Teks Presentasi Kelompok 2

download Teks Presentasi Kelompok 2

of 37

description

VLSI

Transcript of Teks Presentasi Kelompok 2

  • Teks Presentasi Kelompok 2

    CMOS Processing Technology

    Anggota Kelompok:

    - Budiman Budiardhianto

    - Faridha Fitriati Khurnia

    - Maulidya Falah

    - Fauziah Aini

    - Nurul Chasanah

    - Astari Widyakinanti

    - Erwin Avianto

    - Ken Satrio Utomo

    - Ghusaebi

    - Niki Fadhliyah

    - Jormin Husada

  • 2

    Silicon Semiconductor Technology Overview

    Silikon dalam keadaan murni/intrinsic state merupakan sebuah semikonduktor.

    Konduktivitas dari silicon dapat diatur dengan tambahan atom pengotor atau dopant ke dalam

    struktur kristal lattice-nya. Dopant sendiri dapat dibagi menjadi 2 yaitu acceptor dan donor.

    Acceptor merupakan dopant yang menyumbangkan hole, merupakan elemen yang berasal

    dari golongan 3 seperti boron, gallium. Penambahan dopant ini ke silicon menghasilkan

    silicon tipe-p. donor merupakan dopant yang menyumbangkan electron, merupakan elemen

    yang berasal dari golongan 5 seperti arsenic dan fosfor. Penambahan dopant ini ke silicon

    akan menghasilkan silicon tipe-n.

    Silicon murni Silikon tipe-p

    Silikon tipe-n

  • 3

    Silicon tipe-p dan tipe-n dapat digabung untuk menghasilkan divais seperti diode.

    Wilayah transisi dari tipe-n dan tipe-p disebut junction. Berbagai jenis divais semikonduktor

    dapat diciptakan dengan mengatur junction atau menggabungkan dengan struktur fisis lain.

    Wafer Processing

    Bahan dasar untuk menumbuhkan semikonduktor modern adalah wafer silicon yang

    mempunyai diameter yang bervariasi antara 75 150 mm dan ketebalannya kurang dari 1

    mm. Wafer ini diambil dari batang/ingots dari silicon kristal tunggal. Silicon kristal tunggal

    ini berasal dari lelehan polikristalin silikon. Metode untuk mendapatkan material kristal

    tunggal disebut dengan Czochralsky method.

    Kita harus mengatur dopant untuk mendapatkan karakteristik listrik tertentu. Dalam

    prosesnya, kita menggunakan sebuah biji Kristal (Si) kemudian dimasukan ke dalam leburan

    silicon untuk memulai atau menginisiasi pertumbuhan Kristal tunggal. Grafit dalam wadah

    dipanaskan dengan induksi radio frekuensi dan temperature diatur sedikit di atas titik lebur

    silikon (sekitar 14250C). Atmosfter di atas leburan berupa helium atau argon. Setelah itu biji

    Kristal secara berangsur-angsur ditarik secara vertikal ke atas dan diputar-putar secara

    simultan. Leburan polikristalin silicon akan melelehkan biji kristal, ketika biji tersebut ditarik

    akan terjadi pembekuan kembali. Kemudian akan terbentuk silicon Kristal tunggal berbentuk

    tabung berukuran cukup besar. Untuk menghasilkan wafer, kita harus memotong silicon ini

    setipis mungkin. Biasanya wafer yang terbentuk mempunyai ketebalan antara 0.25 mm dan 1

    mm.

  • 4

    Visualisasi Czochralsky method

    Oksidasi

    Bagian terpenting dari suatu struktur dan pabrikasi CMOS dan silikon integrated circuit

    adalah pembentukan Silikon dioksida (SiO2). Silikon dioksida ini penting karena

    karakteristiknya yang digunakan sebagai pembentuk IC

    .

  • 5

    Kegunaan dari SiO2 adalah sebagai berikut :

    Mask difusi (Mask pembentuk pola)

    Pasivasi permukaan (sebagai lapisan pelindung yang melindungi junction dari

    kelembaban an kontaminasi)

    Insulator gerbang (untuk MOSFET)

    Isolasi satu divais dari divais yang lain

    Sebagai isolasi elektris metalisasi multilevel pada VLSI.

    Untuk membentuk SiO2 ini disebut dengan proses Oksidasi yang dibagi kedalam dua

    tipe yakni oksidasi kering (dry oxidation) dan oksidasi basah (wet oxidation) yang dikenal

    sebagai proses oksidasi termal.

    Secara umum proses oksidasi digambarkan sebagai berikut :

    Gambar Oksidasi Termal

    Mode pertumbuhan SiO2 ada 3 model yakni :

    Gambar Pertumbuhan SiO2

  • 6

    Proses oksidasi termal merupakan proses pembentukan lapisan SiO2 dengan

    memanaskan silikon pada suhu yang tinggi.

    a. Oksidasi kering

    Ketika atmosfir oksidasi oksigen murni, dimana temperatur yang digunakan pada

    range 1200o C.

    Persamaan reaksi kimia pada dry oxidation :

    Si + O2 SiO2

    b. Oksidasi basah

    Ketika atmosfir oksidasi tidak terdiri dari iksigen murni namun juga uap air,

    dimana temperature untuk memanaskan silikon sebesar 900o 1000o C

    Persamaan reaksi kimia pada wet oxidation :

    Si(s)+2H2OSiO2 + 2H2

    Proses oksidasi ini mengonsumsi silikon yang besar. Secara umum lapisan SiO2

    memiliki volume dua kali volume silikon. Pada gambar dibawah ini diperlihatkan tebal

    lapisan SiO2 setelah proses oksidasi selesai.

    Gambar Ketebalan lapisan oksidasi

    Dari gambar diketahui bahwa tebal silikon yang asli adalah bagian biru ditambahkan

    bagian kuning hingga dibatasi garis putus-putus. Namun setelah Oksidasi bagian kuning

    adalah lapisan SiO2 yang terbentuk dimana besarnya silikon yang dikonsumsi untuk

    membentuk SiO2 adalah 0,44d.

    Ketebalan yang dibentuk pada lapisan oksidasi bergantung pada waktu oksidasi, suhu

    yang digunakan dan tipe oksidasi termal. Dibawah ini disajikan gambar perbandingan

    ketebalan oksidasi antara oksidasi kering dan basah.

  • 7

    Gambar Ketebalan oksidasi

    Dari gambar diketahui bahwa semakin lama waktunya maka lapisan oksidasinya

    semakin besar. Selain itu untuk waktu yang sama, semakin tinggi suhunya maka lapisan SiO2

    yang terbentuk juga semakin tebal. Untuk suhu yang sama (1100o C) ketebalan lapisan SiO2

    yang dihasilkan dari Oksidasi basah lebih besar dibanding oksidasi kering.

    Selective diffusion

    Merupakan kemampuan SiO2 sebagai pengalau ketidakmurnian doping yang digunakan

    untuk membentuk pola dan tipe dari IC. Pada dasarnya silikon yang terlapisi oleh SiO2 akan

    menghalau doping donor atau akseptor. Karena itu dibutuhkan suatu teknik untuk

    menghilangkan bagian dari SiO2 sehingga dapat diberikan doping impurities yang akan

    merubah karakter dari silikon tersebut.

    Kegunaan Selective diffusion adalah untuk :

  • 8

    1. Membuka window pada lapisan SiO2 pada permukaan wafer.

    2. Menghapus SiO2 dengan etchant yang sesuai.

    3. Memberikan dopan pada jendela silikon.

    Proses dari selective diffusiion ini digambarkan pada gambar berikut ini :

    Gambar Proses pembentukan pola silikon

    Proses sederhananya adalah memberikan lapisan photoresist pada permukaan SiO2.

    Kemudian dengan bantuan Mask pattern yang berupa thin film yang dilapiskan pada glass

    Mask. Guna dari Mask ini sendiri adalah untuk menentukan cahaya UV akan menyinari

    bagian mana dari wafer. Sehingga akan terbentuk pola yang sesuai dengan kita inginkan.

    Photoresist merupakan material yang sensitif terhadap cahaya dimana ketika photoresis yang

    terekspos cahaya akan membentuk pola yang sesuai dengan pattern Mask. Setelah dilarutkan

    ke suatu cairan kimia photoresist ini akan dihilangkan, setelah mengilangkan photoresist

    dilakukan proses etching untuk menghilangkan SiO2.

  • 9

    Silicon Gate Process

    Untuk memahami aspek-aspek perancangan berbasis proses, maka pertama-tama perlu

    dpelajari yang dinamakan polysilicon gate self-aligning nMOS process. Disini akan dibahas

    pembuatan enhancement mode transistor dalam bentuk IC di dalam substrat silikon.

    Tahap 1 Sebuah wafer tipis silikon murni dengan diameter 75 sampai 100 mm dan

    tebal 0,4 mm mengalami doping dengan impuriti atom boron dengan konsentrasi 1015 sampai

    1016 atom/cm3 dan wafer dengan resistivitas 25 sampai 26 ohm.cm.

    Tahap 2 Seluruh permukaan wafer kemudian dibuat lapisan silikon dioksida (SiO2)

    setebal 1 mikro m sebagai lapisan pelindung terhadap dopant (bahan doping) selama

    dilakukan proses.

    Tahap 3 Sekarang, di atas seluruh permukaan dilapisi dengan photoresist dan diputar

    untuk menndapatkan lapisan yang rata dengan ketebalan tertentu.

  • 10

    Tahap 4 Selanjut lapisan photoresist disinari dengan ultraviolet melewati masker untuk

    menentukan tempat-tempat yang akan dillakukan difusi. Pada tempat yang terkena radiasi

    sinar ultraviolet terjadi polimerisasi (mengeras), tapi pada tempat yang tidak tembus sinar

    ultraviolet tidak terjadi polimerisasi.

    Tahap 5 Kemudian dilakukan proses development (pengembangan) untuk

    membersihkanphotoresist yang tidak mengalami polimerisasi. Selanjutnya dilakukan

    proses etchinguntuk mengikis silikon dioksida yang tidak dilindingi photoresist. Sekarang

    ada permukaan wafer yang terbuka, tidak ditutupi oleh silikon oksida.

    Tahap 6 Sisa photoresist dibersihkan/dihapus dan selanjutnya di seluruh permukaan

    wafer ditumbuhkan lapisan silikon tipis setebal 0,1 mikro m dan di atas silikon dioksida tipis

    dituang polisilikon untuk membuat gate.

  • 11

    Tahap 7 Sekali lagi dilakukan pelapisan photoresist dan dengan menggunakan masker

    untuk membuat pola polisilikon dan lapisan silikon di bawahnya dikikis untuk membuka

    tempat-tempat dilakukan difusi impuriti jenis-n untuk membuat source dan drain. Difusi ini

    dikerjakan dengan jalan memanasi wafer pada suhu tinggi dan di atas permukaan waafer

    diliwatkan gas pembawa impuriti fosfor. Selama difusi polisilikon, silikon dioksida menjadi

    pelindung, proses itu disebut self-aligning.

    Tahap 8 Penumbuhan lapisan silikon dioksida tebal di seluruh permukaan lagi, dan di

    atasnya dilapisi dengan photoresist untuk membuka tempat-tempat di gate polisilikon, di

    source dan drain untuk membuat sambungan.

    Tahap 9 Kemudian di atas seluruh permukaan wafer dituangkan lapisan aluminium

    setebal 1 mikro m. Selanjutnya lapisan aluminium dilapisi photoresist dan di atasnya diberi

    masker untuk membentuk pola interkoneksi yang dinginkan.

  • 12

    Jadi, proses fabrikasi IC dengan teknologi MOS merupakan pengulangan-pengulangan

    di seputar pembentukan atau penuangan (deposition), membuat pola (patterning) tiga lapisan,

    dipisahkan dengan penyekat (insulation) silikon dioksida. Lapisan-lapisan itu terdiri dari

    lapisan difusi dalam substrat, polisilikon di atas silikon dioksida pada substrat, dan lapisan

    metal yang tersekat terhadap silikon dioksida.

    CMOS Technologies

    Terdapat 4 dominant CMOS teknologi:

    p-well process

    n-well process

    twin-tub process

    silicon on insulator

  • 13

    P-well process

    Secara umum, fabrikasi untuk CMOS p-well dilakukan dengan membuat well tipe p di dalam

    substrat tipe n. p-well digunakan untuk divais n-channel, sedangkan divais p-channelnya

    dibentuk di substrat n. pada akhirnya akan terbentuk dua transistor pnp dan npn dalam satu

    divais CMOS tersebut.

    Meskipun prosesnya kompleks, berikut ini akan dijelaskan langkah demi langkah (tampak

    samping dan tampak atas).

    1. Pembentukan p-well

    Pada n-substrat dilapisi dengan field oxide (FOX). Kemudian diatas divais dilapisi dengan

    ptub mask (bentuk mask dilihat pada top viewnya). Pada bagian yang tidak ditutupi oleh

    mask, akan diimplant p-well nya sehingga dapat terbentuk p-well dengan ketebalan 4-6

    mikrometer.

    2. Pembentukan thinoxide

    Langah selanjutnya jika sudah ditanamkan p-well adalah pembentukan thin oxide dengan

    ketebalan 500 . Caranya dengan memasang thinoxide mask seperti yang ditunjukkan pada

    gambar sebelah kanan. Bagian FOX yang tidak tertutup mask akan terkikis sehingga

    membentuk lapisan oxide yang tipis seperti yang ditunjukkan pada gambar kiri.

    3. Pembentukkan polysilicon mask

    Polysilicon mask dipasang diatas divais tersebut dengan pola yang ditunjukkan pada gambar

    kanan. Setelah itu ditanam polysilicon sehingga polysilicon akan terbentuk diatas thinoxide.

    4. Pembentukan p-plus

  • 14

    Setelah polysilicon berhasil ditanamkan, selanjutnya adalah pembentukan transistor pnp di

    dalam substrat tipe n. caranya dengan memasang p-plus mask (positive) di atas divais dengan

    pola yang ditunjukkan di gambar kanan. Dengan mask seperti pola tersebut, maka akan

    terbentuk p-plus di dalam n-substrat.

    5. Pembentukan n-plus

    Selanjutnya adalah pembentukan transistor npn dengan penggunaan p-plus mask negatif

    diatas divais dengan pola yang ditunjukkan gambar di sebelah kanan. Sehingga akan

    terbentuk n+ di dalam p-well. Sampai tahap ini telah terlihat ada dua transistor pnp dan npn.

    6. Pembentukan contact cuts

    Setelah transistor npn dan pnp di dalam divais tersebut, juga terdapat thinoxide dan

    polysilicon, akan dibentuk bagian-bagian untuk mengimplant bagian kontak divais ke bagian

    luar. Caranya dengan menaruh contact mask di bagian atas, sehingga akan terbentuk pola

    seperti gambar kiri.

    7. Pembentukan metal

    Selanjutnya adalah pembentukan metal di bagian-bagian yang kosong pada contact cuts

    sebelumnya. caranya dengan menggunakan metal mask yang polanya terlihat pada gambar

    kanan. Setelah dibentuk maka pada bagian-bagian kosong akan terbentuk metal yang

    merupakan konduktor, sehingga divais CMOS ini siap terhubung dengan dunia luar.

  • 15

    Langkah tambahan diperlukan untuk men-set tegangan threshold dari divais n dan p. jika kita

    lihat schematic untuk inverter adalah sebagai berikut:

    Jika dibentuk layout VLSI-nya maka akan tampak seperti ini:

    Layout akhir dari CMOS dengan p-well adalah sebagai berikut:

    Akan tetapi, para desainer sulit untuk membuat divais dengan tingkat akurasi dan

    bentukan CMOS seperti diatas. Sehingga secara realistik, tampakannya akan seperti ini:

  • 16

    n-well process

    Langkah fabrikasi untuk n-well hampir sama dengan proses p-well, bedanya disini

    yang digunakan adalah n-well dengan substrat p. pada substrat p akan ditanam channel n+

    dan pada n-well akan dibentuk channel p+. tampaknya akan seperti ini:

    -sebelum diberikan kontak-

    -sesudah diberikan kontak-

    Twin Tub Process

    Teknologi CMOS twin-tub merupakan basis dari pengoptimalan masing-masing transistor

    pMOS dan nMOS sehingga voltage threshold, body effect, dan gain optimal di masing-

    masing divais n dan p. Twin-tub process mengatasi masalah unbalanced drain parasitic

    karena densitas doping di well region lebih tinggi dari substrat.

    Langkah langkah teknologi twin tub :

    1. Substrat p+ atau n+ di doping rendah di epi layer untuk menghindari latch-up.

  • 17

    2. Epitaxy menumbuhkan layer silicon high-purity yang mengontrol ketebalan, menentukan konsentrasi dopant, electrical properties ditentukan oleh dopant dan

    konsentrasi silicon. Tujuan epitaxy adalah menumbuhkan layer silicon doping tinggi

    dengan ketebalan yang terkontrol secara akurat dan konsentrasi dopant yang homogen

    di layer.

    3. Process sequence

    A. Well formation

    Pertama tama menentukan daerah well dimana dibagian kiri adalah p well dan

    bagian kanan adalah n well. Selanjutnya, n well dan p well tersebut di implankan

    ke atas substrat dengan kedalaman masing masing well adalah 5 m.

    B. Thin-Oxide construction

    Kemudian menumbuhkan oxide diatas permukaan n well dan p well sekitar 500

    . Diatas field oxide ditumbuhkan polysilicon yang merupakan silicon kristal

    dengan konsentrasi tinggi. Polysilicon tersebut lalu di etching sehingga hanya

    bagian tertentu saja yang tetap ada.

    C. Source and drain implantation

    Setelah proses pattern polysilicon, ion Boron dan Fosfor masing masing

    ditembakkan ke p well dan n well guna membentuk daerah p+ dan n +.

  • 18

    D. Contact cut definition and Metallization

    Proses terakhir adalah pembuatan kontak untuk divais twin tub dengan

    mendeposisikan alumunium diatas seluruh wafer. Kemudian alumunium tersebut di

    pattern sehingga hanya bagian tertentu saja yang masih berada di atas wafer.

    Silicon on Insulator

    Karakteristik :

    Densitas tinggi karena tidak adanya well region.

    Tidak ada masalah latch up, dimana latch up merupakan transient current yang

    muncul saat divais mulai diberi catu daya. Sehingga keadaan ini dapat mengakibatkan

    divais mengalami kerusakan.

    Parasitic capacitance lebih rendah.

    Pada, proses SOI, sebuah layer tipis dari single crystal silicon film ditumbuhkan pada

    bahan insulator, seperti sapphire atau magnesium aluminate spinel.

  • 19

    Langkah Langkah Proses Silicon on Insulator (SOI)

    1. Lapisan tipis (7 8 m) dari Si tipe-n dengan doping rendah ditumbuhkan di atas

    insulator. Sapphire biasanya yang digunakan sebagai insulator.

    2. Anisotropic etch digunakan untuk mengetching Si, kecuali area difusi (n atau p) yang

    akan dibutuhkan. Etching harus anisotropic karena ketebalan Si lebih besar dibanding

    jarak yang diinginkan diantara Si island.

    3. P island lalu dibentuk dengan melakukan masking n-island melalui teknik photoresist.

    Dopant tipe p (contoh : Boron) di implantasi dan di masking oleh photoresist yang

    kemudian membentuk p-island di unmasked island.

    4. P island lalu ditutupi dengan photoresist. Kemudian, dopant tipe n (contoh : Fosfor)

    diimplantasi untuk membentuk n-island. N-island inilah yang akan menjadi devais

    kanal tipe p.

  • 20

    5. Thin gate oxide (500-600 ) ditanamkan diatas struktur Si yang biasa dilakukan

    dengan thermal oxidation. Serta Polysilicon film diletakkan diatas oxide. Biasanya

    Polysilicon didoping dengan fosfor untuk mengurangi resistivitas.

    6. Selanjutnya, Polysilicon di patterned dengan photomasking dan di etching.

    7. Kemudian membentuk n-doped source dan drain untuk divais kanal tipe n di p-island.

    N-island ditutupi dengan photoresist dan dopant tipe n (biasanya fosfor) di

    implantasikan. Dopant ini akan di blok di n-island oleh photoresist dan akan di blok

    dari daerah gate p-island oleh polysilicon.

    8. Divais kanal tipe p dibentuk dengan masking p-island dan mengimplantasi dopant tipe

    p. Polysilicon di gate n-island akan memblok dopant dari gate sehingga membentuk

    p-channel device.

  • 21

    9. Layer phosphorus glass atau insulator, seperti silicon dioxide ditanamkan di seluruh

    permukaan struktur divais. Glass tersebut di etching di lokasi contact cut. Metalisasi

    layer dibentuk dengan menguapkan alumunium diatas seluruh permukaan dan di

    etching untuk memperoleh metal wire yang diinginkan. Alumunium akan mengalir

    melalui contact cut untuk membuat contact dengan difusi atau daerah polysilicon.

    Terakhir adalah pemberian layer passivation dari phosphorus glass dan di etching

    diatas lokasi bonding pad.

    CMOS Process Enhancements

    CMOS process enhancements adalah proses tambahan atau proses penyempurnaan

    dalam proses fabrikasi CMOS. Proses penyempurnaan ini diperlukan terutama untuk

    meningkatkan kualitas, memudahkan routing, dan meningkatkan distribusi daya dan clock

    pada CMOS.

    Beberapa jenis CMOS process enhancements, yaitu:

    1. Double or triple-level metal, dimana terdapat dua atau tiga (atau lebih) lapisan metal

    pada sebuah CMOS.

    2. Double or triple-level poly, dimana terdapat dua atau tiga (atau lebih) lapisan poly

    pada sebuah CMOS.

    3. Kombinasi double or triple-level metal dan poly.

    Metal Interconnect

    Metal interconnect merupakan salah satu jenis CMOS process enhancements

    dimana digunakan dua atau lebih lapisan metal pada sebuah CMOS. Dengan

    menggunakan dua atau lebih lapisan metal seperti ini, maka distribusi daya dan clock

    dari CMOS yang dihasilkan akan menjadi lebih baik daripada hanya dengan

    menggunakan satu lapisan metal.

  • 22

    Gambar - Metal interconnect.

    Lapisan metal pertama dan lapisan metal kedua terhubung satu sama lain

    dengan menggunakan via. Via itu sendiri biasanya terbuat dari bahan tungsten dan

    lapisan metal terbuat dari bahan alumunium atau tembaga.

    Gambar - Two-level metal via/contact geometries.

  • 23

    Jika dilihat secara geometri, terdapat tiga jenis metal interconnect seperti yang

    bisa dilihat pada gambar di atas. Jenis yang pertama adalah lapisan metal pertama

    yang seluruhnya tumpang tindih dengan via (gambar (a)). Jenis yang kedua adalah

    lapisan metal pertama yang tidak seluruhnya tumpang tindih dengan via (gambar (b)).

    Jenis ketiga adalah lapisan metal pertama, kedua, via, dan contact yang semuanya

    saling tumpang tindih (gambar (c)).

    Poly Interconnect

    Poly interconnect merupakan salah satu jenis CMOS process enhancements

    dimana digunakan dua atau lebih lapisan poly pada sebuah CMOS. Dengan

    menggunakan dua atau lebih lapisan poly seperti ini, maka resistansi dari CMOS yang

    dihasilkan akan menjadi lebih kecil, seperti dari 20-40 /square menjadi 1-5

    /square.

    Gambar - Poly interconnect.

    Poly interconnect biasanya diterapkan pada CMOS dengan gate yang terbuat

    dari bahan silicide (gambar (a)). Poly interconnect ini sendiri terbagi menjadi dua

    jenis. Jenis yang pertama adalah polycide, dimana hanya gate saja yang terbuat dari

    bahan silicide bertumpuk dengan bahan polysilicon (gambar (b)). Jenis yang kedua

    adalah salicide, dimana gate, source, dan drain semuanya terbuat dari bahan silicide

    (gambar (c)).

    Layout Design Rules

    Layout rules, atau design rules, adalah suatu aturan yang telah ditetapkan untuk

    mendesain suatu divais. Tujuan dari ditetapkannya aturan ini adalah untuk mendapatkan

    suatu divais dengan hasil terbaik dalam ukuran sekecil mungkin tanpa mengorbankan

  • 24

    keandalan divais. Design rules bisa berupa aturan minimum ukuran atau spacing dari suatu

    area poly, metal, atau contact pada suatu divais.

    Dalam merancang suatu divais, sang circuit designer harus memperhatikan design

    rules untuk menghindari kegagalan dalam proses fabrikasi divais setelahnya. Misalnya,

    apabila ukuran suatu line yang didesain terlalu kecil maka akan memungkinkan terjadinya

    putus kontak pada saat divais dijalankan (arus tidak dapat mengalir), atau apabila spacing

    antara dua line yang berdekatan terlalu kecil maka akan memungkinkan terjadinya short

    circuit antara kedua line itu.

    Ada dua pendekatan yang biasa digunakan dalam design rules, yaitu:

    Micron () Rules: feature size dan jarak minimum dalam satuan mikrometer.

    Lambda () Rules: feature size dan jarak minimum dalam satuan lambda.

  • 25

    Gambar - CMOS layout rules.

    Layer Representation

    Proses lanjutan dari CMOS sendiri pada dasarnya kompleks dan kadang-kadang menghambat

    visualisasi dari level pelapisan pada saat proses fabrikasi. Namun demikian, proses desain

  • 26

    dapat diabstraksikan agar mudah dikelola baik meliputi konsep layout, yang

    merepresentasikan fitur fisik dalam suatu observasi yang pada akhirnya terbentuk suatu

    silikon waffer. Level konsep yang cukup tinggi terhadap proses CMOS mengikuti fitur yakni

    :

    Dua substrat yang berbeda

    Doping region dari material pembentuk transistor tipe p dan tipe n

    Elektroda pada gate transistor

    Interkoneksi antar bagian

    Kontak dalam interlayer

    Tipikal layer dari proses CMOS direpresentasikan dalam banyak figur, yakni :

    Skema warnayang diajukan oleh JPL

    Modifikasi skema warna agar terdapat perbedaan warna dengan NMOS dan

    struktur CMOS

    Tanda titik-titik

    Bentuk garis

    Atau gabungan dari semuanya,

    Informasi terkait dengan tipikal layer untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar tabel

    sebagai berikut,

  • 27

    Legenda atau tabel tersebut digunakan untuk mengindikasi kerja dari layer. Pada

    level mask, beberapa layer mungkin diabaikan kejelasannya. Berikut juga disediakan tabel

    mengenai encoding proses dari PMOS dan NMOS

  • 28

    Lambda Based Layout Rules

    Semua bagian pada layer atau lapisan akan diubah dimensinya dalam satuan

    dan kemudian nilai dapat dialokasikan yang sesuai sesuai dengan ukuran fitur dari proses

    fabrikasi. Aturan dasar pada desain lambda layout adalah sebagai berikut ini :

    Peraturan desain berdasarkan parameter tunggal,

    Sederhana untuk desainer

    lebar penerimaan

    Menyediakan ukuran fitur cara independen menetapkan masker

    Ukuran fitur minimum didefinisikan sebagai 2

    Digunakan untuk melestarikan fitur topologi pada sebuah chip

    Mencegah korslet, terbuka, kontak dari tergelincir keluar dari area yang akan

    dihubungi

  • 29

    Aturan desain pada transistor juga harus memperhatikan jarak minimum antar

    layer dari suatu device yang misalnya adalah

    polysilicon metal

    metal metal

    diffusion diffusion and

    minimum layer overlaps yang digunakan layout

  • 30

    Berikut merupakan contoh ukuran aturan desain transistor dengan ukuran menggunakan

    dimennsi lambda yakni sebagai berikut :

    Pada pemotongan ada tiga kemungkinan pendekatan dalam aturan dasar lambda

    ini yaitu :

    Poli Metal

    Logam untuk Difusi

    Kontak buried (poli untuk diff) atau kontak butting (poli untuk diff menggunakan

    logam)

    Berikut disajikan contoh dari layout CMOS dalam bentuk 2 dimensi ke bentuk 3 dimensi :

  • 31

    Pada lambda Based SOI Rules

    Pada lambda Based SOI Rules atau apabila diartikan Aturan-aturan Lambda Berdasarkan

    Silicon On Insulator merupakan aturan ukuran pada mask dalam satuan lambda. Aturan

    tersebut meliputi mask pada Island, Implant, Poly, Contact, dan Metal.

    Pada Island, aturan lambda yang berlaku diantaranya

    - Lebar minimal island sebesar 2 lambda

    - Jarak divais p ke divais n sebesar 2 lambda

    - Jarak divais n ke divais n sebesar 3 lambda

    - Jarak divais p ke divais p sebesar 3 lambda

    Pada Implant, aturan lambdanya adalah

    - Jarak antar implant sebesar lambda

    - Apabila diletakkan menjadi satu,

    sisa panjang dan lebar harus sebesar lambda

    Pada Poly, aturan lambda yang berlaku adalah

    - Lebar minimal poly sebesar 2 lambda

    - Jarak antar poly sebesar 2 lambda

    - Jarak poly ke island 2 lambda

  • 32

    - Lebar ujung island terhadap poly

    sebesar 2 lambda

    - Panjang poly yang diperbolehkan

    melewati island sebesar 2 lambda

    Pada Metal, aturannya adalah

    - Lebar minimal metal sebesar 2 lambda

    - Jarak minimal metal sebesar 2 lambda

    - Lebar minimal apabila metal melebihi

    contact sebesar lambda

    Pada Contact, aturannya

    - Lebar contact pada poly 2 lambda

    - Lebar contact pada island 2 lambda

    - Jarak dari ujung island lambda

    Double Metal Design Rules

    Selain itu, terdapat aturan desain yang disarankan pada dua metal, yaitu

    - Pada metal 1, lebarnya 2 lambda dan

    jarak antar metal 1 sebesar 3 lambda

    - Pada metal 2, lebarnya sebesar 4 lambda

    dan jarak antar metal 2 sebesar 4 lambda

    - Via pada metal 1 dan metal 2 dimensinya

    2lambda x 2lambda dengan jarak antar

    via sebesar 2 lambda

    - Spesifikasi Cut juga sama seperti pada Via

    Design Rules Summary

  • 33

    Dalam desain komersial, aturan lambda cukup jarang digunakan dalam proses high

    performance circuit. Terdapat aturan tambahan yang digunakan dalam beberapa proses.

    Aturan tersebut diantaranya :

    Perpanjangan polisilikon pada kontak metal exit wire.

    Membedakan panjang gate transistor p dan n.

    Membedakan perpanjangan polisilikon bergantung pada panjang divais atau

    konstruksi divais.

    Parameterisasi Proses

    Penggunaan tools untuk mengidentifikasi struktur dan mendemostrasikan algoritma yang

    digunakan untuk mengonstruksi strukstur. Parameterisasi proses dibuat agar tidak terjadi

    kerancuan dalam merepresentasikan detail desain antar desainer satu dengan desainer yang

    lain. Dalam parameterisasi proses terdapat tiga ketentuan:

    a. Abstract layers

    b. Spacing rules

    c. Construction rules

    Abstract Layers

    Abstract layer merupakan konsep yang paling penting dalam proses sintesa maupun analisis.

    Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini

  • 34

    Gambar menunjukkan bahwa setiap difusi memiliki bahasa pseudo nya masing-masing.

    Seperti halnya difusi tipe n merupakan proses dari P well dan terdiri dari lapisan oxide yang

    tipis dan kemudian ditambahkan dengan P well mask tanpa P plus. Sedangkan untuk difusi P

    terdiri dari lapisan oxide yang tipis dan P plus tapi tidak menggunakan P well.

    Spacing Rules

    Seperti yang sudah dijelaskan pada subbab terdahulu, bahwa jarak antar layer merupakan

    bagian yang penting karena setiap layer memiliki aturan tersendiri. Dalam mendesain pada

    bahasa pseudo, terdapat aturannya juga. Seerti yang ditunjukkan pada gambar berikut

    Construction Rules

    Seiring dengan berkembangnya software untuk desain, para desainer CMOS tidak lagi harus

    mengingat seluruh peraturan jarak antar kontak dan bagian lainnya. Karena dengan adanya

    software beserta pseudocodenya, maka software akan secara otomatis memberikan jarak

    sesuai dengan ketentuannya. Berikut merupakan beberapa contohnya:

  • 35

    Berikut merupakan salah satu contoh algoritma dalam membuat sebuah transistor p ataupun

    n:

    Pada algoritma tersebut, baris 2 hingga baris 4 akan menggambar kotak dengan warna putih,

    dimana kotak tersebut menggambarkan lapisan tipis oksida. Sedangkan baris ke 6 hingga 8

    akan menggambarkan kotak yang merupakan N transistor, sedangkan baris selanjutnya

    adalah menggambar kotak yang merupakan P transistor, dimana antara N dan P merupakan

    pilihan, tergantung dari keinginan pemakai. Dari contoh algoritma ini, maka lebar

    keseluruhan transistor adalah W + 2 x GP_A_EXT, sedangkan panjangnya adalah PO_WID

    + 2 x TH_GP_EXT.

  • 36

    Dari penjelasan tersebut, kita bisa menghitung lebar dan panjang dari contoh struktur

    transistor yang dicantumkan pada gambar di atas.

  • 37

    Kesimpulan

    Dalam bab ini telah dijelaskan beberapa teknologi dalam memfabrikasi CMOS.

    Dengan adanya teknologi tersebut, memungkinkan kita untuk merealisasikan apa yang telah

    di desain sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga telah dijelaskan mengenai aturan-aturan

    yang dibutuhkan dalam mendesain suatu struktur CMOS. Namun, pada aplikasinya,

    peraturan-peraturan tersebut tidak terlalu penting untuk diingat oleh desainer karena

    peraturan tersebut sudah terdapat pada software, sehingga saat kita membuat suatu transistor,

    software yang akan memberikan jarak sehingga desainer tidak perlu memberikan jarak pada

    desainnya karena sudah diberikan jarak secara otomatis oleh software desain yang ada.

    ~ Selesai ~