Teori Pembelajaran Kognitif

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi Kognitif merupakan cabang psikologi yang mempelajari proses mental termasuk bagaimana orang berpikir, merasakan, mengingat, dan belajar. Sebagai bagian bidang ilmu kognitif yang lebih besar, cabang psikologi ini berhubungan dengan disiplin ilmu lain, termasuk saraf, filsafat dan linguistik. Salah satu teori yang paling berpengaruh dari aliran pemikiran ini adalah tahap-tahap perkembangan kognitif, teori yang diusulkan oleh Jean Piaget. Bidang psikologi sangat luas, tetapi umumnya dimulai dengan melihat bagaimana masukan sensori berubah menjadi keyakinan dan tidakan melalui proses kognisi. Psikologi kognitif memiliki reputasi untuk menjadi sedikit lebih ilmiah dibandingkan dengan bidang psikologi lainnya. Aliran psikologi ini menempatkan penekanan besar pada eksperimentasi dan verifikasi, serta metode ilmiah pada umumnya. Psikologi kognitif berbeda dengan psikologi popular, secara eksplisit menolak bukti anecdotal intorspektif sebagai dasar yang valid untuk teori- teori psikologis. 1

description

..

Transcript of Teori Pembelajaran Kognitif

Page 1: Teori Pembelajaran Kognitif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi Kognitif merupakan cabang psikologi yang mempelajari

proses mental termasuk bagaimana orang berpikir, merasakan, mengingat, dan

belajar. Sebagai bagian bidang ilmu kognitif yang lebih besar, cabang

psikologi ini berhubungan dengan disiplin ilmu lain, termasuk saraf, filsafat

dan linguistik. Salah satu teori yang paling berpengaruh dari aliran pemikiran

ini adalah tahap-tahap perkembangan kognitif, teori yang diusulkan oleh Jean

Piaget.

Bidang psikologi sangat luas, tetapi umumnya dimulai dengan melihat

bagaimana masukan sensori berubah menjadi keyakinan dan tidakan melalui

proses kognisi. Psikologi kognitif memiliki reputasi untuk menjadi sedikit

lebih ilmiah dibandingkan dengan bidang psikologi lainnya. Aliran psikologi

ini menempatkan penekanan besar pada eksperimentasi dan verifikasi, serta

metode ilmiah pada umumnya. Psikologi kognitif berbeda dengan psikologi

popular, secara eksplisit menolak bukti anecdotal intorspektif sebagai dasar

yang valid untuk teori-teori psikologis.

Istilah psikologi kognitif diciptakan oleh Ulric Neisser 1967 dalam

sebuah bukunya yang berjudul Cognitive Psychology. Psikologi kognitif

mengakui otak menjalankan fungsi utama, yaitu berpikir, otak adalah sistem

fisik murni yang bekerja (meskipun kompleks) dalam batas-batas hokum alam

dan kekuatan sebab akibat. Pandangan fungsionalime kausal atau

fungsionalisme. (Danim, 2011)

Psikologi kognitif berfokus pada menggali atau “spesifikasi” dari otak

manusia. Otak bisa menampung sebanyak apapun item yang ingin dimasukkan

kedalam memori secara simultan, kemampuan membedakan hasil

penginderaan, menghasilkan kesimpulan yang lebih tinggi, serta kekuatan dan

kelemahan dalam menilai probabilitas dalam situasi sehari-hari,

mempresentasikan pengetahuan dalam pikiran dan otak manusia, membentuk

1

Page 2: Teori Pembelajaran Kognitif

kategori konseptual, dan lain-lain. Psikologi kognitif merupakan bagian besar

dari lapangan ilmu kognitif secara interdispliner. Didalamnya juga meliputi

ilmu saraf, kecerdasan buatan, ilmu computer, biologi dan disiplin ilmu

lainnya. Ilmu kognitif dan psikologi kognitif, keduanya adalah pendatang

yang relatif baru didalam dunia ilmu pengetahuan. Yaitu muncul di tahun

1960-an dan 1970-an, ketika banyak publikasi diterbitkan dan berkembang

sampai sekarang. (Danim, 2011).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pendahuluan diatas, dapat dirumuskan suatu masalah :

Bagaimana teori aliran psikologi kognitif berdasarkan tokoh, pandangan

terhadap manusia, teori tentang dinamika perilaku manusia dan implikasi

psikologi kognitif dalam pendidikan?

C. Tujuan

Untuk mengetahui teori aliran psikologi kognitif berdasarkan tokoh,

pandangan terhadap manusia, teori tentang dinamika perilaku manusia dan

implikasi psikologi kognitif dalam pendidikan?

2

Page 3: Teori Pembelajaran Kognitif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tokoh Aliran Psikologi Kognitif

1. Jean Piaget (1896-1980)

Teori perkembangan kognitif dirumuskan oleh Jean Piaget (1896-

1980). Dalam mengembangkan teorinya, Piaget tidak didasarkan pada latar

belakang pendidikannya seperti para tokoh psikologi lainnya. Latar

belakang keahliannya adalah sebagai seorang ahli Biologi. Maka, dalam

kesehariannya sebagai seorang ahli biologi ia bergelut dengan bidang

penelitian biologi, dan salah satu perhatiannya adalah kehidupan kerang

(molluska). Beranjak dari pengamatannya terhadap dinamika kehidupan

kerang, terbesit dalam pikirannya bahwa makna penting dalam kehidupan

komunitas kerang, yaitu kemampuan berinteraksi dengan lingkungan

kehidupannya : kerang memiliki kemampuan menyesuaikan diri secara

konsisten dengan lingkungan kehidupannya yang senantiasa berubah. Dari

awal pengamatannya tersebut, Piaget berkeyakinan bahwa aktivitas

biologis selain merupakan aktivitas untuk beradaptasi terhadap lingkungan

fisik juga sekaligus untuk mengorganisasikan lingkungan, atau disebut

adaptation and organization.

Piaget meyakini bahwa jiwa dan tubuh adalah suatu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan, dan aktivitas mental berada dalam suatu

keteraturan hukum biologis. Atas dasar pemikiran tersebut Piaget

merumuskan bahwa perkembangan intelektual berjalan beriringan dengan

perkembangan biologis: aktivitas kognitif merajuk pada aktivitas dalam

upaya beradaptasi dan mengorganisasikan lingkungan. Maka, konsep

perkembangan biologis secara sahih dapat dijadikan acuan untuk

mengamati perkembangan intelektual. Prinsip dasar perkembangan

kognitif sama halnya dengan perkembangan biologis, sehingga adaptation

and organization adalah suatu proses yang berlangsung secara utuh dan

tidak dapat dipisahkan.

3

Page 4: Teori Pembelajaran Kognitif

Piaget menegaskan bahwa aktivitas intelektual tidak dapat

dipisahkan dari fungsi organism secara utuh. Fungsi dan aktivasi adalah

bentuk khusus dari aktivitas biologis. Ativitad intelektual dan biologis

adalah dua bagian yang tidak terpisahkan, dan merupakan proses dimana

organism menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mengorganisasikan

pangalaman.

Dalam upaya memahami proses kognitif dalam beradaptasi dan

mengorgansasikan lingkungan, Piaget mengetengahkan empat konsep

dasar yang menjadi acuan proses terjadinya perkembangan mental.

Keempat konsep dasar tersebut adalah schemata, assimilation,

accomdation, dan equilibration. (Surna, 2014).

Schemata merupakan konsep atau kategori. Piaget menggunakan

kata schema. Schemata adalah bentuk jamak dari kata shema, yang

melukiskan struktur mental dalam konteks biologi yang berfungsi

menyesuaikan diri. Demikian pula halnya dengan perut yang merupkan

struktur biologis, dimana binatang menggunakannya dengan berhasil untuk

menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidupnya. Dalam kasus ini sama

halnya dengan schemata, yaitu struktur yang mampu beradaptasi dan

berubah sesuai dengan perkembangan mental.

Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke

dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah

terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Seorang

anak 7 tahun dihadapkan dengan palu dan paku untuk memasang gambar

di dinding. Ia mengetahui dari pengamatan bahwa palu adalah obyek yang

harus dipegang dan diayunkan untuk memukul paku. Dengan mengenal

kedua benda ini, ia menyesuaikan pemikirannya dengan pemikiran yang

sudah ada (asimilasi). Akan tetapi karena palu terlalu berat dan ia

mengayunkannya dengan keras maka paku tersebut bengkok, sehingga ia

kemudian mengatur tekanan pukulannya. Penyesuaian kemampuan untuk

sedikit mengubah konsep disebut akomodasi. Kedua aktivitas tersebut

berdampak pada perubahan atau perkembangan struktur kognitif, dalam

4

Page 5: Teori Pembelajaran Kognitif

hal ini adalah schemata. Setelah terjadi accommodation dan stimulus

mendapat tempat dalam schemata yang telah ada berdasarkan selesksi

seperti dijelaskan diatas, anak akan senantiasa mencoba mengasimilasi

stimulus kedalam schemata. Jika struktur telah berubah, maka stimulus

telah siap diasimiliasikan kedalam schemata.

Proses assimilation dan accommodation mendasari pertumbuhan dan

perkembangan kognitif. Hal ini sama maknanya dengan sejumlah bentuk

assimilation dan accommodation yang menjadi bagian dalam struktur

kognitif. Proses assimilation dan accomodation selayaknya berlangsung

parallel agar terjadi keseimbangan, dan inilah yang disebut equilibrium.

Disequilibrium adalah ketidak seimbangan antara assimilation dengan

accommodation. Equilibrium adalah suatu proses yang bergerak dari

kondisi disequilibrium ke equilibrium. Proses ini adalah proses pengaturan

diri yang berkenan dengan berlangsungnya assimilation dan

accommodation. Equilibrium berkenan dengan pengalaman eksternal yang

masuk kedalam struktur internal, dalam hal ini schemata. Jika terjadi

disequilibrium, sebetulnya hal ini merupakan motivasi bagi anak untuk

berupaya menuju equilibrium, yang selanjutnya secara terus menerus

terjadi proses assimilation dan accommodation. Equilibrium adalah suatu

kondisi kondisi yang penting dan betul-betul dibutuhkan dalam upaya

mengembangkan struktur kognitif. (Surna. 2014)

Piaget mengatakan bahwa kita melampui perkembangan melalui

empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan

usia dan terdiri dari cara berpikir yang berbeda. Berikut adalah penjelasan

lebih lanjut:

a. Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir

hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini,

perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam

kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan

sensasi (seperti melihat dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan

tindakan-tindakan fisik.

5

Page 6: Teori Pembelajaran Kognitif

b. Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia

2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak

mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai

muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme

adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif

seseorang dengan perspektif orang lain dengan kata lain anak melihat

sesuatu hanya dari sisi dirinya. Animisme adalah keyakinan bahwa

obyek yang tidak bergerak memiliki kualiatas semacam kehidupan dan

dapat bertindak. Seperti sorang anak yang mengatakan, “Pohon itu

bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh.”

Sedangkan Intuitif adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran

primitif dan ingin mengetahui jawaban atas semua bentuk pertanyaan.

Mereka mengatakan mengetahui sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa

menggunakan pemikiran rasional.

c. Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang

berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga

piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis

menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke

dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkrit.

d. Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat

pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir

dari piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata,

pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih

logis. Sebagai pemikiran yang abstrak, remaja mengembangkan

gambaran keadaan yang ideal. Mereka dapat berpikir seperti apakah

orangtua yang ideal dan membandingkan orangtua mereka dengan

standar ideal yang mereka miliki. Mereka mulai mempersiapkan

kemungkinan-kemungkinan bagi masa depan dan terkagum-kagum

terhadap apa yang mereka lakukan.

Perlu diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke tahap

berikutnya bila tahap sebelumnya belum selesai dan setiap umur tidak

6

Page 7: Teori Pembelajaran Kognitif

bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu

karena tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang

bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan mengalami tahap

praoperasional lebih lama dari pada anak yang lainnya sehingga umur

bukanlah patokan utama.

2. Vygotsky

Menurut Vygotsky, terdapat dua faktor yang mempengaruhi

perkembangan kognitif manusia yaitu, interaksi social dan bahasa. Teori

perkembangan yang dirumuskan Vygotsky adalah Sociocultal theory of

development. Terdapat tiga faktor penting yang memberi dampak terhadap

perkembangan kognitif-interaksi social, bahasa, dan budaya –yang saling

berkaitan :

a. Interaksi sosial

Peran interaksi sosial terhadap perkembangan dalam rumusan

Vygotsky ternyata berbeda dengan Piaget, dimana Piaget lebih

menekankan peran proses asimilasi dan akomodasi yang dibangun

sendiri oleh individu. Vygotsky ternyata lebih menekankan faktor

interaksi sosial, yang diperoleh individu melalui interaksi dengan

lingkungan sosialnya. Lingkungan yang dimaksudkan meliputi teman

sebaya, orang tua, saudara kandung, orang-orang dewasa, teman dalam

lingkungan kelas sekolah, guru, dan orang-orang yang berarti bagi

individu dalam upaya mengembangkan kemampuan kognitifnya.

Vygotsky meyakini bahwa anak-anak belajar sambil bekerja. Ia

memaknai aktivitas bersama orang banyak, yang memberi arti bagi

perkembangan pengetahuan baru yang diperoleh anak melalui interaksi

dengan lingkungan masyarakat, yang kemudian terjadi perubahan dan

perkembangan yang berarti bagi pembentukan struktur kognitifnya.

b. Bahasa

Dalam membahas mengenai peran bahasa terhadap perkembangan

kognitif, Vygotsky merumuskan bahwa bahasa memiliki peran sentral

dalam perkembangan, yaitu :

7

Page 8: Teori Pembelajaran Kognitif

i. Melalui interaksi sosial, kemampuan berbahasa memberi

kemampuan bagi anak untuk memahami pengetahuan yang

dimiliki orang lain.

ii. Bahasa menjadi sarana bagi anak untuk meningkatkan kualitas

berpikir yang memberi kontribusi bagi pemecahan masalah dan

menganalisis tentang esensi dunia nyata yang di hadapi anak.

iii. Bahasa menjadi dasar bagi individu melaksanakan tugas secara

fungsional, serta memberi kemampuan untuk mengelola dan

mereflesksikan kemampuan berpikir, sesuai dengan pengalaman

hidup dan juga pengetahuan yang sudah ada dalam struktur kognisi

individu.

c. Budaya

Peran budaya terhadap perkembangan kognitif merupakan konsep

dasar ketiga yang diketengahkan oleh Vygotsky. Bahasa yang

digunakan oleh komunitas etnis dalam budayanya memberi acuan

dasar bagi individu untuk memahami esensi lingkungan kehidupannya.

Serta merujuk juga pada dasar-dasar berpikir dan berperilaku sesuai

dengan budayanya.

Secara empiris, budaya sebenarnya memberi makna ketentuan

terhadap perkembangan kognitif. Matsutomo dan Juang (2008)

mengungkapkan bahwa keterkaitan budaya dan kognisi adalah sebuah

fakta yang tidak dapat dipisahkan, bahkan budaya itu sendiri melekat

dalam esensinya sebagai kognisi. Dalam perspektif psikologi, budaya

secara umum dipandang sebagai sebuah fakta yang merupakan

representasi mental mengenai esensi kehidupan di dalam budaya itu.

3. Jarome S. Bruner (1915- )

Berbeda dengan Piaget, Burner melihat perkembangan kognitif

manusia berkaitan dengan kebudayaan. Bagi Bruner, perkembangan

kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan,

terutama bahasa yang biasanya digunakan. Sehingga, perkembangan

8

Page 9: Teori Pembelajaran Kognitif

bahasa memberi pengaruh besar dalam perkembangan kognitif (Hilgard

dan Bower, 1981).

Menurut Bruner untuk mengajarkan sesuatu tidak usah menunggu

sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan

pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan

kata lain, perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan

jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai

dengan tingkat perkembangannya.

Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan

adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat

diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi, tetapi

disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka, artinya

menuntut adanya pengulangan-pengulangan. Cara belajar yang terbaik

menurut Bruner ini adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan

melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan (Free

Discovery Learning). Dengan kata lain, belajar dengan menemukan.

Menurut bruner ada 3 tahap dalam perkembangan kognitif, yaitu:

a. Enaktif : usaha/kegiatan untuk mengenali dan memahami lingkungan

dengan observasi, pengalaman terhadap suatu realita.

b. Ikonik :siswa melihat dunia dengan melalui gambar-gambar dan

visualaisasi verbal.

c. Simbolik : siswa mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak

dipengaruhi oleh bahasa dan logika dan penggunaan symbol.

Keuntungan belajar menemukan (Free Discovery Learning):

a. Menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat memotivasi siswa

untuk menemukan jawabannya.

b. Menimbulkan keterampilan memecahkan masalahnya secara mandiri

dan mengharuskan siswa untuk menganalisis dan memanipulasi

informasi.

9

Page 10: Teori Pembelajaran Kognitif

4. David Ausebel (1918- )

Proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan

pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan baru (belajar menjadi

bermakna/ meaning full learning). Proses belajar terjadi melalui tahap-

tahap:

a. Memperhatikan stimulus yang diberikan.

b. Memahami makna stimulus menyimpan dan menggunakan informasi

yang sudah dipahami.

Menurut Ausebel siswa akan belajar dengan baik jika isi

pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan

tepat kepada siswa (Advanced Organizer), dengan demikian akan

mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa. Advanced organizer

adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi seluruh isi pelajaran

yang akan dipelajari oleh siswa. Advanced organizer memberikan tiga

manfaat yaitu :

a. Menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi yang akan

dipelajari.

b. Berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara yang sedang

dipelajari dan yang akan dipelajari.

c. Dapat membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih

mudah.

Untuk itu pengetahuan guru terhadap isi pembelajaran harus sangat

baik, dengan demikian ia akan mampu menemukan informasi yang sangat

abstrak, umum dan inklusif yang mewadahi apa yang akan diajarkan. Guru

juga harus memiliki logika berfikir yang baik, agar dapat memilah-milah

materi pembelajaran, merumuskannya dalam rumusan yang singkat, serta

mengurutkan materi tersebut dalam struktur yang logis dan mudah

dipahami.

5. Robert M. Gagne

Menurut gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan

informasi dalam otak manusia. Dalam pembelajaran terjadi proses

10

Page 11: Teori Pembelajaran Kognitif

penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan

keluaran dalam bentuk hasil belajar.

Salah satu teori yang berasal dari psikolog kognitiv adalah teori

pemrosesan informasi yang dikemukakan oleh Robert M. Gagne. Menurut

teori ini belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam

otak manusia. Sedangkan pengolahan otak manusia sendiri dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Reseptor (alat indera) : menerima rangsangan dari lingkungan dan

mengubahnya menjadi rangsaangan neural, memberikan symbol

informasi yang diterimanya dan kemudian di teruskan.

b. Sensory register (penempungan kesan-kesan sensoris) : yang terdapat

pada syaraf pusat, fungsinya menampung kesan-kesan sensoris dan

mengadakan seleksi sehingga terbentuk suatu kebulatan perceptual.

Informasi yang masuk sebagian masuk ke dalam memori jangka

pendek dan sebagian hilang dalam system.

c. Short term memory ( memory jangka pendek ) : menampung hasil

pengolahan perceptual dan menyimpannya. Informasi tertentu

disimpan untuk menentukan maknanya. Memori jangka pendek

dikenal juga dengan informasi memori kerja, kapasitasnya sangat

terbatas, waktu penyimpananya juga pendek. Informasi dalam memori

ini dapat di transformasi dalam bentuk kode-kode dan selanjutnya

diteruskan ke memori jangka panjang.

d. Long Term memory (memori jangka panjang) :menampung hasil

pengolahan yang ada di memori jangka pendek. Informasi yang

disimpan dalam jangka panjang, bertahan lama, dan siap untuk dipakai

kapan saja.

e. Response generator (pencipta respon) : menampung informasi yang

tersimpan dalam memori jangka panjang dan mengubahnya menjadi

reaksi jawaban.

11

Page 12: Teori Pembelajaran Kognitif

B. Pandangan Aliran Psikologi Kognitif Terhadap Manusia

Aliran psikologi kognitif melihat manusia sebagai makhluk yang aktif

mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapiens).

Dimana psikologi kognitif juga menempatkan manusia sebagai makhluk yang

bereaksi secara aktif terhadap lingkungannya dengan cara berfikir. Manusia

berusaha memahami lingkungan yang di hadapinya  dan merespons dengan

pikiran yang di milikinya. Psikologi  kognitif juga mempelajari bagaimana

arus  informasi yang di tangkap oleh indra di proses dalam jiwa seseorang

sebelum diendapkan dalam kesadaran atau di wujudkan dalam bentuk tingkah

laku.  Reaksi terhadap rangsangan tidak selalu keluar berupa tingkah laku

nyata, akan tetapi juga bisa mengendap berupa ingatan, atau di proses menjadi

gejolak perasaan, seperti rasa gelisah, atau kecewa dan lain sebagainya, atau

bisa juga di proses menjadi sikap, seperti suka dan tidak suka. Karenanya

dalam pandangan psikologi ini, manusia layaknya sebuah komputer, dimana ia

menangkap informasi, mengelolah, menyimpan, atau mengeluarkannya dalam

bentuk perilaku.

Di mana konsepsi manusia sebagai pengelolah informasi (the person as

information processor ) adalah perilaku manusia yang di pandang sebagai

produk strategi pengolahan informasi yang rasional yang mengarah pada

penyediaan, penyimpanan dan pemanggilan informasi yang di gunakannya

untuk memecahkan persoalan. Dalam konsep ini manusia menjadi orang yang

sadar dalam memecahkan persoalan. Karena itu manusia menurut teori

kognitif di sebut sebagaimana di atas yakni  “homo sapiens” yaitu  manusia

yang berpikir.

Walaupun manusia tidaklah serasional sebagaimana di jelaskan di atas,

karena kadang kala penilaian orang didasarkan pada informasi yang tidak

lengkap dan kurang rasional, karena manusia menggunakan prinsip – priinsip

umum dalam mengambil keputusan. Walaupun psikologi kognitif sering di

kritik karena konsep – konsepnya yang sulit di uji, namun psikologi kognitif

telah berusaha memasukkan kembali “ jiwa manusia” yang sudah di cabut

behaviorisme, yang kontradiktif dengan psikoanalisis yang memandang bahwa

12

Page 13: Teori Pembelajaran Kognitif

manusia sangat di pengaruhi oleh insting dan dorongan nafsu rendah.dan

menolak konsepsi ketidaksadaran dan kesadaran yang menjadi inti dari

psikoanalisis, namun lebih memandang aspek stimuli lingkungan yang bisa

membentuk prilaku manusia

C. Dinamika Prilaku Manusia

Dinamika perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki

oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, nilai, etika, kekuasaan,

persuasi, dan genetika. Menurut perspektif kognitif lebih menekankan bahwa

tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam

menangkap, menilai, membandingkan dan menanggapi stimulus sebelum

melakukan reaksi. Pada dasarnya individu mempunyai keinginan untuk

memenuhi kebutuhan dan dalam memenuhi kebutuhannya individu

memerlukan perilaku-perilaku yang dinamis. Untuk mendapatkan perilaku

yang dinamis, individu perlu menyesuaikan dan menggunakan segala aspek

yang ada dalam dirinya. Apabila semua aspek dalam diri individu dapat

berjalan dinamis, individu tidak hanya dapat memenuhi kebutuhannya tetapi

juga dapat mengembangkan diri ke arah pengembangan pribadi.

Pengembangan pribadi yang dimaksud adalah individu dapat menguasai

kemampuan-kemampuan social secara umum seperti keterampilan komunikasi

yang efektif, sikap tenggang rasa, memberi dan menerima toleran,

mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat seiring dengan sikap

demokratis, memiliki rasa tanggung jawab sosial seiiring dengan kemandirian

yang kuat dan lain sebagainya.

Dalam Pendidikan pun dinamika perilaku perlu diterapkan agar kegiatan

bimbingan dan konseling kelompok bisa berjalan dengan lancar, dinamis dan

tujuan yang diingkan tercapai.

D. Implikasi Teori Kognitif dalam Pembelajaran

Implementasi perkembangan kognitif ini dapat memberikan acuan dalam

merancang program pembelajaran yang terintegrasi dengan tingkat pendidikan

sesuai dengan usia anak, materi pembelajaran, kedalaman materi pembelajaran

13

Page 14: Teori Pembelajaran Kognitif

dan kompetensi yang diharapkan. Kemampuan kognitif anak seharusnya

berkembang sesuai dengan potensi anak.

1. Teori Piaget

a. Pemahaman Konsep

Teori Piaget dapat diimplementasikan untuk mengembangkan kemampuan

pemahaman konsep pada berbagai jenjang pendidikan,

b. Perkembangan Penalaran

Teori Piaget juga dapat di implementasikan pada penggunaan proses

interaksi, dalam upaya memahami tingkat perkembangan dan mendorong

proses penalaran siswa ke tingkat yang lebih tinggi drai pada berbagai

jenjang pendidikan.

c. Kemampuan Berpikir

Implementasi teori Pieget juga dapat dilakukan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir siswa, malalui latihan menganalisis objek tertentu

pada berbagai jenjang pendidikan.

2. Teori Vygotsky

a. Perancangan program pembelajaran

Teori Vygotsky dapat mengimplementasikan dalam pemanfaatan

aktivitas yang bermakna dan tugas otentik untuk dijadikan dasar dalam

upaya merancang program pembelajaran.

b. Perkembangan Kognitif

Dalam upaya membantu perkembangan kognitif siswa di berbagai

jenjang pendidikan, implementasi dapat dilakukan melalui pengunaan

media.

c. Meningkatkan Kualitas Interaksi Siswa

Implementasi teori Vygotsky dapat dilakukan membuat prosedur

pengayaan tugas yang teratur, yang akan mendorong siswa

memningkatkan kualitas interaksinya.

3. Jarome S. Bruner (1915)

Implikasi Teori Bruner dalam Proses Pembelajaran adalah

menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu

14

Page 15: Teori Pembelajaran Kognitif

masalah; anak akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya

dengan model mental yang telah dimilikinya; dan dengan pengalamannya

anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali

struktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di

dalam benaknya. Dari implikasi ini dapat diketahui bahwa asumsi dasar

dari teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan

pengalaman didalam dirinya yang tertata dalam bentuk struktur kognitif,

yang kemudian mengalami tahap belajar sebagai perubahan persepsi dan

pemahaman dari apa yang aia temukan.

Teori ini menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan

baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menemukan suatu aturan (termasuk konsep, teori, definisi, dsb) melalui

contoh-contoh yang menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi

sumber . Dari pendekatan ini “belajar ekspositori” (belajar dengan cara

menjelaskan). Siswa diberikan suatu informasi umum dan diminta untuk

mencari contoh-contoh khusus dan konkrit .

4. Teori Ausubel

Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, ada beberapa

prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang perlu kita perhatikan, yaitu :

a. Pengatur awal

Pengatur awal mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka

pelajari, dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi

yang berhubungan yang dapat digunakan untuk membantu

menanamkan pengetahuan baru. Suatu pengatur awal dapat dianggap

sebagai pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru.

b. Diferensiasi Progresif

Selama belajar bermakna berlangsung, perlu terjadi pengembangan

dan elaborasi konsep. Pengembangan konsep berlangsung paling

baik,bila unsur-unsur yang paling umum diperkenalkan terlebih dulu,

baru kemudian hal-hal yang lebih khusus dan detail dari konsep

tersebut.

15

Page 16: Teori Pembelajaran Kognitif

c. Belajar Superordinat

Belajar superordinat terjadi, bila konsep-konsep yang telah dipelajari

sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih

luas, lebih inklusif.

d. Penyesuaian integratif

Dalam mengajar, bukan hanya urutan menurut diferensiasi progresif

yang diperhatikan, melainkan juga harus diperlihatkan bagaimana

konsep-konsep baru dihubungkan pada konsep-konsep superordinat.

Kita harus memperlihatkan secara eksplisit bagaimana arti-arti baru

dihubungkan dan dipertentangkan dengan arti-arti sebelumnya yang

lebih sempit dan bagaimana konsep-konsep yang tingkatnya lebih

tinggi sekarang mengambil arti baru.

5. Teori Gagne

Dalam pembelajaran menurut Gagne peranan guru lebih banyak

membimbing peserta didik, guru dominan sekali peranannya dalam

membimbing peserta didik. Di dalam mengajar memberikan serentetan

kegiatan dengan urutan sebagai berikut :

a. Membangkitkan dan memelihara perhatian

b. Merangsang siswa untuk mengingat kembali konsep, aturan dan

keterampilan yang relevan sebagai prasyarat

c. Menyajikan situasi atau pelajaran baru

d. Memberikan bimbingan belajar

e. Memberikan Feedback atau balikan

f. Menilai hasil belajar.

g. Mengupayakan transfer belajar.

h. Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan

untuk menerapkan apa yang telah dipelajari.

16

Page 17: Teori Pembelajaran Kognitif

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jean Piaget (1896-1980) pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa

anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Teori Jean

Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang

kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak dengan lingkungannya.

Lev Vygotsky (1896-1934) berpendapat bahwa perkembangan kognitif

dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam suatu situasi sosial yang

hampa. Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak

menjelajahi dunianya sendiri dan membentuk gambaran realitas batinnya

sendiri. Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan mental

seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran

menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa, sistem matematika,

dan alat-alat ingatan.

Aliran psikologi kognitif melihat manusia sebagai makhluk yang aktif

mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapiens).

Dimana psikologi kognitif juga menempatkan manusia sebagai makhluk yang

bereaksi secara aktif terhadap lingkungannya dengan cara berfikir.

Implementasi perkembangan kognitif ini dapat memberikan acuan dalam

merancang program pembelajaran yang terintegrasi dengan tingkat pendidikan

sesuai dengan usia anak, materi pembelajaran, kedalaman materi pembelajaran

dan kompetensi yang diharapkan. Kemampuan kognitif anak seharusnya

berkembang sesuai dengan potensi anak.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas kami memberikan beberapa saran yaitu bagi guru ,

supaya dapat mengefektifkan cara belajar siswa yang aktif, menunjang prestasi

siswa , dan mengembangkan  ranah kognitif, bagi pembaca,makalah ini belum

sempurna sebagaimana yang diperlukan maka kami sangat mengharapkan

kritik, saran, ide demi memperbaiki makalah berikutnya.

17

Page 18: Teori Pembelajaran Kognitif

DAFTAR PUSTAKA

Danim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung : Alfabet

Efendi, Juniska. 2015. Psikologi Pendidika tentang Aliran-Aliran. http://juniskaefendi.blogspot.co.id/2015/04/psikologi-pendidikan-tentang-aliran.html. Diakses pada tanggal 20 September 2015.

Halman, Sri Utami. 2014. Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky dan Piaget. http://utamitamii.blogspot.co.id/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.html. Diakses pada tanggal 20 September 2015.

Roihah. 2009. Implikasi Teori Jean Piaget Dalam Pembentukan Kepribadian Muslim Pada Anak Usia Sekolah 7-12 Tahun. Skripsi. Jogjakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Surna nyoman. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Erlangga

Sumanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

18