TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK -...

21
18 BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK Teori-teori ini sudah sejak awal digunakan menjadi perspektif, memberi arah untuk mendudukan persoalan yang hendak diteliti. Begitu juga untuk kepentingan melakukan analisis, teori tindakan sosial dan ruang publik dipakai menganalisa dan mengungkap arah penelitian. Secara spesifik, kepentingan teori akan melihat representasi GPM di ruang publik dari sisi pendekatan aktor (individu). Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah atas pemahaman pendeta dan awam tentang keterlibatan gereja dan politik, sekaligus mencari tahu motif-motif di balik makna tindakan aktor berdasarkan tipe-tipe tindakan sosial aktor. Teori ruang publik digunakan untuk menjelaskan representasi GPM oleh aktor di ruang publik sebagai ruang terjadinya perubahan sosial-politik. Dengan menggunakan cara kerja Weber, penting sejak awal dari pemaparan teori, mengenal Weber dengan latar belakang, karya dan teori tindak sosial yang hendak digunakan. Teori ruang publik, akan lebih banyak mengambil perpektif dari teori kritis Jurgen Habermas. 2.1 Karya dan Latar Belakang Intelektual Weber Max Weber lahir di Erfurt, Jerman, pada tanggal 21 April 1864, dari keluarga kelas menengah. Perbedaan antara orang tuanya membawa dampak besar pada orientasi intelektual dan perkembangan phiskologinya. Ayahnya seorang birokrat yang menduduki posisi politik yang relatif penting. Ia jelas merupakan bagian dari kemapanan politik dan akibatnya Weber abstain dari aktivitas dan idealisme yang

Transcript of TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK -...

Page 1: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

18

BAB II

TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK

Teori-teori ini sudah sejak awal digunakan menjadi perspektif, memberi arah

untuk mendudukan persoalan yang hendak diteliti. Begitu juga untuk kepentingan

melakukan analisis, teori tindakan sosial dan ruang publik dipakai menganalisa dan

mengungkap arah penelitian. Secara spesifik, kepentingan teori akan melihat

representasi GPM di ruang publik dari sisi pendekatan aktor (individu).

Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah atas

pemahaman pendeta dan awam tentang keterlibatan gereja dan politik, sekaligus

mencari tahu motif-motif di balik makna tindakan aktor berdasarkan tipe-tipe

tindakan sosial aktor. Teori ruang publik digunakan untuk menjelaskan representasi

GPM oleh aktor di ruang publik sebagai ruang terjadinya perubahan sosial-politik.

Dengan menggunakan cara kerja Weber, penting sejak awal dari pemaparan

teori, mengenal Weber dengan latar belakang, karya dan teori tindak sosial yang

hendak digunakan. Teori ruang publik, akan lebih banyak mengambil perpektif dari

teori kritis Jurgen Habermas.

2.1 Karya dan Latar Belakang Intelektual Weber

Max Weber lahir di Erfurt, Jerman, pada tanggal 21 April 1864, dari keluarga

kelas menengah. Perbedaan antara orang tuanya membawa dampak besar pada

orientasi intelektual dan perkembangan phiskologinya. Ayahnya seorang birokrat

yang menduduki posisi politik yang relatif penting. Ia jelas merupakan bagian dari

kemapanan politik dan akibatnya Weber abstain dari aktivitas dan idealisme yang

Page 2: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

19

memerlukan pengorbanan pribadi dan ancaman posisi dalam sistem. Ayah Weber,

seorang yang menikmati dunia, dan banyak hal bertentangan dengan istrinya. Ibu

Max Weber adalah seorang penganut Calvinis yang religius, seorang perempuanan

yang berusaha menjalani dunia asketis, tidak banyak terlibat dalam urusan duniawi

yang didambakan oleh suaminya.28

Dikotomis pilihan hidup kedua orang tua cukup mengganggu rumah tangga

dan membawa dampak besar bagi Weber. Sebagai anak, Weber tidak mungkin

mendamaikan kedua orang tuanya, ia menghadapi pilihan yang sulit. Awalnya

Weber lebih dekat dengan ayahnya, namun kemudian dia lebih memilih dekat

dengan ibunya. Apapun pilihannya, dari kedua kutub yang bertentangan memiliki

dampak phisikologi yang negatif.29

Pada umur 18 tahun, Weber meninggalkan rumah dan untuk masuk belajar di

Universitas Heidelberg. Kemudian Weber meninggalkan Heidelberg untuk menjalani

wajib militer dan pada tahun 1884 kembali ke Berlin di rumah orang tuanya untuk

mengambil kuliah di Universitas Berlin. Ia menyelesaikan studinya, meraih gelar

doktor, menjadi pengacara dan mulai mengajar di Universitas Berlin. Proses ini yang

banyak mempengaruhinya sepanjang ia berada di Berlin, persoalan-persoalan

sepanjang masa—ekonomi, sejarah, dan sosiologi.30

Pada tahun 1896, ketekunannya dalam bekerja membawanya pada posisi

sebagai profesor ekonomi di Heidenlberg. Pada tahun 1897, ayahnya meninggal

disebabkan bertengkar dengannya. Setelah lama mengalami keterpurukan mental,

28 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosial: Dari Teori Sosial Klasik SampaiPerkembangan Mutakhir Teoris Sosial Postmodern, terj. Nurhadi (Bantuk : Kreasi Wacana 2016),124.

29 Ibid, 124.30 Ibid, 125.

Page 3: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

20

tahun 1904 Weber menyampaikan kuliah umum di Amerika Serikat, dalam kurun

waktu enam setenagah tahun ia kembali dunia akdemik, pada tahun 1904-1905, ia

menerbitkan karya terkenalnya, The Protestant Ethic and tha Spirit of Capitalisim.

Dalam karya ini, ia sangat dipengaruhi oleh ibunya, Weber menghabiskan waktu

untuk mempelajari agama.31

Meskipun ia terus mengalami masalah phsikologis, tahun 1904 Weber mampu

kembali kerja dan menghasilkan beberapa karya pentingya. Weber menerbitkan

studinya tentang agama-agama dunia dalam perspektif sejarah dunia (Cina, India,

dan Yunani kuno), alhasil, lahirlah Economy and Society. Meskipun buku yang

diterbitkan kemudian diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, buku ini belum selesai

dikerjakan.32

Selain karya-karya yang dihasilakan, ada banyak aktivitas lain yang dilakukan

oleh Weber. Ia membantu untuk mendirikan Masyarakat Sosiologi Jerman pada

tahun 1910. Rumahnya menjadi pusat bagi para kaum intelektual. Termasuk sosiolog

seperti Georg Simmel, Robert Michels dan saudaranya Alfred Weber, serta filsuf

kritik sastra Georg Lukacs. Dalam kehidupan Weber dan lebih penting lagi karya-

karyanya, terdapat ketegangan pikiran terkait dengan hal-hal birokratis, sebagaimana

ditampilkan ayahnya dan religiusitas ibunya. Situasi ini sebenarnya yang mendorong

Weber melahirkan karya-karyanya.33

31 Ibid,..32 Ibid,..33 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosial: Dari Teori Sosial Klasik Sampai

Perkembangan Mutakhir Teoris Sosial Postmodern...125.

Page 4: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

21

2.2 Metodologi Max Weber: Individu Sebagai Aktor

Teori tentang individu telah banyak mendefinisikan aktor dalam

pengembangannya telah menjadi basis-basis baru pengetahuan sosiologi. Teori-teori

tersebut antara lain: teori pertukaran sosial, mendefinisikan aktor sebagai individu

(person) dan kelompok (group). Pertukaran terjadi dalam perkembangan struktur

ketergantungan timbal-balik.34 Teori pilihan rasional juga menggunakan metode

individu sebagai cara kerja oleh James Coleman. Ia lebih melihat kepada tingkatan

makro dan mikro yang mempengaruhi individu atau aktor.35 Begitu pula teori

interaksionisme simbolik yang dikembangkan oleh Herbert Mead. Kecenderungan

Mead melihat pengalaman masyarakat dimulai dari psikologi individu atau aktor.36

Kecendurungan penulis memilih cara kerja individu menurut Weber.

Kepentingannya untuk melihat motivasi tindakan sosial aktor (individu) dalam

pendekatan interpretasi (pemahaman) yang muncul secara kausal dari perkembangan

masyarakat secara sosio-historis. Pendekatan ini akan melihat tahapan sebab-akibat

yang membentuk tindak aktor sebagai kelompok. Definisi aktor diartikan oleh Weber

sebagai tindakan sosial (social action).

Max Weber meletakan dasar telah konsep Social Action (tindakan sosial),

kemudian dikembangkan oleh Talkot Pasons dalam fungsionalisme struktural. Ia

lebih melihat kepada tindakan individu dengan pemahaman di balik itu. Sejauh

individu bertindak dengan makna subjektif dalam pertimbangan orang lain dan

34 George Ritzer dan Barry Smart, Handbook; Teori Sosial, terj. Imam Muttaqien, dkk(Bandung: Nusa Media 2015), 517.

35 Ibid, 544.36 George Ritzer, Teori Sosiologi Modern, terj.Triwibowo (Prenadamedia Group: Jakarta,

2015), 256.

Page 5: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

22

berorientasi pada orang lain.37 Untuk memahami hal itu, Weber sangat memberi

perhatian pada metodologi atau cara kerja apa yang digunakan, tidak jarang banyak

para sosiolog terpengaruh dengan gagasan Verstehen.38

Membicarakan metodologi Weber, lebih awal adalah mempertegas posisi

sejarah dan sosiologi. Posisi sejarah dan sosiologi sebagaimana distertasi doktornya

tentang sejarah. Ia menjelaskan tetang sosiologi dan sejarah masing-masing pada

batasannya, walaupan sungguh disadari ada keterhubungan satu dengan yang lain.

Namun, Weber mampu untuk melakukan kombinasi terhadap dua pendekatan ini

sebagai sosiologi sejarah (sosio historis).39 Konsep sosiologinya berorientasi pada

pengembangan konsep yang jelas, sehingga dapat melakukan anlisis kausal terhadap

fenomena sejarah.

Elemen yang menarik bukan bertujuan hanya kepada individu, melainkan

untuk melihat norma umum, institusi, dan lingkungan umum. Verstehen

(pemahaman) digunakan sebagai alat untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa

pada sekumpulan masyarakat tertentu.40 Dikatakan untuk memahami tindakan, ada

37 Max Weber, Economy and Society: An Outline Of Intepretative Sosiology, (Berkeley, LosAngeles, London: Universitas Of California Pres, 1968), 4.

38 Verstehen (pemahaman), istilah ini berasal dari bahasa Jerman. Konsep tersebut seringditemukan di kalangan para sejarawan Jerman pada zamannya, yang berhasil dikenal denganHermeneutika. Hermeneutika secara khusus adalah pendekatan terhadap pemahaman dan penafsirantulisan-tulisan yang dipublikasikan. Tujuannya adalah untuk memahami pemikiran pengarang ataustruktur dasar teks........... Ritzer dan Goodman, Teori Sosial: Dari Teori Sosial Klasik SampaiPerkembangan Mutakhir Teoris Sosial Postmodern...126.

39 Ritzer dan Goodman, Teori Sosial: Dari Teori Sosial Klasik Sampai PerkembanganMutakhir Teoris Sosial Postmodern....122.

40 Mempertegas perkembangan konsep pemahaman dalam dunia hermeneutik, Diltheymengartikan hermeneutik berkaitan dengan maknanya dari setiap fungsi bagian-bagian secararesipokal (hubungan berbalasan) itu bermakna apabila mengacu secara keseluruhan. Maknamenurutnya adalah apa yang diperoleh dari interaksi resiprokal. Makna itu bersifat historis, ia berubahdari waktu ke waktu. Makna dapat menjadi bentuk-bentuk yang berbeda, mekipun begitu merupakankohesi, keterhubungan yang terkait dalam satu konteks (Zusanmenhang). Richard E. Palmer,Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi, (Pustaka Pelajar Offset: Yogyakarta, 2015), 133-135.

Page 6: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

23

dua hal yang perlu diperhatikan; 1). Mengidentifikasi pemahaman tindakan

sebagaimana yang dikehendaki oleh sang aktor. 2). Mengenali konteks yang

melingkupinya dan yang digunakan untuk memahaminya.41

Metode Weber menekankan aspek hubungan kausalitas—hubungan sebab-

akibat atas fenomena bidang sejarah, namun ketika bidang sejarah dan sosiologi

tidak dapat dipisahkan secara jelas, hubungan kausalitas tetap relevan bagi sosiologi.

Dimaksudkan Weber dengan kausalitas adalah satu peristiwa diikuti dengan

peristiwa lain. Penegasan terhadap konsep ini, mengandung pengertian tidak hanya

terjadi penelusuran historis, akan tetapi, perlu dilihat pentahapan dari perubahan

sosial.42

Weber juga mengembangkan tipe-tipe ideal—konsep konstruksi sosial sebagai

perangkat hermeneutik, yang berguna untuk membantu studi empik dalam

memahami aspek dunia sosial (individu historis). Ia menawarkan beberapa macam

tipe, sebagai berikut: Tipe ideal historis, terkait dengan fenomena epos sejarah. Tipe

ideal sosiologi umum, berkaitan dengan fenomena yang bersingungan dengan

beberapa periode historis dan masyarakat. Tipe ideal tindakan, merupakan tipe

tindakan murni yang didasarkan pada motivasi pelaku. Tipe ideal struktural. Ini

berkaitan dengan bentuks sebab dan akibat tindakan sosial.43

Pandangan Weber, ilmu sosiologi adalah bebas nilai. Dua hal yang dominan

dibicarakan, yaitu; 1). Nilai dan ajaran, menurutnya, seorang akademisi memiliki hak

penuh untuk mengekspresikan nilai pribadi secara bebas. Namun demikian,

penekanannya pada tempat, sebagai ruang konteks (audiance) seorang akademisi

41 Ritzer dan Goodman, Teori Sosial... Ibid, 126.42 Ibid, 128.43 Ibid, 130-131.

Page 7: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

24

berada di kelas dan ruang publik, ruang pendidikan akan membawa akdemisi

memisahkan nilai dan ajarannya. 2). Nilai dan penelitian, bagi Weber, nilai harus

dapat dikontrol sampai pada waktu penelitian sosial dilakukan. Penelitian ilmiah

harus bergerak konstan, pada titik mana penelitian ilmiah diam dan melakukan

evaluasi, di sini pelu sekali untuk memposisikan nilai dan posisi penelitian.44 Intinya

adalah penelitian sosial mampu menempatkan pilihan gagasan untuk menetukan

posisi akhir.

Dengan dasar inilah, Weber memberikan penegasan cara kerjanya untuk

menjelaskan tindakan sosial—dalam makna subjektif individu. Ada fariasi makna

subjektif dibalik tindakan individu. Baginya, sosiologi subtantif merupakan metode

individualisme dan subyektivisme untuk melihat apa yang dilakukan oleh individu.

Kolektivitas merupakan bagian dari individu, apa yang terjadi dengan

organisasi atau struktur merupakan tindakan individu, disinilah motif subyektivitas

perlu diketahui. Weber mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang memusatkan

perhatian pada interpretasi atas tindakan sosial dan penjelasan kausal atas tindakan

tersebut.45

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memperolehpemahaman intepretatif tentang tindakan sosial, dalam rangkamendapat penjelasan kausal mengenai hubungan akibat-akibatnya.46

Individu menjadi perhatian Weber untuk melihat masyarakat, hal ini berbeda

dengan Durkheim dalam mendefinisikan sosiologi. Sosiologi Durkheim menekankan

ilmu yang mempelajari fakta social, bersifat eksternal, memaksa individu. Fakta

44 Ritzer dan Goodman, Teori Sosial....132-133.45 Ibid, 134-135.46 Max Weber, The Theory of social and Economic Organization, terj. Talcot Parsons and

A.M Handerson and Talcot Pasons, (New York: The Free Press, 1964), 88.

Page 8: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

25

sosial harus dijelaskan dengan fakta sosial lain. Ia melihat fakta sosial sebagai yang

mengatasi individu. Dalam penelitian lebih tertarik untuk menggunakan cara kerja

Weber dalam melihat perubahan sosial masyarakat, berkaitan dengan tindakan dan

tujuan (harapan) dan pemahaman individu (aktor).

2.3 Definisi Tindakan Sosial (Social Action)

Weber dalam teori tindakan membedakan tindakan sosial dengan perilaku

secara umum. Tindakan yang dimaksudkan adalah semua perilaku manusia, ketika

dan sejauh bertindak itu memberikan arti subjektif disebut tindakan sosial,

sebagaimana disebutkan oleh Weber, sebagai berikut:

Tindakan sosial sejauh, berdasarkan arti subjektif yang melekatdengan bertindak individu, itu memperhitungkan perilaku oranglain dan dengan demikian berorientasi kepada arah tujuan atauharapan.47

Dalam Sosiologi Weber yang dikategorikan sebagai “tindakan” adalah ketika

atau sejauh aktor mengenakan suatu makna subjektif kepada perilakunya—terbuka

atau tertutup, pasif atau aktif. Dan tindakan itu dikategorikan sebagai “sosial” sejauh

makna subjektifnya mempertimbangkan perilaku orang lain dan memang

diorientasikan dalam rentang tindakan atau perilaku. Tindakan sosial kepada perilaku

masa lalu, masa kini atau yang diharapakan dari orang lain.48

Dari rumusan-rumusan di atas muncul beberapa dasar metodologis, antara lain

makna (meaning) dan intepretasi yang masih perlu dijelaskan jauh. Istilah “makna”

(meaning) menjadi konsepsi dasar dan utama usaha memahami tindakan sosial atau

tindakan bermakna (meaningfully action). Kata dalam bahasa Jerman untuk meaning

47 Ibid, 88.48 Guenther Roth and Wittich Claus, Economy and Society—An Outline on Intepetative

Sociology, (Univesity Of California: California, 1978), 4.

Page 9: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

26

adalah sinn yang menujuk kepada fitur-fitur dari kondisi pikiran subjektif atau

sistem-sistem simbolik yang terkait dengan pikiran tertentu.49

Menjembatani memahami makna adalah intepretasi.50 Intepretasi merupakan

upaya hermeneutika sosial untuk memahami (to understand) makna dari tindakan

sosial seseorang atau sekelompok petindak (aktor). Tujuan intepretasi makna dari

tindakan sosial, seperti semua observasi. Weber menunjuk kepada dua jenis basis

kejelasan dan akurasi pemahaman dan kemampuan pemahaman, yakni akurasi

rasional dan empatik.51

Weber mengatakan bahwa derajat rasional tertinggi pemahaman diperoleh

dalam kasus-kasus yang melibatkan makna-makna dari proposisi-proposisi yang

terhubung secara logis. Dalam pemahaman, makna dapat dipahami atau ditangkap

secara mudah dan cepat, misalnya: 2 x 2 = 4.

Sejajar dengan penjelasan tentang akurasi pemahaman rasional, Weber

menjelaskan tentang dua jenis pemahaman atau pengetahuan terhadap makna

subjektif atau tindakan tertentu.52 Pertama, pemahaman observasional adalah

pemahaman makna sebuah tindakan melalu pengamatan langsung. Kedua,

pemahaman eksplanatori adalah pemahaman makana yang melangkah lebih dalam

dari pemahaman observasional, yakni menukik untuk menemukan dan menjelaskan

motif yang mendorong seorang aktor mengenakan makna pada tindakannya dalam

suatu momen atau situasi. Dengan begitu bagi ilmu yang bergumul dengan makna

49 Ibid, 57.50 Telah dijelaskan sebelumnya tentang Verstehen.51 Ibid, 5.52 Ibid, 8.

Page 10: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

27

subjektif, penjelasan (eksplanasi) menuntut pemahaman makna yang mendalam dari

tindakan yang diintepretasi.

Bagi Weber, tindakan selalu melibatkan pemikiran atau tindakan yang

menimbulkan makna, harus didasari pada empat ciri pokok, sebagai berikut;

1) Rangkaian kegagalan tindakan selalu berorientasi pada masa lalu, masa

sekarang dengan makna pembelajaran kepada orang lain di masa depan.

2) Tindakan dikatakan terjadi jika aktor (individu) memberikan makna

subjektif pada tindakan mereka. Tindakan ini dapat ditemukan di dalam

tindakan ekonomi. Tindakan ini sebagai sebuah tindakan sadar dan utama

kearah tindakan ekonomi, karena bukan persoalan imperatif subyek untuk

melakukan pertimbangan ekonomi, namun keyakinan ini sangat dibutuhkan.

3) Setiap tindakan yang terjadi, sepenuhnya memiliki karakter sosial, tindakan

itu memiliki makna apabila berorientasi kepada orang lain. Makna itu

berasal dari akibat pengaruh positif atas suatu situasi peristiwa yang

terjadi secara berulang-ulang.

4) Tindakan sosial itu identik dengan beberapa individu (kelompok). Tindakan

itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain

sebagai sebuah resultan dari kesatuan sebuah kelompok. Artinya, tindakan

individu sangat dipengaruhi oleh ruang kelompok yang terbatas.53 Bukan

berarti tindakan sosial itu sangat dipengaruhi oleh kelompok, tetapi tindakan

aktor individu sebagai tindakan kausalitas terhadap orang lain menjadi

tindakan berorientasi nilai. Sementara perilaku mengikuti orang lain

53 Max Weber, Economy and Society: An Outline Of Intepretative Sosiology, (Berkeley, LosAngles, London: Universitas Of California Pres, 1968), 22-23.

Page 11: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

28

merupakan tindakan palsu atau imitasi sebagai tindakan sosial. Disinilah

letak transisi yang membedakan kedua tindakan dalam kelompok.

Seseorang dapat melakukan tindakan rasional yang berorientasi tujuan

(zweckrational). Tindakan rasional mereka mungkin berorientasi pada nilai rasional

(wertrational). Aktor sangat ditentukan, bertindak dari motivasi emosional atau

afektif. Dalam tindakan aktor, tertanam habitus dari perilaku mereka yang

melibatkan tindakan tradisional.

Menurut Weber, tipe tindakan sosial aktor (individu) dibedakan menjadi

empat, berdasarkan orientasi tindakan, sebagai berikut:

1. Tindakan Instrumental Rasional (Zweckrational)

Tindakan instrumental rasional ditentukan berdasarkan harapan terhadap

perilaku orang lain atau melibatkan pluralitas sarana sebagai syarat untuk mencapai

tujuan. Dengan cara ini tindakan menjadi sangat instrumental.54 Tindakan

zweckrational adalah membandingkan tingkat rasionalitas yang ditunjukan oleh

individu-individu. Bagaimana seseorang mempertimbangkan cara apa yang

digunakan sebagai syarat atau kriteria untuk mencapai satu tujuan ekonomi atau

materi.

Dicontohkan dengan tindakan seorang insinyur yang sedang membangun

jembatan atau seorang jenderal yang ingin meraih kemenangan perang. Dalam kedua

kasus ini tindakan zweckrational dibedakan oleh fakta bahwa aktor tersebut

memahami tujuannya dengan jelas dan menggabungkan sarana dengan maksud untuk

mencapainya.

54 Ibid, 23.

Page 12: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

29

2. Tindakan Value-Rational (Wertratonal)

Tindakan itu rasional dikaitkan dengan kesadaran akan nilai tertentu. Tindakan

ini terjadi ketika individu menggunakan rasional, yaitu cara mencapai tujuan berbasis

nilai etika, estetika, agama atau bentuk perilaku lain yang terlepas dari prospek

keberhasilan.55

3. Tindakan Afektif (especially emotional)

Tindakan ini ditentukan oleh kondisi emosi aktor. Tindakan semacam itu

adalah antitesis rasionalitas, karena aktor yang bersangkutan tidak dapat tenang,

dengan menghilangkan penilaian hubungan antara tujuan akhir dan sarana atau

instrumen yang seharusnya digunakan untuk mencapai tujuan ini.56

4. Tindakan Tradisional

Tindakan tradisional terjadi ketika tujuan dan sarana tindakan ditetapkan oleh

adat dan tradisi.57 Apa yang penting dari tindakan tradisional adalah bahwa tujuan

akhir diambil begitu saja dan tampaknya wajar bagi aktor yang bersangkutan karena

mereka tidak dapat memahami kemungkinan tujuan alternatif. Ini adalah tindakan

yang dipandu oleh adat istiadat dan kepercayaan jangka panjang yang menjadi

kebiasaan.

55 Ibid,.56 Ibid,.57 Ibid,.

Page 13: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

30

Perlu untuk membicarakan konsep relasi sosial sebagai istilah yang sering

digunakan oleh kebanyakan aktor sejauh menjadi isi yang bermakna tindakan. Relasi

sosial menujuk kepada perilaku dari pluralitas para aktor sejauh tindakan masing-

masing saling mempertimbangkan satu dengan yang lain dan diorientasikan dalam

relasi tersebut. Dengan begitu, relasi sosial terdiri dari pobabilitas yang

memungkinkan adanya rangkaian tindakan sosial penuh makna, Probabilitas

tindakan-tindakan ini berkaitan dengan kekuasaan (power), secara khusus dominasi

(domination).58

Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai kemungkinan di mana seorang aktor

dalam satu relasi sosial akan berada pada posisi melaksanakan kehendaknya sendiri

walupun akan mendapatkan perlawanan (resistensi), tanpa memperdulikan basis

pada mana kemungkinan tadi berasal. Bagi Weber, dominasi merupakan sebuah

kasus khusus dari kekuasaan. Weber merumuskan dominasi menujuk pada kondisi di

mana perintah dengan isi khusus akang ditaati oleh orang-orang dalam kelompok

atau relasi sosial tertentu. Jadi dominasi adalah suatu kondisi probabilitas di mana

58 Ibid, 53.

Gambar 1. Tipe Orientasi Tindakan Sosial Weber

Page 14: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

31

seseorang yang bertindak dalam kuasa memberikan perintah kepada anggota

kelompok sosial dan mentaatinya.

Weber membedakan dua jenis dominasi, yaitu; pertama, dominasi karena

kekuasaan ekonomi adalah dominasi karena monopoli, sumber-sumber daya

ekonomi. Kedua, dominasi karena kepemilikan otoritas formal, seperti berlangsung

dalam lingkungan birokrasi negara atau pemerintahan dan ketentaraan. Kedua jenis

dominasi ini dalam praktiknya sulit dibedakan dengan tegas, karena keduanya saling

terkait dan mempengaruhi. Walaupun demikian, Weber dalam mengembangkan

konsep sosiologinya berkonsentrasi pada dominasi kepemilikan otoritas formal. Hal

yang perlu menjadi perhatian adalah bahawa perintah-perintah dari atasan diranggapi

dengan komitmen positif dan ditaati secara sukarela. Karena perintah-perintah itu

diterima sebagai kebenaran norma.

Weber mengatakan dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, sebagai

berikut:

1. Orientasi tindakan aktor sangat penting untuk sebagai kriteria untuk untuk

melakukan definisi. Orientasi tindakan aktor sangat beragam. Sifat orientasi

tindakan dalam relasi sosial dalam kemunculannya: konflik, daya tarik

seksual, persahabatan, sistem kelas, persaingan, ekonomi, dll. Ini semua

mengarah pada pada definisi relasi aktor dalam perkumpulan.

2. Walau demikian, relevansi makna tindakan sosial dalam hubungan relasi

sosial dapat dijelaskan. Ada makna yang bersifat eksklusif dari setiap

orientasi tindakan sosial, sepeti: gereja, negara, asosiasi, dan ritual

perkawinan.

Page 15: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

32

3. Makna subjektif tidak harus sama untuk semua pihak yang saling berientasi

dalam hubungan relasi sosial. Persahabatan, cinta kesetiaan, patriotisme

selalu berhubungan dengan orang lain sebagai bentuk timbal balik. Di lain

pihak, masing-masing mengartikan makna yang berbeda dari setiap makna

tindakan dan relasi sosial.

4. Relasi sosial dapat menjadi karakter hubungan sementara. Jika

kemungkinan hubungan itu berulang, maka ada makna subjektif sebagai

konsekuwensi tindakan yang diharapakan. Hubungan semacam ini dinilai

memiliki hubungan probabilitas berdasarkan sikap subjek individu.

5. Makna subjektif relasi sosial bisa berubah, ketika hubungan politik

berdasarkan solidaritas berkembang menjadi konflik kepentingan sebagai

sebuah perubahan baru. Ada kemungkinan terjadi perubahan makna

subjektif atau tetap konstan.

6. Konten makna tetap stabil apabila dalam relasi sosial mengharapakan

ketaatan oleh semua pihak sebagai mitra.

7. Makna relasi sosial dapat disepakati bersama. Bahwa semua pihak

bersepakat untuk melakukan kesepakatan ke arah masa depan. Semua pihak

mempertimbangkan itu sebagai tindakan rasional dari sebuah perjanjian.

Tindakan rasional sebagai sebuah fakta, memberikan derajat subjektif dalam

arti kesetiaan, tetapi sebagian juga menjadikan itu sebagai motivasi rasional

untuk melakukan kewajiban yang harus dipatuhi.59

59 Ibid, 26-28.

Page 16: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

33

Weber mengemukakan pendapatnya bahwa ada tiga tipe ideal otoritas kredibel

dalam sejarah, yakni otoritas tradisional, otoritas kharismatik, dan otoritas rasional-

legal.60 Tipe-tipe ini bertolak dari pendasaran validitas atau legitimasi

otoritas/dominasi.

Weber mendefinisikan ketiga otoritas legitimasi, sebagai berikut; Pertama,

Otoritas tradisional: didasarkan pada keyakinan-keyakinan akan kekudusan dari

tradisi dan kebiasaan-kebiasaan yang telah berakar dalam kehidupan masyarakat.

Tipe dominasi ini oleh kepala-kepala suku, para patriark dan aristokrat feodal.

Kedua, otoritas kharismatik: didasarkan pada pemujaan akan heroisme atau daya

tarik personal seorang tokoh heroik serta pola-pola normatif atau tatanan yang

diwahyukan atau ditahbiskan oleh tokoh itu. Sebagai contoh: pemimpin revolusioner,

nabi-nabi dan pahlawan menjalankan otoritas atau dominasi tipe ini. Ketiga, otoritas

rasional-legal: didasarkan pada aturan-aturan yang dibuat secara sengaja dan

diberikan kepada pemegang jabatan resmi dalam suatu komunitas atau organisasi.

Para birokrat dan para pejabat pemerintah memiliki otoritas rasional-legal ini.

Otoritas rasional-legal merupakan tipe utama dalam budaya masyarakat

modern yang berorientasi tindakan rasional—masyarakat berbudaya rasional.

Tindakan sosial masyarakat modern dibangun atas dasar otoritas rasional-legal.

Artinya tindakan manusia dalam konsteks interrelasi dan interaksi sosial individu

didasarkan pada aturan-aturan yang dibuat secara sengaja, rasional, konsisten dan

besifat formal dalam suatu komunitas atau oraganisasi. Aturan-aturan merupakan

kode resmi yang mencakupi setiap orang dalam komunitas atau oraganisasi tertentu.

60 Ibid, 215.

Page 17: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

34

Ini berkembang menuju dan dalam konteks organisasi rasional. Prinsip karakteristik

kerja staf administratif birokrasi adalah, sebagai berikut:

(1)Mereka bebas dan tunduk hanya pada otoritas hanya ataskewajiban resmi mereka; (2) Mereka adalah pribadi diaturdalam hirarki kantor yang jelas; (3) Setiap kantor memilikilingkup kompetensi yang jelas dalam pengertian hukum; (4)Kantor diisi oleh hubungan kontrak bebas. Dengan demikian,pada prinsipnya ada pilihan bebas; 5) Calon dipilih berdasarkankualifikasi teknis; (6) digaji oleh perbaikan gaji uang; (7) Kantordiperlakukan sebagai satu-satunya, atau paling tidak pekerjaanutama dari kedudukan; (8) Ini merupakan sebuah karir Adasistem promosi sesuai dengan senioritas atau pencapaian, ataukeduanya promosi bergantung pada penilaian superior; (9)Pejabat bekerja sepenuhnya terpisah dari kepemilikan saranaadministrasi dan tanpa penilaian posisinya; 10) Dia tunduk padadisiplin dan kontrol yang ketat dan sistematis dalammenjalankan kantor.

Weber juga mengungkapkan bahwa dominasi birokrasi mempunyai

konsekuwensi sosial, yakni (1) kecenderungan peningkatan perluasan basis

rekrutmen berdasarkan teknik, (2) kecenderungan pertumbuhan plutokrasi,61 (2)

dominasi spirit impersonal formalistik.

Weber menunjukkan bahwa birokrasi dan kapitalisme berjalan bergandengan

tangan. Kultur rasionalisasi dan spirit birokrasi ini berkembang menjadi fenomena

birokratis masyarakat, yang menimbulkan kekhawatiran tentang fenomena penjara

waktu: birokrasi (dan kapitalisme) menjadi penjara besi bagi masyarakat—sistem

dan struktur birokrasi mengalami proses kekakuan, menjadi kaku atau keras dan

tidak bisa diubah.

61 Sistem pemerintahan berdasarkan suatu kekuasaan atas dasar kekayaan yang dimiliki. Ploutos yangberarti kekayaan dan Kratos yang berarti kekuasaan.

Page 18: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

35

Menghadapi proses dan konsekuwensi sosial osifikasi (kekakuan) ini, Weber

menujuk pada peran kepemimpinan kharismatik untuk menghidupkan kemabali

energi dan dinamika birokrasi.

Weber juga menunjukkan bahwa proses kemuduran kharisma bisa terjadi di

dalam struktur kelembagaan permanen, ketika kharisma memasuki rutinitas

mengikuti dinamika kehidupan sehari-hari yang telah terinternalisasi, di mana

kharisma mulai mengalami proses strukturasi atau institusionalisasi. Tercangkok di

dalam sistem kerja mekanik birokrasi, sehingga kharisma menjadi sekedar opname

mekanik dari struktur atau institusi.

2.4 Ruang Publik

Dalam konteks perubahan sosial, tawaran pendekatan atau cara kerja

berdasarakan teori sosiologi klasik seperti Karl Marx merupakan antipati yang

menciptakan kesenjangan antar kelas sosial. Artinya, akan melahirkan proses

dominasi tiada henti. Melahirkan fobia sosial, mewariskan kecemasan-kecemasan

antar relasi dan memperuncing permusuhan antar kelas sosial.

Jurgen Habermas menawarkan pendekatan lain dalam ketegangan filsafat dan

ilmu pengetahuan sosiologi. Teori kritis Habermas lahir sebagai kritik tehadap

kebekuan ilmu pengetahuan terhadap satu kutub permasalahan empiris, yaitu

idiologi. Kritik tersebut membidik bentuk-bentuk penindasan idiologis, yang

melanggengkan konfigurasi masyarakat dalam hal emansipasi, melanggengkan status

quo satu kelas masyarakat tertentu.

Page 19: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

36

Kedalaman teori ini akan banyak dipengaruhi oleh karya Habermas tentang

“The Struktural Transformation of the Public Sphere: An Inguiry into a Catagory of

Bourgeois Society” sebagai acuan menelisik konsep ruang publik. Gagasan-gagasan

ini dibangun atas pergolakan sosial abad dunia Barat: Inggris, Perancis, dan Jerman

di penghujung abad 18 dan 19.

Dalam pengantar awal, Habermas membedakn istilah publik dan ruang publik

dalam penggunaan oprasional istilah berdasarkan kemiripan makna antar kedua kata.

Istilah ini secara sosio-sejarah dalam dunia insdusti maju berakar sebagai tahap-tahap

perubahan negara dan kesejahteraan sosial. Kedua diksi ini merupakan warisan

bahasa yang sulit diungkapkan dalam kerancuan makna.62

Habermas berupaya meletakan istilah-istilah ini sebaik mungkin. Dalam peran

dan tindakan seperti itu kesadaran tehadap satu konteks yang disebut ruang publik

perlu dibangun. Dalam warisan Yunani kuno sampai Romawi kuno, ruang “sphare”,

ruang publik dimengerti sebagai konsep polis yang terbuka bagi warga negara yang

merdeka. Konsep ruang publik ingin mendorong partisipasi warganegara untuk

mengubah praktik sosio-politik. Oposisi kata ini yaitu, Oikos adalah ruang individu

yang hidup sendiri-sendiri.63 Kehidupan publik yaitu, bios politikos, berlangsung

seperti pasar.

Dalam konteks ini untuk mendudukan tepat pada konteksnya, ruang publik

roma bermacam-macam, seperti pengadilan, satadion, orang asing yang dipanggil

oleh mejelis rakyat. Habermas, menyatakan bahwa konsep ini diketahui dalam tatan

62 Jurgen Habermas, The Struktural Transformation of the Public Sphere: An Inguiry into aCatagory of Bourgeois Society, Terj, Thomas Burger, (Firts MIT Press: Cambridge, 1991), 1.

63 Ibid, 3.

Page 20: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

37

politisnya, dibangun berdasarakan tatanan ekonomi perbudakan patrimonial. Warga

negara dibebaskan dari kerja produktif sebagai otonomi privat, hadir sebagai kepala

rumah tangga yang jadi tempat partisipasi publik.64 Ruang privat diletakan pada

rumah tangga. Berarti kekayaan, kekuasaan dan kontrol terhadap tenaga kerja,

kepemilikan budak, dianggap sebagai kepala rumah tangga dan di akui oleh polis,

yang didasarkan pada status sebagai penguasa.

Menurut Habermas, dua istliah publikus dan privatus, merupakan dinamika

kelompok kelas dalam kondisi seistem dominasi feodal yang didasarkan pada

otoritas rakyat jelata dan ninggrat. Walaupun begitu, dengan pertimbangan

pengorganisasian ekonomi dan kerja sosial berlangsung di dalam rumah tangga.

Tetapi bahwa proses produksi dalam posisi sebagai feodal tidak dapat di samakan

dengan otoritas privat. Keduanya memiliki kedaulatan tinggi-rendah namun sulit

diberi batas yang jelas.65

Publikus dan privat pada di kemudian pada konteks Jerman mengalami

pergeseran makna. Makna privat yang khusus dikenakan juga pada feodal dengan

hak khusus. Istitilah ini lebih menujuk pada sipil yang dapat memberi perintah. Kata

“ketuanan” dan “publikus” dianggap sinonim dan “kepublikan” (publicare)

diartikan sebagai memerlukan seorang tuan. Bahkan makna kata itu ambigu,

diartikan sebagai komunal, dapat diakses oleh semua tanpa hak khusus.66

Habermas menyatakan, secara sosiologis kalau diacu pada kriteria lembaga,

ruang bublik dalam pengertian dapat dibedakan dari ruang privat belum dapat

64 Ibid,.65 Ibid, 5.66 Ibid, 6.

Page 21: TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN RUANG PUBLIK - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16933/2/T2_752016022_BAB II...Teori tindakan sosial menurut Weber, digunakan menjadi pisau bedah

38

dibuktikan sampai pada abad pertenagahan. Ia mencontohkan ketuanan raja inggris

yang menikmati “kepublikan”, ini disebabkan ketuanan yang direpresentasikan.

Konsep representasi/perwakilan dalam pengertian seperti ini telah menjadi turunan,

bahkan dijamin dalam konstitusi, yang menyatakan representasi/perwakilan dapat

dilakukan hanya dalam urusan-urusan publik ataiu sebaliknya untuk urusan privat

tidak bisa diwakilkan.67

Tegasnya, representasi/perwakilan merupakan kepura-puraan dalam membuat

sesuatu, yang tidak nampak menjadi nampak melalui kehadiran publik. Kata-kata

seperti kesepurnaan, ketinggian, keagungan, kejayaan, kehormatan dan kemuliaan

berusaha mencirikan kekhasan dari satu mahkluk yang sanggup mewakili atau

merepresentasi ini. Representasi juga menujuk pada pementasan publisitas dari

kekuasaan feodal kerajaan dan gereja, yakni para uskup, kesatria, bangsawan dan

para penguasa kota yang di undang kaisar untuk berkumpul, sebagai perkumpulan

delegasi, maka bukan ini yang dimaksudkan. Tetapi selama mereka berasal dari di

dalam wilayah negeri itu sendiri, inilah yang dimaksudkan representasi.68

Kendurungan mendominasi di akhir abad ke-18, kekuasaan feodalisme gereja,

para penguasa dan kaum bangsawan yang menjadi representasi publik tepecah.

Status gereja pun berubah menjadi urusan privat pada masa reformasi, otoritas yang

diwakilkan agama menjadi urusan privat. Kaum bangsawan, elemen prerogatif

politik, birokrat, milter, parlemen, dan peradilan menjadi urusan publik.69

67 Ibid, 7.68 Ibid,.69 Ibid, 11-12.