Teori Informasi dan Pengkodean
-
Upload
dwiky-erlangga -
Category
Documents
-
view
237 -
download
19
description
Transcript of Teori Informasi dan Pengkodean
Teori Informasi dan Pengkodean
“Assignment 1 dan 2”
Disusun Oleh :
Dwiky Erlangga / 06213006
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2015
Assignment 1
Dalam sebuah skenario pengiriman informasi dari sumber ke tujuan dalam gambar dia atas harus melalui tahapan-tahapan agar informasi sampai dengan baik dan tepat ke tujuan, yaitu :
Information SourcePada bagian ini merupakan asal atau sumber informasi yang ingin di kirimkan, untuk kemudian di proses ke encoder.
EncoderDi encoder, di lakukan source encoding yaitu berupa compression agar pengiriman informasi lebih efisien. Dan Channel decoding, informasi di-encode ke dalam bentuk yang sesuai dengan channel agar dapat di transmisikan.
ChannelData yang di transmisikan melalui channel rentan dengan berbagai macam masalah, contoh : noise. Yang dapat mengurangi atau mengubah isi dari informasi.
DecoderDecoder berfungsi berketerbalikan dengan encoder. Pada decoder, informasi yang telah di terima di decode menjadi bentuk semula sebelum di encode, dan di decoder di lakukan error checking dan error correction untuk memastikan informasi utuh dan sesuai dengan yang di kirimkan.
Information SinkSetelah informasi di pastikan sesuai kemudian di teruskan ke sink, sebagai tujuan dari pengiriman informasi.
Assignment 2
1. a) Karena dalam system komunikasi bias timbul masalah yang terjadi pada transmisi informasi
antara lain noise dan distorsi yang dapat mengubah isi informasi dan dapat mengakibatkan misinformasi atau perbedaan informasi yang di kirim dan di terima.
Dalam menanggapi atau menerima informasi dalam media social, saya tidak menerima begitu informasi tanpa mencari kebenarannya. Pada masa sekarang, berbekal dengan search engine (cth. Google, bing, yahoo, dll.) saya dapat dengan mudah mendapatkan berbagai laman mengenai suatu topik yang akan saya telusuri. Berbekal ketelitian dan kesabaran ebenaran informasi tersebut bisa di dapatkan, melalui forum-forum, milis, maupun blog atau website tertentu.
b)
Karena jika hanya dengan pendektesian error saja tanpa di lakukan koreksi atau perbaikan terhadap informasi, maka isi pada informasi tersebut akan tetap rusak dan informasi yang di terima receiver/destination tetap salah.
c)
Semakin tinggi efiensi atau semakin pendek pendek kode maka semakin tidak reliable dan mudah terjadi error, sehingga jika efisiensi tinggi tingkat kemampuan pendeteksian error pada system akan semakin berkurang karena rentan terjadi banyak error. Sebaliknya jika efisiensi kecil maka tingkat kemampuan pendeteksian error akan semakin tinggi karena lebih kecil sedikit error yang mungkin terjadi.
2. ASCII : D w I k yBinary : 1000100 1110111 1101001 1101011 1111001
a.) Odd Parity Block Redudancy Check
1 0 0 0 1 0 0 11 1 1 0 1 1 1 11 1 0 1 0 0 1 11 1 0 1 0 1 1 01 1 1 1 0 0 1 00 1 1 0 1 1 1 0
b.) Cyclic Redudancy Check (CRC)Divisor = X5+X3+X+1 = 101011 (6 Bit)Extra Bit = Jumlah Bit Divisor- 1 = 6 – 1 = 5 bit (00000)
CRC (Bit data+Extra Bit / Divisor)
10101101001011110000011100111011101101011 1000100111011111010011101011111100100000
Dengan reminder 01111
Kemudian di cek ulang :
10101101001011110000011100111011101101011 1000100111011111010011101011111100101111
Hasil = 00000
c.) ChecksumD = 1 0 0 0 1 0 0w = 1 1 1 0 1 1 1I = 1 1 0 1 0 0 1k = 1 1 0 1 0 1 1y = 1 1 1 1 0 0 1Checksum = 1 0 0 1 0 0 0 = H
Encoded Message = DwikyH
3. Hamming Code
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1P P P P P
P #1 - ?100011110 1 #2 - ?100111100 1
#4 - ?00011111 1#8 - ?0111111 0#16 - ?1001 0
Kesalahan terletak pada bit nomor = 1+8 = 9Oleh karena itu nilai pada bit nomor di ubah dari 0 menjadi 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1P P P P P
P #1 - ?100111110 0 #2 - ?100111100 1
#4 - ?00011111 1#8 - ?1111111 0#16 - ?1001 0