TEORI AKUNTANSI

50
0 Daftar Pustaka A. RINGKASAN …. ………………………………………………………….2 B. POKOK BAHASAN BAB 1 Pengertian Teori Akuntansi ……………………………….. 3 BAB 2 Penalaran …………………………………………………... 7 BAB 3 Perekayasaan Pelaporan Keuangan ………………………...9 BAB 4 Rerangka Konseptual - Suatu Model ……………………...12 BAB 5 Konsep Dasar ………………………………………………14 BAB 6 Aset ………………………………………………………...16 BAB 7 Kewajiban …………………………………………………..17 BAB 8 Pendapatan …………………………………………………19 BAB 9 Biaya ………………………………………………………..21 BAB 10 Laba ……………………………………………………….24 BAB 11 Ekuitas …………………………………………………….26 BAB 12 Pengungkapan dan Sarana Interpretif …………………….29 BAB 13 Akuntansi Untuk Perubahan Harga ……………………….30 C. DAFTAR PUSTAKA ….………………………………………………….. 33 D. KUTIPAN TUGAS ………………………………………………………...33

description

Rangkuman Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Suwardjono BPFE

Transcript of TEORI AKUNTANSI

Page 1: TEORI AKUNTANSI

0

Daftar Pustaka

A. RINGKASAN …. ………………………………………………………….2

B. POKOK BAHASAN

BAB 1 Pengertian Teori Akuntansi ……………………………….. 3

BAB 2 Penalaran …………………………………………………...

7

BAB 3 Perekayasaan Pelaporan Keuangan ………………………...9

BAB 4 Rerangka Konseptual - Suatu Model ……………………...12

BAB 5 Konsep Dasar ………………………………………………14

BAB 6 Aset ………………………………………………………...16

BAB 7 Kewajiban …………………………………………………..17

BAB 8 Pendapatan …………………………………………………19

BAB 9 Biaya ………………………………………………………..21

BAB 10 Laba ……………………………………………………….24

BAB 11 Ekuitas …………………………………………………….26

BAB 12 Pengungkapan dan Sarana Interpretif …………………….29

BAB 13 Akuntansi Untuk Perubahan Harga ……………………….30

C. DAFTAR PUSTAKA ….………………………………………………….. 33

D. KUTIPAN TUGAS ………………………………………………………...33

E. SURAT PENGANTAR …………………………………………………….33

Page 2: TEORI AKUNTANSI

1

RINGKASAN

Pemaparan teori akuntansi didasarkan atas orientasi perkembangan akuntansi

positif dan akuntansi normatif. Teori akuntansi positif dijelaskan secara lebih terpirinci

dalam William Scott, sedangkan akuntansi normatif dapat dipelajari dalam Suwardjono.

Jika dikaitkan dengan pendefinisian akuntansi sebagai seni, sains atau teknologi. Teori

akuntansi positif berkaitan erat dengan pendefinisian akuntansi sebagai sains. Jadi

akuntansi sebagai sains dimaknai atas dasar pengamatan empiris, sehingga menjelaskan

fenomena seperti apa adanya dan bebas nilai. Akuntansi positif lebih menekankan pada

mendapatkan kebenaran tentang suatu fenomena dengan menerapkan metode ilmiah,

tanpa menggunakan pertimbangan nilai.

Perkembangan akuntansi normatif lebih menekankan atas pernyataan atau

penalaran yang dilandasi oleh pertimbangan nilai. Seperti teori akuntansi positif, jika

akuntansi normatif dihubungkan dengan pendefinisian akuntansi, maka akuntansi sebagai

teknologi mempunyai karakteristik yang paling sesuai dengan konsep teori akuntansi

normatif. Oleh karena akuntansi dipandang sebagai teknologi, maka dalam prosesnya

membutuhkan suatu penalaran logis yang dapat menjelaskan dan memberikan alasan

tentang perlakuan suatu praktek akuntansi tertentu. Proses penalaran logis diwujudkan

dalam bentuk perekayasaan pelapoan keuangan. Perekayasaan pelaporan keuangan

tersebut menghasilkan suatu rerangka konseptual. Sedangkan, fungsi dari rerangka

konseptual adalah untuk mengevaluasi, membenarkan atau mempengaruhi praktek

akuntansi sekarang maupun masa akan datang. Dan juga konsep dasar berfungsi untuk

melandasi penalaran pada tingkat perekayasaan akuntansi. Konsep dasar sangat

bermanfaat dalam penyusunan standar, baik prinsip, metode maupun teknik. Selain itu,

perekayasaan akuntansi menghasilkan elemen-elemen yang diwujudkan dalam statemen

keuangan, merepresentasikan realitas kegiatan badan usaha, sehingga orang tidak perlu

datang langsung, cukup hanya memperoleh gambaran yang jelas mengenai realita operasi

perusahaan secara keuangan. Secara umum tujuan ekonomi dan sosial negara dijabarkan

Page 3: TEORI AKUNTANSI

2

dalam pelaporan keuangan dengan maksud agar tujuan akuntansi secara tidak langsung

juga akan membantu tercapainya tujuan negara.

Dalam perkembangannya, teori akuntansi mengalami permasalah akibat

perubahan harga. Perubahan harga umunya terjadi karena perbedaan jumlah rupiah yang

dapat digunakan untuk memperoleh barang yang sama dalam jangka waktu yang berbeda.

Rerangka akuntansi pokok dilandasi oleh asumsi bahwa daya beli uang stabil, dan

manfaat ekonomik barang tidak berubah. Akuntansi perubahan harga merupakan bagian

dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan penyajian informasi keuangan. Jika

konsep pemrosesan data dapat dipisahkan dari proses pelaporan data, maka akuntansi

perubahan harga tidak perlu mengganti rerangka akuntansi pokok.

BAB 1

PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

Pengertian dari teori akuntansi memiliki berbagai sudut pandang, teori akuntansi

dapat dikategorikan sebagai seni, sains maupun teknologi. Pengertian teori

akuntansi sangat bergantung pada pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang ilmu

pengetahuan. Oleh karena itu, tujuan kejelasan dalam tatanan taksonomi dari teori

akuntansi dimaksudakan supaya rerangka teori akuntansi dapat dikenali dengan jelas,

baik isi maupun lingkupnya.Maka dari itu, berdasarkan taksonomi terpilih diharapkan

mampu membantu dalam mengenali dan menjelaskan apa sebenarnya yang menjadi

dasar dalam karakteristik akuntansi.

Gambar 1.1 Akuntansi dan Teori akuntansi : Sains atau Teknologi (Diambil dari

Suwardjono hal 11)

Hasil

Pengertian teori akuntansi

Pengertian akuntansi

Taksonomi

Perekayasaan sikasi atau suatu sistem pelaporan

Pertimbangan logis dengan pertimbanagn nilai

Rerangka konseptual sebagai justifikasi dan kebijakan

Teori atau penjelasan ilmiah sebagai generalisasi

Penjelasan ilmiah dengan metode ilmiah induktif atau

empiris

Teknologi

Sains

Akuntansi

Ilmua sosial : mempelajari gejala sosial/ manusia

Page 4: TEORI AKUNTANSI

3

Secara taksonomi akuntansi dibedakan sebagai sains dan teknologi. Pengertian

akuntansi jika dilihat dari sudut pandang sains, tentu berbeda jika dipandang sebagai

teknologi, oleh karena perbedaan tersebut maka dasar teori akuntansi pun akan

berbeda pula. Jika dasar teori akuntansi berbeda, maka karakteristik yang melandasi

pengetahuan akuntansi pun juga tidak sama. Sehingga, hasil yang berupa

pertimbangan logis ataupun penjelasan ilmiah yang melandasi teori akuntansi

akan mempunyai implikasi yang tidak sama, jika digunakan sebagai dasar

dalam tujuan sosial dan ekonomik. Selain itu, implikasi dari pemilihan akuntansi

berdasarkan taksonomi tersebut akan berpengaruh terhadap arah studi dan praktik

akuntansi di masa mendatang.

Akuntansi Sebagai Seni, Sains dan Teknologi

Dalam Suwardjono, jika akuntansi dipandang sebagai seni maka yang dimaksud

adalah cara menerapkannya bukan sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan

(Suwardjono,2006,12). Berdasarkan pengertian-pengertian dari beberapa ahli,

akuntansi lebih dari sekedar seni karena pada dasarnya pengertian seni lebih

relevan pada kemampuan manusia dalam mebuat sesuatu yang unik, yang lebih

menonjolkan kemampuan spesifik dalam menghasilkan sesuatu (things) agar lebih

bernilai. Jika akuntansi dipandang sebagai sains, akuntansi harus memenuhi kriteria

dari definisi sains terlebih dahulu,

“sains adalah salah satu cabang dari pengetahuan (seperangkat pengetahuan) yang

bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau validitas penjelasan tentang suatu

fenomena dengan menerapkan metode ilmiah”.(Suwardjono, 2006, 14)

Berdasarkan pengertian diatas, sains lebih berorientasi terhadap bebas nilai

dan sains tidak menghasilkan kebijakan (kebermanfaatan) melainkan sebuah

kebenaran. Jika diterapakan dalam sudut pandang akuntansi, maka dalam prakteknya

akuntansi akan lebih mengarah terhadap pembahasan mengenai mengapa perlakuan

akuntansi seperti itu, bukan bagaimana cara menciptakan perlakuan akuntansi yang

lebih baik.

Page 5: TEORI AKUNTANSI

4

Secara umum pertimbangan pokok yang mendasari akuntansi adalah

kebermanfaatan, maka dari itu akuntansi tidak dapat bebas nilai, karena selalu

terpengaruh oleh faktor lingkungan. Sedangkan pertimbangan pokok yang mendasari

akuntansi sebagai sains adalah penerapan metode ilmiah dan bebas nilai. Maka dari

itu, jika akuntansi dikategorikan dalam sains kurang tepat, karena tidak

memprioritaskan dalam menghasilkan kebijakan dalam mencapai tujuan sosial

ekonomik, namun lebih menekankan pada mendapatkan kebenaran tentang suatu

fenomena dengan menerapkan metode ilmiah.

Pengklasifikasian akuntansi sebagai teknologi didukung oleh beberapa ahli.

Menurut Gaffikin dalam Suwardjono, menyatakan bahwa akuntansi merupakan

rekayasa informasi yang dimanfaatkan dalam rangka mencapai kemakmuran

ekonomik, oleh karenanya akuntansi berfungsi sebagai teknologi. Pengertian

akuntansi sebagai teknologi sejalan dengan pengertian teknologi yaitu

“seperangkat pengetahun untuk menghasilkan sesuatu (goods) yang bermanfaat

dan pengertian teknologi tidak terbatas pada teknologi fisis (hard technology)

tetapi juga teknologi lunak (soft technology). (Suwarjono, 2006, 15)

Perekayasaan Pelaporan Keuangan dan Penalaran Logis

Berdasarkan berbagai definisi sebelumnya, maka pengertian teori akuntansi yang

paling sesuai adalah teori akuntansi sebagai teknologi. Karena akuntansi sebagai

teknologi, maka dalam prosesnya membutuhkan suatu penalaran logis yang dapat

menjelaskan dan memberikan alasan tentang perlakuan suatu praktek akuntansi tertentu,

baik yang sudah berjalan atau memberi landasan konseptual dalam penetuan standar atau

praktik yang baru. Maka proses penalaran logis tersebut dinamakan dengan

perekayasaan. Konsep ini relevan dengan pengertian teori akuntansi menurut Patton dan

Littleton dalam Suwarjono (2006:22), menyatakan bahwa tujuan dari teori akuntansi

adalah menyediakan gagasan yang fundamental yang menjadi dasar dalam proses

perekayasaan pelaporan keuangan.

Page 6: TEORI AKUNTANSI

5

Gambar 1.2 Hubungan Penalaran Logis dan Pratik Akuntansi

(diambil dari Suwardjono hal 24)

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa teori akuntansi merupakan proses penalaran

logis. Proses penalaran logis diwujudkan dalam bentuk perekayasaan pelapoan

keuangan. Perekayasaan pelaporan keuangan tersebut menghasilkan suatu rerangka

konseptual. Sedangkan, fungsi dari rerangka konseptual adalah untuk mengevaluasi,

membenarkan atau mempengaruhi praktek akuntansi sekarang maupun masa akan

datang.

Aspek Sasaran Teori

Sasaran akuntansi bila dipandang dari sudut pandang sains dan teknologi

menghasilkan teori akuntansi positif dan teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini

merupakan konsekuenasi logis dari pendefinisian akuntansi sebagai sains dan

teknologi. Teori akuntansi positif berisi pernyataan tentang suatu kejadian atas dasar

pengamatan empiris, sedangkan teori akuntansi normatif berisi tentang pernyataan

atau penalaran yang dilandasi oleh pertimbangan nilai. untuk menilai apa yang

sebaiknya dilakukan atau diputuskan untuk tujuan sosial dan ekonomik. Bila

dikaitkan dengan dikotomo sains-teknologi, maka teori akuntansi positif erat

kaitannya dengan akuntansi sebagai sains, sedangkan teori akuntansi normatif lebih

erat kaitannya dengan akuntansi sebagai teknologi.

berjalan

Praktek AkuntansiPraktek Akuntansi

Rerangka konseptual

Penalaran Logis Melalui proses Perekayasaan

Masa datang

Page 7: TEORI AKUNTANSI

6

Aspek Tataran Semiotika

Aspek ini merupakan kajian dalam penyediaan dan penyampain informasi bisnis

kepada penggguna atau user yang berkepentingan. Tujuannya adalah tidak terjadi

miss communications antara komunikan dan komunikator, sehingga tidak ada

perbedaan antara informasi yang diterima dengan informasi yang dimaksud. Teori

penyimbolan ini membahas 3 tataran penting yaitu aspek sintaktika, semantika,

dan pragmatika.

a. Sintaktika menelaah hubungan logis antara tanda dan simbol bahasa.

b. Semantika menelaah mengenai isi dari hubungan yang disimbolkan atau

menelaah makna yang yang terkandung dalam penyimbolan.

c. Pragmatika menelaah efek dari komunikasi tersebut sehingga dapat diketahui

apakah mempengaruhi perilaku penerima.

Aspek Pendekatan Penalaran

Menurut Suwardjono (2006:34), penalaran adalah proses berpikir logis dan

sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan atau (belief) terhadap

suatu pernyataan atau penjelasan. Penalaran mempunyai peranan penting dalam

rangka menerima atau menolak suatu kebenaran teori. Olek karena itu, dibutuhkan

suatu proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau penjelasan yang

bersifat deduktif maupun induktif.

Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari satu

pernyataan umum yang disepakati ke pernyataan khusus sebagai simpulan (konklusi).

Sedangkan penalaran induktif adalah penalaran yang berawal dari satu pernyataan

khusus dan berakhir dengan pernyataan umum, yang merupakan generalisasi dari

keadaan umum tersebut.

BAB 2

PENALARAN

Penalaran erat kaitannya dengan proses perekayasaan, penalaran yang

memadai diperlukan dalam perekayasaan teori akuntansi yang disebut penalaran

Page 8: TEORI AKUNTANSI

7

logis. Penalaran logis dituangkan dalam bentuk perekayasaan pelaporan keuangan,

dan pada akhirnya perekayasaan menghasilkan suatu rerangka konseptual.

Penalaran dalam bab ini, hanya menitikberatkan pada pembahasan mengenai

struktur dan proses penalaran. Penalaran memiliki beberapa struktur, yaitu :

a. Asersi

merupakan pernyataan bahwa sesuatu adalah benar atau penegasan tentang

suatu realitas.

a. Keyakinan

Merupakan kebersediaan untuk menerima kebenaran suatu pernyataan.

b. Argumen

Proses penurunan simpulan atau konklusi atas dasar beberapa asersi yang

berkaiatan secara logis.

Gambar 2.1 Proses dan Struktur Penalaran

(Diambil dari Suwardjono hal 43)

Proses dan struktur penalaran pada umumnya adalah suatu rangkaian penalaran

logis dalam menentukan apakah suatu pernyataan tersebut benar untuk dianut.

Struktur penalaran menggambarkan hubungan ketiga konsep tersebut dalam

menghasilkan daya dukung atau bukti rasional terhadap keyakinan tentang

inferensi

inferensi

inferensi Asersi konklusi

AsersiAsersi

Asersi

Asersi

Asersi

Asersi

Keyakinan bahwa asersi konklusi

benar

KeluaranMasukan

ArgumenAsersi sebagai

elemen argumen

Page 9: TEORI AKUNTANSI

8

suatu pernyataan. Proses penalaran terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap masukan,

proses dan keluaran. Proses penalaran diantaranya, sbb :

a. Pada tahap masukan, asersi merupakan elemen pembentuk argumen dan

sebagai keyakinan yang dihasilkan oleh penalaran

b. Pada tahap proses, argumen berisi keterkaitan yang dapat mendukung

keyakinan. Argumen merupakan pembentuk, pemeliharan dan bahkan

pengubah suatu keyakinan.

c. Pada tahap keluaran, keyakinan merupakan objek atau sasaran penalaran,

karena keyakinan menentukan sikap seseorang terhadap suatu masalah yang

menjadi topik bahasan.

Asersi dapat dinyatakan secara secara verbal atau struktural, sedangkan keyakinan

mengandung beberapa sifat penting diantaranya adalah (keadabenaran, bukan

pendapat, bertingkat, mengandung bias, memuat nilai, berkekuatan, verikal dan

bertempa). Disisi lain, argumen bertujuan untuk mengevaluasi dan mengubah

keyakinan orang. Orang lain dapat terkecoh oleh argumen yang diakibatkan oleh

stratagem dan akibat salah nalar.

a. Strategem adalah cara untuk meyakinkan orang akan suatu pernyataan,

konklusi dengan mengajukan argument yang valid. Penggunaan stratagem

biasanya digunakan semata-mata untuk memenangkan posisi dan bukan untuk

mencari solusi yang terbaik.

b. Sedangkan, salah nalar adalah kesalahan konklusi akibat tidak diterapkannya

kaidah-kaidah penalaran yang valid.

BAB 3

PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Perekayasaan pelaporan keuangan bab ini meneruskan penjelasan dari bab

sebelumnya, yang menyatakan bahwa akuntansi merupakan disiplin ilmu teknologi.

Sehingga salah satu hasil dari penalaran logisnya berupa perekayasaan pelaporan

keuangan, yang menghasilkan suatu rerangka konseptual. Rerangka konseptual

Page 10: TEORI AKUNTANSI

9

tersebut harus memuat konsep pemikiran yang dapat dijadikan dasar dalam penetapan

PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) terutama yang membahas mengenai

standar akuntansi.

Gambar 3.1 Proses Perekayasaan Pelaporan Keuangan (diambil dari Suwardjono hal 103)

Berdasarkan bagan proses perekayasaan pelaporan keuangan diatas, dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Tujuan ekonomi dan sosial negara dijabarkan dalam pelaporan keuangan dengan

maksud agar tujuan akuntansi secara tidak langsung juga akan membantu tercapainya

tujuan negara.

b. Proses pertimbangan mencakup konsep dasar yang diperlukan untuk menjamin agar

tujuan pelaporan keuangan tercapai. Tujuan mendasar proses pertimbangan tersebut

adalah untuk memudahkan pengguna informasi keuangan mengetahui kegiatan

operasional perusahaan melalui berbagai simbol dalam bentuk stataemen keuangan, tanpa

harus menyaksikan secara langsung sistem operasional perusahaan.

c. Setelah melakukan proses pertimbanagn logis melalui perekayasaan, maka dituangkan

dalam bentuk rerangka konseptual atau dokumen resmi hasil perekayasaan. Hal ini

sejalan dengan apa yang ditegaskan FASB dalam Suwardjono, FASB banyak

memanfaatkan rerangka konseptual karena memberikan landasan umum dan penalaran

Informasi Akuntansi

Media Pelaporan

Rerangka Konseptual

Proses Pertimbangan

Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan Ekonomik dan Sosial Negara

Page 11: TEORI AKUNTANSI

10

dasar untuk mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan berbagai alternatif

pengembangan standar akuntansi (Suwardjono, 2006,114).

d. Media pelaporan hasil proses perekayasaan akuntansi adalah statemen keuangan dan

pelaporan keuangan.

e. Informasi akuntansi dapat bermanfaat oleh pengguna tanpa harus menyaksikan secara

langsung operasi fisis perusahaan.

Pedoman dalam penyusunan rerangka konseptual dapat ditentukan secara resmi

oleh badan yang berwenang atau pedoman yang baik dan yang telah dipraktekkan.

Gabungan dari kedua pedoman tersebut membentuk rerangka pedoman operasional atau

PABU. Alasan kriteria penyajian statemen keuangan adalah PABU bukan standar

akuntansi keuangan adalah :

o Tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi telah dituangkan dalam bentuk

standar akuntansi.

o Dikhawatirkan kewajaran hanya ersifat formal bukan bersifat subtantif.

o Ukuran kewajaran meruapakn suatu rerangka pedoman yang cukup komprehensif

meliputi aspek teknis dan konseptual.

Dalam rerangka konseptual terdapat berbagai definisi yang hampir sama, diantaranya

prinsip akuantansi, standar akuntansi dan PABU, agar lebih jelas memahami hubungan

ketiganya, maka terdapat dalam bagan dibawah ini .

Gambar 3.2 Hubungan Prinsip Akuntansi, Standar Akuntansi, dan PABU

(diambil dari Suwardjono hal 123)

Prinsip Akuntansi berterima umum (PABU)

Praktek Sehat

Praktek yang tiak diatur dalam standar akuntansi

Standar Akuntansi

Prinsip Akuntansi

Page 12: TEORI AKUNTANSI

11

Dari bagan hubungan antara prinsip akuntansi, standar akuntansi dan PABU diatas, dapat

disimpulkan bahwa PABU tidak sama dengan standar akuntansi. Hal tesebut dapat

dibedakan berdasarkan pengertian dari masing-masing pengertian pedoman tersebut.

a. Prinsip Akuntansi adalah serangkaian konsep dan asumsi yang masih berbentuk

gagasan akademik yang belum dipraktekan, namun memiliki potensi yang besar

bila diterapkan.

b. Standar Akuntansi ditetapkan sebagai rerangka konseptual oleh badan penyusun

standar.

c. PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan

sumber lain yang didukung berlakunya secara teoris maupun praktis.

Jadi PABU merupakan gabungan dari definisi prinsip akuntansi dan standar akuntansi.

BAB 4

RERANGKA KONSEPTUAL

Sebagai hasil suatu perekayasaan adalah model rerangka konseptual. Model rerangka

konseptual yang digunakan sebagai aspek pembelajaran dan pendidikan adalah yang

dikembangkan oleh FASB dan diwujudkan dalam SFAC.

Gambar 4.1 Rerangka konseptual versi FASB (diambil dari Suwarjono hal 116)

Statemen keuangan Informasi pelengkap

Catatan statemen keuangan

Informasi lain-lainMedia pelaporan

keuangan lainnya

Memenuhi kriteria

Elemen statemen Keuangan (SFAC No 6)

Pengukuran dan Pengakuan (SFAC No 5 dan SFAC No 7)

Kriteria Kualitas Informasi (SFAC No 2)

Tujuan Pelaporan Keuangan (SFAC No 1 dan SFAC No 4)

Page 13: TEORI AKUNTANSI

12

Berdasarkan gambar diatas, tujuan pelaporan keuangan merupakan proses yang

paling menentukan dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan keuangan

menentukan konsep dan prinsip yang relevan dalam penyusunan statemen laporan

keuangan. Selaian itu tujuan pelaporan keuangan diharapkan mampu memberikan

informasi kepada para pemakai dengan berbagai kepentingan, serta mencapai tujuan

ekonomik sosial negara. Sehingga, dengan adanya informasi tersebut dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan.

Informasi tentunya akan dipakai bila terdapat kebermanfaatan keputusan bagi si

pemakai. FASB telah merumuskan kualitas mengenai kriteria informasi yang terdiri

dari dua unsur utama yaitu keberpautan (relevance) keterandalan (reliability). Kualitas

informasi akan jauh lebih bernialai lagi apabila terdapat unsur-unsur (1) keterpahaman,

(2)keberpautan, (3) nilai prediktif, (4) nilai balikan, (5) ketepatwaktuan, (6) keterandalan,

(7) ketepatan penyimbolan, (8) keterujian, (9) kenetralan, (10) keterbandingan, dan (11)

materialitas.

Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi yang

dikandung dalam statemen keuangan. Penyajian elemen statemen keuangan tidak cukup

hanya memenuhi definisi tetapi harus memenuhi kriteria pengakuan dan pengukuran.

Terdapat sepuluh elemen pelaporan keuangan yang didefinisikan dalam rerangka

konseptual yaitu aset, kewajiban, ekuitas, investasi, distribusi ke pemilik, laba

komprehensif, pendapatan, biaya, untung dan rugi.

Pelaporan keuangan dan statemen keuangan meruapakan dua definisi yang

memiliki tujuan yang sama, namun memiliki komponen yang berbeda. Pelaporan

keuangan (financial reporting) adalah penyampaian informasi yang wajib dan suka rela.

Wajib disini mempunyai implikasi bahwa pelaporan harus mengandung statemen

keuangan (financial statement) yaitu media utama pelaporan keuangan serta suka rela

mencakup segala informasi yang yang diberikan oleh manajer agar bermanfaat bagi

pemakai pelaporan keuangan.

Elemen dalam statemen keuangan tersebut kemudian akan menjadi lingkup

pengukuran dan pengakuan. Atribut pengukuran yang harus dilekatkan pada suatu

elemen untuk merepresenatsikan secara tepat yang ingin diungkapakan dalam pelaporan

keuangan misalnya penggunaan kos historis, kos sekarang, nilai pasar sekarang, nilai

Page 14: TEORI AKUNTANSI

13

terealisasi, nilai diskunan. Sedangkan pengakuan berarti bahwa pencatatan resmi

(penjurnala) suatu entitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran dalam sautu sistem akuntansi,

sehingga jumlah rupiah tersebut dapat mempengaruhi statemen keuangan. FASB

menetapkan empat criteria pengakuan meliputi definis, keterukuran, keberpautan dan

keterandalan.

BAB 5

KONSEP DASAR

Konsep dasar berfungsi untuk melandasi penalaran pada tingkat perekayasaan

akuntansi, konsep dasar sangat bermanfaat dalam penyusunan standar, baik prinsip,

metode maupun teknik. Beberapa pakar telah mengemukakan beberapa konsep dasar,

salah satunya konsep dasar yang dijadikan pembahasan adalah konsep dasar yang

diuraikan oleh Paton dan Littleton. Konsep dasar ini mampu menunjukkan konsep yang

saling berkaitan secara logis sehingga membentuk satu kesatuan. Konsep dasar yang

diuralan oleh P&L meliputi kesatuan usaha (The business entity), kontinuitas usaha

(Continuity of Activity), penghargaan sepakatan (Measured Consideration), kos melekat

(Costs Attach), upaya dan capaian hasil (Effort and Accomplishment), bukti terverifikasi

dan objektif (Verifiable, objective evidence) dan asumsi (Assumtions).

Kesatuan usaha dianggap sebagai badan atau orang yang berdiri sendiri dan

bertindak atas namanya sendiri serta terpisah dari pemilik. Fungsi manajemen terpisah

dengan fungsi pemilik, sehingga diperlukan pertanggungjawaban dalam bentuk

statemen keuangan.

Akuntansi menganut konsep penalaran normal bahwa tujuan pendirian

perusahaan untuk berdiri terus (Continuity of Activity), bukan untuk dibubarkan atau

dilikuidasi. Dengan adanya konsep ini maka perusahaan akan berusaha untuk bertahan

hidup, berkembang dan maju sehingga dapat menghasilkan laba dalam jangka panjang.

Untuk menilai laba tersebut, akuntansi tidak harus membubarkan atau melikuidasi,

namun dapat diukur secara periodek dengan tingkat hasil invetasi atau daya melaba.

Penggalan pendapat dan biaya pada suatu perioda ditungkan dalam laporan laba rugi dan

laba rugi komprehensif, tingkat laba disini dapat dinilai sebagai daya melaba. Sedangkan

Page 15: TEORI AKUNTANSI

14

untuk menunjukkan sisa potensi jasa, data ditunjukkan melalui neraca yang

direpresentasikan nilai kos yang melekat padanya.

Penghargaan sepakatan (Measured Consideration), konsep ini menyatakan

bahwa jumlah rupiah yang terlibat dalam tiap transaksi, merupakan bahan dasar yang

paling objektif dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk dan keluar. Bahan

dasar ini kemudian dijadikan bahan kuantitatif dalam penyusunan berbagai laporan

manajerial dan laporan keuangan.

Kos melekat (Costs attach) merepresentasikan kegiatan produksi kesatuan

usaha untuk merunut kos yang sesungguhnya terjadi. Setiap objek yang terlibat

dalam transaksi harus dinyatakan dalam kos, akuntansi menggabungkan berbagai macam

kos yang melekat pada tiap komponen tanpa memerhatikan nilai ekonomik baru yang

melekat pada barang yang dihasilkan. Kos merepresentasikan realitas ekonomi suatu

kesatuan usaha.

Upaya dan hasil (Effort and accomplishment) merepresentasikan bahwa ketika

kesatuan usaha melakukan produksi yang diwujudkan dengan terhimpunnya kos, maka

dapat dikatakan sebagai upaya untuk memperoleh hasil yaitu pendapatan.

Bukti terverifikasi dan objektif (Verifiable, objective evidence) berimplikasi

bahwa pelaporan keuangan akan bermanfaat dan andal, apabila data didukung dengan

bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya. Bukti transaksi dapat timbul ketika

kesatuan usaha melakukan pertukaran dengan pihak eksternal, dalam bentuk kesepakatan

jumlah rupiah.

Asumsi (Assumtions) menurut Suwardjono, dapat dijelaskan dari kelima daftar

konsep dasar P&L. Jadi konsep dasar P&L tersebut bukanlah konsep dasar melainkan

asumsi yang didasari atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasaanya.

Konservatisme merupakan konsep dasar yang menjadi landasan penentuan

perlakuan akuntansi dalam kondisi ketidakpastian. Secara umum akuntansi akan segera

mengakui rugi, tetapi menunda pengakuan pendapatan.

Page 16: TEORI AKUNTANSI

15

BAB 6

ASET

Elemen-elemen dalam statemen keuangan yang ditentukan dalam perekayasaan,

merepresentasikan realitas kegiatan badan usaha, sehingga orang tidak perlu datang

langsung, cukup hanya memperoleh gambaran yang jelas mengenai realitas secara

keuangan. Salah satu elemen statemen keuangan adalah aset yang merepresentasikan

potensi jasa fisis mauapun non fisis yang dimiliki kesatuan usaha untuk menyediakan

barang dan jasa. Pengertian aset menurut FASB dalam rerangka konseptualnya,

“Aset adalah manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti yang diperoleh atau

dikuasai atau dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa

lalu.” (Suwardjono hal 252)

Terdapat tiga kata kunci dalam definisi aset tersebut yakni aset harus mencakupi

manfaat ekonomik, dikuasai oleh entitas dan akibat transaksi atau kejadian masa

lalu.Manfaat ekonomik mengisyaratkan bahwa manfaat aset tersebut dapat terukur dan

dapat mendatangkan pendapatan atau aliran kas di masa akan datang. Dikuasai oleh

entitas mempunyai implikasi bahwa aset cukup dikuasai tidak harus dimiliki, karena

penguasaan aset lebih penting dalam konsep pemilikan aset. Akibat kejadian masa lalu

mempunyai makna bahwa traksaksi atau kejadian itu dapat menimbulkan (menambah)

bahkan mengurangi aset. Sedangkan, karakteristik pendukung aset meliputi melibatkan

kos, berwujud, tertukarkan, terpisahkan dan berkekuatan hukum.

Pengukuran aset mengisyaratkan penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan

pada suatu objek aset pada saat terjadi dan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran

fisis suatu objek. Dalam mengikuti aliran fisis suatu objek, kos aset mengalami tiga tahap

perlakuan akuntansi diantaranya pemerolehan (acquisition), pengolahan (processing),

dan penjualan (sales).

Pemerolehan aset dapat diukur secara objektif dengan harga sepakatan, dan

menjamin bahwa kos merupakan nilai wajar saat transaksi. Pengeluaran selama periode

pemerolehan masuk dalam kos aset. Karena kos merepresenatsikan manfaat ekonomik,

jika kos diperlakukan sebagai aset, kos itu disebut kos belum habis atau tak terhabiskan

(unexpired cost) atau masih dapat menghasilkan pendapatan. Sedangkan, jika kos

dimanfaatkan untuk mendatangkan pendapatan, maka bagian dari kos aset yang

Page 17: TEORI AKUNTANSI

16

merepresentasikan manfaat yang telah dihabiskan disebut dengan kos terhabiskan

(expired cost) dan menjadi pengukur biaya.

Penghargaan sepakatan atau kos menjadi bahan olah akuntansi karena

merefleksikan satuan uang yang andal dalam menilai aset tersebut secara wajar.

Pemerolahan aset dapat terjadi dari transaksi atau kejadian yang melibatkan kas atau non

kas. Jumlah rupiah dari kos barang atau jasa yang diperoleh secara tunai disebut jumlah

setara tunai. Selain itu jika jumlah rupiah dari kost barang atau jasa selain tunai, terdapat

beberapa cara tertentu dalam dasar pengukuran kosnya.

Penilaian aset bermaksud untuk menentukan berapa jumlah rupiah yang harus

dilekatkan pada tiap pos aset dan menggunakan basis penilaian yang sesuai. Terdapat dua

dasar penilaian aset untuk tujuan pelaporan, untuk mencapai kerandalan penilaian atas

dasar nilai pertukaran yaitu arah aliran aset dan waktu. Maka dari itu, terdapat enam

basis pengukuran yang digunakan yaitu: kos historis, kos pengganti, kos harapan,

harga jual masa lalu, harga jual sekarang, dan nilai terealisasi harapan.

Kaidah pengakuan FASB terdiri dari definisi, keterukuran, keberpautan, dan

keterandalan. Masalah akuntansi yang menyangkut pengakuan berkaitan dengan jumlah

rupiah dikapitalisasi (capitalized) atau dibiayakan (expensed). Ketika kaidah pengakuan

tidak terpenuhi, maka kos diperlakukan menjadi beban pendapatan sebagai biaya atau

rugi. Masalah yang termasuk dalam penangguhan pembebanan, misalnya kos yang

termasuk dalam transaksi sewaguna, bunga selama konstruksi aset tetap, riset dan

pengembangan, eksplorasi minyak dan gas bumi, dan penjabaran valuta asing.

BAB 7

KEWAJIBAN

Kewajiban merupakan elemen neraca, yang merepresentasikan sumber dana dari

aset badan usaha berupa potensi jasa fisis maupun non fisis yang memampukannya untuk

menyediakan barang dan jasa. Terdapat tiga karakteristik utama kewajiban yaitu:

pengorbanan manfaat ekonomik masa depan, keharusan sekarang untuk

mentransfer aset, dan timbul akibat transaksi masa lalu. Pengorbanan manfaat

ekonomik berarti suatu objek mempunyai kewajiban untuk mengorbankan manfaat yang

cukup pasti di masa datang. Keharusan sekarang melekat pada tanggal pelaporan, jadi

Page 18: TEORI AKUNTANSI

17

ketika perusahaan harus mengorbankan manfaat ekonomik, maka harus dilakukan

sekarang. Keharusan sekarang dapat menimbulkan kewajiban bersifat kontraktual,

konstruktif, demi keadilan dan keharusan bergantung. keharusan kontraktual yaitu

keharusan yang timbul akibat peraturan hukum yang menyatakan kewajiban secara

eksplisit atau implisit dan mengikat. Selain itu menimbulkan keharusan konstruktif

yaitu kewajiban yang timbil akibat kebijaka kesatuan usaha dalam rangka etika bisnis

bukan kewajiban yuridis. Keharusan demi keadilan adalah keharusan yang timbul

karena panggilan moran bukan karena etika bisnis dan hukum. keharusan bergantung

yaitu keharusan yang pemenuhan di masa datang masih belum jelas, terkait dengan

syarat-syarat di masa datang. Selain tiga karakteristik utama kewajiban terdapat beberapa

karakteristik pendukung diantaranya adalah keharusan membayar kas, identitas

terbayar jelas, dan berkekuatan hukum.

Pada saat pengakuan, pengukuran dan penilaian kewajiban digunakan aset sebagai

bayangan cermin. Jika aset diukur atas dasar penghargaan sepakatan begitu juga dengan

kewajiban. Ketika aset direpresentasikan mengalami tiga tahap perlakuan, kewajiban juga

mengalami tiga tahap perlakuan, diantaranya adalah penanggungan (pengakuan

terjadinya), penelusuran dan pelunasan.

Pengakuan kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat

transaksi yang telah terjadi. Kriteria pengakuan untuk memenuhi karakteristik elemen

statemen keuangan tidak berbeda dengan kriteria pengakuan aset yaitu adanya definisi,

keberpautan, keterandalan dan keterukuran dipenuhi. Saat untuk menandai bahwa

kriteria umum terpenuhi adalah terlaksanakannya kaidah pengakuan meliputi

ketersediaan dasar hukum, keterterapan konsep dasar konservatisme, ketertentuan

substansi ekonomik transaksi dan keterukuran nilai kewajiban.

Pengukuran yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat

terjadinya adalah penghargaan sepakatan dalam transaksi tersebut dan bukan jumlah

rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan sepakatan suatu kewajiban

merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah

pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.

Dengan demikian basis pencatatan kewajiban adalah nilai sekarang tunai buka nilai

nominal utang. Dalam pengukuran diskun dan premium obligasi, utang obligasi

Page 19: TEORI AKUNTANSI

18

diukur dan diakui atas dasar jumlah rupiah yang diterima dalam penerbitan obligasi. Jadi

idak terdapat untung maupun rugi dalam transaksi tersebut, jumlah rupiah sebagai diskun

atau premium merupakan harga sepakatan atau harga efektif obligasi.

Penilaian kewajiban mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada

setiap saat antara terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban atau biasa disebut

dengan nilai pelunasan. Terdapat berbagai dasar atau atribut penilaian kewajiban, yaitu

harga pasar, nilai pelunasan neto dan nilai diskunan aliran kas. Nilai pelunasan sekarang

pada umunya bergantung pada nilai pasar obligasi. Amortisasi diskun dan premium

merupakan proses dalam rangka penelusuran kewajiban untuk menentukan nilai

pelunasan sekarang. Bila kewajiban dilunasi sebelum jatuh tempo, maka akan terjadi

selisih antara nilai buku dengan nilai pasar pada saat penebusan maupun penarikan. Bila

penarikan dilakukan dengan pendanaan kembali, maka terdapat tiga perlakuan terhadap

selisih tersebut yaitu kewajiban diamortisasi selama sisa umur semua utang yang dilunasi,

dilunasi selama umur utang baru dan diakui sebagai laba atau rugi penarikan.

Penyajian kewajiban dalam neraca berdasarkan urutan jatuh temponya, ini

berarti jika kewajiban jangka pendek disajikan lebih dulu dibandingkan kewajiban jangka

panjang. Tujuannya adalah memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas

perusahaan.

BAB 8

PENDAPATAN

Pembahasan dalam konsep pendapatan adalah masalah definisi dan pengakuan.

Masalah definisi pendapatan akan dibedakan dan dipisahkan dengan masalah pengakuan

pendapatan, karena objek yang masuk dalam definisi pendapatan tidak dengan sendirinya

dapat diakui sebagai pendapatan dan terfleksi dalam statemen keuangan. Prosedur

pengakuan merupakan prosedur teknis yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan

perusahaan.

Dari berbagai definisi yang dikemukan oleh beberapa pakar, maka dapat

disimpulkan karakteristik dasar yang membentuk definisi pendapatan yaitu adanya

kenaikan aset dan operasi utama berlanjut. Terdapat perbedaan pendefinisian antara

pendapatan dan untung, dalam Suwardjno disebutkan bahwa FASB membatasi

Page 20: TEORI AKUNTANSI

19

pengertian pendapatan hanya untuk kenaikan aset yang berkaitan dengan operasi utama

atau sentral. Transaksi yang membedakan pendapatan dengan untung adalah peripheral

(incidental), adanya transfer non timbale balik, penahanan aset dan faktor lingkungan.

Pembedaan tersebut hanya dimaksudkan untuk kepentingan penyajian pendapatan atas

dasar sumbernya, daripada membedakan secara tegas karakteristik pendapatan dan

untung.

Pengakuan pendapatan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam

sistem akuntansi, sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Secara

konseptual pendapatan hanya dapat diakui jika memenuhi kualitas keterukuran

dan keterandalan. Keterukuran diukur dengan jumlah penghargaan sepakatan produk,

ketika telah benar-benar selesai diproduksi dan benar-benar terjual. Keterandalan

berkaitan dengan masalah apakah jumlah penghargaan sepakatn roduk tersebut

objektifdan dapat diuji kebenarannya. Untuk itu perlu adanya kriteria kualitas

informasi yang menjadi pengakuan pendapatan yaitu pembentukan pendapatan

dan realisasi pendapatan. Pembentukan pendapatan adalah pendapatan dianggap

sudah terbentuk seiring dengan berjalannya operasi perusahaan, walaupun belum terjadi

penjualan. Proses operasi perusahaan meliputi kegiatan produksi, penjualan dan

pengumpulan piutang. Realisasi pendapatan terjadi pada saat terjadi kepepakatan

dengan pembeli untuk membayar produk, baik produk yang telah selesai atau yang belum

selesai sama sekali.

Terdapat dua kriteria pengakuan pendapatan yang harus dipenuhi yaitu

terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi dan terbentuk. Pendapatan dikatakan

terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi apabila produk telah terjual atau ditukarkan

dengan kas atau klaim atas kas. Pendapatan dapat dikatakan telah terbentuk, apabila

perusahaan telah melakukan secara substansial kegiatan untuk dapat memperoleh

manfaat atau nilai yang melekat pada pendapatan.

Berkaitan dengan pendapatan sebagai fungsi kegiatan produksi terdapat

masalah yang berkaitan dengan akresi, apresi, potongan tunai dan penghematan

kos. Akresi adalah pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau proses alamiah

lainnya. Secara defisional akresi merupakan pendapatan karena merefleksikan kenaikan

aset dan berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Tetapi jumlah kenaikan tersebut

Page 21: TEORI AKUNTANSI

20

tidak dapat diakui sebagai pendapatan karena criteria realisasi belum dapat terpenuhi.

Apresi adalah selisih nilai pasar wajar aset perusahaan dengan kos. Apresi kurang

memenuhi pengertian pendapatan karena tidak berkaitan langsung dengan operasi

perusahaan tetapi lebih berkaitan dengan kondisi pasar. Selain itu apresi tidak dapat

diakui sebagai pendapatan bukan merupakan transaksi dan pengukurannya bersifat sangat

subjektif. Potongan tunai dan keringanan dalam pembian barang atau jasa bukan

merupakan pendapatan, melainkan pengurang kos dan penghematan kos aset yang

diperoleh. Penghematan kos yang terjadi akibat pembelian bukan merupakan laba

walaupun mempunyai pengaruh terhadap laba neto yang akhirnya terealisasi.

Prosedur pengakuan pendapatan biasanya terdapat dalam buku pedoman

akuntansi, untuk menentukan kegiatan internal yang dapat dijadikan tanda atau pemicu

pengakuan pendapatan. Terdapat beebrapa kaidah pengakuan pendapatan diantarnya

adalah pendapatan diakui pada saat kontrak penjualan, selama proses produksi secara

bertahap, pada saat produksi selesai, pada saat penjualan, dan pada saat kas terkumpul.

Penyajian pendapatan dalam statemen laba rugi, istilah operasi harus

diinterpretasikan secara luas, sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa pos operasi

utama merupakan pos luar biasa. Sehingga penyajian laba rugi sebagai pos operasi dan

non operasi dapat memberi kesan yang keliru tentang operasi utama, jadi jika pos non

operasi tidak bersifat luar biasa.

BAB 9

BIAYA

Kos telah dibahas di bab 6 yaitu sebagai kuantifikasi besar kecilnya potensi jasa

(aset). Berdasarkan konsep kontinuitas usaha, kos diperlukan mula-mula sebagai aset dan

baru diperlakukan sebagai beban atau biaya. Dengan konsep kontinuitas usaha serta

upaya dan hasil, masalah dalam pembebanan adalah pemecahan aliran kos yang telah

diakui sebagai aset menjadi bagian yang merupakan biaya perioda berjalan dalam rangka

penentuan laba periodik dan bagian yang baru akan menjadi biaya pada perioda

berikutnya. Teknisnya dalam menunjukkan pemecahan adalah dalam statemen laba rugi

dan neraca. Statemen laba rugi menyajikan bagian kos yang dibebankan pada periode

Page 22: TEORI AKUNTANSI

21

berjalan, sedangkan neraca melaporkan kos yang masih akan dibebankan pada perioda

berikutnya.

Terdapat beberapa definisi yang menjelaskan makna biaya oleh beberapa ahli,

terdapat dua karakteristik utama yang melekat pada makna biaya, yaitu adanya aliran

keluar atau penurunan aset dan akibat kegiatan yang membentuk operasi utama

yang menerus. Biaya dapat timbul akibat adanya transaksi yang dapat mengurangi aset

atau adanya aliran keluar aset. Tidak semua penurunan atau konsumsi aset membentuk

biaya. Agar menjadi biaya, konsumsi tersebut harus berkaitan dengan kegiatan utama

atau sentral kesatuan usaha. Seperti halnya dengan untung, perlu dibedakan antara

biaya dengan rugi. Rugi dibedakan dengan biaya karena timbul dari sumber yang secara

tidak langsung berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Rugi berasal dari transaksi

berupa kegiatan peripheral, transfer non timbale balik, penahanan aset dan faktor

lingkungan.

Berdasarkan SFAC No.5, tidak terdapat perbedaan kriteria pengakuan biaya dan

rugi, kriteria pengakuannya dibedakan menjadi dua dan harus dipenuhi yaitu

konsumsi manfaat dan lenyapnya atau berkurangnya manfaat akan datang. Dalam

pengakuan biaya tersebut, biaya akan diakui apabila manfaat ekonomik dikonsumsi

dalam rangka penyerahan barang atau jasa untuk mendatangkan pendapatan dan biaya

diakui bila aset yang telah diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap manfaat

ekonomiknya.

Pada dasarnya biaya diukur dengan kos yang sebelumnya melekat pada aset.

Biaya dapat dipandang sebagai bagian kos yang telah terhabiskan dalam rangka

menciptakan pendapatan. Bagian kos yang terhabiskan tersebut dapat dihubungkan

dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab akibat, alokasi rasional atau pengakuan

segera.

Dalam proses dan konsep penandingan, laba akan mempunyai makna jika laba

dapat merepresentasikan hubungan tertentu antara pendapatan dan biaya. Untuk

memahaminya diperlukan proses penandingan dan konsep penandingan. Proses

penandingan adalah proses penentuan laba dengan cara mengukur pendapatan sautu

periode, kemudian baru menentukan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Konsep penandingan akan menghasilkan dasar penandingan antara pendapatan dan biaya.

Page 23: TEORI AKUNTANSI

22

Penandingan yang tepat akan menghasilkan hubungan yang masuk akal antara

pendapatan dan biaya, misalnya adanya korelasi positif diantara keduanya, jika

pendapatan besar maka biayanya juga akan besar.

Pengakuan biaya menggunakan kaidah pengakuan APB, sebagai prinsip

biaya pervasive atau luas. Kriterian pengakuannya ada tiga yaitu (1) mengasosiasi sebab

akibat, (2) alokasi sistematik dan rasional, dan (3) pengakuan segera. Asosiasi sebab dan

akibat diilustrasikan saat penyerahan produk yang dapat menimbulkan pendapatan,

sehingga kos yang melekat pada produk merefleksikan biaya atau yang disebut dengan

penandingan langsung. Alokasi sistematik dan rasional berhungan dalam masalah yang

cukup rumit untuk melekatkan semua kegiatan ke produk. Terdapat berbagai masalah

yang berhubungan dengan alokasi sistematik diantaranya adalah penangguhan, kos

bergabung, sarana pemerataan laba dan pendekatan alokasi sebagai alternatif.

Pembebanan arbitrer berkaitan dengan tidak adanya alasan penundaan pembebanan kos

dengan dasar alokasi rasional maupun sebab akibat, maka kos tersebut akan dibabkan

pada perida terjadinya. Kejadian ini berarti bahwa kos ditandingkan dengan pendapatan

secara arbitrer.

Dalam penandingan tidak semua kos dapat dialokasikan secara sistematis dan

rasional dengan jelas, pada umumnya penakaran berbasis perioda menjadikan alokasi

lebih sesuai, atau suatu kos dapat diakui segera secara arbitrer sebagai rugi. Terdapat

beberapa masalah penandingan pos-pos tertentu, diantaranya adalah sediaan, fasilitas

fisis, tanah, sember alam dan aset tidak berwujud.

Ketika menentukan kos yang melekat atas setiap unit fisik yang terjual dapat

menggunakan metode asosiasi. Metode asosiasi merupakan asumsi aliran kos dalam

mengikuti aliran fisis barang. Terdapat beberapa metode asosiasi diantaranya nadalah

identifikasi khusus, MPKP, rata-rata berbobot, sediaan normal dan MTKP.

Depresisi merupakan penyerapan kos aset secara rasiona dan sistematis, yang

dianggap telah menghasilkan pendapatan. Terdapat berbagai metode depresiasi bertujuan

untuk memudahkan manajer untuk menentukan pola manfaat yang paling sesuai dengan

kondisi perusahaannya. Depresiasi bukan merupakan penurunan nilai aset, melainkan

bagian kos yang merepresentasikan biaya dalam rangka mendatangkan pendapatan dalam

suatu perioda.

Page 24: TEORI AKUNTANSI

23

BAB 10

LABA

Laba merupakan elemen yang sering menjadi pusat perhatian bagi para pemakai

laporan keuangan, karena laba diharapkan mampu merepresentasikan kinerja perusahaan

secara keseluruhan dibandingkan elemen laporan keuangan yang lainnya. Oleh karena

itu, dalam teori akuntansi ini laba dijelaskan dalam tiga pendekatan melalui pendekatan

semantik, sintaktik dan pragmatik. Secara umum konsep laba dalam tataran semantik

adalah makna atau elemen apa yang harus dilekatkan pada perekayasaan pelaporan

keuangan sehingga dapat bermanfaat. Sedangkan elemen laba dalam tataran sintaktik

adalah cara pengakuan dan pengungkapan pada perekayasaan laporan keuangan. Selain

itu dalam tataran pragmatik adalah seberapa besar perekayasaan laporan keuangan

tersebut bermanfaat dalam pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan.

Gambar 10.1 Klasifikasi laba dalam tataran semantik

(Diambil dari Suwardjono hal 45-460)

Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan elemen apa yang harus

dilekatkan sehingga perekayasaan laporan tersebut bermanfaat. Laba dalam konfirmasi

kinerja tidak lepas hubungannya dengan investasi.Dalam akuntansi, laba diinterpreatsikan

sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk pengembalian atas investasi.

Pengembalian atas investasi dapat diukur dengan menggunakan ROI, ROA dan ROL.

Peran kedua adalah laba sebagai sarana untuk mengkorfirmasi harapan investor

karena apabila terjadi pengumana laba, diharapkan pasar atau investor akan berekasi

terhadap pengumuman laba tersebut. Apalagi jika pasarnya belum efisien, informasi

kandungan laba sangat berperan dalam mempengaruhi keputusan investasi.

Laba berperan sebagai estimasi ekonomik berkaitan dengan laba ekonomik yang

dilandasi konsep likuidasi yang menilai aset sebgaia sediaan akhir. Karena aset dinilai

Konsep laba dalam tataran semantik

Estimasi Ekonomik

Konfirmasi harapan investor

Konfirmasi kinerja

Page 25: TEORI AKUNTANSI

24

sebagai sediaan akhir maka harus diukur dengan nilai sekarang bukan nilai historis,

sehingga laba dipandang sebagai perubahan nilai dalam suatu perioda.

Gambar 10.2

Klasifikasi laba dalam tataran sintaktik (diambil dari Suwardjono hal 468-482)

Konsep laba dalam tataran sintaktik dengan menggunakan pendekatan transaksi artinya

laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi, sedangkan menggunakan

pendekatan kegiatan artinya laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya

kegiatan sebagai hasil suatu transaksi pada saat tertentu. Jika laba diukur dengan

menggunakan pendekatan pemertahanan kapital artinya laba merupakan konsekuensi

(perbedaan) dari pengukuran kapital pada waktu yang berbeda.

Gambar 10.3

Dasar pengukuran dan penilaian kapital

Jenis kapital dibedakan menjadi dua, yaitu kapital finansial dan kapital fisis.

Kapital finansial adalah kapital yang dikuasi oleh pemegang saham atau pemegang

obligasi, dimana klaim finansial pada akhir periode melebihi klaim finansial pada awal

periode. Sedangkan kapital fisis berkaitan dengan kemampuan entitas menghasilkan

barang dan jasa. Dengan konsep ini laba atau pengembalian atas kapital fisis akan timbul

Pendekatan pemertahanan kapital

Pendekatan kegiatan

Pendekatan transaksi

Laba dalam tataran

sintaktik

Kos sekarang

Kos historis

Skala daya beli

Skala Nominal

Kapital Fisis

Kapital Finansial

Atribut pengukuran

Skala Pengukuran

Jenis kapital

Pengukuran dan penilaian kapital

Page 26: TEORI AKUNTANSI

25

apabila kapasitas produksi fisis pada akhir periode melebihi kapasitas produksi fisis pada

awal periode, dinyatakan dalam rupiah dan diukur atas dasar kos sekarang.

Kapital harus dinyatakan dalam satuan uang atau moneter, maka dari itu dalam

mengukur kapital dapat menggunakan skala nominal maupun skala daya beli. Skala

nominal adalah satuan rupiah yang terjadi tanpa memerhatikan perubahan daya beli

dengan berjalannya waktu akibat peruabahan kondisi ekonomik (Suwardjono, 473).

Skala daya beli merupakan skala rupiah daya beli atas dasar indeks harga tertentu. Skala

daya beli merupakan alternatif untuk mengatasi skala rupiah nominal.

Dasar penilaian penentuan laba dapat menggunakan kos historis, kos sekarang

dan mempertahankan kapital. Dasar kos historis merupakan jumlah rupiah sepakatan

yang tercatat dalam sistem pembukuan dan dasar yang digunakan adalah skala rupiah

nominal. Dasar kos sekarang merupakan jumlah rupiah sepakatan yang menggambarkan

dengan tepat nilai aset yang bersangkutan dan dilakukan atas dasar skala rupiah nominal.

Biasanya dasar kos sekarang diakibatkan tidak hanya perubahan waktu, namun juga

karena perubahan harga spesifik, akibat perubahan selera, teknologi dan fungsi.

Pengukuran laba dengan mempertahankan kapital, ditentukan oleh tiga faktor diatas

yaitu jenis, skala dan dasar penilaian. Berbagai pendekatan kapital dan implikasinya

terhadap penentuan laba antara lain kapitalisasi aliran kas harapan, penilaian pasar, setara

kas sekarang, harga masukan historis, harga asukan sekarang dan pemertahanan daya beli

konstan.

BAB 11

EKUITAS

Pada bab ini dalam Suwardjono menyebutkan bahwa teori tentang ekuitas

pemegang saham berfokus pada bagaimana informasi ekuitas pemegang saham beserta

perubahannya disajikan dalam statemen laporan keuangan. Pada pembahasannya ekuitas

didefinisikan secara sintaktik, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah

dikurangi aktiva perusahaan ( IAI : 2002). Tujuan penyajian ekuitas pemegang saham

adalah untuk menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efisiensi dan

kepengurusan manajemen. Pada gambar dibawah ini disajikan komponen pemegang

saham yang merupakan pokok inti pembahsan pada bab ini, ekuitas pemegang saham

Page 27: TEORI AKUNTANSI

26

dibedakan menjadi dua inti yaitu modal setoran dan laba ditahan. Sedangkan modal

setoran dibedakan menjadi dua yaitu modal yuridis dan modal setoran lain.

Perbedaan antara modal setoran dan laba ditahan adalah modal setoran

merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan

bagi pihak lain. Sedangkan, laba ditahan merupakan salah satu komponen untuk

menunjukkan daya melaba, dan jumlahnya harus dipisahkan dengan modal setoran,

walaupun jumlah akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham.

Gambar 11.1 Komponen Ekuitas Pemegang Saham

Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai perbedaan antara modal setoran

dan laba ditahan, selanjutnya dijelaskan mengenai komponen pembentuk diantara keduanya

tersebut. Modal setoran dibedakan menjadi dua yaitu modal yuridis dan modal setoran lain.

Dalam Suwardjono disebutkan bahwa, modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang

mengharuskan sejumlah rupiah dipertahankan dalam rangka perlindungan terhadap pihak lain.

Tujuan penyajian modal yuridis adalah untuk member informasi kepada para pemegang ekuitas

lainnya tentang batas perlindungan investasinya.

Sedangkan tujuan utama modal setoran lain, dalam Suwardjono telah disebutkan bahwa

untuk membedakan secara tegas perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan akibat

a.Laba rugib.Dividenc. Rekapitalisasid.defisite.koreksif. perubahan akuntansi

a.Premium modal sahamb.Penjualan saham treasuric. Penyerapan defisitd.Deklarasi dividen likuidasie.Restrukturisasi kapitalf. Revaluasi aset

a.Penerbitan saham barub.Kapitalisasi laba ditahanc. Dividen sahamd.Konversi obligasi atau

saham istimewae.Stock subscriptions

Modal setoran lainModal Yuridis

Lain-lainLaba ditahanModal Setoran

Ekuitas Pemegang Saham

Page 28: TEORI AKUNTANSI

27

transaksi modal. Pembedaan ini bertujuan untuk mencegah memperlakukan akibat kenaikan

transaksi modal sebagai laba. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran yaitu

pemesanan saham, obligasi terkonversi, saham istimewa, dividen saham, hak beli saham dan

saham treasuri.

Berbagai sumber perubahan modal setoran diatas umunya menyebabkan kenaikan modal

setoran, sedangkan transaksi yang dapat mengurangi modal setoran adalah penarikan kembali

saham (saham treasuri). Beberapa masalah dapat timbul akibat adanya modal treasuri, misalnya

penentuan jumlah rupiah yang dianggap sebagai pengurang modal setoran dan laba ditahan serta

bagaimana pengungkapannya terhadap modal yuridis, bila saham treasuri dijual kembali.

Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, diantaranya :

a. Konsep Satu Transaksital

Konsep ini disebut dengan metode kos karena jumlah rupiah total yang dibayarkan,

diangap seakan-akan merupakan kos pembelian saham treasuri. Apabila saham treasuri

tidak segera dijual maka kos pembelian tersebut tidak dapat dianggap sebagai aset, tetapi

akan diklasifikasikan sebagai pengurang ekuitas pemegang saham secara keseluruhan.

b. Konsep Dua Transaksi

Dalam Suwardjono telah disebutkan bahwa pemerolehan kembali saham sebagai saham

treasuri dianggap sebagai likuidasi ekuitas pemegang saha, sedangkan penjualan kembali

saham dianggap sebagai penerbitan saham baru.

Dalam segi teknis tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara dua

pendekatan tersebut, namun perbedaannya sebenarnya terletak pada tujuan pemerolehan

kembali saham tersebut. Jika tujuannya adalah menjual kembali saham treasuri tersebut

kepada karyawan atau pihak khusus lainnya, maka konsep satu transaksi akan lebih

relevan. Namun jika tujuannya adalah untuk membeli saham para pemegang saham yang

tidak setuju dengan kebijakan perusahaan, maka pendekatan dua transaksi akan lebih

mengena. Faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba rugi

periodik dan pembagian deviden. Tetapi, terdapat faktor khusus lain yang dapat

mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu :

a. Penyusaian periode lalu

b. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya

Page 29: TEORI AKUNTANSI

28

c. Pengaruh perubahan akuntansi

d. Kuasai-reorganisasi

BAB 12

PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF

Pengertian pengungkapan dalam arti sempit menurut Suwardjono,

“Pengungakapan berarti penyampaian informasi relevan selain melalui statemen

keuangan.” Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menentukan luasnya

pengungkapan tujuan pengungkapan, manfaat pengungkapan dan biaya yang harus

ditanggung dalam penyusunannya. Faktor regulasi juga menjadi bagian penting dari

pengungkapan, jika perusahaan memperoleh dananya dari publik atau pasar modal.

Metode pengungkapan yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan telah

diatur dalam standar akuntansi atau peraturan lain yang mengatur pengungkapan tersebut.

Informasi yang dapat disajikan dalam pengungkapan statemen keuangan diantaranya

adalah catatan kaki, penjelasan dalam kurung, istilah teknis, lampiran, komunikasi

manajemen dan catatan dalam laporan auditor.

Pengungkapan yang sampai sekarang masih menjadi pembahasan teoritis adalah

pengungkapan perubahan nilai dan kedudukannya dalam pelaporan keuangan. Dalam

Suwardjono telah dijelaskan bahwa, pengungkapan perubahan nilai dapat dilakukan

dengan memisahkan dan tetap menyajikan secara terpisah hasil perubahan penilaian aset

berdasarkan kos historis dengan penilaian berdasarkan selain kos historis, hal tersebut

dimasudkan agar kualitas keterandalan dan keberpautan masih teteap terjaga antar

informasi tersebut.

Menuru Patton dan Littleton juga menyatakan bahwa pengungkapan sarana

interpretif dalam pelaporan keuangan sah-sah saja, jika rerangka akuntansi pokok atas

dasar kos tetap dipertahankan.

Page 30: TEORI AKUNTANSI

29

BAB 13

AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA

Perubahan harga umunya terjadi karena perbedaan jumlah rupiah yang dapat

digunakan untuk memperoleh barang yang sama dalam jangka waktu yang berbeda.

Rerangka akuntansi pokok dilandasi oleh asumsi bahwa daya beli uang stabil, dan

manfaat ekonomik barang tidak berubah. Jadi, apabila terjadi perubahan harga yang

cukup mencolok akuntansi mengalami permasalahan dalam penilaian, unit pengukur

dan pemertahanan kapital.

Masalah penilaian dalam disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah

kebijakan, persepsi, dan selera masyarakat akan suatu produk. Masalah akuntansinya

adalah kos tercatat atas suatu aset tidak menggambarkan nilai aset tersebut. Oleh karena

itu, model akuntansi yang sesuai adalah akuntansi sekarang dengan dasar penilaian kos

sekarang. Unit pengukur secara umum diakibatkan oleh menurunnya daya beli uang dari

tahun ke tahun akibat inflasi. Masalah akuntansinya adalah angka penjumlahan dalam

akuntansi kurang bermakna, karena merupakan penjumlahan unit pengukur yang

berbeda. Akuntansi untuk mengatasi pengaruh tersebut, secara umum disebut akuntansi

daya beli konstan.

Konsep menentukan laba dengan pemertahanan kapital, terdapat tiga hal yang

harus dipertimbangkan yaitu penilaian, skala pengukuran dan jenis kapital. Masalah

penilaian dalam perubahan harga berkaitan dengan dasar penilaian kapital. Masalah unit

pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala pengukuran. Sedangkan

masalah perubahan harga berkaitan dengan jenis kapital yang harus dipertahankan yaitu

finansial atau fisis.

Dalam rangka akuntansi perubahan harga, secara umum perubahan harga adalah

perbedaan jumlah rupiah untuk memperoleh barang dan jasa yang sama pada waktu yang

berbeda. Berdasarkan karakteristik perubahan harga, ada tiga jenis perubahan

harga yaitu (perubahan harga umum), (2) perubahan harga spesifik dan (3)

perubahan harga relatif. Perubahan harga umum adalah perubahan yang terjadi

karena inflasi atau daya beli. Perubahan harga tetap terjadi walaupun manfaat atau daya

tukar barang sama. Perubahan harga spesifik terjadi karena terjadi perubahan persepsi

Page 31: TEORI AKUNTANSI

30

manfaat barang atau perubahan teknologi. Perubahan harga tetap terjadi walaupun tidak

terjadi perubahan daya beli. Perubahan harga relatif terjadi karena terjadi perubahan

secara umum dan spesifik.

Pos moneter dan non moneter berkaitan erat dengan implikasi perubahan

harga .pembagian pos-pos neraca menjadi moneter dan non moneter didasarkan pada

potensi jasa yang melekat pada pos bersangkutan, yaitu potensi jasa berupa aliran kas

atau berupa aliran potensi jasa fisis (non kas).

Dalam mengatasi perubahan harga akibat daya beli, maka digunakan

akuntansi daya beli konstan. Dengan daya beli sebagai basis pengukuran diharapkan

perusahaan mampu mempertahankan sumber ekonomik untuk membeli barang dan jasa,

dalam suatu kondisi perekonomian tertentu. Dalam mengatasi masalah penilaian diatasi

dengan akuntansi kos sekarang dan berbagai variannya. Masalah unit pengukur diatasi

dengan akuntansi daya beli konstan dengan berbagai variasinya dan akuntansi hibrida

mengatasi dua jenis masalah tersebut. Secara khusus, berbagai model akuntansi

ditawarkan untuk mengatasi masalah perubahan harga . tiap model merupakan hasil

interaksi antar tiga faktor penentu laba dalam konsteks perubahan harga, yaitu dasar

penilaian, definisi kapital dan skala pengukuran.

Berkaitan dengan dasar pengukuran

1. Jika kos sekarang digunakan sebagai dasar pengukuran, maka :

a. Laba akana terbagi menjadi dua ; laba akibat operasi dan laba akibat

menahan kapital fisis.

b. Untung atau rugi yang belum terealisasi akibat penahanan aset,

dimasukkan dalam statemen laba rugi.

Konsep ini bertentangan dengan akuntansi kos historis, yang mendasari diri pada

realisasi untuk mengakui pendapatan.

2. Jika harga jual sekarang diguanakan sebagai dasar pengukuran, maka :

a. Laba dapat dipandang sebagai aliran dana bersih yang masuk, akibat

perubahan harga pasar.

b. Laba bukan jumlah rupiah yang timbul karena kegiatan menghasilkan

laba.

Berkaitan dengan kapital

Page 32: TEORI AKUNTANSI

31

1. Sebagai kapital fisis

a. Perubahan dalam kos sekarang karenan penahanan aset fisis dipisahkan

dari laba dan dianggap sebagai penyesuai kapital fisis, sehingga tidak

menjadi komponen penentu laba.

2. Sebagai kapital finansial

a. Kegiatan untung rugi penahanan merupakan komponen penentu laba

sehingga masuk dalam statemen laba rugi pelengkap.

Berkaitan dengan skala

1. Menggunakan daya beli konstan sebagai unit pengukur laba

a. Untung rugi daya beli dapat ditentukan atau dikeluarkan dari laba atas

dasar kos historis atau kos sekarang.

b. Untung rugi daya beli timbul karena perusahaan menahan aktiva moneter

bersih selama periode tertentu.

c. Jika untung rugi daya beli dikeluarkan dari laba, hasilnya angka laba yang

menggambarkan laba real.

Dari berbagai usulan akuntansi akibat perubahan harga diatas, diharapkan mampu

mengatasi kelemahan akuntansi berbasis kos historis, sehingga masih dapat diadopsi

akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur akuntansinya. Akuntansi perubahan

harga merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan penyajian

informasi keuangan. Jika konsep pemrosesan data dapat dipisahkan dari proses pelaporan

data, maka akuntansi perubahan harga tidak perlu mengganti rerangka akuntansi pokok.

P&L menyatakan bahwa akuntansi perubahan harga akan berkurang makna dan

manfaatnya, tanpa disertai dengan informasi atas dasar kos historis.

DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE ,

2006.