TEKNOLOGI_BATUBARA_BERSIH

download TEKNOLOGI_BATUBARA_BERSIH

of 43

description

batubara

Transcript of TEKNOLOGI_BATUBARA_BERSIH

  • TEKNOLOGI BATUBARA BERSIH

    PENGETAHUAN BATUBARA

  • Penangan Gas Buang Batubara (Teknologi Batubara Bersih yang digunakan Selama Pelepasan Emisi)

    Gas buang batubara adalah ; Gas yang berasal atau yang

    di hasilkan dari prosespembakaran batubara

    Tiga jenis metode penangananGas Buang

    Desulfurisasi Denitrifikasi Penanganan Debu

  • 1. Desulfurisasi: Yaitu treatmen atau penanganan (penguranganan ataupenghilangan ) terhadap kandungan sulfur yang terdapatdi batubara.

    Macam-macam proses desulfurisasi Metode type basah menggunakan kapur Metode type basah Magnesium Gypsum Metode type basah menggunakan almunium sulfat

    limestone Metode type basah menggunakan Formic acid limestone Metode kering, Metode Semi Kering ( Metode pellet) Metode desulfurisasi sederhana tipe kering

  • a. Metode type basah menggunakan kapur(menghasilkan gypsum )

    Outline teknologi Didalam proses ini

    terjadi kontak antaraSulfur dioksida (SO2) dengan slurry yang mengandung batukapur di dalamabsorber. Hasil kontak/reaksi tersebutmenghasilkan kalsiumasam sulfit. Kalsiumasam sulfit iniselanjutnya akanteroksidasi denganudara danmembentuk gypsum.

    Proses :

  • Proses : Gas buang yang keluar dari boiler, ditekan dan didorong oleh blower

    ke GGL. Didalam GGL terjadi pertukaran panas ( 150 90 oC) dengangas outlet dari system desulfurisasi sebelum memasuki scrubber.

    Pada cooling tower, larutan sirkulasi disemprotkan untukmendinginkan gas buang. Sedangkan debu, HCL dan HF yang terkandung dalm gas akan dihapus dengan cara diserap di Scrubber menjadi ion Cl dan ion F. Selanjutnya diakumulasikan ke larutansirkulasi di coling tower. Sebagian dari larutan ini akan dibuang ( dikirim ke system pengolahan air limbah) sehingga konsentrasipengotor dari larutan akan menjadi berkurang dari nilai yang ditentukan.

    Gas buang yang telah dicuci di cooling water akan dikirimkeabsorber. Sebelumnya kabut /uap yang ada dihapus oleh kabuteliminator pada cooling tower. Pada absorber inilah terjadikontak/reaksi antara SO2 yang terdapat pada gas buang denganlarutan yang mengandung batu kapur.

    Reaksi kimia utamanya adalah sebagai berikut:

    CaCO3 + SO2 + 1 / 2H20 -> CaSO3 1 / 2H20 + CO

  • Setelah proses dessulfurisasi ini, kabut/uap yang terdapat pada gas buang akan di hapus oleh kabut eliminator yang terpasang diabsorber tower dan selanjutnya akan terjadi pertukaran panas darigas buang di GGH ( 50 110oC). Setelah itu gas buang dibuang keudara(setelah suhu naik).

    Dibagian lain, sebagian kalsium asam sulfit yang terbentuk diabsorber tersirkulasi dan sebagian masuk ke dalam oxidizer. Di menara oksidasi tsb, ditiupkan udara untuk mengoksidasi kalsiumasam sulfit menjadi gypsum. Reaksinya :

    Ca SO3 1/2H2O + 1/2H20 + 3/2H20 CaSO4 2H2O

    Sejumlah kecil asam sulfat ditambahkan untuk mencegah kapurbereaksi dengan gypsum. Karena kapur yang tidak berekasi padasaat pembentukan kalsium sulfit, akan mencemari dan menurunkankualitas gypsum.

    Setelah terkonsentrasi dalam jumlah tertentu di pengental, gypsum didehidrasi oleh pemisah gypsum(kelembaban kurang dr 10%) danmenjadi produk sampingan.

    Sementara itu, gypsum yang telah diubah selama dehidrasi akandicampur kembali dengan larutan kapur dan digunakan kembali.

  • Proses Aliran gas Buang Sistem Desulphurizing Metode Kapur-Gypsum Tipe Basah, dan Contoh Volume Zat (Boiler baTubara 500 MW; Inlet SO,: 1,000 ppm).

    Sumber : Japans Coal Technology, Center for Coal Ultilization, Japan, 1994

  • FITUR PROSES

    KELEBIHAN Harga agen penyerap

    rendah Gypsum mudah dipasarkan Desulfurisasi tinggi : 92 96

    % Penghilangan debu : 70 95

    % Operasi stabil

    KEKURANGANMembutuhkan area yang

    luas untuk instalasiMembutuhkan air yang

    banyakMembutuhkan fasilitas

    pengolahan limbah Biaya konstruksi tinggi

  • b. Metode type basah Magnesium Gypsum

    Outline teknologi Metode ini

    menambahkanmagnesium kedalamkapur atau batu kapursebagai sumberdesulfurisasi

    Proses Pada proses ini, Gas buang masuk ke

    menara penyerapan melalui GGH dandeduster, dan SO2 diserap pada slurry limestone yang mengandungmagnesium. konsentrasi magnesium ditambah 0.40.5% denganmenambahkan Mg(OH)2. (Walaupunlimestone mengandung 0.30.5% MgO)

    Sejumlah slurry dari menara absorber dikirim menuju menara oksidasi untukproses oksidasi dengan menambahkanudara. Asam sulfur tidak perluditambahkan untuk penambahan pH, dan gypsum kualitas tinggi dapatdiperoleh untuk penggunaan padaboard gypsum dan semen.

  • c. Metode type basah menggunakan almunium sulfatlimestone

    Outline teknologi :

    Pada metode ini SO2 diserap oleh larutanlimestone yang memiliki PH 3.5. kemudian larutantersebut teroksidasi denganudara. Selanjutnya barubereaksi dengan limestone, dan menghasilkan gypsum.

    Keuntungan proses Kemampuan desulfurisasi

    70 95% Digunakan pada banyak tipe

    boiler dgn vol.gas 300Nm3/h 200.000 Nm3/h

    Biaya peralatan dan fasilitaslebih sedikit denganmenggunakan hydro cyclone di thickener.

  • 4. Metode type basah menggunakanFormic acid limestone

    Metode ini adalah denganmenambahkan formic acid ke lumpur limestone. operasi ini memungkinkandengan nilai pH larutanpenyerap antara 4.25.2. volume air buangan dapatdikurangi walaupunkonsentrasi larutan kalsiumklorida kemungkinan tinggi.

    5. Metode kering, Metode Semi Kering(Metode pellet)

    Pada metode ini, limestone,limedan sumber desulfurisasi(termasuk CaSO4) dicampur danditambahkan dengan air. Kemudian pellet diproduksidengan ukuran 3 10 mm olehextruder. Pellet tersebut diuapkandan akhirnya desulfurisasidilakukan dengan menggunakanmedia penyerap kering.

    Fitur penting padaproses ini : adalah kemampuan

    menghilangkan 90% debu.

  • 6. Metode desulfurisasi sederhana tipe kering

    Outline teknologi

    Pada metode ini Limestone dihembuskan langsungkedalam tungku, dandesulfurisasi dapat dicapaisekitar 70-80% denganketersediaan semprotanpendingin diantarapemanas udara dan dust collector

    Hasilnya menunjukkan (fitur ) :

    bahwa lebih banyak konsentrasi gas menuju titik sublime daripenguapan, maka nilai desulfurisasimakin tinggi, mencapai 80% dengan rasio mol Ca/S 3 pada suhu60C.

    Sebagian besar SO2 dapat terbuangdari spray cooler, walaupun reaksidesulfurisasi mengalamipeningkatan pada proses dust collector yg terinstal di hilir.

    perhatian harus dilakukan agar kadar air tidak mengembun padadust collector.

    Metode ini adalah metode biayarendah biaya,

    Metode ini merupakan metodedesulfurisasi sederhana

  • 2. Denitrifikasi yaitu treatment atau penanganan terhadap gas nitrogen

    baik yang berasal dari batubara ataupun yang berasal dariproses pembakaran batubara

    NOx dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar terutama terdiri dari NO dan NO2, dengan NO biasanya dihitung lebih dari 95% dari NOx.

    Gas pembakaran pada bahan bakar batubara, biasanyamengandung 10-15% CO2, 7-10% H2O, 4-6 O2, dan 70-75% N2. Perbedaan NOx tergantung pada kandungan N selamapembakaran. Sebagian besar NOx yang dihasilkan olehpembakaran bahan bakar dalam boiler adalah karbonmonoksida (NO) dan karbon dioksida (NO2), dan sekitar95% dari NOx ini adalah NO.

  • NOx yang dihasilkan padapembakaran tersebut dapat diklasifikasikan

    bahan bakar NOx yang disebabkan oleh kandungan N selama pembakaran. Bahan bakar NOx dapatdikurangi jika bahan bakartersebut mengandung sedikitN yg digunakan ataupenghilangan kandungan N selama pembakaran

    thermal NOx yang dihasilkansebagai hasil dari reaksi antaraN2 dan O2 pada udarapembakaran. Thermal NOx dapat dikontroldengan menurunkantemperature pembakaran, menurunkan konsentrasioksigen atau memperpendekwaktu retensi padatemperatur tinggi.

    Dua metode dasar untuk mengurangiNOx yg dihasilkan dalam pembakaranbatubara

    Metode yang meningkatkanpembakaranadalah usaha untukmeningkatkan metodepembakaran karena generasiNOx dikontrol pada prosespembakaran didalam boiler.

    System denitrifikasi gas buangadalah usaha untukmenghilangkan NOx denganmelakukan perlakuan pada gas buang.

  • 1. Metode Peningkatan pembakaran

    Metode peningkatan pembakaran utamanya mengontrol volume bahanbakar NOx yg dihasilkan dengan mengurangi temperature api di dalamboiler, dan dianggap sebagai perhitungan dasar untuk mengurangi Nox

  • a. Metode pembakaran 2 tahap Metode ini mengurangi udara selama proses pembakaran utama (tahap pertama)

    untuk mengurangi NOx dalam proses pengurangan atmosphere, dan sepenuhnyamembakarnya dengan memberikan udara lebih banyak dari api melalui bagian atastungku.

    Fitur : metode ini mampu mengurangi bahan bakar NOx pada proses penguranganatmosphere. Hal ini sangat efektif untuk pembakaran batubara. Namun, porsi yang tidak terbakar dalam abu cenderung meningkat.

    b. Metode denitrifikasi dalam tungku (pembakaran 3 tahap) Metode ini menyemburkan bahan bakar kedalam bagian teratas dari api

    pembakaran di dalam tungku untuk memproduksi pengurangan atmosphere yang dapat mengurangi NOx. Lalu, seperti udara yang di produksi lebih untukpembakaran penuh, NOx pun dihasilkan. Namun, NOx berkurang sekitar 50% secara keseluruhan.

    Untuk nitrifikasi dalam tungku, tinggi tungku sedikit lebih tinggi dari yang digunakan pada pembakaran 2 tahap. metode pembakaran 2 tahap memilikimasalah dengan korosi karena bagian temperature tinggi (mendekati 1550C) menjadi pengurang atmosphere.sedangkan

    fitur : korosi di dalam tungku sedikit karena pengurangan atmosphere mendekati1200-1300C. Dengan metode ini mampu mengurangi NOx sampai 200-150 ppm.

  • c. Metode Sirkulasi gas buang

    Pada metode ini, gas buang pada 350-400C dikembalikanmendekati burner untuk mengurangi NOx dengan cara mengurangitemperature pembakaran dan konsentrasi O2 pada pembakaran. Metode ini membutuhkan kipas dan saluran untuk sirkulasi gas.

    Semakin besar sirkulasi gas buang, semakin besar pula efekpengontrolan NOx. Namun, jika sirkulasi gas buang menjadiberlebihan, pembakaran menjadi tidak stabil. Dengan demikian, batasan volume sirkulasi gas buang di set ke 20-30% dari volume udara pembakaran.

    d. Burner NOx rendah Burner NOx rendah adalah burner yang dimodifikasi yang

    memendekkan waktu retensi pembakaran gas dengan mengurangitemperature pembakaran dan konsentrasi oksigen pada bagianburner. Banyak tipe telah dikembangkan.

  • Type Burner NOx rendah(A). Adalah tipe sirkulasi mandiri yang mengurangi NOx dengan menggunakan

    kekuatan luncur bahan bakar dan sirkulasi udara porsipembakaran gas.

    (B)adalah tipe pembakaran 2 tahap yang membakar pada pertengahankondisi kekurangan udara dan menambahkan udara dari area sekitar.

    (C)adalah tipe pembakaran variabel yang menggunakan kombinasikekuarangan udara, udara api dan api udara berlebihan.

    (D)adalah tipe denitrifikasi dalam tungku yang mengurangi NOx denganmenambahkan bahan bakar dari area sekitar untuk menghasilkan NOxkedalam api udara yg berlebihan pada bagian tengah tungku.

    (E) meningkatkan efek denitrifikasi dengan memasok gas sirkulasi antara burner untuk pembakaran variabel.

    (F) meningkatkan efek pembakaran 2-tahap demi pengisian sirkulasi gas buang antaraudara dan flare dibakar yang di udara yang mencukupi.

    Ketika sirkulasi gas buang ditambahkan pada kasus (E) dan (F), efekpengurangan NOx meningkat, tetapi pada saat bersamaan biaya burner dan operasi juga meningkat.

  • 2. Sistem Denitrifikasi Gas buanga. (Metode pemilihan reduksi katalitik (SCR))

    Metode denitrifikasi gas buang pada dasarnya dapat diklasifikasikankedalam metode kering dan metode basah.

    SCR menggunakan ammonium sebagai sumber pengurangan. Padametode ini ammonium ditambahkan ke gas buang dan NOx terpecahmenjadi N2 dan H2O dalam lapisan katalis pada suhu 300-400C.

    Keuntungan proses ini : produk sampingan tidak diproduksi system konfigurasinya lebih simple metode ini cocok untuk perlakuan gas buang dalam jumlah besar.

    Reaksi nya : 4NO + 4NH3 + O2 4N2 + 6H2O Pada SCR, sekitar 80% NOx dibuang dengan ratio mol normal NH3/NOx

    0.81-0.82.

  • System ini dapat diinstal juga dengan mengarahkan gas buang secaralangsung dari boiler (metode debu tinggi) atau dengan membuang debu padatahap system ini sebelumnya (metode debu rendah).

  • Kekurangan metode debu tinggi menggunakan katalis untuk

    penanganan debu. batas permukaan katalis dekat

    inlet gas lebih keras, yang dapatmencegah gas bergerak padakecepatan 5 m/s atau kurang.

    Adanya ashesion of ammonium pada abu terbang.

    Ini dapat dikontrol dengan menjagakebocoran ammonium pada 5 ppmatau kurang.

    Keuntungan : Metode debu yang tinggi tidak

    menghasilkan masalah partikel pada katalis, karena asamammonium sulfat dan kebanyakanelement partikel kondensasitersimpan pada debu dan melaluilapisan katalitik dan air heater.

    kekurangan metode low dust adalah :

    Adanya Dust adhesion to the catalyst

    Adanya deposit pada gas heater

    Menggunakan ESP yang besar dan mahal.

  • Abu halus (50-100 mg/Nm3 ) yang hilang melalui precipiratorelektrostatik temperature tinggi cenderung melekat pada permukaan katalis karena jumlah yang relatif besar. Oleh karena itu, abu ini harus dikeluarkan oleh blower-jelaga atau cara lainnya. kebocoran amonium juga harus dikontrol. di samping. ukuran suhu meningkat tinggi elektrostatik precipitator sebagai volume gas yang menangani meningkat yang juga dapat meningkatkan biaya.

    Katalis yg digunakan pada sisten denitrifikasi biasanya adalahtitanium oxides dan struktur serap denganbeberapa lubang kecil. Gas buang mengalir pada permukaan katalis penetrasi lubang2 halus karena difusi, dan demikian juga karena progress reaksidekomposisis.

    Katalis terdapat dalam berbagai bentuk, seperti pasir, lempengan, dan grid, tetapi lempengan dan grid yang paling banyak digunakanuntuk mencegah terjadinya kebuntuan akibat debu.

  • b. Non-Catalytic Denitrification (SNCR)

    Pada Metode SNCR, ammonium disemburkan pada suhu850-900 sehingga dapat mengurangi NOx sekitar 30-50% dengan mudah. Biasanya, 35-45% denitrifikasi dilakukandgn rasio mol NH3/NOx 1.2-1.5 untuk memproduksiammonium yg tak bereaksi sekitar 10-15 ppm.

    SNCR mengkonsumsi ammonium dalam jumlah banyak, oleh karena itu rate tertinggi denitrifikasi tidak dapattercapai. Biaya peralatannya lebih rendah daripada SCR, metode ini digunakan untuk tungku industri dan incinerator limbah masyarakat yang tidak memerlukan nilaidenitrifikasi yang tinggi.

  • METODE DESULFURISASI DAN DENITRIFIKASI SIMULTAN1. Desufurisasi dan denitrifikasi menggunakan karbon aktif

    Outline Teknologi : metode ini menggunakan karbon aktif untuk menyerap dan desulfurisasi

    Sox pada gas buang. secara simultan NOx dan SOx dibuang denganefisiensi tinggi dengan meletakkan gas buang melalui karbon aktif lain.

    NOx juga terpecah kedalam menara desulfurisasi dengan aktifitas katalitikkarbon aktif. efisiensinya rendah ketika terdapat SOx. NH3 dimasukkankembali kedalam gas melalui menara desulfurisasi, dan dimasukkanmelalui menara denitrifikasi, secara penuh dengan karbon aktif. Efisiensidenitrifikasi tinggi tercapai.

    Pada menara pelepasan, karbon aktif dari menara desulfurisasidipanaskan samapai 390C. Hasilnya, asam sulfat dan ammonium sulfatklorida pada karbon aktif terdekomposisi dan SO2 yg kaya gas (konsentrasiSO2 sekitar 15%) dihasilkan. SO2 kaya gas ini dikurangi dan lalu recover sebagai sulfur.

    Karbon aktif yang di nonaktifkan di menara desorpsi dikirimkan ke menaradenitrifikasi dahulu sehingga efek katalitik pada karbon aktif ygmengandung NOx dapat dikurangi dan dibuang dengan ammonium. Laludikirim ke menara desulfurisasi untuk menyerap SOx, dan dikirimkankembali ke menara desorpsi kembali.

  • Hasil percobaan tersebut memverifikasi nilai desulfurisasi sebesarlebih dari 97% dan denitrifikasi lebih dari 80%.

  • 2. METODE IRRIDASI SINAR ELEKTRON Outline teknologi : Metode ini mengiridasi gas buang dengan sinar electron untuk

    menyingkirkan SOx dan NOx secara simultan.

    Outline proses tersebut adalah sebagai berikut: Setelah pendinginan gas buang dari sekitar 150C ke 70C, sejumlah kecil

    NH3 ditambahkan, hampir sama dengan konsentrasi SOx dan NOx. Ketika sinar elktron mengiridasi gas campuran dari NH3 dan gas buang,

    SO2 dan NOx pada gas buang dikurangi dalam waktu singkat secaraekstrim utk dibentuk menjadi H2SO4 dan HNO3, yang bereaksi dngan NH3terdekat untuk membentuk bubuk partikel halus (campuran ammonium sulfat dan ammonium nitrat). Partikel ini dipisahkan oleh perangkap debudan dibuang.

    Keuntungannya: Metode ini mampu secara simultan menghilangkan SO2 terkonsentrasi

    tinggi dan NOx dengan tingkat efisiensi tinggi dan tidak mengeluarkan air karena metode ini metode kering. Disamping itu, produk sampingannyadapat digunakan sebagai pupuk.

  • Metode Penanganan Debu

    1. CYCLONE Cyclone adalah system yang mengakibatkan perubahan

    arah aliran gas buang yang memisahkan danmengumpulkan partikel terbang dalam gas buangdengan memanfaatkan daya sentrifugal partikel.

    Pada beberapa stasiun pembangkit, cyclone digunakansebagai ESP pretreatment.

    Ketika volume gas buang besar maka diameter cyclone tunggal diperbesar, sehingga dapat mengurangikemampuan mengumpulkan partikel. Oleh karena itu, multi cyclone yang terdiri atas banyak cyclone ygtersusun secara pararel banyak digunakan.

  • 2. ELECTROSTATIC PRECIPITATOR (ESP) Pada metode ini elektron ditambahkan ke debu dalam gas buang melalui

    penggunaan corona discharge, yang menyebabkan debu tsb melekat danterkumpul pada precipirator .

    ESP di klasifikasikan sebagai : tipe temperature rendah ESP temperature rendah terinstal pada zona temperature rendah (140-

    160C) pada outlet pamanas udara temperature tinggi sesuai dengan zona temperature yg terinstal. ESP

    temperature tinggi diinstal pada zona temperature tinggi (350-400C).

    keuntungannya adalah nilai resistensi elektrik pengelolaan debu menjadirendah karena efisiensi perangkap debu ESP tergantung nilai resistensielektik. Hal ini cocok utk boiler bahan bakar batubara yang menggunakanbanyak batubara tipe berbeda karena nilai resistensi elektrik menjadi kecildiantara tipe batubara.

    Kerugian : system untuk mengelola gas buang temperature tinggi menjadibesar dan hanya material yang dapat menahan temperature tinggi yang dapat digunakan, sehingga dapat menaikkan biaya peralatan.

  • Gambar 1-15 Prinsip electrostatic precipirator

    Sumber : Japans Coal Technology, Center for Coal Ultilization, Japan, 1994

  • 3. BAG FILTER : TEKNOLOGI PRAKTIS Metode ini adalah metode pengumpul debu

    yang menggunakan bahan saringan kain. Metodeini sedikit dipengaruhi oleh tipe batubara daripada precipirator elektrostatik dan mengandalkanperforma perangkap debu yang efisien dan stabil.

    Kekurangan : metode ini mempunyai masalahdengan kehilangan tekanan yg besar, instalasimemerlukan area yg luas dan memerlukanpenggatian setiap 2 atau tiga tahun sekali.

  • Teknologi Batubara Bersih yang digunakan Selama Pembakaran

    Antara lain : Integrated Coal Gasification Combined Cycle

    (IGCC)Pressurized Fluidized Bed Combustion

    Combined Cycle (PFBCC)Fluidized-Bed Combustion (FBC)

  • Integrated Coal Gasification Combined Cycle (IGCC) Power Generation

    Mengubah batubara kedalam gas yang mudah terbakar untuk penggerak turbin gas.

    Batubara tanpa gas, dibakar di tungku pembakara menghasilkan uap, untuk penggerak steam turbin

    Kombinasi rangkaian pembangkit listrik.

    Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk memperoleh peningkatan efisiensi.

    terintegrasi karena (1) syngas yang dihasilkan di

    bagian gasifikasi digunakansebagai bahan bakar untukturbin gas dalam siklusgabungan,

    (2) uap yang dihasilkan olehpendingin syngas di bagiangasifikasi digunakan olehturbin uap di siklus gabungan.

  • Pressurized Fluidized Bed Combustion Combined Cycle (PFBCC)

    Uap yang digunakan untuk menggerakkan turbine diperoleh dari panas yang dialirkan dari boiler unggun terfluidakan.

    Pada saat yang bersamaan gas dari hasil pembakaran dialirkan untuk menggerakkan turbine yang berbeda pada tekanan dan temperatur yang tinggi (850oC; 10-15 kg/cm2)

    PFBCC mampu menghasilkan effisiensi yang tinggi (gross thermal effisiency 43%) cukup tinggi dibandingkan dengan sistem pembangkit konvensional dengan tekanan normal.

  • Fluidized-Bed Combustion (FBC) FBC mengurangi emisi SO2 dan NOx dengan

    pembakaran batubara bubuk secara terkontrol difluidized-bed. Sulphur dilepaskan dari batubarasebagai SO2, diserap oleh sorben seperti batugamping yang disuntikkan ke dalam ruangpembakaran bersama dengan batubara. Sekitar90% belerang dapat dihapus, menjadi senyawapadat. FBC beroperasi pada temperatur yang jauhlebih rendah daripada boiler batubara bubukkonvensional, mengurangi jumlah NOx termaldalam jumlah besar

  • Teknologi Batubara Bersih yang digunakan Setelah Pembakaran

    teknologi ini mencoba dan menangkap karbonyang dikeluarkan oleh emisi batubara. Yang kemudian disimpan dalam gua-gua bawahtanah atau sumur minyak tua. Meskipundemikian, kelayakan teknis CCS belum terlihatkinerjanya.

  • Konsep CCS = Carbon Capture and Storage

    TEKNOLOGI BATUBARA BERSIHPenangan Gas Buang Batubara (Teknologi Batubara Bersih yang digunakan Selama Pelepasan Emisi)1. Desulfurisasia. Metode type basah menggunakan kapur (menghasilkan gypsum )Slide Number 5Slide Number 6Proses Aliran gas Buang Sistem Desulphurizing Metode Kapur-Gypsum Tipe Basah, dan Contoh Volume Zat (Boiler baTubara 500 MW; Inlet SO,: 1,000 ppm).FITUR PROSESb. Metode type basah Magnesium GypsumSlide Number 10c. Metode type basah menggunakan almunium sulfat limestoneSlide Number 12Slide Number 136. Metode desulfurisasi sederhana tipe keringSlide Number 152. DenitrifikasiSlide Number 171. Metode Peningkatan pembakaran Slide Number 19Slide Number 20Type Burner NOx rendah Slide Number 222. Sistem Denitrifikasi Gas buang Slide Number 24System ini dapat diinstal juga dengan mengarahkan gas buang secara langsung dari boiler (metode debu tinggi) atau dengan membuang debu pada tahap system ini sebelumnya (metode debu rendah).Slide Number 26Slide Number 27b. Non-Catalytic Denitrification (SNCR) METODE DESULFURISASI DAN DENITRIFIKASI SIMULTANHasil percobaan tersebut memverifikasi nilai desulfurisasi sebesar lebih dari 97% dan denitrifikasi lebih dari 80%. Slide Number 31Metode Penanganan Debu Slide Number 33Gambar 1-15 Prinsip electrostatic precipiratorSlide Number 35Teknologi Batubara Bersih yang digunakan Selama PembakaranIntegrated Coal Gasification Combined Cycle (IGCC) Power GenerationSlide Number 38Pressurized Fluidized Bed Combustion Combined Cycle (PFBCC)Fluidized-Bed Combustion (FBC)Slide Number 42Teknologi Batubara Bersih yang digunakan Setelah PembakaranSlide Number 44