Teori Dasar Sokletasi

16
SOKLETASI Proses ini digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu senyawa dari material atau bahan padat dengan pelarut panas. Alat yang digunakan adalah labu didih,ekstraktor dan kondensor. Didalam sokletasi digunakan pelarut yang mudah menguap. Pelarut itu bergantung pada tingkatannya, polar atau non polat. Zat yang polar larut dalam pelarut polar dan zat non polar larut dalam pelarut nonpolar. Bila penyaringan telah selesai maka pelarut yang telah di uapkan kembali adalah zat yang bersisa. Dietil eter merupakan pelarut yang baik untuik hidrokarbon dan untuk senyawa yang mengandung oksigen proses penyaringan yang berulang ulang pada proses sokletasi bergantung pada tetesan yang mengalir pada bahan yang di ekstraksi. Sampel pelarut yang digunakan bening atau tidak berwarna lagi. Umumnya prosedur sokletasi hanya pengulangan,sistematis dan pemisahan dengan menggunakan labu untuk ekstraksi sederhana tetapi lebih merupakan metoda yang spesial,dan alat yang digunakan lebih kompleks. Oleh karena itu alat soklet cenderung mahal. Sokletasi merupakan suatu proses ekstraksi suatu komponen dari dalam suatu bahan dengan menggunakan pelarut secara terus menerus. Alat yang digunakan adalah unit soklet, yang pada prinsipnya terdiri dari tiga bagian, yaitu labu didih dasar bulat sebagai tempat pelarut dan hasil ekstrak. Tabung soklet, tempat bahan yang akan diekstrak dan Kondensor sebagai pendingin sekaligus berfungsi

description

,

Transcript of Teori Dasar Sokletasi

SOKLETASI

SOKLETASI

Proses ini digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu senyawa dari material atau bahan padat dengan pelarut panas. Alat yang digunakan adalah labu didih,ekstraktor dan kondensor. Didalam sokletasi digunakan pelarut yang mudah menguap. Pelarut itu bergantung pada tingkatannya, polar atau non polat. Zat yang polar larut dalam pelarut polar dan zat non polar larut dalam pelarut nonpolar. Bila penyaringan telah selesai maka pelarut yang telah di uapkan kembali adalah zat yang bersisa. Dietil eter merupakan pelarut yang baik untuik hidrokarbon dan untuk senyawa yang mengandung oksigenproses penyaringan yang berulang ulang pada proses sokletasi bergantung pada tetesan yang mengalir pada bahan yang di ekstraksi. Sampel pelarut yang digunakan bening atau tidak berwarna lagi. Umumnya prosedur sokletasi hanya pengulangan,sistematis dan pemisahan dengan menggunakan labu untuk ekstraksi sederhana tetapi lebih merupakan metoda yang spesial,dan alat yang digunakan lebih kompleks. Oleh karena itu alat soklet cenderung mahal.Sokletasi merupakan suatu proses ekstraksi suatu komponen dari dalam suatu bahan dengan menggunakan pelarut secara terus menerus. Alat yang digunakan adalah unit soklet, yang pada prinsipnya terdiri dari tiga bagian, yaitu labu didih dasar bulat sebagai tempat pelarut dan hasil ekstrak. Tabung soklet, tempat bahan yang akan diekstrak dan Kondensor sebagai pendingin sekaligus berfungsi untuk menjaga uap pelarut dan komponen yang terekstrak tidak terlepas keluar akibat pemanasan. Ketiga bagian ini dibuat 1 set, sehingga bila disambungkan menjadi pas dengan tidak ada kebocoran.Tujuan dilakukannya pengeringan adalaha untuk mengilangkan kandungan air yang terdapat dalam sample sedangkan dihaluskan adalah untuk mempermudah senyawa terlarut dalam pelarut. Ekstraksi merupakan suatu metoda pemisahan berdasarkan kelarutan suatu zat yang tak saling campur. Metoda metoda ekstraksi terdiri dari maserasi, sokletasi, perkolasi serta refluks. Metoda yang digunakan untuk bunga sependong hingga didapat ekstrak adalah metoda sokletasi. Sokletasi ini menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organic yang terdapat dalam bahan alam dalam suhu panas, dimana sample terpisah dari pelarut, sample hanya dilewati oleh pelarut. Sample yang akan diekstraksi dibagi menjadi 5 bagian dan dibungkus dengan kertas saring. Setiap bungkus sample dilakukan 2 jam atau sampai warna pelarut seperti warna aslinya. Pelarut yang digunakan adalah n-heksan. Saat penggantian bungkus sample tidak dilakukannya penggantian pelarut atau penambahan pelarut. Ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi ini dievaporasi agar didapat ekstrak pekat. Proses evaporasi bertujuan untuk menguapkan pelarut dari ekstrak sehingga didapat ekstrak pekat. Dilakukan dalam keadaan vakum agar tidak ada senyawa yang keluar atau masuk dari evaporator dan juga evaporator ini menggunakan pendingin balik. Ektrak pekat yang diperoleh disimpan dalam vial. Dan dilakukan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Prinsip dari KLT ini adalah adsorbsi. Tujuan dari KLT ini adalah untuk melihat ada berapa senyawa dalam suatu ekstrak dan untuk memilih pelarut yang sesuai. Dimana langkah langkah dari KLT ini adalah melarutkan senyawa, penyiapan plat KLT, siapkan pelarut (eluen),penotolan senyawa, masukkan plat dan lihat hasil pemisahannya. Untuk melihat pemisahanyang terbaik maka dilakukan dengan komposisi campuran pelarut yang bermacam macam, campuran pelarut yang digunakan adalah EtOAc dan n-heksan. Sedangkan untuk melarutkan ekstrak digunakan kloroform. Untuk mendeteksi noda yang dihasilkan pada plat dilakukan dengan menggunakan lampu UV dan juga pereaksi semprot yaitu Cerium sulfat dalam H2SO4. Dengan menggunakan ekstrak pekat dari bunga sependong itu jga dilakukan uji bunuh terhadap udang laut ( Brine Shrimp Lethality). Tujuan dilakukan uji BSLT ini adalah untuk menguji daya toksisitas dari sample. Uji BSLT ini dilakukan terhadap larva udang Artemia salina leach, alas an digunakannya udang ini karena mudah didapat, murah, prosesnya cepat 1 x 24 jam, mudah dikembangbiakan dan mudah mati. Sample dilarutkan dengan DMSO dan DMSO ini juga berfungsi sebagai blangko pada percobaan ini. Uji BSLT ini dilakukan pada konsentrasi yang berbeda-beda dan dilakukan pada plat. Hasil akan terlihat dalam jangka waktu 1 x 24 jam. Di lihat dari jumlah banyaknya udang yang mati dari tiap tiap konsentrasi dan dibandingkan dengan terhadap blanko. Dari hasil uji BSLT ini dapat disimpulkan bahwa bunga sependong memiliki daya toksisitas yang relative tinggi. Proses selanjutnya adalah kromatografi kolom. Pada perlakuan ini tidak digunakan ekstrak bunga sependong sebagi sample melainkan benalu Albasia dari kelompok II. Hal ini dikarenakan jumlah ekstrak dari bunga sependong yng diperoleh sedikit. Perlakuan ini hanya dilakukan satu kolom. Kromatografi kolom merupakan teknik pemisahan berdasarkan pada perbedaan daya adsorbsi suatu adsorben tertentu terhadap suatu senyawa baik pengotor maupun senyawa hasil isolasi. Prinsip dari kromatografi kolom ini adalah adsorbsi. Kromatografi kolom ini terdiri atas dua yaitu kromatografi kolom vakum dan kromatografi kolom. Tahap pertama adalah menggunakan Kromatografi kolom vakum, dikarenakan jumlah ekstrak yang banyak dan senyawa yang terkandung dalam sample itu masih banyak. Langkahnya adalah pertama penyediaan kolom, kolom dibersihkan lalu dimasukkan sedikit kapas pada ujung kolom dengan tujuan agar nantinya silica gel tidak keluar terbawa oleh eluen. Masukkan silica gel yang telah dilarutkan dengan n-heksan sampai homogen, silica gel ini bertidak sebagai fasa diam, dimasukkannya silica gel ini kran dibawah sambil dibuka sehingga terjadi elusi dan agar silica gel padat dan tidak boleh terdapat gelembung gelembung udara, gelembung ini dapat memperngarihu dari elusi dan menyebabkan keretakan pada silica gel. Diatas silica gel baru dimasukkan sample yang telah diimpregnasi, impregnasi menggunakan silica gel kasar agar cepat lewat dan tidak banyak senyawa yang tertinggal. Tujuan dilakukan impregnasi adalah meratakan sample supaya cepat terjadi elusi,pemisahan bagus dan turunnya hasil pemisahan rata. Kromatografi kolom vakum ini menggunakan vakum dengan tujuan agar tidak ada udara didalamnya sehingga dapat mempercepat elusi. Pelarut yang digunakan untuk mengelusi adalah n-heksan dan EtOAc. Dimana dilakukan dengan kepolaran yang bertingkat dengan tujuan agar yang keluar dulu adalah senyawa yang non polar hingga senyawa yang paling polar, kaerna senyawa non polar dapat larut dalam pelarut polar tetapi senyawa polar tak dapat larut dalam pelarut non polar. Pertama menggunakan 100% n-heksan sebanyak 150mL, lalu 90% n-heksan + 10% EtOAc hingga 100% EtOAc seluruh pelarut masing masing totalnya 150 mL. Hasil dari elusi ini disimpan dalam botol botol berwarna gelap. Dari hasil kromatografi kolom vakum yang disimpan dalam botol botol gelap dilakukan KLT dengan tujuan untuk mengelompokkan senyawa yang ada dimana yang mirip dapat digabungkan untuk pemisahan selanjutnya. KLT dilakukan dengan menggunkan plat yang besar dengan seluruh ektrak dari botol botol ditotolkan pada plat. Eluen yang digunakan 50% n-heksan + 50% EtOAc. Ternyata yang memberikan noda adalah botol 3,4,5,6 dan 9. tetapi hasil noda dari botol 3,4,5 dan 6 terlalu tinggi maka dilakukan KLT lagi dengan menurunkan komposisi dari EtOAc yaitu 70% n-heksan + 30% EtOAc. Maka perlakukan selanjutnya adalah pemisahan senyawa dari ekstrak pada botol 3, 4, 5, 6, dan 9. Kelompok IV bertanggung jawab atas botol 4. pemisahan senyawa dilakukan dengan Kromatografi Kolom Grafitasi. Digunakannya Kromatografi kolom grafitasi ini karena sample yang digunakan sedikit dan jumlah senyawa yang terdapat dalam sample pun sedikit. Kromatografi kolom gravitasi ini tidak menggunakan vakum, makanya elusinya lebih lambat, tetapi kolom yang digunakan jauh lebih kecil dari kolom vakum yang dikarenakan jumlah sampelnya pun sedikit. Untuk tahapan perlakuan sama halnya dengan kromatografi kolom vakum, dimana silica gel halus sebagai fasa diam dan sample terlebih dahulu dilakukan impregnasi. Pelarut yang digunakan juga dengan pelarut yang sama dan menggunakan kepolaran bertingkat yang tujuannya sama pada saat kromatografi kolom vakum. Sample yang digunakan adalah 0,1 gram sedangkan pada kromatografi kolom vakum sample yang digunakan sebanyak 5 gram. Hasil dari elusi ini ditampung pada vial vial. Hasilnya sebanyak 39 vial. Dimana setelah dielusi dengan 100% EtOAc dilakukan elusi dengan 100% methanol dengan tujuan untuk membersihkan silica gel dari senyawa yang masih melekat pada silica gel yang bertindak sebagai fasa diam. Hasil elusi pada vial vial ini diuapkan sehingga akan pelarut akan menguap dan yang tersisa adalah kristal senyawa. Senyawa senyawa dalam vial dilarutkan dengan n-heksan dan dilakukan uji KLT lagi. Tetapi hanya pada vial yang memiliki senyawa atau yang berwarna saja. Tujuan dari KLT ini adalah untuk melihat tingkat pemisahan yang terjadi, apakah sudah merupakan suatu senyawa tunggal atau belum dan apakah senyawa itu telah terbebas dari pengotor. Jika senyawa itu masih terdapat pengotor maka dapat dilakukan pemurnian.

1. Pengertiaan Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.

2. Tujuan EkstraksiTujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai.2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia tertentu3. Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi penggunaan obat tradisional.4. Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah untuk menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada penggunaan tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi khusus.Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.3. Prinsip ekstraksiPrinsip MaserasiPenyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.Prinsip PerkolasiPenyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.Prinsip SoxhletasiPenarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.Prinsip RefluksPenarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.Prinsip Destilasi Uap AirPenyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.Prinsip RotavaporProses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10 C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung. Prinsip Ekstraksi Cair-CairEkstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap. Prinsip Kromatografi Lapis TipisPemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen), komponen kimia bergerak naik mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia tidak sama sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan. Prinsip Penampakan Nodaa. Pada UV 254 nmPada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan tampak berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan indikator fluoresensi yang terdapat pada lempeng. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi.b. Pada UV 366 nmPada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.c. Pereaksi Semprot H2SO4 10%Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H2SO4 10% adalah berdasarkan kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor dari zat aktif simplisia sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih panjang (UV menjadi VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata.4. Jenis Ekstraksi 1. Ekstraksi secara dingin

Metode maserasi Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :Modifikasi maserasi melingkarModifikasi maserasi digestiModifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat Modifikasi remaserasi Modifikasi dengan mesin pengaduk Metode SoxhletasiSoxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifonKeuntungan metode ini adalah : Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung. Digunakan pelarut yang lebih sedikit Pemanasannya dapat diaturKerugian dari metode ini : Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah kondensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan :diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah.Metode Perkolasi Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien.2. Ekstraksi secara panas

Metode refluksKeuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.. Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator.Metode destilasi uap Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel tanamanMetode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.