Teori BF Skiner

24
MAKALAH TEORI B. F. SKINNER Disusun guna melengkapi tugas sekolah pascasarjana matakuliah landasan Teori Kepribadian Lanjutan Semester ganjil tahun akademik 2013/2014 Dosen pengampu: Prof. Juntika Nurihsan. M. Pd. Disusun oleh kelas A : ANDRE JULIUS 1302704 CUCU ARUMSARI 1302457 FERY PRASETYO 1303387 SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

description

Menjelaskan tentang teori operan kondisioning dari BF Skiner

Transcript of Teori BF Skiner

MAKALAH

MAKALAH

TEORI B. F. SKINNERDisusun guna melengkapi tugas sekolah pascasarjana

matakuliah landasan Teori Kepribadian Lanjutan

Semester ganjil tahun akademik 2013/2014

Dosen pengampu: Prof. Juntika Nurihsan. M. Pd.

Disusun oleh kelas A :

ANDRE JULIUS

1302704

CUCU ARUMSARI

1302457

FERY PRASETYO

1303387SEKOLAH PASCASARJANA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

BAB I

PENDAHULUAN

Skiner dilahirkan pada 20 Mei 1904 di Susquehanna, Pennsylvania, Amerika Serikat. Masa kanak-kanaknya dilalui dengan kehidupan yang penuh kehangatan namun cukup ketat dalam disiplin. Meraih sarjana muda di hamilton College, New York, dalam bidang sastra Inggris. Pada tahun 1928, Skinner mulai memasuki kuliah psikologi di Universitas Harvard dengan mengkhususkan diri pada bidang tingkah laku hewan dan meraih doktor pada tahun 1931. Dari tahun 1931 hingga 1936, Skinner bekerja di Harvard. Penelitian yang dilakukannya difokuskan pada penelitian mengenai saraf hewan. Pada tahun 1936 sampai 1945, Skinner meniti karirnya sebagai tenaga pengajar pada Universitas Mingoesta. Dalam kariernya Skinner menunjukkan produktifitas yang tinggi sehingga ia dikukuhkan sebagai pemimpin Behaviorisme yang terkemuka di Amerika Serikat.

Bidang psikologi yang didalami Skinner adalah analisis eksperimental atas tingkah laku. Ia melakukan penyilidikan terutama pada organisme infrahuman, biasanya tikus atau merpati. Di samping itu, Skinner juga menerapkan prinsip-prinsip pengondisian operan (operant conditioning) pada penyelidikan tentang psikotik pada orang dewasa, anak autis, analisis bahasa, dan perancangan mesin-mesin pengajaran. Diantara peraalatan rancangannya yang terkenal adalah kotak Skinner (Skinner Box). Skinner telah memberikan sumbangan yang berarti kepada pemahaman tingkah laku, khususnya menyangkut belajar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Operant Conditioning Skinner

Seperti Pavlov dan Watson, Skinner juga memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dan respons, tetapi berbeda dengan kedua tokoh yang terdahulu itu, Skinner membuat perincian lebih jauh. Skinner membedakan adanya dua macam respons, yaitu:

a. Respondens Response (reflexive response), yaitu respons yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang-perangsang yang demikian itu, yang disebut eleciting stimuli, menimbulkan renspons-renspons yang secara relatif tetap, misalnya makanan yang menimbulkan keluarnya air liur. Pada umumnya, perangsang-perangsang yang demikian itu mendahului respons yang ditimbulkannya.

b. Operant respons (instrumental respons) yaitu respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang yang demikian itu disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsang-perangsang tersebut memperkuat renspons yang telah dilakukan oleh organisme. Jadi, perangsang yang demikian itu mengikuti (dan karenanya memperkuat) sesuatu tingkah laku tertentu yang telah dilakukan. Jika seorang anak belajar (telah melakukan perbuatan), lalu mendapat hadiah, maka dia akan menjadi lebih giat belajar (responsnya menjadi lebih intensif/kuat).

Perbedaan antara operant conditioning dengan classical conditioning adalah bahwa pada classical, terbentuknya suatu tingkah laku yang diharapkan tidak memerlukan adanya reinforcer, karena stimulusnya sendiri sudah menimbulkan respons yang diharapkan. Sedangkan pada operant conditioning, suatu respons atau tingkah laku dibuat menjadi blebih kuat dengan memberikan reinforcer (stimulus yang memperkuat renspons). Dalam salah satu eksperimennya, Skinner menggunakan seekor tikus yang ditempatkan dalam sebuah peti yang disebut dengan Skinner Box. Kotak Skinner ini berisi dua macam komponen pokok, yaitu manipulandum dan alat pemberi reinforcement yang antara lain berupa wadah makanan. Manipulandum adalah komponen yang dapat dimanipulasi dan gerakannya berhubungan dengan reinforcement. Komponen ini terdiri dari tombol, batang jeruji, dan pengungkit. Dalam eksperimen tadi mula-mula tikus itu mengeksplorasi peti sangkar dengan cara lari kesana kemari, mencium benda-benda yang ada disekitarnya, mencakar dinding, dan sebagainya. Tingkah laku tikus yang demikian disebut dengan emmited behavior (tingkah laku yang terpancar), yakni tingkah laku yang terpancar dari organism tanpa memedulikan stimulus tertentu. Kemudian salah satu tingkah laku tikus (seperti cakaran kaki, sentuhan moncong) dapat menekan pengungkit. Tekanan pengungkit ini mengakibatkan munculnya butir-butir makanan ke dalam wadahnya.Butir-butir makanan yang muncul merupakan reinforce bagi tikus yang disebut dengan tingkah laku operant yang akan terus meningkat apabila diiringi reinforcement, yaitu penguatan berupa butiran-butiran makanan kedalam wadah makanan. Teori belajar operant conditioning ini juga tunduk pada dua hukum operant yang berbeda lainnya, yaitu law operant conditioning dan law extinction. Menurut hukum operant conditioning, jika suatu tingkah diriingi oleh sebuah penguat (reinforcement), maka tingkah laku tersebut meningkat. Sedangkan menurut hukum law extinction, jika suatu tingkah laku yang diperkuat dengan stimulus penguat dalam kondisioning, tidak diiringi stimulus penguat, maka tingkah laku tersebut akan menurun atau bahkan musnah. Kedua hukum ini pada dasarnya juga memiliki kesamaan dengan hukum pembiasaan klasik (classical conditioning).

Kondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi. Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan). Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:

a. Belajar itu adalah tingkah laku.

b. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.

c. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.

d. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

B. Prinsip-prinsip belajar menurut Skinner

Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment).Penguatan dan Hukuman. Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.

Menurut Skinner penguatan berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).

b. Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).

Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.

Contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman.

A.Penguatan positif

PerilakuMurid mengajukan pertanyaan yang bagusKonsekuensiGuru menguji muridPrilaku kedepanMurid mengajukan lebih banyak pertanyaan

B.Penguatan negative

PerilakuMurid menyerahkan PR tepat waktuKonsekuensiGuru berhenti menegur muridPrilaku kedepanMurid makin sering menyerahkan PR tepat waktu

C.Hukuman

PerilakuMurid menyela guruKonsekuensiGuru mengajar murid langsungPrilaku kedepanMurid berhenti menyela guru

Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu, konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang.

Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat diterapkan pada dinamika perubahan tingkah laku baik di laboratorium maupun di dalam kelas. Belajar, yang digambarkan oleh makin tingginya angka keseringan respons, diberikan sebagai fungsi urutan ketiga unsure (SD)-(R)-(R Reinsf). Skinner menyebutkan praktek khas menempatkan binatang percobaan dalam kontigensi terminal. Maksudnya, binatang itu harus berusaha penuh resiko, berhasil atau gagal, dalam mencari jalan lepas dari kurungan atau makanan. Bukannya demikian itu prosedur yang mengena ialah membentuk tingkah-laku binatang itu melalui urutan Sitimulus-respon-penguatan yang diatur secara seksama.

Skinner menggambarkan praktek tugas dan ujian sebagai suatu contoh menempatkan pelajar yang manusia itu dalam kontigensi terminal juga. Skinner menyarankan penerapan cara pemberian penguatan komponen tingkah laku seperti menunjukkan perhatian pada stimulus dan melakukan studi yang cocok terhadap tingkah laku. Hukuman harus dihindari karena adanya hasil sampingan yang bersifat emosional dan tidak menjamin timbulnya tingkah laku positif yang diinginkan. Analisa yang dilakukan Skinner tersebut diatas meliputi peran penguat berkondisi dan alami, penguat positif dan negative, dan penguat umum.

Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:

a. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.

b. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

c. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

d. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

e. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.

f. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforce

g. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukumbelajar, diantaranya :

a) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

b) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

C. Aplikasi Skinner terhadap pembelajaran.Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.

b. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat.

c. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sistem modul.

d. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.

e. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

f. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.

g. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.

h. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.

i. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)

j. Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.

k. Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan pembentukan (shaping).

l. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.

m. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.

n. Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.

D. Analisa Perilaku terapan dalam pendidikanAnalisis Perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting dalam bidang pendidikan yaitu

1. Meningkatkan perilaku yang diharapkanAda lima strategi pengkondisian operan dapat dipakai untuk meningkatkan perilaku anak yang diharapkan yaitu:

a. Memilih Penguatan yang efektifTidak semua penguatan akan sama efeknya bagi anak. Analisis perilaku terapan menganjurkan agar guru mencari tahu penguat apa yang paling baik untuk anak, yakni mengindividualisasikan penggunaan penguat tertentu. Untuk mencari penguatan yang efektif bagi seorang anak, disarankan untuk meneliti apa yang memotivasi anak dimasa lalu, apa yang dilakukan murid tapi tidak mudah diperolehnya, dan persepsi anak terhadap manfaat dan nilai penguatan. Penguatan alamiah seperti pujian lebih dianjurkan ketimbang penguat imbalan materi, seperti permen, mainan dan uang. b. Menjadikan penguat kontingen dan tepat waktuPenguatan dapat efektif, guru harus memberikan hanya setelah murid melakukan perilaku tertentu. Analisis perilaku terapan seringkali menganjurkan agar guru membuat pernyataan jikamaka. penguatan akan lebih efektif jika diberikan tepat pada waktunya, sesegera mungkin setelah murid menjalankan tindakan yang diharapkan. Ini akan membantu anak melihat hubungan kontingensi antar-imbalan dan perilaku mereka. Jika anak menyelesaikan perilaku sasaran (seperti mengerjakan sepuluh soal matematika) tapi guru tidak memberikan waktu bermain pada anak, maka anak itu mungkin akan kesulitan membuat hubungan kontingensi. c. Memilih jadwal penguatan terbaikMenyusun jadwal penguatan menentukan kapan suatu respons akan diperkuat. Empat jadwal penguatan utama adalah

1) Jadwal rasio tetap: suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respon.2) Jadwal rasio variabel : suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah respon, akan tetapi tidak berdasarkan basis yang dapat diperidiksi. 3) Jadwal interval - tetap : respons tepat pertama setelah beberapa waktu akan diperkuat. 4) Jadwal interval - variabel : suatu respons diperkuat setelah sejumlah variabel waktu berlalu. d. Menggunakan Perjanjian. Perjanjian (contracting) adalah menempatkan kontigensi penguatan dalam tulisan. Jika muncul problem dan anak tidak bertindak sesuai harapan, guru dapat merujuk anak pada perjanjian yang mereka sepakati. Analisis perilaku terapan menyatakan bahwa perjanjian kelas harus berisi masukan dari guru dan murid. Kontrak kelas mengandung pernyataan jika maka dan di tandatangani oleh guru dan murid, dan kemudian diberi tanggal. e. Menggunakan penguatan negatif secara efektifDalam penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena respon tersebut menghilangkan stimulus yang dihindari.seorang guru mengatakanPepeng, kamu harus menyelesaikan PR mu dulu diluar kelas sebelum kamu boleh masuk kelas ikut pembelajaran ini berarti seorang guru menggunakan penguatan negatif.

2. Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukkan (shaping).

Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respon tersebut akan terjadi. Shapping (pembentukan) adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku sasaran.

3. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.Ketika guru ingin mengurangi perilaku yang tidak diharapkan (seperti mengejek, mengganggu diskusi kelas, atau sok pintar) yang harus dilakukan berdasarkan analisis perilaku terapan adalah

a) Menggunakan Penguatan Diferensial.

b) Menghentikan penguatan (pelenyapan)

c) Menghilangkan stimuli yang diinginkan.

d) Memberikan stimuli yang tidak disukai (hukuman)

E. Kritik Terhadap Teori Tingkah Laku, Kelebihan dan kekurangan Menurut B.F. Skinnera. Kritik

Teori tingkah laku ini dikritik karena sering tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak hal di dunia pendidikan yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Kita ambil contoh, suatu saat seorang mahasiswa mau beelajaar giat setelah diberi stimulus tertentu. Tetapi karena satu dan lain hal, mahasiswa tersebut tiba-tiba tidak mau belajar lagi, padahal kepadanya sudah diberikan stimulus yang sama atau yang lebih baik dari itu. Disinilah persoalannya, ternyata teori tingkah laku ini dianggap tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respons tersebut. Tentu saja kita dapat mengganti stimulus dengan stimulus lain sampai kita mendapatkan respon yang kita inginkan. Tetapi kita tahu hal ini belum menjawab pertanyaan yang sebenarnya. Disamping itu, teori belajar ini dianggap cenderung mengarahkan mahasiswa untuk berpikir linier, konvergen, dan tidak kreatif. Dengan prosesnya yang disebut pembentukan (shaping). Skinner dan ahli-ahli lain penyokong teori ini memang tidak meenganjurkan adanya hukuman digunakan dalam proses belajar. Tetapi apa yang mereka sebut penguat negatif (negative reinforcement) cenderung membatasi keleluasaan mahasiswa untuk berimajinasi dan berpikir.Skinner tidak percaya terhadap asumsi Guthrie, yaitu hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negatif. Ini tidak sama dengan hukuman. Ketidaksamaan tersebut adalah bila hukuman harus diberikan (sebagai stimulus) agar respons yang timbul berbeda dari biasanya ada, sedangkan penguat negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar espon yang sama menjadi semakin kuat. Misalnya, seorang mahasiswa perlu dihukum untuk suatu kesalahan yang dibuatnya (teori Guthrie). Jika mahasiswa masih bandel, maka hukuman harus ditambah. Tetapi, jika sesuatu yang tidak mengenakkan si mahasiswa itu dikurangi (bukan malah ditambah), dan pengurangan ini mendorong mahasiswa itu untuk memperbaiki kesalahannya, maka inilah yang disebut penguat negatif (teori Skinner).b. KelebihanPada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.

c. Kekurangan Beberapa kelemahan dari teori ini berdasarkan analisa teknologi (Margaret E. B. G. 1994) adalah bahwa: (i) teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap; analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan teknologis, (ii) keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.

Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.

BAB IIIKESIMPULANBeberapa kesimpulan yang dapat diberikan setelah mengkaji teori belajar B.F Skinner adalah sebagai berikut:

1. Beberapa unsur dasar dalam teori operan kondisioning Skinner dijelaskan pada tabel berikut:

Unsur DasarDefinisi

AsumsiPerubahan tingkah laku ialah fungsi dari kondisi dari lingkungan dan peristiwa

BelajarPerubahan tingkah laku ditunjukkan oleh meningkatnya keseringan respon.

Hasil belajarRespons yang baru (tingkah laku)

Komponen Belajar(SD)-(R)-(R Reinsf)

Perancangan pembelajaran untuk belajar yang kompleksMerancang urutan stimulus - respon - penguatan untuk mengembangkan himpunan respons kompleks.

Isi pokok dalam merancang pembelajaranPemindahan kendali stimulus, waktu penguatan; menghindarkan hukuman.

2. Teori belajar operan kondisioning Skinner memberi banyak kontribusi untuk praktik pengajaran. Konsekuensi penguatan dan hukuman adalah bagian dari kehidupan dan murid. Jika dipakai secara efektif, pandangan teori ini akan mendapat membantu para guru dalam pengelolaan kelas. Demikian pula prinsip-prinsip dan hukum-hukum belajar yang tertuang dalam teori ini akan membantu guru dalam menggunakan pendekatan pengajaran yang cocok untuk mencapai hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang positif bagi anak didik.

3. Kritik terhadap teori pengkondisian operan Skinner adalah seluruh pendekatan itu terlalu banyak menekankan pada control eksternal atas perilaku murid. Teori ini berpandangan bahwa strategi yang lebih baik adalah membantu murid belajar mengontrol perilaku mereka sendiri dan menjadi termotivasi secara internal. Beberapa kritikus mengatakan bahwa bukan ganjaran dan hukuman yang akan mengubah perilaku, namun keyakinan atau ekspektasi bahwa perbuatan tertentu akan diberi ganjaran atau hukuman. atau dengan kata lain teori behaviorisme tidak memberi cukup perhatian pada proses kognitif dalam proses belajar

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2007. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Hall, Calvin S&Gardner Lindzey. 1985. Introduction to Theories of Personality. Canada: Simultaneously

Diunduh tgl 08 Mei 2014 http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner-340649.htmlDiunduh tgl 08 Mei 2014 http://rudicahyo.com/psikologi-artikel/teori-belajar-operant-conditioning-skinner/Diunduh tgl 08 Mei 14 http://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-b-f-skinner/