Tele Nursing

31

description

Tele Nursing

Transcript of Tele Nursing

Page 1: Tele Nursing
Page 2: Tele Nursing

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan

rahmat serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini

yang berjudul “Masalah Dalam Penerapan Serta Mamfaat

Telenursing” tepat pada waktu yang ditentukan.,makalah ini bertujuan

untuk membina dan mengembangkan potensi mahasiswa dibidang

akademik, yang mengacu pada tri darma perguruan tinggi yaitu

pendidikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

PROFESIONAL KEPAERAWAN . selama penyusunan makalah ini,

penulis banyak mendapat bantuan berupa arahan atau bimbingan.

Untuk itu, ucapan terimakasih tak lupa kami sampaika kepada

semua pihak terutama pada dosem pengamsuh mata kuliah

PROFESIONAL KEPERAWATAN serta rekan mahasiswa dan semua

pihak yang terlibat didalamnya.

Yang dalam hal ini telah memberi mutivasi dalam bentuk materi

maupun pemikiran sehingga dalam penyusunan makalah ini berjalan

dengan lancar. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi semua pihak

khusnya bagi para pembaca dan penyusunan makalah ini.

Sigli , 25 November 2015

Penyusun

Page 3: Tele Nursing

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

di segala bidang berpengaruh juga pada perkembangan teknologi

telekomunikasi dan informasi di bidang kesehatan. Dampak yang cukup

bermakna juga terjadi pada bidang keperawatan. Contoh dari penerapan

teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan adalah dalam

bentuk telehealth, telemedicine dan telenursing. Telenursing telah

dikembangkan dan diaplikasikan di beberapa Negara seperti Amerika,

Kanada, Korea, Swedia, Inggris dan Wales sejak tahun 2000 an.

Di dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien telah

digunakan dan dikembangkan teknologi telekomunikasi yang berupa

standart praktek telenursing. Perawat perlu secara aktif terlibat dalam

telenursing ini, karena informasi dan pengetahuan yang tepat diperlukan

untuk mendukung perawatan yang ditargetkan, agar kualitas perawatan

kesehatan yang tinggi dapat dicapai, sehingga kesehatan dan keselamatan

pasien akan lebih baik.

Sebagai seorang perawat sudah seharusnya mengikuti

perkembangan teknologi informasi dan pengetahuan yang berkualitas.

Karena kapanpun dan di manapun seorang perawat harus memastikan

bahwa mereka akan dan dapat memberikan pelayanan keperawatan yang

terbaik untuk individu, komunitas dan populasi klien mereka. Bahkan,

Florence Nightingale juga sering disebut sebagai pencipta informatika

perawat yang pertama, yaitu ketika dia menggunakan data yang

dikumpulkan selama perang Krimea untuk menunjukkan kepedulian

terhadap kliennya. Sehingga tantangan bagi perawat untuk

Page 4: Tele Nursing

mempertimbangkan bagaimana kita juga dapat menggunakan data untuk

menginformasikan dan meningkatkan asuhan keperawatan.

Salah satu aplikasi penggunaan internet dalam dunia keperawatan

adalah teknologi telenursing. Telenursing memudahkan pasien yang

memiliki kendala jarak dalam menjangkau fasilitas kesehatan, maupun

pasien lansia atau pasien dengan penyakit kronis yang dirawat di rumah,

untuk dapat memperoleh pelayanan kesehatan melalui videoconference,

videophone, dan sebagainya. Teknologi telenursing saat ini sedang

banyak dikembangkan terutama di negara-negara maju, akan tetapi dalam

pelaksanaannya masih menemui beberapa kendala.

B. Tujuan Makalah

Dengan membaca makalah ini, mahasiswa mampu mengenal

Telenursing

  

Page 5: Tele Nursing

BAB II

TINJAUAN TEORI

1.Penerapan Telenursing

Penerapan telenursing yang paling banyak dikembangkan saat ini

adalah penggunaan telepon dalam triase dan home care. Dalam home

care, perawat menggunakan sistem yang memungkinkan home

monitoring dari parameter fisiologis seperti tekanan darah, glukosa darah,

respiratory peak flow, dan pengukuran berat badan melalui internet (ICN,

2009). Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat dan

melakukan konsultasi masalah-masalah kesehatannya, seperti bagaimana

cara mengganti verban, bagaimana cara memberikan injeksi insulin, atau

mendiskusikan gejala penyakit yang diderita pasien.

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara

Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Inggris adalah contoh negara-

negara yang telah mengaplikasikan telenursing. Di Inggris, 15% pasien

yang dirawat di rumah dilaporkan memerlukan teknologi telekomunikasi,

dan sejumlah studi yang diadakan di Eropa memperlihatkan bahwa

sejumlah besar pasien mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah

dengan telenursing. Pasien tirah baring, pasien dengan penyakit kronik

seperti penyakit paru obstruktif kronis, diabetes melitus, gagal jantung

kongestif, cacat bawaan, penyakit degeneratif persyarafan, dan lain-lain

yang dirawat di rumah, dapat memperoleh perawatan rutin oleh perawat

melalui videoconference, internet, videophone, dan sebagainya. Pasien

pasca operasi yang memerlukan perawatan luka dan pasien dengan

keterbelakangan mental juga bisa mendapatkan perawatan serupa.

Di Australia, salah satu penyedia pelayanan kesehatan melalui

telepon adalah McKesson Asia Pacific. McKesson menyediakan

pelayanan manajemen triase dan penyakit kronis di sektor fasilitas

Page 6: Tele Nursing

kesehatan umum maupun swasta. Model ini relatif masih baru dan sedang

dikembangkan dalam pelayanan kesehatan di Australia (St George, et al.,

2008). Sedangkan di Islandia, dengan kondisi penduduk yang terpencar,

intervensi keperawatan berbasis telepon dapat membantu yang kesulitan

merawat bayinya untuk dapat mengatasi rasa lelah dan stress (Thome &

Adler, 1999).

Telenursing juga membantu wanita hamil dengan hipertensi yang

diinduksi kehamilan untuk tetap dapat dirawat di rumah (Britton, et al.,

1999).

Di Indonesia, telenursing sejauh ini dikembangkan untuk

keperluan pendidikan. Contohnya yang dikembangkan oleh Universitas

Gadjah Mada (UGM) adalah e-lisa yang merupakan model e-learning

yang terintegrasi antara fakultas-fakultas di UGM. Fakultas Keperawatan

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta juga mengembangkan model pembelajaran

e-learning untuk mendukung proses pendidikan keperawatan.

2. Masalah dalam Penerapan Telenursing di Indonesia

Telenursing telah terbukti memiliki banyak manfaat dalam

mendukung praktek keperawatan. Telenursing dapat mempermudah akses

pasien dalam mencari pelayanan kesehatan, menambah efektivitas waktu,

dan juga mendukung dalam kelancaran proses pembelajaran bidang

keperawatan. Penelitian yang berkaitan dengan telehealth dan telenursing

telah menunjukkan manfaat yang besar berhubungan dengan diagnosis

dan konsultasi, pemantauan dan pengawasan pasien, hasil dari pelayanan

kesehatan dan klinik, serta kemajuan teknologi. Masing-masing area ini

memiliki perhatian khusus tentang keselamatan pasien.

Telenursing adalah suatu bentuk upaya yang unik dengan

menggunakan teknologi inovatif untuk meningkatkan perawatan pasien

dengan berfokus pada keselamatan pasien. Praktek telenursing memiliki

Page 7: Tele Nursing

peluang yang besar untuk diterapkan seiring dengan kemajuan teknologi

informasi saat ini. Dengan teknologi telenursing kepatuhan pasien untuk

merawat meningkat, akses untuk perawatan meningkat, penyedia

pelayanan dapat menjalin hubungan satu sama lain dan keselamatan dan

keamanan pasien dapat dipantau lebih dekat di rumah dengan fasilitas

hidup yang memadai. Namun, dalam penerapan telenursing terdapat

beberapa masalah yang harus diperhatikan, di antaranya adalah :

a. Infrastruktur

Penerapan telenursing tentu saja memerlukan infrastruktur yang

dapat mendukung komunikasi yang baik antara pasien di berbagai

wilayah dengan penyedia pelayanan kesehatan. Infrastruktur yang dapat

mendukung hal tersebut adalah infrastruktur yang realible dengan

bandwith yang besar. Pengembangan

infrastruktur yang seperti ini tentu membutuhkan biaya (cost) yang

tidak sedikit. Hal ini merupakan kendala bagi negara berkembang,

khususnya Indonesia.

b. Aspek legal

Di beberapa negara, perawat yang melakukan telenursing harus

memiliki lisensi guna menghindari malpraktek. Hal tersebut bertujuan

untuk melindungi warga negara dari praktek petugas kesehatan yang tidak

baik. ANA (American Nursing Association) menerbitkan 3 pedoman

telehealth untuk standar legalitas dalam melakukan telenursing. Pedoman

tersebut adalah Prinsip Dasar Telehealth yang diterbitkan pada tahun

1998, Kompetensi Telehealth yang diterbitkan pada tahun 1999 dan

Mengembangkan Protokol Telehealth yang diterbitkan pada tahun 2001.

(Sudaryanto dan Purwanti, 2008)

Page 8: Tele Nursing

c. Keamanan

Penerapan telenursing harus tetap dapat menjamin kerahasiaan

pasien. Keamanan (security) menjadi salah satu masalah yang harus dapat

diatasi dan diantisipasi. Adanya penyadapan data yang ditransmisikan

melalui media internet merupakan salah satu ancaman keamanan dalam

penerapan telenursing.

  Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh

menggunakan teknologi telekomunikasi (National Council of State

Boards of Nursing, 2011). Teknologi informasi dibidang keperawatan

adalah teknologi informasi yang mengintegrasikan ilmu keperawatan,

komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola dan

mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek

keperawatan. Informatika keperawatan memfasilitasi integrasi data,

informasi, dan pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan penyedia

lainnya dalam pengambilan keputusan mereka dalam semua peran dan

pengaturan. (Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002 dalam Salim, 2010).

Page 9: Tele Nursing

BAB III

PEMBAHASAN

TELENURSING

1. Defenisi Telenursing

Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat

dengan menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk

tindakan keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau perpencil,

diperoleh ( 01 mei 2012)

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam

memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan

dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau

antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa

bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti

telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring, diperoleh ( 02 mei 2012).

Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh

perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing

menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk

mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga

didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi

elektrik atau optic antara manusia dan atau computer diperoleh ( 02 Mei

2012)

Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan

keperawatan akan meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan

parstisipasi aktif keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara

jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum dari pemerintah untuk

mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan

profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi

yangdiberikan.

Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan

kebijakan untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan

Page 10: Tele Nursing

pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan

keperawatan.

Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi

perhatian : 

1. Faktor legalitas

Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau

institusi keperawatan yang mempunyai   tanggung jawab dalam

pelaksanaan telenursing. 

 2.  Faktor financial

Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena

sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah

dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam

pelaksanaan telenursing 

3. Faktor Skill

Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan

skill tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan

tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung

dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan

tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi. 

2. Faktor Motivasi

Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam

pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien,

telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.

   

Page 11: Tele Nursing

Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan

dengan baik disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia,

keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan

telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan

telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat

telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum

banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau

pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat

diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care.

      Hal tersebut dikatakan telenursing jika perawat melakukan tindakan

keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien melalui

pengkajian triase dan pemberian  informasi menggunakan teknologi

informasi dan telekomunikasi serta  sistem berbasis website. Ners yang

melakukan praktek telenursing harus seorang Registered Nurses (RN).

Perawat yang melakukan praktek telenursing harus bertanggung jawab

untuk meyakinkan kemampuan ketrampilan keperawatan mereka dan

pengetahuan yang up to date untuk praktek telenursing mereka.

      Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk membentuk diagnosis

medis, melainkan difokuskan pada dimensi dari urgensi. Sehingga  para

perawat akan lebih terfokus pada informasi, dukungan, dan meningkatkan

pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang positif dari konsultasi melalui

telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik.

Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap

perkataan akan mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian

klien dan keluarganya akan termotivasi untuk mengikuti saran perawat.

Sebuah komunikasi yang berpusat pada klien  adalah teknik pendekatan

yang disukai dalam rangka membina hubungan antara klien dan tenaga

professional. Komunikasi yang berpusat pada klien telah ditangani secara

ekstensif selama dekade terakhir.

Page 12: Tele Nursing

      Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring,

pendidikan, follow up, pengkajian dan pengumpulan data, melakukan

intervensi, memberikan dukungan pada keluarga dan perawatan

multidisiplin yang inovatif serta kolaborasi. Selain itu dalam praktek

telenursing, perawat melakukan pengkajian lanjutan, perencanaan,

intervensi, dan evaluasi terhadap hasil perawatan, dan perawat juga

menggunakan teknologi seperti internet, computer, telephone, alat

pengkajian digital, dan perlengkapan telemonitoring system audio-vidio,

satelit dan system komunikasi yang lain. Penggunaan computer dan

teknologi informasi untuk mensupport perawat dan pasien dengan

informasi yang lebih efektif. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas

telenursing, antara perawat dan pasien terhubungkan secara langsung

menggunakan system transmisi elektronik.

      Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk

aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di

rumah, maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti

tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien

melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat

berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan

sesak napas.

2.   Manfaat Telenursing

Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing

yaitu : 

1.      Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga

dapat mengurangi     kunjungan  ke pelayanan kesehatan ( dokter

praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home) 

2.      Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan

dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis 

3.      Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu

Page 13: Tele Nursing

tinggaldirumahsakit

4.      Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis  memerlukan

pengkajian yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak.

Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa

memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi. 

5.      Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan

meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak

memerlukan sumber.

         Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang

pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan

riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga

digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan

Multimedia Distance Learning

        Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif

pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik.

Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online,

perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang

tidak terbatas.

a.       Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada

perawat yang berpengalaman klinik namun telah pensiun/ tidak lagi

bekerja di pelayanan kesehatan, namun masih dapat memberikan asuhan

keperawatan secara online. Hal ini juga menghindari kontak langsung,

meminimalkan resiko infeksi nosokomial, memberikan privasi ruang dan

waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi penderita

HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat terlarang /alkoholik akan

lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan telenursing ini .

Page 14: Tele Nursing

b.      Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya

mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik

keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara

fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang

kesehatan dalam merawat pasien adalah :

         Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi

kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga

         Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus

diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan

informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya

         Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar)

dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan

persetujuan) lewat email

         Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan

peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal

aspek.

c.       Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan,

sistem informasi kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan

tidak mungkin hal ini mendasari telenursing berkembang di Indonesia

(dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi) dan beragam tujuan.

Hal ini tidak lain agar pelayanan asuhan keperawatan dan perkembangan

ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia dapat sejajar minimal

dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia,

menjelang Indonesia Sehat.

3. Implementasi Telenursing

Jonsson & Willman dalam penelitiannya menemukan bahwa

implementasi telenursing dalam perawatan di ruumah pada klien dengan

Page 15: Tele Nursing

luka di tangan merupakan inovasi pengembangan inisiatif yang berfokus

pada kolaborasi antara perawat dan klien. Klien merasa puas dengan

penggunaan videophone untuk melihat staf perawat memberikan

perawatan kepada mereka, dan dengan melihat muka perawat membuat

rasa aman pada pasien. Perawat merasa lebih nyaman dengan penggunaan

audio-vidio contact untuk melihat kondisi pasien dan melakukan

pengkajian kondisi luka, serta merekam luka. Selain itu perawat

merasakan bahwa waktu bekerja meraka lebih bermanfaat. Penelitian ini

menandaskan bahwa telenersing dengan menggunakan teknologi audio-

vidio sangat efektif untuk melakukan komunikasi antara perawat dan

pasien dan memberikan kepuasan pada perawat dan klien dalam

melakukan perawatan rumah.

Hartford Kathleen dalam penelitiannya tentang “Telenursing and

patients’ Recovery from Bypass” menemukan bahwa aplikasi teknologi

telekomunikasi dalam memberikan pelayanan keperawatan membuat

pasien mampu untuk belajar bagaimana merawat dirinya sendiri, dan ini

juga membantu perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan dan

promosi kesehatan secara efektif. Selain itu juga memperpendek lama

perawatan.

Bohnenkamp & Blackett meyatakan bahwa dengan telenursing

pasien menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi dan perawat telah

meningkatkan pemahaman tentang masalah yang dialami klien, dan klien

merasa lebih nyaman karena sudah diberi informasi oleh perawat. Klien

percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih mudah diakses;

mereka lebih suka memanfaatkan telenursing daripada menunggu tatap

muka pada saat kunjungan langsung meskipun klien masih percaya bahwa

kunjungan dengan tatap muka langsung adalah yang terbaik .

Page 16: Tele Nursing

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Telenursing

Ada empat  faktor penting yang mempengaruhi implementasi

telenursing. Empat faktor tersebut yaitu aspek sistematika, aspek

ekonomi, aspek sosial, dan aspak teknikal.

1.      Aspek sistematika

Aspek sistematika terkait dukungan dari pemerintah, yang

meliputi legislasi dan regulasi. Dalam mengontrol kualitas dan

kelangsungan telenursing sangat dibutuhkan  pengaturan dan supervisi

pelayanan pemerintah. Untuk penerapan telenursing disepakati bahwa

praktek keperawatan mandiri seharusnya ada otoritas dan peraturan legal

serta adanya standart operasional prosedur yang dibuat oleh organisasi

profesi keperawatan atau pendidikan keperawatan.

2.      Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi terkait verifikasi terhadap kontrol keuangan medis

akibat penggunaan telenursing dan Government recognition for cost

effectiveness merupakan prioritas utama. Investasi pemerintah dalam

proyek telenursing merupakan prioritas untuk mengaktifkan telenursing di

daerah rural dan area kepulauan untuk manfaat medis. Aplikasi system

telenursing yang mahal dan uang perawatan (maintenance fee) harus

dipikirkan.

3.      Aspek Sosial

Aspek sosial terkait verifikasi nilai dan membangun kepercayaan

sosial tentang telenursing dibandingkan dengan perawatan langsung.

Penerimaan dari pemberi pelayanan kesehatan  seperti fasilitas medis,

dokter dan perawat, merupakan hal penting dalan implementasi

telenursing. Kerja sama dan koordinasi antara profesi kesehatan akan

membangun pemahaman yang lebih baik tentang telenursing pada publik.

Page 17: Tele Nursing

Adanya pengakuan public terhadap keperawatan itu sendiri merupakan

factor kunci dalam pelaksanan telenursing.

4.      Aspek teknikal

Aspek teknikal terkait kreatifitas dan originalitas konten

telenursing dan pengembangan sistem pelayanan. Pelatihan dan

pendidikan perawat serta teknologi informasi mendukung pengembangan

dan pengoperasian telenursing. Pengembangan teknologi informasi untuk

menjaga privacy pasien dan keamanan informasi. Standarisasi, pelatihan

keperawatan dan penelitian untuk pengembangan system telenursing dan

pelaksanaannya, teknologi informasi medis dan pengembangan system

aplikasi, serta desain model fungsional  yang mungkin diterapkan 

dilingkungan tersebut. Jadi keempat aspek tersebut harus terintegrasi

dalam strategi pelaksanaan telenursing.

5. Aplikasi Telenursing

Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit

melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home

care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home

care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti

tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet.

Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap

waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan

masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi

insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu

untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan

khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu

pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan,

khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong

perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan

Page 18: Tele Nursing

secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan

menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun

keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.

Page 19: Tele Nursing

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Telenursing yang merupakan istilah telemedika dalam dunia

keperawatan yang dalam penerapannya menggunakan teknologi dengan

tujuan untuk meningkatkan perawatan pada pasien. Berbagai aplikasi

telah dikembangkan untuk menerapkan telenursing di berbagai negara,

termasuk Indonesia. Namun demikian, berbagai masalah dalam penerapan

telenursing masih menjadi pekerjaan rumah yang harus di selesaikan.

Beberapa masalah yang masih dihadapi dalam penerapan

telenursing di Indonesia adalah infrastruktur, legalitas, dan keamanan.

Masalah tersebut menjadi kendala yang membutuhkan penanganan serius

dari berbagai pihak yang terkait sebagai salah satu cara dalam upaya

mewujudkan pelayanan kesehatan pada era teknologi informasi.

Page 20: Tele Nursing

DAFTAR PUSTAKA

Britton, B.P., Keehner Engelke, M., Still, A.T. & Walden C.M. (1999). Innovative Approaches to Patient Care Management Using

TeleHomecare. Home Health Care Consultant, 6(12), 11-16. Diakses dari http://www.mmhc.com/hhc/articles/ HHCC9912/britton.html pada

tanggal 5 April 2012.Ilyan, T., Sakasasmita, S. (2008). Aplikasi Telemedicine Bagi Pendidikan

Kedokteran di Pedesaan. Cermin Dunia Kedokteran, 35(5), 271-278. Diakses

darihttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09_164Aplikasitelemedicine.pdf/

09_164Aplikasitelemedicine.pdf pada tanggal 15 April 2012.International Council of Nurses. (2009). Telenursing. Switzerland :

International Council of Nurses. Diakses dari http://www.icn.ch/images/stories/documents/

publications/fact_sheets/18b_FS-Telenursing.pdf pada tanggal 3 April 2012.

Irawan, S. Y., dkk. (2006). Sistem Telemedika Berbasis ICT dalam Pengelolaan Masalah Kesehatan Masyarakat, Contoh Kasus: Kejadian

Luar Biasa (Wabah), TBC (Tuberkulosis), Unit Gawat Darurat dan Lepra. Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi &

Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, 223-226. Diakses dari http://www.batan.go.id/sjk/eII2006/

Page05/P05c.pdf pada tanggal 6 April 2012.