Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

12
Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia PT Maxima Agro Internasional

Transcript of Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

Teknologi Peningkatan Produksi

dan Kualitas Hasil Panen Padi

Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia

PT Maxima Agro Internasional

H A S I L K A R Y A A N A K B A N G S A

Penyediaan pangan, terutama beras dengan jumlah yang cukup dan harga yang

terjangkau merupakan salah satu tujuan utama pembangunan pertanian

Indonesia. Hal ini dikarenakan beras merupakan makanan pokok bagi 95%

rakyat Indonesia dan keberadaannya memiliki nilai sosial, budaya dan ekonomi

yang tinggi bagi petani.

Isu strategis yang sedang dihadapi dunia saat adalah perubahan iklim global,

krisis pangan dan energi yang berdampak pada harga pangan dan energi

sehingga negara-negara pengekspor cenderung menahan produknya untuk stok

pangan. Untuk itu setiap negara, termasuk Indonesia dituntut untuk

meningkatkan ketahan pangan agar mampu memenuhi kebutuhan pangan yang

cukup bagi warganya.

Peningkatan produksi padi sangat sulit dilakukan karena alih fungsi lahan

pertanian untuk penggunaan lain terus berlanjut, kerusakan prasarana irigasi,

perubahan iklim global dan lokal menyebabkan degradasi lahan dan kerusakan

tanaman, meningkatnya jenis dan intensitas serangan hama dan penyakit yang

menyebabkan rendahnya produksi.

Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia mengembangkan

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi yang telah diuji

diberbagai lokasi, terutama di Jawa. Aplikasi Biostimulan Citorin dan Pembenah

Tanah Humakos dalam waktu dan takaran yang sesuai dapat meningkatkan

produksi padi (GKP) sebesar 1,508 ton/ha (21 %). Pengukuran rendemen

(shelling recovery) pada beberapa lokasi uji perbandingan, ditemukan bahwa

perlakuan teknologi dapat meningkatkan rendemen sebesar 8%. Dengan

peningkatan rendemen ini berarti setiap 1 ton Gabah Kering Panen (GKP) dapat

dihasilkan 80 kg beras lebih banyak dibandingkan dengan kontrol.

Dari sisi ekonomi, berbasis pada peningkatan produksi GKP, pendapatan petani

meningkat sebesar Rp 5,580,000/ha dengan dasar harga jual Rp 3,700/kg

(HPP). Dengan tambahan biaya produksi sebesar Rp 1,010,000/ha, keuntungan

petani meningkat sebesar Rp 4,570,000/ha (17 %). Peningkatan keuntungan

tersebut akan bertambah apabila petani (kelompok tani) memproses gabah

menjadi beras.

Dalam rangka menyebarluaskan teknologi dan sekaligus mengembangkan

pasar, Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia bekerjasama

dengan PT Maxima Agro Internasional untuk melakukan pengawalan aplikasi

teknologi, pendampingan petani dan pemasaran produk Citorin dan Humakos.

Pendahuluan

1

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

Citorin adalah biostimulan organik yang mengandung fitohormon, asam amino, asam

organik, vitamin, unsur makro dan mikro esensial. Kandungan Citorin dihasilkan dari

ekstrak beberapa jenis herbal dan ganggang coklat yang tumbuh di daerah tropis di

Indonesia dan dibuat dalam formulasi yang unik dan stabil yang dapat mendorong

pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas

hasil panen.

Cara kerja :

Merangsang pertumbuhan tunas baru

Merangsang pembentukan dan pertumbuhan akar

Meningkatkan kesehatan tanaman

Meningkatkan pembentukan asimilat untuk pengisian biji

Memperbaiki pembentukan biji

Cara aplikasi :

Produk Waktu aplikasi Dosis Konsentrasi

Larutan Kebutuhan

Larutan Cara Aplikasi

Citorin (Perendaman)

Perendaman benih

1,5 ml/kg benih

1,5 ml/lt 1 lt/kg benih Perendaman

benih

Citorin 10-15 HST 200 ml/ha 1 ml/lt 200 lt/ha Penyemprotan

Citorin 50-60 HST (saat

bunting tua) 250 ml/ha 1 ml/lt 250 lt/ha Penyemprotan

2

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

CITORIN

HUMAKOS

Humakos adalah pembenah tanah yang mengandung asam humat organik yang

diperkaya dengan ekstrak rumput laut dalam formulasi yang stabil dan berfungsi

untuk memperbaiki kesuburan tanah, meningkatkan efisiensi pemupukan dan

merangsang pertumbuhan tanaman

Cara kerja :

Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah

Meningkatkan pasitas tukar kation (KTK) sehingga dapat meningkatkan

ketersediaan unsur hara

Mengkhelat unsur hara pemupukan sehingga tidak terjerap tanah, menguap

atau tercuci

Meningkatkan kapasitas mengikat air

Menetralisir kontaminan dalam tanah

Merangsang perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman

Cara aplikasi :

Produk Waktu aplikasi Dosis Konsentrasi

Larutan Kebutuhan

Larutan Cara Aplikasi

Humakos Sebelum Tanam 4 lt/ha 16 ml/lt 250 lt/ha Penyemprotan

3

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

PENGUJIAN BIOSTIMULAN CITORIN

Bioassay

Dalam tahap awal, dilakukan

uji in vitro di laboratorium.

Dalam uji in vitro, ekstrak

bahan Citorin menunjukkan

percepatan perkecambahan

biji tanaman, antara lain

jagung, padi, kedelai,

kacang hijau dan kurma.

Ekstrak bahan Citorin juga

dapat meningkatkan

pertumbuhan perakaran dan

memperbaiki pertumbuhan

vegetatif planlet tembakau

dan Dandang Gendis

(Clinacanthus nutans).

Pengembangan lebih jauh,

planlet tembakau dengan

bahan ekstrak Citorin 4 ppm

terbukti dapat merangsang

pembungaan, situasi yang

jarang dijumpai pada uji in

vitro.

Dalam pengujian di polibag

di rumah kaca, hasil dan

kualitas daun Dandang

Gendis (C. nutans)

meningkat secara signifikan.

Pada tanaman kelapa sawit,

aplikasi ekstrak Citorin pada

tanaman yang terinfeksi

Ganoderma dapat pulih..

Gambar 1. Pertumbuhan kacang hijau in vitro dengan

penambahan bahan ekstrak Citorin dalam tingkat

berbeda-beda

Gambar 2. Uji in vitro, bahan ekstrak Citorin dapat

merangsang pembentukan bunga

4

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

Uji Efikasi Lapang

Uji efikasi lapang Citorin dilakukan selama 2 musim, yaitu pada MT2-2014 dan MT1-

2015. Kombinasi perlakuan meliputi konsentrasi stock biostimulan Citorin dan waktu

aplikasi dibandingkan dengan tanpa perlakuan dan perlakuan benih.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan FH9 dengan konsentrasi stock

biostimulan Citorin 10 ppm dengan 3 kali aplikasi, yaitu perendaman benih dengan

konsentrasi 1,5 ml/lt, penyemprotan dengan konsentrasi 1 ml/lt pada umur 10-15 HST

dan umur 50-55 HST mengasilkan jumlah anakan produktif dan hasil panen paling

tinggi. Anakan produktif rata-rata 1,56 anakan atau 14% lebih banyak daripada kontrol.

9,00

9,50

10,00

10,50

11,00

11,50

12,00

12,50

13,00

13,50

14,00

Malang Ngawi Cilacap Blitar Average

Control FH 2 FH 3 FH 4 FH 5 FH 6 FH 7 FH 8 FH 9 FH 10 FH 11 FH 12

Gambar 3. Jumlah anakan produktif per rumpun

Bobot biji per malai lebih tinggi 4% dibandingkan kontrol dan bobot 1000 butir naik

4%. Sedangkan rata-rata hasil panen naik sebesar 968 kg/ha atau 15% lebih tinggi

dibandingkan kontrol

5.000

5.500

6.000

6.500

7.000

7.500

8.000

8.500

Malang Ngawi Cilacap Blitar Average

Control FH 2 FH 3 FH 4 FH 5 FH 6 FH 7 FH 8 FH 9 FH 10 FH 11 FH 12

Gambar 4. Hasil panen

5

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

Kg/Ha

Uji Perbandingan (Side by Side Trial)

Uji perbandingan (side by side trial) dilakukan di tingkat petani, yaitu membandingkan

perlakuan teknologi dengan kontrol. Perlakuan teknologi yang dimaksud adalah :

1. Aplikasi Humakos 4 l/ha sebelum pindah tanam

2. Aplikasi Citorin untuk perendaman benih selama 12 jam dengan konsentrasi 1,5

ml/lt air

3. Aplikasi Citorin untuk penyemprotan tanaman pada umur 10-15 HST dengan

konsentrasi 1 ml/lt air

4. Aplikasi Citorin untuk penyemprotan tanaman pada umur 50-60 HST (bunting tua)

dengan konsentrasi 1 ml/lt air

Perlakuan lainnya (benih, pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit)

sama untuk untuk petak perlakuan teknologi dan kontrol. Ukuran petak adalah 500-1000

m2. Pengamatan dilakukan bersama-sama dengan petani kooperator.

Dalam uji perbandingan (side by side trial), perlakuan teknologi Citorin dan Humakos

konsisten meningkatkan jumlah anakan produktif dan hasil panen. Kenaikan anakan

produktif rata-rata 3,3 anakan atau 19,2% lebih banyak dibanding kontrol.

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

Perlakuan Kontrol Kenaikan

Gambar 5. Jumlah anakan produktif

6

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

Pada saat yang sama, hasil panen naik sebanyak 1,508 kg/ha or 21% lebih tinggi

dibanding kontrol. Kenaikan jumlah anakan produktif yang signifikan merupakan faktor

utama pada kenaikan hasil panen. Dengan HPP sebesar Rp 3,700/kg dan tambahan input sebesar Rp 1,010,000/ha,

keuntungan petani bertambah sebesar Rp 4,570,000/ha.

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

Perlakuan Kontrol Kenaikan

Gambar 6. Hasil panen

Pengukuran rendemen (shelling recovery) pada beberapa lokasi uji perbandingan,

ditemukan bahwa perlakuan teknologi dapat meningkatkan rendemen sebesar 8% yang

menguntungkan usaha penggilingan padi.

5254565860626466687072

Kadi -Sidoarjo

ImamHidayat -

Nganjuk

DamariNgrajek -

Nganjuk

DamariNgronggot

Nganjuk

H Sadam -Karawang

Rata-rata

Perlakuan Kontrol

Gambar 7. Hasil pengamatan rendemen beras

7

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

Ton/Ha

Rendemen (%)

Keunggulan Citorin dan Humakos

Gambar 8. Pertumbuhan tanaman sehat dan malai terbentuk dengan sempurna

Gambar 9. Jumlah anakan lebih banyak dan perakaran lebih baik

Gambar 10. Jumlah malai per rumpun lebih banyak, produksi meningkat

8

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

telah diuji coba dibeberapa lokasi, baik musim hujan maupun

musim kemarau pada berbagai jenis varietas tanaman padi.

Aplikasi Citorin dan Humakos telah terbukti memiliki keunggulan

sebagai berikut :

1. Meningkatkan produksi padi sebanyak 1,508 ton/ha atau

sebesar 21%

2. Rendemen beras (shelling recovery) naik sebesar 8%

3. Meningkatkan keuntungan usaha tani padi Rp 4,570,000/ha

(17 %).

4. Memperbaiki kesuburan tanah yang mendukung pertanian

berkelanjutan

Teknologi ini merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan

produksi padi yang akan mendukung program swasembada

pangan dan ketahanan pangan. Dukungan semua pihak, terutama

pemerintah untuk menyebarluaskan teknologi ini akan membantu

meningkatkan kesejahteraan petani.

9

Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi

Kesimpulan

Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia

Jl. Taman Kencana No 1, Bogor 16128

Jawa Barat

PT Maxima Agro Internasional

Jl. Teuku Umar 432, Sokaraja Wetan, Banyumas 53181

Jawa Tengah