Telaahan Staf Kft

3
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT GUSTI HASAN AMAN Jalan Simpang Ulin Nomor 43 Banjarmasin Telp. 0511 3260818 TELAAHAN STAF Kepada Yth : Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman Melalui : Kasi Keperawatan dan Penunjang Medik Tanggal : 19 April 2016 Perihal : Usul Pembentukan Komite Farmasi I. Mendasari: - Peraturan Presiden No. 77 Tahun 2015 tentang pedoman organisasi rumah sakit. - Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman belum mempunyai formularium rumah sakit. - Elemen penilaian akreditasi rumah sakit yang mensyaratkan adanya formularium rumah sakit dan komite farmasi dan terapi. II. Pokok permasalahan: Dalam membuat formularium rumah sakit maka perlu adanya suatu komite yang berfungsi dalam membantu pimpinan rumah sakit untuk menentukan kebijaksanaan penggunaan obat dan pengobatan. III. Kesimpulan: Mengingat Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman belum memiliki komite yang berfungsi untuk merumuskan kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat, dan evaluasinya maka dapat diusulkan untuk membentuk komite farmasi dan terapi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman. IV. Saran Tindak Mengingat hal tersebut diatas, maka agar dimohon ditetapkannya suatu komite yang beranggotakan staf medik, paramedik, dan farmasis untuk dapat memberikan rekomendasi penggunaan obat dan pengobatan kepada pimpinan rumah sakit. Demikian disampaikan untuk mendapat arahan dan pertimbangannya. Kepala Instalasi Farmasi RSGM Gusti Hasan Aman Ramadha Nita, S. Farm., Apt NIP. 19890424 201503 2 001 Mengetahui, Kasi Keperawatan dan Penunjang Medik RSGM Gusti Hasan Aman Hj. Sri Mulyani,S.Kep.Ns.,MM NIP. 19690920 20003 1 005

description

FARMASI

Transcript of Telaahan Staf Kft

Page 1: Telaahan Staf Kft

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATANRUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT

GUSTI HASAN AMANJalan Simpang Ulin Nomor 43 Banjarmasin Telp. 0511 3260818

TELAAHAN STAF

Kepada Yth : Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan AmanMelalui : Kasi Keperawatan dan Penunjang MedikTanggal : 19 April 2016Perihal : Usul Pembentukan Komite Farmasi

I. Mendasari:

- Peraturan Presiden No. 77 Tahun 2015 tentang pedoman organisasi rumah sakit.- Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman belum mempunyai formularium rumah

sakit.- Elemen penilaian akreditasi rumah sakit yang mensyaratkan adanya formularium rumah

sakit dan komite farmasi dan terapi.

II. Pokok permasalahan:

Dalam membuat formularium rumah sakit maka perlu adanya suatu komite yang berfungsi dalam membantu pimpinan rumah sakit untuk menentukan kebijaksanaan penggunaan obat dan pengobatan.

III. Kesimpulan:

Mengingat Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman belum memiliki komite yang berfungsi untuk merumuskan kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat, dan evaluasinya maka dapat diusulkan untuk membentuk komite farmasi dan terapi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman.

IV. Saran Tindak

Mengingat hal tersebut diatas, maka agar dimohon ditetapkannya suatu komite yang beranggotakan staf medik, paramedik, dan farmasis untuk dapat memberikan rekomendasi penggunaan obat dan pengobatan kepada pimpinan rumah sakit.

Demikian disampaikan untuk mendapat arahan dan pertimbangannya.

Kepala Instalasi FarmasiRSGM Gusti Hasan Aman

Ramadha Nita, S. Farm., AptNIP. 19890424 201503 2 001

Mengetahui,Kasi Keperawatan dan Penunjang Medik

RSGM Gusti Hasan Aman

Hj. Sri Mulyani,S.Kep.Ns.,MM NIP. 19690920 20003 1 005

Page 2: Telaahan Staf Kft

Komite Farmasi dan Terapi

1. Pengertian

Komite Farmasi dan Terapi (KFT) menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 58 Tahun 2014 adalah Organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara staf medic dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter-dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada dirumah sakit dan apoteker wakil dari farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.

2. Tujuan

a. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat, dan evaluasinya.

b. Melengkapi staf professional dibidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat sesuai kebutuhan.

3. Organisasi dan kegiatan

a. Komite farmasi dan terapi harus sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) dokter, apoteker, dan perawat.

b. Ketua komite farmasi dan terapi dipilih dari dokter yang ada didalam kepanitiaan dan jika rumah sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik, maka sebagai ketuanya adalah ahli farmakologi klinik tersebut. Sekretarisnya adalah apoteker dari Instalasi Farmasi atau apoteker yang ditunjuk.

c. Komite farmasi dan terapi harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 bulan sekali.d. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat KFT (Komite Farmasi dan Terapi) diatur oleh

sekretaris, termasuk persiapan dari hasil-hasil rapat.e. Membina hubungan kerja dengan panitia didalam rumah sakit yang sasarannya berhubungan

dengan penggunaan obat.

4. Fungsi dan Ruang Lingkup

a. Mengembangkan formularium dirumah sakit dan merevisinya. Pemilihan obat untuk dimasukkan kedalam formularium harus berdasarkan pada evaluasi secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang sama.

b. Komite Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf medis.

c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan dirumah sakit dan yang termasuk dalam kategori khusus.

d. Membantu Instalasi Farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat dirumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara local maupun nasional.

e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat dirumah sakit dengan mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi. Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus penggunaan obat secara rasional.

f. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat.

5. Kewajiban Komite Farmasi dan Terapi

a. Memberikan rekomendasi pada pimpinan rumah sakit untuk mencapai budaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional.

b. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, formularium rumah sakit, pedoman penggunaan antibiotika dan lain-lain.

c. Melaksanakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat dan memberikan umpan balik atas hasil pengkajian tersebut