Teori an Kognitif Piaget

33
BOOK REVIEW PSIKOLOGI PERKEMBANGAN KELOMPOK 2 (3D) Farah Fauzia (108070000146) Megatasya K. Serena (108070000160) Serdo Mayendi (108070000161) Atika Sari (108070000175) Yunita Syahrdiyanti S. (108070000192) FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Transcript of Teori an Kognitif Piaget

Page 1: Teori an Kognitif Piaget

BOOK REVIEW

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

KELOMPOK 2 (3D)

Farah Fauzia (108070000146)

Megatasya K. Serena (108070000160)

Serdo Mayendi (108070000161)

Atika Sari (108070000175)

Yunita Syahrdiyanti S. (108070000192)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 2: Teori an Kognitif Piaget

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah swt yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya bagi kami melalui ilmuNya yang Maha luas

dan tak terkira, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta

salam tercurah pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya

hingga akhir zaman. Amin.

Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih dalam

pembelajaran yang tentunya terdapat kekurangan, oleh karena itu kami meminta

maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat pada kami khususnya, penyusun

dan para pembaca pada umumnya. Terima kasih.

Ciputat, 5 Oktober 2009

Penyusun

Page 3: Teori an Kognitif Piaget

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

BIOGRAFI JEAN PIAGET (1896-1980)

Piaget lahir di Neuchatel, sebuah kota universitas kecil di Swiss, dimana

ayahnya adalah sejarawan abad pertengahan di universitas tersebut. Sejak kecil ,

Piaget menunjukkan kemampuan sebagai ilmuan yang sangat menjanjikan

dimasa depan. Pada usia 10 tahun ia menulis sebuah artikel tentang burung

albino yang dilihatnya di taman. Ketika masih bersekolah di STMU, penelitiannya

tentang kerang telah membawanya berkenalan dengan para kolega dari luar

negeri dan sebuah tawaran kerja sebagai kurator sebuah museum (yang

kemudian dibatalkan karena mengingat usianya belum cukup.

Pada usia 15 tahun Piaget mengalami krisis intelektual yang membuatnya

sadar bahwa keyakinan agama dan filosofisnya kekurangan pondasi ilmiah. Hal

ini membuatnya mencari cara untuk mengawinkan filsafat dengan sains. Dia

mencoba meraih gelar doktornya didalam ilmu-ilmu alam pada usia 21 tahun,

namun pencarian Piaget yang lebih luas terjadi ketika dia merasa kebingungan

dan kehabisan tenaga. Akhirnya, pada usia 23 tahun dia mulai menetapkan

sebuah rencana. Dia menggunakan penemuan-penemuan ini untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan lebih luas didalam epistemologi, yaitu persoalan-

persoalan filosofis berkenaan asal-usul pengatahuan. Dia menyebut proyek ini

“epistemologi genetik”. Piaget memutuskan untuk mempelajari anak pada 1920

ketika bekerja di laboratorium Binet di Paris. Piaget menjadi tertarik pada respon-

respon anak-anak kecil ini, khususnya tentang jawaban-jawaban mereka yang

keliru. Kesalahan mereka, begitulah yang dilihatnya, memiliki pola konsisten yang

mengatakan bahwa pikiran mereka memilki sifat sendiri yang unik.

Untuk mempelajari ide-ide unik anak-anak yang potensial ini, Piaget

meninggalkan tes-tes standar yang menurutnya memaksa respons anak menjadi

“saluran-saluran artifisial bagi seperangkat pertanyaan dan jawaban”, dan

menggunakan sebuah wawancara klinis yang lebih terbuka untuk “menguatkan

aliran kecenderungan-kecenderungan spontan mereka”. Piaget secara khusus

mewawancarai anak-anak yang berusia 4-12 tahun dan menemukan bahwa

Page 4: Teori an Kognitif Piaget

anak-anak yang usainya dibawah tujuh tahun secara kualitatif berfikir dengan

cara yang berbeda mengenai mimpi, moral dan topik-topik yang lain. Pada 1925,

putri pertama Piaget, Jacqueline, lahir—sebuah peristiwa yang mengawali

serangkaian studi penting mengenai tingkah laku kognitif. Riset Piaget telah

memunculkan respons yang berbeda-beda dari pada psikolog segala zaman.

Piaget mengubah pertanyaannya selama wawancara dilakukan jika

menurutnya hal ini bisa membantu memahami pikiran tertentu pada anak; cara

ini, banyak psikolog mengeluhkannya, mengganggu aturan standar wawancara.

Piaget juga menghabiskan masalah-masalah tertentu seperti melaporkan ukuran

samplenya dan memberikan ringkasan-ringkasan statistik hasil pertemuaannya.

Piaget banyak dikritik berkenaan dengan metodologinya, namun tahun 1960-an

menyaksikan ketertarikan kembali yang sangat besar pada karya-karyanya.

ORIENTASI UMUM TERHADAP TEORI

Dikarenakan teori Piaget sangat kompleks dan sulit dipahami kita melakukan

pendekatan dari yang umum ke yang khusus. Dengan melalui beberapa

karakteristik teori: Genetik epistimologi, pendekatan biologi, strukturalisme,

tingkatan pendekatan, dan metodelogi.

1. EPISTIMOLOGI GENETIK

Sebagaimana Piaget berpendapat, epistimologi adalah “hubungan antara

tindakan atau pemikiran subjek dan objek terhadap pengalamannya”.

Percarian Piaget tentang psikologi pengembangan membawa kita pada

“genetik” bagian istilah genetik epistimologi. “Genetik tidak berarti pada

pembawaan lahir, arti yang secara umum, tapi kepada “perkembangan atau

kemunculan”. Dengan mempelajari perubahan dalam perkembangan dan yang

sedang berkembang dalam proses untuk mengetahui dan dalam susunan

pengetahuan. Piaget merasa bisa menemukan jawabannya pada masalah

epistimologi tradisional. Kepeduliaannya terhadap persoalan yang klasik dan

epistimologi menjelasakan kepeduliannya dengan apa yang para filosof

menyakini dasar kategori pemikiran: waktu, ruang, hubungan sebab dan akibat,

dan kuantitas. Kategori pemikiran tersebut sangat jelas pada orang-orang

Page 5: Teori an Kognitif Piaget

dewasa, tetapi dalam pemikiran Piaget sangatlah tidak jelas untuk anak-anak.

Piaget bertannya-tanya kapan dan bagaiman anak kecil mengerti bhwa tidak

mungkin dua benda atau dua objek bisa menempati tempat yang sama.

Piaget dikenal sebagai epistimologis eksperimental. Tidak seperti

kebanyakan para epistimologis yang menggunakan argumen logisnya untuk

mendukung pendapatnya, Piaget menolak pendekatan armchair dan

memformulasikan hipotesa empiris yang bisa diuji.

Solusi Piaget terhadap permasalahan epistimologi meliputi yang mudah,

tetapi para revolusinori manyatakan bahwa pengetahuan itu sebuah keadaan.

Pengetahuan anak terhadap dunia berubah sesuai dengan berkembangnya

sistem kognitif mereka. Sebagaimana si pengetahu berubah, begitu juga yang

diketahuinya. Sebuah pemikiran anak bukanlah seperti kamera yang mengambil

gambar secara nyata dan utuh. Sebagaimana pikiran berkembang, bagaimanpun

juga itu akan menjadi harmoni dan kenyataan.

2. PENDEKATAN BIOLOGI

Berawal pada masa ketertarikan pada masa kanak-kanaknya terhadap

kerang dan burung, pemikiran Piaget sangat mengacu kepada ilmu biologi.

Perbedaan Piaget adalah ia melihat lebih banyak meneliti kerang-kerangan

dibanding para biologis lainnya. Dalam kesederhanaan kerang-kerangan, ia

melihat prinsip-prinsip dasar bagaimana kehidupan organisme beradaptasi

dengan dunia. Kerang-kerang itu mengatur diri mereka sendiri terhadap

lingkungan dan secara aktif berasimilasi menerima dengan cara yang diizinkan

oleh struktur biologis mereka. Piaget merasa bahwa prinsip-prinsip tersebut juga

berlaku pada pemikiran manusia. Devinisi umumnya yang sangat terkenal tentang

intelegent adalah adaptasi terhadap lingkungan. Sebagaimana juga manusia, dan

organisme yang bukan manusia atau lainnya beradaptasi secara fisik dengan

lingkungan, begitu juga pemikiran beradaptasi dengan lingkunagn pada taraf

psikologi. Piaget terkadang merujukkan perkembangan kognitif sebagai embriolog

mental.

Page 6: Teori an Kognitif Piaget

3. STRUKTURALISME

Pendekatan yang strukturalisme termasuk kedalam pendekatan yang

dilakukan oleh Piaget. Dimana mereka melihat properti yang tersusun dari apa

yang mereka pelajari. Piaget mengusulkan bahwa sebuah pengaturan kecil

operasi mental menggarisbawahi pemikiran luas yang bermacam-macam. Pada

strukturalis melihat bagaimana suatu bagian disusun menjadi keseluruhan, dan

mereka memisahkan pola-pola perubahan. Dalam hal ini, mereka peduli terhadap

bagian dan keseluruhan serta antara keadaan awal dan nanti.

Menurut strukturalis Piaget, hakikat perubahan struktur mental sebagaimana

struktur itu berkembang. Struktur kognitif bayi disebut “schemes”. Schemes

adalah sebuah bentuk organisasi prilaku; yang mencerminkan suatu cara

berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Piaget, schemes adalah segala sesuatu

apapun yang bisa diulang-ulang dan bisa disamaratakan dalam sebuah tindakan.

Struktur kognitif pada masa anak-anak akhir, pada usia 7 tahun ke atas,

dijabarkan dalam arti daya kerja mental abstrak yang tersusun sama seperti

sistem logikomatematis. Dalam hal ini kerangka pemikiran strukturalis bisa dilihat

dalam hal schemes dan operasi mengatur diri mereka sendiri menjadi satu

kesatuan utuh dan bisa digunakan dalam berbagai macam konteks.

4. PENDEKATAN TAHAPAN

Menurut Piaget, stage adalah masa di mana anak berpikir dan berprilaku

dalam situasi yang beraneka ragam dan mencermikan sebuah tipe yang

mendasari struktur mental.

1. A stage adalah keseluruhan yang tersusun dalam sebuah keadaan seimbang.

Piaget sang strukturalis melihat stage sebagai suatu keseluruhan yang

menyusun bagian-bagian. Shcemes atau operasi di tiap tahapan saling

berhubungan untuk membentuk sebuah keseluruhan yang terorganisir. Tiap

tingkatan memiliki struktur yang berbeda, yang menyediakan berbagai tipe

interaksi antara anak dan lingkungan, dan secara konsekuen

memperbolehkan pandangan-pandangan yang berbeda terhadap dunia

secara mendasar. Pokok dari langkah pendekatan Piaget adalah pergerakan

Page 7: Teori an Kognitif Piaget

melalui tingkatan-tingkatan yang lebih mencakup perubahan struktural yang

kualitatif (perubahan dalam bentuk tipe atau jenis) daripada yang kuantitatif

(perubahan dalam bentuk tingkatan, jumlah, kecepatan, atau efisiansi).

2. Tiap stage berasal dari tingkatan sebelumnya, saling berhubungan dan

membentuk stage tersebut, dan mempersiapkan stage selanjutnya. Stage

sebelumnya membuka jalan untuk stage yang baru. Dalam proses

penerimaan stage baru ini, stage sebelumnya digunakan kembali. Sekali-kali

menemukan stage baru tak berselang lama dengan stage sebelumnya.

Sekalipun skil sebelumnya tetap, posisi atau peran mereka di dalam susunan

berubah.

3. Stage mengikuti tingkatan yang tidak berlainan. Stage harus mengikuti

susunan yang ada. Tak ada stage yang terlewati. Dengan kata lain, ketika

stage pertama tidak memiliki seluruh material penyusun yang dibutuhkan

untuk stage ketiga, maka stage kedua dibutuhkan.

4. Stage itu menyeluruh. Piaget tertarik pada bagaimana manusia sebagai

makhluk yang beradaptasi secara psikologi terhadap lingkungan mereka, ia

fokus terhadap struktur dan konsep yang diperoleh semua manusia.

5. Tiap stage meliputi yang akan terjadi dan menjadi. Terdapat sebuah inisial

masa persiapan dan masa final pencapaian di setiap stage. gambaran pada

tiap stage dalam bab ini merujuk kepada hasil akhir, stabil atau tetap, sama

rata, struktur organisasi yang terikat di setiap stage.

Ringkasan, stage adalah keseluruhan struktur yang di mulai dari stage awal

dan membentuk stage selanjutnya, mengikuti tingkatan yang menyeluruh dan

tidak berlainan, dan beralih dari masa transisi yang tidak stabil ke masa akhir

yang stabil.

5. METODOLOGI

Piaget awalnya bekerja dengan preschool dan sekolah anak, biasanya

menggunakan metode klinis yang berarti interaksi verbal yang berhubungan

antara si peneliti dan si anak. Si peneliti mulai dengan menanyakan pertanyaan

Page 8: Teori an Kognitif Piaget

atau mengajukan suatu masalah, tetapi pertanyaan berikutnya diikuti dengan

jawaban si anak untuk pertanyaan selanjutnya. Dengan ini, si peneliti mencoba

memahami alasan yang mendasari alasan jawaban si anak. Seorang penanya

yang berbakat memberikan pendapat yang banyak untuk menghindari jawaban

anak yang berupa sanggahan. Dalam kinerja Piaget berikutnya, pertanyaan-

pertanyaan tersebut dikombinasi dengan manipulasi objek oleh si anak atau si

peneliti.

GAMBARAN STAGE

Untuk memahami setiap stage, kita perlu mengetahui tidak hanya dari mana

dia muncul akan tetapi juga kemana ia akan pergi. Di bawah ini merupakan

penjabaran dari stage yang dilengkapi dengan data yang lebih detail.

1. Masa sensorimotor (dari lahir sampai 2 tahun). Para bayi memahami dunia

pada masa kelahirannya, tindakan fisik terhadap dunia. Mereka bergerak dari

gerakan refleks yang simpel melalui beberapa tahap kesatuan skema yang

tersusun atau prilaku yang tersusun.

2. Periode preoperasional (sejak usia 2 sampai 7 tahun). Tak lama si anak

secara sederhana membuat penyesuaian diri terhadap benda dan keadaan.

Kemudian mereka bisa menggunakan simbol (kesan-kesan, kata-kata, gerak

isyarat) menghadirkan objek dan keadaan.

3. Periode operasional konkret (usia 7 sampai 11 tahun). Anak-anak

memperoleh beberapa struktur logis yang memperbolehkan mereka untuk

menunjukkan berbagai macam operasi mental, yang merupakan tindakan-

tindakan internalisasi yang bisa disediakan.

4. Periode operasional formal (usia 11 sampai 15 tahun). Operasi mental tak

lama kemudian terbatas menjadi objek konkrit. Mereka bisa digunakan dari

statement logis atau verba yang murni. Menjadi yang mungkin sebagaimana

kenyataan, untuk masa depan yang sama baiknya dengan sekarang.

Page 9: Teori an Kognitif Piaget

Walaupun Piaget mengacu kepada stage dari perkembangan , setiap 4

periode yang di atas terdapat pembahasan lebih rinci tentang periode tersebut,

contohnya periode sensori-motorik.

KEPANDAIAN SENSORI –MOTORIK (LAHIR-2 TAHUN)

1. Periode pertama perkembangan Piaget terdiri atas enam tahapan.

Tahap Satu (lahir -1 bulan) : penggunaan refleks-refleks

Ketika Piaget membicarakan stuktur tindakan bayi, dia menggunakan istilah

scheme. Sebuah skema bisa menjadi pola tindakan apapun untuk menghadapi

lingkungan, seperti menatap, menggenggam, memukul, atau menendang. Piaget

menunjukkan refleks seprti menghisap dengan cepat menjadi bagian dari aktifitas

yang diinisiatifkan sendiri oleh bayi. Sebagai contoh; ketika putra bungsunya

Lauren baru berumur dua hari, dia mulai membuat gerakan-gerakan menghisap

padahal tidak ada yang memicu refleks ini, karena Lauren melakukan gerakan ini

diluar jam makan, ketika ia belum lapar, dia mulai melakukan gerakan-menghisap

menghisap. Piaget menyatakan bahwa sekali kita memiliki sebuah skema, kita

juga memiliki kebutuhan untuk membuatnya aktif. Bayi-bayi tidak membatasi diri

hanya pada menghisap puting susu. Mereka juga menghisap pakaian, bantal,

selimut, dan apapun yang bisa mereka temui. Menurut istilah Piaget, mereka

mengasimilasikan semua jenis objek menjadi skema menghisap.

Meskipun asimilasi adalah aktifitas yang paling jelas selama tahap satu, kita

juga dapat mendeteksi permulaan akomodasi. Sebagai contoh, bayi-bayi harus

belajar menyesuaikan gerakan kepala dan bibir untuk menemukan dada dan

perawat.

Tahap Dua (1 – 4 bulan) : Reaksi-reaksi sirkuler primer

Reaksi sirkuler terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman baru dan

berusaha mengulanginya. Contoh yang paling menyolok adalah menghisap

jempol. Secara kebetulan, tangan si bayi bersentuhan dengan mulutnya, dan

ketika tangan itu jatuh, si bayi ingin membawanya kembali. Namun untuk

beberapa saat, bayi tidak bisa langsung melakukan yang diinginkannya. Di dalam

bahasa Piaget, mereka tidak mampu membuat akomodasi yang dibutuhkan untuk

Page 10: Teori an Kognitif Piaget

mengasimilasikan tangan kepada tindakan menghisap. Kebanyakan reaksi

sirkuler primer melibatkan pengorganisasian dua tindakan atau gerakan tubuh

yang sebelumnya terpisah. Sebagai contoh, saat kita melihat bayi perempuan

berulang-ulang membawa tangannya ke dekat wajah dan menatapnya. Dia

sedang mengkoordinasikan pengamatan dengan gerakan tangan. Reaksi-reaksi

ini menyediakan ilustrasi yang baik tentang yang dimaksudkan Piaget dengan

perkembangan intelektual sebagai ‘proses konstruksi’.

Tahap Tiga ( 4-10 bulan): Reaksi sirkuler sekunder

Reaksi sirkuler sekunder terjadi ketika bayi menemukan dan menghasilkan

kembali peristiwa menarik diluar dirinya. Piaget kadang-kadang menyebut reaksi-

reaksi sirkuler sekunder ini sebagai “ membuat pemandangan yang menarik

bertahan lama”.

Tahap Empat ( 10-12 bulan): koordinasi skema-skema sekunder

Pada tahap empat, tindakan bayi menjadi lebih terbedakan, dia belajar untuk

mengkoordinasikan dua skema terpisah demi mendapatkan sau hasil.

Pencapaian baru ini paling tampak ketika bayi berhadapan dengan rintangan-

rintangan.

Tahap Lima ( 12-18 bulan): Reaksi-reaksi sirkuler tersier

Sekarang pada tahap lima, bayi bereksperimen dengan tindakan-tindakan

yang berbeda-beda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda. Sangat penting

untuk dicatat bahwa bayi-bayi sepenuhnya belajar dari mereka sendiri, tanpa

perlu diajari orang dewasa. Mereka mengembangkan skema mereka semata-

mata dari keingintahuan intristik tentang dunia.

Tahap Enam (18 bulan-2 tahun): Permulaan berpikir

Pada tahap enam, anak-anak kelihatan kelihatannya mulai memikirkan situasi

secara lebih internal, sebelum akhirnya bertindak. Piaget mencatat bahwa di

tahap lima, anak mungkin akan memperoleh rantai lewat proses pengalaman

yang lambat dan coba-coba (trail dan error) bagi tindakan yang berbeda-beda.

Page 11: Teori an Kognitif Piaget

Kemajuan anak-anak di tahap enam bisa dilihat sebagai upaya bentuk

berimitasi. Piaget mengamati bahwa anak-anak hanya bisa mereproduksi

tindakan-tindakan yang sudah ada dalam daftar tingkah laku mereka. Hanya pada

tahap enam anak-anak sanggup membuat imitasi yang tertunda (diferred

imitation) — imitasi terhadap model-model yang tidak hadir lagi.

2. Periode II dan III

Pikiran Pra-operasional (2-7 tahun) Dan Operasi-operasi Berfikir Konkret ( 7 -11

tahun)

Di akhir periode sensori-motorik, anak telah mengembangkan tindakan-

tindakan yang efisien dan terorganisasikan dengan baik untuk menghadapi

lingkungan di hadapannya. Di periode berikutnya—yaitu periode pikiran pra-

operasional— terjadi perubahn cukup besar. Pikiran anak berkembang cepat ke

sebuah tatanan baru, yaitu simbol-simbol (termasuk citraan dan kata-kata).

Akibatnya, anak harus mengorganisasikan seluruh pemikirannya sekali lagi.

Selama seluruh periode pra-operasional, pikiran anak pada dasarnya tidak

sistematis dan tidak logis.

Baru pada usia tujuh tahun atau lebih, yaitu permulaan operasi-operasi

berfikir konkret,pemikiran jadi terorganisasikan di atas sebuah landasan mental.

PERTUMBUHAN AKTIVITAS SIMBOLIK

Anak-anak mulai menggunakan simbol-simbol ketika mereka menggunakan

simbol-simbol ketika mereka menggunakan sebuah objek atau tindakan untuk

mempresentasikan sesuatu yang tidak hadir. Salah satu sumber utama simbol ini

adalahbahasa, yang berkembang cepat selama tahun-tahun praoperasional awal

(sekitar 2-4 tahun). Bahasa mengembangkan cakrawala anak-anak. Lewat

bahasa, mereka dapat menghidupkan kembali masa lalu, mengantisipasi masa

depan,dan mengomunikasikan peristiwa-peristiwa kepada orang lain. Anak-anak

tidak menggunakan kata-kata sebagai kelas-kelas objek yang benar, melainkan

hanya sebagai pra-konsepsi,

Page 12: Teori an Kognitif Piaget

Karena anak-anak tidak memiliki pengkatagorian umum, penalaran mereka

sering kali bersifat transduktif, berpindah dari hal-hal khusus ke hal khusus

lainnya. Beberapa psikolog percaya kalau anak-anak belajar berfikir secara lebih

logis ketika mereka menguasai bahasa. Namun Piaget tidak setuju, meskipun

bahasa sangat penting, yaitu menyediakan bagi kita simbol-simbol umum untuk

untuk berkomunikasi dengan orang lain, tidak berarti dia menyediakan struktur

berpikir logis itu sendiri. Logika, bagaimanapun berasal dari tindakan. Bayi sudah

mengembagkan sistem-sistem tindakan yang koheren secara logis selama

periode sensori-motorik sebelum mereka bisa bicara, sehingga logika

sesungguhnya tindakan-tindakan yang cukup terorganisasikan dari jenis tindakan

yang lebih internal. Untuk mempelajari bagaimana tindakan-tindakan internal ini

membentuk sistem-sistem logis, Piaget memberikan bermacam-macam tugas

ilmiah.

PENALARAN ILMIAH

Ekperimen Piaget yang paling terkenal adalah Pengkonservasian kuantitas –

kuantitas (benda cair) yang bersambungan, anak-anak diberi dua gelas A1 dan

A2 yang dipenuhi air dengan ketinggian yang sama. Mereka ditanya apakah dua

gelas ini mengandung jumlah cairan yang sama, dan semuanya setuju.

Kemudian, mereka menuang cairan dari gelas A2 ke gelas P yang lebih rendah

dab lebar bentuknya. M ereka ditanya lagi apakah jumlah cairan itu masih sama.

Pada tingkatan pra-operasional, respon anak terbagi dua.

Pertama, anak gagal untuk mengkonservasi, artinya mereka gagal bahwa

kuantitasnya masih sama. Biasanya, mereka mengatakan bahwa A1 sekarang

memiliki cairan yang lebih banyak karena bentuk gelasnya lebih tinggi. Alam

kedua kasus ini, anak-anak ‘memusatkan‘ hanya pada satu dimensi persepsi

tersebut—cara melihat sesuatu—sehingga gagal memahami kalau secara logis

cairan itu mestinya tetap sama. Kedua, anak-anak sanggup mengambil satu

langkah maju menuju pengkonservasian namun tidak bisa mencapainya. Anak ini

menunjukan suatu ‘regulasi intuitif’ dia mulai memahami adanya dua dimensi

perseptual, namun belum bisa memikirkan keberadaan keduanya secara

Page 13: Teori an Kognitif Piaget

serempak sehingga baginya perubahan pada satu dimensi membatalkan

perubahan pada dimensi lainnya.

Penting untuk dicatat bahwa operasi-operasi berfikir adalah suatu tindakan

mental. Piaget berpendapat bahwa anak-anak menguasai pengkonservasian

secara spontan. Ketika anak pertama-tama mengatakan satu gelas memiliki isi

lebih banyak karena berukuran lebih tinggi, namun meralatnya dengan alasan

yang lain yang lebih lebar, dan kemudian mereka jadi merasa bingung sendiri.

Anak ini mengalami Kontradiksi internal, dimana dia menjawab pertanyaan

dengan melangkah ke tingkatan yang lebih tinggi.

PEMIKIRAN SOSIAL

Egosentrisme. Piaget percaya bahwa disetiap periode terdapat kaitan umum

antara pemikiran ilmiah dan pemikiran sosial. Sebagaimana contoh sama seperti

anak-anak yang berpikiran pra-operasional gagal menyadari dua dimensi pada

tugas-tugas pengkonservasian. Anak-anak yang berpikiran pra-operasional sering

kali egosentrik, menganggap segala sesuatu berasal dari satu titik pandang saja.

Egosentrisme, mengacu kepada ketidakmampuan untuk membedakan

persepektifnya sendiri dari persepektif orang lain. Namun, egosentrisme bukan

berarti tidak mengandung pementingan diri atau kesombongan. Selama anak

bersikap egosentris, anak cenderung bermain sendiri di samping teman-temanya.

Egosentrisme juga bisa mempengaruhi ucapan anak-anak kecil, seperti ketika

mereka terlibat dalam ‘monolog bersama’.

Kebanyakan interaksi pertemanan, awalnya bersifat egosentris. Meskipun

begitu, Piaget berspekulasi, anak-anak dapat melakukan egosentrisme ketika

mereka mengurangi interaksi dengan orang dewasa dan lebih banyak bergaul

dengan teman-teman sebayanya. Mereka menemukan kenyataan bahwa orang

dewasa kelihatannya mengerti apapun yang terlintas dipikiran mereka, sementara

temen-temannya tidak. Konsekuensinya, mereka belajar untuk memahami sudut

pandang orang lainuntuk membuat diri merekadipahami juga. Dengan kata lain,

anak-anak mulai mengkoordinasikan sudut pandang alternatif dengan

kepentingan alternatif. Entah anak-anak sanggup menaklukan egosentrisme lewat

Page 14: Teori an Kognitif Piaget

interaksi dengan teman sebaya atau tidak, paling tidak krusial di dalam teori

piaget adalah anak-anak memainkan peranan yang aktif dengan sendirinya untuk

memahami fakta tentang sudut pandang alternatif. Dia mungkin belum bisa

menaklukan egosentrisme sepenuhnya secara instan, namun yang penting dia

menyadari bahwa apapun langkah yang dibuatnya, dia selalu melangkah dengan

caranya sendiri.

PENILAIAN MORAL

Piaget meneliti pemikiran sosial anak-anak di banyak wilayah, termasuk

moralitas. Setelah itu piaget meneliti pemikiran anak-anak tentang aturan karena

aturan itu bisa diubah baginya.konsepsi yang berbeda-beda tentang aturan ini

kata piaget, menyingkapkan dua sikap moral mendasar. Pertama, karakteristik

anak yang lebih muda usianya adalah heteronomi moral, moralitas kedua, yang

berasal dari anak yang lebih tua usianya, disebut otonomi moral. Moralitas ini

menganggap aturan-aturan sebagai piranti manusia yang diproduksi oleh

kesetaraan semata-mata demi kerja sama.

ANIMISME ATAU KEBERJIWAAN

Piaget melukiskan cara-cara lain yang di dalamnya terdapat pikiran anak

kecil. Ia mengamati bahwa anak muda tidak membuat perbedaan yang sama

antara benda hidup dan tidak hidup seperti yang biasanya dilakukan orang

dewasa. Piaget juga menyebut pandangan tentang dunia fisik sebagai

keberjiwaan dunia(world animistic).

Piaget juga lebih tertarik pada konsep dan definisi tentang hidup. Seperti yang

ditemukan piaget, anak-anak menyamakan hidupnya dengan bentuk aktivitas

yang lain. Piaget juga menemukan tahapan didalam pemikiran tentang jenis-jenis

objek yang memiliki perasaan dan kesadaran. Dimana awalnya anak-anak

percaya bahwa sebuah objek memiliki perasaan jika bereaksi dengan suatu cara.

Namun, anak-anak secara bertahap meninggalkan animisme mereka dan sampai

pada karakteristik pembeda. Kepercayaan pada animisme didalam teori piaget ini

berarti animisme ini ditaklukan sepenuhnya.

MIMPI-MIMPI

Page 15: Teori an Kognitif Piaget

Salah satu studi paling awal piaget menguji konsepsi anak-anak adalah

tentang mimpi. Mimpi merupakan studi awal piaget, dimana ia telah memperbaiki

urutan mimpi. Awalnya anak-anak percaya kalau mimpi itu nyata, secara

bertahap, anak-anak kemudian sadar kalau mimpi bukan hanya tidak nyata,

namun juga tidak terlihat dari luar, berasal dari dalam, bertempat di dalam, dan

memiliki karakterisitik lain yang juga disetujui orang dewasa.

Kaum Piagetian yakin kalau anak-anak biasanya menemukan beragam sifat

mimpi dengan cara mereka sendiri. Artinya, mereka awalnya menganggap mimpi

itu nyata, kemudian mimpi itu tidak kelihatan dan seterusnya. Ketika mencapai

tahap mimpi terakhir, mereka merasakan pengaruh dari pandangan orang

dewasa dan mengubah pemikiran mereka, mengadopsi pandangan bahwa mimpi

itu nyata apapun anggapan orang. Maka bisa dikatakan pandangan orang

dewasa bukanlah satu-satunya penentu dalam proses pembelajaran ini.

RINGKASAN DAN KESIMPULAN

Piaget berpendapat bahwa pikiran anak-anak selama periode pra-operasional

sangat berbeda dari pikiran orang dewasa. Pikiran pra-operasional dicirikan oleh

egosentrisme, animisme, heteronomi moral, memandang mimpi sebagai peristiwa

diluar dirinya, kurangnya kemampuan pengkonservasian, dan banyak lagi.

3. Periode IV

Operasi-operasi berpikir formal (11 tahun - dewasa)

Di tahapan operasi berpikir konkret, anak-anak dapat berpikir sistematik

berdasarkan tindakan-tindakan mentalnya. Namun, ada keterbatasan bagi

kemampuan ini. Mereka bisa bepikir logis dan sistematis hanya selama mengacu

kepada objek-objek yang bisa diindera yang tunduk kepada aktivitas riil. Selama

operasi-operasi berpikir formal, sebaliknya, pemikiran membumbung tinggi ke

wilayah abstrak murni dan hipotesis.

Piaget sangat tertarik dengan kemampuan untuk menalar terkait dengan

kemungkinan-kemungkinan hipotesis. Pada tingkat kepandaian pra-opersional

anak-anak langsung membuat kekacauan. Pada tingkat pengoperasional

Page 16: Teori an Kognitif Piaget

kongkret, tindakan anak-anak lebih terorganisasikan. Pada tingkat pengoperasian

formal, para remaja bekerja dengan sistematis mencoba semua kemungkinan.

Sama seperti periode lainnya, Piaget memperkenalkan model-model logika,

matematis untuk melukiskan operasi berpikir formal. Model-model ini sangat

kompleks, dan kita tidak akan membahas semuannya disini.

Tidak seperti anak-anak ditahapan operasi kongkret yang utamanya hidup

saat ini. Para remaja mulai memikirkan masalah-masalah yang lebih jauh dari

jangkauannya didalam proses ini kekuatan baru kognitif mereka bisa mengarah

kepada idealisme dan utopianlisme yang mengejutkan. Untuk mengapresiasi

sepenuhnya egosentrisme baru ini, kita harus mengkaji bagaimana egosentrisme

tampak ketika anak memasuki wilayah baru kehidupan intelektual. Akhirnya

remaja memasuki sebuah dunia yang lebih luas dan egosentrisme muncul lagi

disini yang melekatkan kekuatan tak terbatas pada pikiran mereka sendiri.

Mereka belajar bahwa konstruksi teoritis ataupun visi utopian bernilai hanya jika

terkait dengan bagaiman keduanya beroperasi didalam realitas.

MASALAH-MASALAH TEORITIS

Konsep pentahapan konsep pentahapan Piagetian mengimplikasian sejumlah

pandangan kuat tentang hakikat perkembangan. Pertama, didalam teori

pentahapan yang ketat, urutan pentahapan mestinya tidak berubah-ubah. Kedua,

pentahapan mengakibatkan pertumbuahan terbagi menjadi sejumlah periode

yang berbeda-beda secara kualitatif. Jika perkembangan intelektual merupakan

seuah proses yang terus menerus dan kuantitatif, maka pembagian apapun

menjadi pentahapan yang terpisah-pisah sehingga menjadi arbitrer. Ketiga,

pentahapan mengacu pada karateristik umum. Pentahapan Piaget mengacu

kepada pola-pola umum berpikir, dan jika kita tahu bahwa seorang anak berada

ditahapan tertentu, maka kita akan bisa memprediksi tingkah laku waktu

menjalani beragam tes. Piaget menyebut ketidakteraturan ini decalages.

Keempat, Piaget percaya kalau pentahapannya mempresentasikan integrasi-

integrasi hirarkis. Dengan kata lain, pentahapan lebih rendah tidak akan lenyap

begitu saja namun terintegrasikan kedalam—dan didominasi oleh—kerangka

kerja baru yang lebih luas. Kelima, Piaget, seperti teorisi pentahapan lainnya yang

Page 17: Teori an Kognitif Piaget

ketat mengklaim bahwa pentahapannya berlangsung dalam urut-urutan yang

sama disemua budaya. Piagetian adalah teori tidak berkaitan dengan

kepercayaan spesifik manapun selain dengan kemampuan-kemampuan kognitif

yang melandasinya.

GERAKAN DARI TAHAPAN-KETAHAPAN

Menurut Piaget, lingkungan memang penting, namun hanya sebagian.

Pengalaman-pengalaman yang mendorong perkembangan kognitif tidak hanya

menarik, namun biasanya menempatkan anak dalam situasi konflik. Konsep

konflik dimasukkan kedalam model perubahan perkembangan yang disebut

Piaget sebagai equilibrasi. Konflik memotivasi anak untuk menyadari bahwa satu

perubahan membatalkan perubah lain, membawa kepada penemuan percakapan.

Model equilibrasi Piaget berusaha melacak kemungkinan numerik pada

kesempatan-kesempatan dimana anak menerima keberadaan satu dimensi,

kemudian yang lain, dan akhirnya keduanya. Sumber lain bagi informasi baru

yang berkonflik ini adalah lingkungan sosial. Kemampuan mengkoordinasikan

sudut pandang ini bisa membantu pertumbuhan pikiran ilmiah, dimana koordinasi

dimensi-dimensi juga penting.

Piaget berusaha mengindikaskan cara-cara berbeda yang didalamnya

terdapat potongan-potongan informasi yang menarik sekaligus berkonflik

mendorong anak-anak mengembangkan struktur-struktur kognitif baru. Dan

ditekankan bahwa perkembangan selalu merupakan sebuah proses yang

spontan.

IMPLIKASI-IMPLIKASI BAGI PENDIDIKAN

Piaget memberikan beberapa rekomendasi tentang pendididkan. Bagi Piaget,

belajar yang sebenarnya buakn sesuatu yang diturunkan oleh guru, melainkan

sesuatu yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri. Belajar merupakan sebuah

proses penyelidikan dan penemuan spontan. Piaget juga menekankan

pentingngnya pemberian instruksi yang disesuaikan dengan tingkat

perkembangan anak tertentu. Prinsip yang menyesuaikan pendidikan dengan

Page 18: Teori an Kognitif Piaget

tahap perkembangan anak-anak yang disebut sebuah self-evident. Sayangnya,

tidak selalu bisa kita mencapainya.

Sebuah pengetahuan tentang pentahapan kognitif memang bisa membantu,

namun anak-anak terkadang memilki pentahapan yang berbeda-beda sesuai

perbedaan wilayah tempat tinggalnya. Yang dibutuhkan disini adalah kepekaan

dan fleksibilitas guru. Karena cara belajar yang aktif selalu mensyaratkan adanya

minat berkeinginan belajar. Piaget percaya kalau belajar mestinya menjadi proses

penemuan aktif dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Piaget

melihat adanya nilai pendidikan yang sangat besar didalam interaksi-interaksi

sosial.

EVALUASI

Sejak tahun 1960, Piaget telah menstimulasi sejumlah besar riset dan diskusi

teoritis. Kita bisa mengamati beberapa kecenderungan dan masalah yang

mengemuka didalamnya.

Sudahkah Riset Mendukung Piaget?

Urutan Pentahapan, secara keseluruhan, riset replikasi yang menggunakan

tugas-tugas perkembangan Piaget telah mendukung urutan pentahapannya.

Pentahapan ini telah membantu kita memahami periode sensori-motorik di

periode awal, dan penalaran ilmiah matematis di periode kemudian. Harus

ditambahkan juga bahwa riset replikasi ini secara khusus menggunakan tugas-

tugas perkembangan Piaget sendiri.

Generalitas Pentahapan. Kebenaran pentahapan Piaget memang banyak

didukung oleh riset, namun pendapatnya bahwa pentahapan adalah mode-mode

berpikir umum kurang begitu bisa diverivikasi. Piaget sendiri mengakui bahwa

anak-anak akan menguasai tugas-tugas yang berbeda pada tingkatan yang

berbeda-beda pula, dia menyebutnya unevenness decalage – namun dia melihat

konsistensi yang lebih besar daripada yang sudah ditemukan. Dengan

mendasarkan diri kepada temuan-temuan negatif sepaerti ini, banyak psikolog

menyarankan kita untuk menginggalkan seluruh teori pentahapan Piaget. Dan

penolakan terhadap pantahapan Piagetian ini menjadi sangat populer di dalam

Page 19: Teori an Kognitif Piaget

psikologi, utamanya bagi mereka yang mempelajari kognisi bermodel komputer.

Namun begitu, penolakan semacam ini bisa dikatan masih terlalu prematur.

Hanya teori Piaget yang bisa membantu kita menjelaskannya. Anak- anak mulai

mendekati kehidupan secara lebih rasional dan konseptual karena mereka

sedang mengembangkan operasi berpikir konkret pada anak-anak.

Pentahapan Piaget atas operasi berpikir konkret memiliki nilai yang sangat

potensial, dan jelas membutuhkan pengerjaan kembali secara serius, pentahapan

Piaget terlalu berharga untuk diabaikan.

Bisakah Orang Mencapai Tahapan Tertinggi?

Piaget (1972) berusaha menganggapi temuan-temuan diatas. Kebanyakan

orang bisa mencapai derajat tertentu dari cara kerja berpikir formal, namun

mereka menggunakannya hanya di wilayah tertentu terutama pada yang

sesuadengan minat dan kemampuan. Kemudian Piaget menyimpullkan bahwa di

tahapan tertinggi orang tidak harus konsisten menjalankan semua tugas

intelektual—bukan dalam derajat konsistensi yang sama seperti yang diharapkan

bagi tahapan sebelumnya. Karena ternyata orang menggunakan kemampuan

berpikir tertinggi hanya di wilayah-wilayah yang sangat menarik minat mereka.

Benarkah Anak – Anak Belajar dengan Cara Mereka Sendiri ?

Mungkin klaim Piaget yang paling kontroversional adalah perkembangan

kognitif merupakan sebuah proses spontan. Ketika Piaget mengatakan bahwa

anak-anak belajar dengan caranya sendiri. Anak-anak lain bisa menstimulasikan

dan menantang pikiran si anak, Piaget tidak percaya bahwa upaya ini produktif

untuk mengajarkan anak-anak akan jawaban atau prosedur yang benar.

Meskipun begitu pembelajaran yang benar berasal dari pengalaman-pengalaman

yang memunculkan keingintahuan anak-anak dan memberi mereka kesempatan

untuk mencari solusi dengan cara mereka sendiri.

Sebagian besar penemuan studi ini menyebutkan ternyata mengajarkan

pengkonservasian sangat sulit dilakukan. Walaupun demikian, pengkonservasian

memang bisa diajarkan. Piaget (1970) melengkapi beberapa pemikiran

tamabahan yang relevan. Piaget menunjukan bahwa ketika Gruber menguji

Page 20: Teori an Kognitif Piaget

perkembangan permanensi obyek pada bayi kucing, dia menemukan bahwa

mereka bergerak maju dalam urut-urutan yang sama namun jauh lebih cepat dari

pada bayi manusia. Piaget juga mengamati bahwa Darwin memerlukan waktu

yang lama sekali untuk merumuskan ide-ide dasarnya, dan Piaget bertanya-tanya

apakah kelambanan harus menjadi kondisi utama bagi sebuah penemuan besar.

Karena itu Piaget mempertanyakan asumsi bahwa setiap anak mungkin memiliki

tingkat optimalnya sendiri untuk membuat serangkaian transisi lewat pentahapan.

Apakah Piaget Membuat Anak Kecil Tampak Tidak Berkemampuan Kognitif ?

Piaget menuduh mereka, membuat anak kecil terlihat tidak memiliki

kemampuan kognitif. Deskripsi Piaget tenteng pikiran pra-operasional khususnya,

hanya menyoroti kelemahan-kelemahan anak; mereka dianggap gagal

mengkonservasi, tidak dapat mengklasifikasikan objek, egosentri dan sebagainya.

Di akhir kariernya, Piaget merespon dengan singkat semua tuduhan kalau dia

mengkarekterisasikan anak kecil terlalu negatif. Dia menunjukan bahwa pikiran

pra-operasional selama periode ini juga mengandung beberapa komponen positif.

Piaget tidak pernah membuat jawaban akurat atas tuduhan bahwa pandangannya

tentang pikiran pra-operasional bersifat negatif dan pesimistik. Piaget menulis hal-

hal ini untuk merespon studi-studi pelatihan.

Piaget memulai risetnya dengan menyediakan sebuah gambaran yang

mengesankan tentang bagaimana pikiran pra-operasional dapat berbeda. Karena

itulah Piaget mungkin menunjukan bahwa pikiran pra-operasional tidak begitu

bersifat inferior ketimbang logika orang dewasa karena secara kualitatif hal ini

memang suatu cara pandang dunia yang berbeda. Piaget tidak membatasi pikiran

pra-operasional sesuai istilahnya itu, karena dia menghargai kekuatan yang unik.

Jika demikian yang dikatakan Piaget adalah bahwa setiap periode memiliki

jenis kesempurnaannya sendiri,dan harus dipandangi menurut sudut pandang

periode tersebut. Sayangnya, Piaget menjadi terlalu asik dengan logika formal

sehingga dia menolak kemungkinan pengembangan gagasan di wilayah ini.

Pandangan Piaget terhadap anak-anak di tahapan berpikir pra-operasiaonal

terlalu negatif, karena dia berfokus hanya pada kelemahan logika mereka jika

Page 21: Teori an Kognitif Piaget

dibandingkan logika orang dewasa. Namun demikian cara terbaik untuk

menyeimbangkan gambar ini bukan dengan mengikuti saran para pengkritiknya

yang berusaha menunjukan kalau pikiran ank kecil sama logisnya dengan pikiran

kita. Sebaliknya, kita perlu memahami kemungkinan kalau pikiran ank kecil

memiliki kualitas dan kebaikannya sendiri yang sangat berbeda dari kualitas dan

kebaikan pikiran orang dewasa.

KESIMPULAN

Dewasa ini cukup penting untuk kita perhatikan bahwa hampir setiap orang

sudah mengembangkan idenya masing-masing untuk melawan Piaget. Ini semua

ujian yang sesungguhnya bagi kokoh tidaknya teori Piaget. Apapun kekurangan

teorinya Piaget, dia masih dianggap dapat menangkap aspek – aspek paling

esensial dari perkembangan kognitif manusia yang paling dini.

MEKANISME PERKEMBANGAN

Menurut teori kognitif pada psikologi perkembangannya piaget juga

membahas adaptasi dan organisasi merupakan dasar awal intelektual dalam

mekanisme perkembangan. Dan ia juga mengatakan bahwa dalam

perkembangan manusia itu perlu beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat

melestarikan dan tetap berlangsungnya hidup manusia itu sendiri. Piaget sendiri

menyadari bahwa teori pengetahuan adalah teori adaptasi pikiran kedalam suatu

realitas.

1. Teori Adaptasi Piaget

Menurut Piaget ialah proses intelektual dimana pengalaman dan ide baru di

interaksikan dengan apa yang sudah diketahuai untuk membentuk struktur

pengertian yang baru. Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan

setiap organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kecenderungan ini

mempunyai dua komponen atau dua proses yang komplementer, yaitu ;

a) Asimilasi, yaitu kecenderungan organisme untuk mengubah lingkungan

guna menyesuaikan dengan dirinya sendiri.

b) Akomodasi, yaitu kecenderungan organisme untuk merubah dirinya sendiri

guna menyesuaikan diri dengan keliling.

Page 22: Teori an Kognitif Piaget

2. Teori Organisme Kognitif

Teori ini lebih merujuk kepada kecenderungan pemikiran yang terdiri dari

sistem-sistem yang berhubungan menjadi satu kesatuan. Menurut Piaget

pengetahuan adalah suatu kontruksi (bentukan) kegiatan atau tindakan

seseorang. Pengetahuan ilmiah itu berubah semakin berkembang dari waktu

kewaktu. Pemikiran ilmiah ini merupakan proses konstuksi dan reorganisasi yang

terus menerus, karena pengetahuan bukanlah sesuatu yang ada di luar,

melainkan ada di dalam diri seseorang yang membentuknya. Menurutnya juga

bahwa pemikiran atau pengetahuan manusia itu pada dasarnya aktif, karena

mengetahui adalah mengasimilasikan realitas dalam sistem transformasi.

KONTRIBUSI TEORI TERHADAP PERKEMBANGAN

Teori Piaget adalah teori yang paling berpengaruh dalam psikologi

perkembangan, beberapa diantaranya adalah:

1. Kontibusi dari teori yang mana menggambarkan perubahan pada kognisi dan

sosial anak dan juga bagaimana anak memperoleh pengetahuan tentang

dunia. Pembagian-pembagian tahapan pada perkembangan kini sangat

banyak membantu mengenai gambaran dan dasar utama untuk

dikembangkan oleh para peneliti selanjutnya. Hal ini terutama pada

perkembangan kognisi anak.

2. Penerapan model logika matematika oleh Piaget pada metode-metode

penelitian sangat membantu untuk perkembangan berpikir atau kognisi anak.

3. Equilibrasi merupakan unsur paling penting dalam perkembangan pemikiran

anak, karena dianggap sebagai motivasi dasar seseorang untuk

mengembangkan pikiran dan pengetahuannya.

KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TEORI PIAGET DALAM PSIKOLOGI

PERKEMBANGAN

Kelemahan dari Teori Piaget

1. Kurangnya dukungan untuk pemikiran mengenai tahapan-tahapan terdapat

keraguan, apakah teori Piaget mengenai tahapan dapat diaplikasikan dalam

Page 23: Teori an Kognitif Piaget

kenyataan. Pembahasan Piaget terhadap yahapan-tahapan itu didalamnya

menggambarkan tentang organisasi kejiwaan pada pengetahuan anak dan

memprediksi pengetahuan anak tentang objek dan peristiwa. Para ahli

psikologi menyatakan bahwa terdapat ketidakparasan dalam

mempergunakan batasan kandungan konsep tahapan-tahapan dalam teori

Piaget.

2. Kurangnya mekanisme untuk psikologi perkembangan. Kurangnya

perhitungan mengenai proses transisi kognitif dari tahapan sebelumnya ke

tahapan selanjutnya dan Piaget pun masih meragukan konsep belajar intensif

terhadap anak sedangkan salah satu cara untuk menjelaskan mengenai

perubahan mekanisme perkembangan yaitu dengan menyuplai pengalaman-

pengalaman dan melihat apakah hal-hal itu akan mengakibatkan perubahan

kognitif.

3. Teori Penampilan

4. Meremehkan aspek sosial dan emosional pada perkembangan.

5. Kekurangan metodelogi dan gaya bahasa.

Kelebihan Teori Piaget

1. Memiliki cakupan yang luas pada teorinya. Teori Piaget sangat radikal dalam

menggambarkan susunan tingkah laku individu dan refleks susu ibu sampai

struktur-struktur operasional formal. Teori ini tidak hanya menjelaskan kognisi

tetapi juga mengikutsertakan dalam implikasi bagian perkembangan lainnya

seperti: interaksi sosial, pembelajaran, emosi.

2. Menggunakan teori ekologi. Fokusnya yaitu pada adaptasi anak pada dunia

yang mereka jumpai tiap hari.