Teori Pengukuran 2

29
BAB 4 TEORI PENGUKURAN Objek Pembelajaran Setelah membaca bab ini, diharapakan Anda memiliki pengetahuan sebagai berikut: 1. Mengetahui proses pengukuran 2. Mengetahui interval dan skala rasio pengukuran nominal, dan ordinal 3. Mengetahui pengoperasian skala 4. Mengetahui perbedaan antara pengukuran fundamental dan turunan 5. Mengetahui arti dari keandalan dan ketepatan dalam pengukuran Pengukuran merupakan bagian penting dari pengamatan ilmiah. Pengukuran dilakukan sebagaimana yang ditunjukkan dalam akuntansi, karena data kuantitatif dari pengukuran dapat memberikan informasi yang lebih besar untuk berbagai hal daripada data kualitatif. Karena pengukuran merupakan atribut yang dilaporkan dalam laporan keuangan, (misalnya aset, pendapatan dan kewajiban) yang merupakan fungsi penting dalam akuntansi, pengukuran akan lebih bermanfaat digunakan untuk menguji teori pengukuran. 1. Pengertian Pengukuran Menurut Campbell, orang yang pertama menangani masalah pengukuran, definisi pengukuran adalah:

description

teori pengukuran dalam akuntansi

Transcript of Teori Pengukuran 2

Page 1: Teori Pengukuran 2

BAB 4

TEORI PENGUKURAN

 

 

Objek Pembelajaran

            Setelah membaca bab ini, diharapakan Anda memiliki pengetahuan sebagai berikut:

1. Mengetahui proses pengukuran2. Mengetahui interval dan skala rasio pengukuran nominal, dan ordinal3. Mengetahui pengoperasian skala4. Mengetahui perbedaan antara pengukuran fundamental dan turunan5. Mengetahui arti dari keandalan dan ketepatan dalam pengukuran

        Pengukuran merupakan bagian penting dari pengamatan ilmiah. Pengukuran dilakukan sebagaimana yang ditunjukkan dalam akuntansi, karena data kuantitatif dari pengukuran dapat memberikan informasi yang lebih besar untuk berbagai hal daripada data kualitatif. Karena pengukuran merupakan atribut yang dilaporkan dalam laporan keuangan, (misalnya aset, pendapatan dan kewajiban) yang merupakan fungsi penting dalam akuntansi, pengukuran akan lebih bermanfaat digunakan untuk menguji teori pengukuran.

1. Pengertian Pengukuran

             Menurut Campbell, orang yang pertama menangani masalah pengukuran, definisi pengukuran adalah: “The assignment of numerals to represent properties of material systems other than numbers yang berarti penentuan angka-angka yang menggambarkan  sifat-sifat  sistem material dan bilangan-bilangan didasarkan  pada hukum yang mengatur  tentang sifat-sifat”. Sedangkan menurut Stevens seorang ahli teori pengukuran ilmu sosial, pengukuran disebut sebagai: “assignment of numerals to objects or events according to rules yang berarti penentuan angka-angka yang ada kaitannya dengan objek-objek ataupun peristiwa-peristiwa sesuai dengan  peraturan”. Sepintas, definisi tersebut tampak sangat mirip, namun sesungguhnya yang pertama lebih tradisional dan sempit cakupannya. Pada definisi Campbells, perbedaan dibuat antara sifat sistem dan sistem itu sendiri. “Sistem” merupakan objek atau peristiwa seperti yang disebutkan Stevens: rumah, meja, orang, asset dan jarak tempuh. Aspek spesifik atau karakteristik dari sistem seperti: berat, panjang, lebar, atau warna. Kita

Page 2: Teori Pengukuran 2

selalu mengukur sifat dan bukan sistem itu sendiri. Dalam hal ini, definisi Campbells lebih tepat dari Stevens. Perhatikan bahwa dalam definisi Campbells tugas yang harus dilakukan sesuai dengan “hukum” yang mengatur sifat yang diberikan, sedangkan Stevens hanya memerlukan “aturan” terhadap setiap seperangkat aturan. Artinya, Campbells melihat pengukuran sebagai suatu sistem sedangkan Stevens melihatnya sebagai objek atau peristiwa.

          Sterling sendiri tidak sependapat dengan keluasan definisi Stevens, dia berpendapat bahwa, “Dibutuhkan pembatasan pada jenis aturan yang dapat digunakan”. Jika tidak, setiap penempatan angka dapat disebut pengukuran, tentu saja bertentangan dengan pemahaman yang kita miliki dari istilah tersebut.

            Pengukuran melibatkan hubungan sistem bilangan formal untuk beberapa sifat dari objek atau kejadian dengan rata-rata aturan semantik. Aturan-aturan ini terdiri dari operasi yang dirancang untuk membuat sambungan (definisi operasional). Pengukuran ini dimungkinkan karena hubungan satu ke satu (isomorfisma) antara karakteristik tertentu dari sistem angka, sebagaimana dinyatakan dalam model matematika dan hubungan antara objek-objek atau peristiwa yang berkaitan dengan sifat yang diberikan. Ketika angka tersebut ditempatkan ke objek atau peristiwa, dalam model matematika mencerminkan hubungan antara objek-objek atau peristiwa, maka sifat dari objek atau peristiwa dikatakan diukur jika skala telah ditetapkan. Stevens menyatakan:

        Saat ini korespondensi antara model formal dan empiris sangat erat kaitannya, kita             mampu menemukan suatu kebenaran dengan menguji model itu sendiri.

            Dalam pandangan ini, proses pengukuran serupa dengan pendekatan teori formulasi dan pengujian yang telah disebutkan sebelumnya. Sebuah pernyataan dinyatakan secara matematis, adalah maju. Aturan semantik (operasi) yang dirancang untuk menghubungkan simbol pernyataan ke objek atau peristiwa tertentu. Ketika kita melihat hubungan antara pernyataan secara matematika yang berkorelasi dengan hubungan dari objek atau kejadian, maka pengukuran atas objek atau kejadian tersebut telah terjadi.

1. Skala Pengukuran

          Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika aturan semantik digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada objek atau kejadian.

          Sebuah skala menunjukkan berapa banyak informasi yang mewakili angka sehingga memberikan arti kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung

Page 3: Teori Pengukuran 2

kepada aturan sematik yang digunakan. Menurut Stevens, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal, ordinal, interval atau rasio.

1. a.      Skala Nominal 

        Dalam skala nominal, angka hanya digunakan sebagai sebuah label. Contohnya adalah penomoran pemain sepak bola yang diberikan oleh Stevens.

        Sebagai alat pengukuran, banyak teori yang tidak sependapat dengan skala nominal. Torgerson menyatakan:

  “Dalam pengukuran, angka yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau tingkat kepemilikan dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu sendiri. Sedangkan dalam  skala nominal, nomor menunjukkan kepada objek atau kelompok dari objek.”    Skala nominal hanya merupakan klasifikasi. Torgerson menunjukkan, pengukuran mengacu pada sifat objek, sedangkan dalam skala nominal angka sering menunjukkan benda itu sendiri, seperti penomoran atau penamaan pemain dalam tim olahraga.

1. b.      Skala Ordinal

            Skala ordinal diciptakan ketika sebuah operasi peringkat objek-objek dipertanyaan berkaitan dengan sifat yang diberikan. Misalnya, seorang investor memiliki tiga peluang untuk melakukan investasi dengan jumlah uang tertentu. Mereka peringkat 1, 2, 3. Menurut NPV (Net Present Value) dengan menduduki peringkat 1 tertinggi dan terendah 3 yang menciptakan skala ordinal, himpunan angka tersebut mengacu pada alternatif investasi. Angka-angka tersebut menunjukkan urutan besarnya NPV dan profitabilitas mereka.

            Kelemahan skala ordinal adalah interval antara angka-angka (1 sampai 2, 2 sampai 3 dan 1 sampai 3) tidak menceritakan hal-hal tentang perbedaan dalam kualitas sifat yang mereka wakili. Contoh, dalam hal (NPV), opsi 2 mungkin sangat dekat dengan opsi 1, dan opsi 3 mungkin jauh kurang dari opsi 2. Kelemahan lain adalah angka tidak signifikan “berapa banyak” dari atribut sifat objek.

            Torgeson berpendapat bahwa beberapa skala ordinal memiliki “natural origin”, yaitu titik nol. Hal ini diterapkan pada peringkat investasi, titik nol dapat menjadi titik netral dimana dalam satu arah diharapkan dapat menguntungkan semua alternative, dan diharapkan arah lain tidak menguntungkan.

1. c.       Skala Interval 

Page 4: Teori Pengukuran 2

          Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala ordinal. Tidak hanya memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skala yang diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan, misal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka selain kita dapat mengatakan bahwa suhu di ruangan B lebih panas, kita juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A. Kelemahan skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.

            Kelemahan dari skala interval adalah titik nol sewenang-wenang ditetapkan sehingga angka-angka tidak berarti bagi skala rasio. Sebagai contoh, misalkan kita mengukur tinggi dari kelompok laki-laki pada skala interval dan menetapkan nomor ke masing-masing sesuai dengan berat badannya sesuai dengan rata-rata kelompok. Jika A 3cm di atas rata-rata, kemudian kita memberi dia nomor 3+. Dan jika B 5cm di bawah rata-rata, kita akan memberi dia nomor -5. Dalam skala ini, kita tidak tahu berapa tinggi A atau B. B mungkin paling pendek di kelompok.

1. d.      Skala Rasio

                Skala rasio adalah skala yang:

1. Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian2. Interval antar objek diketahui dan sama3. Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek

terakhir diketahui

             Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter dan panjang B adalah 20 m, kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10 meter lebih panjang dari A, tetapi B juga dua kali lebih panjang dari A. Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang digunakan, maka sistem pengukuran akan menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang   digunakan dan pengambil keputusan akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal ini tidak berlaku dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga variabel-variabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran yang berbeda tersebut tidak memberikan informasi yang sama.

                Contoh skala rasio dalam akuntansi adalah penggunaan dolar untuk mewakili biaya dan nilai. Jika aset A biayanya $ 10.000 dan asset B biaya $ 20.000, kita dapat menyatakan bahwa biaya B dua kali lipat A. 0 poin ada, karena tidak adanya 0 menunjukkan biaya atau nilai, seperti 0 untuk panjang berarti tidak panjang sama sekali.

Page 5: Teori Pengukuran 2

1. 3.      Permissible Operations of Scales (Pengoperasian Skala)

          Salah satu alasan untuk membahas skala adalah bahwa aplikasi matematika tertentu diperbolehkan hanya untuk jenis skala yang berbeda. Skala rasio memungkinkan untuk semua operasi aritmatika dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, aljabar, geometri analitik, kalkulus, dan metode statistik. Sebuah skala rasio tetap invarian (tetap) atas seluruh transformasi ketika dikalikan dengan sebuah konstanta. Sebagai  contoh misalnya:

X’ = cX

          Apabila X dapat menggambarkan semua titik-titik  pada skala tertentu, dan setiap titik  dikalikan dengan kontanta c,  maka hasil skala X’ juga menjadi skala rasio. Alasannya adalah  karena struktur skalanya adalah invarian  kiri.

1. Urutan peringkat titik-titiknya tidak berubah2. Rasio titik-titik tidak berubah3. Titik nol tidak berubah

          Hal ini berarti apabila kita mengukur panjang atau luas ruangan yang ternyata hanya 400 yang kemudian didubah menjadi 400 cm menjadi 4 m dengan mengalikan  tetapan  1/100,   sehingga kita dapat memastikan panjang ruangan tidak berubah, sekalipun angka yang menjelaskan panjang telah mengalami perubahan. Cara seperti ini sama dengan yang dilakukan  pada bab tujuh terutama yang  berkaitan dengan konversi biaya historis, misalnya $ 100.000  dari semua peralatan berdasarkan skala dolar nominal dan daya beli berdasarkan skala dollar  dengan mengalikan tetapan misalnya 130/100, sehingga  menjadi $ 120.000. Jumlah yang $ 120.000 adalah tetap dianggap masih biaya historis.

          Dengan adanya invarian skala dapat memudahkan kita untuk mengetahui kejadian atau peristiwa dimana teori atau ketentuan yang berlaku pada dasarnya adalah sama, meskipun skalanya dinyatakan dalam unit-unit yang berbeda, misalnya dengan  sentimeter  hingga meter atau dari nominal dollar hingga dollar konstant. Perubahan invarian skala rasio akan   mengalami  perubahan keutuhan  bentuk  keumuman  hubungan  variabel-variabel yang sama.

          Tanpa invarian, mustahil dapat diketahui  bahwa X dua kali panjangnya dari Y apabila  diukur dalam sentimeter, padahal ukuran yang sebenarnya tiga kali lebih paanjang apabila  diukur dalam ukuran meter. Dalam akuntansi, skala untuk biaya sekarang adalah varian dari  biaya historis, sebab sifat-sifatnya yang diukur berbeda. Apabila mesin A diukur atau dinilai berdasarkan historis, maka akan menjadi $ 110.000. Uji pengukuran dan dollar digunakan   pada  kedua kasus meski skalanya

Page 6: Teori Pengukuran 2

berbeda dikarenakan varian. Dengan melakukan perubahan  dari skala dollar nominal menjadi daya beli skala dollar untuk sifat yang sama (biaya historis atau biaya  sekarang) dengan sendirinya akan mengabaikan invarian yang terstruktur.

          Dengan menerapkan skala interval, maka tidak semua operasi ilmu hitung dapat dilakukan. Selain pengurangan dapat dilakukan dikaitkan dengan adanya bilangan-bilangan  tertentu pada skala dan interval. Karena itu, perkalian dan pembagian tidak dapat dilakukan   apabila mengacu pada bilangan-bilangan tertentu, kecuali hanya pada interval. Penyebabnya  adalah karena kondisi invarian tersebut. Skala interval juga merupakan invarian pada saat  transformasi linear terbentuk.

X’ = cX + b

          Dengan adanya perubahan skala interval, maka sangat penting untuk mengukur atau mengetahui sifat-sifat khusus dan skala interval lainnya untuk mengukur  sifat-sifat yang sama sebagaimana yang dilakukan dengan mengalikan setiap titik skala pertama X dengan konstanta c namun dengan menambahkannya pada konstanta b. Cara seperti ini dilakukan pada b karena  terdapat titik nol absolut pada skala interval. Misalnya perubahan dari temperatur Celsius ke temperatur Fahrenheit, kita dapat mengalikan setiap derajat, misalnya 9/5 kemudian baru menambahkan 32, untuk 9/5  dapat  juga digunakan  karena  utilitas  skala selsius 100 derajat    dianggap bertentangan dengan  1u0 derajat untuk Fahrenheit dan 32 dapat ditambahkan karena  adanya titik beku untuk skala berikutnya.

            Kondisi invarian dapat juga menunjukkan bahwa kita dapat mengalikan dan membaginya  apabila ada keterkaitan dengan interval, meski operasi-operasi ilmu hitung seperti ini tidak dapat digunakan untuk bilangan-bilangan tertentu pada skala. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:

X’ = x + 10

          Kondisi  invarian menunjukkan  bahwa kita dapat mengalikan  dan membaginya  apabila ada kaitannya dengan interval. Meski operasi ilmu hitung seperti ini tidak dapat digunakan   untuk  bilangan-bilangan  tertentu pada skala. Untuk  lebih jelasnya,  perhatikan berikut:

X’ = Y + 10

          Misalkan  objek  pada  point 3 dan 6 ada pada skala X, maka akan dapat berubah menjadi  skala X’, sehingga kita dapat memperoleh bilangan 13 dan 16. Meski demikian rasio 13 dan 16 tidak sama dengan rasio 3 dan 6 karena adanya penambahan konstant. Adanya pengalian dan  pembagian (misalnya, rasio) adalah

Page 7: Teori Pengukuran 2

karena tidak dapat dilakukan pada bilangan-bilangan tertentu. Karena itu, apabila Robyn memperoleh 90 poin pada hasil ujian akuntansinya dan Maria memperoleh 45 point, namun kita tidak dapat menyimpulkan bahwa Robyn mengetahui  point-point tersebut adalah dua kali lebih banyak dari point atau yang dilakukan Maria  terutama yang ada kaitannya dengan materi ujian. Hal ini disebabkan tidak adanya titik nol  natural pada ujian terutama untuk yang tidak ada kaitannya dengan “tanpa pengetahuan”. Sekalipun siswa memperoleh “0” pada ujian, namun tidak berarti kita tidak dapat menyimpulkan bahwa siswa yang bersangkutan tidak mempunyai wawasan atau pengetahuan sama sekali tentang permasalahan yang sesungguhnya. Mengacu pada contoh tersebut, kita  dapat menyimpulkan bahwa Robyn telah lulus ujian, sebaliknya Maria tidak lulus dalam ujian,    meski demikian kita tidak dapat melakukan campur tangan secara komparatif banyaknya pengetahuan  dikaitan dengan nilai yang dilakukan. Seperti halnya apabila varian kuantitas  misalnya $ 5000 lebih disukai, ketimbang dengan varian bulanan terdahulu  yang  $ 10.000 yang lebih disukai. Selain itu, kita juga tidak dapat menyimpulkan bahwa penggunaan  material  dalam bulan ini hanya  ½  sama  efisiennya pada bulan-bulan terdahulu.

          Dengan skala interval, tidak semua operasi aritmatika yang diperbolehkan. Penambahan dan pengurangan dapat digunakan berkaitan dengan angka tertentu pada skala serta interval. Namun, perkalian dan pembagian tidak dapat digunakan dengan mengacu pada angka tertentu, hanya untuk interval. Alasannya karena kondisi invarian. Dengan skala ordinal, operasi aritmetika tidak dapat digunakan. Kita tidak dapat menambah, mengurangi, mengalikan atau membagi angka-angka atau interval pada skala. Sehingga, skala ordinal menyampaikan informasi yang terbatas.

1. 4.              Jenis-jenis Pengukuran

          Seperti dijelaskan di muka, proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah dalam  konstruksi dan pengujian teori. Pembahasan kita dengan skala-skala erat kaitanya dengan  pertanyaan-pertanyaan tentang konstruksi dan implementasi teori. Meski demikian harus ada    ketentuan yang mengatur penentuan bilangan-bilangan sebelum ada pengukurannya. Ketentuan tersebut biasanya merupakan bagian dari rangkaian operasi meski masih harus dijabarkan  penggunaannya, misalnya untuk tugas-tugas tertentu. Dengan adanya formulasi peraturan atau ketentuan diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk membuat skala. Perlu diketahui   pengukuran hanya dapat dibuat pada skala.

          Pertanyaan yang muncul dalam pengujian teori erat kaitannya dengan pertanyaan- pertanyaan tentang berbagai jenis pengukuran. Campbell menyatakan ada dua jenis pengukuran: pengukuran fundamental dan  pengukuran turunan. Dapat disimpulkan bahwa  definisi pengukuran Campbell dinyatakan dalam bilangan–bilangan yang ditetapkan sesuai dengan “hukum” yang mengatur tentang sifat-sifat.

Page 8: Teori Pengukuran 2

Bagi Campbell, pengukuran hanya dapat  dilakukan apabila ada penegakan tentang teori-teori emperis (hukum) yang mendukung  pengukuran tersebut. Jenis pengukuran sebagaimana  yang  dimaksudkan oleh  Torgerson    yaitu sebagai tambahan atau pelengkap pada pengukuran dasar dan pengukuran  turunan seperti dijelaskan oleh Campbell. Untuk lebih jelasnya, ketiga pengukuran tersebut akan dijelaskan  secara tuntas pada bagian lain dalam pembahasan ini.

1. a.              Pengukuran Fundamental 

            Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka dapat diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada pengukuran variabel apapun. Seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume merupakan hal-hal yang dapat diukur. Sebuah skala rasio bisa diformulasikan pada tiap-tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan pengukuran yang berbeda (jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.

                Seperti dijelaskan di muka, sifat yang mendasar dalam pengukuran adalah yang berkaitan dengan penjumlahan karena dapat dengan mudah diketahui hal-hal yang secara fisik dengan operasi aritmatik atau ilmu hitung. Sebagai contoh, penjumlahan panjang objek X pada panjang objek Y dapat disamakan dengan operasi penempatan dua balok pada kedua ujungnya, meski hanya satu balok yang sama panjang seperti halnya dengah X dan yang lainnya juga sama panjang  seperti Y. Secara fisik kita dapat menentukan berapa total panjang X dan Y.

 

1. b.             Pengukuran Turunan

          Menurut Campbell, pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume. Operasi pengukuran yang dilakukan  bergantung pada hubungan yang sudah diketahui dengan sifat-sifat mendasar lainnya. Adanya hubungan seperti ini didasarkan pada teori emperis yang disepakati dikaitkan dengan sifat-sifat  tertentu dengan sifat-sifat lainnya. Operasi matematika dapat dilakukan pada bilangan-bilangan  yang berasal dari pengukuran.

             Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat beberapa jenis pengukuran, seperti  pengukuran  pada temperature yang hanya bergantung pada satu dan bukan dua atau lebih pengukuran. Untuk mengukur temperature kita hanya perlu mengukuran tekanan, volume atau resistansi  elektrik. Meski demikian, walaupun dalam kasus-kasus pengukuran selalu didasarkan pada  hukum alam.

Page 9: Teori Pengukuran 2

          Kini karena ilmuan alam sangat banyak menaruh perhatian terhadap banyaknya hubungan yang sudah diketahui adanya di antara sifat-sifat yang berbentuk fisik. Namun cara berpikir seperti ini tidak dapat dikatakan sebagai cara berpikir ilmuwan sosial, sebab tidak ada kesepakatan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan apa yang disebut  sifat-sifat  yang mendasar seperti yang banyak terdapat dalam ilmu-ilmu sosial. Dalam akuntansi misalnya, contoh pengukuran turunan adalah pendapatan, pendapatan diturunkan dari penjumlahan dan pengurangan atas pendapatan dan pengeluaran.

1. c.       Pengukuran Formal 

          Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang dapat diamati dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara untuk mengukur konsep keuntungan secara langsung. Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan bagaimana pun bisa digunakan untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung. Untuk mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha menghubungkan hal-hal yang dipelajari dengan variabel lain untuk melihat manfaatnya. Contohnya, jika kita ingin mengukur kemampuan aritmatik orang, kita mungkin memilih untuk menguji mereka dalam suatu tes aritmatik. Bagaimana pun, tidak ada teori empiris untuk menilai tes yang kita lakukan, dan kita membuat asumsi ketika kita membangun skala pengukuran. Kita dapat memprediksikan bahwa pada kebanyakan orang, yang mempunyai nilai tes yang tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah matematika.

                Berdasarkan klasifikasi Campbell, pengukuran dapat dilakukan apabila hanya  disyaratkan oleh teori-teori emperis yang mendukung  perlunya dilakukan pengukuran. Apabila isyarat tersebut terbukti kebenarannya, maka akan semakin banyak pengukuran  dalam ilmu-ilmu sosial yang dapat dilakukan dengan cara seperti ini. Padahal sesuatu yang  diangap   khas  dalam ilmu-ilmu sosial dan dalam akuntansi dimana untuk sifat-sifat tertentu yang dapat diobservasi (variabel-variabel) dianggap masih dapat dipertimbangkan apabila dikaitkan dengan konsep tertentu tanpa adanya teori yang pas mendukung hubungan ini. Sedangkan  variabel-variabel yang saling berkaitan dengan lainnya biasanya dapat dikaitkan dengan   definisi lain yang berubah-ubah. Seperti dijelaskan di muka, kita tidak dapat mengetahui  bagaiana cara mengukur konsep secara langsung, oleh karena itu dapat dibuat permisalan yang  menyatakan variabel-variabel tertentu erat kaitannya dengan konsep sehingga dapat memudahkan pengukuran secara tidak langsung pada konsep tersebut. Dalam akuntansi, dengan adanya definisi yang berubah-ubah, maka kita dapat

Page 10: Teori Pengukuran 2

mengaitkannya dengan pendapatan, pengeluaran dan  kerugian-kerugian dalam konsep pendapatan. Karena itu, kita dapat menggunakan perhitungan pengukuran secara aritmatik seperti dijelaskan di muka yang menjelaskan variabel-variabel yang dapat diukur sebagai ukuran pendapatan.

                Agar dapat menetapkan banyak pengukuran dalam ilmu-ilmu sosial, maka Torgerson  mengomentari pada salah satu kategori pengukuran lainnya harus ditambahkan pada daftar Campbell, dan pengukuran yang dilakukan dengan formal. Pengukuran seperti ini harus  didasarkan pada definisi yang berubah-ubah. Sedangkan Torgerson menyatakan bahwa yang menjadi permasalahan utamanya adalah yang berkaitan dengan pengukuran yang dilakukan  dengan formal,  sebab  tidak  didasarkan pada teori yang telah ada (kuat) yang dapat dijadikan acuan untuk melakukan berbagai cara dimana skala-skala dapat dibuat atau dikonstruksi. Sebagi contoh, apabila kita mengukur kemampuan aritmatika (berhitung) orang maka  kombinasi jumlah jenis-jenis aritmatika dapat menjadi dasar pembuatan skala. Timbul pertanyaan, berapa banyak jenis lainnya yang dapat dimasukkan ke dalamnya, apakah satu atau  seribu jenis. Jenis aritmatika apa yang  harus digunakan?  Perlukah jenis perhitungan dijelaskan secara lisan, secara tertulis atau gabungan dari lisan dan tertulis? Apa yang dapat membatasi waktu? Dan karena terdapat banyak alternatif, maka keyakinan pada setiap skala tertentu  menjadi turun atau rendah sebab standar akuntansi telah menentukan skala akuntansi   berdasarkan fiat dan bukan mengaitkannya dengan teori-teori pengukuran yang ada. Sekali lagi,   dari contoh akuntansi kita dapat mengetahui, misalnya dengan melakukan cara-cara khusus sehingga kita dapat mengukur atau mengetahui apabila pendapat yang diperoleh dapat dibenarkan atau tidak? Karena itu, cara seperti ini merupakan salah satu dari sekian banyak  cara mengukur pendapatan. Selama cara-cara khusus yang digunakan untuk mengukur pendapatan namun tidak didasarkan pada teori yang kuat maka tidak ada alasan untuk    meyakini akan hasil-hasilnya.

            Untuk dapat menguji keabsahan pengukuran, maka para ilmuwan sosial telah berupaya mengaitkan sifat-sifat berdasarkan hasil studi dengan variabel-variabel lain hingga akhirnya  dapat diketahui apakah keabsahan  pengukuran tersebut bermanka atau tidak. Sebagai contoh, dalam serangkaian operasi tertentu terdiri dari pengujian tertulis dalam aritmatika  yang masih digunakan untuk mengukur kemampuan aritmatiknya. Karenanya kita juga dapat memprediksi  bahwa dari sejumlah orang tertentu hanya mereka-mereka yang mempunyai skor tinggi pada   test tertulis yang juga akan memberikan kursus matemaika di universitas tertentu. Korelasi antara skor pada test dan tingkatan yang diterma dalam kursus dapat menjadi salah satu cara  untuk memvalidasi operasi pengukuran tertentu. Dengan cara seperti ini, kita dapat mengetahui  adanya korelasi positif yang sangat tinggi, sehingga mampu memberikan keyakinan dalam  operasi pengukuran tertentu.

Page 11: Teori Pengukuran 2

                Salah satu alasan perlunya melakukan pengukuran pada pendekatan formulasi teori akuntansi adalah dengan harapan apabila teori akuntansi dapat secara emperis diuji, kemudian melakukan pengukuran fiat agar dapat melakukan pengukuran yang mendasar. Selain itu,    setiap orang dapat lebih merasa yakin terhadap pengukuran.

1. 5.      Keandalan dan Ketepatan

          Apa yang dimaksud dengan keandalan dan ketepatan dari kegiatan pengukuran? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyatakan terlebih dahulu bahwa tidak   ada pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali perhitungan . Kita dapat mengukur  jumlah kursi di ruangan tertentu dengan benar. Untuk semua pengukuran mengandung kesalahan atau eror.

Sumber kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Operasi Pengukuran tidak tetap

Ketentuan di dalam menentukan jumlah sifat-sifat tertentu biasanya terdiri dari serangkaian operasi. Serangkaian operasi tidak dapat dijelaskan secara akurat dan oleh karenanya dapat  juga diinterpretsikan secara tidak akurat oleh pengukur. Sebagai contoh misalnya, penghitungan pendaatan mencakup berbagai operasi seperti klasifikasi dan alokasi antara aset dan pengeluaran yang sering diinterpretasikan secara beragam oleh akuntan yang lain. Salah satu alasan lainnya adalah tidak jarang “kesesuaian operasi matematik tidak selaras   dengan hubungan aktual sifat-sifat yang diukur.

1. Pengukur.

Pengukur dapat salah menginterpretasikan peraturan, sehingga menjadi bias, atau dapat mengaplikasikan atau membacara instrumen  secara tidak benar. Sebagai contoh,  apabila 10 orang yang akan mengukur luas ruangan tertentu, maka kemungkinannya akan ada 10 hasil yang berbeda, dimana satu sama lainnya erat kaitannya meski masih bersifat varian   terhadap satu sama lain.

1. Instrumen.

Banyak operasi yang memerlukan penggunaan instrument fisik, seperti halnya   thermometer atau barometer, yang mempunyai kelemahan-kelemahan. Terdapat potensi  kesalahan sekalipun apabila instrumen bukan peralatan yang berbentuk fisik, kecuali   misalnya, bagan, grafik, tabel jumlah atau indek harga.

Page 12: Teori Pengukuran 2

 

Pengukuran yang dapat Dihandalkan

          Seringkali diperlukan bahwa sebelum elemen-elemen seperti aset, hutang, pendapatan  dan pengeluaran sudah diketahui dalam laporan keuangan, sehingga elemen-elemen tersebut dapat digunakan sebagai instrumen yang handal. Karenanya timbul pertanyaan lain, apa yang dimaksud dengan pengukuran handal? Keterhandalan erat kaitannya dengan konsistensi yang telah terbukti pada setiap operasi untuk memperoleh hasil-hasil yang memuaskan atau hasil-hasil (jumlah) nya sendiri dalam pemakaian tertentu. Dalam statistik, keterhandalan memerlukan pengukuran yang dapat diulang atau hasilkan ulang, karena itu, perlu dijelaskan  konsistensinya. Keterhandalan dapat dianggap bertentangan dengan variabilitas. Dalam  SAC 3 paragraf 16 dinyatakan bahwa:

Kehandalan dalam informasi finansial dapat ditentukan berdasarkan tingkat hubungan antara informasi apa yang melibatkan pengguna dan penetapan transaksi serta kejadian-kejadian yang timbul, diukur dan dipaparkan.  Informasi yang dianggap handal adalah informasi yang tanpa bias dan dapat menggambarkan transaksi dan kejadian-kejadian.

          Ada pendapat lain yang menyatakan kehandalan dapat menyatukan dua aspek: keakuratan dan kepastian pengukuran, serta keakuratan penjelasan yang digambarkan   dikaitkan dengan penentuan transaksi ekonomi dan kejadian-kejadiahn lainnya. Aspek  pengukuran erat kaitannya dengan ukuran presisi.

          Istilah presisi kerap digunakan dalam dua konteks. Pertama, dikaitkan dengan jumlah,  dimana permasalahannya mencakup perkiraan pendapat. Misalnya angka 90.4 dianggap lebih  akurat dari angka 90. Kedua, berkaitan dengan operasi pengukuran, dimana yang menjadi permasalahannya berkaitan dengan:

1. Tingkat pembaharuan operasi  atau kinerja.2. Persetujuan tentang hasil-hasil diantara penggunaan operasi pengukuran yang

diulang sebagaimana yang diaplikasikan pada sifat-sifat tertentu.

          Pengertian terakhir seperti ini sama dengan keterhandalan. Secara bersamaan dari kedua istilah tersebut, kita dapat menyatakan bahwa keterhandalan pengukuran erat kaitannya dengan presisi atau keakuratan sehingga sifat-sifat khusus dapat diukur dengan melakukan serangkaian operasi tertentu.

 

Page 13: Teori Pengukuran 2

                Pengukuran yang akurat  

          Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang sangat tepat, namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang. Pistol yang ada di tangan penembak atlet  profesional dapat menjadi sangat handal jika ditandai dengan adanya tembakan-tembakan yang  beruntun yang dilakukan di tempat tertutup, namun apabila pandangan tidak dibatasi secara tepat sehingga semua tembakan-tembakan tersebut tidak mengenai sekitar sasaran. Konsistensi   hasil presisi dan kehandalan tidak secara signifikan berkaitan dengan keakaurasian. Sebab keakauratan harus dilakukan dengan bagaimana seberapa dekat pengukuran dengan “nilai yang sesungguhnya” pada pengukruan sifat-sifat, sasaran, kemudian baru menjelaskannya.

          Sifat-sifat dasar seperti panjang objek dapat ditentukan atau ditetapkan secara akurat, misalnya dengan membandingkan objek dengan standar yang dapat menggambarkan nilai yang sebenarnya. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan mistar sebagai standar. Selama bertahun-tahun, platinum-irridium bar tetap tersimpan dengan baik di Paris yang menggambarkan   ukuran meter sebagai standardnya. Pada 1960, standar meter didefinisikan sebagai panjang yang memiliki gelombang 1.650.763.73 pada cahaya merah-orange yang dihasilkan dan   dijelaskan secara arti fisik atom-atom krypton-86.

          Permasalahan yang timbul adalah pada pengukuran, sedangkan nilai yang sebenarnya tidak dapat diketahui. Agar dapat menentukan keakuratan dalam akuntansi, maka kita perlu    mengetahui sifat-sifat apa yang seharusnya dapat mengukur prestasi atau pencapaian tujuan pengukuran. Sasaran akuntansi adalah bagaimana agar dapat menjelaskan “keagenan” informasi. Karena itu, keakuratan pengukuran sangat erat kaitannya dengan pendapat yang pragmatis tentang azas manfaat, meski akuntan tidak sepakat pada apa yang dianggap spesifik, sehingga standar kuantitatiflah yang ditetapkan. Kita harus memperhatikan bahwa pengulangan operasi tidak dapat menjamin akan adanya akurasi. Kita dapat mengkalkulasi biaya inventori  dengan FIFO bahkan mengulang penghitungan sampai berkali-kali hingga akhirnya diperoleh  jawaban yang sama, meski cara seperti ini tidak berarti jawabannya akurat, kecuali dalam  pengertian pengecekan atau penelitian pada kesalahan-kesalahan aritmatik. Selain itu, kita juga dapat melakukan secara tepat dalam penghitungan kita untuk menghasilkan sejumlah  $1.081.412.18 dan meski cara seperti ini dianggap masih tidak terlalu penting. Selain  penggunaan istilah “akurasi”, yang kerap dipahami ada kaitannya dengan presisi pengertian   secara aritmatik, dan cara seperti ini dianggap bijaksana untuk menerapkan pemahaman     ilmuwan sosial, dan “validitas”.  

          Teori yang diterapkan pada 4.1 menjelaskan tentang salah satu prinsip yang sudah   diterapkan sejak lama dalam akuntansi keuangan prinsip biaya historis.

Page 14: Teori Pengukuran 2

Teori yang Tengah Digunakan

4.1. Prinsip  Biaya  Historis

Akuntansi Biaya Historis-Apakah Perubahan Perusahan  Diperlukan?

          Salah satu  prinsip yang paling mendasar dalam akuntansi finansial adalah prinsip biaya historis. Cara seperti ini mengharuskan banyak aset dan hutung perusahaan dihitung berdasarkan biaya akuisisi dan keadaan seperti ini telah menjadi pokok utama dalam beberapa kasus dan write-offs periodik dalam  bentuk amortisasi atau depresiasi.

          Para teoritisi dan anggota komunitas bisnis telah melakukan perdebatan selama bertahun-tahun  tentang keunggulan dan kelemahan biaya historis. Badan-badan yang berwenang dalam profesi  akuntansi telah mempertimbangkan penjelasan tentang kelemahan-kelemahannya dalam memformulasikan standar-standar  yang secara umum terdiri dari prinsip-prinsip akuntansi yang dapat diterima (GAAP). Dalam hal ini, FASB pun mengakui beberapa sifat-sifat pengukuran aset dan hutang dalam laporan konsep akuntansi keuangannya No. 5. Pengukuran dalam Laporan Keuangan   Perusahaan Bisnis (1984).

Mengukur Aset

  Selain  biaya historis, FASB juga menjelaskan sifat-sifat asset finansial atau keuangan yang dapat diukur:

1. Biaya lancar–jumlah kas (atau yang setara) yang harus dibayarkan apabila sama atau aset yang setara dapat diperoleh.

2. Nilai pasar3. Nilai bersih yang dapat direalisasikan4. Nilai sekarang pada arus kas mendatang

          Alternatif pengukuran mempunyai aplikabilitas dan kepraktisan yang beragam, meski segala sesuatunya bergantung pada sifat aset yang diukur. Aset tertentu terutama yang ada kaitannya dengan sifat moneter (seperti kas dan piutang) dan semua yang diperdagangkan dalam pasar yang sudah mapan (seperti saham yang dapat dipasarkan dan jenis-jenis inventori tertentu), semuanya dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penilaian dengan objektivitas yang banyak.

            Aset-aset tertentu lainnya, seperti hal-hal yang tidak berwujud dan jenis mesin serta peralatan  semuanya lebih bersifat subjektif. Tentu saja beberapa diantaranya tetap dapat dilaperkiraan nilainya, meski validitas perkiraan selalu dipertanyakan.

Page 15: Teori Pengukuran 2

Sedangkan yang lainnya seperti goodwil atau merk dagang, tidak dapat dinilai secara sederhana. Nilai  beberapa aset dapat berasal dari penggunaan dalam   kasus bisnis dalam upaya meningkatkan arus kas bersih. Arus kas ini tidak secara langsung mempunyai nilai pasar melainkan nilai intrinsik pada bisnis dalam operasi yang tengah dilakukan.

          Dengan memaksakan perusahaan untuk menilai aset pada waktu-waktu tertentu sampai sejauh ini   kerap mengabaikan konsep akuntansi dasar  yang tengah dalam sorotan, sehingga pelanggarannya sendiri merupakan argumen terhadap setiap awal perubahan dari biaya historis.

          Biaya historis mencakup surat berharga, Meskipun  prinsip biaya historis mendominasi aset dan   penilaian hutang, dan  adanya contoh langkah-langkah yang dilakukan menyebabkan GAAP dapat dibuat. Di dalam menilai aset, cara-cara berikut dapat diterapkan:

1. Investasi dalam surat berharga yang dapat dijual seperti dilaporkan dengan nilai terendah dalam  biaya atau nilai pasarnya.

2. Hutang dan piutang dapat dilaporkan, dan dikurangi berdasarkan pengeluaran untuk hal-hal yang diperkirakan tidak dapat dihitung.

        Perlu diketahui bahwa setiap langkah yang dilakukan mulai dari hasil-hasil biaya dalam  pengurangan pembuatan nilai dari aset yang terkait, selalu pertahankan doktrin konservatisme yang perpasif. Dengan adanya doktrin seperti ini tidak jarang  mengharuskan  akuntansi dan proses pelaporan tidak terlalu optismistik (dan) apabila alternatif-alternatif lainnya banyak dihadapi, maka opsi yang diangggap kurang diminati dapat berpengaruh pada pendapatan bersih dan total aset yang harus dipilih. Kerugian-kerugian hendaknya ditetapkan setelah ditentukan  secara objektif, meski sasaran umumnya   tidak harus diantisipasi hingga direalisasikan melalui skala.

          Dapat disimpulkan bahwa GAAP memerlukan adanya pengakuan terhadap setiap material dan   ketimpangan yang pernanen dalam nilai aset.

          Pengurangan dalam biaya ahistoris dapat dilakukan untuk dan oleh GAAP, meski menimbulkan pertanyaan bagaimana tentang peningkatan yang muncul selama dalam periode inflasi yang tinggi? Sebagai akibat dari adanya inflasi yang berkelanjutan, maka nilai yang timbul pada aset-aset tertentu    bisa menjadi beragam seiring dengan adanya nilai-nilainya. Pemerintah Federal dan akuntan pada  kenyataannya melakukan hal yang sama sebagai respon meski dengan cara yang terbatas terhadap  pengaruh dari perubahan harga-harga sebagaimana yang pernah terjadi di AS pada tahun 1960-an dan  1970-an.

Page 16: Teori Pengukuran 2

Peraturan yang mengatur masalah harga meski umurnya tidak   lama

          Setelah sekian tahun terjadinya inflasi yang signifikan, dan bahkan setelah sekian tahun lamanya  membicarakan inflasi sebagaimana yang dilakukan oleh para teoritisi akuntansi dan para praktisi lainnya. SEC atau  Komisi Bursa Efek sendiri telah mengambil tindakan tegas pada 1976 untuk  mendapatkan registrantnya agar memberikan informasi penting yang berkaitgan dengan biaya pengganti  aset. Standar Akuntansi  Keuangan mengajukan gugatan pada 1979 agar dapat mengikutsertakan    perusahaan-perusahaan publik yang mempunyai inventori dan kekayaan kotor, pabrik dan peralatan    senilai $ 125 juta atau lebih atau dengan total aset yang berjumlah hingga $ 1 triliuan atau lebih agar dapat memberikan data pendukung pilihan.

Meski  demikian persyaratan   tentang wacana   pendung     yang dilakukan oleh ASEC  dan  FASB  hanya bersifat sementgara.     Hasil-hasil  Peneliian  lainnya   menunjukkan bahwa    penjelasan atau wacara tambahan   ternyatga jarang diapplikasikan – padahal  pada pembaca sangat  tertarik     terhadap  laporan-laporan  keuangan   berbasis  biaya.  Selaihn itu,     tingkat  inflasi  yang  dipatok  pada   1980-an,  tidak  banyak   mendapat perhatian   seiring dengan  danya  impak  dari  perubahan harga-harga  sebagaimana  yang pernah terjadi sebelumnya.  Meski demikian padza akhirnyha,    baik SEC dan   maupun  FASB  tetap dapat  menentgukan persyaratan laporan   pendukung mereka,  sehningga dapat    lebih  memudahkan    pengukuhan  prinsip biaya historis 

Akunting historis       lagi-lagi         berada dalam   serangan

          Selama kurun 1980-an hingga 1990-an, kondisi ekonomi telah menimbulkan permasalahan-permasalahan yang sangat serius bagi lembaga keuangan AS, terutama asosiasi pemberian dana  pinjaman dan simpanan. Meski demikian, perhatian yang muncul tidak jarang beralih terhadap  penyebab timbulnya permasalahan-permasalahan yang ditandai dengan masalah akuntansi dan auditing  kerap disebut-sebut meski tidak secara utuh. Prosedur akuntansi  tradisional, didasarkan pada prinsip-prinsip biaya historis yang banyak mendapat  tantangan seiring dengan diberikannya informasi yang tidak relevan yang telah memberikan kontribusinya terhadap timbulnya krisis  keuangan.

            Selain itu, beberapa pengamat mengkhawatirkan adanya pergeseran dari sistem laporan   keuangan yang ada yang ditandai dengan dapatnya menambah permasalahan-permasalahan pada ekonomi AS dewasa ini. Karenanya dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan terutama yang dapat secara negatif mempengaruhi neraca yang memaparkan nilai-nilai aset bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang dapat menyatukan krisis yang tengah terjadi dalam industri keuangan yang berarti pasti ada hal-hal yang tidak diingikan pada waktu dimana

Page 17: Teori Pengukuran 2

kepercayaan dalam lembaga-lembaga keuangan juga terpengaruh. Bahkan dengan telah terjadinya perubahan akuntansi yang menempatkan   perusahaan AS berada pada ketidakunggulan dalam bersaing dengan mitra asing yang dapat  memperbesar kemampuan dan pengaruh bisnis asing pada ekonomi domestik.

          Lebih dari satu dasar warsa yang lalu, sebenarnya telah ada kritikan-kritikan terhadap praktik-praktik akuntansi AS dan profesi akuntansi. Kritikan tersebut berasal dari sektor publik, dari  ofisial dan otoritas reglator, serta dari sektor  swasta bahkan dari anggota komunitas keuangan dan bisnis.

          Di dalam  menumbuhkan  apresiasi  terhadap permasalahan dan kritikan  biaya ahistoris, maka kritikan-kritikan yang diberikan hendaknya dipertimbangkan matang-matang  terutama yang mengkritisi permasalahan  ekonomi tentang  akuntansi dan praktik-praktik pelaporan. Manusia bukan akuntansi,   karenanya dapat menimbulkan permasalahan. Sebagaimana diakui, informasi  akuntansi tidak dapat  mempertahankan penggunanya dan oleh karena itu harus dibuat penilaian dan keputusan-keputusan.   Pengetahuan  tentang   batasan-batasannya dan  kelemahan-kelemahannya sangat terarasa adanya,   karena itu  setidak tidaknya hingga kini    diperlukan  perbaikan-perbaikan  secara   berurutan. 

Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan permasalahan pengukuran  mendapat seperti yang disinggung oleh  Powers?

2. Bagaimana   caranya  anda  menilai  kehandalan dan keakuran  aset seperti  yagn dilaporkan dalamn   neraca?

3. Peranan apa ayng dapat dilakukan  jika ada atau diperlukan,  apakah  lingkungan  dapat berperan apabila  akan mengukur aset  untuk  dilaporkan dalamn  neraca?

4. Jenis pengukuran apa yang dapat digunakan  untuk  menilai aset   dalam pemnbuatan neraca?

 

 

 

 

 

Page 18: Teori Pengukuran 2

 

 

 

 

 

 

Kesimpulan

          Pengukuran  mencakup  hubungan formal  angka  dengan  sifat-sifat atau kejadian   dengan berpedoman pada peraturan semantik.   Peraturan yang digunakan untuk  menentukan  jumlah  dapat dientukan sesuai dengan  keempat   skala:   nominal,  ordinal, interval  atau rasio.  Dalam  akunting,  kita dapat menggunakan  skala rasio  untuk mengukur   sifat-sifat  finansial  pendapadtgan, aset dan  hutgang.  Namun   demikian, kita juga dapast  mengapplikasikan skala ordinal  untuk jemperingkat projek-projek investasi atau  profitabilitas atau keutnungan perusahaan,  atau skala interval dalam    akunting   biaya  standar.

          Pada  pembahasan ini  menjelaskan tiga  jenis pengukuran yang berbeda.  Pengukuran  mendasar adalahapabila  angka-angka yang tidak bergantung pada   sifat-sifat lainnya,   namun tetap dapat dilakukan dengan mengacu pada hukum alam.  Dalam akunting,    terdapat  perdebatan  tentang  sifat nilai  dasar.   Pengukuran yang  dilakukan,   sangat bergantung pada hasil pengukuran  terdahlu  pada dua atau lebih  kuantitas lainnya.   Pengukuran pertama   selalu  berubah dan  biasanya  dapat ditentukan    dengan fiat.  Semua pengukuran  tidak  terlepas dari  kesalahan  karena    banyak pengukuran   nilai yang   benar tidak diketahui.

          Teori pengukiuran  juga  mengajarkan pada kita bahwa  apabila  banyak   pengukuran  dalam akuhnting ada pada  skala rasio,    yang merupakan skala yang paling informatif,   maka  akan   terdapat    dasar   teori  yang sangat lemah sebab  dikategorikan sebagai pengukuran ‘fiat’.   Pengukuran fiat adalah  pengukuran yang  mengaitkian bilangan dengan  sifat-sifat objek atgau  kejadian-kejadian berdasarkan  definisi yang  berubah. Kepercayaan  yang sangat besar pada pengukiuran seperti ini dapat diperoleh apabila   terdapat   bukti-bukti emperis  atau bukti-bukti  teoritis yang  mendukung  hubungan  sifat-sifat atau kebutukan akan  teori-teori seperti ini.