Makalah Teory Maslow

21
Makalah Teory Maslow A. Pendahuluan Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang pada saat-saat tertentu menuntut pemuasan, dimana hal-hal yang dapat memberikan pemuasan pada suatu kebutuhan adalah menjadi tujuan dari kebutuhan tersebut. Prinsip yang umum berlaku bagi kebutuhan tersebut. Prinsip yang umum berlaku bagi kebutuhan manusia adalah setelah m ini timbul menuntut pemuasan lagi. Kemunculan kembali ini dapat dalam bentuk tujuan yang sama ataupun dengan tujuan yang sudah berubah. Umpamanya kebutuhan faal seperti makan, setelah seseorang makan, dalam waktu beberapa jam kemudian ia akan merasa lapar kembali. 1 [1] Kebutuhan-kebutuhan manusia pada umumnya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: Kebutuhan Primer, yang pada umumnya merupakan kebutuhan faal, seperti lapar, haus, seks, tidur, dan lain-lain. Semua ini adalah kebutuhan faal yang merupakan syarat kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan-kebutuhan semacam ini timbul dengan sendirinya atau sudah ada sejak seseorang lahir. Kebutuhan Sekunder, yang timbul dari interaksi antara orang dengan 1[1] Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, hal. 34.

description

Makalah Teory Maslow

Transcript of Makalah Teory Maslow

Page 1: Makalah Teory Maslow

Makalah Teory Maslow

A.  Pendahuluan

Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang pada saat-saat

tertentu menuntut pemuasan, dimana hal-hal yang dapat memberikan pemuasan pada suatu

kebutuhan adalah menjadi tujuan dari kebutuhan tersebut. Prinsip yang umum berlaku bagi

kebutuhan tersebut. Prinsip yang umum berlaku bagi kebutuhan manusia adalah setelah m ini

timbul menuntut pemuasan lagi. Kemunculan kembali ini dapat dalam bentuk tujuan yang sama

ataupun dengan tujuan yang sudah berubah. Umpamanya kebutuhan faal seperti makan, setelah

seseorang makan, dalam waktu beberapa jam kemudian ia akan merasa lapar kembali.1[1]

Kebutuhan-kebutuhan manusia pada umumnya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

Kebutuhan Primer, yang pada umumnya merupakan kebutuhan faal, seperti lapar, haus, seks,

tidur, dan lain-lain. Semua ini adalah kebutuhan faal yang merupakan syarat kelangsungan hidup

seseorang. Kebutuhan-kebutuhan semacam ini timbul dengan sendirinya atau sudah ada sejak

seseorang lahir. Kebutuhan Sekunder, yang timbul dari interaksi antara orang dengan

lingkungannya seperti kebutuhan untuk bersaing, bergaul, bercinta, ekspresi diri, harga diri dan

dan lain-lain. Kebutuhan sekunder inilah yang paling banyak berperan dalam motivasi

seseorang.2[2]

B.  Riwayat Hidup A. Maslow

Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 01 April 1908.

Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam

pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang

dibanding anak lain sebayanya. Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia

1[1] Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, hal. 34.

2[2] Ibid., hal. 127.

Page 2: Makalah Teory Maslow

bertumbuh di perpustakaan di antara buku-buku.Ia awalnya berkuliah hukum, namun pada

akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada

saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan desember 1928

dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow.Ia memperoleh gelar

bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam

riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia

bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund

Freud. Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New

York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max

Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal.

Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku

manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek ini dengan

mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi, namun dengan

pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hirarki kebutuhan,

berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari pengalaman. Maslow

menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga

1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan

behaviorisme. Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969, dan

menjabat ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia bertemu dengan Kurt

Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri kepadanya) dan mulai menulis karya-

karyanya sendiri. Di sini ia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik. Ia

menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan

jantung pada 8

Page 3: Makalah Teory Maslow

Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar

Humanist of the Year.3[3]

C.    Mengeksplorasi Motivasi

Seorang pemuda Kanada, Terry Fox, menyelesaikan lari jarak jauh yang luar biasa dalam

sejarah. Dia rata-rata berlari sejauh jarak lari maraton (26,2 mil) setiap hari selama lima bulan,

dan karenanya menempuh total 3359 mil melintasi Kanada. Apa yang membuatnya menjadi luar

biasa adalah karena Terry Fox kehilangan satu kaki akibat kanker sebelum dia lari, dan

karenanya dia lari dengan bantuan kaki palsu. Terry Fox jelas orang yang penuh motivasi itu

sesungguhnya?

Apa Motivasi Itu?

Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya,

perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

Mengapa Terry Fox menyelesaikan larinya? Ketika Terry masuk rumah sakit karena kanker, dia

berkata kepada dirinya sendiri sendiri bahwa jika dia bias bertahan hidup maka dia akan

melakukan sesuatu untuk membantu mendanai riset kanker. Jadi, motivasi dari tindakannya

berlari itu adalah untuk memberi tujuan bagi hidupnya dengan membantu orang lain yang

mengidap kanker. Tindakan Terry Fox dilakukan dengan semangat, punya arah (Tujuan) dan

gigih (bertahan lama). Selama berlari melintasi Kanada dia menjumpai banyak rintangan ;angin

kencang, hujan lebat, salju, dan jalan es. Karena kondisi ini, dia rata-rata hanya menempuh 8 mil

selama bulan pertama, jauh dari yang direncanakannya. Tetapi dia terus bertahan dan

mempercepat langkahnya pada bulan kedua sampai dia kembali ke jalur tujuannya. Tindakannya

3[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow/27/10/2011.

Page 4: Makalah Teory Maslow

merupakan contoh dari bagaimana motivasi dapat membantu kita bertahan dan mencapai

sesuatu.4[4]

Kisah Terry Fox digambarkan dalam film The Power of Purpose. Seorang guru grade

enam memperlihatkan film itu kepada anak didiknya dan meminta muridnya untuk menulis apa

yang mereka pelajari dari film tersebut. Seorang murid menulis, “ Saya mempelajari bahwa jika

sesuatu buruk terjadi pada Anda, anda harus terus maju, terus mencoba. Bahkan jika tubuh Anda

sakit, semangat anda tidak boleh lenyap.”

Mari kita lihat contoh lain dari motivasi. Lance Armstrong adalah pembalap sepeda yang

hebat tetapi kemudian dia didiagnosis mengidap kanker pada 1996. Peluang kesembuhannya

diperkirakan kurang dari 50 persen saat pembalap sepeda itu mengikuti kemoterapi dam

emosinya memburuk. Akan tetapi, Lance pulih dari penyakit itu dan bertekad memenangkan

lomba Tour de France sejauh kurang lebih 2.000 mil, sebuah lomba balap sepeda paling

bergengsi di dunia. Hari demi hari Lance berlatih keras, terus betekad memenangkan lomba itu.

Lance kemudian berhasil memenangkan lomba balap Tour de Franc bukan hanya sekali, tetapi

empat kali-pada 1999,2000,2001 dan 2002.

Seperti contoh Terry Fox dan Lance Armstrong, motivasi murid di kelas berkaitan

dengan alas an dibalik perilaku murid dan sejauh mana perilaku mereka diberi dengan semangat,

punya arah dan dipertahankan dalam jangka lama. Jika murid tidak menyelesaikan tugas karena

bosan, maka dia kekurangan motivasi. Jika murid menghadapi tantangan dalam penelitian dan

penulisan makalah, tetapi sia terus berjuang dan mengatasi rintangan , maka dia punya motivasi

besar.5[5]

4[4] John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008., hal. 69.

5[5] Ibid., hal. 69.

Page 5: Makalah Teory Maslow

Firman Rija Arha

D.  Pengertian Motivasi

Motivasi dalam teori Maslow adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu

yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan dari apa yang dibutuhkannya. Teori

motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan

bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi

kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini,

apabila seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang,

ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan

dimotivasinya.6[6]

E.  Hierarki Kebutuhan Maslow

Mengingat bahwa orang mempunyai banyak kebutuhan, mana yang mereka coba puaskan

pada setiap saat tertentu? Untuk memprediksikan hal ini, Maslow mengusulkan hierarki

kebutuhan. Dalam teori Maslow, kebutuhan yang lebih rendah dalam hierarki ini harus

dipuaskan setidaknya sebagian sebelum seseorang nantinya mencoba memuaskan kebutuhan

tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, orang lapar atau orang yang berada dalam bahaya fisik akan

kurang peduli untuk mempertahankan citra diri positif daripada untuk memperoleh makanan atau

keselamatan; tetapi begitu orang itu tidak lagi merasa lapar atau takut, kebutuhan harga diri

mungkin menjadi yang terpenting.7[7]

6[6] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, hal. 77.

7 [7] Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik), Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media, 2009, hal. 109.

Page 6: Makalah Teory Maslow

Maslow mengidentifikasi dua jenis kebutuhan: yaitu kebutuhan pokok dan kebutuhan

pertumbuhan. Orang termotivasi untuk memuaskan kebutuhan pokok tersebut sebelum

memuaskan kebutuhan pertumbuhan (pemenuhan kebutuhan pokok).8[8]

Sebagai seorang pakar psikologi, Abraham Maslow mengemukakan teori motivasi

mengenai kebutuhan manusia. Menurut teori ini, ada lima tingkatan kebutuhan dalam diri

manusia (pokok) mulai dari yang paling dasar sampai ke yang paling tinggi , yaitu: kebutuhan

fisiologis, kebutuhan memperoleh rasa aman, kebutuhan rasa memiliki dan rasa cinta,

kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kelima jenis kebutuhan itu merupakan

jenjang yang saling terkait, dan mendorong individu untuk melakukan berbagai tindakan.9[9]

Teori Kebutuhan dasar yang dikembangkan oleh Abraham Maslow adalah:

a.    Kebutuhan-Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis juga disebut kebutuhan jasmaniah (biologi), yaitu kebutuhan

manusia yang erat hubungannya dengan proses kehidupan jasmaniah. Kebutuhan ini sifatnya

sangat primer dan universal, artinya mutlak harus dipenuhi oleh siapa saja, kapan saja, dan

dimana saja. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka kelangsungan hidup manusia akan

terancam dan dapat membawa kematian. 10[10]

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital, yang

menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan

pangan, sandang, dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dan lain-lain.11[11]

8[8] Ibid., hal. 109.

9[9] Muhammad Surya, Psikologi Konseling, Bandung: CV Pustaka Bani Quraisy, 2003, hal. 112.

10[10] Ibid., hal. 112.

11[11] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan..., hal. 78.

Page 7: Makalah Teory Maslow

Tidak perlu diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan paling kuat.

Tegasnya ini berarti bahwa pada diri manusia yang selalu merasa kurang dalam kehidupannya,

kebutuhan fisiologislah dan bukan yang lain, yang merupakan motivasi terbesar. Seseorang yang

kekurangan makanan, keamanan, kasih sayang dan penghargaan besar kemungkinan akan lebih

banyak membutuhkan makanan dari yang lainnya.

Apabila semua kebutuhan kurang dipenuhi, dan organisme itu didominasi oleh kebutuhan

pokok, kebutuhan lainnya mungkin tidak akan ada sama sekali atau terdesak ke

belakang. Maka layaklah untuk memberikan ciri pada seluruh organisme itu dengan semata-mata

mengatakan bahwa ia lapar, karena kesadaran itu hampir seluruhnya didahului oleh rasa lapar.

Bagi orang yang sangat kelaparan tidak ada perhatian lain kecuali makanan.12[12]

b.    Kebutuhan akan Keselamatan

Apabila kebutuhan fisiologis relatif telah terpenuhi, maka akan muncul seperangkat

kebutuhan baru, yang kurang lebih dapat kita kategorikan dalam kebutuhan akan keselamatan

(keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut, hukum, dan lain-

lain). Semua yang telah dibiccarakan tentang kebutuhan fisiologis juga berlaku bagi kebutuhan-

kebutuhan ini, sekalipun dalam taraf yang lebih kecil. Organisme juga dapat didominasi

seluruhnya oleh kebutuhan ini. Kebutuhan ini hampir-hampir merupakan pengatur perilaku yang

eksklusif, yang menyerap semua kapasitas organisme dalam usaha memuaskan kebutuhan itu,

dan layaklah apabila organisme itu kita gambarkan sebagai suatu mekanisme pencari

keselamatan. Mereka yang menerima, yang menimbulkan efek, yang memiliki kapasitas-

kapasitas lainnya menjadi alat pencari keselamatan. Seperti pada orang lapar, kita juga

mendapati tujuan dominan yang merupakan faktor penentu yang kuat, tidak hanya bagi

12[12] Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993, hal. 45.

Page 8: Makalah Teory Maslow

pandangan terhadap dunia dan falsafahnya di masa kini, tetapi juga di masa depan. Hampir

semua hal kelihatannya kurang penting dibanding keselamatan dan perlindungan (bahkan

kadang-kadang juga kebutuhan-kebutuhan fisiologis, yang karena telah terpenuhi, sekarang

dianggap kurang berarti). Seseorang yang mengalami keadaan demikian dengan cukup ekstrem

dan cukup sinambung, dapat disebut sebagai orang yang hidup demi keselamatan semata.13[13]

Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, orang akan merasa berada dalam situasi yang

tentram bebas dari ketegangan. Banyak orang yang terdorong dan betah dalam situasi tertentu

seperti pekerjaan, pendidikan, dalam keluarga, karena dapat menimbulkan rasa aman dan

tentram. Dan sebaliknya banyak pula orang yang merasa gelisah dalam melaksanakan tugasnya

karena di dalamnya tidak terdapat rasa aman.14[14]

c.    Kebutuhan akan Rasa Memiliki dan Rasa Cinta

Apabila kebutuhan fisiologis dan keselamatan cukup terpenuhi, maka akan muncul

kebutuhan akan cinta, rasa kasih dan rasa memilliki. Sudah merupakan kodratnya bahwa

manusia akan tergantung kepada manusia lain. Maka kini orang akan sangat merasakan

ketiadaan kawan, kekasih, isteri, atau anak. Ia haus akan hubungan yang penuh kasih dengan

orang-orang pada umumnya, yakni haus akan suatu tempat dalam kelompok atau keluarganya

sehingga ia akan berikhtiar lebih keras lagi untuk mencapai tujuan ini. Ia akan berupaya

mendapatkan tempat seperti itu lebih daripada yang lainnya di dunia ini, dan mungkin dengan

melupakan bahwa, ketika ia lapar, iaa pernah mencemoohkan cinta sebagai sesuatu yang tidak

nyata, tidak perlu atau tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian

itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.15[15]

13[13] Ibid., hal. 47-48.

14[14] Muhammad Surya, Psikologi Konseling..., hal. 113.

15[15] Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian..., hal. 53.

Page 9: Makalah Teory Maslow

d.   Kebutuhan akan Harga Diri

Semua orang dalam masyarakat kita mempunyai kebutuhan dan keinginan akan penilaian

mantap, berdasar dan biasanya bermutu tinggi, akan rasa hormat diri, atau harga diri, dan

penghargaan dari orang lain. Kebutuhan-Kebutuhan ini dapat diklasifikasikan dalam dua

perangkat tambahan. Yakni, pertama: keinginan akan kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan

dan kemampuan, kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi dunia serta kemerdekaan dan

kebebasan. Kedua: kita memiliki apa yang disebut hasrat akan nama baik atau gengsi, prestise

(yang dirumuskan sebagai penghormatan dan penghargaan dari orang lain), staus, ketenaran dan

kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, arti yang penting, martabat atau apresiasi.16[16]

e.    Kebutuhan Aktualisasi Diri (perwujudan diri)

Meskipun semua kebutuhan ini telah dipenuhi, kita masih sering merasa bahwa perasaan

tidak puas dan kegelisahan baru akan segera berkembang, kecuali apabila orang itu melakukan

apa yang secara individual sesuai baginya. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai

orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang

musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini

membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang,

kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau

diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang.

Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri. 17

[17]

Aktualisasi diri adalah kemampuan seseorang mengembangkan potensi penuhnya.

Aktualisasi diri dicirikan oleh penerimaan terhadap diri sendiri dan orang-orang lain, spontanitas,

16[16] Ibid., hal. 55.

17[17] Ibid., hal. 56.

Page 10: Makalah Teory Maslow

keterbukaan, kreatifitas, akspresi diri, hubungan yang relatif mendalam tetapi demokratis dengan

orang lain, kreativitas, humor dan kebebasan.18[18]

Tingkatan atau hirarki kebutuhan dari Maslow ini tidak dimaksud sebagai suatu kerangka

yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih merupakan kerangka acuan yang dapat digunakan

sewaktu-waktu bilamana diperlukan untuk memprakirakan tingkat kebutuhan mana yang

mendorong seseorang yang akan dimotivasi (bertindak melakukan sesuatu).

Di dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati bahwa kebutuhan manusia itu

berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan tingkat kebutuhan itu antara

lain latar belakang pendidikan, tinggi-rendahnya kedudukan, pengalaman masa lampau,

pandangan atau falsafah hidup, cita-cita dan harapan masa depan dari tiap individu.19[19]

Berdasarkan urutan tingkat kebutuhan menurut teori Maslow kehidupan tiap manusia

dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada mulanya kebutuhan manusia yang paling mendesak

adalah kebutuhan fisiologis seperti pangan, sandang, papan, dan kesehatan. Jika kebutuhan

fisiologis ini telah terpenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan berikutnya yang mendesak ialah

kebutuhan akan rasa aman dan terlindung. Apabila kebutuhan ini pun telah terpenuhi sehingga

tidak dirasakan lagi sebagai kebutuhan yang mendesak, maka timbul kebutuhan berikutnya yang

mendesak, yaitu kebutuhan rasa memilki dan rasa cinta. Jika kebutuhan ini pun telah terpenuhi

tidak terasa lagi sebagai kebutuhan mendesak, timbul kebutuhan lain yang mendesak, yaitu

kebutuhan akan penghargaan atau prestasi. Demikian seterusnya sampai kepada tingkat

kebutuhan aktualisasi diri: ingin menjadi orang ternama, terkenal di seluruh negara atau dunia.

Namun, janganlah diartikan bahwa kehidupan tiap manusia itu akan mengikuti urutan

kelima tingkatan kebutuhan Maslow itu secara teratur dari tingkat kebutuhan fisiologis sampai

18[18] Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik)..., hal. 109.

19[19] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan..., hal. 78.

Page 11: Makalah Teory Maslow

dengan tingkat kebutuhan aktualisasi diri. Proses kehidupan manusia itu berbeda-beda dan tidak

selalu menuruti garis lurus yang meningkat. Kadang-kadang melompat dari tingkat kebutuhan

tertentu ke tingkat kebutuhan lain dengan melampaui tingkat kebutuhan yang berada di atasnya.

Dengan demikian, pada saat-saat tertentu tingkat kebutuhan seseorang berbeda dengan orang

lain.20[20]

Di samping kebutuhan pokok yang serba kekurangan, Kebutuhan pertumbuhan pun

muncul berupa kebutuhan untuk mengetahui, menghargai, dan memahami, yang dicoba puaskan

orang setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pertumbuhan diantaranya adalah: kebutuhan

untuk mengetahui dan memahami, kebutuhan estetis.21[21]

a.    Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami

Meski kita sudah tahu, setiap menit kita terdorong mengetahui segala sesuatu secara

terperinci dan lebih banyak, dan sebaliknya, mengetahui secara umum arah filsafat dan teologi

dunia. Fakta yang kita peroleh, bila fakta ini terisolasi akhirnya akan dibuat teorinya dan

dianalisis atau diatur atau keduanya. Oleh beberapa kalangan, proses ini diistilahkan sebagai

proses mencari makna. Kita lalu akan mempunyai hasrat memahami, membuat sistem,

mengorganisasi, menganalisis, mencari hubungan dan makna. Kita lalu akan mempunyai hasrat

memahami, membuat sistem, mengorganisasi, menganalisis, mencari hubungan dan makna,

untuk membuat sistem nilai.

Maslow mengakhiri kesimpulannya dengan peringatan agar tidak membuat pemisahan

yang terlalu tajam antara hierarki kognitif dan konatif (kebutuhan pokok).

b.    Kebutuhan estetika

20[20] Ibid., hal. 79.

21[21] Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan (teori dan praktik)..., hal. 109.

Page 12: Makalah Teory Maslow

Beberapa individu benar-benar memiliki kebutuhan estetika dasar. Mereka menjadi sakit

(dengan cara khusus) bila berada dalam lingkungan yang jelek, dan disembuhkan oleh

lingkungan indah; mereka aktif memenuhi keinginan mereka, dan keinginan mereka hanya dapat

dipuaskan oleh keindahan.22[22]

F.   Implikasi Teori Maslow bagi Kehidupan

Pentingnya teori Maslow bagi pendidikan terdapat dalam hubungan antara kebutuhan

dasar (kekurangan) dan kebutuhan pertumbuhan. Jelas, siswa yang sangat kelaparan atau berada

dalam bahaya fisik akan mempunyai sedikit energi psikologi untuk dikerahkan ke dalam

pembelajaran. Sekolah dan lembaga pemerintah mengakui bahwa , kalau kebutuhan dasar siswa

tidak terpenuhi, pembelajaran akan menderita. Mereka telah menanggapinya dengan

menyediakan program sarapan dan makan siang gratis. Namun, kebutuhan kekurangan yang

terpenting adalah kebutuhan akan cinta dan harga diri. Siswa yang tidak merasa bahwa mereka

dicintai dan bahwa mereka tidak mampu tidak akan mungkin mempunyai motivasi yang kuat

untuk mencapai sasaran pertumbuhan tingkat lebih tinggi, seperti pencarian pengetahuan dan

pemahaman pada dirinya atau kreativitas dan keterbukaan pada gagasan baru yang merupakan

karakteristik orang yang mengaktualisasikan diri. Siswa yang tidak yakin dengan kelayakannya

dicintai dan kemampuannya akan cenderung mengambil pilihan yang aman: Berpihak pada

orang banyak, belajar untuk ujian tanpa ketertarikan untuk mempelajari gagasan, menulis esai

yang sudah dapat ditebak tetapi tidak kreatif, dan seterusnya. Guru dapat menenangkan siswa

dan membuat mereka merasa diterima dan dihormati sebagai individu mempunyai kemungkinan

yang lebih besar (dalam pandangan Maslow) untuk membantu mereka gemar belajar demi

22[22] John Adair, Kepemimpinan yang memotivasi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006. hal. 53.

Page 13: Makalah Teory Maslow

pembelajaran dan bersedia mengambil resiko bersikap kreatif dan terbuka terhadap gagasan baru.

Apabila siswa ingin menjadi pelajar yang menentukan arah sendiri, mereka harus percaya bahwa

guru akan menanggapi mereka dengan adil tidak akan ditertawakan atau dihukum karena

kesalahan yang jujur.23[23]

DAFTAR PUSTAKA

Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993.

John Adair, Kepemimpinan yang memotivasi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006

John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.

Mohammad Surya, Psikologi Konseling, Jakarta: CV Pustaka Bani Quraisy, 2003.

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

Robert E. Salvin, Psikologi Pendidikan (teori dan praktik), Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media,

2009.

http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow/ tanggal di akses 27/10/2011.

23[23] Robert E. Salvin, Psikologi Pendidikan (teori dan praktik)..., hal. 110.