Teori Semiotika Roland Barthes

download Teori Semiotika Roland Barthes

of 3

Transcript of Teori Semiotika Roland Barthes

TEORI SEMIOTIKA ROLAND BARTHES Secara etimologis semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti penaIsiran tanda atautandadimanasesuatudikenal.Semiotikaialahilmutentangtandaataustuditentang bagaimanasistempenandaanberIungsi.SemiotikaialahcabangilmudariIilsaIatyang mempelajati'tandadanbiasadisebutIilsaIatpenanda.Semiotikaadalahteoridananalisis berbagai tanda dan pemaknaan. Roland Barthes dalam teorinya tersebut mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan,yaitutingkatdenotasidankonotasi.Denotasiadalahtingkatpertandaanyang menjelaskanhubunganpenandadanpetandapadarealitas,menghasilkanmaknaeksplisit, langsung dan pasti. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti. (Yusita Kusumarini, 2006) Roland Barthesadalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik padakenyataanbahwakalimatyangsamabisasajamenyampaikanmaknayangberbedapada orang yang berbeda situasinya. RolandBarthesmeneruskanpemikirantersebutdenganmenekankaninteraksiantarateks denganpengalamanpersonaldankulturalpenggunanya,interaksiantarakonvensidalamteks dengankonvensiyangdialamidandiharapkanolehpenggunanya.GagasanBarthesinidikenal dengan'orderoIsigniIication,mencakupdenotasi(maknasebenarnyasesuaikamus)dan konotasi(maknagandayanglahirdaripengalamankulturaldanpersonal).Disinilahtitik perbedaanSaussuredanBarthesmeskipunBarthestetapmempergunakanistilahsigniIier-signiIied yang diusung Saussure. Barthesjugamelihataspeklaindaripenandaanyaitu'mitosyangmenandaisuatu masyarakat.'MitosmenurutBarthesterletakpadatingkatkeduapenandaan,jadisetelah terbentuksistemsign-signiIier-signiIied,tandatersebutakanmenjadipenandabaruyang kemudianmemilikipetandakeduadanmembentuktandabaru.Jadi,ketikasuatutandayang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi,makamaknadenotasitersebutakanmenjadimitos.Misalnya:Pohonberinginyang rindangdanlebatmenimbulkankonotasi'keramatkarenadianggapsebagaihunianpara makhluk halus. Konotasi 'keramat ini kemudian berkembang menjadi asumsi umum yang melekat pada simbol pohon beringin, sehingga pohon beringin yang keramat bukan lagi menjadi sebuah konotasi tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaan tingkat kedua. Pada tahap ini, 'pohon beringin yang keramat akhirnya dianggap sebagai sebuah Mitos. SemiotikaBarthestersusunatastingkatan-tingkatansistembahasa.UmumnyaBarthes membuatnya dalam dua tingkatanbahasa. Bahasa tingkat pertama adalahbahasasebagai obyek dan bahasa tingkat kedua yang disebut dengan meta bahasa. Bahasa ini merupakan suatu sistem pembacaansemiotik tandayangmemuatsigniIier(penanda)dansigniIied(petanda).Sistem tandakeduaterbangundanmenjadipenandadanpenandatingkatpertamaberubahmenjadi petanda baru yang kemudian memiliki penanda baru sendiri dalam suatu sistem tanda baru dalam taraIyanglebihtinggi.Sistemtandapertamakadangdisebutsebagaidenotasiatausistem termilogi,sedangkansistemtandakeduadisebutsebagaikonotasiatausistemretorisatau mitologi.Biasanyabeberapatandadenotasidapatdikelompokkanbersamauntukmembentuk suatu konotasi tunggal; sedangkan petanda konotasi berciri sekaligus umum, global, dan tersebar. PetandainidapatpuladisebutIragmenideologi.Petandainimemilikikomunikasiyangsangat dekatdenganbudaya,pengetahuan,dansejarah.Dandapatdikatakanbahwa'ideologiadalah bentuk petanda konotasi dan 'retorika adalah bentuk konotasi (Barthes, 1967;91-92). Konotasidanmetabahasaadalahcerminanyangberlawanansatusamalainnya. Metabahasaadalahoperasi-operasiyangmembentukmayoritasbahasa-bahasailmiahsebagai petanda,diluarkesatuanpetanda-petandayangasli,dapatdikatakanberadadiluarsebuahalam deskriptiI.Sedangkankonotasimeliputibahasa-bahasayangutamabersiIatsosialdalamhal untukmemberikanpesan-pesanliteraldanmemberikandukunganbagimakna.Penyatuan konotasidanmetabahasaakanmemberikanpeluanguntukmenghadirkansebuahsistematau petandaketigayangsecaraalamidilengkapiolehsebuahkodeekstra-linguistikyang substansinya adalah obyek atau imaji. Kode sebagai sistem makna yang ketiga (makna luar) yang lengkap sebagai acuan dari setiap tanda (Barthes, 1974; 18-20) yang terdiri dari lima jenis kode. LIMA JENIS KODE BARTHES SEBAGAI ACUAN SETIAP TANDA: 1.Hermeneutik Dibawahkodehermeneutik,orangakanmendaItarberagamistilah(Iormal)yangberupa sebuah teka-teki (enigma) dapat dibedakan, diduga, diIormulasikan, dipertahankan, dan akhirnya disingkapi. Kode ini disebut pula sebagai suara kebenaran (The Voice oI Truth). 2.Proairetik Merupakan tindakan naratiI dasar (basic narrative action) yang tindakan tindakannya dapat terjadi dalamberbagaisikuenyangmungkin diindikasikan. Kodeinidisebut pulasebagaisuara empirik. 3.Budaya SebagaireIerensikepadasebuahilmuataulembagailmupengetahuan.Biasanyaorang mengindikasikankepadatipepengetahuan(Iisika,Iisiologi,psikologi,sejarahtermasuk arsitektur). Danmencoba untukmengkonstruksikansebuahbudayayangberlangsung padasatu kurunwaktutertentuyangberusahauntukdiekspresikan.Kodeinidisebutpulasebagaisuara ilmu. 4.Semik Merupakansebuahkoderelasi-penghubung(medium-relaticcode)yangmerupakan konotasidariorang,tempat,obyekyangpetandanyaadalahsebuahkarakter(siIat,atribut, predikat). 5.Simbolik TemamerupakansesuatuyangbersiIattidakstabildantemainidapatditentukandan beragambentuknyasesuaidenganpendekatansudutpandang(prespektiI)pendekatanyang dipergunakan.