TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …
Transcript of TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …
130
TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
SINTAKSIS BAHASA ARAB BERDASARKAN METODE
INDUKTIF
Moh. Fauzan
Jurusan Sastra Arab Universitas Negeri Malang
Abstrak: Bahan ajar adalah salah satu komponen penting yang harus
ada dalam proses pembelajaran, karena di dalamnya memuat apa saja
yang harus dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Metode
induktif pada dasarnya adalah metode dari khusus ke umum. Adapun
penerapan bahan ajar berdasarkan metode induktif dalam sintaksis
bahasa Arab adalah dimulai dari contoh-contoh kalimat, pengertian
kaidah, simpulan berkaitan dengan kaidah, dan aplikasi kaidah dalam
soal-soal latihan. Sintaksis “nahw” bahasa Arab adalah ilmu yang
harus dipelajari pertama kali, karena ketika seseorang berbicara
dengan bahasa Arab atau menulis kalimat bahasa Arab, namun tidak
memahami ilmu tersebut dengan benar, maka ucapan dan kalimat
tersebut tidak bisa dipahami. Begitu pentingnya kedudukan sintaksis
“nahw” dalam bahasa Arab sehingga ilmu ini menjadi ilmu yang
harus dipelajari oleh peserta didik ketika mempelajari bahasa Arab.
Dalam mengembangkan bahan ajar untuk sintaksis bahasa Arab
berdasarkan metode induktif ada lima langkah utama yang harus
dilakukan, yaitu: (1) analisis, (2) perancangan, (3) pengembangan, (4)
evaluasi, dan (5) revisi.
Kata Kunci: Bahan Ajar, Sintaksis, Bahasa Arab, Metode Induktif
Bahan ajar adalah salah satu komponen penting yang harus ada dalam proses
pembelajaran karena di dalamnya memuat apa saja yang harus dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung. Di dalamnya mencakup materi, langkah-langkah
pembelajaran, media, dan evaluasi. Adanya bahan ajar tentunya akan sangat membantu
pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan
informasi, alat, ataupun apapun yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar. Oleh karena itu, keberadan bahan ajar tentu sangat penting dalam proses
pembelajaran.
Sebagian peserta didik menganggap matakuliah qowaid baik sintaksis “nahwu”
atau morfologi “sharf” adalah matakuliah yang sulit. Anggapan tersebut tentu menjadi
salah satu masalah serius yang harus dicarikan solusi, hal ini sebagaiamana penemuan
dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Humairoh, Arina Faiqoh, dan Faisal
Hendra (2018). Salah satu solusi yang bisa diupayakan untuk menepis anggapan peserta
didik tersebut adalah dengan menyediakan bahan ajar yang menarik dan memudahkan
pemahaman bagi para peserta didik. Bahan ajar yang menarik tersebut salah satunya
dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan metode induktif.
131
Metode induktif pada dasarnya adalah metode dari khusus ke umum. Adapun
penerapan bahan ajar berdasarkan metode induktif dalam sintaksis bahasa Arab adalah
dimulai dari contoh-contoh kalimat, pengertian kaidah, simpulan berkaitan dengan
kaidah, dan aplikasi kaidah dalam soal-soal latihan. Dengan metode ini peserta didik
akan mengetahui dan memahami contoh-contoh kalimat yang mengandung kaidah
tertentu, setelah itu berusaha menyimpulkan pengertian kaidah yang di bahas, dan
pemahaman berkaitan tentang pengertian akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik
saat disediakan pengertian kaidah tersebut dalam bahan ajar, untuk memantabkan
pemahaman peserta didik maka langkah selanjutnya adalah mengerjakan soal-soal
latihan yang ada dalam bahan ajar tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas,
penulisan artikel berkaitan dengan teori dan penerapan bahan ajar berdasarkan metode
induktif sangat diperlukan. Oleh karena itu penulis berusaha menyajikannya secara
gamblang dalam artikel ini.
PENGERTIAN BAHAN AJAR
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Majid, 2007: 173).
Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis
yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Pannen dalam Belawati
dkk, 2003: 1.1). Bahan ajar merupakan bahan utama yang dijadikan pedoman oleh
peserta didik untuk mengetahui berbagai macam pengetahuan yang dibutuhkan
(Thu’aimah, 1985). Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa,
bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang digunakan
oleh pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk
menambah berbagai macam pengetahuan yang diinginkan.
FUNGSI BAHAN AJAR
Fisher (Kholisin dan Achmad Tohe, 2003) mengungkapkan ada 5 fungsi bahan
ajar. Adapun 5 fungsi tersebut yaitu (1) sebagai sumber pokok bahasan guru, (2)
sebagai dasar memberikan pekerjaan rumah dan tugas-tugas lain siswa, (3) sebagai
pegangan siswa dalam beraktifitas, (4) sebagai dasar membuat petanyaan-pertanyaan
ujian, Dan (5) sebagai sumber pengembangan ketrampilan belajar. Pertama, bahan ajar
sebagai sumber pokok bahasan guru karena guru akan mengajar sebagaimana yang
termuat dalam bahan ajar yang telah ditentukan. Bahan ajar ini menjadi landasan guru
tentang apa yang harus dibahas dan metode apa yang harus digunakan. Kedua, bahan
ajar sebagai dasar memberikan pekerjaan rumah dan tugas-tugas kepada siswa. Selain
berisi materi, bahan ajar juga berupa latihan yang harus dikerjakan. Latihan tersebut
befungsi untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Latihan tersebut bisa dikerjakan di rumah dan menjadi pekerjaan rumah siswa dan juga
dijadikan dasar untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Ketiga, bahan ajar
sebagai pegangan siswa dalam beraktifitas. Aktifitas siswa ketika tanpa bahan ajar
pegangan tentu tidak akan fokus dan melebar kemana-mana. Bisa jadi hal tersebut
bukan malah menambah wawasan bagi siswa tapi malah sebaliknya malah akan
membuat siswa bingung. Bahan ajar akan memfokuskan perhatian siswa dalam
melakukan apa yang ada di dalamnya baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Keempat, sebagai dasar membuat petanyaan-pertanyaan ujian. Soal ujian yang baik
adalah soal yang didasarkan pada materi yang telah dibahas oleh guru dan murid. Soal
yang sesuai akan mengukur sejauh mana tingkat pemahaman terhadap materi yang telah
132
disampaikan. Ketika siswa berhasil mengerjakan soal-soal ujian berarti dia sudah faham
dan materi pelajaran bisa dilanjutkan. Namun jikalau siswa gagal dalam mengerjakan
soal, maka harusnya hal tersebut menjadi renungan guru dan materi pelajaran
hendaknya diulang. Kelima, sebagai sumber pengembangan ketrampilan belajar. dalam
satu kelas tentu karakter siswa beragam, meski para siswa seumuran. Bahan ajar yang
baik haruslah bisa memacu siswa untuk berkembang. Perkembangan siswa tentu
tegantung tingkat kemampuan siswa yang beragam.
KRITERIA BAHAN AJAR
Al-Qasymi (dalam Thuaimah, 1985) menyebutkan beberapa kriteria bahan ajar.
Adapun beberapa kriteria tersebut yaitu (1) hendaknya materi yang disajikan
berdasarkan tujuan pembelajaran, (2) buku akan yang disaikan hendaknya didasarkan
pada analisis kebutuhan siswa, sehingga buku ajar memang memuat apa yang
dibutuhkan oleh siswa, (3) buku ajar hendaknya sesuai dengan kondisi siswa, baik
dalam segi usia, waktu, kewarganegaraan atau suku, kegemaran dan lain sebagainya, (4)
bahan ajar yang dibuat hendaknya memperhatikan kompetensi guru, (5) bahan hajar
yang dibuat hendaknya berisi materi kebahasaan meliputi kosakata, kemahiran, tata
bahasa, dan juga latihan, (6) buku ajar hendaknya didasarkan pada metodologi
pembelajaran sehingga langkah-langkah guru dan siswa dalam proses pembelajaran bisa
berjalan sebagaiamana yang diharapkan, (7) sajian bahan ajar hendaknya mendukung
terwujudnya berbagai kemampuan yang tercantum dalam tujuan pembelajaran.
Sedangkan Ibrahim (tanpa tahun) menuturkan bahwa bahan ajar haruslah sesuai dengan
kurikulum, pilihan contoh-contoh kaidah hendaklah bermakna yang menambah
pengetahun siswa, membuat latihan-latihan sebagai penerapan teori yang dipelajari,
hemdaknya bahan ajar juga memuat kisah-kisah yang menarik.
JENIS BAHAN AJAR
Majid (2007) mengelompokkan bahan ajar menjadi empat bagian, yaitu: bahan
ajar cetak, bahan ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan
bahan ajar interaktif (interactive teaching material). Diantara contoh bahan ajar cetak
yaitu buku, lembar kerja siswa, modul, leafleat, dan brosur. Diantara contoh bahan ajar
dengar (audio) adalah kaset, radio, dan piringan hitam. Diantara contoh bahan ajar
pandang dengar yaitu vidio, compact disk, dan film. Dan diantara contoh bahan ajar
interaktif yaitu CD interaktif dan bahan ajar berbasis android. Sedangkan Belawati dkk
(2003) membagi jenis bahan ajar menjadi 3 bagian, yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar
non cetak dan display. Contoh bahan ajar cetak yaitu buku, lembar kerja siswa, dan
modul. Contoh dari bahan ajar non cetak berupa computer based, audio, vidio. Contoh
bahan ajar display adalah cahrt, poster, foto, dan realia.
SINTAKSIS BAHASA ARAB
Sintaksis “nahw” secara bahasa berarti al-qadsu aw al-jihah “tujuan atau arah”.
Adapun secara istilah adalah kaidah-kaidah atau dasar-dasar untuk mengetahui keadaan
akhir kata bahasa Arab dalam sebuah susunan kalimat dari segi i‟rab, bina‟, dan hal lain
yang berkaitan dengan keduanya (http://www.dar-alhejrah.com/t17613-topic). Sintaksis
atau “nahw” adalah ilmu untuk mengetahui keadaan kata bahasa Arab baik dari sisi
i‟rob maupun bina‟. Dengan ilmu ini kita bisa mengetahui apa harakat akhir sebuah
kata dalam kalimat bahasa Arab, dan harakat tersebut bisa berupa berupa rafa‟, nashab,
jer, atau jazm sesuai dengan kedudukannya dalam sebuah kalimat (al-Gholayaini,
133
2000). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sintaksis “nahw” dalam
bahasa Arab hanya menitikberatkan pada bahasan tentang perubahan i‟rab akhir kata
dan kedudukannya dalam kalimat. Al-Imrithi (tanpa tahun) menuturkan bahwa Ilmu
nahw adalah ilmu yang seharusnya dipelajari pertama kali, karena ketika seseorang
berbicara atau menulis kalimat bahasa Arab, namun tidak memahami ilmu nahw dengan
benar, maka kalimat tersebut tidak bisa dipahami. Begitu pentingnya kedudukan ilmu
nahw dalam bahasa Arab sehingga ilmu ini menjadi ilmu yang harus dipelajari oleh
peserta didik ketika mempelajari bahasa Arab.
METODE INDUKTIF DALAM PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAHASA ARAB
Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit
dan fakta-fakta diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu
kesimpulan atau generalisasi. Pada metode induktif, data dikaji melalui proses yang
berlangsung dari fakta. Ada beberapa kelebihan dari metode ini, yaitu: (1) mampu
menemukan kenyataan yang kompleks yang terdapat dalam data, (2) menjadikan
hubungan antara peneliti dengan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan
dipertimbangkan, (3) dapat memberikan latar secara penuh dan dapat membuat
keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada latar lainnya, dan (4)
dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan
(https://makalah-update.blogspot.com/2012/12/pengertian-metode-induktif-dan-
metode.html).
Adapun penerapan metode induktif dalam pembelajaran sintaksis bahasa Arab
yaitu dengan menyajikan contoh-contoh (amtsilah) terlebih dahulu. Setelah mempelajari
contoh-contoh yang diberikan, siswa dengan bimbingan guru menarik sendiri
kesimpulan kaidah-kaidah bahasa berdasarkan contoh-contoh tersebut. Setelah itu siswa
diminta membuat contoh-contoh sendiri (Effendy, 2012: 113). Dengan cara ini siswa
aktif dalam pembelajaran dan mampu mengaplikasikan materi yang telah dipelajari
secara langsung. Dan kaidah-kaidah yang dipelajari tidak hanya sekedar teori tapi juga
bisa diaplikasikan. Sehingga bisa disimpulkan urutan penyajiannya dalam bahan ajar
induktif sebagaimana berikut, (1) contoh-contoh baik berupa frase, kalimat, maupun
paragraf, (2) kesimpulan dari kaidah yang dipelajari, dan (3) latihan-latihan untuk
penerapan kaidah. Senada dengan pendapat tersebut, Setyawan (2015) menyatakan
bahwa metode induktif dalam pembelajaran sintaksis Arab adalah metode yang
menyajikan contoh-contoh terlebih dahulu sebelum kaidah bahasa Arab. Dalam kaitan
dengan pengajaran di kelas, pendekatan induktif diterapkan dengan mengikuti lima
langkah, yaitu: (1) muqaddimah (pendahuluan), (2) „ardh (penyajian materi), (3) rabth
(pengaitan dengan materi sebelumnya), (4) istinbath al-qai‟dah (penyimpulan kaidah),
dan (5) tathbiq (aplikasi kaidah).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulan bahwa urutan penyajian
dan muatan bahan ajar sintaksis berdasarkan metode induktif sebagaiamana berikut. (1)
Judul kaidah sintaksis, (2) tujuan pembelajaran, (3) contoh-contoh kalimat yang di
dalamnya memuat kaidah sintaksis, (4) pembahasan tentang contoh-contoh kalimat, (4)
penyimpulan kaidah sintaksis, (5) penerapan kaidah dalam soal-soal latihan. Untuk
penerapan kaidah dalam soal-soal latihan bisa beragam tergantung pengembang bahan
ajar dan alokasi waktu yang tersedia untuk pelajaran atau matakuliah sintaksis yang ada
di sekolah, lembaga, atau universitas.
134
EVALUASI PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAHASA ARAB
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evoluation” yang berasal dari kata dasar
value “nilai”. Dalam istilah evaluasi berkaitan dengan keyakian bahwa sesuatu hal itu
baik atau buruk, benar atau salah, kuat atau lemah, cukup atau tidak, dan seterusnya
(Asrori, M. Thohir, dan M. Ainin, 2012). Evaluasi merupakan sebuah proses
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana
tujuan pendidikan sudah tercapai. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana
tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan (Arikunto, 2012: 2).
Evaluasi merupakan cara untuk melihat sejauah mana keberhasilan suatu pembelajaran.
Evaluasi ini bisa dijadikan acuan untuk mengevaluasi proses pembelajaran. Ketika hasil
yang didapat tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka perlu dievaluasi dalam
pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan. Kekurangan atau permasalahan berada
pada guru, siswa, metode, media atau yang lain. Ketika sebuah masalah ditemukan,
maka perlu dicari solusi untuk mengatasinya sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai
sebagaimna yang diinginkan.
Dalam penilaian bahasa ada banyak jenis tes. Menurut kegunaannya jenis tes
terdiri dari tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik, tes profisiensi, dan tes penempatan.
Berdasarkan penyelenggaraannya ter terdiri dari tes lisan, tes tulis, tes penampilan, dan
tes mengarang. Dilihat dari bentukan terdapat tes obyektif dan tes subyektif. Menurut
aspeknya tes terdiri dari tes komponen bahasa dan tes ketrampilan bahasa Djalal (1991).
Selanjutnya Djalal (1991) menuturkan ada beberapa bentuk soal yang bisa
digunakan dalam pembelajaran Tarkib, yaitu pilihan ganda, salah benar, terjemahan,
transformasi, penggabungan, penjodohan, pencoretan jawaban yang salah. Adapun
contoh soal untuk masing-masing bentuk soal tersebut sebagaiamana berikut.
1. Pilihan ganda
اختر الؤحابت الصحيحت
)( صالحت )ج( مجتهدة )ب( ماسة )أ( وشيط حظ طالب ... 2. Salah-benar
( جم صحح الخطأxالخطأ )( أو vضع علامت الصحيح )
جامعت صباحاى ال
ب إل ذ
) ( أ
3. Terjemahan
عين الجملت الصحيحت“saya harus menulis sekarang”
أحب أن أهخب السطالت الآن .أ
وحبت أن أهخب السطالت الآن .ب
وحب أن أهخب السطالت الآن .ج 4. Transformasi
ى يشسب االإاء ول الصباح
بما يأحي.بد ولمت )ى(
هي
أهت
135
5. Penggabungan
حى هما في االإثا
أزيد أن أذب إلى حاهسجا ---- أذب إلى حاهسجا. أزيد ذل
---- أزطم الجبل. أحب ذل
6. Penjodohan
جىخب أها....
يىخب أهت....
أهخب ى.... 7. Pencoretan jawaban yang salah
الدزض/ الدزض(يدزض الطالب )الدزض/
)/ الفاههت/ الفاههت
يأول السحل )الفاههت
Al-Jarim dan Musthofa Amin (tanpa Tahun) menuturkan bahwa ada beberapa
bentuk soal untuk Tarkib. Bentuk-bentuk soal tersebut yaitu menemukan kedudukan
kata sesuai kaidah tertentu dari sebuah kalimat atau paragraf, menentukan benar atau
salah kemudian membetulkan yang salah, membuat kalimat dengan menggunakan
kaidah tertentu, melengkapi kalimat rumpang dengan kaidah tertentu, memberi harakat.
1. Menemukan kedudukan sebuah kata sesuai kaidah tertentu dari kalimat atau paragraf
اطخخسج االإفعى به م الفلسة الآجيت
يأول حظ جلاث وحباث في اليىم. يأول اللحم في الفطىز. يأول الأزش في العشاء. يأول الظم في
العشاء. حظ طمين حدا، وشهه جماهىن هيلا.2. Menentukan benar atau salah kemudian membetulkan yang salah
( جم صحح الخطأx( أو )v) ضع علامت
ظلماث ) -1 ( زأيت االإ
بيىث ) -2صباح ال
ز االإ ى
( ه
اهب ) -3 ائم الس الظ صه ( أ
الد مظلمان ) -4صس خ
( ه
3. Membuat kalimat dengan menggunakan kaidah tertentu
مفعىلا بهضع الأطماء الآجيت في حمل بحيث ييىن ول واحد منها
االإدزطت -1
الصىزة -2
الدحاج -3
136
4. Melengkapi kalimat rumpang dengan kaidah tertentu
ضع مفعىلا به مىاطبا ليل حملت م الجمل الآجيت
يفحص الطبيب .... -1
أولت فاطمت .... -2
هيظت .... -3
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SINTAKSIS
BAHASA ARAB BERDASRKAN METODE INDUKTIF
Dalam mengembangkan bahan ajar metode yang pas adalah menggunakan metode
pengembangan. Metode pengembangan (Reseach and Development), yaitu metode yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan mengujikan keefektifan produk
tersebut (Sugiono, 2010: 407). Menurut Borg dan Gall dalam Muhaiban (2016: 251) ada
6 langkah utama dalam pengembangan sebuah produk. Adapun langkah-langkahnya
yaitu: (1) analisis kebutuhan, (2) desain, (3) pengembangan, (4) uji coba, (5) revisi, dan
(6) diseminasi, produksi, dan distribusi. Sedangkan Belawati dkk (2003) menyatakan
bahwa dalam pengembangan bahan ajar ada lima langkah utama yang harus dilakukan,
yaitu: (1) analisis, (2) perancangan, (3) pengembangan, (4) evaluasi, dan (5) revisi.
Gambar 1: Langkah-langkah pengembangan bahan ajar
1. Analisis
Dalam analisis kebutuhan ada dua langkah yang akan dilaksanakan, yaitu studi
lapangan dan studi kepustakaan. Studi lapangan yang dimaksud adalah analisis
beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajaran sintaksis, meliputi kurikulum, buku
ajar, karakteristik mahasiswa, kebutuhan mahasiswa, kemampuan mahasiswa, orientasi
mahasiswa. Sedangkan studi pustaka yang akan dilakukan adalah menelaah bahan-
bahan pustaka dan buku-buku referensi yang akan digunakan dalam pembelajarannya
yang menjadikannya sebagai bahan rujukan dalam pengembangan produk yang akan
dihasilkan.
2. Perencanaan
Setelah melakukan analisis, tahap selanjutnya adalah perencaan. Dalam tahap ini
perlu dirumuskan tujuan pembelajaran, pemilihan topik-topik pelajaran, penentuan
langkah-langkah pembelajaran, pemilihan bentuk evaluasi yang akan digunakan, dan
pemilihan media yang akan digunakan.
3. Pengembangan
Kegiatan pengembangan merupakan kegiatan untuk melaksanakan dan
mewujudkan semua hal yang dirancang dan disusun dalam tahap perancangan.
4. Evaluasi
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang dihasilkan tentunya
produk tersebut perlu diuji cobakan. Dalam uji coba ada dua hal yang akan dilakukan,
yaitu uji coba ahli dan uji coba lapangan. Uji coba ahli, dilakukan dengan memberikan
hasil produk yang telah dikembangkan kepada ahli media dan ahli materi pembelajaran.
Analis
is
Perencanaa
n
Pengembangan Evaluasi Revisi
137
Sedangkan uji lapangan dilakukan dengan menerapkan produk yang dihasilkan kepada
siswa ataupun mahasiswa, tujuannya adalah untuk memberikan masukan terhadap
produk yang telah dihasilkan.
5. Revisi
Revisi atau perbaikan didasarkan pada masukan yang telah diperoleh dalam uji
coba. Masukan itu berasal dari ahli media, ahli materi, mahasiswa, maupun siswa.
Masukan yang diperoleh dapat digunakan untuk memperbaiki produk yang dihasilkan
sehingga produk tersebut benar-benar layak dan valid untuk digunakan.
PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SINTAKSIS BAHASA ARAB
BERDASARKAN METODE INDUKTIF
1. Analisis Kebutuhan Matakuliah Tarkib Mukatstsaf Ibida’i
Sebagai contoh penerapan pengembahan bahan ajar sisntaksis bahasa Arab
berdasarkan metode induktif, akan disajikan contoh pengembangan tersebut pada
matakuliah Tarkib Mukatstsaf Ibida‟i di Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas
Negeri Malang (JSA FS UM). Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis
Rencana Perkuliahan Semester (RPS). Dari analsisi tersebut dapat diketahui bahwa
matakuliah ini disajikan pada semester 1 dengan bobot 2 satuan kredit semester (sks).
Untuk 1 sks membutuhkan waktu 50 menit, sehingga total waktu yang disediakan
adalah 100 menit untuk 2 sks. Dalam 1 semester terdapat 16 kali pertemuan, tema yang
dibahas sejumlah 14 tema, sisanya digunakan untuk Ujian Tengah Semster (UTS) dan
Ujian Akhir Semester (UAS). Tujuan pembelajaran matakuliah ini adalah Mahasiswa
menguasai teori dan mampu menerapkan, menganalisis, serta mengambil keputusan
secara bertanggung jawab dalam bidang tarkib sederhana. Tema-tema dalam setiap
pertemuan, yaitu: (1) Anwa‟ al-Kalimat, (2) al-Athf, (3) al-Tarkib al-Washfi, (4) al-
Tarkib al-Idhofi, (5) al-Jumlah al-Ismiyyah 1, (6) al-Jumlah al-Ismiyyah 2, (7) al-
Jumlah al-Fi‟liyyah 1, (8) Ujian Tengah Semester (UTS), (9) al-Jumlah al-Fi‟liyyah 2,
(10) al-Nafyu, (11) al-Istifham, (12) al-Khal, (13) al-„Awamil al-Nashibah, (14) al-
„Awamil al-Jazimah, (15) Khuruf al-Jarr, dan (16) Ujian Akhir Semester (UAS).
Metode yang digunakan adalah metode tanya-jawab, diskusi, hafalan, dan ceramah.
Buku-buku rujukan yang digunakan berkaitan adalah (1) Mu‟jam Qowaid al-Lughoh al-
„Arabiyyah fi Jadwil wa Laukhat, (2) al-Wadhih fi Qawaid al-Lughoh al-„Arabiyyah,
(3) Qawaid al-ughohal-„Arabiyyah, (4) Mabadi‟ Qawaid al-Lugh al-Arabiyyah, (5)
Jami‟ al-urus al-„Arabiyyah, (6) Marja‟ al-Thullab fi Qawaid al-Nahwi, dan (7) al-
„Arabiyyah Baina Yadaik al-Kitab al-Awwal.
2. Desain Bahan Ajar Tarkib Mukatstsaf Ibida’i Berdasarkan Metode Induktif
Bedasarkan analisis kebutuhan di atas maka materi yang didesain sejumlah 14
tema untuk matakuliah Tarkib Mukatstsaf Ibida‟i. waktu yang disediakan untuk setiap
tema selama 100 menit. Setiap desain dalam 1 tema memuat hal-hal berikut.
a. Rumusan tujuan pembelajaran
1) Mahasiswa mampu memahami contoh-contoh kalimat yang di dalamnya memuat
kaidah tertentu.
2) Mahasiswa mampu menyimpulkan teori kaidah tertentu berdasarkan contoh-
contoh kalimat.
3) Mahasiswa memahami pengertian kaidah tertentu.
4) Mahasiswa mampu mengaplikasikan kaidah yang telah dipelajari. Dalam aplikasi
kaidah ada beberapa bentuk, sebagaiamana rincian berikut.
a) Mahasiswa mampu menemukan kaidah tertentu dalam kalimat.
138
b) Mahasiswa mampu melengkapi kalimat dengan menggunakan kaidah tertentu.
c) Mahasiswa mampu membenarkan kalimat yang salah sesuai dengan kaidah
tertentu.
d) Mahasiswa mampu membuat kalimat yang di dalamnya terdapat kaidah
tertentu.
b. Desain bahan ajar Tarkib Mukatstsaf Ibtida‟i.
Berdasarkan metode induktif, maka runtutan desain penyajian bahan ajar
sebagaiamana berikut. (1) Penyajian contoh-contoh kalimat yang di dalamnya memuat
kaidah tertentu. (2) Pembahasan contoh-contoh kalima. (3) Penyimpulan teori berkaitan
dengan kaidah tertentu. Dan (4) dan aplikasi tentang kaidah tertentu dalam soal-soal
latihan.
Untuk memperjelas desain pengembangan bahan ajar untuk matakuliah ini bisa
dilihat dari tabel berikut.
No Tujuan
Pembelajaran
Desain Bahan Ajar Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
1 Mahasiswa mampu
memahami contoh-
contoh kalimat yang
di dalamnya memuat
kaidah tertentu.
Sajian contoh-contoh
kalimat yang di
dalamnya memuat
kaidah tertentu.
Mahasiswa
membaca dan
mencermati contoh-
contoh kalimat yang
di dalamnya
memuat kaidah
tertentu
15 menit
2 Mahasiswa mampu
menyimpulkan teori
kaidah tertentu
berdasarkan contoh-
contoh kalimat.
Pembahasan contoh-
contoh kalimat yang
di dalamnya memuat
kaidah tertentu
Mahasiswa
membahas contoh-
contoh kalimat yang
di dalamnya
memuat kaidah
tertentu baik secara
individu maupun
kelompok
15 menit
3 Mahasiswa
memahami pengertian
kaidah tertentu
Penyajian pengertian
kaidah tertentu
Mahasiswa
membaca pengertian
kaidah tertentu dan
mendiskusikannya
secara kelompok
20 menit
4 Mahasiswa mampu
mengaplikasikan
kaidah yang telah
dipelajari
Soal-soal latihan Mahasiswa diminta
mengerjakan soal
latihan baik individu
maupun kelompok
a. Mahasiswa mampu
menemukan kaidah
tertentu dalam
kalimat
a. Ada beberapa
kalimat yang di
dalamnya memuat
kaidah tertentu,
dan di bawahnya
disediakan tabel
untuk bahan isian,
mahasiswa diminta
mencermati
a. Mahasiswa
mencermati
contoh-contoh
kalimat yang di
dalamnya terdapat
kaidah tertentu
setelah itu
memasukkan
kaidah yang
10 menit
139
contoh-contoh
kalimat setelah itu
memasukkan
kaidah yang
ditemukan ke
dalam tabel
ditemukan ke
dalam tabel
b. Mahasiswa mampu
melengkapi kalimat
dengan kaidah
tertentu
b. Ada beberapa
contoh kalimat
yang di dalamnya
memuat kaidah
tertentu, namun
ada bagian kata
yang kalimat
rumpang, bagaian
yang rumpang
tersebut harus
dilengkapi oleh
mahasiswa
b. Mahasiswa
melengkapi
kalimat rumpang
sesuai dengan
aturan kaidah
tertentu
10 menit
c. Mahasiswa mampu
merubah tarkib
tertentu menjadi
tarkib idhofi
c. Ada beberapa
kalimat yang
memuat tarkib
tertentu,
mahasiswa diminta
merubahnya
menjadi tarkib
idhofi
c. Mahasiswa
merubah tarkib
tertentu menjadi
tarkib idhofi
10 menit
d. Mahasiswa mampu
membenarkan
kalimat yang salah
sesuai dengan
kaidah tertentu
d. Ada beberapa
kalimat yang
memuat kaidah
tertentu yang salah,
mahasiswa diminta
untuk
membenarkan
kalimat tersebut
sesuai dengan
kaidah tertentu
d. Mahasiswa
membenarkan
contoh kalimat
yang salah sesuai
dengan kaidah
tertentu
10 menit
e. Mahasiswa mampu
membuat kalimat
yang di dalamnya
terdapat kaidah
tertentu
e. Mahasiswa diminta
membuat kalimat
yang di dalamnya
memuat kaidah
tertentu
e. Mahasiswa
membuat kalimat
yang di dalamnya
memuat kaidah
tertentu
10 menit
3. Pengembangan Bahan Ajar Tarkib Mukatstsaf Ibida’i Berdasarkan Metode
Induktif
Setelah desain selesai dirancang, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
mengembangkan bahan ajar bahan ajar Tarkib Mukatstsaf Ibida‟i. Bahan ajar yang
dikembangkan sesuai dengan desain yang telah dibuat. Sebagai contoh, akan
ditampilkan pengembangan untuk tema al-Tarkib al-Idhofi.
140
a. Rumusan tujuan pembelajaran dengan tema al-Tarkib al-Idhofi
ضافي التركيب الؤ
أداف الدزض:
االإضاف واالإضاف إليهفهم الطلبت أمثا الجمل التي فيها -1
فهم الطلبت كاعدة االإضاف واالإضاف إليه -2
كدزة الطلبت على حعيين االإضاف واالإضاف إليه في الجملت -3
كدزة الطلبت على إهما الجملت بمضاف -4
كدزة الطلبت على إهما الجملت بمضاف إليه -5
كدزة الطلبت على حغيير الترهيب إلى الترهيب الؤضافي -6
مضاف ومضاف إليه على جصحيح الجملت التي فيهاكدزة الطلبت -7
كدزة الطلبت على جيىي الجملت التي فيها مضاف ومضاف إليه -8b. Contoh-contoh kalimat yang di dalamnya memuat al-Tarkib al-Idhofi
الأمثلت
1- ثيرة
عليم ه سص الخ
ف
سجد مفخىح -2 باب االإ
س -3مان طاف
م عث
عل
ب ال
ل لط
مت -4عل
دزطت ح
ق في االإ
لا
خ هخاب الأ
جظم -5ت ال
اف
ن نهخم بىغ
يىا أ
عل
c. Pembahasan tentang contoh-contoh kalimat yang memuat al-Tarkib al-Idhofi
مضافا ومضافا إليه. هجد مضافا في هغسا إلى الأمثلت الظابلت هسي أن في جل الجمل
ألفاظ فسص، وباب، وطافس، وهخاب، وهغافت. ر الألفاظ ولها ولمت الاطم بدون
وهجد مضافا إليه في .الجملت في مىكعه حظب إعساب االإضاف اطخخدام الـ الخعسيف.
ألفاظ الخعليم، واالإسجد، والعلم، والأخلاق، والجظم. ر الألفاظ ولها ولمت الاطم
.مجسوزاوييىن مضاف إليه باطخخدام الـ الخعسيف.
141
d. Pengertian al-Tarkib al-Idhofi
القفعدة
االإضاف اطم وظب إلى اطم بعد، فخعسف بظبب ر اليظبت أو جخصص. االإضاف
يحرف جىىيىه عىد الؤضافت إذا وان مىىها كبلها وجحرف هىهه إذا وان مثنى أو حمع مرهس
ى مجسوز )الجازم ومصطفى أمين: (. ى 93طاالإا. االإضاف إليه اطم يأحي بعد االإضاف و
م باللاحم أو يخخصص به. وإذا وان الاطم االإساد اطم وظب إليه طابم ليخعسف الظاب
إضافخه مىىها حرف جىىيىه، وإذا وان االإثنى أو حمع مرهس طاالإا حرفت هىهه )دياب،
إليه االإضاف. الجملت في مىكعه بحظب ويعسب هىسة عادة ييىن االإضاف(. 293: 2004
. ضميرا أو عاسا اطما إما ييىن
وان إذا . مجسوزا دائما وييىن معسفت عادة ييىن فإهه عاسا اطما إليه االإضاف وان إذا
. حس محل في ويعسب باالإضاف مخصلا ييىن فإهه ضميرا إليه االإضاف
e. Soal-soal latihan berkaitan dengan tema al-Tarkib al-Idhofi
1 دريبالت
الجدول التفل .االإضفف واالإضفف إليه منهف ثم أدخلهف إلى اقزأ الجمل الآتيت وميز
وضعت هخاب الخفظير على هخاب الفله -1
ماعت في االإسجدأصلي صلاة الصبح ح -2
لا جأول في غسفت الىىم -3
لعبت هسة اللدم مع أصدكائي -4
هيظت فاطمت فىاء البيت باالإىيظت -5
االإضاف إليه االإضاف
142
2 دريبالت
.بفالإضفف من الصندوق املأ الفزاغ
خسحت عىد .... الشمع. -1
أصلي ...... الغهس في االإسجد. -2
أهيع .... الجلىض. -3
كسأ محمد ..... اللىاعد. -4
اشتريت ..... الظفس. -5
3 دريبالت
.املأ الفزاغ بفالإضفف إليه من الصندوق
مسجفع. ضغط .... -1
أكض ي وكت .... في شاطئ البحس. -2
ىان م يفضل إعداد .... في المخيماث. -3
يفضل هثير م الىاض الترويح خازج ..... -4
بعيد ع بيتي .... ميان -5
4 دريبالت
تزكيبف إضاففيف.غير هذه التراكيب لتكىن
اشتريت هخابا للفله -1
أمام بيتي طىز م الحديد -2
الطالب إلى االإدزطت صباحا في اليىمذب -3
في يىم العطلت أذب إلى ميان للترويح -4
يظخفير الأطخاذ وطائل للخعليم -5
كتاب - غرفة - جواز - صلاة - شروق
البيت – الطعام – الفراغ -الترويح - الدم
143
5 دريبالت
صحح الجمل الخفطئت التفليت.
في االإيدان -1ت الظل
يلعب عثمان هسة
هغسث الؤعلان على حداز الفصل -2
مصىىع م الخشب -3 طىز الحديلت
الؤحسام يحمل الحجاح جىب -4
5- ى مديس الجامعت
6 دريبالت
وىن خمع حمل حشمل ول حملت االإضاف واالإضاف إليه
SIMPULAN
1. Bahan ajar adalah salah satu komponen penting yang harus ada dalam proses
pembelajaran karena di dalamnya memuat apa saja yang harus dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung.
2. Metode induktif pada dasarnya adalah metode dari khusus ke umum. Adapun
penerapan bahan ajar berdasarkan metode induktif dalam sintaksis bahasa Arab
adalah dimulai dari contoh-contoh kalimat, pengertian kaidah, simpulan berkaitan
dengan kaidah, dan aplikasi kaidah dalam soal-soal latihan
3. Ilmu nahw adalah ilmu yang seharusnya dipelajari pertama kali, karena ketika
seseorang berbicara dengan bahasa Arab atau menulis kalimat bahasa Arab, namun
tidak memahami ilmu nahw dengan benar, maka ucapan dan kalimat tersebut tidak
bisa dipahami. Begitu pentingnya kedudukan ilmu nahw dalam bahasa Arab
sehingga ilmu ini menjadi ilmu yang harus dipelajari oleh peserta didik ketika
mempelajari bahasa Arab.
4. Dalam mengembangkan bahan ajar untuk sintaksis bahasa Arab berdasarkan metode
induktif ada lima langkah utama yang harus dilakukan, yaitu: (1) analisis, (2)
perancangan, (3) pengembangan, (4) evaluasi, dan (5) revisi.
DAFTAR RUJUKAN
Asrori, Imam, M. Thohir, dan M. Ainin. 2012. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab.
Malang: Misykat.
Arikunto, Suharmi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Al-Jarim, Ali dan Musthofa Amin.Tanpa tahun. Al-Nahwu al-Wadhih fi Qawaid al-
Lughoh al-„Arabiyyah li al-Madrasah al-Ibtidaiyyah, Juz I. Surabaya: al-
Hikmah.
Al-Gholayini, Musthofa. 2000. Jami‟ al-Durus al-„arabiyyah. Beirut: Al’Ashriyyah.
Al-Imrith, Syarafuddien Yahya. Tanpa Tahun. Nadzm al-Imririthi „Ala Matn al-
Ajrumiyyah. Surabaya: al-Hidayah.
Belawati, Tian dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
144
Djalal, M. Fachruddin. 1991. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing/Arab.
Malang: IKIP Malang.
Effendy, Fuad. 2012. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Humairoh, Arina Faiqoh, dan Faisal Hendra. 2018. Motivasi Mahasiswa Dalam Belajar
Bahasa Arab Antara Harapan dan Tantangan (Studi Kasus Mahasiswa Prodi
sastra Arab Universitas Al-Azhar Indonesia. Dalam Wildana Wargadinata, dkk
(Ed.). Prosiding KONASBARA IV (hlm. 378-387).. Malang: UM Press.
Ibrahim, Abdul Ali. Tanpa tahun. Al-Muwajjah al-Fanni li Mudarris al-Lughoh al-
„Arabiyyah. Dar Ma’arif.
Kholisin dan Achmad Tohe. 2003. Pengembangan Materi Ketrampilan Berbicara untuk
Matakuliah Durus „Arabiyyah Mukaststaf (DAM) I. Malang: Program Due-
Like Jurusan sastra Arab Universitas Negeri Malang.
Muhaiban. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab. Dalam Moh. Ahsanuddin,
dkk (Ed.). Prosiding KONASBARA II (hlm. 245-255). Malang: UM Press. Dari
http://prosiding.arab-um.com/index.php/konasbara/article/view/65/58.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Setyawan, Cahya Edi. 2015. Pembelajaran Qawaid Bahasa Arab
Menggunakan Metode Induktif Berbasis Istilah-Istilah Linguistik. Jurnal
Komunikasi dan Pendidikan Islam, 4(2), 81-95. Dari
https://journal.staimsyk.ac.id.
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Thu’aimah, Rusydi Ahmad. 1985. Dalil „Amal fi I‟dad al-Mawad al-Ta‟limiyyah li
Baramij Ta‟lim al-Lughoh al-„Arabiyyah. Makkah Mukarromah: Jami’ah
Ummul Qura.
__, Ilm al-Nahw, (online), http://www.dar-alhejrah.com/t17613-topic. Diakses 3
September 2019. Diakses 3 September 2019.
___, Pengertian Metode Induktif Dan Metode Deduktif, (online), https://makalah-
update.blogspot.com/2012/12/pengertian-metode-induktif-dan-metode.html.
Diakses 3 September 2019.