tenis elbowedit
-
Upload
nimas-dwiastuti -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of tenis elbowedit
-
7/27/2019 tenis elbowedit
1/10
E.PatogenesisSelain akibat cedera stress repetitif, tennis elbow juga dapat terjadi karena
trauma langsung. Kondisi ini sering ditemukan pada para pemain tenis, terutama
pada mereka yang tidak professional, dan belum memiliki teknik bermain tenis
yang baik. Epikondilitis lateral terjadi karena kontraksi repetitif pada otot-otot
ekstensor lengan bawah, terutama pada origo ECRB, yang mengkibatkan robekan
mikro lalu degenerasi tendon, perbaikan yang imatur, hingga menimbulkan
tendinosis. Selain gaya mekanik yang mengakibatkan stres varus berlebihan pada
ECRB (extensor carpi radialis brevis), posisi anatomi tendon ECRB yang
langsung berhimpitan dengan aspek lateral capitellum menyebabkan tendon
tersebut mengalami abrasi berulang selama proses ekstensi elbow.
Hipovaskularitas permukaan bawah tendon juga berkontribusi dalam proses
degenerasi dan tendinosis.
Pada pemeriksaan umum, tendon yang mengalami tennis elbow akan
berwarna abu-abu dan rapuh. Awalnya banyak yang menduga bahwa epikondilitis
tejadi karena adanya proses inflamasi yang melibatkan bursa humeral radial,
synovium, dan ligamentum annular. Pada tahun 1979, Nirschl dan Pettrone
menemukan adanya disorganisasi arsitektur kolagen normal akibat invasi
fibroblast yang berhubungan erat dengan respon reperatif vaskuler yang imatur
yang disebut juga dengan istilah hyperplasia angiofibroplastik. Proses itu
kemudian dikenal dengan nama tendinosis angiofibroplastik karena tidak ada
satu pun sel radang yang teridentifikasi. Karena inflamasi bukanlah faktor yang
signifikan dalam epikondilitis, maka istilah tendinosis meruapakan istilah yang
paling tepat untuk menggambarkan tennis elbow (Walz et al., 2010)
F.Manifestasi klinisDari anamnesis dapat diketahui bahwa pasien tennis elbow datang ke dokter
karena keluhan utama nyeri pada daerah lateral elbow, yang menjalar ke regio
ekstensor. Pada umumnya mereka berusia diatas 30 tahun. Pasien sering kali
-
7/27/2019 tenis elbowedit
2/10
melaporkan bahwa onset timbulnya nyeri sulit diketahui, namun hal itu
berhubungan erat dengan riwayat penggunaan tangan secara berlebihan (pada
tangan dominan) tanpa adanya trauma spesifik. Onset gejala biasanya timbul
dalam 24-72 jam setelah melakukan aktivitas ekstensi pergelangan tangan secara
berulang-ulang. Manifestasi gejala terlambat timbul karena danya robekan
mikroskopik pada tendon.
Pasien mengeluhkan nyeri pada lateral elbow yang akan semakin memburuk
ketika pasien beraktivitas dan membaik setelah pasien beristirahat. Pasien juga
merasakan kondisi yang mengganggu saat melakukan aktivitas tertentu seperti
ketika pasien melakukan pukulan backhand tenis atau menggunakan obeng secara
berlebihan (Connell et al., 2001) .
Nyeri biasanya bersifat tajam, intermiten, dan menjalar ke bawah melalui
aspek posterior lengan bawah. Terkadang, pasien dapat menentukan lokasi
nyerinya di sekitar 1,5 cm dari distal origo ECRB. Nyeri yang dialami oleh pasien
bervariasi, mulai dari yang paling ringan (seperti rasa mengganggu ketika
melakukan aktivitas berat seperti bermain tenis atau menggunakan alat tangan
secara berulang-ulang), atau nyeri berat yang terpicu oleh aktivitas sederhana
seperti hendak mengambil dan memegang gelas kopi. Secara umum, pasien tennis
elbow akan mengeluhkan penurunan kekuatan ketika melakukan gerakan
menggenggam, supinasi, dan ekstensi pergelangan tangan.
Sekitar sepertiga kasus tennis elbow berhubungan dengan aktivitas hidup
sehari-hari. Sehingga menanyakan riwayat pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
merupakan salah satu hal yang penting dalam menegakkan diagnosis. Selain
tennis, aktivitas lain juga dapat menimbulkan tennis elbow (Flatt A. E., 2008).
-
7/27/2019 tenis elbowedit
3/10
G. Pemeriksaan fisikInspeksi
Pada inspeksi, sulit untuk menegakan diagnosis tenis elbow karena
biasanya tidak ditemukan adanya hematoma maupun edema pada lateral elbow.
Namun pada pasien tennis elbow yang sudah kronik dapat ditemukan atrofi otot-
otot ekstensor. Meskipun tidak mungkin menegakkan diagnosis tennis elbow
hanya dengan inspeksi, kita tidak boleh mengabaikan pemeriksaan ini sebab jika
kita menemukan adanya eritem, pembengkakan atau pun lesi lain pada elbow,
maka hal tersebut justru akan menyingkirkan diagnosis tennis elbow (Berry et
al., 2011).
Palpasi
Dari palpasi, ada beberapa jenis pemeriksaan provokatif yang dapat
dilakukan anatara lain:
1. Penekanan pada lateral elbowNyeri maksimal dapat timbul ketika dilakukan penekanan pada daerah
sekitar 1-2 cm dari distal origo ECRB di epikondilus lateral. Apabila tanda ini
tidak ditemukan, maka kita dapat menyingkirkan diagnosis tennis elbow.
Gambar 1. Tes penekanan pada lateral . Nyeri akan timbul apabila
penekanan dilakukan pada daerah sekitar 1-2 cm dari distal origo ECRB di
epikondilus lateral.
-
7/27/2019 tenis elbowedit
4/10
2. Tes MaudsleyPasien diminta untuk melakukan ekstensi jari ketiga (jari tengah)
tangan lalu pemeriksa menahan ekstensi tersebut sambil mempalpasi
epikondilus lateral. Hal itu akan menimbulkan ketegangan pada otot ekstensor
digitorum dan tendon. Hasil positif terjadi apabila pasien merasakan nyeri
pada epikondilus lateral. Bila positif berarti pasien menderita tennis elbow.
Gambar 2. Tes Maudsley
3. Tes MillPemeriksa meminta pasien agar memfleksikan elbow dan pergelangan
tangan, sambil memperhatikan tiap nyeri yang timbul pada epikondilus
lateral. Hasil positif bila pasien merasakan nyeri pada epikondilus lateral.
Gambar 3. Tes Mill
-
7/27/2019 tenis elbowedit
5/10
4. Tes CozenPemeriksaan menstabilisasi elbow dengan cara meletakkan ibu jari
pada epikondilus lateral. Lalu pasien diminta untuk mengepalkan tangan
sambil mempronasikan lengan bawah secara radial lalu pasien
mengekstensikan pergelangan tangan sambil melawan tahanan yang diberikan
oleh pemeriksa. Atau pemeriksa dapat memfleksikan dan mengekstensikan
lengan bawah pasien secara pasif. Semua tindakan itu akan menimbulkan
nyeri apabila pasien menderita tennis elbow.
Gambar 4. Tes Cozen
5. Tes Mengangkat Kursi (Chair Test)Pasien diminta untuk mengangkat sebuah kursi dengan bahu di-
adduksi, kemudian elbow diekstensi, dan pergelangan tangan dipronasi.
Tindakan sperti itu akan mempresipitasi nyeri jika pasien merasakan nyeri
pada epikondilus lateral, berarti chair test positif dan itu salah satu indikasi
yang menunjukan bahwa pasien mengalami tennis elbow.
-
7/27/2019 tenis elbowedit
6/10
Selain tes-tes di atas, kita juga harus melakukan pemeriksaan ROM
pada bahu, siku, dan pergelangan tangan. Pemeriksaan ROM (range of
movements) dan uji krepitus sendi radiohumeral dilakukan untuk
mengeksklusi bursitis, osteokondritis, atau PIN entrapment.
Jika ditemukan penurunan ROM, maka kita dapat mempertimbangkan
untuk melakukan pemeriksaan radiologis untuk mengevaluasi sendi yang
bermasalah (Ranti, 2013).
H.Pemeriksaan penunjangPemeriksaan radiologis biasanya dijadikan alat diagnostik cadangan untuk
kasus-kasus yang telah refrakter terhadap terapi non-bedah, untuk mengeksklusi
abnormalitas lain, dan untuk memeriksa luasnya kerusakan tendon. Secara
umum, pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan adalah X-ray, CT-scan,
MRI, dan USG.
1. X-RayPemeriksaan X-ray biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mengeksklusi
abnormalitas lain. Gambaran yang dapat ditemukan dari X-ray pada tennis
elbow adalah deposisi kalsium (kalsifikasi) pada daerah yang berdekatan
dengan epikondilus lateral.
2. USGSensitivitas USG untuk mendiagnosis tennis elbow adalah 72-88%,
sedangkan spesitifitasnya adalah 36-62.5%, namun ada juga penelitian yang
melaporkan bahwa spesitifitasnya mencapai 67-100%, terutama untuk pasien-
pasien yang simptomatik. Dari pemeriksaan USG, diagnosis tennis elbow
dapat ditegakkan apabila pada tendon extensor communis ditemukan salah
satu gambaran berikut ini :
a. Robekan linear intrasubstansi.
-
7/27/2019 tenis elbowedit
7/10
b. Kalsifikasi intratendinosus .
Gambar 5. Tanda panah yang atas menunjukkan tendon yang
mengalami kalsifikasi.
c. Ireguleritas tulang yang berdekatan.d. Fokal hipoekoik regional.
Gambar 6. Tanda panah menunjukkan fokus hipoekoik linear yang
sesuai dengan robekan intrasubstansi.
e. Enthsophytes pada insersi tendon.f. Cairan peritendinosus (Levin et al., 2005).
3. MRIPosisi pasien dan pemilihan sekuensi yang tepat merupakan hal yang
essensial untuk menegakkan diagnosis tennis elbow dengan menggunakan
MRI. Apabila digunakan dengan tepat, maka MRI memeiliki sensitivitas
sekitar 90-100% dalam mediagnosis tennis elbow. Pasien yang akan
-
7/27/2019 tenis elbowedit
8/10
menjalani pemeriksaan MRI sebaiknya berbaring dengan tangan terabduksi,
elbow diekstensi, dan pergelangan tangan disupinasi.
Abnormalitas tendon dan ligamen sebaiknya diperiksa dengan
menggunakan densitas proton-weighted dan T2-weighted fast SE image
(dengan atau tanpa saturasi lemak). Dengan pemeriksaan MRI, kita dapat
melihat penebalan serta robekan fokal pada tendon (Connell et al., 2001).
Gambar 7. MRI tennis elbow . (a) tanda panah menunjukkan robekan
full-thickness dan retraksi ECRB yang disertai dengan edema. (b) tanda panah
menunjukkan cairan peritendinosus pada origo ECRB.
4. ElektromiografiElektromiografi dapat membantu kita dalam membedakan sindrom
radial tunnel dengan epikondilitis lateral. Pada sindrom radial tunnel, terjadi
penurunan impuls elektromiografi (Flatt A. E., 2008).
I.Diagnosis banding1. Sindrom radial tunnel
Penyakit ini ditandai oleh adanya nyeri dan kelemahan pada sisi lateral
siku setelah pasien melakukan aktivitas berupa ekstensi siku atau rotasi lengan
bawah secara berlebihan. Gejalanya sangat mirip dengan epikondlitis lateral,
hanya saja area nyeri pada sindrom radial tunnel adlah sekitar empat jari arah
distal epikondilus lateral. Untuk benar-benar menyingkirkan diagnosis, kita
dapat melakukan pemeriksaan elektromiografi.
-
7/27/2019 tenis elbowedit
9/10
2. Bursitis olekranonPada bursitis olekranon, biasanya gejala diawali oleh adanya riwayat
trauma, perdarahan sepsis atau riwayat rematik. Pada pemeriksaan fisik, kita
dapat menemukan adanya efusi sendi siku dan eritema pada kulit siku, pada
epikondilitis lateral kita tidak akan menemukan adanya tanda-tanda eritema.
Pada bursitis olekranon, nyeri dapat timbul ketika dilakukan penekanan pada
olekranon sedangkan pada epikondilitis lateral, nyeri timbul saat dilakukan
penekanan pada epikondilitis lateral.
3. Epikondilitis medial (golfer elbow)Pasien epikondilitis medial biasanya memiliki riwayat aktivitas sering
melakukan gerakan fleksi seperti bermain golf. Nyeri siku yang timbul pada
epikondilitis medial dipresipitasi oleh gerakan fleksi dan supinasi, berbeda
dengan tennis elbow yang justru dipicu oleh gerakan ekstensi dan pronasi. 20
4. Penyakit-penyakit intra-artikuler seperti arthritis dan osteokondritis dissecanpada capitelum.
Penyakit penyakit artikuler biasanya ditandai oleh gejala kontraktur
fleksi (pasien sulit melakukan ekstensi baik secara aktif maupun pasif) dan
nyeri sering kali timbul diakhir gerakan ekstensi. Berbeda dengan
epikondilitis lateral, dimana tidak ada keterbatasan gerakan fleksi (Johnson
T.S., 2007).
J. DiagnosisDiagnosis ditegakan sesuai dengan anamnensis dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang yang yang mendukung yang ada pada pasien. Tes mill
yang positif dapat digunakan untuk sebagai salah satu dasar diagnosis tennis elbow
(Kenny T., 2012)
-
7/27/2019 tenis elbowedit
10/10