Tektonik NTT

download Tektonik NTT

of 14

Transcript of Tektonik NTT

  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    1/14

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. Latar BelakangIndonesia berada di dekat batas lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia. Jenis

    batas antara kedua lempeng ini adalah konvergen. Lempeng Indo-Australia adalah lempeng

    yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Selain itu di bagian timur, bertemu 3 lempeng

    tektonik sekaligus, yaitu lempeng Philipina, Pasifik, dan Indo-Australia. Subduksi antaradua lempeng menyebabkan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menyebabkan

    terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra

    dan deretan gunung berapi di sepanjang Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta palung

    samudra yang tak lain adalahPalung Jawa (Sunda).

    Oleh karena posisinya tersebut, Indonesia memiliki tatanan tektonik yang cukup

    rumit khususnya di wilayah Busur Banda, Kepulauan Nusa Tenggara dan sekitarnya.

    Pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia dengan bentuk yang

    komplek dikarenakan banyak gaya-gaya yang mempengaruhinya. Pengaruh tersebut

    merupakan asal muasal munculnya kepulauan Banda, Nusa Tenggara dan sekitarnya pada

    umumnya.

    Indonesia merupakan tipe struktur busur kepulauan dengan fisografi yang unik, yaitu

    trenches, arc-trench gaps, gravity anomalies, busur volkanik dan rangkaian pegunungan

    muda dengan karakteristik sebaran kedalaman gempa sepanjang zone penunjaman.

    Fisiografi unik tersebut ditunjukkan dalam bentuk kondisi tektonik dimana di bagian barat

    laut dan bagian tenggara berturut-turut ditempati oleh lempeng Benua Asia (PaparanSunda) dan lempeng Benua Australia dimana kedua paparan ersebut membentuk daerah

    stabil. Di bagian timur laut dan barat daya berturut-turut ditempati oleh lempeng Samudera

    Pasifik dan Samudera Hindia, sementara di bagian tengah didominasi oleh keratan-keratan

    benua dan samudera serta oleh kerak bumi intermediate (intermediate crust). Daerah di

    bagian tengah tersebut dikenal juga sebagai daerah transisi.

  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    2/14

    2

    Gambar 1 Tektonik Umum Indonesia sumber : www.bmkg.go.id

    Kepulauan Nusa Tenggara sendiri secara tektonik masuk kedalam Kepulauan Mikro

    Sunda atauLesser Sunda Island.

    Berdasar latar belakang itulah, kami memilih untuk mengangkat judul Tektonik

    Nusa Tenggara Timur dan Kepulauan Tanimbar sebagai judul makalah kami, selain

    karena kesepakatan kelas.

    Gambar 1.2 Lesser Sunda Island (sebagian) dan kepulauan Tanimbar. Sumber :

    Microsoft Encarta 2009

  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    3/14

    3

    Nusa Tenggara secara phisiografi kepulauan ini dibatasi oleh bagian barat Jawa, di bagian

    timur oleh Busur Banda dan di bagian utara oleh Laut Flores dan di bagian selatan oleh

    Samudera Hindia. Secara geologi kepulaun ini terletak di pusat Busur Banda, yang terbentuk

    oleh rangkaian kepulauan gunung api muda. Secara tektonik, rangkaian gunung ini akibat

    subduksi lempeng indo_australia terhadap busur banda.

    Interaksi tiga lempeng utama (Indo_Australia, Eurasia danPasifik) membentuk tektonik

    yang kompleks di Indonesia Timur.Kepulauan Nusa Tenggara adalah hasil subduksi lempeng

    Indo Australia di bawah busur sunda pada zaman tersier atas.

    Forarc-Basin adalah depresi dasar laut yang terletak antara zona subduksi dan terkait

    dengan busur vulkanik. Sedimentasi yang terbentuk merupakan endapan material kerak samudra

    yang terendapkan di tepi-tepi pulau disampingnya.

    Back-arc basin yang diduga bentuk dari hasil dari proses rollback disebut override. Istilah

    ini menggambarkan gerakan mundur dari zona subduksi terhadap gerakan lempeng yang sedangmenumbuk. Sebagai zona subduksi dan parit yang ditarik ke belakang, lempeng override ditarik,

    penipisan kerak yang terbentuk dalam cekungan pada belakang busur. Sedimentasi sangat

    asimetris, dengan sebagian besar sedimen dipasok dari busur magmatik aktif yang regresi sejalan

    dengan rollback parit. Berdasarkan data terakhir yang dikumpulkan dari berbagai sumber, telah

    diketahui bahwa ada sekitar 60 basin yang diprediksi mengandung cebakan migas yang cukup

    potensial. Diantaranya basin Sumatera Utara, Sibolga, Sumatera Tengah, Bengkulu, Jawa Barat

    Utara, Natuna Barat, Natuna Timur, Tarakan, Sawu, Asem-Asem, Banda, dll.

    II. TujuanTujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tatanan tektonik Nusa

    Tenggara dan Kepulauan Tanimbar.

    III. Batasan MasalahPada penyusunan makalah ini, permasalahan yang kami bahas meliputi :

    1. Pengontrol tektonik2. Geologi

  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    4/14

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. PENGONTROL TEKTONIK1. Zona Subduksi

    Sebagian besar busur dari kepulauan Nusa Tenggara dibentuk oleh zonasubduksi

    dari lempeng Indo-australia yang berada tepat dibawah busurSunda-Banda selama

    diatas kurun waktu tertier yang mana subduksi inidibentuk didalam busur volcanik

    kepulauan Nusa Tenggara.

    2. Busur Luar / DalamBagian timur Nusa Tenggara mulai dari Alor-Kambing-Wetar-Romang, disebut

    orogene timor dengan pusat undasi di L. Flores. Evolusi orogenik daerah NusaTenggara bagian timur ini agak kompleks karena pada masa Mesozoikum muda

    terjadi penggelombangan yang termasuk sirkum Australia menghasilkan :

    a. Busur LuarBusur luar melalui P. Sawu ke timur laut.

    b. Busur DalamBusur dalam dari P. Sumba kearah timur laut.

    Namun memasuki periode tertier daerah ini mengalami penggelombangan dengan

    pusat undasi di Laut Flores sebagai bagian dari sistem Pegunungan Sunda.

    3. Sesar AktifSelain kerawanan seismik akibat aktivitas pertemuan lempeng, Nusa Tenggara

    Timur juga sangat rawan karena adanya sebuah struktur tektonik sesar naik belakang

    busur kepulauan yang populer dikenal sebagai back arc thrust. Struktur ini terbentuk

    akibat tunjaman balik lempeng Eurasia terhadap lempeng Samudra Indo-Australia.

    Fenomena tumbukan busur benua (arc-continent collision) diduga sebagai pengendali

    mekanisme deformasi sesar naik ini.

    Back arc thrust membujur di Laut Flores sejajar dengan busur Kepulauan Bali dan

    Nusa Tenggara dalam bentuk segmen-segmen, terdapat segmen utama maupun

    segmen minor. Fenomena sesar naik belakang busur kepulauan ini sangat menarik

    untuk diteliti dan dikaji mengingat sangat aktifnya dalam membangkitkan gempa-

    gempa tektonik di kawasan tersebut.

    Sesar ini sudah terbukti nyata beberapa kali menjadi penyebab gempa mematikan

    karena ciri gempanya yang dangkal dengan magnitude besar. Berdasarkan data,

    sebagian besar gempa terasa hingga gempa merusak yang mengguncang Bali, Nusa

    Tenggara Barat, dan NTT disebabkan oleh aktivitas back arc thrust ini, dan hanya

    sebagian kecil saja disebabkan oleh aktivitas penyusupan lempeng.

  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    5/14

    5

    Sesar segmen barat dikenal sebagai Sesar Naik Flores (Flores Thrust) yang

    membujur dari timur laut Bali sampai dengan utara Flores. Flores Thrust dikenal

    sebagai generator gempa- gempa merusak yang akan terus-menerus mengancam

    untuk mengguncang busur kepulauan.

    Sesar ini menjadi sangat populer ketika pada tanggal 12 Desember 1992

    menyebabkan gempa Flores yang diikuti gelombang pasang tsunami yang

    menewaskan 2.100 orang. Sesar ini juga diduga sebagai biang terjadinya gempa besar

    di Bali yang menewaskan 1.500 orang pada tanggal 21 Januari 1917.

    Sesar segmentasi timur dikenal sebagai Sesar Naik Wetar (Wetar Thrust) yang

    membujur dari utara Pulau Alor hingga Pulau Romang. Struktur ini pun tak kalah

    berbahaya dari Flores Thrust dalam "memproduksi" gempa- gempa besar dan

    merusak di kawasan NTT. Sebagai contoh bencana gempa bumi produk Wetar Thrust

    adalah gempa Alor yang terjadi 18 April 1898 dan gempa Alor, 4 Juli 1991, yang

    menewaskan ratusan orang.

    Gempa dangkal adalah salah satu ciri utama gempa akibat aktivitas sesar aktif.Faktor pendukung lain adalah hasil analisis solusi bidang sesar yang menunjukkan

    sesar naik (thrust fault), yang juga merupakan ciri mekanisme gempa back arc thrust.

    Sesar naik Sawu terletak di sebelah utara pulau Sawu memanjang dari arah barat

    ke timur.

    Gambar 2.1 peta bathymetri dari Jawa dan sebagian Nusa tenggara. sumber :peta

    bathymetri.

  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    6/14

    6

    4. Jalur Pegunungan VulkanikGunungapi adalah ekspresi pelepasan energi penunjaman. Jalur orogen dan

    struktur geologi dominan sangat mengontrol sebaran gunungapi di Indonesia. Sebaran

    gunungapi akan rapat pada daerah yang mempunyai kesempatan distribusi energi

    penunjaman rendah, atau bahkan terdapat tekanan berhadapan. Kondisi ini akan

    mendorong terjadinya sudut penunjaman tajam. Sebaliknya sebaran gunungapi akan

    renggang apabila terdapat berbagai kesempatan pelepasan energi selama proses

    penunjaman.

    Pola struktur regional mempengaruhi kecenderungan sebaran kedalaman zona

    Benioff maupun kecenderungan kesamaan jarak gunungapi ke trench. Struktur

    regional yang kuat, seperti terjadi di Sumatra, Sulawesi dan Halmahera akan

    mendorong terjadinya kelurusan gunungapi, sehingga standar deviasi pada lokasi-

    lokasi tersebut kecil.

    Gunungapi aktif di pulau Flores berada pada jarak 220-400 km dari trench, serta

    mempunyai kedalaman zona Benioff antara 115-210 km. Jarak terhadap trenchmempunyai nilai standar deviasi sebesar 61,217 dengan nilai median sebesar 305 km.

    Sebaran kedalaman mempunyai nilai standar deviasi sebesar 35,184 dengan nilai

    median sebesar 127,5 km.

    Gambar 2.2 peta jalur vulkanik Nusa Tenggara. Sumber:www.wikibooks.com

  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    7/14

    7

    Gambar 2.3 Magnitudo maksimum dan slip-rate dari sumber-sumber gempa. Sumber:

    http://www.preventionweb.net/

    B. GEOLOGI DI NTT1. Fisiografi

    Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara Timur merupakan bagian dari kerangka

    sistem tektonik Indonesia. Daerah ini termasuk dalam jalur pegunungan Mediteraniandan berada pada zona pertemuan lempeng. Pertemuan kedua lempeng ini bersifat

    konvergen, di mana keduanya bertumbukan dan salah satunya, yaitu lempeng Indo-

    Australia, menyusup ke bawah lempeng Eurasia. Batas pertemuan lempeng ini

    ditandai dengan adanya palung lautan (oceanic trough), terbukti dengan

    ditemukannya palung di sebelah selatan Pulau Timor yang dikenal sebagai Timor

    through.

    Pergerakan lempeng Indo- Australia terhadap lempeng Eurasia mengakibatkan

    daerah Kepulauan Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu daerah yang memiliki

    tingkat kegempaan yang cukup tinggi di Indonesia berkaitan dengan aktivitas

    benturan lempeng (plate collision).

    Pergerakan lempeng ini menimbulkan struktur-struktur tektonik yang merupakan

    ciri-ciri sistem subduksi, yaitu Benioff Zone, palung laut, punggung busur luar (outer

    arc ridge),cekungan busur luar (outer arc basin), dan busur pegunungan (volcanic

    arc).

    http://www.preventionweb.net/http://www.preventionweb.net/http://www.preventionweb.net/
  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    8/14

    8

    Gambar 2.4 Kondisi Lempeng Tektonik Jawa dan Lesser Sunda Island. Sumber :

    www.wikibooks.com

    2. Struktur Geologi

    Gambar 2.5 Model segentasi dan parameter sumber gempa subduksi (Megathrust) wilayahIndonesia. Sumber:http://www.preventionweb.net/

    http://www.wikibooks.com/http://www.wikibooks.com/http://www.preventionweb.net/http://www.preventionweb.net/http://www.preventionweb.net/http://www.preventionweb.net/http://www.wikibooks.com/
  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    9/14

    9

    Gambar 2.6 Lokasi dan slip rate daerah timor hingga seram dari data GPS dengan analisis

    deformasi dislokasi. Sumber:http://www.preventionweb.net/

    Fault Slip-Rate Sense Dip L(km) MmaxID Nama mm/yearWeight Mechanism1 Flores Back Arc 28 1 Reverse Slip 45 504.6 7.82 Wetar Back Arc 30 1 Reverse Slip 45 653 7.53 Sumba Normal 10 1 Normal Slip 60 339.9 8.34 Timor Thrust 30 1 reverse Fault 45 468 7.55 Sawu Thrust 28 1 reverse Fault 45 156 -

    Tabel 1. Data dan parameter sumber gempa fault untuk daerah Jawa dan sekitarnya.

    Sumber: http://www.preventionweb.net/

    http://www.preventionweb.net/http://www.preventionweb.net/http://www.preventionweb.net/http://www.preventionweb.net/http://www.preventionweb.net/http://www.preventionweb.net/http://www.preventionweb.net/
  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    10/14

    10

    Kepulauan Nusa Tenggara terdiri dari 5 pulau utama, yaitu Sumba, Flores, Sawu, Alor,

    Timor, dan Tanimbar.

    1. SumbaDi wilayah pulau Sumba ini dapat dikenali 4 (empat) macam satuan morfologi

    (bentang alam) yang berbeda, yaitu bentang alam pesisir berundak, daerah perbukitan,daerah karst, dan daerah pegunungan.

    Bentang alam pesisir berundak, dicirikan terdapatnya undak sungai dengan junlah1014 undak dengan beda tinggi antar jarak sejauh 25 30 kilometer. Bentang

    alam ini tersebar mulai dari daerah Waitabula di bagian barat, menerus sepanjang

    pantai utara hingga daerah Baing di bagian tenggara pulau. Batuan penyusun

    bentang alam ini adalah batugamping koral.

    Bentang alam perbukitan, dicirikan dengan terdapatnya sebaran bukit-bukitbergelombang dengan puncak-puncak bukit mempunyai ketinggian yang relatif

    sama dengan kemiringan lereng yang landai, lembah tidak dalam dan sungai-

    sungai yang ada umumnya membentuk pola mendaun (dendritic).

    Bentang alam karst, dicirikan sering dijumpai sungai bawah tanah, dolina dangua-gua, ketinggian antara 450 m hingga 750 meter di atas permukaan laut.

    Sungai-sungai yang ada membentuk pola hampir sejajar (parallel).

    Bentang alam pegunungan, dicirikan dengan ketinggian antara 800 hingga 1200meter dari permukaan laut. Sebaran bentang alam ini terdapat di bagian selatan

    pulau, meliputi Pegunungan Masu dengan puncaknya G. Wanggameti (1.225 m),

    G. Kapunduk (1.040 m).

    Struktur geologi permukaan Sumba tersusun paling banyak oleh Sandstone dan

    Mudstone dengan beberapa intrusi batuan beku yang berlapis oleh batuan kapur (Whitten

    and Whitten 1992). Sumba diyakini merupakan patahan dari Kerak Benua Australia yang

    terpisah 20 juta tahun yang lalu, tepat sebelum busur luar kepulauan Timor yang

    berdekatan dengannya (Monk et al.1997). Pulau ini cukup kasar, yang terdiri dari dataran

    tinggi yang terpotong. Sangat sedikit wilayah yang berada diatas 1000meter dan titik

    tertinggi dari pulau ini adalah 1225 meter(Stattersfield et al. 1998)

    2. FloresFlores yang di bagian utara dibatasi oleh cekungan Flores dan di bagian selatan

    dibatasi oleh cekungan Savu, merupakan busur magmatik dengan 13 gunung berapi yang

    masih aktif. Disamping itu, Flores merupakan wilayah dengan aktivitas kegempaan

    cukup tinggi (gempa yang terjadi pada 12 Desember 1992 dengan kekuatan 7,5 skala

    Richter). Flores adalah sebuah pulau (muda) yang kemungkinan terbentuk pada Oligosen

    akhir atau lebih tepatnya pada Miosen tengah.

  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    11/14

    11

    Dari sudut pandang regional dan temporal, busur magmatik Flores bermula pada saat

    busur magmatik Sumba mengakhiri aktivitasnya. Pada kala Oligosen, Sumba

    meninggalkan posisinya di busur magmatik untuk selanjutnya berada pada posisi

    cekungan muka-busur luar, dan semenjak itulah Flores muncul menggantikannya sebagai

    busur magmatik. Pada Plio-Kuarter, lempeng kontinental australian, berasal dari selatan,

    mulai bertumbukan (kolisi) dengan lempeng eurasian di bagian timur yakni di pulau

    Timor. Meskipun demikian, awal tumbukan tersebut terlihat di bagian barat, di wilayah

    telitian, sekalipun berada pada zona subduksi, yakni ditandai dengan adanya

    pengangkatan (sureksi) Sumba dan dijumpainya sejumlah sesar mendatar berpasangan

    serta adanya sesar naik (back-arc thrusting), di cekungan sebelah utara Flores yang

    dikenal sebagai (laut Flores ), mengabsorbsi sebagian pemendekan yang terjadi.

    3. SawuSawu (juga dikenal sebagai Sawu, Sabu, Sawoe, Havu, Hawu, Hawoe) adalah yang

    terbesar dari kelompok tiga pulau, terletak tengah-tengah antara Sumba dan Rote , baratTimor , di Indonesia timur provinsi Nusa Tenggara Timur . Sawu merupakan pulau yang

    tersusun atas batuan kapur dan batu karang.

    Sawu terletak di zona subduksi tektonik,dimana lempeng indo-australia bergerak kea

    rah utara dan menujam di bawah lempeng Eurasia. Kompresi dua lempeng tektonik

    tersebut menyebabkan kepulauan sawu meningkat pada laju sekitar 1mm pertahun.

    Pada tahun 1977,gempa bumi sebesar 7,9 SR terjadi di 280 km barat/barat daya Raijua.

    Sejak tahun 1970,lebih dari 40 gempa bumi besar dari 6,0 SR telah terjadi dari jarak 500

    km dari sawu.

    Gambar 2.7Gempa bumi nusa tenggara timur 1970-2004.Sumber :http://www.savu-raijua.com/geology.htm

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search?q=savu+geology&hl=id&client=firefox-a&sa=X&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1366&bih=555&prmd=ivnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.raijua.com/reports/images/earthquake_map.html&usg=ALkJrhiXsv2ODpguuUbxEtyyJFawmeQxwg
  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    12/14

    12

    4. AlorWilayah Kepulauan Alor dan sekitarnya merupakan bagian dari kerangka sistem

    tektonik Indonesia. Daerah ini termasuk dalam jalur pegunungan Mediteranian dan

    berada pada zona pertemuan lempeng. Pertemuan kedua lempeng ini bersifat konvergen,

    dimana keduanya bertumbukan dan salah satunya, yaitu lempeng Indo-Australia,

    menyusup ke bawah lempeng Eurasia. Batas pertemuan lempeng ini ditandai dengan

    adanya palung lautan (oceanic trough), terbukti dengan ditemukannya palung di sebelah

    selatan Pulau Timor yang dikenal sebagai Timor through.

    Pergerakan lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia mengakibatkan daerah

    Kepulauan Alor sebagai salah satu daerah yang memiliki tingkat kegempaan yang cukup

    tinggi di Indonesia berkaitan dengan aktivitas benturan lempeng (plate collision).

    Pergerakan lempeng ini menimbulkan struktur-struktur tektonik yang merupakan ciri-

    ciri system subduksi, yaitu Benioff Zone, palung laut, punggung busur luar (outer arc

    ridge), cekungan busur luar (outer arc basin), dan busur pegunungan (volcanic arc).

    Selain kerawanan seismic akibat aktivitas benturan lempeng, kawasan Alor jugasangat rawan karena adanya sebuah struktur tektonik sesar naik belakang busur

    kepulauan yang popular dikenal sebagai Wetar back arc thrust. Struktur ini terbentuk

    akibat tunjaman balik lempeng Eurasia terhadap lempeng Samudra Indo-

    Australia.Fenomena tumbukan busur benua (arc-continent collision) diduga sebagai

    pengendali mekanisme deformasi sesar naik ini.

    5. TimorTeori yang paling tua yang diusulkan pada 1970-an menunjukkan bahwa timor adalah

    leading edgedari pelat continental Australia yang telah mematikan pergerakan terhadap

    asia pada miosen tengah-akhir(Audley-charles,1968). Hubungan (jarak) antara Australiadan pulau timor tetap sampai tabrakan karena mereka adalah bagian dari lempeng yang

    sama (Audley-Charles dkk,1972;Carter dkk,1976;Barber dkk,1977).

    Sumbu pulau timor berarah hampir barat daya dan timur laut, terletak diluar busur

    Banda bagian barat , yang merupakan bagian busur non volkanik , terdapat anomali

    negatif yang muncul dibagian tenggara pulau timor dimana terdapat gradien gaya berat

    yang diperlihatkan oleh lereng terjal di utara timor dan kesamaan anomali ditemukan juga

    yang berarah utara-selatan diantara timor dan sumba.

    Dengan kondisi demikian , pulau timor yang berada pada kondisi geologi demikian ,

    memperlihatkan gejala geologi yang sangat berbeda dengan bagian busur luar lainnya ,

    namun secara statigrafi memiliki kesebandingan dengan pulau Sumba.

  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    13/14

    13

    6. TanimbarKepulauan Tanimbar terletak pada bagian tenggara rangkaian pulau-pulau yang

    berada pada jalur Busur Banda bagian luar (Forearc) dipengaruhi oleh pergerakan Busur

    Banda dan bagian baratlaut lempeng benua Australia.

    Penelitian pada sejumlah formasi batuan di Kepulauan Tanimbar merupakan kajian

    geologi sektor hulu yang akan memberikan kontribusi dalam analisis dinamika Cekungan

    Tanimbar, serta memberikan informasi geologi yang sangat dibutuhkan dalam penelitian

    geologi sektor tengah sampai hilir.

    Kepulauan Tanimbar di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Laut Banda,

    Selatan dengan Laut Timor dan Arafura, Barat dengan gugus Pulau Babar Sermata dan

    Timur dengan Laut Arafura. Struktur ekstensional, dari tua sampai muda terdiri dari

    Graben Goulburn berarah tenggara-baratlaut, graben berarah utara-selatan, dan Graben

    Calder-Malita berarah baratdaya-timurlaut. Masing-masing arah bukaan mencerminkan

    arah tegasan utama terbesar pada periode deformasi yang berbeda. Selain itu struktur

    kompresional diperlihatkan oleh Palung Tanimbar (Tanimbar through) yang merupakanjalur tabrakan (collisional /subduction zone) antara Busur Banda dengan Lempeng

    Australia yang kira-kira berarah baratdayatimurlaut yang berubah menjadi struktur

    ekstensional.

  • 7/22/2019 Tektonik NTT

    14/14

    14

    BAB III

    PENUTUP

    1. Kesimpulan Daerah Nusa Tenggara Timur dan kepulauan Tanimbar termasuk kedalam Benua Mikro

    Sunda atau Lesser Sunda Island. Terbentuk oleh pertemuan lempeng Indo Australia dan

    Eurasia.

    Daerah ini terbagi menjadi 6 pulau utama yaitu Flores, Sumba,Timor,Alor,Sawu danTanimbar. Sesar aktif yang berada di daerah ini antara lain Flores Back Arc di bagian

    utara, Sumba Normal disebelah barat daya, Wetar Back Arc dibagian Timur laut, Sawu

    Thrust di sebelah Selatan, Timor Thrust sebelah Tenggara.

    Batuan di daerah ini tergolong dalam kategori Muda, yaitu terbentuk sekitar 20 jutatahun lalu.

    Pulau-pulau yang dilalui oleh jalur vulkanik adalah pulau yang berada di sebelah utarayaitu memanjang dari Flores sampai Wetar. Pulau Sumba,Sawu dan Timor tidak dilalui

    oleh jalur vulkanik karena pulau-pulau tersebut masih tergolong muda.(sekitar 20 juta

    tahun lalu)

    2. Daftar Pustakahttp://www.preventionweb.net/files/14654_AIFDR.pdf(akses tanggal 19 Juli 2011)

    http://www.worldwildlife.org/wildworld/profiles/terrestrial/aa/0203_full.htm(akses tanggal 19

    Juli 2011)

    http://one-geo.blogspot.com/2010/01/struktur-geologi-nusa-tenggara.html(akses tanggal 10

    Juli 2011)

    http://one-geo.blogspot.com/2010/01/kondisi-geomorfologi-nusa-tenggara.html(akses tanggal

    10 Juli 2011)

    http://psg.bgl.esdm.go.id/fokus/Dinamika_Cekungan_Tanimbar - Struktur_dan_Tektonik.html

    (akses tanggal 19 Juli 2011)

    http://www.petantt.com/profil-peta-nusa-tenggara-timur/ (akses tanggal 19 Juli 2011)

    http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?view=article&catid=52%3Acontent-menu-

    utama&id=46%3Ainventarisasi-dan-evaluasi-mineral-non-logam-nusa-tenggara-

    timur&format=pdf&option=com_content&Itemid=79(akses tanggal 19 Juli 2011)

    http://berita.kapanlagi.com/pernik/ntt-rawan-gempa-dan-tsunami-avqfzwl.html(akses tanggal

    19 Juli 2011)

    http://www.facebook.com/note.php?note_id=398803665788(akses tanggal 19 Juli 2011)

    http://www.preventionweb.net/files/14654_AIFDR.pdfhttp://www.preventionweb.net/files/14654_AIFDR.pdfhttp://www.worldwildlife.org/wildworld/profiles/terrestrial/aa/0203_full.htmhttp://www.worldwildlife.org/wildworld/profiles/terrestrial/aa/0203_full.htmhttp://one-geo.blogspot.com/2010/01/struktur-geologi-nusa-tenggara.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/01/struktur-geologi-nusa-tenggara.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/01/kondisi-geomorfologi-nusa-tenggara.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/01/kondisi-geomorfologi-nusa-tenggara.htmlhttp://psg.bgl.esdm.go.id/fokus/Dinamika_Cekungan_Tanimbar%20-%20Struktur_dan_Tektonik.htmlhttp://psg.bgl.esdm.go.id/fokus/Dinamika_Cekungan_Tanimbar%20-%20Struktur_dan_Tektonik.htmlhttp://www.petantt.com/profil-peta-nusa-tenggara-timur/http://www.petantt.com/profil-peta-nusa-tenggara-timur/http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?view=article&catid=52%3Acontent-menu-utama&id=46%3Ainventarisasi-dan-evaluasi-mineral-non-logam-nusa-tenggara-timur&format=pdf&option=com_content&Itemid=79http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?view=article&catid=52%3Acontent-menu-utama&id=46%3Ainventarisasi-dan-evaluasi-mineral-non-logam-nusa-tenggara-timur&format=pdf&option=com_content&Itemid=79http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?view=article&catid=52%3Acontent-menu-utama&id=46%3Ainventarisasi-dan-evaluasi-mineral-non-logam-nusa-tenggara-timur&format=pdf&option=com_content&Itemid=79http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?view=article&catid=52%3Acontent-menu-utama&id=46%3Ainventarisasi-dan-evaluasi-mineral-non-logam-nusa-tenggara-timur&format=pdf&option=com_content&Itemid=79http://berita.kapanlagi.com/pernik/ntt-rawan-gempa-dan-tsunami-avqfzwl.htmlhttp://berita.kapanlagi.com/pernik/ntt-rawan-gempa-dan-tsunami-avqfzwl.htmlhttp://www.facebook.com/note.php?note_id=398803665788http://www.facebook.com/note.php?note_id=398803665788http://www.facebook.com/note.php?note_id=398803665788http://berita.kapanlagi.com/pernik/ntt-rawan-gempa-dan-tsunami-avqfzwl.htmlhttp://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?view=article&catid=52%3Acontent-menu-utama&id=46%3Ainventarisasi-dan-evaluasi-mineral-non-logam-nusa-tenggara-timur&format=pdf&option=com_content&Itemid=79http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?view=article&catid=52%3Acontent-menu-utama&id=46%3Ainventarisasi-dan-evaluasi-mineral-non-logam-nusa-tenggara-timur&format=pdf&option=com_content&Itemid=79http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?view=article&catid=52%3Acontent-menu-utama&id=46%3Ainventarisasi-dan-evaluasi-mineral-non-logam-nusa-tenggara-timur&format=pdf&option=com_content&Itemid=79http://www.petantt.com/profil-peta-nusa-tenggara-timur/http://psg.bgl.esdm.go.id/fokus/Dinamika_Cekungan_Tanimbar%20-%20Struktur_dan_Tektonik.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/01/kondisi-geomorfologi-nusa-tenggara.htmlhttp://one-geo.blogspot.com/2010/01/struktur-geologi-nusa-tenggara.htmlhttp://www.worldwildlife.org/wildworld/profiles/terrestrial/aa/0203_full.htmhttp://www.preventionweb.net/files/14654_AIFDR.pdf