Tele Nursing
-
Upload
ajuel-fudha -
Category
Documents
-
view
105 -
download
7
description
Transcript of Tele Nursing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan
rahmat serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Masalah Dalam Penerapan Serta Mamfaat
Telenursing” tepat pada waktu yang ditentukan.,makalah ini bertujuan
untuk membina dan mengembangkan potensi mahasiswa dibidang
akademik, yang mengacu pada tri darma perguruan tinggi yaitu
pendidikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
PROFESIONAL KEPAERAWAN . selama penyusunan makalah ini,
penulis banyak mendapat bantuan berupa arahan atau bimbingan.
Untuk itu, ucapan terimakasih tak lupa kami sampaika kepada
semua pihak terutama pada dosem pengamsuh mata kuliah
PROFESIONAL KEPERAWATAN serta rekan mahasiswa dan semua
pihak yang terlibat didalamnya.
Yang dalam hal ini telah memberi mutivasi dalam bentuk materi
maupun pemikiran sehingga dalam penyusunan makalah ini berjalan
dengan lancar. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi semua pihak
khusnya bagi para pembaca dan penyusunan makalah ini.
Sigli , 25 November 2015
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di segala bidang berpengaruh juga pada perkembangan teknologi
telekomunikasi dan informasi di bidang kesehatan. Dampak yang cukup
bermakna juga terjadi pada bidang keperawatan. Contoh dari penerapan
teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan adalah dalam
bentuk telehealth, telemedicine dan telenursing. Telenursing telah
dikembangkan dan diaplikasikan di beberapa Negara seperti Amerika,
Kanada, Korea, Swedia, Inggris dan Wales sejak tahun 2000 an.
Di dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien telah
digunakan dan dikembangkan teknologi telekomunikasi yang berupa
standart praktek telenursing. Perawat perlu secara aktif terlibat dalam
telenursing ini, karena informasi dan pengetahuan yang tepat diperlukan
untuk mendukung perawatan yang ditargetkan, agar kualitas perawatan
kesehatan yang tinggi dapat dicapai, sehingga kesehatan dan keselamatan
pasien akan lebih baik.
Sebagai seorang perawat sudah seharusnya mengikuti
perkembangan teknologi informasi dan pengetahuan yang berkualitas.
Karena kapanpun dan di manapun seorang perawat harus memastikan
bahwa mereka akan dan dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
terbaik untuk individu, komunitas dan populasi klien mereka. Bahkan,
Florence Nightingale juga sering disebut sebagai pencipta informatika
perawat yang pertama, yaitu ketika dia menggunakan data yang
dikumpulkan selama perang Krimea untuk menunjukkan kepedulian
terhadap kliennya. Sehingga tantangan bagi perawat untuk
mempertimbangkan bagaimana kita juga dapat menggunakan data untuk
menginformasikan dan meningkatkan asuhan keperawatan.
Salah satu aplikasi penggunaan internet dalam dunia keperawatan
adalah teknologi telenursing. Telenursing memudahkan pasien yang
memiliki kendala jarak dalam menjangkau fasilitas kesehatan, maupun
pasien lansia atau pasien dengan penyakit kronis yang dirawat di rumah,
untuk dapat memperoleh pelayanan kesehatan melalui videoconference,
videophone, dan sebagainya. Teknologi telenursing saat ini sedang
banyak dikembangkan terutama di negara-negara maju, akan tetapi dalam
pelaksanaannya masih menemui beberapa kendala.
B. Tujuan Makalah
Dengan membaca makalah ini, mahasiswa mampu mengenal
Telenursing
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.Penerapan Telenursing
Penerapan telenursing yang paling banyak dikembangkan saat ini
adalah penggunaan telepon dalam triase dan home care. Dalam home
care, perawat menggunakan sistem yang memungkinkan home
monitoring dari parameter fisiologis seperti tekanan darah, glukosa darah,
respiratory peak flow, dan pengukuran berat badan melalui internet (ICN,
2009). Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat dan
melakukan konsultasi masalah-masalah kesehatannya, seperti bagaimana
cara mengganti verban, bagaimana cara memberikan injeksi insulin, atau
mendiskusikan gejala penyakit yang diderita pasien.
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara
Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Inggris adalah contoh negara-
negara yang telah mengaplikasikan telenursing. Di Inggris, 15% pasien
yang dirawat di rumah dilaporkan memerlukan teknologi telekomunikasi,
dan sejumlah studi yang diadakan di Eropa memperlihatkan bahwa
sejumlah besar pasien mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah
dengan telenursing. Pasien tirah baring, pasien dengan penyakit kronik
seperti penyakit paru obstruktif kronis, diabetes melitus, gagal jantung
kongestif, cacat bawaan, penyakit degeneratif persyarafan, dan lain-lain
yang dirawat di rumah, dapat memperoleh perawatan rutin oleh perawat
melalui videoconference, internet, videophone, dan sebagainya. Pasien
pasca operasi yang memerlukan perawatan luka dan pasien dengan
keterbelakangan mental juga bisa mendapatkan perawatan serupa.
Di Australia, salah satu penyedia pelayanan kesehatan melalui
telepon adalah McKesson Asia Pacific. McKesson menyediakan
pelayanan manajemen triase dan penyakit kronis di sektor fasilitas
kesehatan umum maupun swasta. Model ini relatif masih baru dan sedang
dikembangkan dalam pelayanan kesehatan di Australia (St George, et al.,
2008). Sedangkan di Islandia, dengan kondisi penduduk yang terpencar,
intervensi keperawatan berbasis telepon dapat membantu yang kesulitan
merawat bayinya untuk dapat mengatasi rasa lelah dan stress (Thome &
Adler, 1999).
Telenursing juga membantu wanita hamil dengan hipertensi yang
diinduksi kehamilan untuk tetap dapat dirawat di rumah (Britton, et al.,
1999).
Di Indonesia, telenursing sejauh ini dikembangkan untuk
keperluan pendidikan. Contohnya yang dikembangkan oleh Universitas
Gadjah Mada (UGM) adalah e-lisa yang merupakan model e-learning
yang terintegrasi antara fakultas-fakultas di UGM. Fakultas Keperawatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta juga mengembangkan model pembelajaran
e-learning untuk mendukung proses pendidikan keperawatan.
2. Masalah dalam Penerapan Telenursing di Indonesia
Telenursing telah terbukti memiliki banyak manfaat dalam
mendukung praktek keperawatan. Telenursing dapat mempermudah akses
pasien dalam mencari pelayanan kesehatan, menambah efektivitas waktu,
dan juga mendukung dalam kelancaran proses pembelajaran bidang
keperawatan. Penelitian yang berkaitan dengan telehealth dan telenursing
telah menunjukkan manfaat yang besar berhubungan dengan diagnosis
dan konsultasi, pemantauan dan pengawasan pasien, hasil dari pelayanan
kesehatan dan klinik, serta kemajuan teknologi. Masing-masing area ini
memiliki perhatian khusus tentang keselamatan pasien.
Telenursing adalah suatu bentuk upaya yang unik dengan
menggunakan teknologi inovatif untuk meningkatkan perawatan pasien
dengan berfokus pada keselamatan pasien. Praktek telenursing memiliki
peluang yang besar untuk diterapkan seiring dengan kemajuan teknologi
informasi saat ini. Dengan teknologi telenursing kepatuhan pasien untuk
merawat meningkat, akses untuk perawatan meningkat, penyedia
pelayanan dapat menjalin hubungan satu sama lain dan keselamatan dan
keamanan pasien dapat dipantau lebih dekat di rumah dengan fasilitas
hidup yang memadai. Namun, dalam penerapan telenursing terdapat
beberapa masalah yang harus diperhatikan, di antaranya adalah :
a. Infrastruktur
Penerapan telenursing tentu saja memerlukan infrastruktur yang
dapat mendukung komunikasi yang baik antara pasien di berbagai
wilayah dengan penyedia pelayanan kesehatan. Infrastruktur yang dapat
mendukung hal tersebut adalah infrastruktur yang realible dengan
bandwith yang besar. Pengembangan
infrastruktur yang seperti ini tentu membutuhkan biaya (cost) yang
tidak sedikit. Hal ini merupakan kendala bagi negara berkembang,
khususnya Indonesia.
b. Aspek legal
Di beberapa negara, perawat yang melakukan telenursing harus
memiliki lisensi guna menghindari malpraktek. Hal tersebut bertujuan
untuk melindungi warga negara dari praktek petugas kesehatan yang tidak
baik. ANA (American Nursing Association) menerbitkan 3 pedoman
telehealth untuk standar legalitas dalam melakukan telenursing. Pedoman
tersebut adalah Prinsip Dasar Telehealth yang diterbitkan pada tahun
1998, Kompetensi Telehealth yang diterbitkan pada tahun 1999 dan
Mengembangkan Protokol Telehealth yang diterbitkan pada tahun 2001.
(Sudaryanto dan Purwanti, 2008)
c. Keamanan
Penerapan telenursing harus tetap dapat menjamin kerahasiaan
pasien. Keamanan (security) menjadi salah satu masalah yang harus dapat
diatasi dan diantisipasi. Adanya penyadapan data yang ditransmisikan
melalui media internet merupakan salah satu ancaman keamanan dalam
penerapan telenursing.
Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh
menggunakan teknologi telekomunikasi (National Council of State
Boards of Nursing, 2011). Teknologi informasi dibidang keperawatan
adalah teknologi informasi yang mengintegrasikan ilmu keperawatan,
komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola dan
mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek
keperawatan. Informatika keperawatan memfasilitasi integrasi data,
informasi, dan pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan penyedia
lainnya dalam pengambilan keputusan mereka dalam semua peran dan
pengaturan. (Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002 dalam Salim, 2010).
BAB III
PEMBAHASAN
TELENURSING
1. Defenisi Telenursing
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat
dengan menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk
tindakan keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau perpencil,
diperoleh ( 01 mei 2012)
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam
memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan
dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau
antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa
bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti
telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring, diperoleh ( 02 mei 2012).
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh
perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing
menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk
mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga
didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi
elektrik atau optic antara manusia dan atau computer diperoleh ( 02 Mei
2012)
Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan
keperawatan akan meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan
parstisipasi aktif keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara
jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum dari pemerintah untuk
mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi
yangdiberikan.
Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan
kebijakan untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan
pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan
keperawatan.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian :
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau
institusi keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam
pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena
sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah
dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam
pelaksanaan telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan
skill tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan
tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung
dari aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan
tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
2. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien,
telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan
dengan baik disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia,
keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan
telenursing dari pemerintah. Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan
telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat
telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum
banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau
pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat
diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care.
Hal tersebut dikatakan telenursing jika perawat melakukan tindakan
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien melalui
pengkajian triase dan pemberian informasi menggunakan teknologi
informasi dan telekomunikasi serta sistem berbasis website. Ners yang
melakukan praktek telenursing harus seorang Registered Nurses (RN).
Perawat yang melakukan praktek telenursing harus bertanggung jawab
untuk meyakinkan kemampuan ketrampilan keperawatan mereka dan
pengetahuan yang up to date untuk praktek telenursing mereka.
Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk membentuk diagnosis
medis, melainkan difokuskan pada dimensi dari urgensi. Sehingga para
perawat akan lebih terfokus pada informasi, dukungan, dan meningkatkan
pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang positif dari konsultasi melalui
telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap
perkataan akan mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian
klien dan keluarganya akan termotivasi untuk mengikuti saran perawat.
Sebuah komunikasi yang berpusat pada klien adalah teknik pendekatan
yang disukai dalam rangka membina hubungan antara klien dan tenaga
professional. Komunikasi yang berpusat pada klien telah ditangani secara
ekstensif selama dekade terakhir.
Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring,
pendidikan, follow up, pengkajian dan pengumpulan data, melakukan
intervensi, memberikan dukungan pada keluarga dan perawatan
multidisiplin yang inovatif serta kolaborasi. Selain itu dalam praktek
telenursing, perawat melakukan pengkajian lanjutan, perencanaan,
intervensi, dan evaluasi terhadap hasil perawatan, dan perawat juga
menggunakan teknologi seperti internet, computer, telephone, alat
pengkajian digital, dan perlengkapan telemonitoring system audio-vidio,
satelit dan system komunikasi yang lain. Penggunaan computer dan
teknologi informasi untuk mensupport perawat dan pasien dengan
informasi yang lebih efektif. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas
telenursing, antara perawat dan pasien terhubungkan secara langsung
menggunakan system transmisi elektronik.
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk
aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di
rumah, maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti
tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien
melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat
berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan
sesak napas.
2. Manfaat Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing
yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga
dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter
praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan
dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu
tinggaldirumahsakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan
pengkajian yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak.
Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa
memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi.
5. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan
meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak
memerlukan sumber.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan
riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga
digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan
Multimedia Distance Learning
Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif
pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik.
Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online,
perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang
tidak terbatas.
a. Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada
perawat yang berpengalaman klinik namun telah pensiun/ tidak lagi
bekerja di pelayanan kesehatan, namun masih dapat memberikan asuhan
keperawatan secara online. Hal ini juga menghindari kontak langsung,
meminimalkan resiko infeksi nosokomial, memberikan privasi ruang dan
waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi penderita
HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat terlarang /alkoholik akan
lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan telenursing ini .
b. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya
mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik
keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara
fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang
kesehatan dalam merawat pasien adalah :
Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi
kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga
Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus
diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan
informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya
Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar)
dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan
persetujuan) lewat email
Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan
peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal
aspek.
c. Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan,
sistem informasi kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan
tidak mungkin hal ini mendasari telenursing berkembang di Indonesia
(dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi) dan beragam tujuan.
Hal ini tidak lain agar pelayanan asuhan keperawatan dan perkembangan
ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia dapat sejajar minimal
dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia,
menjelang Indonesia Sehat.
3. Implementasi Telenursing
Jonsson & Willman dalam penelitiannya menemukan bahwa
implementasi telenursing dalam perawatan di ruumah pada klien dengan
luka di tangan merupakan inovasi pengembangan inisiatif yang berfokus
pada kolaborasi antara perawat dan klien. Klien merasa puas dengan
penggunaan videophone untuk melihat staf perawat memberikan
perawatan kepada mereka, dan dengan melihat muka perawat membuat
rasa aman pada pasien. Perawat merasa lebih nyaman dengan penggunaan
audio-vidio contact untuk melihat kondisi pasien dan melakukan
pengkajian kondisi luka, serta merekam luka. Selain itu perawat
merasakan bahwa waktu bekerja meraka lebih bermanfaat. Penelitian ini
menandaskan bahwa telenersing dengan menggunakan teknologi audio-
vidio sangat efektif untuk melakukan komunikasi antara perawat dan
pasien dan memberikan kepuasan pada perawat dan klien dalam
melakukan perawatan rumah.
Hartford Kathleen dalam penelitiannya tentang “Telenursing and
patients’ Recovery from Bypass” menemukan bahwa aplikasi teknologi
telekomunikasi dalam memberikan pelayanan keperawatan membuat
pasien mampu untuk belajar bagaimana merawat dirinya sendiri, dan ini
juga membantu perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan dan
promosi kesehatan secara efektif. Selain itu juga memperpendek lama
perawatan.
Bohnenkamp & Blackett meyatakan bahwa dengan telenursing
pasien menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi dan perawat telah
meningkatkan pemahaman tentang masalah yang dialami klien, dan klien
merasa lebih nyaman karena sudah diberi informasi oleh perawat. Klien
percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih mudah diakses;
mereka lebih suka memanfaatkan telenursing daripada menunggu tatap
muka pada saat kunjungan langsung meskipun klien masih percaya bahwa
kunjungan dengan tatap muka langsung adalah yang terbaik .
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Telenursing
Ada empat faktor penting yang mempengaruhi implementasi
telenursing. Empat faktor tersebut yaitu aspek sistematika, aspek
ekonomi, aspek sosial, dan aspak teknikal.
1. Aspek sistematika
Aspek sistematika terkait dukungan dari pemerintah, yang
meliputi legislasi dan regulasi. Dalam mengontrol kualitas dan
kelangsungan telenursing sangat dibutuhkan pengaturan dan supervisi
pelayanan pemerintah. Untuk penerapan telenursing disepakati bahwa
praktek keperawatan mandiri seharusnya ada otoritas dan peraturan legal
serta adanya standart operasional prosedur yang dibuat oleh organisasi
profesi keperawatan atau pendidikan keperawatan.
2. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi terkait verifikasi terhadap kontrol keuangan medis
akibat penggunaan telenursing dan Government recognition for cost
effectiveness merupakan prioritas utama. Investasi pemerintah dalam
proyek telenursing merupakan prioritas untuk mengaktifkan telenursing di
daerah rural dan area kepulauan untuk manfaat medis. Aplikasi system
telenursing yang mahal dan uang perawatan (maintenance fee) harus
dipikirkan.
3. Aspek Sosial
Aspek sosial terkait verifikasi nilai dan membangun kepercayaan
sosial tentang telenursing dibandingkan dengan perawatan langsung.
Penerimaan dari pemberi pelayanan kesehatan seperti fasilitas medis,
dokter dan perawat, merupakan hal penting dalan implementasi
telenursing. Kerja sama dan koordinasi antara profesi kesehatan akan
membangun pemahaman yang lebih baik tentang telenursing pada publik.
Adanya pengakuan public terhadap keperawatan itu sendiri merupakan
factor kunci dalam pelaksanan telenursing.
4. Aspek teknikal
Aspek teknikal terkait kreatifitas dan originalitas konten
telenursing dan pengembangan sistem pelayanan. Pelatihan dan
pendidikan perawat serta teknologi informasi mendukung pengembangan
dan pengoperasian telenursing. Pengembangan teknologi informasi untuk
menjaga privacy pasien dan keamanan informasi. Standarisasi, pelatihan
keperawatan dan penelitian untuk pengembangan system telenursing dan
pelaksanaannya, teknologi informasi medis dan pengembangan system
aplikasi, serta desain model fungsional yang mungkin diterapkan
dilingkungan tersebut. Jadi keempat aspek tersebut harus terintegrasi
dalam strategi pelaksanaan telenursing.
5. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit
melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home
care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home
care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti
tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet.
Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap
waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan
masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi
insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu
untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan
khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu
pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan,
khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong
perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan
secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan
menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun
keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Telenursing yang merupakan istilah telemedika dalam dunia
keperawatan yang dalam penerapannya menggunakan teknologi dengan
tujuan untuk meningkatkan perawatan pada pasien. Berbagai aplikasi
telah dikembangkan untuk menerapkan telenursing di berbagai negara,
termasuk Indonesia. Namun demikian, berbagai masalah dalam penerapan
telenursing masih menjadi pekerjaan rumah yang harus di selesaikan.
Beberapa masalah yang masih dihadapi dalam penerapan
telenursing di Indonesia adalah infrastruktur, legalitas, dan keamanan.
Masalah tersebut menjadi kendala yang membutuhkan penanganan serius
dari berbagai pihak yang terkait sebagai salah satu cara dalam upaya
mewujudkan pelayanan kesehatan pada era teknologi informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Britton, B.P., Keehner Engelke, M., Still, A.T. & Walden C.M. (1999). Innovative Approaches to Patient Care Management Using
TeleHomecare. Home Health Care Consultant, 6(12), 11-16. Diakses dari http://www.mmhc.com/hhc/articles/ HHCC9912/britton.html pada
tanggal 5 April 2012.Ilyan, T., Sakasasmita, S. (2008). Aplikasi Telemedicine Bagi Pendidikan
Kedokteran di Pedesaan. Cermin Dunia Kedokteran, 35(5), 271-278. Diakses
darihttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09_164Aplikasitelemedicine.pdf/
09_164Aplikasitelemedicine.pdf pada tanggal 15 April 2012.International Council of Nurses. (2009). Telenursing. Switzerland :
International Council of Nurses. Diakses dari http://www.icn.ch/images/stories/documents/
publications/fact_sheets/18b_FS-Telenursing.pdf pada tanggal 3 April 2012.
Irawan, S. Y., dkk. (2006). Sistem Telemedika Berbasis ICT dalam Pengelolaan Masalah Kesehatan Masyarakat, Contoh Kasus: Kejadian
Luar Biasa (Wabah), TBC (Tuberkulosis), Unit Gawat Darurat dan Lepra. Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi &
Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, 223-226. Diakses dari http://www.batan.go.id/sjk/eII2006/
Page05/P05c.pdf pada tanggal 6 April 2012.