium sesuai kebutuhan harian.

Page 11: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

Pada pembedahan akan menyebabkan cairan pindah ke ruang ketiga, ke ruang

peritoneum, ke luar tubuh. Untuk menggantinya tergantung besar kecilnya

pembedahan, yaitu :

6-8 ml/kg untuk bedah besar

4-6 ml/kg untuk bedah sedang

2-4 ml/kg untuk bedah kecil

Defisit cairan karena persiapan pembedahan dan anestesi (puasa,

lavement) harus diperhitungkan dan sedapat mungkin segera diganti pada

masa pra-bedah sebelum induksi. Setelah dari sisa defisit yang masih ada

diberikan pada jam pertama pembedahan, sedangkan sisanya diberikan pada

jam kedua berikutnya. Kehilangan cairan di ruang ECF ini cukup diganti

dengan ciran hipotonis seperti garam fisiologis, Ringer Laktat dan Dextrose.

Pada penderita yang karena penyakitnya tidak mendapat nutrisi yang cukup

maka sebaiknya diberikan nutrisi enteral atau parenteral lebih dini lagi.

Penderita dewasa yang dipuasakan karena akan mengalami pembedahan

(elektif) harus mendapatkan penggantian cairan sebanyak 2 ml/kgBB/jam

lama puasa. Defisit karena perdarahan atau kehilangan cairan (hipovolemik,

dehidrasi) yang seringkali menyertai penyulit bedahnya harus segera diganti

dengan melakukan resusitasi cairan atau rehidrasi sebelum induksi anestesi.

Jumlah penggantian cairan selama pembedahan dihitung berdasarkan

kebutuhan dasar ditambah dengan kehilangan cairan akibat pembedahan

(perdarahan, translokasi cairan dan penguapan atau evaporasi). Jenis cairan

yang diberikan tergantung kepada prosedur pembedahannya dan jumlah darah

yang hilang.

1. Pembedahan yang tergolong kecil dan tidak terlalu traumatis misalnya

bedah mata (ekstrasi, katarak) cukup hanya diberikan cairan rumatan saja

selama pembedahan.

Page 12: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

2. Pembedahan dengan trauma ringan misalnya: appendektomi dapat

diberikan cairan sebanyak 2 ml/kgBB/jam untuk kebutuhan dasar ditambah

4 ml/kgBB/jam untuk pengganti akibat trauma pembedahan. Total yang

diberikan adalah 6 ml/kgBB/jam berupa cairan garam seimbang seperti

Ringer Laktat atau Normosol-R.

3. Pembedahan dengan trauma sedang diberikan cairan sebanyak 2

ml/kgBB/jam untuk kebutuhan dasar ditambah 8 ml/kgBB/jam untuk

pembedahannya. Total 10 ml/kgBB/jam.

Usia Jumlah Kebutuhan

(ml/Kg/Jam)

Dewasa

Anak

Bayi

Neonatus

1,5 – 2

2 – 4

4 – 6

3

Table 4. Pengganti deficit prabedah

Terapi cairan pasca bedah ditujukan terutama pada hal-hal di bawah ini:

1. Pemenuhan kebutuhan dasar/harian air, elektrolit dan kalori/nutrisi. Kebutuhan air

untuk penderita di daerah tropis dalam keadaan basal sekitar ± 50 ml/kgBB/24

jam. Pada hari pertama pasca bedah tidak dianjurkan pemberian kalium karena

adanya pelepasan kalium dari sel/jaringan yang rusak, proses katabolisme dan

transfusi darah. Akibat stress pembedahan, akan dilepaskan aldosteron dan ADH

yang cenderung menimbulkan retensi air dan natrium. Oleh sebab itu, pada 2-3

hari pasca bedah tidak perlu pemberian natrium. Penderita dengan keadaan umum

baik dan trauma pembedahan minimum, pemberian karbohidrat 100-150 mg/hari

cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan kalori dan dapat menekan pemecahan

Page 13: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

protein sampai 50% kadar albumin harus dipertahankan melebihi 3,5 gr%.

Penggantian cairan pasca bedah cukup dengan cairan hipotonis dan bila perlu

larutan garamisotonis. Terapi cairan ini berlangsung sampai penderita dapat

minum dan makan.

2. Mengganti kehilangan cairan pada masa pasca bedah:

- Akibat demam, kebutuhan cairan meningkat sekitar 15% setiap kenaikan

1°C

suhu tubuh

- Adanya pengeluaran cairan lambung melalui sonde lambung atau muntah.

- Penderita dengan hiperventilasi atau pernapasan melalui trakeostomi dan

humidifikasi.

3. Melanjutkan penggantian defisit cairan pembedahan dan selama pembedahan yang

belum selesai. Bila kadar hemoglobin kurang dari 10 gr%, sebaiknya diberikan

transfusi darah untuk memperbaiki daya angkut oksigen.

4. Koreksi terhadap gangguan keseimbangan yang disebabkan terapi cairan tersebut.

Monitoring organ-organ vital dilanjutkan secara seksama meliputi tekanan darah,

frekuensi nadi, diuresis, tingkat kesadaran, diameter pupil, jalan nafas, frekuensi

nafas, suhu tubuh dan warna kulit.

1. Konservatif2,3 / Resusitasi6

Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda - tanda

vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami

dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan

intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan

memonitor tanda - tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian

Page 14: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT

digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila

muntah dan mengurangi distensi abdomen.6

Penatalaksanaan konservatif ileus antara lain :

Penderita dirawat di rumah sakit & dipuasakan.2,3

Penderita dipuasakan2,3,4 (tidak makan & minum) sampai

krisisnya teratasi.4 Biasanya minimal 3 hari, luka operasi pada saluran

cerna dapat sembuh.3

Kontrol status airway, breathing and circulation.2,3

Dekompresi dengan nasogastric tube.2,3

Intravenous fluids and electrolyte.2,3,4

Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.2,3

Lavement jika ileus obstruksi, dan kontraindikasi ileus

paralitik.2

Dekompresi berguna untuk mengurangi tekanan dan peregangan dengan

mengeluarkan gas dan cairan. Kadang sebuah selang dimasukkan ke dalam usus besar

melalui anus untuk mengurangi tekanan. Sedangkan selang lainnya yang

dihubungkan dengan alat penghisap, dimasukkan melalui hidung menuju ke

lambung.4

2. Farmakologis

Penatalaksanaan farmakologis ileus antara lain :

Antibiotik spektrum luas untuk bakteri anaerob dan aerob sebagai

profilaksis.

Analgesik apabila nyeri.

Antiemetik untuk mengurangi gejala mual muntah.

3. Operatif

Penatalaksanaan operatif ileus antara lain :

Obstruksi usus dengan prioritas tinggi adalah strangulasi, volvulus,

dan jenis obstruksi kolon.2,3

Page 15: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric

untuk mencegah sepsis

sekunder2,3,6 atau rupture usus.2,3

Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik

bedah yang disesuaikan

dengan hasil explorasi selama laparotomi.2,3,6

Lisis pita untuk band.

Herniorepair untuk hernia inkarserata.

Pintas usus : ileostomi, kolostomi.

Reseksi usus dengan anastomosis.

Diversi stoma dengan atau tanpa reseksi.

KOMPLIKASI

Komplikasi ileus antara lain :

1. Nekrosis usus

2. Perforasi usus

3. Sepsis

4. Syok-dehidrasi

5. Abses

6. Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi

7. Pneumonia aspirasi dari proses muntah

8. Gangguan elektrolit

9. Meninggal

PROGNOSIS

Saat operasi, prognosis tergantung kondisi klinik pasien sebelumnya. Setelah

pembedahan dekompresi, prognosisnya tergantung dari penyakit yang

mendasarinya.2,3

Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat

segera dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi

strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar

Page 16: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

35% atau 40%. Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan

cepat.6

BAB III

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Terapi Cairan Pada Ileus Obstruktif

1. Arif Mansjoer, dkk (Editor). 2000. Bedah Digestif dalam Kapita Selekta

Kedokteran. Edisi ke-3, Jilid ke-2. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Anonymous. 2007. Ileus. http://medlinux.blogspot.com/2007/09/ileus.html.

Akses 15/11/2008.

3. Erlina Mustika Febrianti. 2008. Ileus.

http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/penanganan-pasien-post-

laparatomy-atasindikasi-ileus-obstruksi-di-icu/. Akses 15/11/2008.

4. Sumatera Ekspres. 2008. Perut Kembung Waspadai Ileus. Palembang.

http://sumeks.co.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=1569&Itemid=12. Akses 15/11/2008.

5. dr. Rachmat M. Mulyana, Sp. Rad. 2008. Radiologi di Bidang

Kegawatdaruratan.

http://medicalanswer.multiply.com/journal/item/6/Radiologi_di_bidang_kega

wat_daruratan. Akses 15/11/2008.

6. Anonymous. 2008. Obstruksi ileus.

http://adi-along.blog.friendster.com/2008/10/obstruksiileus/. Akses

15/11/2008.

7. S. Soewandi. 1992. Akut Abdomen pada Alat Pencernaan Orang Dewasa.

Cermin Dunia Kedokteran No. 80.

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_AkutAbdomenpadaAlatPencernaan

OrangDewasa.pdf/11_AkutAbdomenpadaAlatPencernaanOrangDewasa.html.

Akses 15/11/2008