Teori teori psikologi perkembangan
-
Upload
owner-fashion -
Category
Presentations & Public Speaking
-
view
421 -
download
0
Transcript of Teori teori psikologi perkembangan
TEORI-TEORI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN 2013 / 2014
DISUSUN OLEH : YOGI HANADIOKTA PUTRA HARISMA L. RIO MARHASAN AN NISA ILMA P. IENDAH SRI LESTARI N. F. DEWI KUSUMANINGSIH NITA RISQILA DESY PUTRI L. RATNA ENDAH W.
MACAM-MACAM TEORI PERKEMBANGAN
TEORI BIOLOGI
TEORI LINGKUNGAN
TEORI PSIKODINAMIKA
KONSEP TEORI KEROHANIAN
KONSEP TEORI INTERAKSIONISME
TEORI BIOLOGITeori ini menitik beratkan pada pengaruh bakat,perkembangan tidak secara spontan, dan jika perkembangan telah maju tidak dapat mundur lagi. Pengaruh lingkungan yang menguntungkan dan tidak menguntungkan ikut menetukan sifat yang dimiliki organisme dalam periode tertentu ( fenotype ).
TEORI LINGKUNGANTeori lingkungan ( Ekologis )memberikan tekanan pada sistem lingkungan. Tokoh utama teori ekologi adalah Urie Brofenbrenner. Dalam teori Ekologisnya, Brofenbrenner mengambarkan empat kondisi lingkungan dimana perkembangan terjadi, yaitu Mikrosistem, Mesosistem, Ekosistem, dan Makrosistem.
TEORI PSIKODINAMIKATeori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwa
atau kepribadian seseorang ditentukan oleh
komponen dasar yang bersifat sosio-efektif,yakni
keteganggan yang ada dalam diri seseorang itu ikut
menentukan dinamikanya ditengah lingkungannya.
KONSEP TEORI ILMU KEROHANIANMenurut pendapat Dilthey (1833-1911) ia
mengemukakan bahwa gejala-gejala psikis seseorang
tidak mungkin dapat diterangkan seperti halnya
dilakukan pada gejala-gejala fisik. Hal itu dapat
dilakukan pada gejala fisiologi seperti misalnya pada
permulaan pemasakan sesuak (pubertas atau permulaan
masa remaja). Pemasakan seksual adalah suatu gejala
psikologis tetapi remaja memberikan suatu arti dalam
keseluruhan struktur psikologinya.
Teori InteraksionismeMenurut teori ini, perkembangan jiwa atau perilaku anak ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya. Maksud perkembangan kognitif seorang anak bukan merupakan perkembangan yang wajar, melainkan ditentukan interaksi budaya.
Pengaruh datang dari pengalaman dalam berinteraksi budaya serta dari penamaan nilai-niai lewat pendidikan (disebut transmisi sosial) itu diharapkan mencapai suatubstadium yang disebut ekuilibrasi yakni keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi pada diri anak.