Teori Kepribadian Freud Dan Maslow

9
1. Setiap orang punya cara penyesuaian diri terhadap masalah yang diwujudkan dalam pilhan untuk bertindak Freud mempunyai tanggapan tentang bagaimana manusia menghadapi masalah yang ada, dalam hal ini freud mengartikan sebagai kecemasan, kemudian membaginya dalam tiga jenis yakni, kecemasan realita, kecemasan neurotic dan kecemasan moral. Lebih lanjut freud juga menjelaskan bagaimana mekanisme pertahanan terhadap kecemasan tersebut dengan berbagai macam cara yang secara langsung dilakukan oleh eksekutor yakni ego, mekanisme pertahanan ego bertujuan untuk menghadapi kecemasan berlebihan, sehingga pada akhirnya menurut penulis dapat menyelesaikan masalah orang tersebut. Contoh : 1) Pengalihan (displacement); Pengungkapan perasaan yang kuat kepada individu yang kurng mengancam bukan pada individu yang menimbulkan perasaan tersebut a. Individu yang marah ke pada bosnya memarahi suami atau istrinya. b. Seorang anak yang dignggu oleh anak nakal di sekolah memperlakukan adiknya dengan kasar. Freud menjelaskan dalam teori psikoanalitik bagaimana setiap orang dapat menyelesaikan masalah tergantung dari manusia itu sendiri dan lingkungan disekitar artinya bahwa cara penyesuaian diri manusia juga berbeda dari satu ke yang lain, setiap orang berbeda dikarenakan kapasitas faktor pendukung untuk menyelesaikan masalah juga berbeda. Dimana besarnya faktor tersebut adalah id, ego, maupun superego tergantung dari persepsi dari manusia itu sendiri, ketiga faktor tersebut saling menyeimbangkan untuk dapat menyelesaikan masalah penyampaian tersebut seiring dengan alam sadar, bawahsadar, maupun tidak sadar. Menurut freud, kunci untuk dapat memahami perilaku dan masalah kepribadian bermula pada kesadaran maupun ketidaksadaran.

description

teori kepribadian

Transcript of Teori Kepribadian Freud Dan Maslow

1. Setiap orang punya cara penyesuaian diri terhadap masalah yang diwujudkan dalam pilhan untuk bertindak

Freud mempunyai tanggapan tentang bagaimana manusia menghadapi masalah yang ada, dalam hal ini freud mengartikan sebagai kecemasan, kemudian membaginya dalam tiga jenis yakni, kecemasan realita, kecemasan neurotic dan kecemasan moral.

Lebih lanjut freud juga menjelaskan bagaimana mekanisme pertahanan terhadap kecemasan tersebut dengan berbagai macam cara yang secara langsung dilakukan oleh eksekutor yakni ego, mekanisme pertahanan ego bertujuan untuk menghadapi kecemasan berlebihan, sehingga pada akhirnya menurut penulis dapat menyelesaikan masalah orang tersebut.

Contoh : 1) Pengalihan (displacement); Pengungkapan perasaan yang kuat kepada individu yang kurng mengancam bukan pada individu yang menimbulkan perasaan tersebuta. Individu yang marah ke pada bosnya memarahi suami atau istrinya.b. Seorang anak yang dignggu oleh anak nakal di sekolah memperlakukan adiknya dengan kasar.Freud menjelaskan dalam teori psikoanalitik bagaimana setiap orang dapat menyelesaikan masalah tergantung dari manusia itu sendiri dan lingkungan disekitar artinya bahwa cara penyesuaian diri manusia juga berbeda dari satu ke yang lain, setiap orang berbeda dikarenakan kapasitas faktor pendukung untuk menyelesaikan masalah juga berbeda.Dimana besarnya faktor tersebut adalah id, ego, maupun superego tergantung dari persepsi dari manusia itu sendiri, ketiga faktor tersebut saling menyeimbangkan untuk dapat menyelesaikan masalah penyampaian tersebut seiring dengan alam sadar, bawahsadar, maupun tidak sadar.Menurut freud, kunci untuk dapat memahami perilaku dan masalah kepribadian bermula pada kesadaran maupun ketidaksadaran.

Struktur KepribadianDalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego. Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan pleasure principle. Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego. Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.Gerald Corey menyatakan dalam perspektif aliran Freud ortodoks, manusia dilihat sebagai sistem energi, dimana dinamika kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk mendistribusikan energi psikis kepada id, ego dan super ego, tetapi energi tersebut terbatas, maka satu diantara tiga sistem itu memegang kontrol atas energi yang ada, dengan mengorbankan dua sistem lainnya, jadi kepribadian manusia itu sangat ditentukan oleh energi psikis yang menggerakkan. Menurut Calvil S. Hall dan Lindzey, dalam psikodinamika masing-masing bagian dari kepribadian total mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja dinamika dan mekanisme tersendiri, namun semuanya berinteraksi begitu erat satu sama lainnya, sehingga tidak mungkin dipisahkan. Id bagian tertua dari aparatur mental dan merupakan komponen terpenting sepanjang hidup. Id dan instink-instink lainnya mencerminkan tujuan sejati kehidupan organisme individual. Jadi id merupakan pihak dominan dalam kemitraan struktur kepribadian manusia. Menurut S. Hall dan Lindzey, dalam Sumadi Suryabarata, cara kerja masing-masing struktur dalam pembentukan kepribadian adalah: (1) apabila rasa id-nya menguasai sebahagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak primitif, implusif dan agresif dan ia akan mengubar impuls-impuls primitifnya, (2) apabila rasa ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya bertindak dengan cara-cara yang realistik, logis, dan rasional, dan (3) apabila rasa super ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan bertindak pada hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang irrasional. Jadi untuk lebih jelasnya sistem kerja ketiga struktur kepribadian manusia tersebut adalah: Pertama, Id merupakan sistem kepribadian yang orisinil, dimana ketika manusia itu dilahirkan ia hanya memiliki Id saja, karena ia merupakan sumber utama dari energi psikis dan tempat timbulnya instink. Id tidak memiliki organisasi, buta, dan banyak tuntutan dengan selalu memaksakan kehendaknya. Seperti yang ditegaskan oleh A. Supratika, bahwa aktivitas Id dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan proses primer. Kedua, Ego mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada di luar dirinya. Di sini ego berperan sebagai eksekutif yang memerintah, mengatur dan mengendalikan kepribadian, sehingga prosesnya persis seperti polisi lalulintas yang selalu mengontrol jalannya id, super- ego dan dunia luar. Ia bertindak sebagai penengah antara instink dengan dunia di sekelilingnya. Ego ini muncul disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan dari suatu organisme, seperti manusia lapar butuh makan. Jadi lapar adalah kerja Id dan yang memutuskan untuk mencari dan mendapatkan serta melaksanakan itu adalah kerja ego. Sedangkan yang ketiga, superego adalah yang memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-buruk, boleh-tidak dan sebagainya. Di sini superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal, yang sesuai dengan norma-norma moral masyarakat.Kesadaran dan ketidaksadaranPemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya. Menurut Gerald Corey, bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti: (1) mimpi; hal ini merupakan pantulan dari kebutuhan, keinginan dan konflik yang terjadi dalam diri, (2) salah ucap sesuatu; misalnya nama yang sudah dikenal sebelumnya, (3) sugesti pasca hipnotik, (4) materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas, dan (5) materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi simbolik dari simptom psikotik. Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.

2. Maslow menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan kepribadian.

Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologis yang analog dengan struktur fisik: mereka memiliki kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya genetik. Kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak netral. Dasar dari teori maslow ini yaitu humanistic, yang menitik beratkan pada ranah kesadaran. Selain itu menyesuaikan dengan kapasitas bawaan dari individu yang menjadikannya sebagai ciri unik individual. Orang yang dikaji oleh Maslow ini merupakan orang yang sehat dan kreatif bukan seperti yang dikaji oleh psikoanalisa yaitu orang sakit atau abnormal. Struktur kepribadian Maslow ini berupa kebutuhan-kebutuhan individu yang dapat dijelaskan dalam beberapa bagian. Kebutuhan ini merupakan dorongan bagi manusia untuk berperilaku.Kebutuhan dibagi menjadi 2 yaitu kebutuhan dasar (basic needs) dan kebutuhan meta (meta-needs). Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan karena kekurangan. Kebutuhan-kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih sayang, rasa aman, harga diri, dan sebagainya. Sedangkan meta-kebutuhan adalah kebutuhan untuk perkembangan. Metakebutuhan meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan, dan sebagainya. Kebutuhan dasar lebih kuat daripada meta-kebutuhan, namun meta-kebutuhan dapat disubtitusikan atau diganti. Kebutuhan dasar dan meta-kebutuhan itu merupakan instingtif yang melekat pada manusia.

Abraham Maslow menyusun teori motivasi, dimana kebutuhan-kebutuhan manusia disusun ke dalam sebuah hirearki atau tingkatan berjenjang yang berbentuk seperti piramida yang terdiri dari lima level. Setiap kebutuhan dapat dipenuhi jika kebutuhan jenjang sebelumnya telah terpuaskan terlebih dahulu. Berikut ini adalah konsep hirearki kebutuhan manusia yang disusun oleh Abraham Maslow :1. Kebutuhan Dasar 1: kebutuhan fisiologis (Basic Needs).Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kebutuhan fisiologis berisi kebutuhan-kebutuhan fisik yang kuat dorongannya untuk dipenuhi seperti makan, minum, dan kebutuhan akan seks. Saat manusia kelaparan atau kehausan, ia lebih sulit untuk melakukan aktivitas bekerja dan belajar sehingga ia membutuhkan makanan atau minuman untuk menyelesaikan permasalahannya. Dengan demikian, bisa dimengerti jika orang tersebut memilih meninggalkan pekerjaan atau pelajarannya untuk makan dan minum. Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energy untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman2. Kebutuhan Dasar 2: kebutuhan akan rasa aman. (Secure and Safety Needs).Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan. Manusia cenderung untuk menghindari bahaya dan memilih untuk mendapatkan keamanan. Cara manusia untuk mendapatkan keamanan dapat berupa bekerja untuk mendapatkan rasa aman dari kemiskinan, belajar untuk mendapatkan rasa aman dari nilai jelek, menabung uang tabungan kita di bank, membeli asuransi, dan tetap tinggal dalam pekerjaan-pekerjaan yang aman dan terjamin supaya dengan demikian tidak kehilangan tunjangan tambahan.3. Kebutuhan Dasar 3: kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (Love and Belonging Needs). Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan akan cinta, yang mendorong manusia untuk mencari teman dan pasangan hidup atau orang yang menyayanginya. Dari kebutuhan ini, manusia akan termotivasi untuk mencari pergaulan yang luas, bersikap ramah dan tidak menjengkelkan, membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain atau dengan orang-orang pada umumnya, dan dalam hubungan-hubungan ini memberi dan menerima cinta adalah sama penting.4. Kebutuhan dasar 4 yaitu kebutuhan untuk dihargai (Self Esteem Needs).Setelah tubuh menjadi sehat dan tidak kelaparan, merasa aman, dan memiliki teman dan orang yang disayanginya, manusia mulai merasa ingin dihargai oleh teman di sekitarnya. Kebutuhan akan penghargaan ini akan mendorong manusia untuk memperlihatkan kelebihan-kelebihan diri masing-masing supaya teman-teman lainya menghargainya, bersikap lebih kompetitif, merasa berharga dan menimbulkan perasaan berguna bagi diri sendiri, memamerkan kekayaan serta gengsi melalui jenis mobil yang dikemudikan, gaya pakaian, atau melalui tingkah laku yang mengagumkan dan tangkas.

5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (Self Actualization Needs). Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan selanjutnya, yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan ini mendorong manusia untuk bangkit dari kekalahan dan mengaktualisasi diri dengan berbagai tingkah laku seperti membaca, belajar, latihan, dan lainnya. Kepuasan pada kebutuhan ini melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Usaha untuk memperoleh aktualisasi diri memerlukan prasayarat semua kebutuhan yang lebih rumit dan canggih dibanding usaha mendapat makanan. Setiap kebutuhan diatas memerlukan kondisi eksternal-sosial, ekonomi, dan politik yang mendukung. Dengan adanya kebebasan ekonomi atau tidak ada masalah ekonomi, seseorang dapat dengan mudah memunculkan perilaku makan, mencari keamanan baik secara sosial maupun keamanan fisik dan harta benda, maupun memperoleh rasa cinta dan aktualisasi diri.3. Kasus mengenai Vira (24th)

Mengenai kasus ini penulis menilai bahwa, teori yang memungkinkan dipakai untuk vira adalah teori mengenai humanistic (maslow), seperti yang dijelaskan sebelumnya manurut maslow mereka (manusia) memiliki kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya genetik. Kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak netral. Dasar dari teori maslow ini yaitu humanistic, yang menitik beratkan pada ranah kesadaran.

Vira merupakan wanita karir sekaligus ibu rumah tangga, permasalahannya bukan terletak pada kebutuhan dasar dikarenakan seluruhnya dapat terpenuhi karena ekonomi vira yang sangat baik, melainkan permasalahannya terletak pada meta needs, atau kebutuhan meta meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan, dan sebagainya. Kebutuhan dasar lebih kuat daripada meta-kebutuhan, namun meta-kebutuhan dapat disubtitusikan atau diganti. Kebutuhan dasar dan meta-kebutuhan itu merupakan instingtif yang melekat pada manusia.

Sehingga penyelesaian dari kasus vira merupakan pemenuhan kebutuhan terhadap kasih sayang dan kecintaan seorang ibu terhadap anaknya, dikarenakan kurangnya saling tatap muka dan bertemu dengan anak kandungnya. Kesadaran akan hal tersebut membuat vira mempunyai kepribadian yang kurang perhatian.