TELAAH JURNAL.doc

download TELAAH JURNAL.doc

of 2

Transcript of TELAAH JURNAL.doc

Author: C.M. Frank Kneepkens . Paul L.P. BrandJournal: Clinical Practice Breastfeding and the prevention of Allergy

Kesimpulan analisa jurnal:

Alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang dipicu oleh mekanisme immunology karena tercapai alergen yang umumnya kenapa protein.Faktor yang berkontribusi terhadap alergi antara lain:

Faktor genetik

Hygiene

Konsumsi makanan ibu

Paparan asap rokok

Faktor lingkungan

Menyusui dapat mencegah resiko alergi karena dalam ASI terkandung Ig A, faktor yang menyebabkan maturasi, oligosakarida, nukleotida dan leukosit yang mengontrol perkembangan mikrobista dalam saluran pencernaan dan asam lemak tidak jenuh rantai panjang sebagai contoh n-3 asam lemak panjang anti inflamasi dan modulasi sistem imun yang mengurangi resiko alergi.

Beberapa review sistematik dan meta analisis terhadap beberapa studi observasional memperlihatkan efek protektif dari menyusui eklusif sedikitnya hingga usia 4 bulan. Misalnya, salah satu sistematik review melaporkan penurunan asma pada anak-anak hingga usia 8 tahun sebanyak 27% pada populasi umumnya dan meningkat hingga 48 % pada anak resiko tinggi.

Studi observasional berikutnya mengkonfirmasi bahwa efek protektif menyusui eklusif terhadap manifestasi alergi pada awal kehidupan dapat mencegah astma pada kehidupan selanjutnya.

Satu-satunya uji random test kontrol (RCT) dari Belarus membuktikan bahwa meskipun menyusui pada 3 bulan pertama kehidupan 7 kali lebih umum pada group intervensi tidak ada perbedaan antara group intervensi dan group kontrol terhadap pencegahan penyakit alergi dan uji skin test hingga usia 6 tahun. Pembuktian ini mengkonfirmasi bahwa setidaknya menyusui tidak mengkuatkan prevalensi penyakit alergi pada anak resiko tinggi.

Pencegahan lainSebuah RCT yang luas di Belanda terhadap populasi yang tidak terdeteksi membuktikan bahwa bayi yang diberikan susu formula standar pada hari-hari pertama kehidupan tidak meningkatkan prevalensi penyakit alergi. Tidak ada alasan, oleh karenanya untuk menyediakan formula hipo alergenik untuk bayi resiko rendah yang membutuhkan formula pengganti. Hal ini berlaku juga untuk bayi resiko tinggi walaupun menjadi rancu memberikan formula standar pada situasi ini.

Hypoalhergenic FormulaSistematik review terhadap RCT menyimpulkan bahwa sebagian dari keduanya mempunyai efek protektif khusunya atropic eczema pada tahun pertama kehidupan. Berdasarkan hal ini beberapa organisasi nasional dan internasional telah merekomendasikan untuk anak resiko tinggi yang tidak disusui ASI sebaiknya diberikan formula hipoalergenik pada 3 sampai 6 bulan pertama kehidupanPengenalan terhadap PASI

Biasanya, memulai pemberian makanan padat sebagai cara pencegahan alergi umumnya dilakukan hingga bayi berusia 6 bulan.

Tidak ada bukti manapun dasar ilmiah bahwa menunda pemberian makanan pada setelah 4 bulan menurunkan resiko alergi. Bukti terkini menyarankan untuk mengenalkan makanan padat pada bayi tanpa resiko maupun bayi resiko tinggi melalui usia 4-6 bulan, sambil tetap memberikan ASI eklusif selama 6 bulan.

Kesimpulan dari Artikel jurnal ini adalah dengan bukti ilmiah bahwa menyusui eklusif, menghindari asap rokok dan mengenalkan makanan padat antara 4-6 bulan diaplikasikan pada tiap bayi untuk pencegahan resiko alergi. Apabila ASI Eklusif tidak mungkin untuk diberikan melainkan susu formula hipoalergenik (terhidrolisa) dapat menunda manifestasi enzema pada anak fresiko tinggi.