telaah jurnal

3
5/25/2018 telaahjurnal-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-5620296e2c1e8 1/3 IIStatus Resisten Vektor Nyamuk Malaria, Anopheles Stephensi dan Anopheles Subpictus Terhadap Pestisida ( Nyamuk Dewasa dan Larva) pada Area Gersang dan Semi Gersang di India Pendahuluan Malaria merupakan masalah kesehatan global yang besar. Diperkirakan 247 juta kasus malaria dengan hampir setengah dari populasi global berada pada risiko tinggi dan hampir 1  juta kematian terjadi setiap tahunnya. Dari 109 negara endemik malaria, India memiliki 1,5  juta kasus malaria yang teridentifikasi pada tahun 2009 dengan lebih dari 1000 kematian (WHO, 2010). Beberapa spesies anopheles menjadi penyebab transmisi malaria. Anopheles stephensi liston (Diptera: Culicidae) dan an. subpictus grassi adalah spesies yang paling sering ditemukan selama survey yang dilakukan di area gersang dan semi gersang Rajasthan dan Gujarat. An. stephensi merupakan spesies dengan penyebaran luas melewati Timur Tengah dan Asia Selatan dan merupakan vektor malaria terbesar di daerah urban india terhitung sekitarr 12% kasus malaria tahunan dan merupakan vektor penting malaria di Pakistan dan Iran. An. subpictus adalah spesies lain yang menyebar luas di daerah oriental dan peternak produktif di sebagian besar bagian India selaa musim hujan. Di orissa, spesies ini dicurigai sebagai ektor malaria pada tahun 2009. An. subpictus merupakan vektor malaria terbesar di area Jaffna dan merupakan vektor kedua terkuat malaria di bagian lain Srilanka. Transmisi malaria dapat dikurangi dengan mengadopsi langkah-langkah pengendalian vektorr seperti Indoor Residual Spraying (IRS) dengan insektisida, pengendalian larva, dan  perlindungan personal. Kombinasi peralatan dan metode digunakan untuk memberantas malaria sekarang ini termasuk kelambu berinsekstisida dengan perlindungan lebih lama dan artemisinin berbasis kombinasi perlakuan, didukung IRS insektisida dan pencegahan  berselang selama kehamilan. Di antara metode tersebut, IRS telah menjadi metode utama  pengendalian nyamuk di India meliputi sekitar 80 juta rumah tangga dan melindungi 40% dari populasi pada risiko (WHO 2008). Dalam penelitian di lokasi ini, penyemprotan untuk  pengendalian nyamuk telah dilakukan secara teratur, meski begitu tingkat resistensi pada vektor malaria belum diamati pada insektisida manapun. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menentukan status kerentanan Anopheles tingkat dewasa dan larva dengan insektisida yang direkomendasikan. Informasi yang

description

nyamuk

Transcript of telaah jurnal

IIStatus Resisten Vektor Nyamuk Malaria, Anopheles Stephensi dan Anopheles Subpictus Terhadap Pestisida ( Nyamuk Dewasa dan Larva) pada Area Gersang dan Semi Gersang di India

PendahuluanMalaria merupakan masalah kesehatan global yang besar. Diperkirakan 247 juta kasus malaria dengan hampir setengah dari populasi global berada pada risiko tinggi dan hampir 1 juta kematian terjadi setiap tahunnya. Dari 109 negara endemik malaria, India memiliki 1,5 juta kasus malaria yang teridentifikasi pada tahun 2009 dengan lebih dari 1000 kematian (WHO, 2010). Beberapa spesies anopheles menjadi penyebab transmisi malaria. Anopheles stephensi liston (Diptera: Culicidae) dan an. subpictus grassi adalah spesies yang paling sering ditemukan selama survey yang dilakukan di area gersang dan semi gersang Rajasthan dan Gujarat. An. stephensi merupakan spesies dengan penyebaran luas melewati Timur Tengah dan Asia Selatan dan merupakan vektor malaria terbesar di daerah urban india terhitung sekitarr 12% kasus malaria tahunan dan merupakan vektor penting malaria di Pakistan dan Iran. An. subpictus adalah spesies lain yang menyebar luas di daerah oriental dan peternak produktif di sebagian besar bagian India selaa musim hujan. Di orissa, spesies ini dicurigai sebagai ektor malaria pada tahun 2009. An. subpictus merupakan vektor malaria terbesar di area Jaffna dan merupakan vektor kedua terkuat malaria di bagian lain Srilanka.Transmisi malaria dapat dikurangi dengan mengadopsi langkah-langkah pengendalian vektorr seperti Indoor Residual Spraying (IRS) dengan insektisida, pengendalian larva, dan perlindungan personal. Kombinasi peralatan dan metode digunakan untuk memberantas malaria sekarang ini termasuk kelambu berinsekstisida dengan perlindungan lebih lama dan artemisinin berbasis kombinasi perlakuan, didukung IRS insektisida dan pencegahan berselang selama kehamilan. Di antara metode tersebut, IRS telah menjadi metode utama pengendalian nyamuk di India meliputi sekitar 80 juta rumah tangga dan melindungi 40% dari populasi pada risiko (WHO 2008). Dalam penelitian di lokasi ini, penyemprotan untuk pengendalian nyamuk telah dilakukan secara teratur, meski begitu tingkat resistensi pada vektor malaria belum diamati pada insektisida manapun.Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menentukan status kerentanan Anopheles tingkat dewasa dan larva dengan insektisida yang direkomendasikan. Informasi yang dihasilkan akan memastikan pola penggunaan insektisida yang diperlukan pada bagian ini guna menghindari penggunaan insektisida berlebih yang bisa mengancam keberlanjutan strategi pengendalian vektor yang menyebabkan meningkatnya resistensi. Dengan demikian, pemantauan terhadap status kerentanan/resistensi insektisida terhadap vektor malaria An. stephensi dan An. subpictus di daerah-daerah yang gersang dan sebagian gersang akan menghasilkan data strategi-strategi manajemen kerentanan/resistensi insektisida yang akan bermanfaat di masa mendatang yang ditujukan untuk melawan vektor malaria pada daerah daerah ini.Bahan dan MetodePengujian serangga Nyamuk dikumpulkan dari daerah-daerah terbatas dari berbagai daerah gersang dan daerah sebagian gersang. Larva An. Stephensi dikumpulkan dari tempatnya berkembang biak seperti tangki penyimpanan air, air mancur, dan pipa bocor, sedangkan larva An. Subpictus dikumpulkan terutama dari lumpur basah , kolam-kolam, saluran air tetap dan wadah penampungan air hujan.InsektisidaTeknik kelas insektisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah deltamehtrin 98.42% dan temephos 90.63%, enthion 99.9%, malathion 96% dan DDT p,p isomer 77%.