Teori Health Belief Model

13
MAKALAH PENYULUHAN DAN KONSULTASI GIZI “TEORI HEALTH BELIEF MODEL” DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8 1. ZAKIA ARTANI ( P1337431114021 ) 2. FARIDA RAHMAH ( P1337431114033 ) 3. SITI KHOTIJAH ( P1337431114038 ) 4. SEPTIANA ERAWATI ( P1337431114043 ) 5. INTAN SEPTIANI ( P1337431114048 ) PRODI D III GIZI SEMARANG SEMESTER 3 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

description

teori health belief model

Transcript of Teori Health Belief Model

Page 1: Teori Health Belief Model

MAKALAH PENYULUHAN DAN KONSULTASI GIZI

“TEORI HEALTH BELIEF MODEL”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. ZAKIA ARTANI ( P1337431114021 )2. FARIDA RAHMAH ( P1337431114033 )3. SITI KHOTIJAH ( P1337431114038 )4. SEPTIANA ERAWATI ( P1337431114043 )5. INTAN SEPTIANI ( P1337431114048 )

PRODI D III GIZI SEMARANG

SEMESTER 3

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

Tahun Ajaran 2015 /2016

BAB I

Page 2: Teori Health Belief Model

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANGPerilaku kesehatan masyarakat merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

kualitas kesehatan masyarakat. Belakangan ini, kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami penurunan akibat perilaku kesehatan masyarakat yang buruk.

Penurunan kualitas kesehatan masyarakat akibat perilaku kesehatan masyarakat yang buruk ini kemudian menjadi suatu hal yang sangat krusial bagi petugas kesehatan. Perilaku yang buruk, rusaknya lingkungan, dan penurunan kualitas kesehatan menjadi siklus yang harus diputus untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sehat.

Melalui teori Health Belief Model, kita mampu mempelajari perilaku kesehatan masyarakat yang akan mempermudah pemahaman tehadap perubahan kualitas kesehatan masyarakat. Melalui pemahaman dan pengaplikasian teori Health Belief Model yang baik akan tercipta kualitas kesehatan masyarakat indonesia yang baik pula.

II. TUJUANDengan mempelajari teori Health Belief Model ini diharapkan mahasiswa

gizi mempu menjadi calon diploma gizi, yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia menjadi lebih baik lagi.

III. RUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan Teori Health Belief Model?2. Bagaimana sejarah lahirnya teori Health Belive Model?3. Apa peran teori Health Belief Model dalam peningkatan kualitas kesehatan

masyarakat?4. Apa sajakah konsep utama Health Belief Model?5. Bagaimana cara mengkur Health Belief Model?6. Apa saja faktor esensial yang memperngaruhi Health Belief Model?7. Apa contoh penerapan dibidang gizi?

Page 3: Teori Health Belief Model

BAB IIISI

I. Pengertian Health Belief Model            

Adalah perubahan prilaku kesehatan dan model psikologis. Teori Health Belief Model didasarkan pada pemahaman bahwa seseorang akan mengambil tindakan yang akan berhubungan dengan kesehatan. Teori ini dituangkan dalam lima segi pemikiran dalam diri individu,yang mempengaruhi upaya yang ada dalam diri individu untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, yaitu perceived susceptibility (kerentanan yang dirasakan/ diketahui), perceived severity (bahaya/ kesakitan yang dirasakan), perceived benefit of action (manfaat yang dirasakan dari tindakan yang diambil), perceived barrier to action (hambatan yang dirasakan akan tindakan yang diambil), cues to action (isyarat untuk melakukan tindakan). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan self efficacy atau upaya diri sendiri untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya.

II. Sejarah lahirnya Teori Health Belief ModelHBM atau Health Belief Model dikembangkan pertama kali tahun 1950-an

oleh seorang psikologis sosial di layanan kesehatan Publik AS yaitu dimulai dengan adanya kegagalan pada program pencegahan dan pencegahan penyakit (Hocbaum 1958,Rosenstok 1960.1974). Selanjutnya HBM dipelajari sebagai perilaku terhadap gejala gejala sakit yang terdiagnosis terutama tentang kepatuhan terhadap proses pencarian penyembuhan.

Sebelumnya, Witson (1925) mengembangkan teori yang dinamakan sebagai Teori S-R atau stimulus rangsangan yang menyatakan bahwa  semua yang terjadi (perilaku) diakibatkan karena adanya penguatan (reinforcement), kemudian Skiner (1938) menguatkan bahwa setiap perilaku yang mendapatkan ganjaran memungkinkan seseorang akan meningkatkan atau mengulangi perilaku tersebut.

III. Konsep Utama Health Belief ModelHBM, mengandung konsep utama yaitu memprediksikan mengapa

seseorang melakukan tintadakan tertentu  untuk menjaga, melindungi dan mengendalikan kondisi sakit, dengan melihat beberapa sudut pandang antara lain :

1. Kerentanan (Perceived Susceptibility) yaitu seseorang merasakan keyakinan/percaya akan kemungkinan sakit yang terjadi pada dirinya. Misalnya seseorang wanita yang beresiko mempunyai pasangan yang tidak setia, akan merasakan dirinya rentan terkena suatu penyakit menular seksual.

2. Keseriusan (Perceived Severity/seriousility) yaitu seseorang memprediksikan tingkat keparahan apabila menderita penyakit tersebut.

3. Hambatan (Perceived Barrier) yaitu hambatan yang ada dalam seseorang berperilaku sehat, misalnya pada kasus perempuan yang beresiko terkena penyakit IMS, dia akan mencari pencegahan dengan pendeteksian dini melalui pemeriksaan Papsmear, namun dari pihak suami tidak mendukung, hal ini merupakan hambatan.

Page 4: Teori Health Belief Model

4. Keuntungan (Benefitt) yaitu seseorang menimbang keuntungan yang diperoleh antara biaya yang dikeluarkan dengan tingkat sakitnya, misalnya apakah efektif biaya yang dikeluarkan pada pemeriksaan Papsmear yang mahal bila dibandingkan dengan tingkat keseriusan atau resiko penyakitnya.

Variasi dari model ini merupakan  nilai yang dirasakan serta intervensi yang ditentukan  sebagai keyakiyan utama. Konstruksi dari faktor mediasi kemudian menjadi penghubung berbagai jenis persepsi dengan perilaku kesehatan di masyarakat.Faktor lain yang juga mempengaruhi persepsi antara lain :1. Variabel demografi : umur, jenis Kelamin, ras, pekerjaan. Demografi variabel

(seperti usia, jenis kelamin, etnis, pekerjaan)2. Variabel sosio-psikologi : Ekonomi, kepribadian, sosial-psikologis variabel

(seperti status sosial ekonomi, kepribadian, strategi coping)3. Persepsi efikasi (penilaian diri dalam hal kemampuan untuk

berhasil mengadopsi perilaku yang diinginkan)4. Isyarat untuk tindakan (pengaruh eksternal dalam mempromosikan perilaku

yang diinginkan,  termasuk informasi yang diberikan atau dicari, komunikasi persuasif, dan pengalaman pribadi)

5. Motivasi kesehatan  (individu terdorong  untuk tetap pada keadaan sehat )6. Kontrol Perasaan (ukuran tingkat self-efficacy)7. Ancaman (termasuk bahaya yang muncul

tanpa melakukan tindakan kesehatan)8. Prediksi dari model tersebut merupakan kemungkinan yang dilakukan individu

untuk mengambil tindakan kesehatan yang direkomendasikan (seperti pencegahan dan pengobatan)

IV. Pengukuran Konsep Health Belief ModelSangatlah penting mengukur seluruh rentang faktor yang mungkin

mempengaruhi perilaku, hal ini untuk mengurangi adanya kesalahan pengukuran   (Measurable Error) dan tentu akan semakin validitas  serta

Page 5: Teori Health Belief Model

realibilitas. Pengukuran harus spesifik terhadap perilaku tertentu  (misalnya hambatan pada mammografy mungkin agak berbeda dengan hambatan  Colonoscopy) dan harus relavan untuk populasi mana pengukuran itu akan digunakan. Perbedaan budaya dan populasi membuat skala penerapan tanpa pemeriksaan seperti itu cenderung menghasilkan kesalahan. Artinya setiap skala ukur sesuatu tindakan harus jelas dan sudah diteliti apakah layak atau tidak.

Misalnya pada kasus kanker payudara, untuk membuktikan apakah gejala sakit pada payudara seseorang ada hubungannya dengan kanker payudara atau hanya gejala biasa maka alat ukurnya harus jelas yaitu dengan penggunaan mammografy.

Ada beberapa  model perilaku untuk melindungi kesehatan yang umum digunakan yaitu :1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) disingkat dengan

TRA.2. Teori Motivasi perlindungan (Protection Motivation Theory)3. Teori manfaat yang diharapkan dan subjektif (Subjective Expected Utility)

V. Faktor esensial dalam Health Belief ModelAnalisis terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health Belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;a. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu

penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.b. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah

perilaku.c. Perilaku itu sendiri.

VI. Bagan Perubahan Perilaku Masyarakat

PenjelasanMasyarakat umum mempercayai bahwa kepercayaan terhadap perilaku

akan mmpengaruhi output dari masing-masing individu. Kemudian melalui pemikiran-pemikiran tersebut kemudian lahirlah peraturan-peraturan yang membatasi perilaku. Peraturan atau norma yang lahir kemudian menjadi sebuah

Page 6: Teori Health Belief Model

intensitas yang pada ahirnya melahirkan sebuah perilaku yang umum dilakukan dimasyarakat.

Sebagai contoh, masyarakat dilingkungan yang kumuh beranggapan bahwa membuang sampah disembarang tempat adalah hal yang biasa. Kemudian, karena pemikiran tersebut maka muncul kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya didaerah yang kumuh. Kebiasaan tersebut pada akhirnya melahirkan perilaku hidup tidak sehat yang menjadikan kualitas kesehatan masyarakat di daerah kumuh juga menurun.

VII. Contoh Penerapan di Bidang Gizi

Kasus HipertensiKampanye skrining (pemeriksaan) tekanan darah tinggi, dilakukan untuk

mengindentifikasi orang yang beresiko mengalami serangan jantung dan stroke. Tetapi, orang yang mengalami hipertensi tidak selalu mengeluh sakit malahan sebagian besar orang dengan hipertensi tidak mengalami gejala apa pun. Jadi, orang-orang tersebut berpikir tidak perlu mengkonsultasikan masalah hipertensi dengan dokter, mengikuti anjuran untuk diet rendah garam, mengontrol berat badan, atau meminum obat anti hipertensi. Karena faktanya, hanya sebagian kecil orang dengan hipertensi (tekanan darah > 140/90 mmHg) yang mengeluhkan gejala seperti sakit kepala, mimisan, nafas pendek, dan kecemasan. Sering pertama kali pasien dengan hipertensi didiagnosa ketika hendak mencari bantuan kesehatan untuk alasan yang tidak berhubungan dengan hipertensi. Oleh karena itu, Hipertensi disebut sebagai “silent killer” pembunuh diam-diam. Teori Health Belief Model, dapat sangat berguna dalam menganalisa perilaku ketidakpatuhan tersebut.

Sebelum seseorang menerima diagnosa hipertensi dan mengikuti treatmen atau Regimen yang dianjurkan, 1) Seseorang tersebut harus yakin bahwa kondisi hipertensi dapat terjadi tanpa mengalami gejala apa pun (penyakit “silent killer”)->Perceived susceptibility: sejauh mana sesorang merasa rentan atau beresiko mengalami penyakit tersebut. 2) Hipertensi dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke-> perceived severity: sejauh mana seseorang merasa takut atau mengangap  hipertensi merupakan hal yang gawat dan memiliki dampak yang parah. 3) Mengikuti anjuran untuk meminum obat dan menurunkan berat badan dapat mengurangi resiko hipertensi -> perceived benefit: sejauh mana anggapan seseorang bahwa dengan mengikuti anjuran petugas kesehatan akan memberi manfaat tehindar dari resiko tersebut, jadi sejauh mana nilai keuntungan tersebut di maknai apakah sangat berharga atau tidak. 4) Pelaksanaan anjuran untuk mengontrol hipertensi dengan obat atau penurunan berat badan tidak meyebabkan  efek samping atau kesulitan dalam pelaksanaanya -> Perceived Barrier: sejauh mana seseorang mengangap bahwa untuk mencapai hal tersebut harus ada yang dikorbankan atau ada harganya misalnya tidak boleh merokok, harus meluangkan waktu untuk berolahraga, makan tidak enak karena harus mengurangi konsumsi garam, jadi sering kecing akibat efek dari obat hipertensi (diuretik), dll. 5) Apa yang akan dilakukan individu melakukan anjuran tersebut atau malah menolak -> Cues to action (isyarat tindakan): kearah mana seseorang condong berperilaku setelah mempertimbangkan perceived susceptibility, severity, benefit, dan Barrier. Komponen cues to action dapat di perkuat melalui, pembagian leaflet atau

Page 7: Teori Health Belief Model

informasi mengenai hipertensi, surat pos sebagai reminder (pengingat), kalender minum obat yang dapat membatu konsintesi perilaku, pembuatan kelompok senam, dll. 6) jika individu mempunyai pengalaman kegagalan sebelumnya mengenai sulit untuk berolahraga dan menjaga keteraturannya, maka dibutuhkan upaya untuk meningkatkan self Eficacy (kemanjuran diri): keyakinan bahwa individu tersebut mampu untuk melakukan hal tersebut. Dapat diperkuat melalui pelatihan dan pendampingan.

HBM bisa menjadi sebuah model yang baik,  jika masalah kesehatan yang muncul hanya menyangkut masalah motivasi sebagi bahasan utamanya. Konsep HBM harus mendapat tambahan bila diterapkan pada rung lingkup yang lebih luas seperti  diberi tambahan dengan konsep motivasi  sosial atau ekonomi, seperti sesorang akan terlihat lebih menarik jika berat badan turun dan akan menghemat uang jika berhenti merokok. Akan tetapi, tambahan tersebut akan didapatkan dari model atau  teori kesehatan lain, karena fokus utama HBM hanya kepada faktor-faktor yang berada di dalam  individu itu sendiri (intrapersonal).

ANALISIS FAKTOR ORANG TUA TERHADAP STATUS GIZI BALITA

Mayoritas orang tua balita berumur 26-35 tahun, memiliki etnis Jawa dan memiliki pendapatan kurang dari satu juta rupiah. Orang tua balita memiliki tingkat pengetahuan yang cukup mengenai status gizi balita.

Ada hubungan antara persepsi kerentanan (perceived susceptibility) orang tua terhadap status gizi balita, dibuktikan dengan orang tua telah cukup mengetahui mengenai risiko penyebab terjadinya permasalahan status gizi, ada hubungan antara persepsi keseriusan (perceived seriousness) orang tua terhadap status gizi balita dibuktikan dengan kecemasan orang tua apabila balitanya mengalami permasalahan gizi, ada hubungan antara persepsi manfaat dan hambatan (perceived benefit and barrier) terhadap status gizi balita dibuktikan dengan orang tua lebih menganggap bahwa manfaat yang ditimbulkan oleh tindakan dalam meningkatkan status gizi lebih besar daripada hambatan yang diterima dikarenakan oleh faktor pengubah berupa umur, etnis, penghasilan dan sebagian besar tingkat pengetahuan responden yang cukup baik mengenai status gizi balita serta ada hubungan antara petunjuk untuk berperilaku (cues to action) orang tua terhadap status gizi balita dikarenakan mayoritas orang tua telah mendapatkan informasi kesehatan mengenai status gizi balita dari para petugas kesehatan di Puskesmas Perak Timur Surabaya.

Page 8: Teori Health Belief Model

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

1. The Health Belief Model (HBM) adalah model psikologis yang mencoba untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan. Hal ini dilakukan dengan berfokus pada sikap dan keyakinan individu

2. HBM atau Health Belief Model dikembangkan pertama kali tahun 1950-an oleh seorang psikologf sosial di layanan kesehatan Publik AS yaitu dimulai dengan adanya kegagalan pada program Pencegahan dan pencegahan penyakit ( Hocbaum 1958,Rosenstok 1960.1974 )

3. Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;a. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari   suatu penyakit

atau memperkecil risiko kesehatan.b. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya  merubah perilaku.c. Perilaku itu sendiri.

4. Ada beberapa  model perilaku untuk melindungi kesehatan yang umum digunakan yaitu :a. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) disingkat dengan TRA.b. Teori Motivasi perlindungan (Protection Motivation Theory)c. Teori manfaat yang diharapkan dan subjektif (Subjective Expected Utility)

Page 9: Teori Health Belief Model

SaranMengingat besarnya manfaat dari teori Health Belief Model ini, maka seharusnya

teori Health Belief Model ini tidak hanya terbatas  ilmu yang dipelajari kemudian dilupakan begitu saja. tetapi seharusnya, seorrang yang mengabdi dibidang kesehatan khususnya kesehatan masyarakat mampu menerapkan konsep Health Belief Model dalam kehidupan nyata.

Diharapkan, dengan pemahaman mengenai perilaku kesehatan masyarakat melalui Health Belief Model, akan tercipta kualitas kesehatan masyarakat Indonesia yang baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

http://smiqilover.blogspot.com/2009/12/promosi-kesehatan-health-belief-model.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Health_belief_model

http://www.fhi360.org/nr/rdonlyres/ei26vbslpsidmahhxc332vwo3g233xsqw22er3vofqvrfjvubwyzclvqjcbdgexyzl3msu4mn6xv5j/bccsummaryfourmajortheories.pdf

http://msucares.com/health/health/appa1.htm

http://syilgagemily.blogspot.co.id/2012/06/health-belief-model.html