Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

download Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

of 32

Transcript of Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    1/32

    1

    MAKALAH

    TENTAMINA

    SUICIDE

    Di Susun Oleh :

    Putu irmayani

    Ririn sulastri

    Sri wahyuni

    Tuhfah romdoni

    Yana octavira firdaus

    Yoni setioningsih

    Yulia safwati

    SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES)

    MATARAM

    2013

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    2/32

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah YME karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami

    selaku penyusun akhirnya dapat menyelesaikan tugas makalah Komunitas dengan

    judul Tentamina Suicide sebagai tugas kelompok dalam semester ini.

    Tujuan dari penulisan makalah seminar ini adalah untuk memenuhi tugas

    mata kuliah Keperawatan Jiwa. Makalah ini disusun dari berbagai sumber reverensi

    yang relevan, baik buku-buku diktat kedokteran, keperawatan, dari internet dan lain

    sebagainya. Tidak lupa ucapan terima kasih penyusun haturkan kepada semua pihak

    yang membantu terselesaikannya makalah ini.

    Tentu saja sebagai manusia, penyusun tidak dapat terlepas dari kesalahan.

    Karena itu penyusun merasa perlu untuk meminta maaf jika ada sesuatu yang dirasa

    kurang.

    Kelompok mengharapkan masukan baik berupa saran maupun kritikan demi

    perbaikan yang selalu perlu untuk dilakukan agar kesalahan - kesalahan dapat

    diperbaiki di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik

    bagi kelompok sendiri khususnya maupun bagi para pembaca pada umumnya.

    Mataram, desember 2013

    Penyusun

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    3/32

    3

    Daftar Isi

    Kata Pengantar ....................................................................................... i

    Daftar Isi .................................................................................................. ii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latarbelakang ................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2C. Tujuan ........................................................................................... 2D. Manfaat .........................................................................................

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Definisi Tentamen Suicide ............................................................ 3B. Etiologi .......................................................................................... 3C. Jenis-jenis tentamen Suicide ......................................................... 8D. Penilaian Bunuh Diri ..................................................................... 9E. Tanda dan Gejala........................................................................... 11F. Faktor Resiko ................................................................................ 11G. Patofisiologi .................................................................................. 12H. Komplikasi .................................................................................... 13I. Pemeriksaan Penunjang ................................................................ 13J. Asuhan Keperawatan Tentamen Suicide ...................................... 14

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................... 26B. Saran .............................................................................................. 27

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    4/32

    4

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangSetiap kehidupan yang dialami manusia selalu mengalami fluktuasi

    dalam berbagai hal. Berbagai stressor baik fisik, psikologis maupun social

    mampu mempengaruhi bagaimana persepsi seorang individu dalam

    menyikapi kehidupan. Hanya individu dengan pola koping yang baik yang

    mampu mengendalikan stressor-stressor tersebut sehingga seorang individu

    dapat terhindar dari merilaku maladaptive. Selain faktor pola koping, faktor

    support system individu sangat memegang peranan vital dalam menghadapi

    stressor tersebut.

    Individu yang mengalami ketidakmampuan dalam menghadapi

    stressor disebut individu yang berperilaku maladaptive, terdapat berbagai

    macam jenis perilaku maladaptive yang mungkin dialami oleh individu, dari

    yang tahap ringan hingga ke tahap yang paling berat yaitu Tentamen suicide

    atau percobaan bunuh diri. Menurut ahli, Bunuh diri merupakan kematian

    yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan &

    Berjamin J. Sadock, 1998). Seorang individu yang mengalami tentamen

    suicide biasanya mengalami beberapa tahap sebelum dia melakukan

    percobaan bunuh diri secara nyata, Pertama kali biasanya klien memiliki

    mindset untuk bunuh diri kemudian biasanya akan disampaikan kepada

    orang-orang terdekat. Ancaman tersebut biasanya dianggap angin lalu, dan

    ini adalah sebuah kesalahan besar. Selanjutnya klien akan mengalami

    bargaining dengan pikiran dan logikanya, tahap akhir dari proses ini biasaya

    klien menunjukan tindakan percobaan bunuh diri secara nyata.

    Keperawatan kegawatdaruratan dalam kasus tentamen suicide

    berfokus pada penanganan klien setelah terjadinya upaya nyata dari klien

    yang melakukan percobaan bunuh diri sehingga tidak berfokus pada aspek

    psikologi dan psikiatri dari klien dengan tentamen suicide.

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    5/32

    5

    B. Rumusan Masalah1. Pengertian tentamine suicide2. Rentang respon ?3. Etiologi tentamine suicide?4. Jenis-jenis tentamen suicide?5. Klasifikasi atau penilaian bunuh diri atau tentamen suicide?6. Tanda dan gejala?7. Factor-faktor yang mempengaruhi?8. Patofisiologi?9. Komplikasi?10.Pemeriksaan penunjang?11.Asuhan keperawatan tentamen suicide?

    C. Tujuan1. Tujuan umum

    Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk

    mendukung kegiatan belajar-mengajar jurusan keperawatan khususnya

    pada mata kuliah keperawatan Neurobehavior II tentang asuhan

    keperawatan klien dengan tentamin suicide.

    2. Tujuan Khusus

    Tujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa

    mengetahui definisi alzheimer, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi,

    pemeriksaan diagnostik dari alzheimer, penatalaksanaan medis dan asuhan

    keperawatan klien tentamin suicide.

    D. Manfaat1. Bagi penulis yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan penampilan

    penyusunan dan menerapkan askep terhadap pasien yang mengalami

    tentamina suicide.

    2. Sebagai bahan masukkan dan pengembangan pengetahuan bagi institusipendidikan

    3. Sebagai penambah wawasan dan pedoman bagi tenaga kesehatan dalammemberikan asuhan pada pasien yang mengalami tentamin suicide.

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    6/32

    6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    TENTAMEN SUICIDE

    A. Definisi Tentamina SuicideBunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku

    sendiri secara sengaja (Harold I, Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998).

    Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan

    dapat mengakhiri kehidupan (Budi Anna Kelihat, 1991)

    Perilaku destruktif diri yaitu setiap aktifitas yang jika tidak dicegah

    dapat mengarah kepada kematian (Gail Wiscara Stuart, dan Sandra, J.

    Sundeen, 1998).

    Ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang sering menyertai gangguan

    depresif sering terjadi pada remaja ( Harold Kaplan, Sinopsis Psikiatri,1997).

    Bunuh diri adalah, perbuatan menghentikan hidup sendiri, yang

    dilakukan oleh individu itu sendiri. Namun, bunuh diri ini dapat dilakukan

    pula oleh tangan orang lain. Misal : bila si korban meminta seseorang untuk

    membunuhnya, maka ini sama dengan ia telah menghabisi nyawanya sendiri.

    Dimana, Menghilangkan nyawa, menghabisi hidup atau membuat diri

    menjadi mati oleh sebab tangan kita atau tangan suruhan, adalah perbuatan-

    perbuatan yang termasuk dengan bunuh diri. Singkat kata, Bunuh diri adalah

    tindakan menghilangkan nyawa sendiri dengan menggunakan segala macam

    cara.

    B. Rentang respon

    Adaptif maladaptive

    Peningkatan pertumbuhan perilaku pencedraan bunuh

    diri Peningkatan destruktif diri diri diri

    Beresiko langsung

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    7/32

    7

    C. Etiologi1. Penyebab bunuh diri pada anak

    a. Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaanb. Situasi keluarga yang kacauc. Perasaan tidak disayang atau selalu dikritikd. Gagal sekolahe. Takut atau dihina di sekolahf. Kehilangan orang yang dicintaig. Dihukum orang lain

    2. Penyebab bunuh diri pada remajaa. Hubungan interpersonal yang tidak bermakna

    b. Sulit mempertahankan hubungan interpersonalc. Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaand. Perasaan tidak dimengerti orang laine. Kehilangan orang yang dicintaif. Keadaan fisikg. Masalah orang tuah. Masalah seksuali. Depresi

    3. Penyebab bunuh diri pada mahasiswaa. Self ideal terlalu tinggi

    b. Cemas akan tugas akademik yang banyakc. Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih

    sayang orang tua.

    d. Kompetisis untuk sukses4. Penyebab bunuh diri pada usia lanjut

    a. Perubahan status dari mandiri ke tergantungb. Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsic. Perasaan tidak berarti di masyarakat.d. Kesepian dan isolasi sosiale. Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan)f. Sumber hidup berkurang.

    5. Pernyataan yang salah tentang bunuh diri (mitos)

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    8/32

    8

    Banyak pernyataan yang salah tentang bunuh diri yang harus

    diketahui perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien

    dengan tingkah laku bunuh diri.

    1. Ancaman bunuh diri hanya cara individu untuk menarik perhatian

    dan tidak perlu dianggap serius. Semua perilaku bunuh diri harus

    dianggap serius.

    2. Bunuh diri tidak memberi tanda, delapan dari 10 individu memberi

    tanda secara verbal atau perilaku sebelum melakukan percobaan

    bunuh diri.

    3. Berbahaya membicarakan pikiran bunuh diri pada klien hal yang

    paling penting dalam perencanaan keperawatan adalah pengkajian

    yang akurat tentang rencana bunuh diri klien.

    4. Kecenderungan bunuh diri adalah keturunan tidak ada data dan hasil

    riset yang membantu pendapat ini karena pola perilaku bunuh diri

    bersifat individual.

    SIRS (Suicidal Intention Rating Scale)

    Skor 0 : Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan sekarang

    Skor 1 : Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak

    mengancam bunuh diri.

    Skor 2 : Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan

    bunuh diri.

    Skor 3 : Mengancam bunuh diri, misalnya Tinggalkan saya sendiri

    atau saya bunuh diri.

    Skor 4 : Aktif mencoba bunuh diri.

    Adapun beberapa factor lain Penyebab perilaku bunuh diri

    dapat dikategorikan sebagai berikut :

    a. Factor genetic

    Ada yang berpikir bahwa bawaan genetik seseorang dapat

    menjadi faktor yang tersembunyi dalam banyak tindakan bunuh

    diri. Memang gen memainkan peranan dalam menentukan

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    9/32

    9

    temperamen seseorang, dan penelitian menyingkapkan bahwa

    dalam beberapa garis keluarga, terdapat lebih banyak insiden

    bunuh diri ketimbang dalam garis keluarga lainya

    Kondisi kimiawi otak pun dapat menjadi faktor yang mendasar.

    Dalam otak. miliaran neuron berkomunikasi secara

    elektrokimiawi. Di ujung-ujung cabang serat syaraf, ada celah

    kecil yang disebut sinapsis yang diseberangi oleh neurotransmiter

    yang membawa informasi secara kimiawi. Kadar sebuah

    neurotransmiter, serotonin, mungkin terlibat dalam kerentanan

    biologis seseorang terhadap bunuh diri. Buku Inside the Brain

    menjelaskan, Kadar serotonin yang rendah dapat melenyapkan

    kebahagiaan hidup, mengurangi minat seseorang pada

    keberadaanya serta meningkatkan resiko depresi dan bunuh diri..

    Akan tetapi, faktor genetik tidak bisa dijadikan alasan yang

    mengharuskan seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri

    b. Factor keperibadian

    Salah satu faktor yang turut menentukan apakah seseorang itu

    punya potensi untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah faktor

    kepribadian. Para ahli mengenai soal bunuh diri telah

    menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai

    orang yang tidak puas dan belum mandiri, yang terus-menerus

    meminta, mengeluh, dan mengatur, yang tidak luwes dan kurang

    mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang yang

    memerlukan kepastian mengenai harga dirinya, yang akhirnya

    menganggap dirinya selalu akan menerima penolakan, dan yang

    berkepribadian kekanak-kanakan, yang berharap orang lain

    membuat keputusan dan melaksanakannya untuknya (Doman

    Lum).

    Robert Firestone dalam buku Suicide and the Inner Voice

    menulis bahwa mereka yang mempunyai kecenderungan kuat

    untuk bunuh diri, banyak yang lingkungan terkecilnya tidak

    memberi rasa aman, lingkungan keluarganya menolak dan tidak

    hangat, sehingga anak yang dibesarkan di dalamnya merasakan

    kebingungan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    10/32

    10

    Pengaruh dari latar belakang kehidupan di masa lampau ini

    disebut faktor predisposesi (faktor bawaan). Dengan memahami

    konteks yang demikian, dapatlah kita katakan bahwa akar masalah

    dari perilaku bunuh diri sebenarnya bukanlah seperti masalah-

    masalah yang telah disebutkan di atas (ekonomi, putus cinta,

    penderitaan, dan sebagainya). Sebab masalah-masalah tersebut

    hanyalah faktor pencetus/pemicu (faktor precipitasi). Menurut

    Widyarto Adi Ps, seorang psikolog, seseorang akan jadi

    melakukan tindakan bunuh diri kalau faktor kedua, pemicu

    (trigger)-nya, memungkinkan. Tidak mungkin ada tindakan bunuh

    diri yang muncul tiba-tiba, tanpa ada faktor predisposisi sama

    sekali. Akumulasi persoalan fase sebelumnya akan terpicu oleh

    suatu peristiwa tertentu.

    c. Factor psikologis

    Faktor psikologis yang mendorong bunuh diri adalah kurangnya

    dukungan sosial dari masyarakat sekitar, kehilangan pekerjaan,

    kemiskinan, huru-hara yang menyebabkan trauma psikologis, dan

    konflik berat yang memaksa masyarakat mengungsi. Psikologis

    seseorang sangat menentukan dalam persepsi akan bunuh diri

    sebagai jalan akhir/keluar. Dan psikologis seseorang tersebut juga

    sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor tertentu juga.

    d. Factor ekonomi

    Masalah ekonomi merupakan masalah utama yang bisa menjadi

    faktor seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Ekonomi sangat

    berpengaruh dalam pemikiran dan kelakuan seseorang. Menurut

    riset, sebagian besar alasan seseorang ingin mengakhiri hidupnya/

    bunuh diri adalah karena masalah keuangan/ekonomi. Mereka

    berangggapan bahwa dengan mengakhiri hidup, mereka tidak

    harus menghadapi kepahitan akan masalah ekonomi. Contohnya,

    ada seorang ibu yang membakar dirinya beserta ananknya karena

    tidak memiliki uang untuk makan. Berdasarkan contoh tersebut,

    para pelaku ini biasanya lebih memikirkan menghindari

    permasalahan duniawi dan mengakhir hidup.

    e. Gangguan mental dan kecanduan

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    11/32

    11

    Gangguan mental merupakan penyakit jiwa yang bisa membuat

    seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Mereka tidak

    memikirkan akan apa yang terjadi jika menyakiti dan mengakhiri

    hidup mereka, karena sistem mental sudah tidak bisa bekerja

    dengan baik. Selain itu ada juga gangguan yang bersifat

    mencandu, seperti depresi, gangguan bipolar, scizoprenia dan

    penyalahgunaan alkohol atau narkoba. Penelitian di Eropa dan

    Amerika Serikat memperlihatkan bahwa lebih dari 90 persen

    bunuh diri yang dilakukan berkaitan dengan gangguan-gangguan

    demikian. Bahkan, para peneliti asal Swedia mendapati bahwa di

    antara pria-pria yang tidak didiagnosis menderita gangguan

    apapun yang sejenis itu, angka bunuh diri mencapai 8,3 per

    100.000 orang, tetapi di antara yang mengalami depresi, angkanya

    melonjak menjadi 650 per 100.000 orang! Dan, para pakar

    mengatakan bahwa faktor-faktor yang mengarah ke bunuh diri

    ternyata serupa dengan yang di negeri-negeri timur. Namun,

    sekalipun ada kombinasi antara depresi dan peristiwa -peristiwa

    pemicu, itu bukan berarti bunuh diri tidak bisa dielakan.

    D. Jenis-jenis tentamen Suicidea. Ancaman Bunuh Diri

    Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut

    mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang tersebut mungkin

    menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita

    lebih lama lagi atau mungkin juga mengkomunikasikan secara nonverbal

    melalui pemberian hadiah, merevisi wasiatnya dan sebagainya. Pesan-

    pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa kehidupan

    terakhir. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang

    kematian. Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan

    untuk melakukan tindakan bunuh diri.

    b. Upaya bunuh diri

    Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu

    yang dapat mengarah kematian jika tidak dicegah.

    c. Bunuh diri

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    12/32

    12

    Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau

    diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak

    benar-benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak

    diketahui tepat pada waktunya.

    E. Penilaian Bunuh DiriVariabel Resiko Tinggi Resiko Rendah

    Sifat Dermografik dan

    social

    Usia

    Jenis kelamin

    Status marital

    Pekerjaan

    Hubungan interpersonal

    Latar belakang keluarga

    Lebih dari 45

    Laki-laki

    Cerai atau janda

    Pengangguran

    Konflik

    Kacau atau konflik

    Di bawah 45

    Wanita

    Menikah

    Bekerja

    Stabil

    Stabil

    Kesehatan

    Fisik, Mental Penyakit kronis

    hipokondriak

    Pemakaian obat yang

    berlebihan

    Depresi berat

    Psikosis

    Gangguan kepribadian

    berat

    Penyalahgunaan zat

    Putus asa

    Kesehatan baik merasa

    sehat

    Penggunaan zat rendah

    Depresi ringan

    Kepribadian ringan

    Peminum sosial

    Optimisme

    Aktivitas bunuh diri

    Ide bunuh diri

    Sering, kuat,

    berkepanjangan

    Jarang, intensitas

    rendah

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    13/32

    13

    Usaha bunuh diri Berulang kali

    Direncanakan

    Penyelamatan tidak

    mungkin

    Keinginan yang tidak ragu-

    ragu untuk mati

    Komunikasi

    diinternalisasikan

    (menyatakan diri sendiri)

    Metode mematikan dan

    tersedia

    Pertama kali

    Impulsi

    Penyelamatan tak

    terhindarkan

    Keinginan utama untuk

    berubah

    Komunikasi

    diinternaslisasikan

    (kemarahan)

    Metode dengan

    letalitas rendah dantidak mudah didapat

    Sarana

    Pribadi

    Pencapaian buruk

    Tilikan buruk

    Afek tidak ada atau

    terkendali buruk

    Pencapaian baik

    Penuh tilikan

    Afek tersedia dan

    terkendali dengan

    semestinya

    F. Tanda dan GejalaTak langsung

    a. Merokokb. Mengebutc. Berjudid. Tindakan kriminale. Terlibat dalam tindakan rekreasi beresiko tinggif. Penyalahgunaan zatg. Perilaku yang menyimpang secara sosialh. Perilaku yang menimbulkan stressi. Gangguan makan

    j. Ketidakpatuhan pada tindakan medikLangsung

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    14/32

    14

    a. Keputusasaanb. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berhargac. Alam perasaan depresid. Agitasi dan gelisahe. Insomnia yang menetapf. Penurunan berat badan berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari

    lingkungan.

    G. Faktor Resikoa. Psikososial dan klinik

    - Keputusasaan

    - Ras kulit putih

    - Jenis kelamin laki-laki

    - Usia lebih tua

    - Hidup sendiri

    - Pernah mencoba bunuh diri

    - Riwayat keluarga tentang percobaan bunuh diri

    - Riwayat keluarga tentang penyalahgunaan zat

    b. Diagnostik

    - Penyakit medik umum

    - Psikosis

    - Penyalahgunaan zat

    H. PATOFISIOLOGIDalam kehidupan, individu selalu menghadapi masalah atau stressor,

    respon individu terhadap stressor, tergantung pada kemampuan menghadapi

    masalah serta tingkat stress yang dialami. Dalam menghadapi masalah

    seseorang dapat menggunakan respon yang adaptif maupun respon yang

    maladaptive, respon seseorang yang adaptif membuat seseorang mempunyai

    harapan dalam menghadapi masalah, dimana harapan tersebut menimbulkan

    rasa yakin, percaya, ketetapan hati dalam menghadapi masalah dan dapat

    menimbulkan ispirasi. Respon maladaptive seseorang membuat seseorang

    merasa putus harapan dalam menghadapi masalah, menimbulkan rasa tidak

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    15/32

    15

    percaya diri dalam menghadapi masalah menyebabkan seseorang merasa

    rendah diri. Jika seseorang tidak mampu mengatasi masalah kemungkinan

    besar seseorang akan menjadi depresi, mengalami perasaan gagal, putus asa,

    dan merasa tidak mampu dalam mengatasi masalah yang menimbulkan

    koping tidak efektif. Putus harapan juga mengakibatkan seseorang merasa

    kehilangan, sehingga menimbulkan perasaan rendah diri, depresi. Rendah diri

    dan depresi merupakan salah satu indikasi terjadinya bunuh diri, salah satu

    percobaan bunuh diri dilakukan dengan penyalahgunaan obat, dimana obat-

    obatan yang dosisnya besar dapat bersifat toksin bagi tubuh terutama

    lambung. Intoksikasi dapat memacu atau meningkatkan sekresi asam

    lambung, dimana asam lambung ini mengiritasi/ membuat trauma jaringan

    mukosa lambung, merusak mukosa lambung, merangsang saraf. Saraf pada

    lambung membuka gate kontrol menuju rangsang saraf aferen ke cortex

    cerebri yang meningkatkan sensitifitas saraf nyeri, kemudian kembali ke

    saraf eferen dan menimbulkan rasa nyeri, rasa nyeri ini menstimulasi nervus

    vagus dan meningkatkan respon mual dan gangguan rasa nyaman, gangguan

    saluran makanan pada lambung, duodenum, usus halus, usus besar, hati,

    empedu dan salurannya sering memberikan keluhan di perut atas atau di

    daerah epigastrium yang sering disebut dengan istilah nyeri epigastrik.

    I. KomplikasiKomplikasi yang mungkin muncul pada klien dengan tentamen

    suicide sangat tergantung pada jenis dan cara yang dilakukan klien untuk

    bunuh diri, namun resiko paling besar dari klien dengan tentamen suicide

    adalah berhasilnya klien dalam melakukan tindakan bunuh diri, serta jika

    gagal akan meningkatkan kemungkingan klien untuk mengulangi perbuatan

    tentamen suicide.

    Pada klien dengan percobaan bunuh diri dengan cara meminum zat

    kimia atau intoksikasi zat komplikasi yang mungkin muncul adalah diare,

    pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif , sesak nafas, sianosis, edema paru

    .inkontenesia urine dan feces, kovulsi, koma, blokade jantung akhirnya

    meninggal.

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    16/32

    16

    Pada klien dengan tentamen suicide yang menyebabkan asfiksia akan

    menyebabkan syok yang diakibatkan karena penurunan perfusi di jaringan

    terutama jaringan otak. Pada klien dengan perdarahan akan mengalami syok

    hipovolemik yang jika tidak dilakukan resusitasi cairan dan darah serta

    koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan

    terjadi kegagalan multiple organ.

    J. PEMERIKSAAN PENUNJANGKoreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide akan menentukan

    terapi resisitasi dan terapi lanjutan yang akan dilakukan pada klien dengan

    tentamen suicide. Pemeriksaan darah lengkap dengan elektrolit akan

    menunjukan seberapa berat syok yang dialami klien, pemeriksaan EKG dan

    CT scan bila perlu bia dilakukan jika dicurigai adanya perubahan jantung dan

    perdarahan cerebral.

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    17/32

    17

    ASUHAN KEPERAWATAN TENTAMEN SUICIDE

    1. Pengkajian pasien destruktif diriPengkajian lingkungan upaya bunuh diri. Prestasi kehidupan yang

    menghina/menyakitkan. Tindakan persiapan metode yang dibutuhkan,

    mengatur rencana, membicarakan tentang bunuh diri, memberikan milik

    berharga sebagai hadiah, catatan untuk bunuh diri.

    Penggunaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan

    pemahaman letalitas dari metode yang dipilih.

    Kewaspadaan yang dilakukan agar tidak diketahui

    Petunjuk gejala

    a. Keputusasaanb. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga alam

    perasaan depresi.

    Agitasi dan gelisah

    a. Insomnia yang menetapb. Penurunan berat badanc. Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosialPenyakit psikratrik

    a. Upaya bunuh diri sebelumnyab. Kelainan afektifc. Alkoholisme dan/atau penyalahgunaan obatd. Kelainan tindakan dan depresi pada remajae. Demensia diri dan status kekacauan mental pada lansiaf.

    Kombinasi dari kondisi diatas.

    Riwayat Psikososial

    a. Baru berpisah bercerai, atau kehilanganb. Hidup sendiric. Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami

    stress kehidupan multiple (pindah, kehilangan, putus hubungan yang

    berarti, masalah sekolah, ancaman terhadap krisis disiplin).

    d. Penyakit medik kronik

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    18/32

    18

    e. Minum yang berlebihan dan penyalahgunaan zatFaktor-faktor kepribadian

    a. Impulsif, agresif, rasa bermusuhanb. Kekakuan kognitif dan negatifc. Keputusasaand. Harga diri rendahe. Batasan atau gangguan kepribadian antisocialRiwayat keluarga

    a. Riwayat keluarga berperilaku bunuh dirib. Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme atau keduanya.

    2. Diagnosa Keperawatan1. Resiko bunuh diri2. Harga diri rendah situasional

    Pohon masalah

    Resiko cidera dan kematian

    halusinasi

    Isolasi sosial (isos) DPD

    Harga diri rendah (HDR)

    Koping individu inefektif

    Resiko bunuh diri (RBD)

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    19/32

    19

    3. PerencanaanA. Resiko bunuh diri

    No Tujuan Criteria hasil Intervensi

    1. TUM :

    Klien tidak melakukan

    percobaan bunuh diri.

    TUK :

    Klien dapat membina

    hubungan

    saling percaya.

    Setelahx interaksi klien

    menunjukkan tanda- tanda

    percaya kep ad a per awat :

    Ekspresi wajah bersahabat,

    Menunjukan rasa senang,

    Ada kontak mata, Mau berjabat

    tangan, Maumenyebutkan

    nama, Mau menjawab salam ,

    Mau duduk berdampingan,

    dengan perawat bersedia

    mengungkapkan masalah yang

    dihadapi.

    B in a h u b u n g an

    sa l in g p e rcay a

    d en g an

    men g g u n ak an

    p r in s ip k om un i k as i

    t e rap eu t ik :

    - Sapa klien denganramah baik verbal

    maupun non

    verbal.

    - Perkenalkan nama,nama panggilan

    dan tujuan perawat

    berkenalan.

    - Tanyakan namalengkap dan

    nama penggilan

    yang disukai klien.

    - Buat kontrak yangjelas.

    - Tunjukan sikapjujur dan menepati

    janji setiap kali

    berinteraksi.

    - Tunjukan sikapempati dan

    menerima apa

    adanya.

    -

    Beri perhatian

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    20/32

    20

    2.

    3.

    TUK:

    Klien dapat mengenal

    penyebab resiko

    prilaku bunuh diri.

    TUK :

    Klien dapat

    mengidentifikasi

    tanda- tanda perilaku

    bunuh diri.

    Setelah .x interaksi klien

    menceritakan penyebab

    peri lak u bunuh di ri yang

    dilakukannya:

    Menceritakan penyebab

    klien melakukan percobaan

    bunuh diri.

    Setelah .x interaksi klien

    menceritakan tanda-tanda saat

    klien berkeinginan untuk

    bunuh diri:

    Tanda social :

    Klien mengancamkan

    kepada klien dan

    masalah yang

    dihadapi klien.

    - Dengarkan denganpenuh perhatian

    ekspresi perasaan

    klien

    - Bantu klienmengungkapkan

    peras aan yang

    menyebabkan

    klien mempunyai

    ide serta

    melakukan

    perco baan

    bunuhdiri :

    - Motivasi klienuntuk menceritakan

    penyebab klien

    mempunyai ide

    bunuh diri

    - Dengarkan tanpamenyela atau

    member penilaian

    setiap ungkapan

    perasaan klien

    - Bantu klienmengungkapkan

    tanda-tanda

    perilaku bunuh diri

    yang dialaminya:

    - Motivasi klien

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    21/32

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    22/32

    22

    mengidentifikasi

    akibat tindakan yang

    sudah dilakukan untuk

    bunuh diri.

    tindakannya:

    Diri sendiri

    Orang lain

    Lingkungan

    tersebut masalah

    yang dialami klien

    teratasi

    - Diskusikandengan klien

    akibat

    negati f cara yang

    dilakukan pada:

    - Diri sendiri, Oranglain, Lingkungan

    Strategi pelaksanaan ti ndakan keperawatan

    Pasien

    SP I

    1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien

    2. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien

    3. Melakukan kontrak treatment

    4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri

    5. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

    SP II p

    1. Mengidentifikasi aspek positif pasien

    2. Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri

    3. Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga

    SP I II p

    1. Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien

    2. Menilai pola koping yang biasa dilakukan

    3. Megidentifikasi pola koping yang konstruktif

    4. Menganjurkan pasien memilih pola koping yang konstruktif

    5. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping yang konstruktif dalam

    kegiatan harian

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    23/32

    23

    SP IV p

    1. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien

    2. Mengidentifiksai cara mencapai rencana masa deapan yang realistis

    3. Member dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa

    depan yang realistis

    Keluarga

    SP I k

    1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien

    2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala resiko bunuh diri, dan jenis perilaku

    bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya

    3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri

    SP II k

    1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan resiko bunuh

    diri

    2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien resiko

    bunuh diri

    SP I II k

    1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat

    2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bias dijangkau oleh keluarga

    B. Harga diri rendahNo

    Dx

    Tujuan Criteria hasil Intervensi

    2. TUM:

    Klien memiliki

    konsep diri yang

    positif

    TUK:

    klien dapat

    Setelah kali interaksi,

    klien menunjukkan

    ekspresi wajah

    bersahabat,

    menunjukkan rasa

    senang, ada kontak mata,

    mau berjabat tangan,

    Bina hubungan saling

    percaya dengan

    menggunakan prinsip

    komunikasi terapeutik:

    - Sapa kliendengan ramah

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    24/32

    24

    membina

    hubungan saling

    percY dengan

    perawat

    Klien dapat

    mengidentifikasi

    aspek positif dan

    kemampuan yang

    dimiliki.

    mau menyebutkan nama,

    mau menjawab salam,

    klien mau duduk

    berdampingan dengan

    perawat, mau

    mengutarakan masalah

    yang dihadapi.

    Setelah kali

    berinteraksi klien

    menyebutkan:

    Aspek positif dan

    kemampuan yang

    dimiliki klien

    Aspek positif keluarga

    Aspek positif lingkungan

    klien.

    baik verbal

    maupun

    nonverbal

    - Perkenalkan diridengan sopan

    - Tanyakan namalengkap dan

    yang disukai

    klien

    - Jelaskan tujuanpertemuan

    - Jujur danmenepati janji

    - Beri perhatianpada klien.

    -Diskusikan dengan

    klien tentang :

    - Aspek positifyang dimiliki

    klien, keluarga

    dan lingkungan.

    - Kemampuanyang dimiliki

    Bersama klien buatdaftar tentang:

    - Aspek positifklien, keluarga,

    dan lingkungan.

    - Kemampuanyang dimiliki

    - Berikan pujian

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    25/32

    25

    Klien dapat menilai

    kemampuan yang

    dimiliki untuk

    dilaksanakan.

    Klien dapat

    merencanakan

    kegiatan sesuai

    dengan

    kemampuan yang

    dimiliki.

    Setelah kali interaksi

    klien menyebutkan

    kemampuan yang dapat

    dilaksanakan.

    Setelah.. kali interaksi

    klien membuat rencanakegiatan harian.

    yang realistis,

    hindarkan

    memberikan

    penilaian

    negative.

    - Diskusikandengan klien

    kemampuan

    yang dapat

    dilaksanakan

    - Diskusikankemampuan

    yang dapat

    dilanjutkan

    pelaksanaannya.

    Rencanakan bersama

    klien aktivitas yang

    dapat dilakukan setiap

    hari sesuai kemampuan

    klien:

    - Kegiatanmandiri

    - Kegiatandengan bantuan

    - Tingkatkankegiatan sesuai

    dengan kondisi

    klien

    - Beri contoh carapelaksanaan

    kegiatan yang

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    26/32

    26

    Klien dapat

    melakukan

    kegiatan sesuai

    rencana yang

    dibuat.

    Klien dapat

    memanfaat kan

    system pendukung

    yang ada.

    Setelah kali interaksi

    klien melakukan

    kegiatan sesuai jadwal

    yang dibuat.

    Setelah kali interaksi

    klien memanfaatkan

    system pendukung yang

    ada di keluarga.

    dapat klien

    lakukan.

    - Anjurkan klienuntuk

    melaksanakan

    kegiatan yang

    telah

    dilaksanakan

    - Pantau kegiatanyang

    dilaksanakan

    klien.

    - Beri pujian atasusaha yang

    dilakukan klien.

    - Diskusikankemungkinan

    pelaksanaan

    kegiatan setelah

    pulang.

    - Berikanpendidikan

    kesehatan pada

    kelurga tentang

    cara merawat

    klien dengan

    harga diri

    rendah.

    - Bantu keluargamemberikan

    dukungan

    selama klien

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    27/32

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    28/32

    28

    SP II I k

    1. Membantu keluaraga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat

    (discharge planning)

    2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    29/32

    29

    3. EvaluasiNo Diagnosa Evaluasi

    1 Resiko bunuh diri S :

    Klien mengatakan dirinya tidakberguna lagi dan ingin mengakhiri

    hidup

    O :

    Klien tampak histeris Klien tidak mau makan Klien selalu menyendiri

    A :

    Resiko bunuh diri masih kuatP :

    Pertahankan SPI pasien no 12 Harga diri rendah S:

    Klien mengatakan tidak bergunaO:

    Klien tampak menyendiri Klien tidak mau berinteraksi dengan

    orang lain

    A:

    Harga diri rendah masih kuatP:

    Pertahankan SP1 pasien no 1

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    30/32

    30

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Tentamin suicide merupakan perilaku menciderai diri yg dapat menimbulkan

    kematian baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Penyebab tentamin suicide ada 3 faktor :

    1. Faktor genetic dan teori biologi

    2. Teori sosiologi

    3. Teori psikologi

    Ada 3 (tiga) jenis tentamin suicide yang bisa diidentifikasi, yakni:

    1. Tentamin suicide anomik2. Tentamin suicide altrustik3. Tentamin suicide egoistic

    Tanda dan gejalah tentamin suicide di bagi enjadi 2 (dua), yaitu :

    a. Tak langsung

    Merokok

    Mengebut

    Berjudi

    Perilaku yang menyimpang secara sosial

    Perilaku yang menimbulkan stress

    b. Langsung

    Keputusasaan

    Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga

    Agitasi dan gelisah

    B. Saran

    Demikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya semoga

    bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi tim penyusun dan semua

    mahasiswa dan mahasiswi kesehatan pada umumnya. Saran kami, lebih

    banyak membaca untuk meningkatkan pengetahuan.

    Kami sebagai penyusun menyadari akan keterbatasan kemampuan

    yang menyebabkan kekurangsempurnaan dalam makalah ini, baik dari segi

    isi maupun materi, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu kami sangat

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    31/32

    31

    mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan-

    perbaikan selanjutnya agar makalah selanjutnya dapat lebih baik.

  • 8/13/2019 Tentamina Suicide Risiko Bunuh Diri

    32/32

    DAFTAR PUSTAKA

    Jenny., dkk. (2010).Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial

    dan Gangguan Jiwa.Medan: USU Press.

    Keliat, Budi Anna. 2013. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. EGC:Jakarta

    http://meidina.blog.com/2013/03/askep-jiwa-bunuh-diri dan html