Tens

7
TENS Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus lebih dulu mengetahui prinsip-prinsip stimulasi listrik untuk pengurangan nyeri. Di rumah sakit banyak dijumpai peralatan maupun meode stimulasi elektris guna mengatasi nyeri. Secara umum prinsip dasarnya adalah sama dan yang berbeda hanyalah parameter dan metode aplikasi. 1. Indikasi stimulasi elektris a. Trauma musculoskeletal baik akut maupun kronik b. Nyeri kepala c. Nyeri pasca operasi d. Nyeri pasca melahirkan e. Nyeri miofasial f. Nyeri visceral g. Nyeri yang berhubungan dengan sindroma deprivasi sensorik : - Neuralgia - Kausalgia - Nyeri phantom h. Sindroma komprei neurovaskuler i. Nyeri psikogenik Sedangkan Johnson Mark (2001) mengemukakan tentang penggunaan TENS dalam berbagai kondisi yaitu : Efek analgetik a. Pada kondisi akut 1) Nyeri pasca operasi 2) Nyeri sewaktu melahirkan 3) Dismenorrhea 4) Nyeri musculoskeletal 5) Nyeri akibat patah tulang b. Nyeri yang berhubungan penanganan kasus gigi c. Nyeri pada kodisi kronik 1) Nyeri bawah punggung

description

dad

Transcript of Tens

TENS

Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus lebih dulu mengetahui prinsip-prinsip stimulasi listrik untuk pengurangan nyeri.Di rumah sakit banyak dijumpai peralatan maupun meode stimulasi elektris guna mengatasi nyeri. Secara umum prinsip dasarnya adalah sama dan yang berbeda hanyalah parameter dan metode aplikasi.1.Indikasi stimulasi elektrisa.Trauma musculoskeletal baik akut maupun kronikb.Nyeri kepalac.Nyeri pasca operasid.Nyeri pasca melahirkane.Nyeri miofasialf.Nyeri visceralg.Nyeri yang berhubungan dengan sindroma deprivasi sensorik :-Neuralgia-Kausalgia-Nyeri phantomh.Sindroma komprei neurovaskuleri.Nyeri psikogenikSedangkan Johnson Mark (2001) mengemukakan tentang penggunaan TENS dalam berbagai kondisi yaitu :Efek analgetika.Pada kondisi akut1)Nyeri pasca operasi2)Nyeri sewaktu melahirkan3)Dismenorrhea4)Nyeri musculoskeletal5)Nyeri akibat patah tulangb.Nyeri yang berhubungan penanganan kasus gigic.Nyeri pada kodisi kronik1)Nyeri bawah punggung2)Arthritis3)Nyeri punting dan nyeri phantom4)Neuralgia pasca herpetic5)Neuralgia trigeminald.Injury saraf tepie.Angina pectorisf.Nyeri fasialg.Nyeri tulang akibat proses metastase2.Kontraindikasi stimulasi listrik(Rennie S, 1988, Johnson M, 2001)Arus TENS, Interferensi dan diadinamik tidak direkomendasikan pada kondisi sebagai berikut :a.Penyakit vaskuler (arteri maupun vena)b.Adanya kecenderungan pendarahan (pada area yang diterapi)c.Keganasan (pada daerah/ area yang diterapi)d.Pasien beralat pacu jantung (meski penelitian terbatas menunjukkan bahwa stimulasi listrik tidak mempengaruhi alat pacu jantung)e.Kehamilan (bila terapi diberikan pada daerah abdomen atau panggul)f.Luka terbuka yang sangat lebarg.Kondisi infeksih.Pasien yang mengalami hambatan komunikasi (terlalu tua, gangguan bicara, kofusi mental)i.Kondisi dermatologi (pada area yang diterapi)j.Hilangnya sensasi sentuh dan tusuk (pada area yang diterapi)TENS (Transcutaneus Electrical Stimulation)Secara umum karakteristik keluaran arus dari TENS standar adalah sebagai berikut :

Spesifikasi (Johnson M,2001) Konvensional1.Target arus : mengaktivasi saraf berdiameter besar2.Serabut yang teraktivasi: A beta, mekanoreseptor3.Sensasi yang timbul : parestesia yang kuat sedikit kontraksi4.Karakteristik : frekuensi tinggi, intensitas rendah pola kontinyu Durasi = 100 200 mikrodetik Frekuensi = 10 100 pps5.Posisi elektrode : Pada titik nyeri dermatom6.Profil analgetik : Terasa < 30 menit setelah dinyalakan dan menghilang < 30 menit setelah alat dipadamkan7.Durasi terapi : secara terus menerus saat nyeri terjadi8.Mekanisme analgetik : tingkat segmental

AL TENS (Acupuncture like TENS)1.Target arus : Aktivasi motorik untuk menimbulkan kontraksi otot-otot fasik yang berakhir pada aktivasi saraf berdiameter kecil non noksius2.Serabut yang teraktivasi : G III, A delta ergoseptor3.Sensasi yang timbul : Kontraksi otot fasik yang kuat tetapi sedikit nyaman4.Karakteristik : Frekuensi rendah, intensitas tinggi Durasi = 100 200 mikrodetik Frekuensi s/d 100 pps Pola Burst5.Posisi elektrode : Pada motor point atau nyeri myotom6.Profil analgetik :Terasa > 30 menit setelah dinyalakan dan baru hilang > 1 jam setelah mesin dipadamkan7.Durasi terapi : 30 menit setiap kali terapi8.Mekanisme analgetik : ektrasegmental/ supraspinal ataupun segmental

Proses aktivasi jaringan AL-TENS Intense TENSIntense TENS1.Target arus : mengaktivasi serbut saraf berdiameter2.Jaringan yang teraktivasi : nosiseptor3.Sensasi yang timbul : intensitas tertinggi yang masih tertoleranpasien dengan sedikit kontraksi otot4.Fisika dasar : frekuensi tinggi 200 pps Durasi > 1000 mikrodetik Intensitas tertinggi yang masih tertolerir Pola arus kontinyu5. Penempatan elektrode : Pada daerah nyeri atau di sebelah proksimal titik nyeri pada cabang utama saraf yang bersangkutan6.Profil analgetik : > 30 menit setelah terapi dimulai, pengaruh analgetik bisa bertahan > 1 jam, bisa terjadi hipoastesia7.Durasi terapi : 30 menit setiap kali terapi8. Mekanisme analgetik : peripheral, ektrasegmental serta segmentalKebermanfaatan TENS terhadap seorang pasien dapat dinilai dengan indicator sbb : (1) berkurangnya neri selama 3 jam atau lebih sesudah penggunaan TENS , (2) berkurangnya penggunaan obat analgetika, (3) perbaikan pola tidur (4) kemajuan fungsional (peningkatan ROM , kekuatan dan ketahanan) (Fried) T dkk, 1984).Teknik terapi dengan menggunakan TENSAplikasi klinis TENS sangat variabel oleh karena peredaan dalam pendekatan maupun sudut pandang khususnya dalam hubungannya dengan teknik aplikasi yang paling efektif serta parameter-parameter yang mempengaruhi. Di bawah ini akan dibahas bebeapa teknik aplikasi dan parameternya.