Teori Penunjang dalam Penelitian Kualitatif
Transcript of Teori Penunjang dalam Penelitian Kualitatif
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 1
Teori-Teori Penunjang dalam
Penelitian Kualitatif
Fenomenologi
Hermeneutik
Interaksi Simbolik
Etnometodologi
Teori Budaya
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 2
FENOMENOLOGI
Perspektif ini mengarahkan bahwa apa
yang dicari peneliti dalam kegiatan
penelitiannya, bagaimana melakukan
kegiatan dalam situasi penelitian, dan
bagaimana peneliti menafsir beragam
informasi yang telah digali dan dicatat,
semuanya bergantung pada perspektif
teoritis yang digunakannya
(Bogdan&Taylor,1975)
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 3
Memandang perilaku manusia, apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan adalah sebagai suatu produk dari bagaimana orang melakukan tafsir terhadap dunia mereka sendiri.
Tugas penelitian kualitatif adalah untuk menangkap proses tersebut dan untuk itu diperlukan apa yang disebut oleh Weber verstehen, atau pemahaman empatik dengan cara merasa berada di dalam diri orang lain yaitu kemampuan untuk mereproduksi diri di dalam pikiran orang, perasaan,motif yang menjadi latarbelakang kegiatannya (participatant’s point of view).
Penelitian dengan pendekatan fenomenologi berusaha untuk memahami makna dari berbagai peristiwa dan interaksi manusia di dalam situasinya yang khusus. Penelitian dengan cara ini dimulai dengan sikap diam dan terbuka tanpa prasangka
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 4
Para penganut fenomenologi percaya bahwa ada berbagai cara bagi manusia untuk menginterpretasikan pengalamannya sehari-hari lewat interaksi dengan orang lain, dan makna dari pengalamannya itulah yang menyusun realitas bagi dirinya.
Oleh karenanya diyakini bahwa realitas terbentuk dari interaksi sosial yang telah dilakukannya (socially constructed).
Atas dasar itu penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pengertian atas subjeknya dari pandangan subjek itu sendiri (Bogdan&Biklen, 1982)
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 5
Suatu peristiwa selalu harus dilihat dari
beragam perspektif dari orang-orang yang
terlibat, baik secara aktif maupun pasif
dalam peristiwa tersebut.
Cara pandang ini membentuk simpulan
multiperspektif yang menimbulkan makna
intersubjektif, dengan memerhatikan
beragam alasan mengapa dan bagaimana
terjadinya tafsir makna mengenai suatu
peristiwa.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 6
HERMENEUTIK
Hermeneutik mengarah pada penafsiran ekspresi yang penuh makna dan dilakukan dengan sengaja oleh manusia.
Artinya, kita melakukan interpretasi atas interpretasi yang telah dilakukan oleh pribadi atau kelompok manusia terhadap situasi mereka sendiri (Smith, 1984)
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 7
Dalam sebuah interpretasi terhadap suatu
hasil karya, diyakini bahwa karya atau
peristiwa memiliki makna dari interpretasi
para pelaku atau pembuatnya.
Karya atau peristiwa yang merupakan
interpretasi atau sesuatu tersebut
selanjutnya menghadapi pembaca atau
pengamatnya dan ditangkap dan
diinterpretasi pula.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 8
Menurut Gadamer ( 1976), dalam
menjelaskan sebuah karya seni, setiap
karya akan selalu diciptakan kembali oleh
pengamatnya, atau dengan kata lain,
mendapatkan makna baru yang diciptakan
oleh pengamatnya.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 9
Perlu dipahami bahwa makna ekspresi
manusia selalu terikat dan tak mungkin
dapat dipisahkan dari konteksnya.
Dengan demikian untuk memahami suatu
ekspresi, orang harus memahami
konteksnya, dan untuk memahami
konteksnya orang harus memahami
ekspresi-ekspresi individual
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 10
Hermenutik mempersyaratkan suatu aktivitas
konstan dari interpretasi antara bagian dengan
keseluruhannya, yang merupakan suatu proses
tanpa awal dan juga tanpa akhir.
Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
seorang peneliti hanya dapat menyajikan suatu
interpretasi(didasarkan pada nilai-nilai,minat,
dan tujuan ) atas interpretasi orang lain atau
subjek yang diteliti yang juga didasarkan pada
nilai-nilai,minat dan tujuan mereka sendiri
(Smith&Heshusius,1986)
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 11
Seorang peneliti kualitatif tak pernah menganggap bahwa setiap deskripsi bersifat definitif. Ia selalu meningkatkan kesungguhan dan kemungkinan-kemungkinan reflektifnya.
Validitas keputusan mengenai sesuatu dapat diwujudkan dari deskripsi yang tegas,bersama-sama dengan pengalaman orang lain dalam suatu konteks antarsubjektif, termasuk di dalamnya juga melibatkan interpretasi penelitinya.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 12
Pola kerja semacam inilah yang
menyebabkan penelitian kualitatif bersifat
multiperspektif untuk mendapatkan
simpulan makna mengenai sesuatu yang
bersifat intersubjektif.
Hubungan antara peneliti dengan yang
diteliti tidak linier tetapi terjadi secara
dialektik interaktif.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 13
Jadi….dalam hermeneutik tidak ada tafsir
tunggal yang dapat menyatakan
pandangan keseluruhan, maka sejauh
yang dapat didukung oleh fenomenanya,
adalah sangat mungkin keragaman tafsir
yang terjadi dapat digabungkan ke dalam
penafsiran makna yang lebih kaya.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 14
INTERAKSI SIMBOLIK
Asumsi : bahwa pengalaman manusia
diperoleh lewat interpretasi.
Objek, situasi,orang dan peristiwa tidak
memiliki maknanya sendiri. Adanya dan
terjadinya makna dari berbagai hal
tersebut karena diberi berdasarkan
interpretasi dari orang yang terlibat.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 15
Di dalam melakukan interpretasi
seseorang dapat menggunakan bantuan
dari orang lain, dalam aktivitas dan
pergaulan hidupnya sehari-hari,baik
dengan orang-orang dengan masa
lampaunya yang berbeda-beda,misalnya
para penulis, anggota keluarga,serta orang
lain yang dijumpainya di tempat kerja dan
tempat bermain,maupun dalam informasi
tertulis.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 16
Lewat interpretasi orang lain, seseorang
membentuk makna tentang sesuatu.
Orang secara konstan berada di dalam
suatu proses interpretasi dan definisi
selama mereka bergerak dari satu situasi
ke situasi yang lain.
Semua situasi terdiri dari para pelaku
dengan kegiatannya dan juga berbagai
objek fisik yang terdapat dlam situasi
tersebut.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 17
Dalam setiap kasus, suatu situasi memiliki
makna hanya lewat interpretasi orang-orang dan
juga definisinya mengenai situasi tersebut.
Situasi atau aspek-aspeknya didefinisikan
secara berbeda oleh pelaku yang berbeda
berdasarkan atas sejumlah alasan tertentu.
Salah satu alasan adalah bahwa setiap pelaku
membawa serta masa lampaunya yang unik dan
suatu cara tertentu dalam menginterpretasikan
apa yang dilihat dan dialaminya.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 18
Di dalam perspektif IS semua organisasi
sosial terdiri dari para pelaku yang
mengembangkan definisi tentang suatu
situasi atau perspektif lewat proses
interpretasi dan mereka bertindak dalam
atau sesuai dengan makna definisi
tersebut.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 19
ETNOMETODOLOGI
Etnometodologi lebih sering menekankan pada
subjek pokok yang diteliti dan biasanya kurang
menyatakan atau menjelaskan metode yang
digunakan oleh para penelitinya.
Ia merupakan studi tentang bagaimana individu
mencipta dan memahami kehidupan sehari-
harinya, atau metode pencapaian yang
digunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 20
Subjek penelitiannya adalah orang atau
kelompok dalam berbagai situasi khusus
di dalam masyarakat kita.
Para peneliti berusaha mengerti
bagaimana orang memandang dan
merumuskan struktur di dunia kehidupan
sendiri sehari-hari.
Tri Nugroho Adi,M.Si./MPK Kual. 21
TEORI BUDAYA
Budaya merupakan pengetahuan yang diperoleh seseorang dan digunakan untuk menginterpretasikan pengalaman yang menghasilkan perilakunya ( Spradley,1980)
Apa yang dilakukan dan mengapa orang melakukan berbagai hal dalam kehidupannya selalu didasarkan pada definisi menurut pendapatnya sendiri yang dipengaruhi secara kuat oleh latarbelakang budayanya yang khusus.
Budaya yang berbeda melatih orang secara berbeda pula di dalam menangkap makna persepsi (Knober, 1971), karena kebudayaan merupakan cara khusus dalam membentuk pikiran dan pandangan manusia (Cohen,1971)