TEORI MOTIVASI

download TEORI MOTIVASI

of 24

description

ii

Transcript of TEORI MOTIVASI

  • MOTIVATION

  • Theories of Employee MotivationMotivasi diartikan secara umum sebagai pernyataan internal yang menyebabkan seseorang menyatukan kebiasaan khasnya.Pengarahan (direction) pilihan dari kebiasaan yang spesifikIntesitas (intensity) jumlah usaha dari seseorangKetekunan (percitence) kelanjutan penyatuan dari kebiasaan setiap waktu

  • 5 Konsep Utama dalam Motivasi

    Behavior : action atau tindakan yang dilakukan seseorang.Performance : hasil dari behavior tersebut.Ability : kemampuan atau bakat mendasari tindakan seseorang dalam bekerja.Situational constraints : Faktor lingkungan ikut berperan untuk menghasilkan pekerjaan yang optimalMotivation : dorongan atau alasan atas apa yang akan dilakukan seorang pekerja dalam melakukan action.

  • Teori - Teori MotivasiNeed Hierarchy TheoryTwo-Factors TheoryJustice TheoryExpectancy TheoryGoal-Setting TheoryAction TheorySelf-efficacy Theory

  • Need Hierarchy TheoryDasar dari teori adalah motivasi yang bersumber pada kodrat manusia secara insting.lima tingkat keinginan :physiological, safety, social, self-esteem, and self-actualization

  • Physiological needs adalah kebutuhan paling dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia.Safety needs termasuk kebebasan dari ancaman, rasa bahaya, dan lainnya.Social needs termasuk hasrat untuk berkomunikasi dan merasa hadir bagi orang lain.Self-esteem needs termasuk kepercayaan diri, apresiasi, penghargaan, dan lain-lain.Self-actualization needs adalah kebutuhan diri sendiri untuk menjadi dirinya sendiri yang mampu mengerahkan dan mengembangkan semua potensi dalam diri secara optimal.

  • Two-Factor TheoryTeori Two-Factor ini menyatakan bahwa motivasi berasal dari pekerjaan itu sendiri, bukan dari penghargaan ataupun kondisi pekerjaan.Kebutuhan manusia itu terbagi atas dua kategori, yaitu hygiene factors dan motivator factors.

  • Hygiene factorsmeliputi intensif, pengawasan, rekan kerja, dan prinsip organisasimotivator factorsmelingkupi penghargaan, pengakuan, tanggung jawab, dan kodrat dari pekerjaan itu sendiri.

    Cara untuk memotivasi pekerja dan membuat mereka merasa puas atas pekerjaan mereka adalah dengan menyediakan tingkatan yang sesuai dari motivator factors.

  • Justice TheoryJustice theory ini terbagi menjadi 2 :Equity TheoryFairness Theory

  • Justice Theory : Equity TheoryDasar dari teori adalah motivasi yang bersumber pada perbandingan sosial.Teori ini memiliki 4 landasan utama :Person adalah pekerja yang menempatkan dirinya sebagai suatu individu.Others adalah pekerja lain sebagai suatu individu yang dibandingkan oleh person, atau bisa saja person itu sendiri di masa sebelumnya.Inputs termasuk semua yang telah didedikasikan person dalam pekerjaannyaOutcomes termasuk bayaran, keuntungan, pangkat, dan manfaat lain yang diperoleh Person sebagai hasil balasan dari perusahaan atas input yang ia berikan.

  • Teori ini mengemukakan seseorang akan membandingkan rasio input : outcomesnya dengan input : outcomes individu lain.Kondisi yang memungkinkan timbulnya motivasi adalah saat dimana kondisi fair tersebut tidak muncul.2 keadaan yang berbeda dari kondisi unfair ini, yaitu underpayment inequity dan overpayment inequity.

  • Penelitian telah dilakukan terhadap 2 kondisi yang berbeda ini dan apa dampaknya terhadap timbulnya motivasi.Overpayment-hourly: Peningkatan kuantitas atau kualitas produkOverpayment-unit rate: Produksi menurun, tapi kualitas meningkatUnderpayment-hourly: Penurunan kuantitas dan kualitas produksiUnderpayment-unit rate: Produksi meningkat, tapi kualitas menurun

  • Justice Theory : Fairness TheoryMemiliki prioritas yaitu distribusi penghargaan dan prosedur dimana penghargaan tersebut dialokasikan (distribution justice and procedural justice).Distributive Justice sama halnya dengan equity theory mengenai kebijakan dalam memberikan penghargaan dari sejumlah pekerja.Procedural Justice lebih memperhatikan keadilan distribusi pemberian penghargaan.

  • Expectancy TheoryTeori ini berdasarkan pada kesadaran setiap orang untuk membuat keputusannya sendiri apakah usaha dalam suatu aktivitas mesti ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.Teori ini memiliki 5 komponen utama sebagai variable perhitungan.

  • 5 komponen utamaJob outcomes : Segala sesuatu yang diberikan oleh organisasi ke individu, baik hal positif maupun negatif.Valence : Tingkat kepuasan karyawan atas outcomes yang diberikan.Instrumentality : Tingkat kesadaran pegawai akan hubungan antara hasil yang ia terima atas kinerja yang telah ia berikan.Expectancy : Tingkat kesadaran pegawai akan hubungan antara besarnya usaha yang ia lakukan dengan kinerja yang diberikan. Force : Jumlah usaha yang dikerahkan pekerja karena termotivasi. Semakin besar nilai force, semakin besar motivasinya.

  • Goal-Setting TheoryTeori ini mengasumsikan bahwa setiap orang mampu bertindak dan bersikap secara rasional.Konsepnya adalah menganalisis hubungan antara target awal dengan kinerja yang dihasilkan.

  • Goal (target) punya 2 fungsi utama :Goal adalah sumber motivasi. Goal adalah penuntun cara bekerja.

    Dengan memiliki goal, motivasi pekerja akan timbul dan mereka juga akan tahu bahwa pekerjaan mereka membawa mereka untuk meraih goal tersebut.

  • Action TheoryTeori ini menyatakan bahwa teori motivasi kerja seharunya berfokus utama pada orientasi goal yang disebut actions.Fokus utama pada teori ini ada pada action itu sendiri dan proses yang mengarah pada actions tersebut.

  • Self-Efficacy TheorySelf-Efficacy Theory berbicara mengenai motivasi dan performance yang ditentukan dari seberapa besar kepercayaan diri.Self-Efficacy itu sendiri seperti halnya konsep ekspetasi, dimana perbedaannya adalah ekspetasi lebih berbicara mengenai aktivitas yang lebih spesifik, sementara Self-Efficacy lebih berbicara mengenai perasaan secara umum apakah ia mampu atau tidak.

  • Berbagai peneliti telah mencoba untuk menerapkan Self-Efficacy theory di dalam lingkungan kerja:McIntire dan Levine (1991)Mencoba menerapkan Self-Efficacy theory pada pelajar mengenai pelajaran mengetik.Mathieu, Martineau, dan Tannenbaum (1993)Menemukan bahwa Self-Efficacy yang diterapkan diawal kelas bowling berhubungan dengan performance-nya di akhir kelas.

  • Locke dan Latham (1990)Menerapkan Self-Efficacy pada meta-analysis dari 13 pelajar terkait performance mereka di laboratorium.W.D. Davis, Fedor, Parsons, dan Herold (2000)Menerapkan Self-Efficacy pada aircraft pilot training.Karl, OLeary, dan Martocchio (1993)Menemukan bahwa ada positif feedback dari kecepatan membaca seseorang apabila menerapkan Self-Efficacy

  • Eden dan asosiasinyaFokus mempelajari Self-Efficacy di lingkungan kerja dimana mereka memanipulasi Self-Efficacy untuk melihat efeknya di dalam job performance.Jex, Bliese, Buzzell, dan Primeau (2001)Menghubungkan Self-Efficacy dengan tingkat stress dan kesejahteraan tentara.

  • Semua penelitian di atas memberi sugesti bahwa Self-Efficacy tinggi berkontribusi pada efektivitas performance dan kesejahteraan pekerja.