Teori Askep Hernia

35
Pengertian Hernia adalah prostrusi dari organ melalui lubang defektif yang didapat atau kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ. Istilah hernia berasal dari bahasa Yunani “ERNOS” yang berarti penonjolan. B. Macam – macam hernia. Ditinjau dari letaknya, hernia dibagi menjadi 2 golongan : 1. Hernia eksterna. Hernia yang tonjolannya tampak dari luar yaitu hernia inguinalis lateralis (indirek), hernia inguinalis medialias (direk), hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia supra umbilikalis, hernia sikatrikalis, dan lain – lain. 2. Hernia interna Hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar, yaitu hernia obturatorika, hernia diafragmatika, hernia foramen Winslowi dan hernia ligamen treitz.

Transcript of Teori Askep Hernia

Page 1: Teori Askep Hernia

  Pengertian

Hernia adalah prostrusi dari organ melalui lubang defektif yang didapat atau

kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ.

Istilah hernia berasal dari bahasa Yunani “ERNOS” yang berarti penonjolan.

 

B.     Macam – macam hernia.

Ditinjau dari letaknya, hernia dibagi menjadi 2 golongan :

1.      Hernia eksterna.

Hernia yang tonjolannya tampak dari luar yaitu hernia inguinalis lateralis

(indirek), hernia inguinalis medialias (direk), hernia femoralis, hernia umbilikalis,

hernia supra umbilikalis, hernia sikatrikalis, dan lain – lain.

2.      Hernia interna

Hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar, yaitu hernia obturatorika, hernia

diafragmatika, hernia foramen Winslowi dan hernia ligamen treitz.

Hernia inguinalis lateralis  inakserata merupakan hernia yang sering atau paling

banyak didapat terutama pada laki – laki, dengan bentuknya bulat lonjong. Disebut

inkaserata karena hernia yang isi kantongnya tidak dapat kembali ke dalam rongga

perut disertai gangguan passage dan atau vaskularisasi.

 

C.     Penyebab.

Penyebab terjadinya hernia ada dua yaitu :

1.      Kongenital

Page 2: Teori Askep Hernia

Terjadi sejak lahir.

2.      Didapat (acquired)

Terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan adanya tekanan

intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk

kronis, konstipasi kronis, gangguan proses kencing (hipertropi prostat, striktur

uretra), ascites dan sebagainya.

 

D.    Patologi anatomi

Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum,

isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ

intraperitoneal lain atau organ ekstraperitoneal seperti ovarium, apendiks divertikel

dan buli – buli. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong hernia yang

dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ -  organ lain misalnya paru dan

sebagainya.

Pada hernia inguinal lateralis (indirek) lengkung usus keluar melalui kanalis

inguinalis dan mengikuti kora spermatikus (pria) atau ligamen sekitar (wanita). Ini

diakibatkan gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup testis turun ke dalam skrotum

atau fiksasi ovarium.

Pada pertumbuhan janin (+ 3 minggu) testis yang mula – mula terletak di atas

mengalami penurunan (desensus) menuju ke skrotum. Pada waktu testis turun

melewati inguinal sampai skrotum prossesus  vaginalis peritoneal yang terbuka dan

berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan setelah testis

sampai pada skrotum, prossesus vaginalis peritoneal seluruhnya tertutup (obliterasi).

Bila ada gangguan obliterasi maka seluruh prossesus vaginalis peritoneal terbuka,

terjadilah hernia inguinalis lateralis.  Hernia inguinalis lateralis lebih sering

didapatkan dibagian kanan (+ 60 %). Hal ini disebabkan karena proses desensus dan

testis kanan lebih lambat dibandingkan dengan yang kiri.

Page 3: Teori Askep Hernia

 

E.     Tanda dan gejala

Pasien mengeluh benjolan pada lipat paha atau perut di bagian bawah. Benjolan dapat

keluar dan masuk di daerah kemaluan, kadang – kadang terasa kemeng. Bisa terjadi

obstruksi usus seperti bising usus nada tinggi sampai tak ada, mual dan muntah.

 

F.      Penatalaksanaan.

1.      Manajemen medis

Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan

pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan. Adapun

prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah :

a.       Herniotomy : membuang kantong hernia, ini terutama pada anak – anak

karena dasarnya adalah kongenital tanpa adanya kelemahan dinding perut.

b.      Herniorrhaphy : membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik

untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis inguinalis.

Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak dilakukan

pembedahan, dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia (truss). Sabuk itu

dipakai waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu istirahat

(malam).

 

2.      Manajemen keperawatan

a.       Pre operasi :

Page 4: Teori Askep Hernia

Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan (pembengkakan) di daerah

inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang hernia dan

penanganannya. Pengkajian juga ditujukan pada riwayat.

Diagnosa keperawatan : masalah keperawatan yang bisa muncul adalah

gangguan kenyamanan, kecemasan, kurang pengetahuan dan resiko tinggi

terjadi reinkarserata.

Intervensi keperawatan (secara umum) ; beri posisi kepala tempat tidur

ditinggikan, bila hernia turun/menonjol dimasukan kembali secara manual,

anjurkan menggunakan sabuk hernia, beri analgesik sesuai advis, hindari

manuever yang bisa meningkatkan tekanan intraabdominal : batuk kronik,

angkat berat, mengedan secara kuat dan anjurkan untuk kompres dingin

pada daerah yang bengkak.

b.      Post operasi :

Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah resiko

tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka

operasi, dan pendidikan pasien untuk perencanaan pulang.

Page 5: Teori Askep Hernia

Proses vaginalis peritonei

Gagal abliterasi

Sebagian terbuka Terbuka terus

Hidrokel H. inguinalis(terjadi jepitan oleh anulus inguinalis)

Gangguan aliran darahGangguan pasase segmen

usus yang terjepit

Muntah hijau

Nyeri

Abdomen lambung

Daftar Pustaka

Carpenito,J,L (1999).   ”Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan “ Edisi 2

D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne (1991), ” Medical Surgical Nursing “ , A Nursing Process Approach, W. B. Saunders Company, Philadelphia

Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.

Engrand, Barbara (1999), Keperawatan Medikal Bedah, volume 4, Jakarta, EGC

Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995), “Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis”, alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih, EGC, Jakarta

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.

A. Pathways Hernia

Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut. Hal ini seringkali disebut “

Page 6: Teori Askep Hernia

ruptur “. Hernia abdominal cendering terjadi pada kelemahan struktural yang didapat atau kongenital atau trauma pada dinding abdominal, yang terjadi karena peningkatan tekanan intrabdomen akibat dari mengangkat benda berat, obesitas, kehamilan, mengejan, batuk atau kedekatannya dengan tumor.Banyak jenis hernia abdominal yang terjadi, dilkasifikasikan berdasarkan tempat :1. Hernia inguinal (paling umum), visera menonjol ke dalam kanal inguinal pada titik di mana tali spermatik muncul pada pria, dan di sekitar ligamen pada wanita. Melalui lubang ini, hernia inguinal yang tidak langsung melebar menuruni kanal inguinal dan bahkan ke dalam skrotum atau labia. Hernia inguinal langsung menonjol melalui dinding inguinal posterior.2. Hernia femoral, terjadi dimana arteri femoralis masuk ke dalam kanal femoral, dan muncul di bawah ligamen inguinal di bawah pangkal paha.3. Hernia umbilikal, terjadi karena kegagalan orifisum umbilikal untuk menutup. Hal ini paling sering terjadi pada wanita obesitas, anak-anak, dan pada pasien dengan peningkatan tekanan intraabdominal karena sirosis dan asites.4. Hernia insisional atau ventral, terjadi melalui dinding abdominal karena kelemahan, kemungkinan juga karena penyembuhan insisi bedah yang buruk.5. Hernia parastomal menonjol melalui defek fasial di sekitar stoma dan ke dalam jaringan sub kutan.Hernia dapat dikurangi, jika massa yang menonjol dapat ditempatkan kembali di dalam rongga abdomen ; tidak dapat dikurangi ; jika massa yang menonjol tidak dapat dikembalikan lagi ke tempatnya ; inkaserasi, jika aliran intestinal tersumbat seluruhnya ; atau strangulasi, jika aliran darah dan aliran intestinal tersumbat seluruhnya.

PENGKAJIAN

1. Tonjolan hernia jika pasien berdiri atau mengejan (Valsava manuver) dan hilang pada saat telentang.2. Rasa tidak nyaman atau tertarik3. Strangulasi – nyeri parah, muntah, pembengkakan kantong hernia, nyeri tekan memantul, demam.

EVALUASI DIAGNOSTIK

1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya tinggi kadar gas dalam usus atau obstruksi usus.2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih, dan ketidakseimbangan elektrolit.

PENATALAKSANAAN

Intervensi terapeutik§ Jika hernia dapat dikurangi dan pasien adalah calon pasien bedah yang buruk, sebuah truss/penopang (bantalan dan sabuk) dapat dipasang dengan tepat di atas area hernia untuk mencegah visera masuk ke dalam kantong hernia. Alat yang hampir sama tersedia

Page 7: Teori Askep Hernia

untuk hernia parastomal yang dapat dikurangi.

Intervensi bedah§ Pembedahan dianjurkan untuk memperbaiki defek dan mencegah strangulasi. Prosedur – prosedurnya meliputi :a. Herniorafi – pengangkatan kantong hernia ; isinya dikembalikan lagi ke abdomen ; lapisan otot dan fasia dijahit ; dapat dilakukan melalui laparoskopi pada pasien rawat jalan.b. Hernioplasti – melibatkan penjahitan penguatan, untuk memperbaiki hernia yang meluas.c. Reseksi usus untuk usus yang iskemik bersamaan dengan perbaikan hernia terstrangulasi.

DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau intervensi pembedahan.

Intervensi :1. Kaji dan catat nyeri : beratnya, karakter, lokasi, durasi, faktor pencetus, dan metode penghilangan. Tentukan skala nyeri dengan pasien, rentangkan ketidaknyamanan dari 0 (tidak ada nyeri) sampai 10 (nyeri hebat). Laporkan nyeri berat, menetap, yang menandakan komplikasi.2. Beritahu pasien untuk menghindari mengejan, meregang, batuk, dan mengangkat benda yang berat. Ajarkan pasien untuk menekan insisi dengan tangan atau bantal selama episode batuk ; ini khususnya penting selama periode pascaoperasi awal dan selama 6 minggu setelah pembedahan.3. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan dekker (truss), bial diprogramkan, dan anjurkan penggunaannya sebanyak mungkin, khususnya jika turun dari tempat tidur. Catatan : pasang truss sebelum pasien turun dari tempat tidur.4. Ajarkan pasien pemasangan penyokong skrotum atau kompres es, yang sering diprogramkan untuk membatasi edema dan mengendalikan nyeri setelah perbaikan hernia inguinalis.5. Berikan analgetik sesuai program jika diindikasikan, secara khusus sebelum aktivitas pascaoperasi. Gunakan tindakan kenyamanan ; distraksi, interaksi verbal untuk meningkatkan ekspresi perasaan dan menurunkan ansietas, gosokan punggung, dan teknik reduksi stres, seperti latihan relaksasi. Catat derajat penghilangan yang didapat, dengan menggunakan skala nyeri.

2. Retensi urine (atau risiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri, trauma, dan penggunaan analgetik selama pembedahan abdomen bawah.

Intervensi :

1. Kaji dan catat distensi suprapubik atau keluhan pasien tidak dapat berkemih.2. Pantau haluaran urine. Catat dan laporkan berkemih yang sering <> 20 mmHg, klem

Page 8: Teori Askep Hernia

kateter sampai tekanan darah pasien kembali ke batas normal.

3. Kurang pengetahuan : Potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya hernia, dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan.

Intervensi :

1. Ajarkan pasien untuk waspada dan melaporkan nyeri berat, menetap ; mual dan muntah ; demam ; dan distensi abdomen, yang dapat memperberat awitan inkarserasi atau strangulasi usus.2. Dorong pasien untuk mengikuti regimen pengobatan : penggunaan dekker atau penyokong lainnya dan menghindari mengejan, meregang, konstipasi, mengangkat benda yang berat.3. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diet tinggi residu atau menggunakan suplemen diet serat untuk mencegah konstipasi. Anjurkan masukan cairan sedikitnya 2 – 3 L/hari untuk meningkatkan konsistensi feses lunak.4. Beritahu pasien mekanika tubuh yang tepat untuk bergerak dan mengangkat.

PENYULUHAN PASIEN – KELUARGA DAN PERENCANAAN PEMULANGAN

Berikan informasi verbal dan tertulis kepada pasien dan orang terdekat tentang hal berikut :1. Perawatan insisi dan teknik penggantian balutan, jika tepat. Beritahu pasien tanda infeksi pada insisi, yang memerlukan intervensi medis : demam, kemerahan menetap, bengkak, hangat lokal, nyeri tekan, drainage purulen, bau busuk.2. Gejala kekambuhan hernia dan komplikasi pascabedah3. Pembatasan aktivitas pascabedah sesuai petunjuk : biasanya mengangkat benda yang berat (> 4 kg) dan mengejan dikontraindikasikan selama kira-kira 6 minggu. Antisipasi kembali bekerja dalam 2 minggu untuk pekerja kantor dan 6 minggu untuk buruh.§ Pentingnya mekanika tubuh yang tepat untuk mencegah kekambuhan, khusunya jika bila dan bergerak.§ Mencegah konstipasi dan mengejan saat defekasi (mis., dengan makan diet tinggi residu (buah-buahan, sayuran, banyak cairan, roti gandum), hindari sereal sangat halus dan pasta (mis., nasi putih, roti putih, mie dan es krim).§ Pengunaan laksatif jika diperlukan.

Page 9: Teori Askep Hernia

§ Obat-obatan meliputi nama obat, tujuan, dosis, jadwal, interaksi obat/obat dan makanan/obat, dan potensial efek samping.

KONSEP DASAR

A. Pengertian dan Penyebab1. PengertianHernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal malalui sebuah defek konsenital atau yang didapat. (Long, 1996 : 246).Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Oswari, 2000 : 216).Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001 : 253).Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (regio inguinalis). (Oswari, 2000 : 216)2. PenyebabHernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemahnya dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah lahir, contoh hernia bawaan adalah hermia omphalokel yang terjadi karena sewaktu bayi lahir tali pusatnya tidak segera berobliterasi (menutup) dan masih terbuka. Demikian pula hernia diafragmatika. Hernia dapat diawasi pada anggota keluarga misalnya bila ayah menderita hernia bawaan, sering terjadi pula pada anaknya.Pada manusia umur lanjut jaringan penyangga makin melemah, manusia umur lanjut lebih cenderung menderita hernia inguinal direkta. Pekerjaan angkat berat yang dilakukan dalam jangka lama juga dapat melemahkan dinding perut (Oswari. 2000 : 217).

B. Patofisiologi/PathwaysDefek pada dinding otot mungkin kongenital karena melemahkan jaringan atau ruang luas pada ugamen inguinal atau dapat disebabkan oleh trauma. Tekanan intra abdominal paling umum meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau kegemukan. Mengangkat berat juga menyebabkan peningkatan tekanan, seperti pada batuk dan cidera traumatik karena tekanan tumpul. Bila dua dari faktor ini ada bersama dengan kelemahan otot, individu akan mengalami hernia.Hernia inguinalis indirek, hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumya terjadi pada pria dari pada wankita.

Page 10: Teori Askep Hernia

Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum.Hernia inguinalis direk, hernia ini melewati dinding abdomen diarea kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena defisiensi kongenital.Hernia femoralis, hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita dari pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritonium dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari inkar serata dan strangulasi dengan tipe hernia ini.Hernia embilikalis, hernia imbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara (Ester, 2002 : 53)Hernia umbilicalis terjadi karena kegagalan orifisium umbilikal untuk menutup (Nettina, 2001 : 253)Bila tekanan dari cincin hernia (cincin dari jaringan otot yang dilalui oleh protusi usus) memotong suplai darah ke segmen hernia dari usus, usus menjadi terstrangulasi. Situasi ini adalah kedaruratan bedah karena kecuali usus terlepas, usus ini cepat menjadi gangren karena kekurangan supali darah (Ester, 2002 : 55).Pembedahan sering dilakukan terhadap hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi untuk terjadi inkarserasi. Suatu tindakan herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam fascia. Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan hernia inguinal indirek. Komplikasi ini sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri (Long. 1996 : 246).

C. Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Penunjang1. Manifestasi klinisa. Tampak benjolan di lipat paha.b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan mual.c. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.d. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di bawah sela paha.e. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak nafas.f. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.(Oswari, 2000 : 218)

2. Pemeriksaan penunjanga. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/ obstruksi usus.b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi

Page 11: Teori Askep Hernia

(peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih dan ketidak seimbangan elektrolit.( sumber ………)D. PENGKAJIAN FOKUSAktivitas/istirahatGejala : - Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat berat, duduk, mengemudi dan waktu lama- membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur- Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian tubuh- Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.Tanda : Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan dalam berjalanEliminasiGejala : konstipasi dan adanya inkartinensia/retensi urineIntegritas EgoGejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan finansial keluargaTanda : tampak cemas, depresi, menghindar dari keluargaNeurosensoriGejala : kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kakiTanda : penurunan reflek tendon dalam, kelemahan otot, hipotonia. Nyeri tekan/spasme otot paravertebralis, penurunan persepsi nyeriKenyamananGejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang menjalar ke kaki, bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.(Doenges, 1999 : 320-321)Post OperasiStatus Pernapasan- Frekuensi, irama dan ke dalaman- Bunyi napas- Efektifitas upaya batukStatus Nutrisi- Status bising usus, mual, muntahStatus Eliminasi- Distensi abdomen pola BAK/BABKenyamanan- Tempat pembedahan, jalur invasif, nyeri, flatusKondisi Luka- Keadaan/kebersihan balutan- Tanda-tanda peradangan- drainageAktifitas- Tingkat kemandirian dan respon terhadap aktivitas

E. PATHWAY DAN MASALAH KEPERAWATAN

Page 12: Teori Askep Hernia

Ester,2002: 53-55, Long,1996: 246, Nettina, 2001: 253D. Diagnosa Keperawatan1. Apa ………….2. Apa …………..3. F. Fokus IntervensiI1. Medisa. Hernia yang terstrangulasi atau inkarserata dapat secara mekanis berkurang. Suatu penokong dapat digunakan untuk mempertahankan hernia berkurang. Penyokong ini adalah bantalan yang diikatkan ditempatnya dengan sabuk. Bantalan ditempatkan di atas hernia setelah hernia dikurangi dan dibiarkan ditempatnya untuk mencegah hernia dan kekambuhan. Klien harus secara cermat memperhatikan kulit di bawah penyokong untuk memanifestasikan kerusakan (Long, 1996 : 246)b. Perbaikan hernia dilakukan dengan menggunakan insisi kecil secara langsung di atas area yang lemah. Usus ini kemudian dikembalikan ke rongga perintal, kantung hernia dibuang dan otot ditutup dengan kencang di atas area tersebut. Hernia diregion inguinal biasanya diperbaikan hernia saat ini dilakukan sebagai prosedur rawat jalan. (Ester, 2002 : 54).

Perbaiki bawahnya !!!!!!!!!2. Keperawatana. Nyeri (akut) berhubungan dengan insisi bedahIntervensi :1). Selidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 – 10) dan faktor pemberat/penghilang2). Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera saat mulai.3). Pantau tanda-tanda vital4). Kaji insisi bedah, perhatikan edema ; perubahan konter luka (pembentukan hematoma) atau inflamasi mengeringnya tepi luka.5). Berikan tindakan kenyamanan, misal gosokan punggung, pembebatan insisi selama perubahan posisi dan latihan batuk/bernapas, lingkungan tenang.6). Berikan analgesik sesuai terapiRasional :a. Nyeri insisi bermakna pada pasca operasi awal, diperberat oleh pergerakan, batuk, distensi abdomen, mual.b. Intervensi diri pada kontrol nyeri memudahkan pemulihan otot/jaringan dengan menurunkan tegangan otot dan memperbaiki sirkulasic. Respon autonemik meliputi perubahan pada TD, nadi dan pernapasan yang berhubungan dengan keluhan/penghilang nyeri. Abnormalitas tanda vital terus menerus memerlukan evaluasi lanjut.d. Perdarahan pada jaringan, bengkak, inflamasi lokal atau terjadinya infeksi dapat

Page 13: Teori Askep Hernia

menyebabkan peningkatan nyeri insisi.e. Memberikan dukungan relaksasi, memfokuskan ulang perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan kemampuan koping.f. Mengontrol/mengurangi nyeri untuk meningkatkan istirahat dan meningkatkan kerjasama dengan aturan terapeutik2. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan hemoragiIntervensi :a. Pantau tanda-tanda vital dengan sering, perhatikan peningkatan nadi, perubahan TD postural, takipnea, dan ketakutan. Periksa balutan dan luka dengan sering selama 24 jam terhadap tanda-tanda darah merah terang atau bengkak insisi berlebihanb. Palpasi nadi perifer. Evaluasi pengisian kapiler, turgor kulit, dan status membran mukosa.c. Perhatikan adanya edemad. Pantau masukan dan haluaran (mencakup semua sumber : misal emesis, selang, diare), perhatikan haluaran urinee. Pantau suhuf. Tinjau ulang penyebab pembedahan dan kemungkinan efek samping pada keseimbangan cairan.g. Berikan cairan, darah, albumin, elektrolit sesuai indikasi.

Rasional :a. Tanda-tanda awal hemorasi usus dan/ atau pembentukan hematoma yang dapat menyebabkan syok hipovotemikb. Memberikan informasi tentang volume sirkulasi umum dan tingkat dehidrasic. Edema dapat terjadi karena pemindahan cairan berkenaan dengan penurunan kadar albumen serum/protein.d. Indikator langsung dari hidrasi/perjusi organ dan fungsi. Memberikan pedoman untuk penggantian cairane. Demam rendah umum terjadi selama 24 – 48 jam pertama dan dapat menambah kehilangan cairanf. Mengeksaserbasi cairan dan kehilangan elektrolitg. Mempertahankan volume sirkulasi dan keseimbangan elektrolit.3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primerIntervensi :a. Pantau tnda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu.b. Observasi penyatuan luka, karakter drainase, adanya inflamasic. Observasi terhadap tanda/gejala peritonitas, misal : demam, peningkatan nyeri, distensi abdomend. Pertahankan perawatan luka aseptik, pertahankan balutan keringe. Berikan obat-obatan sesuai indikasi :Antibiotik, misal : cefazdine (Ancel)Rasional :a. Suhu malam hari memuncak yang kembali ke normal pada pagi hari adalah karakteristik infeksi.b. Perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan

Page 14: Teori Askep Hernia

c. Meskipun persiapan usus dilakukan sebelum pembedahan elektif, peritonitas dapat terjadi bila susu terganggu. Misal : ruptur pra operasi, kebocoran anastromosis (pasca operasi) atau bila pembedahan adalah darurat/akibat dari luka kecelakaand. Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah sebagai sumbu retrogad, menyerap kontaminasi eksternal.e. Diberikan secara profilaktik dan untuk mengatasi infeksi.4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna/makan-makananIntervensi :a. Tinjau faktor-faktor individual yang mempengaruhi kemampuan untuk mencerna/makan makanan, misal : status puasa, mual, ikusperistaltik setelah selang dilepaskanb. Aukultasi bising usus palpasi abdomen. Catat pasase flatus.c. Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan diet dari pasien. Anjurkan pilihan makanan tinggi protein dan vitamin Cd. Berikan cairan IU, misal : albumin. Lipid, elektrolit

Rasional :a. Mempengaruhi pilihan intervensib. Menentukan kembalinya peristaltik (biasanya dalam 2 – 4 hari)c. Meningkatkan kerjasama pasien dengan aturan diet, protein/vitamin C adalah kontributor utama untuk pemeliharaan jaringan dan perbaikan. Malnutrisi adalah faktor dalam menurunkan pertahanan terhadap infeksid. Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit. Inflamasi usus, erosi mukosa, infeksi.5. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatanIntervensi :a. Awasi respon fisiologis, misal : takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala, sensasi kesemutan.b. Dorong pernyataan takut dan ansietas : berikan umpan balik.c. Berikan informasi akurat, nyata tentang apa yang dilakukan, misal : sensasi yang diharapkan, prosedur biasad. Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien, berespon terhadap tanda panggilan dengan cepat. Gunakan sentuhan dan kontak mata dengan cepate. Tunjukkan teknik relaksasi, contoh : visualisasi, latihan napas dalam, bimbingan imajinasif. Berikan obat sesuai dengan indikasi, misal : Diazepam (valium), klurazepat (Tranxene), alprazolan (Xanax)Rasional :a. Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien tetapi dapat juga berhubungan dengan kondisi fisik/status syokb. Membuat hubungan terapeutik. Membantu pasien menerima perasaan dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsepc. Melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan ansietas yang tak perlu tentang ketidaktahuan.d. Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri.

Page 15: Teori Askep Hernia

e. Belajar cara untuk rileks dapat menurunkan takut dan ansietasf. Sedatif/transquilizer dapat digunakan kadang-kadang untuk menurunkan ensietas dan meningkatkan istirahat, khususnya pada pasien ulkus.6. Pola pernapasan tak efektif berhubungan dengan ekspansi paruIntervensi :a. Kaji frekuensi ke dalaman pernapasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernapasan, termasuk penggunaan otot bantu/pelebaran masalb. Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas adventisius, seperti : krekels, mengi, gesekan plurtalc. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Bangunkan pasien turun tempat tidur dan ambuasi sesegera mungkind. Bantu pasien mengatasi takut/ansietas (rujuk DK : ketakutan/ansietas)e. Berikan oksigen tambahanRasional :a. Kecepatan biasanya meningkat. Dipsnea dan terjadi peningkatan kerja napas (pada awal atau hanya tanda EP sub akut). Ke dalaman pernapasan bervariasi tergantung derajat gagal napasb. Bunyi napas menurun/tak ada bila jalan napas obstruktif sekunder terhadap perdarahan, bekuan atau kolaps jalan napas kecil (atelektasis).c. Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernapasan. Pengubahan posisi dan ambulasi meningkatkan pengisian udara segmen paru berbeola sehingga memperbaiki difusi gasd. Perasaan takut dan ansietas berat berhubungan dengan ketidakmampuan bernapas/terjadinya hipoksemia dan dapat secara aktual meningkatkan konsumsi oksigen/kebutuhane. Memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas.7. Intelorensi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umumIntervensi :a. Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tentang : batasi pengunjung sesuai keperluanb. Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baikc. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentan, gerak sendi pasif/aktifd. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, contoh : relaksasi progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi. Berikan aktivitas hiburan yang tepat, contoh : menonton TV, radio, membacae. Berikan obat sesuai indikasi : sedatif, agen antiansietas. Contoh : cliazepam (valium), lorazepam (Ativan)Rasional :a. Meningkatkan istirahat dan ketenagan : menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhanb. Meningkatkan tinggi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada urea tertentu untuk menurunkan risiko kerusakan jaringanc. Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahatd. Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian dan

Page 16: Teori Askep Hernia

dapat meningkatkan koping.e. Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur.DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.E. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. JakartaEster, M., 2001, Keperawatan Medikal Bedah, EGC. JakartaLong, B.C. 1999, Perawatan Medikal Bedah, Volume 3, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan padjajaran BandungNettina, S.M, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan, EGC. JakartaOswari, E. 2000, Bedah dan Perawatannya, FKUI. Jakarta Diposkan oleh Dafid.Stikes-Muhammadiyah-Pekajangan di 20:39

DEFINISIHernia Inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan.

Page 17: Teori Askep Hernia

PENYEBABBiasanya tidak ditemukan penyebab yang pasti, meskipun kadang dihubungkan dengan angkat berat. Hernia terjadi jika bagian dari organ perut (biasanya usus) menonjol melalui suatu titik yang lemah atau robekan pada dinding otot yang tipis, yang menahan organ perut pada tempatnya.

Pada pria, hernia bisa terjadi di selangkangan, yaitu pada titik dimana korda spermatika keluar dari perut dan masuk ke dalam skrotum.Hernia inguinalis direk menyebabkan terbentuknya benjolan di selangkangan, sedangkan hernia indirek turun ke dalam skrotum.

GEJALABiasanya hernia inguinalis menyebabkan terbentuknya benjolan di selangkangan dan skrotum, tanpa rasa nyeri. Jika penderita berdiri, benjolan bisa membesar dan jika penderita berbaring, benjolan akan mengecil karena isinya keluar dan masuk dibawah pengaruh gaya tarik bumi.

Page 18: Teori Askep Hernia

DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.Benjolan akan membesar jika penderita batuk, membungkuk, mengangkat beban berat atau mengedan.

PENGOBATANHernia inguinalis seringkali dapat didorong kembali ke dalam rongga perut. Tetapi jika tidak dapat didorong kembali melalui dinding perut, maka usus bisa terperangkap di dalam kanalis inguinalis (inkarserasi) dan aliran darahnya terputus (strangulasi). Jika tidak ditangani, bagian usus yang mengalami strangulasi bisa mati karena kekurangan darah.

Page 19: Teori Askep Hernia

Biasanya dilakukan pembedahan untuk mengembalikan usus ke tempat asalnya dan untuk menutup lubang pada dinding perut agar hernia tidak berulang.

Obat-obatan biasanya diberikan untuk mengatasi nyeri setelah penderita menjalani pembedahan.

Kadang setelah menjalani pembedahan penderita dianjurkan untuk memakai korset untuk menyokong otot yang lemah selama masa pemulihan.

PENCEGAHANHernia lebih sering terjadi pada seseorang yang mengalami kelebihan berat badan, menderita batuk menahun, sembelit menahun atau BPH yang menyebabkan dia harus mengedan ketika berkemih. Pengobatan terhadap berbagai keadaan diatas bisa mengurangi resiko terjadinya hernia.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HERNIA

Pengkajian

1. Biodata Pasien : Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan nomor register.

2. Biodata Penaggung Jawab : Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat.

3. Riwayat Kesahatan Pasien : Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat Kesehatan Keluarga

4. Kebiasaan Sehari-hari : Makan dan Minum Eliminasi : BAK dan BAB Personal Hygiene

5. Pemeriksaan Fisik / Head To Toe

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau intervensi pembedahan.

Tujuan : Dalam 1 jam intervensi, persepsi subjektif klien tentang ketidaknyamanan

menurun seperti ditunjukkan skala nyeri.

Page 20: Teori Askep Hernia

Indikator objektif seperti meringis tidak ada/menurun.

Intrvensi : Kaji dan catat nyeri Beritahu pasien untuk menghindari mengejan, meregang, batuk dan mengangkat

benda yang berat. Ajarkan bagaimana bila menggunakan dekker (bila diprogramkan). Ajarkan pasien pemasangan penyokong skrotum/kompres es yang sering

diprogramkan untuk membatasi edema dan mengendalikan nyeri. Berikan analgesik sesuai program.

2. Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri, trauma dan penggunaan anestetik selama pembedahan abdomen.

Tujuan : Dalam 8-10 jam pembedahan, pasien berkemih tanpa kesulitan. Haluaran urine

100 ml selama setiap berkemih dan adekuat (kira-kira 1000-1500 ml) selama periode 24 jam.

Intervensi : Kaji dan catat distensi suprapubik atau keluhan pasien tidak dapat berkemih. Pantau haluarna urine. Catat dan laporkan berkemih yang sering < 100 ml dalam

suatu waktu. Permudah berkemih dengan mengimplementasikan : pada posisi normal untuk

berkemih rangsang pasien dengan mendengar air mengalir/tempatkan pada baskom hangat.

3. Kurang pengetahuan : potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan mereka.

Tujuan : Setelah instruksi, pasien mengungkapkan pengetahuan tentang tanda dan gejala

komplikasi GI dan menjalankan tindakan yang diprogramkan oleh pencegahan.

Intervensi : Ajarkan pasien untuk waspada dan melaporkan nyeri berat, menetap, mual dan

muntah, demam dan distensi abdomen, yang dapat memperberat awitan inkarserasi/strangulasi usus.

Dorong pasien untuk mengikuti regumen medis : penggunaan dekker atau penyokong lainnya dan menghindari mengejan meregang, konstipasi dan mengangkat benda yang berat.

Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diit tinggi residu atau menggunakan suplement diet serat untuk mencegah konstipasi, anjurkan masukan cairan sedikitnya 2-3 l/hari untuk meningkatkan konsistensi feses lunak.

Beritahu pasien mekanika tubuh yang tepat untuk bergerak dan mengangkat.

Page 21: Teori Askep Hernia

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan sekunder post operasi

Tujuan : Hasil yang diperkirakan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, rasa nyeri

berkurang sampai hilang

Intervensi : Kaji karakteristik nyeri Ajarkan pasien teknik relaksasi panas dalam Atur posisi yang nyaman Monitor tanda – tanda vital Kolaburasi dokter untuk pemberian analgetik

5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeriTujuan : 

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam aktifitas pasien tidak terganggu

Intervensi : Bantu pasien dalam melakukan ROM aktif dan pasif Bantu dalam hal pemenuhan kebutuhan pasien Kaji tingkat kemampuan pasien Anjurkan pasien untuk beraktifitas

6. Resti infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, infeksi tidak terjadi

Intervensi : Kaji luka pasien Monitor tanda-tanda vital pasien Ganti balut setiap hari dengan teknik steril Monitor hasil laboratorium (Hb, Leko, Trombosit) Kolaburasi dokter untuk pemberian antibiotik

Daftar Pustaka1. Core Principle and Practice of Medical Surgical Nursing. Ledmann’s.2. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI. 1998.3. Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. EGC. 2001.4. Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux, Robin Lockhart.

Penerjemah Joko Setyono. Penerbit Salemba Media. Edisi I. 2002.5. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah Staf Pengajar UI. FK UI.

Diposting Oleh Yoedhas Flyin

Page 22: Teori Askep Hernia

A.KONSEP DASAR MEDIK1.PengertianHernia adalah protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek/bagian yang lemah dari dinding rongga. Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui hernia annulus inguinalis atau lateralis, menyusuri kanalis yang keluar dari rongga perut melalui inguinalis eksterna.

2.EtiologiKongenitalTerjadi akibat prosesus vaginalis peritonium disertai dengan annulus inguinalis yang cukup lebar, terutama ditemukan pada bayiAkuisitaAkuisita ditemukan adanya faktor kausa yang berperan untuk timbulnya hernia yaitu :a. Prosesus vaginalis yang terbuka, yang disebabkan oleh;Pekerjaan mengangkat barang-barang berat.Batuk kronik, bronchitis kronik, TBC.Hipertropi prostat dan konstipasi.b.Kelemahan otot dinding perut, yang disebabkan oleh;Usia tua, sering melahirkan.Kerusakan moninguinalis dan iliofermalis setelah apendiktomi.

2.PathofisiologiDefek pada dinding otot mungkin kongenital karena kelemahan jaringan atau ruas paling dalam lumen inguinalis atau dapat disebaabkan karena trauma tekanan intra atau kegemukan. Mengangkat beban yang berat juga menyebabkan meningkatnya tekanan intra abdominal, seperti batuk dan cedera traumatik karena tekanan tumpul. Kedua faktor ini terjadi bersamaan dengan kelelahan otot, individu akan mengalami hernia dan bila isi kanong hernia dapat dipindahkan kekantong abdomen yang termanipulasi.Bila tekanan dari cincin hernia (cincin dari jaringan otot yang dilalui oleh protusi usus) memotong suplai darah kesegmen hernia dari usus menjadi terstragulasi. Situasi ini adalaah kedaruratan bedah karena usus terlepas. Usus ini cepat menjadi gangren karena kekurangan suplai darah. Henia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan dapat menjadi sangat berat dan sering turun ke skrotum.

3.InsidenHernia inguinalis umumnya lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Pada bayi dan anak sekitar 1-2 % sisi kanan dan biasanya lebih sering (60 %) dibanding pada sisi kiri (20 %) bilateral sebanyak (0-15 %).

4.Manifestasi KlinikUmumnya klien mengatakan adanya benjolan pada lipatan paha. Pada bayi dan anak adanya benjolan yang hilang timbul dilipatan paha, dan hal ini biasanya diketahui oleh orang tuanya.Pada inspeksi, diperhatikan pada keadaan osimetris pada kedua sisi lipatan paha,posisi

Page 23: Teori Askep Hernia

berdiri dan berbaring. Pada saat batuk dan mengedan biasanya akan timbul benjolan.Pada palpasi, teraba isis usus, omentum (seperti karet)

5.Test DiagnostikTindakan diagnostik yaitu :a. Foto thoraaks: Menunjukan adanya massa tanpa udara jika omentum yang masuk dan massa yang berisi udara jika lambung adalah usus yang masuk.b. Laboratorium : Menunjukan adanya peningkatn pada hasil pemeriksaan SGOT.c. CKG : Biasanya dilakukan untuk persiapan operasi.6.Penatalaksanaan MedisPada hernia inguinalis lateralis responbiliti maka dilakukan bedah elektif.Pada trepopiblis, maka diusahakan agaar isis hernia dapat dimasukan kembali.Istirahat baring.Kompres es.Diusahakan sebelum dilakukan pembedahan, diberikan diet khusus.Melakukan penekanan secara kontinue pada benjolan.Tindakan pembedahan :-Herniotomie (memotong hernia).-Neriorafi (menjahit kantong hernia).

B.KONSEP KEPERAWATANData Dasar Pengkajian Pasien Data yang diperoleh atau dikaji tergantung pada tempat terjadinya, beratnya, apakah akut atau kronik apakah berpengaruh terhadap struktur disekelilingnya dan banyaknya akar saraf yang terkompresi atau tertekan.

Aktivitas/IstirahatGejala : Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk, mengemudi dalam waktu lama.Membutuhkan matras/papan yanag keras saat tidur.Penurunan rentang gerak dari ekstremitas pada salah satu bagian tubuh.Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa dilakukan.Tanda : Atropi otot pada bagian yang terkena.Gangguan dalam berjalan.EliminasiGejala : Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya inkontinensia atau retensi urine.Integritas EgoGejala : Ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.Tanda : Tampak cemas, depresi menghindar dari keluarga atau orang terdekat.Neuro SensoriGejala : Kesemutan, kekauan, kelemahan dari tangan atau kaki.Tanda : Penurunan refleks tendon dalam, kelemahan otot, hipotonia. Nyeri tekan atau spasme otot pada vertebralis.Penurunan persepsi nyeri (sensorik).

Page 24: Teori Askep Hernia

Nyeri/KenyamananGejala : Nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat, defekasi, mengangkat kaki ataua fleksi pada leher, nyeri yang tiada hentinya atau adanya episode nyeri yanag lebih berat secara intermiten. Nyeri yang menjalar pada kaki, bokong (lumbal) atau bahu/lengan, kaku pada leher atau servikal. Terdengar adanya suara ‘krek’ saat nyeri bahu timbul/saat trauma atau merasa ‘punggung patah’.Keterbatasan untuk mobilisasi atau membungkuk kedepan.Tanda : Sikap dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang tekena. Perubahan cara berjalan, berjalan dengan terpincang-pincang, pinggang terangkat pada bagian tubuh yang terkena.Nyeri pada palpasi.

C.PROSES KEPERAWATAN1.PengkajianPengkajian data fisik berdasarkan pada pengkajian abdomen dapat menunjukan benjolan pada lipat paha atau area umbilikal. Keluhan tentang aktivitas yang mempengaruhi ukuran benjolan. Benjolan mungkin ada secara spontan atau hanya tampak pada aktivitas yang meningkatkan tekaanan intra abdomen, seperti batuk, bersin, mengangkat berat atau defekasi.Keluhan tentang ketidaknyamanan. Beberapa ketidaknyamanan dialami karena tegangan. yang meningkatkan tekaanan intra abdomen, seperti batuk, bersin, mengangkat berat atau defekasi.Keluhan tentang ketidaknyamanan. Beberapa ketidaknyamanan dialami karena tegangan. Nyeri menandakan strangulasi dan kebutuhan terhadap pembedahan segera. Selain itu manifestasi obstruksi usus dapat dideteksi (bising usus, nada tinggi sampai tidak ada mual/muntah).

2.Diagnosa Keperawatana. Nyeri (secara khusus saat mengejan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau intervensi pembedahan.b. Retensi perkemihan berhubungan dengan nyeri.c. Kurang pengetahuan; potensial terhadap komplikasi GI berkenaan dengan adanya hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhaan mereka.

3.Perencanaan/ImplementasiTujuan yang harus dicapai adalah adanya kenyamanan yang sudah dapat diarasakan oleh pasien, pasien dapat berkemih tanpa kesulitan lagi, tidak adanya infeksi. Pasien dapat mengungkapkan pengetahuannya tentang tanda-tanda daan gejala komplikasi dan memenuhi tindakan yang diprogramkan untuk pencegahan.

4.Intervensi Kaji dan dokumentasikan nyeri; beratnya, karakternya, lokasi, durasi, faktor pencetus dan metode-metode penghilangnya. Gunakan skala nyeri pada pasien, rentangkan ketidaaknyamanan dari 0 (tanpa nyeri) sampai 10 (nyeri paling hebat).

Page 25: Teori Askep Hernia

Beritahu pasien untuk menghindari mengejan, merenggang, batuk dan mengangkat beban berat.Berikan analgesik sesuai program bila dindikasikan, secara khusus sebelum aktivitas pasca operasi.Kaji dan dokumentasikan distensi suprapubik atau laporan klien tentang tidak dapat berkemih.Pantau keluaran urine. Dokumentasikan dan laporkan berkemih sering <100 ml.Untuk mempermudah berkemih dengan mengimplementasikan intervensi berikut; posisikan pada posisi normal untuk berkemih, biarkan pasien mendengar bunyi air mengalir atau tempatkan tangan pasien di air hangat. Anjurkan pasien untuk waspada dan melaporkan nyeri berat, menetap; mual dan muntah, demam dan distensi abdomen. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diet tinggi serat atau menggunakan suplemen diet serat untuk mencegah konstipasi. Anjurkan masukan cairan sedikitnya 2-3 ltr/hr untuk meningkatkan konsistensi faeces lunak.

5.EvaluasiHasil yang diharapkan :Dalam 1 jam intervensi, persepsi subyektif pasien tentang ketidaknyamanan menurun, dibuktikan dengan skala nyeri. Indikator-indikator obyektif seperti meringis tidak ada atau menurun.Dalam 8-10 jam pasca pembedahan, pasien berkemih tanpa kesulitan. Keluaran urine 100 ml setiap berkemih dan adekuat (kira-kira 1000-1500 ml) lebih periode 24 jam.Setelah instruksi, pasien mengungkapkan pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala komplikasi dan memenuhi tindakan yang diprogramkan untuk pencegahan.

DAFTAR PUSTAKA1.Brunner & Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1, EGC, Jakarta.2.Barbara C. Lag, 1996, Keperawatan Medikal Bedah Bagian I dan 3, Yayasan TAPK Pengajaraan, Bandung.3.Mansjoer, Arif dkk., 2001, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I, Medica Aesculapius FKUI, Jakarta.4.R. Syamsuhidayat & Wim de Jong, 2001, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi, EGC, Jakarta.