Teori akuntansi

58
RERANGKA KONSEPTUAL (CONSEPTUAL FRAMEWORK) DAN TUJUAN PELAPORAN AKUNTANSI Disusun sebagai tugas mata kuliah Teori Akuntansi Dosen Pengampu : Diana Rahmawati M.Si. Disusun oleh: Kelompok 8 Tri Wahyunianto 12803241040 Finlam Kurniasih 12803241027 Rashintia Afra Nada 12803241028 Riqi Astuti 12803241029 Dwi Pebriana Puji Asih 12803241030

description

akuntansi

Transcript of Teori akuntansi

Page 1: Teori akuntansi

RERANGKA KONSEPTUAL (CONSEPTUAL FRAMEWORK) DAN

TUJUAN PELAPORAN AKUNTANSI

Disusun sebagai tugas mata kuliah Teori Akuntansi

Dosen Pengampu : Diana Rahmawati M.Si.

Disusun oleh:

Kelompok 8

Tri Wahyunianto 12803241040

Finlam Kurniasih 12803241027

Rashintia Afra Nada 12803241028

Riqi Astuti 12803241029

Dwi Pebriana Puji Asih 12803241030

PENDIDIKAN AKUNTANSI A 2012

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Page 2: Teori akuntansi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang

berjudul “Rerangka Konseptual (Conseptual Framework) dan Tujuan Pelaporan

Akuntansi” dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah sistem

akuntansi.

Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bimbingan serta arahan dari orang-

orang terdekat. Oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Diana Rahmawati M. Si. dosen pengampu mata kuliah teori akuntansi.

2. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah memberikan

bantuan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dalam

rangka penyempurnaan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi semua pembaca.

Yogyakarta, 18 Februari 2015

Penulis

ii

Page 3: Teori akuntansi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

BAB III PENUTUP.........................................................................................................35

A. Kesimpulan..........................................................................................................35

B. Saran....................................................................................................................35

iii

Page 4: Teori akuntansi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

1

Page 5: Teori akuntansi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan adalah arah ke mana segala upaya, tindakan dan pertimbangan

dicurahkan. Oleh karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan

merupakan langkah yang paling krusial dalam perekayasaan akuntansi.

Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang

relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis dan susunan statement

keuangan. Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju

dan kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang

dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan informasional

pihak yang dituju. Pada gilirannya pihak yang dituju akan melakukan

tindakan atau mengambil keputusan yang mengarah ke pencapaian tujuan

pelaporan keuangan. Dengan demikian, diharapkan tujuan yang lebih luas

(tujuan ekonomi dan sosial negara) akan tercapai pula.

B. Pemakai dan Kepentingannya

Dalam suatu lingkungan negara, banyak pihak potensial yang dituju atau

berkepentingan dan kepentingan mereka sangat beragam. Beragam

kepentingan antara lain adalah pertanggungjawaban, kebermanfaatan

keputusan, riset keuangan dan pasar, penentuan tarif, penentuan pajak,

pengendalian sosial, pengendalian alokasi sumberdaya ekonomik dan

pengukuran kinerja entitas. Jadi, penentuan tujuan merupakan suatu proses

yang kompleks.

Masalah penyusunan tujuan adalah menentukan siapa yang dituju, apa saja

kepentingannya, seberapa luas (banyaknya) informasi yang diinginkan,

sumber informasi yang tersedia dan seberapa banyak informasi dapat dilayani

melalui statement keuangan. Karakteristik pemakai keuangan juga harus

dipertimbangkan dalam penentuan tujuan pelaporan keuangan. Karakteristik

2

Page 6: Teori akuntansi

pemakai antara lain kedudukan pemakai terhadap entitas pelapor dan tingkat

pengetahuan pemakai tentang bisnis dan ekonomi.

Dengan masalah di atas. Most (Accounting Theory: 147) menunjukkan dua

pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan informasi (pelaporan

keuangan), yaitu:

1. Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang

mempunya bermacam-macam kepentingan keputusan, atau

2. Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang

mempunyai kepentingan tertentu yang diketahui (diidentifikasi).

Dengan pendekatan 1) , pelaporan keunagan diarahkan untuk

menghasilkan satu set data (satu set statement keuangan) untuk berbagai

pemakai dan kepentingan. Pemakai menyusun dan mengolah kembali data

tersebut menjadi informasi yang relevan untuk keputusan dan

kepentingannya. Dengan kata lain, pemakai harus melakukan analisis untuk

menyerap informasi sematik yang ada dibalik data akuntansi. Pendekatan

inilah yang sekarang banyak ditempuh dan menghasilkan apa yang dikenal

dengan statement keuangan umum (general purpose financial statement).

Karena bersikap umum, seperangkat statement keuangan akan bersifat

ringkasan umum yang tidak terlalu rinci dengan konsekuensi bahwa

kepentingan spesifik atau kelompok tertentu harus dikorbankan. Walaupun

bersifat umum, masih perlu diidentifikasi kelompok yang dianggap menjadi

fokus atau sasaran informasi dengan harapan kelompok yang lain masih

dapat menumpang pakai (free rider) . Hal itu dilakukan untuk menentukan

apa yang dilaporkan atau apa isi seperangkat statement keuangan sehingga

manfaat dan relevansi informasi dapat dievaluasi. Yang dijadikan fokus

biasanya adalah kelompok dominan dalam kegiata ekonomi dan bisnis suatu

negara.

Bila fokus tidak ditentukan, perekayasaan akuntansi tidak dapat

menentukan isi, bentuk, dan susunan tatement keuangan dan akuntansi akan

3

Page 7: Teori akuntansi

menciptakan data akuntansi dasar dalam bentuk statistik keuangan.

Pendekatan ini sering disebut pendekatan basis data (database approach).

Pendekatan 2) berasumsi bahwa kebutuhan informasi dan model

pengambilan keputusan pemakai diketahui dengan pasti sehingga dapat

disusun berbagai statement/laporan khusus untuk melayani berbagai

keperluan pengambilan keputusan tiap kelompok pemakai. Dasar pikiran

pendekatan ini adalah “beda tujuan beda angka”. Sebagai konsekuensi,

seperangkat statement keuangan akan berisi berbagai jenis statement

keuangan rinci karena berbagai jenis atau model pengambilan keputusan

harus dilayani.

C. Aspek Sosial Tujuan Pelaporan

Sebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu negara harus

direkayasa sehingga tujuan sosial dan ekonomi negara tercapai. Tujuan

nasional dapat tercapai apabila kegiatan individual dengan berbagai motivasi

untuk mencapai tujuan individualnya juga memaksimumnkan tujuan negara.

Dengan kata lain, terjadi keselarasan antara tujuan/perilaku ekonomi

individual yang membentuk masyarakat dan tujuan ekonomik negara.

4

Page 8: Teori akuntansi

Bila akuntansi harus berperan dalam hal ini, maka tujuan pelaporan

keuangan harus dipertimbangkan dalam konteks tujuan kegiatan sosial atau

masyarakat dalam suatu negara. Bila tujuan masyarakat harus dicapai, tujuan

siapa yang harus dipertimbangkan? Berkaitan dengan ini, Bloom dan Elgers

(311:1995) mendeskripsikan tiga macam tujuan kegiatan sosial/masyarakat

dan implikasinya terhadap penentuan tujuan pelaporan keuangan, yaitu:

1. Tujuan Fungsional

Tujuan ini adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara

keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing

individual di dalamnya. Tujuan individual tidak dapat diamati

sedangkan tujuan fungsional dapat diidentifikasi dengan mengamati

konsekuensi-konsekuensi dari kegiatan masyarakat atau organisasi

yang nyatanya terjadi. Selain itu, tujuan fungsional juga dapat

erupakan konsekuensi-konsekuensi sebagai hasil ketetapan-ketetapan

atau harapan penguasa. Dengan demikian, tujuan fungsional

merupakan tujuan normatif yang menjadi pedoman dalam pembuatan

5

Page 9: Teori akuntansi

kebijakan di tingkat nasional atau organisasi. Sebagai kegiatan sosial,

tujuan fungsional akuntansi dapat terdiri atas satu atau beberapa tujuan

yang berkaitan. Walaupun tujuan/motif individual tidak dapat

diketahui/dipertimbangkan, diharapkan bahwa tujuan fungsional yang

ditetapkan selaras dengan sebagian atau bahkan seluruh tujuan

individual.

2. Tujuan Bersama

Tiap individu umumnya tidak mempunyai satu tujuan saja tapi

banyak. Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual

yang sama dengan tujuan individual lainnya. Kalau tujuan fungsional

disusun tanpa memeperhatikan tujuan-tujuan indvidual, tujuan

bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan

individual kemudian dipilih yang sama untuk dijadikan tujuan kegiatan

sosial.

Penentuan tujuan sosial akuntansi atas dasar tujuan bersama akan

merupakan proses yang sangat kompleks karena dalam kenyataannya

terdapat berbagai kelompok pemakai yang tujuan/motifnya berbeda

serta model pengambilan keputusan tiap kelompok pemakai atau

anggotanya juga sulit diidentifikasi.

3. Tujuan Kelompok Dominan

Bila tujuan dan model pengambilan keputusan semua individual

atau kelompok dapat diidentifikasi , tujuan beberapa individual atau

beberapa kelompok individual yang dominan dalam suatu kegiatan

masyarakat dapat dijadikan tujuan kegiatan sosial (dan ekonomik)

masyarakat bersangkutan. Kelompok atau grup dominan adalah

kelompok yang konsekuensi keputusan atau tindakannya

mempengaruhi secara kuat sema anggota masyarakat. Tujuan

kelompok non dominan menjadi tidak relevan atau dianggap terlalu

lemah untuk mempengaruhi kegiatan sosial. Kalau akuntansi sebagai

kegiatan sosial harus menentukan tujuan atas dasar kelompok

dominan, harapannya adalah sebagian tujuan-tujuan kelompok non

6

Page 10: Teori akuntansi

dominan ada yang selaras dengan dengan tujuan kelompok dominan.

Dengan demikian, kalau informasi akuntansi ditujukan kepada

kelompok dominan, kelompok non dominan dapat menjadi penumpan

pakai (free rider)

D. Perkembangan Tujuan Pelaporan Keuangan

Atas dasar aspek sosial di atas, tujuan pelaporan keuangan dalam profesi

akuntansi di Amerika mengalami evolusi. Perkembangan terjadi karena

pergeseran kesepakatan dalam siapa hal kelompok yang dituju, apa

kepentingannya dan seperti apa model pengambilan keputusan yang

digunakan.

Wolk, Tearney dan Dodd (2001, bab 6) mendeskripsi dan membahas

perkembangan tujuan pelaporan di Amerika mulai dari dokumen yang

dihasilkan Komite Eksekutif American Accounting Association (AAA)

berupa A Statement of Basic Accounting Theory hingga Conceptual

Framework. Di antara itu, diterbitkan pula dokumen yang membahas tujuan

pelaporan keuangan, yaitu Accounting Principles Board Statement No. 4 dan

Objectives of Financial Statements yang dihasilkan Trueblood Comitte.

Berikut dibahas secara ringkas:

1. Tujuan versi ASOBAT 151

Walaupun berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite eksekutif

AAA tidak secara spesifik mengidentifikasi pihak pemakai laporan

keuangan. Komite ini mendefinisi tujuan pelaporan keuangan dengan

menunjukkan manfaatnya untuk:

a. Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan

penggunaan sumberdaya (alam, fisis, manusia, dan finansial)

yang terbatas.

b. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan

manusia suatu organisasi secara efektif.

c. Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumberdaya yang

dipercayakan kepada manajemen.

7

Page 11: Teori akuntansi

d. Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian

sosial.

Dapat disimpulkan bahwa pemakai yang diarah dan tujuan di atas

adalah berbagai kelompok yaitu, manajemen, investor, kreditor,

pegawai, pemasok dan regulator walaupun tujuan sosial juga menjadi

perhatian sebagaimana terefleksi dalam tujuan keempat. Karena pihak

yang dituju tidak jelas, dapat dikatakan bahwa ASOBAT sebenernya

mendefinisi tujuan pelaporan atas dasar tujuan fungsional. Dapat

dikatakan demikian karena keefektifan pengelolaan sumber daya,

pertanggung jawaban kepengurusan (stewardship) sumber daya dan

tercapainya tu\juan-tujuan sosial merupakan konsekuensi-konsekuensi

yang diharapkan terjadi dari penggunaan informasi akuntansi oleh

kelompok pemakai tersebut.

2. Tujuan versi APB No. 4 152

Tujuan pelaporan keuangan yang dicanangkan dalam APB No. 4

secara umum dinyatakan sebagai berikut:

The basic purpose of financial accounting and financial statements is to

provide financial information about individual business enterprises that is

useful in making economic decisions.

APB No. 4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu tujuan umum (general

objectives) dan tujuan kualitatif (qualitative objectives). Tujuan di atas

merupakan tujuan umum yang dijadikan dasar untuk menentukan

kandungan informasi akuntansi (apa yang harus dilaporkan). Tujuan

umum ini dijabarkan lebih lanjut menjadi:

To present reliable financial information about enterprises resources and

obligations, economic progress, and other changes in resources and

obligations,

a. To present information helpful in estimating earnins potential,

b. To present other financial information needed by users, particulary

owners and creditors.

8

Page 12: Teori akuntansi

Tujuan tersebut akhirnya menjadi basis APB untuk menentukan

dan mendefinisi elemen-elemen pelaporan keuangan. APB menyadari

bahwa terdapat berbagai kelompok pemakai informasi akuntansi tetapi

APB mengarahkan pelaporan secara khusus ke investor (pemilik) dan

kreditor sebagai fokus. Jadi, dapat dikatakan bahwa APB

mengembangkan tujuan atas dasar tujuan kelompok dominan, dengan

kata lain, APB berusaha menghasilkan statement keuangan umum

dengan investor dan kreditor sebagai kelompok dominan. Tujuan

dalam APB No. 4 hampir sama dengan tujuan yang dideskripsi oleh

International Accounting Standards Comitte (IASC) dalam rerangka

konseptualnya yang diadopsi oleh IAI.

3. Tujuan versi Trueblood Comitte

Komite yang diketuai oleh Robert M. Trueblood dibentuk oleh

AICPA pada tahun 1971 mendapat tugas untuk menyempurnakan dan

mengembangkan tujuan pelaporan yang telah dihasilkan oleh APB.

Komite Trueblood menjabarkan tujuan APB No. 4 ke dalam dua belas

butir tujuan yang saling berkaitan secara hierarkis dengan

menunjukkan empat aspek yang melekat pada tiap tujuan yaitu:

informasi tentang apa, siapa yang dituju, untuk apa informasi

digunakan, serta hierarki tujuan dengan tujuan lainnya. Berikut ini

disajikan tabel tujuan pelaporan versi Komite Trueblood.

Butir Informasi

Tentang Apa

Siapa Dituju Untuk Apa Hierarki

1 Aspek

perusahaan yang

bermanfaat

Umum Keputusan

ekonomik

1

2 Kegiatan

ekonomik

perusahaan

Yang

menggantungkan

pada statement

keuangan dan

Keputusan

ekonomik

1.1

9

Page 13: Teori akuntansi

mempunyai

akses terbatas

untuk mendapat

informasi.

3 Aliran kas

potensial

Investor dan

kreditor

Prediksi,

komparasi

dan evaluasi

aliran kas dari

investasi dan

pinjaman

1.2

4 Daya melaba

(earning power)

Investor dan

kreditor

Prediksi,

komparasi

dan evaluasi

aliran laba

untuk

keputusan

investasi dan

kredit

1.2.1

5 Kemampuan

manajemen

Investor dan

kreditor

Keefektifan

manajemen

dalam

pengelolaan

sumber daya.

1.2.2

6 Deskripsi dan

analisis transaksi

dan kejadian

Investor dan

kreditor

Prediksi,

komparasi

dan evaluasi

daya melaba

1.2.2.1

7 Posisi keuangan Investor dan

kreditor

Prediksi,

komparasi

dan evaluasi

daya melaba

1.2.2.2

10

Page 14: Teori akuntansi

8 Laba periodik Investor dan

kreditor

Prediksi,

komparasi

dan evaluasi

daya melaba

1.2.2.3

9 Kegiatan

perusahaan

Investor dan

kreditor

Prediksi,

komparasi

dan evaluasi

daya melaba

1.2.2.4

10 Aspek

perusahaan

Umum Proses

prediktif

dalam

pengambilan

keputusan

1.3

11 Aspek organisasi

kepemerintahan

dan non laba

Umum,

pemerintah,

ivestor dan

kreditor.

Keefektifan

manajemen

dalam

pengelolaan

sumber daya

1.4

12 Kegiatan

perusahaan

tertentu.

Umum (publik) Dampak dan

peran sosial

perusahaan

1.5

Tujuan pelaporan yang diajukan oleh Komite Trueblood tidak jauh

berbeda dengan tujuan dalam ASOBAT maupun APB No. 4 kecuali

bahwa tujuan dalam laporan Komite Trueblood lebih rinci dan

mengidentifikasi aspek-aspek tujuan. Dua hal penting yang ditekankan

oleh komite ini adalah daya melaba (earnings power) dan elemen

aliran kas (cash flows). Tujuan pelaporan oleh Komite Trueblood ini

akhirnya menjadi basis penyusunan tujuan pelaporan dalam rerangka

konseptual yang dikembangangkan oleh FASB. Hal tersebut akan

dibahas berikut ini:

11

Page 15: Teori akuntansi

4. Tujuan Pelaporan Keuangan FASB

Sebagai suatu “konstitusi”, tujuan pelaporan keuangan merupakan

landasan penting dalam suatu rerangka konseptual. Perekayasaan

pelaporan keuangan dimulai dari penetapan tujuan pelaporan. Sama

dengan tujuan Komite Truebloo, FASB menyatakan secara umum

tujuan pelaporan yaitu “to provide information that is useful in making

business and economic decision”. Dengan tujuan ini tersirat bahwa

sasaran pelaporan adalah para pelaku dalam dunia bisnis dan

perekonomian suatu negara. FASB mendasarkan penyusunan tujuan

pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu bahwa:

a. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan

ekonomik, hukum, politis dan sosial tempat akuntansi

diterapkan.

b. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan

keterbatasan informasi yang dapat disampaikan melalui

mekanisme pelaporan keuangan.

c. Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari

terlalu umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak

pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan informasionalnya.

a. Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan

FASB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat

steril (immutable) dari lingkungan penerapan pelaporan

keuangan. Ini berarti bahwa tujuan pelaporan harus dikaitkan

dengan tujuan sosial dan ekonomik negara. Oleh karena itu,

tujuan pelaporan harus dikembangkan atas dasar sifat kegiatan

dan keputusan ekonomik yang para pemakai informasi terlibat

di dalamnya. Tujuan pelaporan FASB didasarkan atas

lingkungan ekonomik, hukum, politis dan sosial di Amerika.

Lingkungan penerapan akuntansi di Amerika diberi ciri sebagai

berikut:

12

Page 16: Teori akuntansi

1. Sistem ekonomi pasar yang maju (highly developed

exchange economy)

2. Sistem produksi, keuangan, dan perbankan yang

canggih

3. Pemisahan antara pemilikan san manajemen; kegiatan

perusahaan dijalankan melalui perusahaan/badan usaha

milik investor (investor owned business enterprisess)

4. Pasar modal sebagai sarana pemenuhan modal utama

selain lembaga keuangan

5. Pemilikan pribadi sumber ekonomi diakui dan

dilindungi pemerintah (private ownership is honored);

sumber daya produktif lebih banyak dikelola

swasta/pribadi dari pada oleh pemerintah dan

pemerintah bertindak sebagai regulator

6. Pemerintah membantu kegiatan bisnis dan ekonomik

dengan menyediakan informasi publik yang sebagian

berasal dari informas pelaporan keuangan yang

disediakan oleh tiap badan usaha

7. Reliabilitas atau kredibilitas informasi dalam pelaporan

keuangan dicapai melalui pengauditan oleh auditor

independen.

b. Karakteristik dan Keterbatasan Informasi

Pihak yang berkepentingan dengan operasi suatu badan

usaha membutuhkan berbagai informasi relevan tentang badan

usaha dan lingkungan bisnis dan ekonomik tempat

beroperasinya badan usaha. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh

karakteristik dan keterbatasan tentang jenis informasi yang

dapat disediakan. Karakteristik dan keterbatasan tersebut

adalah bahwa informasi yang disediakan melalui mekanisme

pelaporan keuangan:

13

Page 17: Teori akuntansi

1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan

dari pada dengan industri atau ekonomi secara

keseluruhan.

2. Lebih merupakaninformasi kuantitatif yang bersifat

pendekatan (approximation) dari pada hasil perhitungan

yang pasti

3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan

kejadian yang telah terjadi (historis)

4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang

dibutuhkan oleh merka yang mengambil keputusan

tentang badan usaha

5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau

melibatkan kos (cost) sehingga pertimbangan kos-

manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan

Keterbatasan di atas lebih bersifat umum dan inheren dalam

pelaporan keuangan di tiap lingkungan tertentu tidak hanya

terjadi di Amerika. FASB mengajukan keterbatasan tersebut

sebagai bagian dari argumen atau landasan dasar dalam

menetapan tujuan pelaporan.

c. Fokus atau Cakupan Informasi

Walaupun manajemen juga merupakan piak yang

berkepentingan dengan informasi tentang badan usaha yang

dikelolanya, FASB membatasi tujuan pelaporan untuk

kepentingan pelaporan kepada pihak eksternal dalam bentuk

pelaporan keuangan umum (general purose external financial

reporting). Bila semua pemakai potensial harus dipenuhi

kebutuhan informasionalnya, perlu diidentifikasi tujuan

bersama (common objectives). FASB berusaha mencaoai hal

tersebut tetapi FASB menyadari bahwa tujuan bersama tidak

mungkin diidentifiksi sehingga FASB lebih mendasarkan

14

Page 18: Teori akuntansi

tujuan pelaporan atas dasar tujuan kelompok dominan yang

dalam hal adalah investor dan kreditor. Pertimbangan atau

penalaran FASB untuk memfokuskan pelaporan pada

pelaporan keuangan umum diuraikan berikut ini.

1. Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan para

pemakai eksternal yang tidak mempunyai autoritas

untuk menentukan atau akses untuk memperoleh

informasi yang mereka perlukan sehingga mereka harus

menggantungkan diri pada informasi yang disampaikan

oleh manajemen kepada mereka.

2. Oleh karena itu, tujuan pelaporan disususn atas dasar

gagasan bahwa kemampuan perusahaan untuk

menciptakan aliran kas yang menguntungkan

merupakan fokus atau kepentingan umum/bersama

(common interest) dari berbagai pemakai informasi.

Dengan kata lain, meskipun lingkup tujuan pelaporan

harus cukup luas, berbagai pemakai dianggap banyak

berkepentingan dengan keputusan investasi dan kredit.

3. Tjuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi

luas untuk melayani keputusan investasi dan kredit

bukan hanya dengan informasi yang dapat dituangkan

dalam bentuk statement keuangan. Dengan kata lain,

tujuan pelaporan lebih diarahkan untuk pelaporan

keuangan (financial reporting) dan tidak hanya untuk

statement keuangan (financial statements)

d. Isi Tujuan Pelaporan

Tiga aspek landasan pikiran di atas, yaitu konteks

lingkungan, keterbatasan dan fokus pelaporan, menjadi

pertimbangan FASB untuk merumuskan tujuan pelaporan

keuangan sebagai salah satu komponen rerangka konseptual.

Tujuan tersebut ditangkan dalam bentuk SFAC No. 1. Tiga

15

Page 19: Teori akuntansi

rumusan tujuan utama pelaporan keuangan adalah sebagai

berikut:

1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang

bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai

lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat

keputusan-keputusan investasi, kredit dan semacamnya

yang rasional. Informasi harus terpahami bagi mereka

yang mempunyai pengetahuan yang memadai tentang

berbagai kegiatan bisnis dan ekonomi dan bersedia

untuk mempelajari informasi dengan cukup tekun.

2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi

untuk membantu para investor dan kreditor dan

pemakai lain, baik berjalan maupun potensial dalam

menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan

ketidakpastian penerimaan kas mendatang (prospective

cash receipts) dari dividen atau bunga dan pemerolehan

kas (proceeds) mendatang dari penjualan, penebusan

atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman. Dengan

cara lain, pelaporan keuangan harus menyediakan

informasi tentang sumber daya ekonomik suatu badan

usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut

(kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya

ekonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik), dan

akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang

mengubah sumber daya badan usaha dan klaim

terhadap sumber daya tersebut.

E. Isi Tujuan Pelaporan

Tujuan utama pelaporan keuangan dalam rerangka konseptual FASB;

16

Page 20: Teori akuntansi

1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi

para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun

potensial, dalam membuat keputusan-keputusan investasi, kredit, dan

semacamnya yang rasional. Informasi harus terpahami bagi mereka yang

mempunyai pengetahuan mamadai tentang berbagai kegiatan bisnis dan

ekonomik dan bersedia untuk memperlajari informasi dengan cukup

tekun.

2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para

investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial,

dalam menilai (assesing) jumlah, saat terjadi, dan ketapastian penerimaan

kas mendatang (prospective cash receipt) dari deviden atau bunga dan

pemerolehan kas (proceeds) mendatang dari penjualan, penebusan, atau

jatuh temponya sekuritas atau pinjaman. Dengan cara lain,

pelaporankeuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para

investor dan kreditor dan pemakai lain dalam menilai (assesing) jumlah,

saat terjadi, dan ketakpastian aliran kas bersih ke badan usaha

bersangkutan.

3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya

ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut

(kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke

entitas lain dan ekuitas pemilik), dan akibat-akibat dari transaksi,

kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan

klaim terhadap sumber daya tersebut.

F. Teori dibalik Tujuan Pelaporan FASB

Akuntansi akan mempunyai peran penting yang nyata dalam kehidupan

sosial dan ekonomi kalau informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dapat

mengendalikan perilaku pengambil keputusan ekonomik untuk bertindak

menuju suatu pencapaian tujuan sosial dan ekonomik negara. Salah satu

tujuan ekonomik negara adalah alokasi sumber daya ekonomik secara

ekonomik sehingga sumber ekonomik yang menguasai hajat hidup orang

banyak dapat dinikmati masyarakat secara optimal. Kebijakan pemerintah

17

Page 21: Teori akuntansi

(dalam bentuk undang-undang atau peraturan) yang secara langsung

mempengaruhi perilaku pengambil keputusan ekonomik jelas merupakan

faktor penting dalam alokasi sumber daya ekonomik. Jadi, akuntansi hanyalah

merupakan salah satu wahana untuk pengendalian alokasi tersebut. Oleh

karena itu, tujuan pelaporan keuangan dalam suatu negara harus direkayasa

dengan cermat dan penuh kesadaran akan tujuan ekonomik masyarakat.

G. Tujuan Pelaporan Entitas Non bisnis

1. Tujuan Utama

a. Pelaporan keuangan organisasi non bisnis harus menyediakan

informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain,

baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan

rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut.

2. Tujuan-tujuan spesifik

b. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu

para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial,

dalam menilai (assesing) jasa-jasa yang disediakan organisasi dan

kemampuannya untuk terus menyediakan jasa-jasa tersebut.

c. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat

bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun

potensial, dalam menilai (assesing) bagaimana para manajer

organisasi non bisnis telah melaksanakan tanggung jawab

kepengurusannya dan aspek-aspek lain kinerjanya.

d. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber

daya, kewajiban, dan sumberdaya (aset) bersih organisasi, da akibat-

akibat dari transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber

daya dan hak atas sumber daya tersebut.

e. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja

organisasi selama satu periode. Pengukuran periodik perubahan-

perubahan jumlah dan sifat aset bersih organisasi nonbisnis dan

informasi tentang upaya-upaya dan hasil jasa (servis efforts and

18

Page 22: Teori akuntansi

accomplishment) organisasi secara bersama menunjukkan informasi

yang paling bermanfaat dalam menilai kinerja organisasi.

f. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana

organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid

lain, tentang pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang

dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.

g. Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan penjelasan dan

interpretasi interpretasi untuk membantu para pemakai memahami

informasi keuangan yang disediakan.

Pada mulanya, FASB mempertimbangkan organisasi-organisasi berikut

sebagai nonbisnis :

1. Unit-unit kepemerintahan (state and goevermental units)

2. Organisasi amal dan keagamaan

3. Institusi sosial

4. Organisasi swasta non profit

Klasifikasi Organisasi dan Jurisdiksi Pelaporan Keuangan

FASB GASB GAC

federalpusat/daerah

Semua organisasi

organisasi bisnis organisasi non bisnis

non kepemerintahan kepemerintahan

FASB mengidentifikasi ciri-ciri non bisnis (non business characteristics)

yang menjadikan tujuan pelaporan organisasi non bisnis berbeda dengan

organisasi bisnis. Ciri-ciri tersebut adalah (SFAC No. 4, prg 6):

1. Penerimaan sumber ekonomik yang cukup besar dari penyedia dana

yang tidak mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang

proporsional dengansumber ekonomik yang diserahkan.

19

Page 23: Teori akuntansi

2. Tujuan operasi selain menyediakan/menjual barang dan jasa untuk

mendatangkan laba tau setara laba.

3. Tidak terdapatnya hak pemilikan dengan proporsi tertentu/pasti yang

dapat dijual, dipindahtangankan, atau ditarik, atau yang mengandung

hak yuridis atas bagian dari sisa kekayaan dalam hal organisasi

dilikuidasi/dibubarkan.

H. Karakteristik Kualitatif Informasi

Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erta kaitannya

dengan masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan

keputusan bagi pihka pemakai yang dituju. Kebermanfaatan (usefulness)

merupakan suatu karakteristik yang hanya yang hanya dapat ditentukan

secara kualitatif dalam hubungannya dnegan keputusan, pemakai, dan

keyakinan pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu, kriteris ini secara

umum disebut karakteristik kualitatif (qualitative characteristics) atau

kualitas (qualities) informasi akuntansi.

Informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut berpaut dengan

keputusan yang menjadi sasaran informasi. Informasi akan bermanfaat kalau

informasi tersebut dipahami dan digunakan oleh pemakai. Informasi juga

akan bermanfaat kalau pemakai mempercayai informasi tersebut. Oleh karena

itu, dalam mengidentifikasidan menetapkan karakteristik kualitatif informasi,

FASB harus mendasarkan diri pada tiga gagasan tersebut dan mengaitkannya

pada proses penalaran dan pertimbangan (judment) oleh penyusun standar

atau penyusun statment (manajemen) dalam memilih alternatif atau kebijakan

akuntansi. Pertimbangan dalam menentukan kebijakan akuntansi adalah

sebagai berikut:

Pertimbangan 1 berkaitan dengan masalah siapa yang dituju dan

bagaimana kedudukan yang dituju terhadap organisasi atau badan usaha.

Dalam hal ini yang dituju adalah investor, kreditor dan pemakai lain yang

tidak mempunyai akses informasi kecuali dari statemen keuangan. Pemakai

informasi akuntansi (users of accounting information) menjadi pertimbangan

penting apakah suatu informasi harus disediakan dalam pelaporan keuangan.

20

Page 24: Teori akuntansi

Pertimbangan 2 berkaitan dengan aspek karakteristik dan keterbatasan

informasi yang melandasi tujuan pelaporan keuangan. Aspek ini adalah

bahwa penyediaan dan penggunaan informasi memerlukan atau melibatkan

kos. Pelaporan keuangan tidak dapat menyediakan segala informasi karena

informasi merupakan barang ekonomik. Makin banyak jenis dan kuantitas

informasi yang dianggap bermanfaat makin besar pula kos untuk meyediakan.

Informasi akan dipertimbangkan untuk masuk ke dalam pelaporan keuangan

kalau manfaatnya melebihi kos penyediaan. Kos-manfaat (benefit>cost)

merupakan kendala atau batas umum (pervasive constraint) untuk meyaring

pertama kali masuknya informasi ke dalam perlaporan keuangan (terutama

via statemen keuangan).

Proses pertimbangan penentuan kebijakan akuntansi

21

Page 25: Teori akuntansi

1

2

Ya

3

Ya

4

Ya

5

Ya

6

Atas dasar tujuan pelaporan,apakah suatu informasi tentang

suatu objek perlu disediakan kepada para pemakai?

Apakah manfaat informasi melebihi kos penyediaan?

Apakah pemakai mampu mencerna informasi tersebut?

Apakah pemakai akan menggunakan informasi

tersebut?

Apakah informasi tersebut mempengaruhi keputusan?

Apakah dilaporkan via statemen keuangan atau media

pelaporan yang lain?

1. Nilai Informasi

22

Page 26: Teori akuntansi

Informasi dikatakan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan)

apabila informasi tersebut:

a. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di

masa lalu, sekarang atau masa datang.

b. Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas

terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian.

c. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.

Hierarki kualitas Informasi AkuntansiPENGAMBIL KEPUTUSAN DAN KARAKTERISTIKNYA

KETEPATWAKTUAN

TERMASUK KATAATASAAN

KEBERPAUTAN

MATERIALISTAS

BENEFIT>KOS

KETERPAHAMAN

KEBERMANFAATAN KEPUTUSAN

KETERANDALAN

KETERUJIAN KETEPATAN PENYIMPULAN

KENETRALAN

KETERBANINGAN

NILAI BALIKAN

NILAI PREDIKTIF

2. Keterpahaman (Understandingbility)

Keterpahaman adalah kemampuan informasi untuk dapat dicerna

maknanya oleh pemakai. Dua faktor mempengaruhi keterpahaman

informasi yaitu pemakai dan informasi itu sendiri. FASB mengandung

informasi se\bagai alat atau perkakas. Alat akan bermanfaat bagi pemakai

kalau memang alat tersebut alat yang cocok atau teat dan pemakai bersedia

untuk belajar mengenai kemampuan dan cara kerja alat tersebut.

Betapapun canggihnya, suatu alata tidak akan bermanfaat kalau pemakai

tidak mengetahui gunanya. Sebaliknya, alat yang jelas diketahui unanya

menjadi tidak terpakai lantaran pemakai tidak tahu dan tidak bersedia

belajar cara menggunakannya.

3. Keberpautan

23

Page 27: Teori akuntansi

Kaberpautan atau kerelevanan adalah kemampuan informasi untuk

membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif keputusan

sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Bila

dihubungkan dengan tujuan pelaporan keuangan, keberpautan adalah

kemampuan informasi untuk membantu investor, kreditor, dan pemakai

lain dalam menyusun prediksi-prediksi tentang beberapa munculan

(outcomes) dari kejadian masa lalu sekarang, dan masa datang atau dalam

mengkonfirmasi ketidakpastian suatu keputusan yang telah dibuat

sehingga keputusan tersebut tetap dipertahankan atau diubah.

4. Nilai Prediktif (Predictive Value)

Sebagai unsur keberpautan, nilai prediktif adalah kemampuan

informasi untuk membantu pemakai dalam meningkatkan probabilitas

bahwa harapan-harapan pemakai akan muncul/hasil (outcomes) suatu

kejadian masa lalu atau datang akan terjadi. Nilai prediski di sini adalah

jenis dan sifat informasi yang menjadi masukan dalam proses prediktif.

Dengan kata lain, nilai prediksi adalah kemampuan informasi dalam

memperbaiki kemampuan atau kapasitas pembuat keputusan untuk

melakukan prediksi. Dari segi apa yang harus disajikan, informasi

akuntansi mempunyai nilai prediksi karena menjadi masukan bagi modal

pengambilan keputusan.

5. Nilai Balikan (Feedback Value)

Sebagai unsur keberpautan, nilai balikan adalah kemampuan informai

untuk membantu pemakai dalam mengkonfirmasi dan mengkoreksi

harapan-harapan pemakai di masa lalu. Jadi, nilai balikan adalah

kemampuan informasi untuk dijadikan basis mengevaluasi apakah apakah

keputusan masa lalu adalah tepat dengan datangnya informasi tersebut.

Sebagai contoh, informasi dalam statemen keuangan mempunyai nilai

balikan kalau investor dapat mengevaluasi bahwa harga saham dan laba

saat statemen diterbitkan dengan sesuai yang diprediksi sebelumnya.

24

Page 28: Teori akuntansi

6. Ketepatwaktuan (Timeliness)

Sebagai aspek pendukung keberpautan, ketepatwaktuan adalah

tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan

sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi

keputusan. Tersedianya informasi lama setelah suatu kejadian yang

memerlukan tanggapan atau keputusan berlalu menjadikan informasi

tersebut tidak mempunyai nilai lagi. Secara sendiri, ketepatwaktuan tidak

membut informasi menjadi berpaut tetapi kurangnya ketepatwaktuan

dapat menyita keberpautan yang melekat pada informasi. Dalam hal

tertentu, mengejar keberpautan dan ketepatanwaktuan untuk mencapai

kebermanfaatan harus dibarengi dengan mengorbankan kualitas lain yaitu

keakuratan/presisi atau keterandalan. Jadi, terdapat saling korban (trade-

off) antara ketepatanwaktuan dan keakuratan/reliabiltas untuk

mendapatkan kebarmanfaatan.

7. Keandalan (Realiability)

Keandalan adalah kemampuan informasi untuk memberikan

keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Informasi akan

mempunyai nilai yang tinggi kalau pemakai mempunyai keyakinan yang

tinggi terhadap kebanaran informasi.

8. Ketapatan Penyimbolan (Representational Faithfulness)

Ketepatan penyimbolan adalah kesesuaian atau kecocokan antara

pengukur atau deskripsi (representasi) dan fenomena yang diukur atau

dideskripsi. Dalam akuntansi, fenomena yang ingin direpresentasi adalah

kondisi fisis, kondisi keuangan, dan kegiatan ekonomik badan usaha

berupa sumber ekonomik, kewajiban keuangan, dan transaksi atau

kejadian yang mengubah sumber ekonomik dan kewajiban tersebut.

Ketepatan penyimbolan dalam akuntansi menyangkut dua hal yaitu

ketepatan deskripsi atau definisional (misalnya aset, kas, piutang, dan

kewajiban) dan validitas pengukuran.

25

Page 29: Teori akuntansi

9. Keterujian (Verifiability)

Sebagai unsur keterandalan, keterujian adalah kemampuan informasi

untuk memberi keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena

tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen

ketepatan peyimbolan. Secara ringkas, keterujian (verifiabilitas) adalah

kemampuan untuk meyakinkan bahwa informasi merepresentasi  apa

yang dimaksudkan untuk direpresentasi sesuai dengan konsensus atau

bahwa cara pengukuran yang dipilih telah diaplikasi tanpa kesalahan atau

bias.

10. Kenetralan (Neutrality)

Sebagai unsur sekunder keterandalan, kenetralan adalah

ketidakberpihakan pada grup tertentu atau ketakberbiasan dalam

perlakuan akuntansi. Ketakberbiasan berarti bahwa informasi disajikan

tidak untuk mengarahkan grup pemakai tertentu agar bertindak sesuai

dengan keinginan penyedia informasi atau untuk

menguntungkan/merugikan grup pemakai tetentu atau untuk menghindari

akibat/konsekuensi tertentu bagi sekelompok pemakai.

11. Keterbandingan (Comparability)

Keterbandingan merupakan unsur tambahan yang menjadikan

informasi bermanfaat. Keterbandingan adalah kemampuan informasi

untuk membantu para pemakai mengidentifikasi persamaan dan

perbedaan antara dua perangkat fenomena ekonomik. Informasi tentang

suatu badan usaha akan bertambah tingkat kebermanfaatannya bila ia

dapat dibandingkan dengan informasi yang serupa. Jadi kebermanfaatan

informasi tentang suatu objek akan meningkat jika informasi tersebut

dibandingkan dengan suatu patok duga (benchmark).

Dua hal atau lebih dapat dibandingkan kalau mereka mempunyai

beberapa karakteristik bersama sebagai basis perbandingan. Contohnya

adalah asset, pertumbuhan, ukuran dan lain sebagainya. Perbandingan

biasanya dengan menilai/mengukur karakteristik bersama tersebut secara

kuantitatif. Perbandingan akan bermakna hanya jika kuantitas

26

Page 30: Teori akuntansi

karakteristik bersama dihasilkan dengan dasar, standar, prosedur, atau

metode yang sama. Dalam akuntansi, bukan hanya unit pengukur yang

sama yang disyaratkan melainkan juga definisi yang sama tentang suatu

objek. Artinya, pengertian laba bagi perusahaan  satu harus sama dengan

pengertian laba bagi perusahaan lain yang dibandingkan.

12. Materialitas (Materiality)

Tidak semua informasi disajikan dalam laporan keuangan, hal ini

disebabkan oleh  pertimbangan bahwa investor tidak tertarik pada

informasi yang tidak berpengaruh terhadap keputusannya atau karena

jumlah rupiah informasi akuntansi terlalu kecil untuk mempengaruhi

keputusan. Oleh karena itu, diperlukan batas bawah untuk menyaring

informasi mana yang dianggap penting dan tidak, sehingga perlu diakui

atau tidak. Penting tidaknya informasi biasanya dievaluasi atas dasar

besar-kecilnya jumlah rupiah (magnitude) objek informasi dibandingkan

dengan jumlah rupiah objek keputusan. Pada umumnya, hal ini diukur

secara kuantitatif. Ambang batas (threshold) kuantitatif untuk menyaring

informasi untuk diakui adalah materialitas.

Materialitas adalah besar-kecilnya atau magnitude suatu penghilangan

atau penyalahsajian informasi akuntansi yang menjadikan besar

kemungkinan bahwa pertimbangan seorang bijaksana yang

mengandalkan diri pada informasi tersebur berubah atau terpengaruh

oleh penghilangan/pengabaian atau penyalahsajian tersebut. Untuk

menjadi material, mangnituda informasi harus dievaluasi bersamaan

dengan kondisi-kondisi yang melingkupi informasi tersebut.

13. Keterpautan dan Keterandalan

Keterpautan dan keterandalan keduanya harus melekat pada suatu

informasi  agar informasi tersebut bermanfaat. Kebermanfaatan akan

hilang kalau salah satu karakteristik tidak ada. Karakteristik ini juga

menjadi criteria yang keduanya harus dipenuhi dalam pengakuan

informasi untuk disajikan dalam laporan keuangan. Karena para pemakai

yang berbeda mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang berbeda,

27

Page 31: Teori akuntansi

dalam kondisi tertentu bobot yang diletakkan pada tiap kerakteristik juga

berbeda-beda. Sehingga di sini terjadi saling korban antara keberpautan

dan keterandalan.

Setelah batas atas (benefit > kos) dilewati dan informasi cukup

material, ambang keterandalan minimal harus ditetepkan dengan cukup

wajar sehingga laporan keuangan tetepa berisi informasi yang cukup

layak berpaut dengan keputusan para pemakai. Dengan demikian,

laporan keuangan tetap bermanfaat, dan keberpautan juga merupakan

criteria pengakuan suatu pos untuk masuk sebagai elemen laporan

keuangan.

I. Elemen-Elemen Laporan Keuangan

Elemen laporan keuangan adalah makna (meaning) atau konstruk yang

sengaja ditentukan dalam perekayasaan akuntansi untuk menyimbolkan atau

merepresentasi realitas kegiatan usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat

membayangkan realitas kegiatan tersebut secara keuangan tanpa harus

menyaksikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut. Kegiatan badan usaha di

sini meliputi kondisi fisis dan nonfisis serta proses ekonomik badan usaha.

Bila laporan keuangan dianalogi dengan peta jalan, gambar jalan, lebar

gambar jalan, arah, nam jalan, dan jembatan yang tercetak dalam peta

merupakan elemen-elemen fenomena atau realitas fisis jalan dalam wilayah

yang dipetakan. Agar orang yang melakukan perjalanan tidak tersesat, maka

informasi jalan dalam peta harus terandalkan, dan harus berpaut dengan tujuan

pembuatan peta. Peta pariwisata, peta demografi, atau peta geologi jelas akan

berbeda dengan peta jalan.

Elemen laporan keuangan merupakan bahan pembentuk informasi

semantik yang dikandung laporan keuangan. Informasi semantic terdiri atas

elemen (objek), ukuran (size), dan hubungan (relationship). Jadi elemen-

elemen laporan keuangan harus ditentukan atas dasar informasi semantik yang

ingin disampaikan dalam pelaporan keuangan. Dengan kata lain, tujuan

28

Page 32: Teori akuntansi

pelaporan keuangan menentukan informasi semantik yang harus disajikan dan

akhirnya menentukan banyaknya elemen laporan keuangan.

Informasi semantik harus mencakupi :

1. Posisi keuangan

2. Kemampuan menghasilkan laba

3. Kinerja manajemen

4. Pertanggungjawaban manajemen

Elemen – elemen yang harus disajikan untuk mempresentasikan informasi

semantik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Aliran kas bersih masa dating ke badan usaha

2. Sumber daya ekonomik badan usaha

3. Klaim terhadap sumber ekonomik tersebut dari :

a. Entitas atau badan usaha lain

b. Pemilik

c. Perubahan elemen di atas akibat transaksi, kejadian, atau keadaan

Ada tiga jenis perubahan akibat transaksi, kejadian, atau keadaan, yaitu:

1. Perubahan yang tidak mempengaruhi ekuitas

2. Perubahan yang mempengaruhi ekuitas dan elemen lain

3. Perubahan yang hanya mempengaruhi ekuitas

J. Pengertian Dasar

Untuk memahami konsep-konsep dalam komponen rerangka konseptual

ini, perlu dipahami beberapa pengertian dasar yang terkandung dalam

rerangka ini.

1. Saat Pengukuran

Ditinjau dari saat pengukuran, terdapat dua saat penting yaitu

pengukuran pada saat pengakuan mula-mula (at initial recognition) dan

pada berbagai saat atau periode sesudah pengakuan mula-mula yang

disebut dengan pengukuran baru mulai (fresh start).

Pengukuran saat pengakuan mula-mula adalah pengukuran pada

saat suatu elemen atau pos timbul dan dicatat pertama kali akibat

transaksi, kejadian, atau keadaan. Penentuan dan pencatatan jumlah

29

Page 33: Teori akuntansi

rupiah yang melekat pada suatu mesin pada saat diperoleh merupakan

contoh pengukuran ini.

Sedangkan pengukuran baru mulai adalah pengukuran dalam

periode-periode setelah pengakuan mula-mula untuk menenetukan jumlah

rupiah bawaan (carying value) baru yang tidak berkaitan dengan jumlah-

jumlah rupiah sebelumnya (misalnya kos historis atau atribut pengukuran

lain yang telah tercatat dalam sistem akuntansi).

2. Penentuan Aliran Kas Masa Datang

Pengukuran atribut suatu pos atau elemen saat ini dapat didasarkan atas

aliran kas masa datang. Aliran kas masa datang  umumnya harus

diestimasi. Ada beberapa dasar penentuan jumlah rupiah kas masa datang.

3. Taksiran atau Estimat Terbaik (Best Estimate) adalah jumlah rupiah

tunggal yang paling boleh jadi (most-likely) dalam suatu kisar/rentang

beberapa jumlah rupiah estimasian yang mungkin terjadi. Dalam

statistika, jumlah rupiah ini merupakan modus suatu distribusi variabel.

4. Aliran Kas Estimasian (Estimated Cash Flow) adalah jumlah rupiah

tunggal yang akan diterima atau dibayar di masa datang. Penerimaan atau

pembayaran dalam aliran kas estimasian  dapat terdiri atas beberapa

jumlah rupiah tunggal.

5. Aliran Kas Harapan (expected Cash Flow) adalah gunggung (sum)

beberapa jumlah rupiah berbobot probabilitas (probability-weighted

amounts) dalam suatu kisar rupiah estimasian yang mungkin terjadi.

Dalam statistika, angka ini merupakan mean atau rata-rata berbobot.

6. Nilai Sekarang Aliran Kas Masa Datang

Menggunakan nilai sekarang dan aliran kas masa datang dalam

pengukuran memerlukan pemahaman tentang dua pengertian dasar

berikut.

7. Nilai sekarang (Present value) adalah pengukur sekarang aliran kas

masuk atau keluar masa datang. Pengukur ini adalah aliran kas masa

datang didiskun pada tingkat bunga tertentu selama beberapa periode

antara sekarang dan saat tibanya aliran kas estimasian.

30

Page 34: Teori akuntansi

8. Nilai Sekarang Harapan (Expected Present Value) adalah gunggung

beberapa nilai sekarang berbobot probabilitas suatu kisar aliran kas

estimasian yang mungkin terjadi, yang semuanya didiskun dengan tingkat

bunga yang sama.

9. Nilai wajar (Fair Value) adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk

suatu objek dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak 

bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan. Niali wajar suatu aset (atau

kewajiban) dapat dibeli (atau terjadi/disepakati) atau dijual (atau dilunasi)

dalam suatu transaksi antara pihak berkehendak, yaitu bukan dari

penjualan paksaan atau likuidasi.

1. Tujuan Nilai Sekarang dalam Pengukuran

Tujuan penggunaan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi

adalah untuk menangkap/merefleksi sedapat mungkin perbedaan

ekonomik antara sehimpunan aliran kas masa datang dan untuk

mengestiamsi niali wajar. Nilai sekarang akan mampu membedakan

beberapa aliran kas yang tampak sama besarnya.

Pengukuran atas dasar nilai sekarang aliran kas masa datang akan

menghasilkan informasi yang lebih berpaut daripada pengukuran yang

didasarkan atas aliran kas yang tidak didiskon. Nilai sekarang dapat

menangkap perbedaan ekonomik antaraliran kas kalau unsur-unsur berikut

dipertimbangkan. (SFAC No. 7prg. 23):

a. Suatu estimate aliran kas masa datang atau, dalam beberapa kasus

yang kompleks, serangkaian aliran kas masa datang yang tiba pada

saat berbeda.

b. Harapan-harapan tentang variasi yang mungkin terjadi dalam jumlah

dan saat tibanya aliran kas tersebut.

c. Nilai waktu yang ditunjukkan dengan oleh bunga bebas resiko.

31

Page 35: Teori akuntansi

d. Harga atau nilai penanggungan risiko atau ketidakpastian yang

melekat pada aset atau kewajiban.

e. Faktor-faktor lain termasuk likuiditas dan ketaksempurnaan pasar.

Pengukuran akuntansi umumnya didasarkan pada jumlah rupiah bentukan

pasar yang teramati (observablemarketplace-determined amount) seperti

kas yang diterima/dibayar dalam jual-beli suatu aset. Jumlah rupiah ini

lebih terandalkan dan lebih efisien ditentukan daripada jumlah rupiah

pengukuran yang menggunakan aliran kas masa datang. Tujuan nilai

sekarang dalam pengukuran pada saat pengkuan mula-mula dan saat baru

mulai adalah untuk mengestimasikan nilai wajar.

Nilai wajar menjadi sasaran pengukuran dengan nilai sekarang karena

pengukuran nilai wajar menangkap secara penuh kelima unsur diatas.

FASB juga membahas pengukuran alternatif yaitu : Pengukuran nilai

terpakai (value-in-use) atau specifik-entitas (entity-specific), penyelesaian

efektif (effective-settlement), dan akumulasi kos(cost-accumulation) atau

akrual kos (cost-accrual). FASB berargumen bahwa ketiga pengukuran

tersebut tidak cukup lengkap atau penuh menangkap kelima unsur

diatas.Jadi, bila tidak terdapat harga pasar, nilai sekarang dapat digunakan

untuk menetukan nilai wajar.

K. Prinsip-Prinsip Umum

Prinsip-prinsip umum yang menjadi pedoman penerapan nilai sekarang

dalam mengukur aset dan kewajiban adalah :

1. Sedapat-dapatnya, aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus

merefleksi asumsi-asumsi tentang kejadian dan ketidakpastian masa

datang yang dipertimbangkan dalam memutuskan apakah memperoleh

atau tidak suatu transaksi tunai yang bebas.

2. Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskon aliran kas harus

merefleksi asumsi-asumsi yang konsisten dengan asumsi-asumi yang

32

Page 36: Teori akuntansi

melekat pada aliran kas estimasian agar pengaruh asumsi tidak berganda

atau malahan terabaikan.

3. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan faktor

yang tidak berkaitan dengan aset atau kewajiban yang bersangkutan.

4. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan

yang mungkin terjadi (possible outcomes) daripada jumlah rupiah tunggal

paling boleh jadi, minimum, atau maksimum.

L. Manfaat dan Keterbatasan Model

Sebagai suatu model, rerangka konseptual (RK) versi FASB di ata

mempunyai manfaat sebagai sumber acuan untuk mengembangkan hal yang

sama untuk lingkungan(negara) yang lain. Karena konteks lingkungan yang

berbeda, RK yang dikembangkan untuk tiap negara dapat sama atau berbeda

bahkan harus berbeda dengan model yang dijadikan acuan.

M. Pengaruh RK FASB

Dalam kenyataanya, RK FASB mempunyai pengaruh (dampak) yang

besar dalam memicu dam melandasi pengembangan RK di beberapa negara

lain pada periode pengembangan atau pada periode setelah RK FASB selesai.

Berbagai organisasi profesi dan badan pemerintah yang berusaha untuk

mengembangkan rerangka untuk negaranya masing-masing. Organisasi

profesi tersebut adalah :

1. Australian Accounting Research foundation (AARF)

2. International Accounting Standards Committee (IASC)

3. Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA)

4. Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW)

5. (UK) Accounting Standards board (UK ASB)

33

Page 37: Teori akuntansi

Dokumen Kebijakan

RK merupakan dokumen kebijakan atau politis. Oleh karena itu, bukan

merupakan teori ilmiah. Sebagai dokumen  kebijakan, proses penyusunannya

melibatkan perdebatan atau argumen yang keputusan akhirnya dalam

beberapa kasus melibatkan pemungutan suara. RK FASB penuh dengan

muatan nilai-nilai yang dianut dalm konteks lingkungan Amerika (value-

laden). Validitas RK harus diuji atas dasar keefektifannya sebagai alat dan

bukan atas dasar kriteriakebenaran atau dasar kriteria kebenaran atau validitas

ilmiah.

Karena bersifat deduktif-normatif, proses perekayasaan dan penalaran itu

sendiri bebas nilai adalah konteks lingkungan dan parameter yang

dipertimbangkan dalam proses penalaran. Di Indonesia sudah berkembang

organisasi-organisasi syariah yang bergerak dalam bidang bisnis dan

nonbisnis. Proses penalaran dalam penyusunan RK FASB dapat dijadikan

model untuk mengembangkan RK untuk organisasi tersebut tentu saja dengan

memasukkan parameter-parameter yang berpaut/relevan.

34

Page 38: Teori akuntansi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rerangka konseptual versi FASB merupakan suatu model hasil perkayasaan

yang dapat dijadikan acuan penalaran untuk pengembangan rerangka acuan

baru untuk konteks lingkungan yang berbeda. Model ini dipilih karena

rerangka ini merupakan model pertama yang disusun dan memuat secara

lengkap penjelasan, penalaran, dan argumen sehingga sosok untuk bahan

pembelajaran dan pendidikan teori akuntansi.

RK FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu tujuan pelaporan

(bisnis dan non bisnis), karakteristik kualitatif informasi, elemen statemen

keuangan, dan pengukuran pengakuan (termasuk penggunaan nilai sekarang).

Rerangka ini merupakan kulminasi dari upaya-upaya sebelumnya oleh

berbagai badan dan komite mulai dari Komite Eksekutif AAA sampai Komite

Trueblood. Komponen-komponen tersebut berkaitan secara logis dan koheren

serta menggambarkan tahapan proses perekayasaan pelaporan keuangan

35