teori abses hepar.pptx

16
ABSES HEPAR Saphira Evani – 2011 061 168 Saskia Mariska – 2011 061 169 Andika Witono – 2011 061 170

description

abses hepar unrated

Transcript of teori abses hepar.pptx

ABSES HEPAR

Saphira Evani – 2011 061 168

Saskia Mariska – 2011 061 169

Andika Witono – 2011 061 170

Abses hepar: massa berisi pus, yang terdapat / menempel pada hepar.

Sumber infeksi: Infeksi abdominal: appendicitis, diverculitis,

billiary tract. Blood borne infections Trauma pada hepar Prosedur invasif (endoskopi) Imunodefisiensi & malnutrisi (>> pada anak)

Tipe: Pyogenic. 80%.

Biasanya polymicrobial. Enterobacteriaceae. Terutama apabila sumber infeksi dari

empedu. Bakteri anaerob. 45% dari pyogenic liver abscess.

(Bacteroidesspecies, Fusobacterium , microaerophilic & anaerobic streptococci) biasanya dari colon.

Staphylococcus aureus. Dari penyebaran hematogen (endokarditis).

Amoebic. 10%. E. histolytica. Fungal. 10%. C. albicans. Sering pada orang yang

mengkonsumsi antimokrobial jangka panjang, hematologic malignancies, transplantasi organ, imunodefisiensi.

Manifestasi Klinis

Demam, rasa menggigil, malaise Nyeri pada kuadran kanan atas

Biasa menjalar sampai ke bahu kanan Anoreksia Batuk atau hiccups akibat adanya iritasi diafragma Jaundice OS dengan lesi soliter gejala tidak jelas: weight loss,

anemia (menyerupai keganasan) Fever of unknown origin (FUO). Multiple abscess presentasi lebih akut (systemic

toxicity) Kadang afebris.

Pemeriksaan Fisik

Demam, hepatomegali dengan nyeri tekan (+) Massa pada palpasi (tidak selalu ditemukan) Nyeri tekan pada regio epigastrium (dengan /

tanpa palpable mass) lobus kiri hepar suara nafas pada basal paru kanan, dengan

tanda atelektasis & efusi (x-ray) Pleural / hepatic friction rub iritasi diafragma

/ inflamasi kapsula Glisson. Jaundice 25% kasus (biasanya pada abses

multipel)

Diagnosis

Diagnosis

Darah lengkap Anemia Neutrophilic leukocytosis

Fungsi liver hipoalbuminemia alkaline phosphatase transaminase & bilirubin

Kultur darah (50% [+]) Kultur abscess fluid Enzyme immunoassay deteksi E histolytica 

Pemeriksaan Penunjang

CT Scan Sensitifitas 95-100% Lesi berupa daerah hipodens bebatas tegas dengan

peripheral enhancement pada pemberian kontras. Terdapat udara pada 20% kasus Deteksi lesi <1 cm

USG Massa hypoechoic dengan batas irreguler.

Chest X-ray basilar atelectasis right hemidiaphragm elevation Efusi pleura kanan (50%)

Tatalaksana

Percutaneous needle aspiration Dengan bantuan CT scan / USG Untuk melakukan pemeriksaan mikrobiologi dan

patologi.

Percutaneous catheter drainage Intervensi pertama untuk kista yang kecil. Kista >5cm, ruptur, kista multiloculated surgical

drainage. Catheter digunakan hingga daily output mencapai

<10cc/hari atau abses kolaps pada pemeriksaan CT scan berkala.

Kontraindikasi: koagulopati, akses kavitas yang sulit, peritonitis, abses yang

complicated, multiloculated & berdinding tebal.

Medikamentosa

Sampai ada hasil kultur, diberikan antibiotik untuk patogen yang sering menjadi penyebab abses hepar.

Kombinasi beta-lactam/beta-lactamase inhibitor, carbapenem, cephalosporin generasi II (anaerobik)

Metronidazole / Clindamycin Bacteroides fragilis (anaerobik)

Amebic abscess metronidazole (kuratif pada 90% kasus) Metronidazole harus mulai diberikan sebelum ada

hasil pemeriksaan serologis. Apabila metronidazole tidak memberi efek

Chloroquin dan/atau emetine/dehidroemetine

Antifungal sistemik diberikan setelah dilakukan drainase abses & dicurigai sebagai abses fungal.

Amphotericin B, Fluconazole Lama pemberian obat: 4-6 minggu

Komplikasi

Sepsis Empyema / ruptur abses intrapleural Ruptur abses peritonitis Endoftalmitis

K.pneumoniae bacteremia

Prognosis

Fatal jika tidak ditatalaksana

Indikator prognosis buruk: Multiple abscess Adanya keganasan Telah terdaoat komplikasi Diagnosis yang terlambat

Indikator prognosis buruk pada amebic abscess: bilirubin >3.5 mg/dL, Encephalopathy hypoalbuminemia (albumin < 2 g/dL) Abses multiple