Bumi merupakan salah satu planet dari galaksi bimasakti.docx
Teori PenciptaRTHTRHan Planet Bumi
-
Upload
alvi-yasin-martindo -
Category
Documents
-
view
30 -
download
10
description
Transcript of Teori PenciptaRTHTRHan Planet Bumi
NAMA : ACHMAD NAAIM
NIM : K5412001
BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X
MATERI POKOK MENGENAL BUMI
BAHASAN : TEORI PENCIPTAAN PLANET BUMI
Berdasarkan penelitian para ahli astronomi, bumi adalah sebuah planet (benda langit
yang tidak mempunyai cahaya sendiri) dan berputar pada orbitnya, diterangi oleh sebuah
bintang (benda langit yang mempunyai cahaya sendiri)yang dalam hal ini adalah matahari.
Untuk memahami proses terbentuknya bumi, diterangkan oleh para ahli dengan teori-teori
terjadinya tata surya dan jagad raya karena bumi termasuk salah satu planet dalam system tata
surya kita.
Bumi terbentuk dalam waktu yang sangat panjang. Bumi merupakan bagian dari
gumpalan gas yang terlepas dari gumpalan unitnya. Walaupun gumpalan itu terlepas jauh,
namun gumpalan itu terus berputar mengelilingi gumpalan intinya, yaitu matahari.
Gumpalan-gumpalan gas inilah yang disebut planet. Gumpalan-gumpalan gas ini kemudian
mendingin, menjadi keras dan padat. Di planet yang kita huni inilah yang disebut dengan
kerak bumi. Berikut ini beberapa teori mengenai terbentuknya bumi dan tata surya yang
dikemukakan oleh para ahli terdahulu.
Teori-teori tentang proses terbentuknya planet bumi
1. Teori Kabut Nebula
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya
Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-
Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang
kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam
proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang
kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. Teori nebula ini terdiri dari
beberapa tahap, yaitu :
Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu
pekat dan besar.
Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di
pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang
bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari
matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan
secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan
membentuk Susunan Keluarga Matahari.
2. Teori Plenetisimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika
bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori
Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa
besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama
dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi
tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang
tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar
meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang
terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut
planetisimal. Planetisimal- planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada
akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918,
yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih
berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi,
ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak
bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa
hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam
gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya
tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan
membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan
merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-
kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-
planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh
matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar
mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini
berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus,
sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif
lebih cepat.
4. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut
teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak
sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak
mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang
tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu
sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah
planet-planet yang mengelilinginya.
5. Teori Big Bang
Hasil pengamatan Edwin Hubble (1929) Astronom AS, bahwa galaksi-galaksi
bergerak saling menjauh dengan kecepatan yang tinggi dan jarak antara Galaksi-
galaksi bertambah setiap saat. Penemuan ini menunjukkan Alam Semesta tidaklah
statis, melainkan mengembang. Hal ini menunjukkan bahwa Alam Semesta bermula
dari suatu ledakan sangat besar (Big Bang/Dentuman Besar) suatu saat di masa
lampau. Meskipun eksperimen pendukung banyak disajikan, terdapat juga sanggahan
yang menyatakan kelemahan teori ini. Tulisan ini akan memuat sedikit rincian
eksperimen pendukung teori ini serta bagaimana kelanjutannya ke depan.
Berdasarkan asal katanya, “Big Bang” berarti Ledakan Dahsyat atau
Dentuman Besar, dalam Ilmu Kosmologi Big Bang dinyatakan sebagai salah satu
teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam
semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan
mahadahsyat yang terjadi sekitar 13,7 Milyar tahun lalu. Ledakan ini melontarkan
materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta, yang kemudian
membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya
di alam semesta ini.
Penemuan tersebut menyatakan bahwa jagat raya berawal dari ledakan satu
titik tunggal bervolume nol dan berkerapatan tak terhingga yang terjadi sekitar 14
miliar tahun lalu. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat
dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi
terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan
kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau
alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara
bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses
pembentukan bumi, yaitu:
Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami
perlapisan atau perbedaan unsur.
Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,
mantel luar, dan kerak bumi.
Adanya 2 proyek besar pemetaan galaksi saat ini, telah mendukung bagi teori
Big Bang. Hasil berbentuk peta tiga dimensi sekitar 266.000 galaksi, dan
perbandingannya dengan data dari Cosmic Background Radiation (Radiasi Latar
Alam Semesta), telah membuat penemuan penting berkenaan dengan asal usul
galaksi-galaksi. Disimpulkan bahwa galaksi-galaksi terbentuk dari materi sekitar
350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang.
Di tahun 1960-an, para ilmuwan perumus teori ini menyatakan, jika alam
semesta berasal dari ledakan besar, seharusnya terdapat sisa radiasi ledakan yang
melingkupi seluruh alam semesta dalam bentuk panas. Tahun 1965 radiasi ini pertama
kali ditemukan dan diakui sebagai bukti mutlak bagi Big Bang yang disertai berbagai
pengkajian dan pengamatan, dan diteliti secara sangat mendalam. Data yang diperoleh
dari satelit COBE (Cosmic Background Explorer) pada tahun 1992 membenarkan
perkiraan yang dibuat di tahun 1960-an ini dengan hasil sangat menakjubkan. Radiasi
ini juga teramati di antara galaksi-galaksi, dalam bentuk gelombang-gelombang kecil
oleh 2 kelompok ilmuwan (kelompok Dr. Colless dan kelompok Dr. Eisenstein).
Dengan demikian telah dibuktikan secara pasti bahwa cikal bakal galaksi terbentuk di
tempat-tempat di mana materi yang muncul 350.000 tahun menyusul peristiwa Big
Bang saling berkumpul dengan kerapatan yang sedikit lebih besar.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang
angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di
alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium
sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan
jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama
sekali dan berubah menjadi helium. Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori
Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang
dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big
Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan
raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain
itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang
'seharusnya ada' ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti
bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja.
Radiasi ini, yang disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu
sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah,
diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal
peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan
mereka.Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer.
COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis.
Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan
Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal
pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar
sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Dalam artikel lain juga dikemukakan bahwa ledakan raksasa yang menandai
permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan teorinya dikenal dengan nama
tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol' merupakan pernyataan teoritis yang
digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan
konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan
menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume'
berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan.
Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru
ditemukan fisika modern pada abad 20.
Meskipun Big Bang telah didukung dengan banyak bukti, muncul pertanyaan
bagaimana akhir dari alam semesta. Menurut Friedmann ada tiga kemungkinan
(model) yang akan terjadi pada alam semesta di masa mendatang: (1) alam semesta
bersifat tertutup (closed universe). Untuk model ini alam semesta akan berhenti
berkembang pada suatu masa dan gaya gravitasi akan kembali menyatukan semua
galaksi menuju ke satu titik (Big Crunch), (2) Jika gaya gravitasi terlalu lemah untuk
mengatasi proses pengembangan alam semesta, alam semesta akan terus menerus
berkembang dengan cepat dan selamanya, (3) jika proses pengembangan alam
semesta tidak terlalu cepat namun hanya cukup untuk mengeliminasi gaya gravitasi,
alam semesta berkembang menuju ukuran tertentu dan kecepatan pengembangannya
berkurang sedikit demi sedikit menuju nol, akhirnya alam semesta bersifat datar.
Sampai saat ini untuk pembahasan masalah Alam Semesta (terkait dengan Big
Bang) ke depan masih dalam perdebatan, bukti-bukti teoretis dan eksperimen belum
mengarah pada kesimpulan yang bulat.
6. Teori Rittman
Proses urutan terbentuknya bumi menurut Rittmann sebagai berikut:
Bumi terbentuk ketika butir-butir debu dalam cakram awan disekitar matahari
saling melekat dan menggumpal menjadi badan yang lebih besar. Badan-
badan ini kemudian bertabrakan dan pecah berhamburan membentuk benda-
benda berukuran planet.
Hamburan sisa awan berjatuhan ke permukaan bumi yang masih muda yang
menyebabkan melelehnya bumi, karena energi dari bahan yang jatuh ini,
bersama dengan pemanasan (akbat pelapukan radioaktif).
Dampak yang timbul akibat pelelehan ini adalah tenggelamnya bahan-bahan
yang mampat terutama besi ke pusat bumi dan menjadi intinya. Permukaan
bumi tertutup oleh batuan yang meleleh. Bahan yang lebih ringan seperti uap
air dan karbondioksida mengalir keluar dan membentuk suatu atmosfer purba.
Angin surya (aliran cepat partikel-partikel bermuatan dari matahari) menyapu
bersih sisa-sisa awan asli dari tata surya sehingga benturannya ke bumi
berkurang. Temperatur bumi menjadi dingin dan uap air membentuk awan
tebal di atmosfer.
Suhu awan mengalami penurunan sehingga uap air menjadi embun, dan hujan
turun deras. Hujan deras mulai mendinginkan batuan di permukaan bumi.
Guyuran air dari badai-badai itu mengumpul ditempat yang rendah sehingga
terjadilah samudra di dunia. Gas karbondioksida dari udara larut dalam
genangan tersebut menjadikan planet menjadi semakin dingin. Awan
menghilang, matahari bersinar, dan sebuah bumi yang baru telah muncul dari
kekacaubalauan penciptaan itu.