TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

15
130 TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SINTAKSIS BAHASA ARAB BERDASARKAN METODE INDUKTIF Moh. Fauzan Jurusan Sastra Arab Universitas Negeri Malang [email protected] Abstrak: Bahan ajar adalah salah satu komponen penting yang harus ada dalam proses pembelajaran, karena di dalamnya memuat apa saja yang harus dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Metode induktif pada dasarnya adalah metode dari khusus ke umum. Adapun penerapan bahan ajar berdasarkan metode induktif dalam sintaksis bahasa Arab adalah dimulai dari contoh-contoh kalimat, pengertian kaidah, simpulan berkaitan dengan kaidah, dan aplikasi kaidah dalam soal-soal latihan. Sintaksis “nahw” bahasa Arab adalah ilmu yang harus dipelajari pertama kali, karena ketika seseorang berbicara dengan bahasa Arab atau menulis kalimat bahasa Arab, namun tidak memahami ilmu tersebut dengan benar, maka ucapan dan kalimat tersebut tidak bisa dipahami. Begitu pentingnya kedudukan sintaksis nahwdalam bahasa Arab sehingga ilmu ini menjadi ilmu yang harus dipelajari oleh peserta didik ketika mempelajari bahasa Arab. Dalam mengembangkan bahan ajar untuk sintaksis bahasa Arab berdasarkan metode induktif ada lima langkah utama yang harus dilakukan, yaitu: (1) analisis, (2) perancangan, (3) pengembangan, (4) evaluasi, dan (5) revisi. Kata Kunci: Bahan Ajar, Sintaksis, Bahasa Arab, Metode Induktif Bahan ajar adalah salah satu komponen penting yang harus ada dalam proses pembelajaran karena di dalamnya memuat apa saja yang harus dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Di dalamnya mencakup materi, langkah-langkah pembelajaran, media, dan evaluasi. Adanya bahan ajar tentunya akan sangat membantu pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan informasi, alat, ataupun apapun yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar. Oleh karena itu, keberadan bahan ajar tentu sangat penting dalam proses pembelajaran. Sebagian peserta didik menganggap matakuliah qowaid baik sintaksis nahwuatau morfologi “sharfadalah matakuliah yang sulit. Anggapan tersebut tentu menjadi salah satu masalah serius yang harus dicarikan solusi, hal ini sebagaiamana penemuan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Humairoh, Arina Faiqoh, dan Faisal Hendra (2018). Salah satu solusi yang bisa diupayakan untuk menepis anggapan peserta didik tersebut adalah dengan menyediakan bahan ajar yang menarik dan memudahkan pemahaman bagi para peserta didik. Bahan ajar yang menarik tersebut salah satunya dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan metode induktif.

Transcript of TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

Page 1: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

130

TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

SINTAKSIS BAHASA ARAB BERDASARKAN METODE

INDUKTIF

Moh. Fauzan

Jurusan Sastra Arab Universitas Negeri Malang

[email protected]

Abstrak: Bahan ajar adalah salah satu komponen penting yang harus

ada dalam proses pembelajaran, karena di dalamnya memuat apa saja

yang harus dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Metode

induktif pada dasarnya adalah metode dari khusus ke umum. Adapun

penerapan bahan ajar berdasarkan metode induktif dalam sintaksis

bahasa Arab adalah dimulai dari contoh-contoh kalimat, pengertian

kaidah, simpulan berkaitan dengan kaidah, dan aplikasi kaidah dalam

soal-soal latihan. Sintaksis “nahw” bahasa Arab adalah ilmu yang

harus dipelajari pertama kali, karena ketika seseorang berbicara

dengan bahasa Arab atau menulis kalimat bahasa Arab, namun tidak

memahami ilmu tersebut dengan benar, maka ucapan dan kalimat

tersebut tidak bisa dipahami. Begitu pentingnya kedudukan sintaksis

“nahw” dalam bahasa Arab sehingga ilmu ini menjadi ilmu yang

harus dipelajari oleh peserta didik ketika mempelajari bahasa Arab.

Dalam mengembangkan bahan ajar untuk sintaksis bahasa Arab

berdasarkan metode induktif ada lima langkah utama yang harus

dilakukan, yaitu: (1) analisis, (2) perancangan, (3) pengembangan, (4)

evaluasi, dan (5) revisi.

Kata Kunci: Bahan Ajar, Sintaksis, Bahasa Arab, Metode Induktif

Bahan ajar adalah salah satu komponen penting yang harus ada dalam proses

pembelajaran karena di dalamnya memuat apa saja yang harus dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung. Di dalamnya mencakup materi, langkah-langkah

pembelajaran, media, dan evaluasi. Adanya bahan ajar tentunya akan sangat membantu

pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan

informasi, alat, ataupun apapun yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan

belajar. Oleh karena itu, keberadan bahan ajar tentu sangat penting dalam proses

pembelajaran.

Sebagian peserta didik menganggap matakuliah qowaid baik sintaksis “nahwu”

atau morfologi “sharf” adalah matakuliah yang sulit. Anggapan tersebut tentu menjadi

salah satu masalah serius yang harus dicarikan solusi, hal ini sebagaiamana penemuan

dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Humairoh, Arina Faiqoh, dan Faisal

Hendra (2018). Salah satu solusi yang bisa diupayakan untuk menepis anggapan peserta

didik tersebut adalah dengan menyediakan bahan ajar yang menarik dan memudahkan

pemahaman bagi para peserta didik. Bahan ajar yang menarik tersebut salah satunya

dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan metode induktif.

Page 2: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

131

Metode induktif pada dasarnya adalah metode dari khusus ke umum. Adapun

penerapan bahan ajar berdasarkan metode induktif dalam sintaksis bahasa Arab adalah

dimulai dari contoh-contoh kalimat, pengertian kaidah, simpulan berkaitan dengan

kaidah, dan aplikasi kaidah dalam soal-soal latihan. Dengan metode ini peserta didik

akan mengetahui dan memahami contoh-contoh kalimat yang mengandung kaidah

tertentu, setelah itu berusaha menyimpulkan pengertian kaidah yang di bahas, dan

pemahaman berkaitan tentang pengertian akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik

saat disediakan pengertian kaidah tersebut dalam bahan ajar, untuk memantabkan

pemahaman peserta didik maka langkah selanjutnya adalah mengerjakan soal-soal

latihan yang ada dalam bahan ajar tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas,

penulisan artikel berkaitan dengan teori dan penerapan bahan ajar berdasarkan metode

induktif sangat diperlukan. Oleh karena itu penulis berusaha menyajikannya secara

gamblang dalam artikel ini.

PENGERTIAN BAHAN AJAR

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru

atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Majid, 2007: 173).

Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis

yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Pannen dalam Belawati

dkk, 2003: 1.1). Bahan ajar merupakan bahan utama yang dijadikan pedoman oleh

peserta didik untuk mengetahui berbagai macam pengetahuan yang dibutuhkan

(Thu’aimah, 1985). Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa,

bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang digunakan

oleh pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk

menambah berbagai macam pengetahuan yang diinginkan.

FUNGSI BAHAN AJAR

Fisher (Kholisin dan Achmad Tohe, 2003) mengungkapkan ada 5 fungsi bahan

ajar. Adapun 5 fungsi tersebut yaitu (1) sebagai sumber pokok bahasan guru, (2)

sebagai dasar memberikan pekerjaan rumah dan tugas-tugas lain siswa, (3) sebagai

pegangan siswa dalam beraktifitas, (4) sebagai dasar membuat petanyaan-pertanyaan

ujian, Dan (5) sebagai sumber pengembangan ketrampilan belajar. Pertama, bahan ajar

sebagai sumber pokok bahasan guru karena guru akan mengajar sebagaimana yang

termuat dalam bahan ajar yang telah ditentukan. Bahan ajar ini menjadi landasan guru

tentang apa yang harus dibahas dan metode apa yang harus digunakan. Kedua, bahan

ajar sebagai dasar memberikan pekerjaan rumah dan tugas-tugas kepada siswa. Selain

berisi materi, bahan ajar juga berupa latihan yang harus dikerjakan. Latihan tersebut

befungsi untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

Latihan tersebut bisa dikerjakan di rumah dan menjadi pekerjaan rumah siswa dan juga

dijadikan dasar untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Ketiga, bahan ajar

sebagai pegangan siswa dalam beraktifitas. Aktifitas siswa ketika tanpa bahan ajar

pegangan tentu tidak akan fokus dan melebar kemana-mana. Bisa jadi hal tersebut

bukan malah menambah wawasan bagi siswa tapi malah sebaliknya malah akan

membuat siswa bingung. Bahan ajar akan memfokuskan perhatian siswa dalam

melakukan apa yang ada di dalamnya baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Keempat, sebagai dasar membuat petanyaan-pertanyaan ujian. Soal ujian yang baik

adalah soal yang didasarkan pada materi yang telah dibahas oleh guru dan murid. Soal

yang sesuai akan mengukur sejauh mana tingkat pemahaman terhadap materi yang telah

Page 3: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

132

disampaikan. Ketika siswa berhasil mengerjakan soal-soal ujian berarti dia sudah faham

dan materi pelajaran bisa dilanjutkan. Namun jikalau siswa gagal dalam mengerjakan

soal, maka harusnya hal tersebut menjadi renungan guru dan materi pelajaran

hendaknya diulang. Kelima, sebagai sumber pengembangan ketrampilan belajar. dalam

satu kelas tentu karakter siswa beragam, meski para siswa seumuran. Bahan ajar yang

baik haruslah bisa memacu siswa untuk berkembang. Perkembangan siswa tentu

tegantung tingkat kemampuan siswa yang beragam.

KRITERIA BAHAN AJAR

Al-Qasymi (dalam Thuaimah, 1985) menyebutkan beberapa kriteria bahan ajar.

Adapun beberapa kriteria tersebut yaitu (1) hendaknya materi yang disajikan

berdasarkan tujuan pembelajaran, (2) buku akan yang disaikan hendaknya didasarkan

pada analisis kebutuhan siswa, sehingga buku ajar memang memuat apa yang

dibutuhkan oleh siswa, (3) buku ajar hendaknya sesuai dengan kondisi siswa, baik

dalam segi usia, waktu, kewarganegaraan atau suku, kegemaran dan lain sebagainya, (4)

bahan ajar yang dibuat hendaknya memperhatikan kompetensi guru, (5) bahan hajar

yang dibuat hendaknya berisi materi kebahasaan meliputi kosakata, kemahiran, tata

bahasa, dan juga latihan, (6) buku ajar hendaknya didasarkan pada metodologi

pembelajaran sehingga langkah-langkah guru dan siswa dalam proses pembelajaran bisa

berjalan sebagaiamana yang diharapkan, (7) sajian bahan ajar hendaknya mendukung

terwujudnya berbagai kemampuan yang tercantum dalam tujuan pembelajaran.

Sedangkan Ibrahim (tanpa tahun) menuturkan bahwa bahan ajar haruslah sesuai dengan

kurikulum, pilihan contoh-contoh kaidah hendaklah bermakna yang menambah

pengetahun siswa, membuat latihan-latihan sebagai penerapan teori yang dipelajari,

hemdaknya bahan ajar juga memuat kisah-kisah yang menarik.

JENIS BAHAN AJAR

Majid (2007) mengelompokkan bahan ajar menjadi empat bagian, yaitu: bahan

ajar cetak, bahan ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan

bahan ajar interaktif (interactive teaching material). Diantara contoh bahan ajar cetak

yaitu buku, lembar kerja siswa, modul, leafleat, dan brosur. Diantara contoh bahan ajar

dengar (audio) adalah kaset, radio, dan piringan hitam. Diantara contoh bahan ajar

pandang dengar yaitu vidio, compact disk, dan film. Dan diantara contoh bahan ajar

interaktif yaitu CD interaktif dan bahan ajar berbasis android. Sedangkan Belawati dkk

(2003) membagi jenis bahan ajar menjadi 3 bagian, yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar

non cetak dan display. Contoh bahan ajar cetak yaitu buku, lembar kerja siswa, dan

modul. Contoh dari bahan ajar non cetak berupa computer based, audio, vidio. Contoh

bahan ajar display adalah cahrt, poster, foto, dan realia.

SINTAKSIS BAHASA ARAB

Sintaksis “nahw” secara bahasa berarti al-qadsu aw al-jihah “tujuan atau arah”.

Adapun secara istilah adalah kaidah-kaidah atau dasar-dasar untuk mengetahui keadaan

akhir kata bahasa Arab dalam sebuah susunan kalimat dari segi i‟rab, bina‟, dan hal lain

yang berkaitan dengan keduanya (http://www.dar-alhejrah.com/t17613-topic). Sintaksis

atau “nahw” adalah ilmu untuk mengetahui keadaan kata bahasa Arab baik dari sisi

i‟rob maupun bina‟. Dengan ilmu ini kita bisa mengetahui apa harakat akhir sebuah

kata dalam kalimat bahasa Arab, dan harakat tersebut bisa berupa berupa rafa‟, nashab,

jer, atau jazm sesuai dengan kedudukannya dalam sebuah kalimat (al-Gholayaini,

Page 4: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

133

2000). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sintaksis “nahw” dalam

bahasa Arab hanya menitikberatkan pada bahasan tentang perubahan i‟rab akhir kata

dan kedudukannya dalam kalimat. Al-Imrithi (tanpa tahun) menuturkan bahwa Ilmu

nahw adalah ilmu yang seharusnya dipelajari pertama kali, karena ketika seseorang

berbicara atau menulis kalimat bahasa Arab, namun tidak memahami ilmu nahw dengan

benar, maka kalimat tersebut tidak bisa dipahami. Begitu pentingnya kedudukan ilmu

nahw dalam bahasa Arab sehingga ilmu ini menjadi ilmu yang harus dipelajari oleh

peserta didik ketika mempelajari bahasa Arab.

METODE INDUKTIF DALAM PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAHASA ARAB

Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit

dan fakta-fakta diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu

kesimpulan atau generalisasi. Pada metode induktif, data dikaji melalui proses yang

berlangsung dari fakta. Ada beberapa kelebihan dari metode ini, yaitu: (1) mampu

menemukan kenyataan yang kompleks yang terdapat dalam data, (2) menjadikan

hubungan antara peneliti dengan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan

dipertimbangkan, (3) dapat memberikan latar secara penuh dan dapat membuat

keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada latar lainnya, dan (4)

dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan

(https://makalah-update.blogspot.com/2012/12/pengertian-metode-induktif-dan-

metode.html).

Adapun penerapan metode induktif dalam pembelajaran sintaksis bahasa Arab

yaitu dengan menyajikan contoh-contoh (amtsilah) terlebih dahulu. Setelah mempelajari

contoh-contoh yang diberikan, siswa dengan bimbingan guru menarik sendiri

kesimpulan kaidah-kaidah bahasa berdasarkan contoh-contoh tersebut. Setelah itu siswa

diminta membuat contoh-contoh sendiri (Effendy, 2012: 113). Dengan cara ini siswa

aktif dalam pembelajaran dan mampu mengaplikasikan materi yang telah dipelajari

secara langsung. Dan kaidah-kaidah yang dipelajari tidak hanya sekedar teori tapi juga

bisa diaplikasikan. Sehingga bisa disimpulkan urutan penyajiannya dalam bahan ajar

induktif sebagaimana berikut, (1) contoh-contoh baik berupa frase, kalimat, maupun

paragraf, (2) kesimpulan dari kaidah yang dipelajari, dan (3) latihan-latihan untuk

penerapan kaidah. Senada dengan pendapat tersebut, Setyawan (2015) menyatakan

bahwa metode induktif dalam pembelajaran sintaksis Arab adalah metode yang

menyajikan contoh-contoh terlebih dahulu sebelum kaidah bahasa Arab. Dalam kaitan

dengan pengajaran di kelas, pendekatan induktif diterapkan dengan mengikuti lima

langkah, yaitu: (1) muqaddimah (pendahuluan), (2) „ardh (penyajian materi), (3) rabth

(pengaitan dengan materi sebelumnya), (4) istinbath al-qai‟dah (penyimpulan kaidah),

dan (5) tathbiq (aplikasi kaidah).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulan bahwa urutan penyajian

dan muatan bahan ajar sintaksis berdasarkan metode induktif sebagaiamana berikut. (1)

Judul kaidah sintaksis, (2) tujuan pembelajaran, (3) contoh-contoh kalimat yang di

dalamnya memuat kaidah sintaksis, (4) pembahasan tentang contoh-contoh kalimat, (4)

penyimpulan kaidah sintaksis, (5) penerapan kaidah dalam soal-soal latihan. Untuk

penerapan kaidah dalam soal-soal latihan bisa beragam tergantung pengembang bahan

ajar dan alokasi waktu yang tersedia untuk pelajaran atau matakuliah sintaksis yang ada

di sekolah, lembaga, atau universitas.

Page 5: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

134

EVALUASI PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAHASA ARAB

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evoluation” yang berasal dari kata dasar

value “nilai”. Dalam istilah evaluasi berkaitan dengan keyakian bahwa sesuatu hal itu

baik atau buruk, benar atau salah, kuat atau lemah, cukup atau tidak, dan seterusnya

(Asrori, M. Thohir, dan M. Ainin, 2012). Evaluasi merupakan sebuah proses

pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana

tujuan pendidikan sudah tercapai. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana

tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan (Arikunto, 2012: 2).

Evaluasi merupakan cara untuk melihat sejauah mana keberhasilan suatu pembelajaran.

Evaluasi ini bisa dijadikan acuan untuk mengevaluasi proses pembelajaran. Ketika hasil

yang didapat tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka perlu dievaluasi dalam

pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan. Kekurangan atau permasalahan berada

pada guru, siswa, metode, media atau yang lain. Ketika sebuah masalah ditemukan,

maka perlu dicari solusi untuk mengatasinya sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai

sebagaimna yang diinginkan.

Dalam penilaian bahasa ada banyak jenis tes. Menurut kegunaannya jenis tes

terdiri dari tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik, tes profisiensi, dan tes penempatan.

Berdasarkan penyelenggaraannya ter terdiri dari tes lisan, tes tulis, tes penampilan, dan

tes mengarang. Dilihat dari bentukan terdapat tes obyektif dan tes subyektif. Menurut

aspeknya tes terdiri dari tes komponen bahasa dan tes ketrampilan bahasa Djalal (1991).

Selanjutnya Djalal (1991) menuturkan ada beberapa bentuk soal yang bisa

digunakan dalam pembelajaran Tarkib, yaitu pilihan ganda, salah benar, terjemahan,

transformasi, penggabungan, penjodohan, pencoretan jawaban yang salah. Adapun

contoh soal untuk masing-masing bentuk soal tersebut sebagaiamana berikut.

1. Pilihan ganda

اختر الؤحابت الصحيحت

)( صالحت )ج( مجتهدة )ب( ماسة )أ( وشيط حظ طالب ... 2. Salah-benar

( جم صحح الخطأxالخطأ )( أو vضع علامت الصحيح )

جامعت صباحاى ال

ب إل ذ

) ( أ

3. Terjemahan

عين الجملت الصحيحت“saya harus menulis sekarang”

أحب أن أهخب السطالت الآن .أ

وحبت أن أهخب السطالت الآن .ب

وحب أن أهخب السطالت الآن .ج 4. Transformasi

ى يشسب االإاء ول الصباح

بما يأحي.بد ولمت )ى(

هي

أهت

Page 6: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

135

5. Penggabungan

حى هما في االإثا

أزيد أن أذب إلى حاهسجا ---- أذب إلى حاهسجا. أزيد ذل

---- أزطم الجبل. أحب ذل

6. Penjodohan

جىخب أها....

يىخب أهت....

أهخب ى.... 7. Pencoretan jawaban yang salah

الدزض/ الدزض(يدزض الطالب )الدزض/

)/ الفاههت/ الفاههت

يأول السحل )الفاههت

Al-Jarim dan Musthofa Amin (tanpa Tahun) menuturkan bahwa ada beberapa

bentuk soal untuk Tarkib. Bentuk-bentuk soal tersebut yaitu menemukan kedudukan

kata sesuai kaidah tertentu dari sebuah kalimat atau paragraf, menentukan benar atau

salah kemudian membetulkan yang salah, membuat kalimat dengan menggunakan

kaidah tertentu, melengkapi kalimat rumpang dengan kaidah tertentu, memberi harakat.

1. Menemukan kedudukan sebuah kata sesuai kaidah tertentu dari kalimat atau paragraf

اطخخسج االإفعى به م الفلسة الآجيت

يأول حظ جلاث وحباث في اليىم. يأول اللحم في الفطىز. يأول الأزش في العشاء. يأول الظم في

العشاء. حظ طمين حدا، وشهه جماهىن هيلا.2. Menentukan benar atau salah kemudian membetulkan yang salah

( جم صحح الخطأx( أو )v) ضع علامت

ظلماث ) -1 ( زأيت االإ

بيىث ) -2صباح ال

ز االإ ى

( ه

اهب ) -3 ائم الس الظ صه ( أ

الد مظلمان ) -4صس خ

( ه

3. Membuat kalimat dengan menggunakan kaidah tertentu

مفعىلا بهضع الأطماء الآجيت في حمل بحيث ييىن ول واحد منها

االإدزطت -1

الصىزة -2

الدحاج -3

Page 7: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

136

4. Melengkapi kalimat rumpang dengan kaidah tertentu

ضع مفعىلا به مىاطبا ليل حملت م الجمل الآجيت

يفحص الطبيب .... -1

أولت فاطمت .... -2

هيظت .... -3

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SINTAKSIS

BAHASA ARAB BERDASRKAN METODE INDUKTIF

Dalam mengembangkan bahan ajar metode yang pas adalah menggunakan metode

pengembangan. Metode pengembangan (Reseach and Development), yaitu metode yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan mengujikan keefektifan produk

tersebut (Sugiono, 2010: 407). Menurut Borg dan Gall dalam Muhaiban (2016: 251) ada

6 langkah utama dalam pengembangan sebuah produk. Adapun langkah-langkahnya

yaitu: (1) analisis kebutuhan, (2) desain, (3) pengembangan, (4) uji coba, (5) revisi, dan

(6) diseminasi, produksi, dan distribusi. Sedangkan Belawati dkk (2003) menyatakan

bahwa dalam pengembangan bahan ajar ada lima langkah utama yang harus dilakukan,

yaitu: (1) analisis, (2) perancangan, (3) pengembangan, (4) evaluasi, dan (5) revisi.

Gambar 1: Langkah-langkah pengembangan bahan ajar

1. Analisis

Dalam analisis kebutuhan ada dua langkah yang akan dilaksanakan, yaitu studi

lapangan dan studi kepustakaan. Studi lapangan yang dimaksud adalah analisis

beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajaran sintaksis, meliputi kurikulum, buku

ajar, karakteristik mahasiswa, kebutuhan mahasiswa, kemampuan mahasiswa, orientasi

mahasiswa. Sedangkan studi pustaka yang akan dilakukan adalah menelaah bahan-

bahan pustaka dan buku-buku referensi yang akan digunakan dalam pembelajarannya

yang menjadikannya sebagai bahan rujukan dalam pengembangan produk yang akan

dihasilkan.

2. Perencanaan

Setelah melakukan analisis, tahap selanjutnya adalah perencaan. Dalam tahap ini

perlu dirumuskan tujuan pembelajaran, pemilihan topik-topik pelajaran, penentuan

langkah-langkah pembelajaran, pemilihan bentuk evaluasi yang akan digunakan, dan

pemilihan media yang akan digunakan.

3. Pengembangan

Kegiatan pengembangan merupakan kegiatan untuk melaksanakan dan

mewujudkan semua hal yang dirancang dan disusun dalam tahap perancangan.

4. Evaluasi

Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang dihasilkan tentunya

produk tersebut perlu diuji cobakan. Dalam uji coba ada dua hal yang akan dilakukan,

yaitu uji coba ahli dan uji coba lapangan. Uji coba ahli, dilakukan dengan memberikan

hasil produk yang telah dikembangkan kepada ahli media dan ahli materi pembelajaran.

Analis

is

Perencanaa

n

Pengembangan Evaluasi Revisi

Page 8: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

137

Sedangkan uji lapangan dilakukan dengan menerapkan produk yang dihasilkan kepada

siswa ataupun mahasiswa, tujuannya adalah untuk memberikan masukan terhadap

produk yang telah dihasilkan.

5. Revisi

Revisi atau perbaikan didasarkan pada masukan yang telah diperoleh dalam uji

coba. Masukan itu berasal dari ahli media, ahli materi, mahasiswa, maupun siswa.

Masukan yang diperoleh dapat digunakan untuk memperbaiki produk yang dihasilkan

sehingga produk tersebut benar-benar layak dan valid untuk digunakan.

PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SINTAKSIS BAHASA ARAB

BERDASARKAN METODE INDUKTIF

1. Analisis Kebutuhan Matakuliah Tarkib Mukatstsaf Ibida’i

Sebagai contoh penerapan pengembahan bahan ajar sisntaksis bahasa Arab

berdasarkan metode induktif, akan disajikan contoh pengembangan tersebut pada

matakuliah Tarkib Mukatstsaf Ibida‟i di Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas

Negeri Malang (JSA FS UM). Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis

Rencana Perkuliahan Semester (RPS). Dari analsisi tersebut dapat diketahui bahwa

matakuliah ini disajikan pada semester 1 dengan bobot 2 satuan kredit semester (sks).

Untuk 1 sks membutuhkan waktu 50 menit, sehingga total waktu yang disediakan

adalah 100 menit untuk 2 sks. Dalam 1 semester terdapat 16 kali pertemuan, tema yang

dibahas sejumlah 14 tema, sisanya digunakan untuk Ujian Tengah Semster (UTS) dan

Ujian Akhir Semester (UAS). Tujuan pembelajaran matakuliah ini adalah Mahasiswa

menguasai teori dan mampu menerapkan, menganalisis, serta mengambil keputusan

secara bertanggung jawab dalam bidang tarkib sederhana. Tema-tema dalam setiap

pertemuan, yaitu: (1) Anwa‟ al-Kalimat, (2) al-Athf, (3) al-Tarkib al-Washfi, (4) al-

Tarkib al-Idhofi, (5) al-Jumlah al-Ismiyyah 1, (6) al-Jumlah al-Ismiyyah 2, (7) al-

Jumlah al-Fi‟liyyah 1, (8) Ujian Tengah Semester (UTS), (9) al-Jumlah al-Fi‟liyyah 2,

(10) al-Nafyu, (11) al-Istifham, (12) al-Khal, (13) al-„Awamil al-Nashibah, (14) al-

„Awamil al-Jazimah, (15) Khuruf al-Jarr, dan (16) Ujian Akhir Semester (UAS).

Metode yang digunakan adalah metode tanya-jawab, diskusi, hafalan, dan ceramah.

Buku-buku rujukan yang digunakan berkaitan adalah (1) Mu‟jam Qowaid al-Lughoh al-

„Arabiyyah fi Jadwil wa Laukhat, (2) al-Wadhih fi Qawaid al-Lughoh al-„Arabiyyah,

(3) Qawaid al-ughohal-„Arabiyyah, (4) Mabadi‟ Qawaid al-Lugh al-Arabiyyah, (5)

Jami‟ al-urus al-„Arabiyyah, (6) Marja‟ al-Thullab fi Qawaid al-Nahwi, dan (7) al-

„Arabiyyah Baina Yadaik al-Kitab al-Awwal.

2. Desain Bahan Ajar Tarkib Mukatstsaf Ibida’i Berdasarkan Metode Induktif

Bedasarkan analisis kebutuhan di atas maka materi yang didesain sejumlah 14

tema untuk matakuliah Tarkib Mukatstsaf Ibida‟i. waktu yang disediakan untuk setiap

tema selama 100 menit. Setiap desain dalam 1 tema memuat hal-hal berikut.

a. Rumusan tujuan pembelajaran

1) Mahasiswa mampu memahami contoh-contoh kalimat yang di dalamnya memuat

kaidah tertentu.

2) Mahasiswa mampu menyimpulkan teori kaidah tertentu berdasarkan contoh-

contoh kalimat.

3) Mahasiswa memahami pengertian kaidah tertentu.

4) Mahasiswa mampu mengaplikasikan kaidah yang telah dipelajari. Dalam aplikasi

kaidah ada beberapa bentuk, sebagaiamana rincian berikut.

a) Mahasiswa mampu menemukan kaidah tertentu dalam kalimat.

Page 9: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

138

b) Mahasiswa mampu melengkapi kalimat dengan menggunakan kaidah tertentu.

c) Mahasiswa mampu membenarkan kalimat yang salah sesuai dengan kaidah

tertentu.

d) Mahasiswa mampu membuat kalimat yang di dalamnya terdapat kaidah

tertentu.

b. Desain bahan ajar Tarkib Mukatstsaf Ibtida‟i.

Berdasarkan metode induktif, maka runtutan desain penyajian bahan ajar

sebagaiamana berikut. (1) Penyajian contoh-contoh kalimat yang di dalamnya memuat

kaidah tertentu. (2) Pembahasan contoh-contoh kalima. (3) Penyimpulan teori berkaitan

dengan kaidah tertentu. Dan (4) dan aplikasi tentang kaidah tertentu dalam soal-soal

latihan.

Untuk memperjelas desain pengembangan bahan ajar untuk matakuliah ini bisa

dilihat dari tabel berikut.

No Tujuan

Pembelajaran

Desain Bahan Ajar Kegiatan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

1 Mahasiswa mampu

memahami contoh-

contoh kalimat yang

di dalamnya memuat

kaidah tertentu.

Sajian contoh-contoh

kalimat yang di

dalamnya memuat

kaidah tertentu.

Mahasiswa

membaca dan

mencermati contoh-

contoh kalimat yang

di dalamnya

memuat kaidah

tertentu

15 menit

2 Mahasiswa mampu

menyimpulkan teori

kaidah tertentu

berdasarkan contoh-

contoh kalimat.

Pembahasan contoh-

contoh kalimat yang

di dalamnya memuat

kaidah tertentu

Mahasiswa

membahas contoh-

contoh kalimat yang

di dalamnya

memuat kaidah

tertentu baik secara

individu maupun

kelompok

15 menit

3 Mahasiswa

memahami pengertian

kaidah tertentu

Penyajian pengertian

kaidah tertentu

Mahasiswa

membaca pengertian

kaidah tertentu dan

mendiskusikannya

secara kelompok

20 menit

4 Mahasiswa mampu

mengaplikasikan

kaidah yang telah

dipelajari

Soal-soal latihan Mahasiswa diminta

mengerjakan soal

latihan baik individu

maupun kelompok

a. Mahasiswa mampu

menemukan kaidah

tertentu dalam

kalimat

a. Ada beberapa

kalimat yang di

dalamnya memuat

kaidah tertentu,

dan di bawahnya

disediakan tabel

untuk bahan isian,

mahasiswa diminta

mencermati

a. Mahasiswa

mencermati

contoh-contoh

kalimat yang di

dalamnya terdapat

kaidah tertentu

setelah itu

memasukkan

kaidah yang

10 menit

Page 10: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

139

contoh-contoh

kalimat setelah itu

memasukkan

kaidah yang

ditemukan ke

dalam tabel

ditemukan ke

dalam tabel

b. Mahasiswa mampu

melengkapi kalimat

dengan kaidah

tertentu

b. Ada beberapa

contoh kalimat

yang di dalamnya

memuat kaidah

tertentu, namun

ada bagian kata

yang kalimat

rumpang, bagaian

yang rumpang

tersebut harus

dilengkapi oleh

mahasiswa

b. Mahasiswa

melengkapi

kalimat rumpang

sesuai dengan

aturan kaidah

tertentu

10 menit

c. Mahasiswa mampu

merubah tarkib

tertentu menjadi

tarkib idhofi

c. Ada beberapa

kalimat yang

memuat tarkib

tertentu,

mahasiswa diminta

merubahnya

menjadi tarkib

idhofi

c. Mahasiswa

merubah tarkib

tertentu menjadi

tarkib idhofi

10 menit

d. Mahasiswa mampu

membenarkan

kalimat yang salah

sesuai dengan

kaidah tertentu

d. Ada beberapa

kalimat yang

memuat kaidah

tertentu yang salah,

mahasiswa diminta

untuk

membenarkan

kalimat tersebut

sesuai dengan

kaidah tertentu

d. Mahasiswa

membenarkan

contoh kalimat

yang salah sesuai

dengan kaidah

tertentu

10 menit

e. Mahasiswa mampu

membuat kalimat

yang di dalamnya

terdapat kaidah

tertentu

e. Mahasiswa diminta

membuat kalimat

yang di dalamnya

memuat kaidah

tertentu

e. Mahasiswa

membuat kalimat

yang di dalamnya

memuat kaidah

tertentu

10 menit

3. Pengembangan Bahan Ajar Tarkib Mukatstsaf Ibida’i Berdasarkan Metode

Induktif

Setelah desain selesai dirancang, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah

mengembangkan bahan ajar bahan ajar Tarkib Mukatstsaf Ibida‟i. Bahan ajar yang

dikembangkan sesuai dengan desain yang telah dibuat. Sebagai contoh, akan

ditampilkan pengembangan untuk tema al-Tarkib al-Idhofi.

Page 11: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

140

a. Rumusan tujuan pembelajaran dengan tema al-Tarkib al-Idhofi

ضافي التركيب الؤ

أداف الدزض:

االإضاف واالإضاف إليهفهم الطلبت أمثا الجمل التي فيها -1

فهم الطلبت كاعدة االإضاف واالإضاف إليه -2

كدزة الطلبت على حعيين االإضاف واالإضاف إليه في الجملت -3

كدزة الطلبت على إهما الجملت بمضاف -4

كدزة الطلبت على إهما الجملت بمضاف إليه -5

كدزة الطلبت على حغيير الترهيب إلى الترهيب الؤضافي -6

مضاف ومضاف إليه على جصحيح الجملت التي فيهاكدزة الطلبت -7

كدزة الطلبت على جيىي الجملت التي فيها مضاف ومضاف إليه -8b. Contoh-contoh kalimat yang di dalamnya memuat al-Tarkib al-Idhofi

الأمثلت

1- ثيرة

عليم ه سص الخ

ف

سجد مفخىح -2 باب االإ

س -3مان طاف

م عث

عل

ب ال

ل لط

مت -4عل

دزطت ح

ق في االإ

لا

خ هخاب الأ

جظم -5ت ال

اف

ن نهخم بىغ

يىا أ

عل

c. Pembahasan tentang contoh-contoh kalimat yang memuat al-Tarkib al-Idhofi

مضافا ومضافا إليه. هجد مضافا في هغسا إلى الأمثلت الظابلت هسي أن في جل الجمل

ألفاظ فسص، وباب، وطافس، وهخاب، وهغافت. ر الألفاظ ولها ولمت الاطم بدون

وهجد مضافا إليه في .الجملت في مىكعه حظب إعساب االإضاف اطخخدام الـ الخعسيف.

ألفاظ الخعليم، واالإسجد، والعلم، والأخلاق، والجظم. ر الألفاظ ولها ولمت الاطم

.مجسوزاوييىن مضاف إليه باطخخدام الـ الخعسيف.

Page 12: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

141

d. Pengertian al-Tarkib al-Idhofi

القفعدة

االإضاف اطم وظب إلى اطم بعد، فخعسف بظبب ر اليظبت أو جخصص. االإضاف

يحرف جىىيىه عىد الؤضافت إذا وان مىىها كبلها وجحرف هىهه إذا وان مثنى أو حمع مرهس

ى مجسوز )الجازم ومصطفى أمين: (. ى 93طاالإا. االإضاف إليه اطم يأحي بعد االإضاف و

م باللاحم أو يخخصص به. وإذا وان الاطم االإساد اطم وظب إليه طابم ليخعسف الظاب

إضافخه مىىها حرف جىىيىه، وإذا وان االإثنى أو حمع مرهس طاالإا حرفت هىهه )دياب،

إليه االإضاف. الجملت في مىكعه بحظب ويعسب هىسة عادة ييىن االإضاف(. 293: 2004

. ضميرا أو عاسا اطما إما ييىن

وان إذا . مجسوزا دائما وييىن معسفت عادة ييىن فإهه عاسا اطما إليه االإضاف وان إذا

. حس محل في ويعسب باالإضاف مخصلا ييىن فإهه ضميرا إليه االإضاف

e. Soal-soal latihan berkaitan dengan tema al-Tarkib al-Idhofi

1 دريبالت

الجدول التفل .االإضفف واالإضفف إليه منهف ثم أدخلهف إلى اقزأ الجمل الآتيت وميز

وضعت هخاب الخفظير على هخاب الفله -1

ماعت في االإسجدأصلي صلاة الصبح ح -2

لا جأول في غسفت الىىم -3

لعبت هسة اللدم مع أصدكائي -4

هيظت فاطمت فىاء البيت باالإىيظت -5

االإضاف إليه االإضاف

Page 13: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

142

2 دريبالت

.بفالإضفف من الصندوق املأ الفزاغ

خسحت عىد .... الشمع. -1

أصلي ...... الغهس في االإسجد. -2

أهيع .... الجلىض. -3

كسأ محمد ..... اللىاعد. -4

اشتريت ..... الظفس. -5

3 دريبالت

.املأ الفزاغ بفالإضفف إليه من الصندوق

مسجفع. ضغط .... -1

أكض ي وكت .... في شاطئ البحس. -2

ىان م يفضل إعداد .... في المخيماث. -3

يفضل هثير م الىاض الترويح خازج ..... -4

بعيد ع بيتي .... ميان -5

4 دريبالت

تزكيبف إضاففيف.غير هذه التراكيب لتكىن

اشتريت هخابا للفله -1

أمام بيتي طىز م الحديد -2

الطالب إلى االإدزطت صباحا في اليىمذب -3

في يىم العطلت أذب إلى ميان للترويح -4

يظخفير الأطخاذ وطائل للخعليم -5

كتاب - غرفة - جواز - صلاة - شروق

البيت – الطعام – الفراغ -الترويح - الدم

Page 14: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

143

5 دريبالت

صحح الجمل الخفطئت التفليت.

في االإيدان -1ت الظل

يلعب عثمان هسة

هغسث الؤعلان على حداز الفصل -2

مصىىع م الخشب -3 طىز الحديلت

الؤحسام يحمل الحجاح جىب -4

5- ى مديس الجامعت

6 دريبالت

وىن خمع حمل حشمل ول حملت االإضاف واالإضاف إليه

SIMPULAN

1. Bahan ajar adalah salah satu komponen penting yang harus ada dalam proses

pembelajaran karena di dalamnya memuat apa saja yang harus dilakukan selama

proses pembelajaran berlangsung.

2. Metode induktif pada dasarnya adalah metode dari khusus ke umum. Adapun

penerapan bahan ajar berdasarkan metode induktif dalam sintaksis bahasa Arab

adalah dimulai dari contoh-contoh kalimat, pengertian kaidah, simpulan berkaitan

dengan kaidah, dan aplikasi kaidah dalam soal-soal latihan

3. Ilmu nahw adalah ilmu yang seharusnya dipelajari pertama kali, karena ketika

seseorang berbicara dengan bahasa Arab atau menulis kalimat bahasa Arab, namun

tidak memahami ilmu nahw dengan benar, maka ucapan dan kalimat tersebut tidak

bisa dipahami. Begitu pentingnya kedudukan ilmu nahw dalam bahasa Arab

sehingga ilmu ini menjadi ilmu yang harus dipelajari oleh peserta didik ketika

mempelajari bahasa Arab.

4. Dalam mengembangkan bahan ajar untuk sintaksis bahasa Arab berdasarkan metode

induktif ada lima langkah utama yang harus dilakukan, yaitu: (1) analisis, (2)

perancangan, (3) pengembangan, (4) evaluasi, dan (5) revisi.

DAFTAR RUJUKAN

Asrori, Imam, M. Thohir, dan M. Ainin. 2012. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab.

Malang: Misykat.

Arikunto, Suharmi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Al-Jarim, Ali dan Musthofa Amin.Tanpa tahun. Al-Nahwu al-Wadhih fi Qawaid al-

Lughoh al-„Arabiyyah li al-Madrasah al-Ibtidaiyyah, Juz I. Surabaya: al-

Hikmah.

Al-Gholayini, Musthofa. 2000. Jami‟ al-Durus al-„arabiyyah. Beirut: Al’Ashriyyah.

Al-Imrith, Syarafuddien Yahya. Tanpa Tahun. Nadzm al-Imririthi „Ala Matn al-

Ajrumiyyah. Surabaya: al-Hidayah.

Belawati, Tian dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Page 15: TEORI DAN PENERAPAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR …

144

Djalal, M. Fachruddin. 1991. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing/Arab.

Malang: IKIP Malang.

Effendy, Fuad. 2012. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Humairoh, Arina Faiqoh, dan Faisal Hendra. 2018. Motivasi Mahasiswa Dalam Belajar

Bahasa Arab Antara Harapan dan Tantangan (Studi Kasus Mahasiswa Prodi

sastra Arab Universitas Al-Azhar Indonesia. Dalam Wildana Wargadinata, dkk

(Ed.). Prosiding KONASBARA IV (hlm. 378-387).. Malang: UM Press.

Ibrahim, Abdul Ali. Tanpa tahun. Al-Muwajjah al-Fanni li Mudarris al-Lughoh al-

„Arabiyyah. Dar Ma’arif.

Kholisin dan Achmad Tohe. 2003. Pengembangan Materi Ketrampilan Berbicara untuk

Matakuliah Durus „Arabiyyah Mukaststaf (DAM) I. Malang: Program Due-

Like Jurusan sastra Arab Universitas Negeri Malang.

Muhaiban. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab. Dalam Moh. Ahsanuddin,

dkk (Ed.). Prosiding KONASBARA II (hlm. 245-255). Malang: UM Press. Dari

http://prosiding.arab-um.com/index.php/konasbara/article/view/65/58.

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru. Setyawan, Cahya Edi. 2015. Pembelajaran Qawaid Bahasa Arab

Menggunakan Metode Induktif Berbasis Istilah-Istilah Linguistik. Jurnal

Komunikasi dan Pendidikan Islam, 4(2), 81-95. Dari

https://journal.staimsyk.ac.id.

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Thu’aimah, Rusydi Ahmad. 1985. Dalil „Amal fi I‟dad al-Mawad al-Ta‟limiyyah li

Baramij Ta‟lim al-Lughoh al-„Arabiyyah. Makkah Mukarromah: Jami’ah

Ummul Qura.

__, Ilm al-Nahw, (online), http://www.dar-alhejrah.com/t17613-topic. Diakses 3

September 2019. Diakses 3 September 2019.

___, Pengertian Metode Induktif Dan Metode Deduktif, (online), https://makalah-

update.blogspot.com/2012/12/pengertian-metode-induktif-dan-metode.html.

Diakses 3 September 2019.