Tentang Ospek Dan Perploncoan

21
Memutus Mata Rantai Ospek Kejam Oleh: Muhammad Safrodin Fikri Dolasmantya Surya (20), mahasiswa baru jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, tak seharusnya meninggal jika Ospek tak manusiawi bisa dihindari beberapa tempo lalu. Kasus Fikri sekaligus menambah panjang daftar Ospek berujung maut yang meski sudah dikhawatirkan pemerintah, namun faktanya tetap terjadi. Kita tak lagi tepat mengatakan bahwa kita kecolongan. Sebab, Fikri mengembuskan nafas terakhir saat mengikuti Ospek yang dikemas dalam Kemah Bakti Desa di Pantai Goa Cina, Dusun Rowotratih, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten, Malang, Sabtu, 12 Oktober 2013 lalu. Acara itu diikuti 114 mahasiswa baru. Tentang Ospek dan Perploncoan Sebenarnya, Ospek yang dalam artian perploncoan itu bermula dari Universitas Cambridge, Inggris. Mahasiwa di Universitas ini mayoritas berasal dari keluarga bangsawan. Karena berasal dari strata sosial yang tinggi dan terhormat, mereka biasanya bertindak liar dan tidak mengindahkan peraturan. Oleh sebab itu, pihak universitas mengadakan perombakan besar. Setiap mahasiswa yang masuk, harus melewati tahap perploncoan. Hal ini ditujukan sebagai pembelajaran bagi mereka agar tidak bertingkah liar dan patuh pada peraturan. Di Indonesia, tradisi itu masuk sekitar tahun 1950-an. Ketika itu, telah muncul berbagai protes menentang perploncan yang tidak manusiawi. Misalnya, nama Hutajulu dan kawan-kawan yang mencuat di kalangan mahasiswa yang kala itu memimpin aksi menentang

description

SEJARAH OSPEK DARI ZAMAN BELANDA HINGGA SEKARANG

Transcript of Tentang Ospek Dan Perploncoan

Page 1: Tentang Ospek Dan Perploncoan

Memutus Mata Rantai Ospek KejamOleh: Muhammad Safrodin

Fikri Dolasmantya Surya (20), mahasiswa baru jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, tak seharusnya meninggal jika Ospek tak manusiawi bisa dihindari beberapa tempo lalu. Kasus Fikri sekaligus menambah panjang daftar Ospek berujung maut yang meski sudah dikhawatirkan pemerintah, namun faktanya tetap terjadi. Kita tak lagi tepat mengatakan bahwa kita kecolongan. Sebab,

Fikri mengembuskan nafas terakhir saat mengikuti Ospek yang dikemas dalam Kemah Bakti Desa di Pantai Goa Cina, Dusun Rowotratih, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten, Malang, Sabtu, 12 Oktober 2013 lalu. Acara itu diikuti 114 mahasiswa baru.

Tentang Ospek dan Perploncoan

Sebenarnya, Ospek yang dalam artian perploncoan itu bermula dari Universitas Cambridge, Inggris. Mahasiwa di Universitas ini mayoritas berasal dari keluarga bangsawan. Karena berasal dari strata sosial yang tinggi dan terhormat, mereka biasanya bertindak liar dan tidak mengindahkan peraturan. Oleh sebab itu, pihak universitas mengadakan perombakan besar. Setiap mahasiswa yang masuk, harus melewati tahap perploncoan. Hal ini ditujukan sebagai pembelajaran bagi mereka agar tidak bertingkah liar dan patuh pada peraturan.

Di Indonesia, tradisi itu masuk sekitar tahun 1950-an. Ketika itu, telah muncul berbagai protes menentang perploncan yang tidak manusiawi. Misalnya, nama Hutajulu dan kawan-kawan yang mencuat di kalangan mahasiswa yang kala itu memimpin aksi menentang perpeloncoan di Kampus UGM Yogyakarta. Di Universitas Cendrawasih, sejumlah mahasiswa juga menentang aksi perploncoan yang kerap menimbulkan cedera.

Ospek sebenarnya telah dilarang. Berdasarkan SK Menteri P&K No. 043/1971, Mapram (nama Ospek tempo dulu) ternyata telah dihapus. Tepatnya pasca kasus penyiraman soda api terhadap 19 dari 424 mahasiswa baru di ITS Surabaya. Peristiwa ini justru menunjukkan “kelemahan intelektual” bagi pengelola pendidikan di Indonesia. Namun sayangnya, hal ini tidak diindahkan oleh sebagian pihak penyelenggara Ospek. Buktinya hingga tahun 2009 kemarin, banyak kasus yang menimpa mahasiwa baru berkaitan dengan tradisi perploncoan tersebut di berbagai kampus di Indonesia.

Sebut saja kasus Wisnu Anjar Kusumo, mahasiswa baru Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) di Bogor September lalu yang diduga tewas karena dianiaya seniornya saat Ospek. Agaknya, Ospek

Page 2: Tentang Ospek Dan Perploncoan

perploncoan yang awalnya ditujukan sebagai pembelajaran agar mahasiswa mematuhi peraturan dan tidak bertindak liar kini lepas kendali hingga mampu mencabut nyawa mahasiswa baru.

Ospek dan Sistem PendidikanMeskipun telah menjadi ritual wajib setiap kali menyambut mahasiswa baru, tidak pernah sekalipun Ospek disinggung dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No 30/1990 tentang Pendidikan Tinggi. Artinya, Ospek memang tidak menjadi bagian strategis penting proses pendidikan. Aturan-aturan yang mengikatnya hanya setingkat surat edaran atau surat keputusan menteri.

Dengan kata lain, Ospek bukanlah hal wajib yang harus dilakukan setiap tahunnya dalam menyambut mahasiswa baru. Namun, Ospek telah menjadi satu agenda wajib dalam sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia. Untuk menghindari serangkaian tindakan kriminal dan bau– bau kekerasan. Alangkah baiknya jika pemerintah menerapkan Undang – undang tentang Ospek. Minimal, larangan tentang tindak kekerasan atau hal–hal yang menjurus ke sana dalam kegiatan Ospek.

Sebenarnya, untuk menghilangkan image itu, Ospek telah banyak berganti nama. Namun, bayangan kelam masih terus membayangi dan mengikuti kegiatan itu. Perlu adanya perubahan peraturan dalam setiap universitas agar ospek yang dijalankan bisa sehat. Tentunya, pihak yang menjalankan ospek (dalam hal ini berarti panitia ospek) harus benar–benar diawasi dengan ketat agar tidak terjadi hal–hal yang tidak diinginkan.

Ospek Baru yang Diidam – idamkanOspek akan sulit dihapuskan, karena dia (Ospek. red) sudah mendarah daging dan menjadi satu ritual wajib dalam sebuah perguruan tinggi. Akan menjadi sangat janggal dan kurang “bercerita” jika mahasiswa baru masuk tanpa di ospek. Namun, Ospek yang sehatlah yang seharusnya diterapkan.

Ospek ditujukan agar mahasiswa baru menghormati seniornya, mematuhi peraturan, serta dididik dan dilatih dengan kegiatan selama Ospek sebagai simulasi kegiatan perkuliahan yang akan ditempuh. Namun, semua itu akan lebih baik jika dilakukan dengan suasana yang menyenangkan.

Misalnya saja, diadakan kegiatan lomba antar mahasiswa baru dengan senior. Terjun ke masyarakat dengan melakukan outbond, dan diakhiri dengan pesta inaugurasi. Selain akan mewujudkan keakraban antar mahasiswa baru dengan seniornya, melatih team work, akan membentuk pula jiwa peduli sesama.

- Luluk Azizah -

*referensi diambil dari berbagai sumber online

Page 3: Tentang Ospek Dan Perploncoan

Ajang Ekspresi Impulsi Kekerasan dan Jati Diri Praksis Pendidikan

OSPEK atau Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus merupakan program khusus bagi mahasiswa baru sebelum masuk kampus untuk mengenyam pendidikan. Selain OSPEK untuk kampus, terdapat juga Ospek Jurusan (Osjur) yang menjadi program untuk menerima anggota baru dalam Ikatan/Himpunan Mahasiswa setiap jurusan. Apa yang sebenarnya menjadi alasan para senior mengerjai junior sampai sebegitu parahnya?

Motif klasik adalah ‘balas dendam’, mengerjai junior adalah kesempatan untuk balas dendam atas perbuatan yang dilakukan para senior pada tahun sebelumnya. Tentunya motif semacam ini tidak akan dapat diterima oleh siapapun. Tetapi selain itu ada juga yang dengan berbusa-busa mencari-cari pembenaran atas kegiatan semacam ini. Alasannya bisa bermacam-macam, mulai dari menjalin kebersamaan, propaganda ke arah yang baik sampai dengan memupuk kedisiplinan. Tetapi yang jelas saya melihat tidak ada korelasi antara tujuan mulia yang ingin dicapai dengan kejadian yang saya lihat di lapangan.

Kekerasan seperti ini sudah terjadi secara tradisional dan turun temurun. Sebelum memasuki suatu sistem yang mendukung kekerasan kemungkinan besar para peserta bukanlah orang-orang yang mendukung kekerasan itu sendiri. Tetapi ketika memasuki sistem, peserta terpengaruh dengan nilai yang ada dalam sistem itu sendiri.

Selain itu mungkin beberapa acara orientasi tidak direncanakan dalam bentuk kekerasan, tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan tidak seperti yang direncanakan. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh psikologi orang yang berkumpul (crowd psychology). Teori contagion mengatakan bahwa kumpulan orang-orang secara hipnotis mempengaruhi anggota-anggotanya secara individu. Orang-orang tersebut menganggap kumpulan mereka sebagai perisai sehingga mereka meninggalkan tanggungjawab mereka sebagai individu masing-masing dan mengikuti emosi kumpulan orang secara keseluruhan. Hasilnya, kumpulan orang-orang tersebut seakan-akan mengajak anggota-anggotanya untuk menjurus kepada aksi-aksi brutal.

Penyebab lainnya adalah sindrom Stockholm. Sindrom Stockholm adalah keadaan psikologis dimana korban yang disekap atau disiksa menjalin hubungan positif dengan penangkap atau penyiksanya. Terkadang bahkan korban membantu penyiksanya sendiri untuk mencapai tujuan si penyiksa. Sindrom ini dapat menerangkan mengapa korban masa orientasi siswa/mahasiswa dapat berbaikan dengan senior-seniornya setelah masa penyiksaan dan bahkan melakukan hal yang sama ke junior-juniornya pada tahun berikutnya.

Bingkisan Untuk Panitia Ospek

Dahulu kala ummat manusia telah mengenal diktator-diktator sadis yang memerintah dengan tangan-tangan besi. Dari zaman ke zaman, dunia melahirkan diktator-diktator sadis yang tak berprikemanusian, dan melenceng jauh dari tuntunan Allah -Azza wa Jalla-. Masih segar dalam ingatan kita beberapa diktator yang pernah ada di dunia, seperti Raja Namrud, Fir’aun, Hittler,

Page 4: Tentang Ospek Dan Perploncoan

Napoleon Bonaparte, Jengis Khan, dan sebagainya. Mereka adalah orang-orang zholim dan sewenang-wenang atas hamba-hamba Allah.

Jarum waktu senantiasa berjalan sampai lahirlah kompilasi (gabungan) diktator-diktator sadis gaya baru yang masuk dalam dunia pendidikan dan almamater melalui pintu “OSPEK” (Orietasi Pengenalan Kampus). Jika dahulu para diktator jumlahnya sedikit, maka sekarang beda halnya. Jumlahnya menjamur bak jamur di musim hujan, khususnya saat penerimaan MABA (Mahasiswa Baru). Maka muncullah diktator-diktator (yaitu, para mahasiswa senior) menampakkan taring keganasan mereka, siap menzholimi para hamba Allah dari kalangan MABA dengan berkedok “Orientasi”. Aksi zholim seperti ini Anda bisa lihat -khususnya- di kota Makassar, Sulsel, saat penerimaan MABA di sebagian perguruan tinggi.

Kezholiman dan penyiksaan yang diperbuat oleh para mahasiswa senior atas MABA sungguh telah melampaui batas; melebihi kezholiman para diktator tersebut, dan orang-orang komunis (PKI). Perhatikan, para diktator (baca: para senior) itu menzholimi dan menyiksa hamba-hamba Allah; para senior memukuli mereka, mengurung, menakut-nakuti, mengadu MABA, menampar, melukai, mengambil uang mereka secara batil, menodai wanita, menghina kehormatan saudaranya, bahkan memerintahkan para MABA (Junior) untuk melakukan kekafiran dan kesyirikan, seperti bersujud di depan mumi, atau sebuah patung yang mereka buat. Sungguh perbuatan ini telah melampaui batasan Allah. Para senior tak lagi takut kepada Allah -Ta’ala-; seakan-akan mereka tak lagi memiliki Tuhan yang akan menghisab dan membalas kezholiman mereka.

OSPEK , singkatan untuk: “Orientasi Pengenalan Kampus”. Nampaknya manis, tapi hakikatnya pahit dan beracun. Singkatan ini baiknya diubah arti dan maknanya sehingga kita katakan, OSPEK adalah singkatan bagi “Orientasi Penyiksaan Kampus”.

Diantara bentuk pelanggaran, dan kezholiman yang terjadi dalam OSPEK, dilakoni oleh para mahasiswa senior:

Penyiksaan Hamba-hamba Allah

Para senior menyiksa para mahasiswa baru (junior) dalam OSPEK adalah perkara yang sudah menjadi rahasia umum; mulai dari kengkreng, mencambuk, memukul, menempeleng, merendam orang, merayap dalam jarak jauh, menendang, melukai, dan lainnya. Para senior telah lepas kontrol, seakan binatang buas menyeruduk, dan melakukan apa saja yang mereka inginkan; seakan manusia purba yang hidup tanpa aturan, dan bergaya anarkis. Demi Allah, mereka akan dihisab, dan disiksa oleh Allah. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

الد�ن�ي�ا ف�ي� الن�اس� ي�ع�ذ�ب�و�ن� ال�ذ�ي�ن� ي�ع�ذ�ب� ل� و�ج� ع�ز� الله� إ�ن�

“Sesungguhnya Allah -Azza wa Jalla- akan menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di dunia”. [HR. Muslim (2613), dan Abu Dawud (3045)]

Bentuk penyiksaan yang sering dilakukan oleh senior, memukul para junior, bahkan menampar wajahnya yang mulia. Al-Imam An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Adapun memukul

Page 5: Tentang Ospek Dan Perploncoan

wajah, maka hal itu terlarang pada setiap hewan yang terhormat berupa manusia, keledai, kuda, onta, bagal,kambing, dan lainnya. Tapi hal itu pada manusia lebih bermasalah, karena wajah adalah pusat keindahan. Disamping itu, wajah juga lembut, karena akan nampak padanya bekas pukulan. Terkadang pukulan itu akan merusaknya, dan mengganggu sebagian panca indra”. [Lihat Syarh Shohih Muslim (14/323)]

Membuat Orang Marah, dan Jengkel

Menyayangi, dan menghormati orang-orang yang lebih rendah kedudukannya (seperti, orang miskin, mahasiswa junior, anak kecil, dan lainnya) adalah perkara yang dianjurkan oleh agama kita. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

ن�ا م� ل�ي�س� ف� ن�ا ك�ب�ي�ر� ق� ح� ي�ع�ر�ف� و� ن�ا غ�ي�ر� ص� م� ح� ي�ر� ل�م� م�ن�

“Barangsiapa yang tidak menyayangi orang kecil diantara kami, dan tidak mengenal hak orang besar (orang tua) diantara kami, maka ia bukan termasuk golongan kami”. [HR. Abu Dawud (4943), dan At-Tirmidziy (1920)]

Orang-orang yang tidak menyayangi, dan tak menghormati orang-orang kecil dan rendahan, maka mereka tak disayangi oleh Allah. Bahkan mereka telah membuat Allah murka kepadanya, jika ia membuat orang-orang rendahan jadi marah dan jengkel. Amr bin A’idz Al-Muzaniy -radhiyallahu ‘anhu- berkata,

ر. أ�ن� ن�ف� ف�ي� ب�ال�ل. و� ي�ب. ه� ص� و� ل�م�ان� س� ع�ل�ى �ت�ى أ ي�ان� ف� س� �ب�ا , أ الله�: ي�و�ف� س� ذ�ت� أ�خ� ا م� الله� و� ا ال�و� ق� ف�ع�د�و� ع�ن�ق� : م�ن� : ذ�ا ه� ل�و�ن� و� �ت�ق� أ ب�ك�ر. ب�و�

� أ ال� ق� ف� ال� ق� ا ذ�ه� أ�خ� م� أ�ت�ى الله� ف� ؟ ي�د�ه�م� و�س� ي�ش. ر� ق� ي�خ� ل�ش�الله� لCى ص� , الن�ب�ي� : , ل�ع�ل�ك� ب�ك�ر. �ب�ا أ ي�ا ال� ق� ف� ه� ب�ر� خ�

أ� ف� ل�م� و�س� د�, ع�ل�ي�ه� ل�ق� م� ب�ت�ه� أ�غ�ض� ك�ن�ت� ل�ئ�ن� م� ب�ت�ه� أ�غ�ض�ب�ك� ر� ب�ت� أ�غ�ض�

“Abu Sufyan pernah datang (waktu itu masih musyrik, -pen) kepada Salman, Shuhaib, dan Bilal bersama rombongan. Mereka pun (Salman, dkk) berkata, “Demi Allah, pedang-pedang Allah belum mengenai leher musuh-musuh Allah”. Amer bin A’idz berkata, “Abu Bakar berkata, “Apakah kalian mau mengucapkan hal seperti ini kepada Orang tua dan Pemimpin Quraisy ini (yakni, Abu Sufyan)? Lalu Abu Bakar pun datang kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- seraya mengabarkan kejadian itu. Beliau bersabda, “Wahai Abu Bakar, barangkali engkau telah membuat mereka marah. Jika kau telah membuat mereka marah, maka kau telah membuat Robb-mu marah“. [HR. Muslim (2504)]

Al-Imam Abu Zakariyya’ An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Dalam hadits ini terdapat keutamaan yang jelas bagi Salman, dan kawan-kawan mereka ini. Di dalamnya juga terdapat (anjuran) untuk menjaga hati (perasaan) orang-orang lemah, orang yang beragama; memuliakan, dan bersikap lembut kepada mereka”. [Lihat Al-Minhaj (16/66)]

Jadi, membuat orang-orang lemah dan rendahan jadi marah dan tersinggung merupakan perkara yang tercela dalam Islam. Apalagi jika orang lemah adalah orang yang sholeh dan beragama.

Memperolok-olok & Menghina Junior

Page 6: Tentang Ospek Dan Perploncoan

Kata-kata kotor dan hina yang keluar dari mulut-mulut mahasiswa senior dalam OSPEK ketika menghina, dan memperolok-olokkan junior; sudah menjadi menjadi lumrah dan halal di sisi para senior. Padahal Allah melarang kita menghina yang lain,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan (menghina) kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan (menghina) kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri, dan janganlah melakukan tanabuz (memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan). seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim”. (QS. Al-Hujuraat: 11).

Ahli Tafsir Jazirah Arab, Syaikh Nashir As-Sa’diy-rahimahullah- berkata dalam memaknai ayat ini, “Janganlah seorang diantara kalian mencela saudaranya, dan menggelarinya dengan gelar-gelar hina yang ia benci jika disematkan kepadanya. Inilah tanabuz. Adapun gelar-gelar yang tak tercela, maka ia tak masuk dalam hal ini”. [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal.801)]

Menghina MABA dengan gelar-gelar jelek adalah hal yang lumrah dilakukan oleh senior mereka, misalnya senior menggelari MABA dengan “si Gundul”, “si Botak”, “Monyet”, “Anjing”, “Babi”, dan lainnya.

Ibnu An-Nuhhas Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata dalam Tanbih Al-Ghofilin (hal. 149), “An-Nawawiy -rahimahullah- berkata dalam Al-Adzkar, “Para ulama’ telah menyepakati pengharaman memberikan gelar-gelar (jelek) kepada manusia dengan sesuatu yang ia benci, sama saja apakah gelar itu adalah sifat baginya, seperti si Mata Rabun, si Pincang, si Juling, si Kecil; ataukah gelar itu adalah sifat ayah, dan ibunya, atau selainnya diantara perkara yang ia benci“. [Lihat Al-Adzkar : Kitabul Asma' (hal. 662)]

Jika kita mau menelusuri dan mengintai kegiatan OSPEK, maka kita akan menjumpai beragam penghinaan dan olok-olokan, mulai dari perintah menggundul kepala, mencukur sebagian rambut dengan model yang menggelitik, mencoreng wajah dengan arang, perintah panjat ke tiang listrik sambil teriak, “aku maling!! Aku gila!!!”, mengepang rambut dalam jumlah banyak, dan lainnya.

Lebih edan lagi, jika mereka menghina orang-orang berjenggot karena mengamalkan sunnah, dan wanita berjilbab. Sebab menghina dan mengolok-olok orang karena berpegang teguhnya kepada sunnah adalah sebuah kekafiran !!!

Memerintahkan Kekafiran, dan Kesyirikan

Sebuah pelanggaran dan dosa yang besar dalam OSPEK, sebagian mahasiswa senior memerintahkan setiap MABA untuk bersujud dan membungkuk (ruku’) depan patung, atau mumi. Ketahuilah bahwa perkara seperti ini haram, karena sujud adalah ibadah yang tidak boleh dipersembahkan, kecuali di depan Allah. Jika seorang bersujud di depan makhluk, maka berarti ia telah mempersekutukan Allah dalam beribadah. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

Page 7: Tentang Ospek Dan Perploncoan

ا دL م� أ�ح� ك�ان� ل�و� و� د. د� أل�ح� ج� ي�س� أ�ن� د. أل�ح� د� ي�ن�ب�غ�ي� ج� ت�س� أ�ن� �ة� أ ال�م�ر� ت� د. أل�م�ر� د� أل�ح� ج� ي�س� أ�ن� ي�ن�ب�غ�ي�ه� ق� ح� م�ن� ا ع�ل�ي�ه� الله� ع�ظ�م� ل�م�ا ا ه� و�ج� ل�ز�

“Tidak pantas bagi seorang manusia untuk bersujud kepada seorang makhluk. Andai ada seorang yang pantas untuk bersujud kepada yang lain, maka aku akan memerintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya, karena Allah menjadikan hak suami besar atas sang istri”. [HR. Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4162), dan Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14481). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Arna'uth dalam Takhrij Al-Ihsan (9/470)]

Ketika menjawab seorang penanya yang bertanya tentang hukum ruku’ kepada selain Allah, maka para ulama’ yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah berfatwa, “Tidak boleh, bahkan hal itu adalah kesyirikan, karena ruku’ adalah ibadah kepada Allah -Subhanahu-, seperti halnya bersujud tidak boleh dilakukan untuk selain Allah –Subhanahu-”.[Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah (1/337)]

Membunuh Seorang Muslim

Diantara dosa besar yang dilakoni oleh sebagian senior, membunuh sebagian juniornya. Sekitar tahun 1996 M , telah terbunuh beberapa Maba, akibat ulah senior yang memerintahkan Maba untuk berenang di sebuah sungai. Mereka dipaksa berenang, padahal tak bisa renang. Akhirnya sekawanan Maba meninggal dalam kasus OSPEK itu. Allah berfirman,

“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya”. (QS. An-Nisaa’: 93).

Ini adalah ancaman yang berat bagi orang yang membunuh seorang muslim. Bagaimana lagi jika membunuh lebih dari seorang. Cukuplah hal ini menjadikan alasan bagi kita mengharamkan perbuatan sadis mereka dalam kegiatan OSPEK !!

Inilah beberapa gelintir pelanggaran OSPEK. Andai kita mau menghitungnya, maka terlalu banyak, seperti menodai anak gadis orang, para senior menganggap dirinya ma’shum yang tak pernah salah, memakan uang haram melalui pajak-pajak liar dalam OSPEK, Mengolok-olok agama atau sunnah Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , dan lainnya. Ringkasnya, OSPEK atau MOS yang mengandung kezholiman dan pelanggaran terhadap batasan syari’at merupakan perkara haram !!

Catatan : Buletin ini ditulis menjelang musim penerimaan mahasiswa baru di kampus-kampus.

Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 76 Tahun II. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc.

Page 8: Tentang Ospek Dan Perploncoan

SUMBER URL :

Ritual Ospek Kejam Memalukan Menakutkan Kampus Amerika Ritual ospek kejam dari Amerika sebentar lagi teman-teman sma akan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi, salah satu kegiatan awal dalam memasuki sebuah kampus adalah ritual ospek atau perpeloncoan, untuk sekarang ospek, pelonco atau apapun namanya tidak sekejam cerita para senior dulu, bahkan ada yang sampai meninggal dan mengalami gangguan jiwa karena ritual bodoh ini. Perpeloncoan atau ospek merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh beberapa Universitas di seluruh dunia sebagai bentuk orientasi bagi para mahasiswa baru. Namun apa yang terjadi jika kegiatan tersebut ternyata menyimpang menjadi kegiatan perpeloncoan paling menakutkan di dunia oleh beberapa oknum mahasiswa senior di lingkungan kampus tersebut. Seperti apa saja ritual yang kejam memalukan dan menakutkan di kampus Amerika itu.

Screamed by a Sharpie MarkerPada tahun 2002, pemain Seven Football suatu College di North Carolina, Antonio Wilkerson ditangkap atas tuduhan Perpeloncoan yang tidak wajar yaitu dengan cara menulis dengan spidol permanen nama dan posisi beberapa calon anggota baru eskul Seven Footbal di kampus tersebut tepat di bokongnya. Bagian terburuk adalah bahwa perpeloncoan ini sudah lazim dilakukan di kampus tersebut sebagai syarat mutlak penerimaan calon anggota baru. Kabar baiknya, pada tahun 2002, Kegiatan perpeloncoan ini sudah tidak dilakukan lagi.

Dildo or Cocaine?Sungguh aneh kegiatan salah satu perpeloncoan di suatu Genk Mahasiswi di salah satu universitas swasta di chichago. Jadi calon anggota baru geng tersebut diharuskan untuk memilih antara Memainkan Adegan Striptease dengan menggunakan Dildo di Halaman kampus, atau memakai Narkoba jenis Cocaine di toilet kampus.

Boiling in the Hot WaterDi Tulane University, ada suatu ritual perpeloncoan yang sangat menakutkan bagi para mahasiswa baru yang ingin masuk ke dalam suatu Genk yang paling berkuasa di kampus tersebut, bagaimana tidak cara perpeloncoannya adalah dengan cara mencelupkan tangan dari calon anggota baru diatas rebusan air mendidih kepiting dan perasan air lemon. Semakin banyak anggota tubuh calon anggota baru yang mendapat luka rebusan, semakin tinggi jabatan yang akan dia dapat di geng tersebut. Unik Baca

Bobs RankingDalam sebuah cerita yang dijalankan oleh ABC News, penulis dan peneliti Alexandra Robbins melaporkan bahwa ada jenis terburuk perpeloncoan yang terdapat di perkumpulan mahasiswa adalah “peringkat payudara.” Dalam prosedur ini, para mahasiswi dipaksa berjanji untuk menanggalkan baju mereka dan bra di kamar dingin, dan kemudian berbaris berdasarkan ukuran payudaranya.

Page 9: Tentang Ospek Dan Perploncoan

Elephant WalkVermont melewati undang-undang anti-perpeloncoan pada tahun 1999 karena adanya insiden di Universitas Vermont di mana anggota tim pemain hoki memaksa mahasiswa untuk minum bir hangat sampai mereka muntah dan melakukan sesuatu yang disebut “elephantWalk”, yang mengerikan.

Elephant WALK adalahMenurut Urban Dictionary, ada banyak bentuk dari “Elephant Walk”.1) Sekelompok laki-laki berjalan dalam garis lurus, setiap orang meletakkan satu ibu jari di mulut mereka dan jempol lainnya di dalam anus laki-laki di depan mereka.2) Sekelompok laki-laki berjalan dalam garis lurus memegang ke (tegak) penis dari laki-laki di belakang dan di depan mereka.3) Sekelompok laki-laki berjalan dalam garis lurus memegang ke (tegak) penis dari laki-laki di belakang mereka sambil meletakkan salah satu ibu jari ke dalam anus laki-laki di depan mereka.

PaddlingMendayung adalah apa yang beberapa orang mungkin berpikir klasik. Meskipun itulah yang paling sering dikaitkan dengan tradisi kuno perpeloncoan. Mengayuh terdengar lucu, tetapi masih salah satu yang terburuk. Bahkan, banyak yang pergi ke rumah sakit dengan tubuh luka parah akibat tindakan kekerasan. kenapa bisa begitu?, betapa tidak, ternyata cara perpeloncoan jenis ini adalah dengan mengumpulkan para mahasiswa/i junior, lalu membentuk lingkaran, kemudian satu sama lain mumukul bokong temannya secara terus menerus dan bergantian dengan tongkat kayu yang berbentuk seperti kayuhan dayung perahu. Salah satu resiko minimal yang di dapat oleh para korban adalah, tidak bisa duduk akibat pembekuan darah yang terjadi di sekitar bokong. Unik Baca

Galon Water Over DosisKetika seseorang pergi ke perguruan tinggi dan meninggal karena overdosis AIR, memang terdengar sangat konyol dan impossible. Tapi Ini adalah perpeloncoan di Universitas Negara Bagian New York. Pada bulan Maret 2003, Walter Dean Jennings III dipaksa untuk minum banyak galon air, sering ke titik muntah. Dia berhenti minum air, namun sudah terlambat, ternyata dia langsung koma, lalu meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Setelah di Autopsy, ternyata otak korban telah bengkak dipenuhi oleh air, akibat dari kejadian perpeloncoan ini 21 mahasiswa senior dihukum oleh universitas dan 13 diantaranya dijatuhi pasal pembunuhan yang terorganisir dengan ancaman hukuman maksimal seumur hidup oleh pengadilan.

All the Alcohol You Can or CAN'T Take in 90 MinutesAdam Marszal dan Russell Taylor, dua mantan siswa di California Polytechnic State University, dijatuhi hukuman penjara setelah kegiatan perpeloncoan mahasiswa baru yang diadakannya menyebabkan meninggal seorang junior karena keracunan alkohol. Anak laki-laki, berusia18, meninggal setelah minum alkohol dalam jumlah besar dalam 90 menit. Saat dilakukan Otopsy , dari darah korban terkandung Alkohol dengan Kadar 60%

Page 10: Tentang Ospek Dan Perploncoan

Diatribe and invective for youLain halnya memalukan dilaporkan oleh Alexandra Robbins adalah seorang wanita yang dipaksa untuk berdiri di bangku di depan seluruh senior kampus, kemudian para senior tadi memberikannya cacian, makian, hinaan, umpatan. Memang perpeloncoan jenis ini cuma sedikit adegan kekerasan fisiknya, tapi bagi si junior tadi, kegiatan ini merupakan perpeloncoan yang sangat menyakiti si korban dari segi psikologis.

Trivia Questions: Choose Your ObjectAlexandra Robbins menceritakan kasus pepreloncoan paling menakutkan di kampus negeri paman sam , dalam bukunya "The Black Secret behind your university", peloncoan jenis ini namanya "Trivia Question" caranya kaya di film pengantin topeng, jadi intinya si senior dan junior kumpul membentuk lingkaran, lalu mereka bergantian memutar botol vodka yang ditaruh di atas meja, dan siapapun yang dituju oleh mulut botol vodka tersebut bebas melakukan apapun dengan alat-alat yang telah disediakan.

Orientasi studi dan pengenalan kampus (Ospek) kembali mencoreng dunia pendidikan. Alih-alih untuk perkenalan mahasiswa baru dengan senior, Ospek justru menjadi ajang kekerasan. Tercatat beberapa nyawa melayang dalam kegiatan perpeloncoan itu.

Baru-baru ini Ospek kembali menjadi sorotan setelah mahasiswa Institut Teknik Nasional (ITN) Malang, Fikri Dolasmantya Surya tewas. Fikri kala itu mengikuti Kemah Bakti Desa (KBD) di kawasan Goa China, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, 12 Oktober 2013.

Melihat sejumlah fakta, ironis rasanya jika Ospek tetap dilakukan. Sebenarnya sejak kapan Ospek menjadi tradisi di kampus-kampus? Apakah memang dari dahulu kegiatan itu identik dengan kekerasan?

Memang ada beberapa versi yang mengulas mengenai asal usul Ospek. Pertama, kegiatan itu bermula dari Universitas Cambridge, Inggris. Mayoritas mahasiswa di sana datang dari keluarga terhormat, sehingga sulit untuk diatur dan cenderung bertindak seenaknya.

Merasa memiliki kekuatan, para senior membuat aturan setiap mahasiswa baru harus diplonco. Tujuannya agar para junior hormat. Di Indonesia sendiri dikabarkan tradisi itu dimulai sekitar tahun 1950-an.

Jika menelisik lebih ke belakang, versi lain menyebutkan Ospek ini sudah ada sejak Zaman Kolonial dulu, tepatnya di STOVIA atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927). Kemudian terus berlanjut pada masa Geneeskundinge Hooge School (GHS) atau Sekolah Tinggi Kedokteran (1927-1942). Sekarang STOVIA dan GHS menjadi FKUI Salemba.

Sekarang ini Ospek sudah menjadi menu wajib yang harus dilahap para mahasiswa baru, walaupun tidak semua kampus masih mempertahankannya. Tapi sayangnya kegiatan lebih diisi dengan hal-hal negatif. Intinya, untuk membuat para senior puas.

Page 11: Tentang Ospek Dan Perploncoan

Meski muncul sejumlah reaksi keras, namun kenyataannya Ospek justru menjalar sampai tingkat SMA dan SMA. Terkadang dilakukan oleh kakak kelas tanpa diketahui pihak sekolah. Biasanya kegiatan ilegal itu terbongkar setelah ada korban. Miris.

Kini, sudah saatnya kegiatan Ospek yang menonjolkan kekerasan dihentikan, tak perlu lagi menunggu adanya korban jiwa. Jika ini dibiarkan tentu saja kualitas pendidikan di Tanah Air akan mendapat sorotan negatif.*Dari berbagai sumber*

OSPEK KEJAM, UDAH NGGA ZAMAN

Posted by Brilly El-Rasheed in Akhlak, Kontemporer, Remaja, Tsaqafah | 15 comments

Kegiatan yang satu ini seringkali menjadi momok bagi para pelajar yang baru masuk ke sebuah lembaga pendidikan formal. Perasaan takut terbias di wajah-wajah mereka. Ya, OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus). Hampir seluruh lembaga pendidikan formal, mulai SMP, SMA, hingga perguruan tinggi di seantero Indonesia, setiap awal tahun ajaran baru, pasti mengadakan “hajatan” lokal ini. Tidak afdhol katanya kalau tidak merayakannya. Bahkan, sedari awal ospek selalu saja jadi agenda wajib sekaligus hiburan bagi para senior angkatan.

Kegiatan ini, jika direnungkan betul-betul, sambil flashback, menilik fakta-fakta yang ada selama ini, akan tampak sebagai aksi anarkis, biadab, kezaliman, penghinaan, terorisme, dan deviasi (penyimpangan) terhadap Syariat Islam. Ingat, terorisme itu tidak cuma pengeboman, pembunuhan massal, atau perompakan, tapi secara bahasa teror adalah segala tindakan menebar ketakutan. Ok lah, kalau para aktivis OSPEK itu nonMuslim, sisi deviasi terhadap Islam bisa diabaikan, tapi tetap saja sisi negatif lainnya tidak bisa dikesampingkan. Sudah menjadi kesepakatan tidak tertulis, tindak kezaliman dan semacamnya itu sampai kapan pun tidak dibolehkan.

Lucunya, untuk menutupi sisi kejahatannya, jadilah OSPEK gonta-ganti nama. Pekan Orientasi Studi (POS) lah, Pengenalan Kehidupan Ilmiah Kampus lah, Pengkaderan, Pendampingan, Pembinaan Mental lah, dan masih banyak istilah yang dibuat sesopan mungkin. Tujuannya sih, biar tidak ada yang menghujat. Tapi tetap saja, sepandai-pandainya orang menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga. Kalau OSPEK atau apa lah namanya, masih berbau kriminal, pasti akan banyak yang menolak. Sekali kejahatan, tetap kejahatan, sampai OSPEK jadi kegiatan yang murni positif.

Secara legal formal, (cieee, serius amat) OSPEK sudah dihapuskan, sejak masih bernama Mapram atau Mapras, dengan SK Menteri P dan K No. 043 / 1971 yang melibatkan 23 instansi, dari Departemen P dan K  sampai Bappenas. Mapram terus berevolusi jadi POS, berevolusi lagi jadi OS (Orientasi Studi), dan yang terakhir namanya jadi OSPEK. Karena masih banyaknya korban kriminalitas OSPEK, keluar deh Surat Edaran Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 1539/D/I/1999 yang dengan tegas bin jelas, melarang praktek perploncoan,

Page 12: Tentang Ospek Dan Perploncoan

dalam surat yang disahkan pada 17 Juni 1999.  Puncaknya, sejarah “keemasan” OSPEK (seharusnya) berakhir dengan dikeluarkannya SK Dirjen Dikti No.38/Dikti/2000 yang menghapus OSPEK dan menyerahkan prosesi pengenalan kehidupan kampus itu pada kampus yang bersangkutan, sekaligus memberi warning agar lebih menekankan pada kegiatan akademis, bukan anarkis.

Tapi ya namanya manusia, apa artinya selembar kertas SK kalau tidak dibarengi dengan semangat perbaikan yang tinggi dari masyarakat kampus khususnya mahasiswa? Terbukti sampai saat ini perploncoan itu masih saja dijadikan tradisi tahunan. Bandel amat sih pelajar Indonesia itu. Kita lihat saja, korban-korban OSPEK ini tidak bisa dihitung lagi, saking banyaknya. Nyawa, kesehatan, kehormatan, keperawanan, harta, bahkan keimanan dan keislaman, melayang gara-gara OSPEK. Konyol kan? OSPEK yang katanya untuk pengenalan kehidupan kampus dan persiapan untuk jadi pelajar sukses, malah berbuntut keburukan bagi masa depan pelajar itu sendiri.

“Musik” Klasik

Minimal ada 4 alasan klasik (kalau tidak mau disebut alibi atau kedok) yang selalu menjadi jawaban andalan ketika perploncoan dikritisi. Pertama, agar tidak ada jarak antara mahasiswa baru dan lama. Kedua, meningkatkan solidaritas sesama mahasiswa baru. Ketiga, membangun kekuatan mental. Keempat, mempersiapkan para pelajar baru untuk menjadi pelajar yang tangguh, prestatif, dan pretisius.

Jujur saja, buat kamu-kamu yang ngotot OSPEK harus tetep ada, sudahkah OSPEK berhasil mewujudkan minimal keempat tujuan ini? Kalau mau jawab dengan hati yang jernih, OSPEK selama ini malah menunjukkan sisi negatifnya. Sebagai contoh; Pertama, tidak edukatif, karena seringkali para mahasiswa baru disuruh untuk mengerjakan tugas yang tidak jelas manfaatnya, tidak logis, melelahkan, dan membuang waktu secara sia-sia. Kedua, merendahkan martabat para mahasiswa baru. Ketiga, kental nuansa anarkisnya, yang sebenarnya cukup untuk dimasukkan sebagai bentuk pelanggaran HAM. Keempat, memupuk mental pengecut dan balas dendam. Kelima, melanggar hukum, etika, ajaran agama manapun, dan mencoreng budaya Indonesia. Keenam, melanggar kaidah hidup berdemokrasi, karena para mahasiswa baru tidak diberikan kebebasan dalam banyak hal, seperti kebebasan bersuara, kebebasan mengemukakan pendapat, kebebasan untuk menolak, dan kebebasan untuk menyanggah pernyataan. Ketujuh, menyita waktu, utamanya mahasiswa yang muslim. Bayangin dech, gara-gara ospek, mahasiswa muslim, jadi berkurang banyak waktunya buat ibadah, shalat fardhu jadi keteteran, apalagi shalat malam, malah kedodoran, upss, emangnya celana. Ini baru beberapa contoh penyimpangannya.

Alternatif OSPEK yang Efektif

Kalau niat tulus dan tekad sudah bulat untuk berubah menjadi OSPEK yang baik dan efektif, tentu seluruh pihak akan berpikir keras mencari kegiatan substitusi bagi OSPEK, dan pasti akan ketemu. Mustahil bin ajaib kalau tidak ketemu, lha wonk sudah bertitel mahasiswa. Kata pepatah Arab, “Man jadda, wajada,” Siapa sungguh-sungguh meraih sesuatu, dia pasti akan mendapatkannya.

Page 13: Tentang Ospek Dan Perploncoan

Di antara kegiatan yang bisa efektif menggantikan OSPEK misalnya, Outbound Training. Kegiatan ini sangat efektif untuk memecah kebekuan antar mahasiswa baru menjadi kondisi yang sangat hangat, akrab dan tanpa jarak, dan yang nomor wahid tidak akan ada pihak yang merasa dilecehkan atau pun dirugikan. Untuk melatih daya kritis, bisa dengan metode andragogi, yaitu pelibatan langsung mahasiswa baru terhadap kondisi realitas sosial masyarakat. Konkritnya, diajak bakti sosial, bersih-bersih area kampus sebagai wujud kepekaan terhadap lingkungan, penamaman seribu pohon, penyebaran pamflet Anti Narkoba, Freesex, berkunjung ke pemukiman orang-orang kurang mampu, membuat proyek ringan terkait kemanusiaan, dan sebagainya.

Atau dengan mengadopsi dan memodifikasi metode pesantren kilat, yang tentu saja tidak sekedar mendengar ceramah tetapi interaktif, karena materinya yang memang banyak mengeksplorasi kemampuan para mahasiswa, seperti materi potensi diri, possitive thinking, manajemen pribadi, dan lain-lain. Bisa juga dengan mengadakan kegiatan OSPEK yang murni ditambah dengan DIKLAT. Masih banyak lagi, ide-ide alternatif untuk menggantikan OSPEK yang selama ini tidak humanis dan berbau kriminal, baik yang halus sampai yang terang-terangan. Masih banyak kegiatan yang lebih efektif untuk mempersiapkan para mahasiswa baru menjadi mahasiswa yang sukses, tangguh, prestatif, dan prestisius.

Berantas Sampai ke Akarnya!

OSPEK yang tidak humanis atau yang biasa disebut perploncoan, sama seperti korupsi. Keduanya ibarat kanker ganas stadium akhir. Cara yang paling efektif mengatasinya adalah dengan amputasi. Sebuah langkah pasti harus dilakukan dalam upaya menghapus budaya perploncoan. Tidak hanya karena kita ingin tidak lagi mendengar berita duka dari ekses perploncoan, tetapi lebih dari itu, karena kita tidak ingin tekad reformasi yang telah digalang dengan penuh pengorbanan, darah, dan air mata menemui kegagalan hanya karena dikhianati oleh mahasiswa primitif bin jadul alias kolot yang ‘gagap perubahan’.

Dan kalau dipikir-pikir benar juga kata orang bahwa OSPEK ini sejatinya adalah tradisi peninggalan penjajah bangsa kita yang paling kejam, yap, tepat, Belanda. Jadi, mahasiswa yang masih saja ngotot ngadain OSPEK versi teror mental dan fisik itu hanya mahasiswa yang primitif, jadul, kolot, kuno, ga tahu perkembangan zaman.

Kalau buat yang ngaku beragama Islam sih, pasti sudah pada paham, Muslim itu wajib taat sama Pemerintah yang sah. Dilarang keras membelot apalagi memberontak. Selama perintah dari Pemerintah itu dalam koridor tidak melanggar Syariat Islam. Kalau Pemerintah sudah melarang OSPEK versi teror mental dan fisik, ya sudah, dengar dan taat. Tidak usah lagi OSPEK. Ganti dengan yang bermanfaat dan aman.

Alhasil, OSPEK versi teror mental dan fisik itu sudah jadul (jaman dulu) banget, primitif, sudah ga zamannya lagi. OSPEK ga pake okol, tapi pake akal. Sekarang zamannya OSPEK yang versi edukatif dan progresif. Setuju?

Ospek Kejam: Budaya Primitif

Page 14: Tentang Ospek Dan Perploncoan

Tulisan ini dibuat wabil khusus untuk introspeksi penulis pribadi.

Bissmillahirahmannirahim.

Ospek pada hakikatnya telah dilarang keberedaannya oleh pemerintah kita. Namun karena sejarah panjang kegiatannya dan seiring  dengan telah mendarah dagingnya nya budaya ini di instansi pendidikan kita sehingga Ospek  atau apapun namanya sekarang pada hakikatnya masihlah berlaku di hampir seluruh jenjang pendidikan tanah air , meskipun dengan sedikit aplikasi teknis nya yang dikurangi atau namanya yang diganti-diganti tetap saja tidak bisa menutupi hakikat eksistensinya.

Tidak terkecuali dijenjang perguruan tinggi sederajat kegiatan ini masihlah eksis bahkan tetap dipertahankan oleh mahasiswanya sendiri dengan alasan lucu yaitu “budaya” yang berkedok masa orientasi dan ajang kekompakan bagi mahasiswa baru. Unik memang kalau kita berbica atas dasar budaya(buah dari ego pribadi senior)  yang dijadikan perihal utama bukan berfikir, sehingga  banyak pihak yang ingin menjaga eksistensinya dikarenakan alasan tradisi turun temurun tadi tanpa memikirkan baik buruk dari budaya itu sendiri.

Lucu memang melihat beberapa orang berargumen mendukung kegiatan ospek/atau apapun namanya sekarang dan terlibat dalam kegiatannya. Sehingga sampai hati menafikan dirinya sendiri dalam sebuah tindakan yang pasti didalam hati kecilnya sendiri diakui adalah sebuah kesalahan.

Jikalau hanya karena merasa lebih tua alias senior atau merasa diri lebih mengerti dibandingkan yang baru lalu lantas memiliki hak untuk sombong dan berhak melakukan tindakan lebih kepada yang lebih awam , alangkah lucunya semua itu. Hak menilai dari satu sisi, Bukan karena ilmu bukan karena kapabilitas tapi melainkan karena tingkat kesenioran dan kesombongan karena masuk lebih dulu itu jelas sebuah masalah.

apalah beda kita dengan Iblis yang diusir dari surga kalau sudah terkana virus yang namanya senioritas ini, Iblis  yang sombong lagi angkuh merasa diri lebih senior dibandingkan Adam sehingga saat disuruhnya untuk bersujud kepada Adam oleh Allah dia menolak.

Padahal disana Allah sedang menguji Iblis dan mengajarkan kepada kita tentang sebuah kisah, sungguh Allah telah melebihkan kepada adam beberapa kelebihan pada saat itu di bandingkan Iblis yang lebih dulu ada disurga yang notabennya adalah seniornya. Tapi jelas kesombongan lah yang membutakan iblis  akan kelebihan adam itu.

Manusia sendiri seharusnya belajar dari sejarah tersebut, bagaimana karena kesombongannya iblis yang merasa lebih senior dibanding adam sehingga sampai dia di tempatkan Allah dilembah kenistaannya di neraka. Diusir nya dia dari surga karena sifatnya itu.

Bukan malah kita sebagai manusia terjerat dalam kesalahan yang sama yang dilakukan iblis tersebut. Dengan budaya yang kita buat sendiri yang pada hakikatnya kita ketahui akan

Page 15: Tentang Ospek Dan Perploncoan

menimbulkan sifat sombong tersebut. Apalagi jangan sampai hati kita membenarkan kegiatan tersebut dengan argumen yang dipenuhi nafsu oleh diri ini.

Mulailah kita belajar menghargai sesama, dan mualailah kita menghormati karena memang dia lah orang yang pantas untuk kita hormati. Serta Mulailah kita berani jujur “yang kecil itu besar karena berilmu sedangkan yang besar itu kecil karena dia tidak berilmu.”

Yang terpenting menganai ospek dan senioritas ini ada baiknya kita turunkan ego sejenak, kemudian utamakan berpikir jernih. Dan jangan lupa menunjukan fitrah asli diri kita sebagai manusia, mahluk sosial yang beragama dan berakal. Cukup lah kisah Iblis yang di usir dari surga kita jadikan pelajaran bagi kita yang berpikir. wallahu alam bisawab