TENTANG SASTRA ANAK

39
TENTANG SASTRA ANAK MENGULAS 1. HAKIKAT SASTRA ANAK 2. GENRE SASTRA ANAK 3. KONTRIBUSI SASTRA ANAK 1

description

Tugas kuliah Sastra Anak

Transcript of TENTANG SASTRA ANAK

1

TENTANG SASTRA ANAKMENGULAS

1. HAKIKAT SASTRA ANAK

2. GENRE SASTRA ANAK

3. KONTRIBUSI SASTRA ANAK

2

HAKIKAT SASTRA ANAKKARAKTERISTIK SASTRA ANAK

3Sastra: memberi kesenangan dan pemahaman tentang kehidupan

Menurut Lukens sastra menawarkan dua hal utama, kesenangan dan pemahaman.

Sastra selalu bicara tentang kehidupan, sastra sekaligus memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan.

Pemahaman dating dari eksplorasi terhadap berbagai bentuk kehidupan, rahasia kehidupan, penemuan dan pengungkapan berbagai macam sumber karakter manusia.

Sastra menawarkan berbagai bentuk motivasi manusia untuk berbuat sesuatu yang dapat mengandung pembaca untuk mengidentifikasikannya.

Anak-anak yang fantasinya baru berkembang dan dapat menerima segala macam cerita terlepasa masuk akal atau tidak.

4Sastra: citra dan metafora kehidupan

Sastra tidak lain adalah gambaran kehidupan yang bersifat universal, tetapi dalam bentuk yang relative singkat karena memang dipadatkan.

Citraan dan atau metafora kehidupan yang dikisahkan dalam sastra anak berada dalam jangkauan anak, baik aspek emosi, perasaan, pikiran, saraf sensori, maupun pengalaman moral, dan diekspresikan dalam bentuk-bentuk kebahasaan yang juga dapat dijangkau dan dipahami oleh anak-anak.

Jadi, buku dapat dipandang sebagai sastra anak apabila citraan dan metafora kehidupan yang dikisahkan baik dalam hal isi maupun bentuk dapat dijangkau dipahami oleh anak sesuai dengan perkembangan jiwanya.

5Anak sebagai pusat penceritaan

Sastra anak dapat berkisah tentang apa saja, bahkan menurut ukuran dewasa tidak masuk akal.

Hunt mengemukakan sastra anak dapat didefinisikan sebagai buku bacaan yang dibaca oleh, yang secara khusus cocok untuk, dan yan secara khusus pula memuaskan sekelompok anggota yang kini disebut sebagai anak-anak.

Sastra anak adalah buku-buku bacaan yang sengaja ditulis untuk dikomunikasikan kepada anak, buku-buku yang isi kandungannya sesuai dengan minat dan dunia anak, sesuai dengan tingkat perkemangan emosional dan intelektual anak, dan buku-buku yang karenanya dapay memuakan anak.

Apapun isi kandungan ceritanya mestilah berangkat dari sudut pandang anak, dari kacamata anak dalam memandang dan memperlakukan sesuatu, haruslah berada dalam jangkauan pemahamaman emosional dan pikiran anak.

6Sastra anak: keterbatasan isi dan bentuk

Pengalaman anak masih terbatas, maka anak belum dapat memahami cerita yang melibatkan pengalaman hidup yang kompleks.

Pengalaman religius mendalam, peristiwa sebab-akibat yang kompleks, pegkhianatan belum dapat dijangkau dan dipahami anak.

Anak dapat atau lebih siap menerima fantasi daripada orang dewasa.

Anak belum dapat menjangkau dan memahami kosakata yang kompleks.

Bahasa sastra anak berkarakteristik sederhana, dalam kosaka, struktur, dan ungkapan.

Bahasa sastra anak masih lebih lugas, apa adanya, dan tidak berbelit.

Sederhana juga ditekankan dalam teknik penceritaan, baik penokohan, alur, dan unsur intrinsik lain.

7Sastra anak: lisan dan tulisan

Sebenarnya anak-anak yang belum bisa membaca pun sudah mengenal, memperoleh, dan menikmati sastra lisan.

Sastra lisan berupa cerita yang dikisahkan oleh orang tua, guru, atau pun pencerita lain.

Nyanyian ninabobo, permainan kata secara rima dan irama dapat dikategorikan puisi anak tradisional.

Jadi sastra anak membentang dari nyanyian-nyanyian ninabobo, puisi lagu dolanan, cerita si inu menjelang anak tidur, buku-buku gambar untuk mengenal dan membelajarkan huruf dan angka, cerita bergambar dengan sedikit tulisan, sampai dengan cerita-cerita petualangan anak, termasuk cerita horror dan misteri, yang diceritakan dengan sudut pandang anak.

8Siapakah anak?

Huck membagi buku-buku yang cocok untuk bacaan anak yang sesuai dengan tiap tahapan usia anak.

Tahapn usia anak

1) Sebelum masa sekolah- masa pertumbuhan 1-2 tahun;

2) Prasekolah dan taman kanak-kanak, 3-5 tahun

3) Masa awal sekolah, 6-7 tahun

4) Elementari tengah, 8-9 tahun

5) Elementari akhir 10-12 tahun.

Jadi berdasarkan Huck yang dapat dikategorikan anak-anak adalah manusia yang berusia 1-12 tahun.

9Siapakah anak?

Piaget membagi perkembangan intelektual anak ke dalam empat tahapan dan tiap tahapan berkarakteristik yang berbeda.

Perkembanangan intelektual anak:

1) Tahap sensori-motor (the sensory-motor period) 0-2 tahun.

2) Tahap praoperasional (the preoperational period) 2-7 tahun.

3) Tahap operasional konkret (the concrete operational) 7-11 tahun.

4) Tahap operasi formal (the formal operational) 11-12 tahun ke atas.

Jadi anak yang dimaksudkan dalam sastra anak adalh usia 1-12 tahun, atau anak yang sudah masuk dalam masa remaja awal.

10Siapakah penulis sastra anak?

Siapapun penulis sastra anak bukan masalah, asal secara sadar buku yang dituliskan memang dimaksudkan untuk dikonsumsi anak-anak.

Siapapun penulis sastra anak mesti sadar pada kelompok usia yang mana, atau pada kelas-kelas sekolah berapa, buku yang ditulis dimaksudkan.

Para penulis sastra anak perlu memiliki bekal pengetahuan perihal “keanakan”, misalnya perkembangan emosional, intelektual, bahasa, dan lain-lain.

11

GENRE SASTRA ANAK REALISME, FIKSI FORMULA, FANTASI, SASTRA TARDISIONAL, PUISI, NONFIKSI, DAN PEMBAGIAN GENRE YANG DIUSULKAN

12Pendahuluan

Lukens mengatakan genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum.

Mitchell menjelaskan genre menunjuk pada pengertian tipe atau kategori pengelompokan karya sastra yang biasanya berdasarkan atas stile, bentuk, atau isi.

Sebuah genre sastra mengandung elemen yang memiliki sifat, dan elemen-elemen itu yang menunjukkan perbedaan dengan elemen pada genre lain. Misalnya elemen structural pada fiksi berbeda dengan elemen structural puisi.

13Perlunya Pembedaan Genre

Memberikan kesadaran kepada kita bahswa pada kenyataannya terdapat berbagai genre sastra anak selain cerita atau lagu-lagu bocah yang telah familiar, telah dikenal, dan diakrabi.

Elemen struktural sastra dalam tiap genre berbeda.

Memperkaya wawasan terhadap adanya kenyataan sastra yang bervariasi yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk memilihkannya bagi anak.

Suatu bentuk cerita yang dikelompokkan ke dalam salah satu subgenre dalam sebuah genre dapat memiliki karakter yang dapat ditemukan salam subgenre yang lain, namun dengan kriteria berbeda.

14Realisme

Karakteristik umum cerita realism adalah narasi fiksional yang menampilkan tokoh dengan karakter yang menarik yang dikemas dalam latar tempat dan waktu yang dimungkinkan.

Peristiwa dan jalinan peristiwa yang dikisahkan masuk akal dan logis.

Kategori realisme:

1. Cerita realisme: biasanya bercerita tentang masalah-masalah sosial dengan menampilkan tokoh utama protagonis. Cerita realistik dapat membawa pembaca anak, kita, untuk lebih memahami diri sendiri dan orang lain lewat pengembangan cerita, tokoh, dan konflik yang dapat dipercaya.

15

2. Realisme binatang: cerita binatang yang bersifat nonfiksi. Berwujud deskripsi yang tidak mengandung unsur personifikasi. Cerita tentang biantang berkaitan dengan fisik, habitat, cara dan siklus hidup, dll. Cerita binatang ini memberikan pengetahuan dan pemahaman lebih tentang dunia binatang.

3. Realisme historis: mengisahkan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Misalnya deskripsi keadaan tempat seperti rumah, jalan dan kondisi lingkungan alam secara keseluruhan, cara berpakaian tokoh, peralatan hidup, tarnsportasi, dll. Pada hakikatnya sebuah sejarah yang ditulis dengan memperhatikan keindahan bahasa dan cara-cara penuturan.

4. Realisme olahraga: cerita tentang berbagai hal yang berkaitan dengan dunia olahraga. Realisme olahraga dipakai untu menanamkan karakter fair play, kejujuran, kedisiplinan, yang penting untuk pengembangan diri.

16Fiksi Formula

Fiksi formula memiliki pola-pola tertentu yang membedakannya dengan jenis yang lain.

Kategori fiksi formula:

1. Cerita misterius dan detektif: pengembangan alurnya dilakukan dengan hati-hati untuk menunjukkan kuatnya “pahlawan”. Daya suspense dikembangkan lewat foreshadowing, penunjukan sedikit demi sedikit, pemecahan masalah dengan meyakinkna. Diakhiri dengan terkuaknya misteri atau kasus, terhukumnya pihak yang bersalah, dan kebahagiaan bagi pihak yang benar.

2. Cerita romantis: menampilkan kisah yang simplistis dan sentimentalis hubungan laki laki dengan perempuan, dan seolah-olah merupakan satu-satunya fokus dalam kehidupan remaja. Berbeda dengan romansa yang memperlihatkan adanya kebebesan imajinasi dan kreativitas, karena terbatas hubungan dua sejolo yang sederhana dan romantis.

17

3. Novel serial: Novel yang diterbitkan terpisah namun sebenarnya satu unit. Karakteristiknya antara lain (1) merupakan “dokumentasi perkembangan tokoh dengan alur yang terpisah, tetpai memiliki tema yang mirip; (2) novel yang memiliki satu tokoh utama dengan sedikit perubahan karakter, sehingga urutan novel tidak penting; (3) novel yang konstan tanpa perunahan.

18Fantasi

Fantasi dipahami sebagai cerita yang menawarkan sesuatu yang sulit diterima. Cerita ini mencoba menghadirkan sebuah dunia lain di samping dunia realitas.

Kategori fantasi antara lain:

1. Cerita fantasi: cerita yang menampilkan tokoh, alur, atau tema yang derajat kebenarannya diragukan, baik seluruh maupun sebagian cerita. Menampilkan peristiwa dan aksi yang realistik sebagaimana halnya realistik, tetapi ada yang sulit diterima.

2. Cerita fantasi tinggi: fokus konflik kebaikan dan kejahatan, latar yang bervariasi, masa lampau yang berbeda dengan kehidupan kita. Ditampilkan dengan nada dan suasana yang sungguh-sungguh.

19

3. Fiksi sain: fiksi sain adalah hipotesis yang berdasarkan sejumlah inovasi dalam sain dan teknologi, pseudo-sain atau pseudo-teknologi. Lebih mengutamakan konflik kepentingan dan nilai-nilai kemanusiaan, daripada unsur penokohan. Biasanya berkaitan dengan kehidupan di masa depan.

20Sastra Tradisional

Sastra jenis ini telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya, dan dikisahkan secara turun-temurun secara lisan. Bersifat universal, universalitas keinginan dan kebutuhan manusia.

Kategori sastra tradisional antara lain:

1. Fabel: cerita binatang yang dipersonifikasikan. Secara jelas mengandung ajaran moral dan pesan moral itu secara nyata biasanya ditempatkan apada bagian akhir cerita. Bersifat universal, dengan tokoh utama binatang. Setting yang ditampilkan tidak jelas waktu kejadiannya.

2. Dongeng rakyat: dimaksudkan untuk menyampaikan ajaran moral, konflik kepentingan antara baik dan buruk, dan yang baik pada akhirnya akan menang. Alur progresif, konfliknya tidak terlalu konpleks, dan klimaks sering ditempatkan pada akhir kisah.

21

3. Mitos: cerita yang berkaitan dengan dewa-dewa atau tentang kehidupan supranatural, mengandung sifat pendewaan manusia atau manusia keturunan dewa. Kebenaran mitos dapat dipertanyakan namun masyarakat pemiliknya tidak pernah mempersoalkannya. Mitos diyakini mengandung kristalisasi nilai-nilai yang telah hidup di masyarakat. Di dalam mitos terkandung unsur tata nilai kehidupan masyarakat.

4. Legenda: sering memiliki atau berkaitan dengan kebenaran sejarah, dan kurang berkaitan dengan masalah kepercayaan supernatural.

5. Epos: cerita panjang berbentuk syair dan biasanya anonim. Cerita ini memperlihatkan nilai-nilai penting dari masyarakat pemilinya yang mengesankan pembaca sehingga memberikan kekuatan moral secara simbolistik lewat sikap, perilaku, tindakan tokoh, dan berbagai aksi dan peristiwa yang mengiringinya.

22Puisi

Bahasa puisi anak haruslah mengutamakan kesederhanaan penggunaan bahasa. Singkat dan padat, dengan sedikit kata namun mendialogkan sesuatu yang lebih banyak.

Genre puisi anak dapat berwujud:

1. Puisi-puisi lirik tembang-tembang anak tradisional: tidak diketahui siapa pengarangya namun mentradisi secera turun temurun.

2. Lirik tembang-tembang ninabobo: sebagaimana yang diucapkan atau dinyanyikan orangtua kepada anak.

3. Puisi naratif: puisi yang mengandung cerita atau sebaliknya cerita yang dikisahkan dengan cara puisi.

4. Puisi personal: puisi modern yang bisa berisi apa saja sepanjang menarik perhatian penulis secara personal.

23Nonfiksi

Tidak semua buku nonfiksi dapat dimasukkan ke dalam genre sastra ini, khususnya buku yang tidak memperhatikan keharmonisan bentuk (bahasa) dan isi (makna).

Bacaan nonfiksi yang sastra ditulis secara artistik sehingga dibaca oleh anak, sehingga memperoleh kesenangan sekaligus pemahaman.

Kategori nonfiksi antara lain:

1. Buku informasi: memberikan informasi, fakta, konsep, hubungan antarfakta dan konsep yang mampu menstimulasi keingintahuan anak,

2. Biografi: buku yang berisi riwayat hidup seseorang, yang dipandang perlu dan menarik untuk diketahui orang lain. Dapat digunakan untuk menguraikan sikap dan pandangan tokoh yang bersangkutan, mengklarifikasikan pandangan orang yang selama ini dinilai salah atau sebaliknya.

24Pembagian Genre yang Diusulkan

Genre sastra anak cukup dibedakan dalam

1. Fiksi: karangan ditulis secara prosa, bentuk uraian dengan kalimat relatif panjang. Fiksi menampilkan cerita khayal yang tidak menunjuk pada kebenaran faktual atau sejarah.

2. Nonfiksi: karangan yang menunjuk pada kebenaran faktual, sejarah, atau sesuatu yang lain yang memiliki kerangka acuan pasti atau memiliki bukti-bukti empiris. Walau bersifat nonfiksi buku genre ini sengaja ditulis dan dikemas dengan memperhitungkan efek keindahan.

3. Puisi: dilihat dari penulisan memiliki format khusus dan jelas berbeda dengan prosa. Merupakan bentuk ekspresi, deskripsi, kontemplasi, protes, dan bahkan narasi tentang berbagai persolan kehidupan.

25

4. Sastra tradisional: sastra yang tidak jelas kapan diciptakan dan tidak diketahui pengarangnya, yang diwariskan secara turun temurun oleh masyrakat pemiliknya secara lisan maupun tulisan.

5. Komik: cerita bergambar dengan sedikit tulisan, bahkan tanpa tulisan karena gambar-gambar yang ada sudah mampu “berbicara dengan sendirinya”. Kata-kata dalam komik dapat berupa dialog, narasi, atau kata-kata seru yang memperkuat aksi dalam gambar. Berdasarkan isi cerita komik dibedakan menjadi komik fiksi dan nonfiksi.

26

KONTRIBUSI SASTRA ANAKNILAI PERSONAL DAN NILAI PENDIDIKAN

27Pendahuluan

Saxby mengemukakan bahwa kontribusi sastra anak membentang dari dukungan terhadap pertumbuhan berbagai pengalaman (rasa, emosi, bahasa), personal (kognitif, sosial, etis, spiritual), eksplorasi dan penemuan, namun juga petualangan dalam kenikmatan.

Huck mengemukakan ke dalam dua kelompok yaitu nilai personal dan biali pendidikan denga masing-masing masih dapat dirinci menjadi sejumlah subkategori nilai.

28

Nilai PersonalPERKEMBANGAN NILAI EMOSIONAL

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

PERKEMBANGAN IMANJINASI

PERTUMBUHAN RASA SOSIAL

PERTUMBUHAN RASA ETIS DAN RELIGIUS

29Perkembangan Emosional

Baik secara langsung maupun tidak langsung dengan membaca sastra anak, anak akan belajar bersikap dan bertingkah laku secara benar.

Lewat bacaan cerita anak akan belajar bagaimana mengelola emosinya agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

Misalnya apabila mendengarkan lagi-lagu anak (sastra lisan) dapat merangsang kegembiraan anak, merangsang emosi anak untuk memiliki kesadaran bahwa ia dicintai dan diperhatikan.

Dengan membaca cerita di buku sastra anak, anak bisa belajar bersikap dari tokoh yang ditampilkan dalam cerita. Dari tokoh, anak bisa belajar menunjukkan sikap emosionalnya.

30Perkembangan Intelektual

Untuk dapat memahami sebuah cerita, anak harus mengikuti logika hubungan, suatu peristiwa terjadi akibat atau mengakibatkan terjadinya peristiwa lain.

Secara langsung maupun tidak langsung anak “mempelajari” hubungan yang terbangun dan ikut mengkritisi dengan mempertanyakan alasan tindakan tokoh-tokoh, menyesalkan tindakan tokoh.

Lewat bacaan, anak ikut aktif berperan dalam rangka pemahamaman dan pengkritisan cerita untuk mengembangkan intelektualitasnya.

31Perkembangan Imajinasi

Dengan membaca sastra, anak dibawa berpetualang ke berbagai penjuru dunia melewati batas waktu dan tempat, tetapi tetap berada di tempat.

Lewat cerita anak, anak akan memperoleh pengalaman yang luar biasa.

Membaca sastra akan membawa anak keluar dari kesadaran ruang dan waktu, keluar dari kesadaran diri sendiri, dan setelah selesai anak akan kembali ke kediriannya dengan pengalaman baru, dengan sedikit perubahan akibat pengalaman yang diperolehnya.

Imajinasi akan memancing tumbuh dan kembangnya daya kreativitas, pemikiran yang kreatif, dan bersifat produktif.

32Pertumbuhan Rasa Sosial

Kesadaran bahwa orang hidup mesti dalam kebersamaan, rasa tertarik masuk dalam sebuah kelompok, sudah mulai terbentuk ketika anak usia 3-5 tahun.

Kesadaran rasa sosial dapat ditumbuhkembangkan dalam diri anak lewat perilaku tokoh.

Bacaan anak merepresentasikan kehidupan tokoh dan bagaimana ia berinteraksi dengan sesama dan lingkungan.

Bacaan cerita sastra yang “mengeksploitasi” kehidupan bersosial secara baik akan mampu menjadikannya sebagai contoh bertingkah laku sosial sebagaimana aturan yang berlaku di masyarakat.

33Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius

Dalam cerita anak, mengingat masih terbatasnya jangkauan berpikir dan bernalar, penyampaian nilai-nilai pembentukan kepribadian terlihat langsung atau sedikit terselubung dalam karakter dan tingkah laku tokoh.

Pada umumnya anak akan mengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, hal ini berarti tumbuhnya kesadaran untuk meneladani sikap dan perilaku tokoh tersebut.

34

Nilai PendidikanEKSPLORASI DAN PENEMUAN

PERKEMBANGAN BAHASA

PENGEMBANGAN NILAI KEINDAHAN

PENANAMAN WAWASAN MULTIKULTURAL

PENANAMAN KEBIASAAN MEMBACA

35Eksplorasi dan Penemuan

Dengan membaca sastra, anak dibawa ke dalam petualangan-petualangan yang menawarkan pengalaman-pengalamn baru yang menarik lewat kisah dan peristiwa yang dialami oleh tokoh.

Pengalam penjelajahan secara imajinati tersebut anak dibawa dan dikritiskan untuk mampu melakukan penemuan-penemuan maupun prediksi bagaimana solusi yang bisa ditawarkan.

Berpikir secara logis dan kritis dapat dibiasakan atau dilatihkan lewat eksplorasi dan penemuan-penemuan dalam bacaan sastra.

36Perkembangan Bahasa

Sastra yang bermediakan bahasa, bagi anak dipergunakan untuk memahami dunia yang ditawarkan sekaligus berfungsi meningkatkan kemampuan berbahasa anak, baik membaca, menulis, maupun berbicara.

Peningkatan penguasaan bahasa anak harus dipahami tidak hanya melibatkan kosakata dan struktur kalimat, tetapi terlebih menyangkut keempat kemampuan berbahasa secara aktif reseptif (mendengarkan atau membaca) maupun aktif prosuktif (berbicara dan menulis).

37Pengembangan Nilai Keindahan

Sebagai salah satu bentuk karya seni, sastra memiliki keindaham.

Membaca sastra dapat dimkanai sebagai aktivitas yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan bahasa anak, pengenalan dan pemicu bakat serta apresiasi keindahan.

Rasa puas yang diperoleh anak setelah membaca sastra, baik berupa puisi maupun fiksi pada hakikatnya disebabkan terpenuhinya kebutuhan batin anak akan keindahan.

Tertanamnya aspek keindahan dalam diri anak bersama dengan aspek lain akan membawa dampak positif bagi perkembangan personalitasnya.

38Penanaman Wawasan Multikultural

Lewat sastra dapat dijumpai berbagai sikap dan perilaku hidup yang mencerminkan budaya suatu masyarakat yang berbeda dengan masyarakat lain.

Selanjutnya dari bacaan sastra anak akan menanamkan kesadaran dalam diri anak bahwa ada budaya lain selain budaya sendiri dan kesadaran untuk menghargainya.

Menurut Norton & Norton aktivitas pembacaan buku sastra komparatif merupakan cara dan sumber penting pembelajaran wawasan multikultural karena ia akan memberanikan anak untuk mengidentifikasi dan mengapresiasi kemiripan dan perbedaan lintas budaya.

39Penanaman Kebiasaan Membaca

Budaya membaca harus ditumbuhkan sejak dini dan akan sangat efektif apabila dimulai dengan bacaan sastra.

Peran bacaan sastra selain ikut membentuk kepribaduan anak, juga menumbuhkan dan mengembangkan rasa ingin membaca, yang nantinya membaca tidak terbatas hanya pada bacaan sastra saja.

Sastra dapat memotivasi anak untuk mau membaca.

Taufik Ismail menambahkan peradaban bangsa ditentukan penanaman literasi buku di sekolah yang dimulai lewat buku sastra.