TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN...
Transcript of TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN...
TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI DAN KONSERVASI TANAH
DESA IPAR BONDAR KECAMATAN PENYABUNGAN
KABUPATEN MANDAILING NATAL
BALAI PENELITIAN TANAH
BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN
2007
Penanggung jawab : Kepala Balai Penelitian Tanah
Penyusun : Irwan Nasution
Ai Dariah
Achmad Rachman
Penyunting : Didi Ardi Suriadikarta
Design Cover : Sukmara
Setting/Layout : Didi Supardi
Dedi Kusnandar
Penerbit : Balai Penelitian Tanah
Jl. Ir. H. Juanda No. 98. Bogor
16123, Telp. (0251) 336757, Fax.
(0251) 321608, 322933, E-mail:
ISBN 978-979-9474-85-8
Penulisan dan pencetakan buku ini dibiayai dari dana DIPA
Tahun Anggaran 2007, Balai Penelitian Tanah, Bogor
http://balittanah.litbang.deptan.go.id
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
i
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mendukung pelaksanaan Prima Tani, Balai
Penelitian Tanah telah menyusun Booklet Formulasi Teknologi
Pemupukan Spesifik Lokasi dan Konservasi Tanah dan Air sebagai
acuan bagi pelaksana Prima Tani dalam menerapkan rekomendasi
teknologi pemupukan spesifik lokasi dan konservasi tanah dan air
mendukung kegiatan Prima Tani.
Booklet disusun berdasarkan hasil survei tanah di lokasi-
lokasi Prima Tani dimana Balai Penelitian Tanah menjadi
penanggung jawab survei. Booklet ini merupakan suatu kebutuhan
yang mendesak dalam mengimplementasikan teknologi pemupukan
dan konservasi tanah dan air. Sesuai dengan judulnya, booklet ini
menyajikan formulasi teknologi pemupukan spesifik lokasi dan teknik
konservasi tanah dan air.
Sasaran dari penyusunan booklet formulasi pemupukan
spesifik lokasi dan konservasi tanah dan air adalah para pelaksana
dan pengguna teknologi yang terkait langsung dengan kegiatan
Prima Tani, yaitu Pemandu Teknologi, Manajer Laboratorium
Agribisnis, Penyuluh Pertanian Lapangan, Dinas Pertanian Provinsi
dan Kabupaten/Kota, Kelompok Tani peserta Prima Tani.
Semoga booklet ini bermanfaat, khususnya dalam
mensukseskan Prima Tani sebagai salah satu upaya mendukung
program pemerintah mensejahterakan masyarakat di pedesaan.
Bogor, November 2007
Kepala Balai,
Dr. Achmad Rachman NIP. 080.079.028
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
ii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................... ii
DAFTAR TABEL ..................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... iv
I. PENDAHULUAN ................................................................ 1
II. KEADAAN FISIK DAERAH .................................................. 3
2.1. Lokasi dan Perhubungan ............................................. 3
2.2. Penggunaan Lahan dan Pertanian ............................... 4
2.3. Iklim dan Hidrologi ..................................................... 5
III. TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI ..................... 6
3.1. Kondisi Kesuburan Tanah sawah dan Teknologi
Pemupukan Existing ................................................... 6
3.2. Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah ........................ 9
IV. TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR ...................... 15
4.1. Teknik Konservasi Existing .......................................... 15
4.2. Rekomendasi Teknik Konservasi .................................. 15
V. DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 17
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
iii
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Penggunaan lahan di Desa Ipar Bondar,
Kecamatan Panyabungan Kota, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara .......... 4
Tabel 2. Analisis beberapa sifat kima tanah sawah dan kriteria status hara P dan K serta kriteria kesuburan tanah daerah Desa Ipar Bondar Kecamatan Panyabungan Kota, Kabupaten Mandailing Natal ................................................ 8
Tabel 3. Jumlah pupuk urea yang diberikan sesuai fase pertumbuhan tanaman padi (Anonimous, 2006) . 10
Tabel 4. Rekomendasi pemupukan P tanah sawah di Desa Ipar Bondar berdasarkan kelas status hara P tanah (ekstrak HCl 25%) .................................... 11
Tabel 5. Rekomendasi pemupukan K tanah sawah di Desa Ipar Bondar berdasarkan kelas status hara K tanah (ekstrak HCl 25%) .................................... 11
Tabel 6. Kriteria tanah subur, sedang, dan kurang subur (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2007) ....... 12
Tabel 7. Rekomendasi pemupukan N, P, dan K tanah sawah di Desa Ipar Bondar berdasarkan kriteria status kesuburan tanah ...................................... 13
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
iv
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Denah lokasi pengambilan contoh tanah Desa Ipar Bondar ....................................................... 7
Gambar 2. Rorak (Foto: Pedum Pegunungan) ...................... 18
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Rorak dan mulsa vertikal (Sumber: Pedum
Pegunungan, 2006) ........................................... 18
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
1
I. PENDAHULUAN
Informasi potensi sumber daya lahan dan arahan
pengembangan komoditas merupakan informasi dasar yang diperlukan
untuk perencanaan pembangunan pertanian di suatu wilayah. Data
dan informasi ini perlu dilengkapi dengan formulasi teknologi
pengelolaan sumber daya lahan yang lebih spesifik, antara lain dalam
penerapan teknik konservasi tanah, pengelolaan kesuburan tanah
khususnya pemupukan spesifik lokasi, dan pengelolaan bahan organik.
Teknologi pemupukan spesifik lokasi dengan menerapkan
pemupukan berimbang adalah pemupukan untuk mencapai status
semua hara dalam tanah optimum untuk pertumbuhan dan hasil suatu
tanaman. Untuk hara yang telah berada dalam status tinggi, pupuk
hanya diberikan dengan takaran yang setara dengan hara yang
terangkut panen, sebagai takaran pemeliharaan. Pemberian takaran
pupuk yang berlebihan justru akan menyebabkan rendahnya efisiensi
pemupukan dan masalah pencemaran lingkungan. Kondisi atau status
optimum hara dalam tanah tidak sama untuk semua tanaman pada
suatu tanah. Demikian juga status optimum untuk suatu tanaman,
berbeda untuk tanah yang berlainan. Agar pupuk yang diberikan lebih
tepat, efektif dan efisien, maka rekomendasi pemupukan harus
mempertimbangkan faktor kemampuan tanah menyediakan hara dan
kebutuhan hara tanaman. Rekomendasi pemupukan yang berimbang
disusun berdasarkan status hara di dalam tanah yang diketahui melalui
teknik uji tanah.
Penerapan teknik konservasi tanah dan air merupakan kunci
keberlanjutan usaha tani dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
2
lahan kering. Teknologi konservasi tanah dan air dimaksudkan untuk
melestarikan sumber daya alam dan menyelamatkannya dari
kerusakan. Target minimal dari aplikasi teknik konservasi adalah
menekan erosi yang terjadi di setiap bidang tanah hingga di bawah
batas yang diperbolehkan. Secara umum, teknik konservasi tanah
dan air dibagi dalam tiga golongan yaitu: (1) teknik konservasi
vegetatif; (2) teknik konservasi mekanik atau teknik konservasi sipil
teknis; dan (3) teknik konservasi kimia. Dalam aplikasi di lapangan
teknik konservasi tersebut tidak berdiri sendiri, namun dapat
merupakan kombinasi dari dua atau tiga teknik konservasi. Pemilihan
teknik konservasi yang tepat harus bersifat spesifik lokasi dan sesuai
pengguna artinya harus mempertimbangkan kondisi biofisik dan
sosial ekonomi petani setempat. Oleh sebab itu rekomendasi teknik
konservasi yang dianjurkan di setiap lokasi disusun dengan
mempertimbangkan tipe penggunaan lahan, kemiringan, vegetasi,
dan teknik konservasi yang ada di lapangan (existing) di masing-
masing lokasi.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
3
II. KEADAAN FISIK DAERAH
2.1. Lokasi dan Perhubungan
Desa Ipar Bondar terletak pada posisi geografis 99o33’45” -
99o34’00” Bujur Timur (BT) dan 00o52’27’’- 00o52’59” Lintang Utara
(LU), termasuk kedalam wilayah Kecamatan Panyabungan Kota,
Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatera Utara.
Desa ini terletak pada ketinggian 210-240 m di atas permukaan laut
(dpl). Desa Ipar Bondar terdiri atas 3 tiga lorong, yaitu lorong I, II,
dan III. Luas wilayah desa sekitar 156 ha, dengan batas-batas
administrasi sebagai berikut:
sebelah utara : berbatasan dengan Desa Gunungtua Tonga
sebelah selatan : berbatasan dengan Aek Sigalapang
sebelah barat : berbatasan dengan Saba Jambu
sebelah timur : berbatasan dengan Desa Panggorengan
Desa Ipar Bondar terletak sekitar 14 jam perjalanan kendaraan
roda empat dari kota Medan, pada jalur jalan Medan-Padang. Kota
Panyabungan (ibu kota Kabupaten Mandailing Natal) dapat ditempuh
dari Medan melalui dua jalur jalan darat, yaitu Medan-Pematangsiantar-
Padangsidempuan, dan/atau Medan-Pematangsiantar-Sibolga-Padang-
sidempuan. Desa Ipar Bondar hanya sekitar 1,5 km dari kota
kecamatan, dan 2,0 km dari kota kabupaten.
Infrastruktur di dalam desa cukup baik, dalam kaitannya untuk
mendukung mobilitas masyarakat. Jalan desa cukup memadai,
sebagian kecil sudah diaspal dan bersatu dengan halaman/pekarangan
perkampungan. Prasarana jalan usaha tani masih sangat terbatas, dan
secara umum dalam kondisi buruk, terutama pada musim hujan becek
dan sukar ditempuh dengan kendaraan, baik roda empat maupun roda
dua.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
4
2.2. Penggunaan Lahan dan Pertanian
Berdasarkan hasil studi participatory rural appraisal (PRA)
yang dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi
Sumatera Utara, dan pengamatan lapang, penggunaan lahan di
Desa Ipar Bondar umumnya berupa sawah, pemukiman, dan sedikit
kebun campuran (Tabel 1). Penggunaan lahan sawah cukup intensif,
dapat ditanami padi dua kali dalam setahun dengan pola tanam
padi-ikan-padi. Selepas panen padi, petani menggunakan lahan
sawahnya untuk perikanan, yang berlangsung sekitar 2-3 bulan,
kemudian melakukan pertanaman padi lagi. Pola ini cukup menarik
dan baik, sehingga petani dapat memperoleh penghasilan yang lebih
baik daripada padi sawah saja.
Tabel 1. Penggunaan lahan di Desa Ipar Bondar, Kecamatan Panyabungan Kota, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara
No
SP Simbol
Penggunaan
lahan Jenis tanaman/komoditas Luas
ha % 1 2 3
si
kc p
Lahan sawah Kebun campuran Pemukiman
Padi sawah-ikan-padi sawah Kelapa, manggis, duku -
123
20
13
78,9
12,9
8,2
Jumlah 156 100,0
Sumber: Kurnia et al. (2007)
Kebun campuran didominasi pohon kelapa, hingga pematang
sawahpun ditanami pohon kelapa. Selain itu di dalam kebun campuran
terdapat pohon manggis, duku, pisang, jengkol, dan lain-lain, sehingga
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
5
produk dari pohon-pohon tersebut dapat membantu menambah
penghasilan petani.
2.3. Iklim dan Hidrologi
Curah hujan di Desa Ipar Bondar dan daerah sekitarnya
sekitar 2.728,5 mm tahun-1, dengan bulan basah terjadi antara bulan
Juli dan Januari. Curah hujan tertinggi biasanya terjadi pada bulan
Oktober, November, dan Desember. Suhu udara rata-rata tahunan
28,8oC, dan kelembapan udara rata-rata tahunan 83%.
Kebutuhan air pertanian di Desa Ipar Bondar dapat dipenuhi
dari saluran irigasi yang ada, yang bersumber dari S. Batang Gadis.
Di antara saluran irigasi sekunder yang ada, banyak yang rusak dan
pecah dinding salurannya. Di bagian barat desa, di seberang kiri
jalan raya Medan-Padang terdapat waduk Batang Gadis, yang sangat
bermanfaat bagi warga desa, khususnya untuk padi gadu pada
musim kemarau. Selain itu, kebutuhan air penduduk dicukupi oleh
sumur yang dibuat oleh warga.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
6
III. TEKNOLOGI PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI
Pemupukan spesifik lokasi merupakan pemberian pupuk
yang sesuai dengan kebutuhan hara yang diperlukan tanaman
berdasarkan keseimbangan hara dan target hasil yang diinginkan
pada suatu lokasi. Kebutuhan hara dari tiap lokasi sangat beragam
tergantung dari kondisi kesuburan tanahnya.
3.1. Kondisi Kesuburan Tanah Sawah dan Teknologi
Pemupukan Existing
Untuk mengetahui status hara tanah di lokasi ini dilakukan
pengambilan contoh tanah terutama di lahan sawah. Denah lokasi
pengambilan contoh tanah dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil
analisis contoh tanah yang diambil di Desa Ipar Bondar dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tanah sawah Desa Ipar Bondar bereaksi masam pH berkisar
dari 5,0-6,2 dan kandungan hara N umumnya sangat rendah,
kadarnya di bawah 0,2% hampir di semua lokasi contoh. Status hara
P berdasarkan ekstraksi HCl 25% menunjukkan sebagian besar
lokasi contoh tanah mempunyai status tinggi hanya beberapa lokasi
yang berstatus sedang. Selain itu status hara K berdasarkan
ekstraksi HCl 25% menunjukkan semua lokasi contoh tanah
mempunyai status K tinggi, akan tetapi kandungan K-dd (K-dapat
dipertukarkan) rendah lebih kecil dari 0,2 cmol(+) kg-1. Kapasitas
tukar kation tanah (KTK) berkisar dari 3,77-14,65 cmol(+) kg-1
tergolong rendah dan sebagian besar bertekstur lempung berliat-
lempung berpasir.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
7
Para petani di Desa Ipar Bondar sudah melakukan teknologi
pemupukan dan penggunaan pestisida dalam memupuk dan
membasmi hama tanaman padi sawah. Akan tetapi, takaran pupuk
yang diberikan masih tergolong rendah, seperti pupuk nitrogen (N)
hanya digunakan 130 kg urea ha-1 ditambah 30 kg ZA ha-1 untuk
satu kali musim tanam. Demikian juga pupuk fosfor (P) dan kalium
(K) diberikan dalam jumlah sedikit, masing-masing sebesar 50 kg
SP-36 ha-1 dan 20 kg KCl ha-1.
Gambar 1. Denah lokasi pengambilan contoh tanah Desa Ipar Bondar
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
8
Tabel 2. Analisis beberapa sifat kima tanah sawah dan kriteria status hara P dan K serta kriteria kesuburan tanah daerah Desa Ipar Bondar Kecamatan Panyabungan Kota, Kabupaten Mandailing Natal
Lokasi contoh Tekstur pH Bahan organik
P- Bray 1 Status ekstrak HCl 25 %
K-dd KTK Kriteria kesuburan tanah C N P K
% mg 100g-1
cmol(+) kg-1
US-16/I Lempung berliat 5,5 3,13 0,22 26,4 T * T 0,16 9,67 S**
US-17/I Lempung 5,0 1,12 0,09 22,1 S T 0,09 4,65 TS
US-18/I Lempung 6,0 0,75 0,07 14,2 S T 0,09 3,77 TS
US-21/I Lempung 5,1 1,12 0,09 9,8 S T 0,06 4,80 TS
DA-1/I Lempung liat berdebu 5,8 1,19 0,09 10,9 T T 0,14 8,37 TS
DA-2/I Lempung liat berdebu 6,2 2,39 0,19 27,0 T T 0,17 10,51 S
DA-3/I Lempung 5,9 1,63 0,13 7,6 T T 0,14 8,28 S
DA-4/I Lempung 5,9 2,04 0,19 35,4 T T 0,10 7,57 S
DA-5/I Lempung berliat 5,3 1,75 0,15 29,0 T T 0,10 6,31 S
DA-6/I Lempung berliat 5,8 1,95 0,17 16,8 T T 0,17 11,55 S
DA-7/I Lempung 5,5 1,41 0,11 14,7 T T 0,10 8,10 TS
DA-8/I Lempung liat berpasir 6,2 2,45 0,19 20,9 T T 0,17 14,65 S
DA-9/I Lempung 5,4 3,53 0,27 8,4 T T 0,10 9,28 S
DA-10/I Lempung liat berpasir 5,2 0,92 0,07 5,6 S T 0,10 5,40 TS
DA-11/I Lempung berpasir 5,4 1,78 0,15 12,4 S T 0,10 5,78 TS
DA-12/I Lempung berpasir 5,6 1,42 0,13 17,7 T T 0,07 6,56 TS * Status P atau K: S=sedang, T=tinggi ** Kriteria kesuburan tanah: TS=tidak subur, S=subur
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
9
3.2. Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah
Pupuk N adalah pupuk yang mobil dalam tanah sehingga
mudah hilang melalui pencucian dan penguapan. Oleh karena itu
pupuk N umumnya diberikan tiga kali sesuai kebutuhan tanaman
padi terutama pada fase pertumbuhan yaitu, pada pertumbuhan
awal (0-14 HST), fase anakan aktif (21-28 HST), dan fase primordia
(35-50 HST). Pemupukan N sebaiknya berdasarkan bagan warna
daun (BWD) yang dikemukakan Anonimous (2006). Agar efektif dan
efisien, penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman
dan ketersediaan hara dalam tanah.
Kebutuhan N tanaman dapat diketahui dengan cara
mengukur tingkat kehijauan warna daun padi menggunakan BWD.
Jumlah pupuk urea yang diberikan dapat diihat pada Tabel 3.
Pemberian pupuk urea berdasarkan pembacaan BWD. Bandingkan
warna daun padi teratas yang telah membuka penuh dengan BWD.
Pakai takaran pupuk urea sesuai nilai warna daun dan target hasil
yang akan dicapai (5, 6, 7, atau 8 t ha-1) dengan cara budi daya
yang diterapkan. Target hasil dapat ditentukan berdasarkan hasil
panen tertinggi yang pernah dicapai dengan pengelolaan tanaman
yang biasa dilakukan petani. Tingkat hasil ditentukan oleh iklim,
varietas, dan pengelolaan tanaman.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
10
Tabel 3. Jumlah pupuk urea yang diberikan sesuai fase pertumbuhan tanaman padi (Anonimous, 2006)
Saat pemberian pupuk N
Pembacaan BWD sesaat
sebelum pemupukan
Target hasil (GKG) 5 t ha-1 6 t ha-1 7 t ha-1 8 t ha-1
Takaran urea
kg ha-1
0 – 14 HST - 45-55 55-65 65-90 90-110
21-28 HST dan 35-50 HST
BWD < 3 75 100 125 150
BWD = 3,5 50 75 100 125
BWD > 4 0 0 atau
50 50 50
Untuk menentukan kebutuhan pupuk P dan K tanaman padi
sawah dapat dilakukan dua pendekatan: pertama berdasarkan kelas
status hara P dan K tanah terekstrak HCl 25 % dengan rekomendasi
pemupukan sesuai SK Mentan No.: 01/Kpts/SR.130/1/2006, dan
pendekatan kedua berdasarkan kelas status kesuburan tanah.
Pendekatan pertama berdasarkan hasil analisis tanah
terhadap kadar P dan K terekstrak HCl 25% maka dapat ditentukan
rekomendasi pemupukan P dan K tanah sawah di Desa Ipar Bondar
seperti yang disajikan pada Tabel 4 dan 5. Terdapat dua kelas status
hara P tanah di Desa Ipar Bondar, yaitu sedang dan tinggi,
sedangkan kelas status hara K hanya satu kelas, yaitu tinggi. Jika
jerami dikembalikan ke dalam tanah sawah maka pupuk K tidak
perlu lagi diberikan, sebaliknya jika jerami tidak dikembalikan maka
perlu diberi tambahan pupuk KCl 50 kg ha-1.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
11
Tabel 4. Rekomendasi pemupukan P tanah sawah di Desa Ipar Bondar berdasarkan kelas status hara P tanah (ekstrak HCl 25%)
Kelas status hara P tanah Lokasi contoh
Rekomendasi pemupukan P (kg SP-36 ha-1)
Sedang US-17,US-18, US-21, DA10, DA-11 75
Tinggi
US-16, DA-1,DA-2,DA-3, DA-4, DA-5, DA-6, DA-7, DA-8, DA-9, DA-12
50
Tabel 5. Rekomendasi pemupukan K tanah sawah di Desa Ipar Bondar berdasarkan kelas status hara K tanah (ekstrak HCl 25%)
Kelas status hara K tanah Lokasi contoh
Rekomendasi pemupukan K (kg KCl ha-1)
+ jerami - Jerami
Tinggi
US-16, US-17,US-18, US-21, DA-1,DA-2,DA-3, DA-4, DA-5, DA-6, DA-7, DA-8, DA-9, DA10, DA-11, DA-12
0 50
Pada umumnya kebanyakan para petani lebih senang
membakar jerami atau memindahkan jerami keluar dari sawahnya
untuk kepentingan lain. Pembakaran jerami akan menghilangkan
semua N yang ada dalam jerami, sedangkan P dan K sebagian
hilang. Dampak negatifnya lainnya adalah perkembangan
mikroorganisme tanah terganggu, kesuburan tanah menurun karena
bahan organik tanahnya ikut terbakar serta menimbulkan polusi
udara.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
12
Secara umum hara P dan K tidak setiap musim perlu
diberikan. Hara P dapat diberikan tiap 4 musim sekali sedangkan
hara K tiap 6 musim sekali. Hal ini disebabkan pupuk P yang
diberikan ke tanah, hanya + 20% nya terserap tanaman sedang
sisanya terakumulasi dalam tanah, sementara itu pupuk K yang
diberikan ke dalam tanah hanya terserap tanaman + 30% dan
sisanya terakumulasi dalam tanah. Sementara itu sumbangan hara K
dari air irigasi juga cukup tinggi + 23 kg KCl ha-1 musim-1.
Pendekatan kedua, rekomendasi pemupukan N, P, dan K
tanaman padi sawah berdasarkan sumbangan hara berasal dari
tanah. Besar sumbangan N, P, dan K berasal dari tanah dapat
diperhitungkan berdasarkan data hasil analisis tanah dengan
menentukan kriteria tanah subur atau tidak subur yang dapat dilihat
dalam Tabel 6.
Tabel 6. Kriteria tanah subur, sedang dan kurang subur (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2007)
Sifat Kimia Tanah Tidak Subur Subur Sangat Subur
BO tanah Rendah (C-org <1%)
Sedang (C-org 1-1,5%)
Sedang – tinggi (C-org 1,5 – 2,5%)
KTK tanah Rendah ( <10 me 100g-1)
Sedang ( <10 – 20 me 100g-1)
Tinggi ( > 20 me 100g-1)
Hara tersedia Rendah (P-Olsen < 5 ppm), K-dd < 0,15
me 100 g-1)
Sedang (P-Olsen 5 - 10 ppm), K-dd
0,15 – 0,30 me 100 g-1)
Tinggi (P-Olsen > 10 ppm), K-dd > 0,30
me 100 g-1)
Hasil gabah tanpa pupuk 2,5 t ha-1 4,0 t ha-1 > 4,0 t ha-1
Sumbangan N dari tanah
30 kg ha-1 50 kg ha-1 70 kg ha-1
Sumbangan P dari
tanah 10 kg ha-1 15 kg ha-1 25 kg ha-1
Sumbangan K dari
tanah 50 kg ha-1 75 kg ha-1 100 kg ha-1
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
13
Berdasarkan kriteria tanah subur dan tidak subur maka tanah
sawah Desa Ipar Bondar mempunyai kriteria tanah sawah tidak
subur dan subur. Rekomendasi pemupukan N, P, dan K sesuai target
hasil dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rekomendasi pemupukan N, P dan K tanah sawah di Desa Ipar Bondar berdasarkan kriteria status kesuburan tanah
Kriteria kesuburan
tanah
Lokasi contoh Pupuk
Takaran pupuk
Target hasil (GKG)
5 t ha-1 6 t ha-1 7 t ha-1
kg ha-1
Tidak subur
US-17, US-18, US-21, DA-7, DA-10, DA-11, DA-12
N (urea)
60 (133)
80 (178)
96 (213)
P2O5 (SP-36)
6 (17)
9 (25)
13 (36)
K2O (KCl)
40 (67)
60 (100)
76 (127)
Subur US-16,DA-1,
DA-2, DA-3, DA-4, DA-5, DA-6
N (urea)
40 (89)
60 (133)
76 (169)
P2O5 (SP-36)
0 (0)
4 (11)
8 (22)
K2O (KCl)
15 (25)
35 (58)
51 (85)
Pupuk N diberikan tiga kali, yaitu sepertiga bagian pada umur
0-14 HST, sepertiga bagian pada umur 21-28 HST (fase anakan
aktif, dan sepertiga bagian lagi umur 35 – 50 HST (fase primordia).
Untuk lebih akurat pemupukan N sebaiknya dikoreksi dengan BWD
sebagaimana prosedur yang telah dikemukakan di atas.
Pupuk P diberikan sekaligus pada saat tanam, sedangkan
pupuk K diberikan dua kali jika takaran melebihi 100 kg ha-1.
pemberian pertama, setengah bagian pada umur 0-14 HST dan
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
14
pemberian kedua, setengah bagian pada umur 35-50 HST
(primordia). Pemberian K yang dipisah tergantung dari kondisi
setempat dan terutama jika target hasil tinggi yang ingin dicapai
(Dobermann dan Fairhurst, 2000; Tim Badan Litbang, 2007).
Kombinasi pemberian pupuk organik dan anorganik untuk
tanaman padi sangat dianjurkan. Pupuk organik yang dianjurkan
berupa pupuk kandang, kompos jerami, dan pupuk hijau lainnya,
tentu saja disesuaikan dengan ketersediaan pupuk organik yang
mudah diperoleh. Selain itu jerami sebaiknya dikembalikan ke dalam
tanah mengingat 80% kalium terserap tanaman berada dalam
jerami.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
15
IV. TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR
Luas lahan kering yang digunakan untuk pertanian hanya 20
ha (12,9% dari total area desa), dan diusahakan sebagai kebun
campuran. Jenis komoditas yang ditanam adalah kelapa, manggis,
duku, dan jengkol. Topografi Desa Ipar Bondar tergolong datar
(<3%). Lahan kering umumnya mempunyai topografi yang lebih
datar (sekitar 1%).
4.1. Teknik Konservasi Existing
Bentuk kebun campuran merupakan tindakan konservasi
yang sudah cukup memadai untuk lahan kering yang tergolong
datar. Diperkirakan tidak akan ada erosi, permukaan tanahnya
tertutup vegetasi permanen/pohon-pohonan dan rumput-rumputan
dibawahnya. Namun demikian, saat musim hujan, diperkirakan akan
terjadi limpasan aliran permukaan dan genangan, serta jalan desa
dan jalan usaha tani akan mengalami kerusakan karena limpasan
tadi atau menjadi becek.
4.2. Rekomendasi Teknik Konservasi
Meskipun tindakan konservasi bukan merupakan prioritas
untuk lahan kering di desa ini, namun pemeliharaan kualitas tanah
tetap harus diperhatikan. Serasah tanaman yang dihasilkan tanaman
tahunan merupakan sumber bahan organik yang perlu dikelola
dengan baik. Serasah tanaman dapat dibiarkan menyebar di
permukaan tanah atau dibuat lubang-lubang (rorak) untuk
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
16
menampung serasah tanaman. Lubang rorak juga dapat digunakan
untuk menampung aliran permukaan saat musim hujan sehingga
memperkecil peluang terjadinya genangan. Saat musim kemarau,
rorak yang berisi serasah juga akan berfungsi untuk menjaga
kelembaban tanah. Pemeliharaan kelembapan tanah saat musim
kemarau sangat penting dilakukan, kualitas buah seperti manggis
sangat ditentukan oleh kelembapan tanah. Kondisi tanah yang
terlalu kering dapat menyebabkan rendahnya kualitas manggis yang
dihasilkan. Tekstur yang kasar (porous) dapat menyebabkan
kemampuan tanah dalam memegang air menjadi rendah. Teknik
pembuatan rorak disajikan pada lampiran 1.
Karena sering terjadi genangan saat musim hujan, maka
perlu juga dilakukan pembuatan saluran drainase. Penguatan jalan
desa dan jalan usaha tani menggunakan pasir, kerikil, dan batu akan
sangat membantu mengurangi kerusakan.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
17
V. DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2006. Pemupukan padi sawah berdasarkan target hasil panen. Leaflet Kerjasama Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dan International Rice Research Institute.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2007. Pengelolaan Tanaman
Terpadu Padi Hibrida. Disajikan pada: Lokakarya Inovasi Padi untuk Mendukung P2BN. Sukamandi, 7-8 Maret 2007. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Departemen Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian RI
Nomor: 47/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Umum Budidaya Pertanian Pada Lahan Pegunungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Dobermann, A. and T. Fairhurst. 2000. Rice. Nutrient Disorders &
Nutrient Management. Handbook Series. Potash & Phosphate Institute (PPI), Potash & Phosphate Institute of Canada and International Rice Research Institute (IRRI).Philippines. 192p.
Kurnia, U., D. Ardi, dan U. Sutrisno. 2007. Identifikasi dan Evaluasi
Potensi Lahan Untuk Mendukung Prima Tani di Ipar Bondar, Kecamatan Panyambungan, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Departemen Pertanian.
Menteri Pertanian. 2006. Keputusan Menteri Pertanian, Nomor:
01/Kpts/SR.130/1/2006, tanggal 3 Januari 2006 tentang “Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K pada Padi Sawah Spesifik Lokasi “
Tim Badan Litbang. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi
Sawah Irigasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. 40 hal.
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
18
Lampiran 1. Rorak dan mulsa vertikal (Sumber: Departemen
Pertanian, 2006)
Rorak merupakan lubang penampungan atau peresapan air,
dibuat di bidang olah atau saluran resapan (Gambar 2). Pembuatan
rorak bertujuan untuk memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan
menampung tanah yang tererosi. Pada lahan kering beriklim kering,
rorak berfungsi sebagai tempat pemanen air hujan dan aliran
permukaan.
Dimensi rorak yang disarankan sangat bervariasi, misalnya
kedalaman 60 cm, lebar 50 cm, dan panjang berkisar antara 50-200
cm. Panjang rorak dibuat sejajar kontur atau memotong lereng. Jarak
ke samping antara satu rorak dengan rorak lainnya berkisar 100-150
cm, sedangkan jarak horizontal 20 m pada lereng yang landai dan
agak miring sampai 10 m pada lereng yang lebih curam. Dimensi rorak
yang akan dipilih disesuaikan dengan kapasitas air atau sedimen dan
bahan-bahan terangkut lainnya yang akan ditampung.
Gambar 2. Rorak (Foto: Pedum Pegunungan)
Mulsa dapat dimasukkan ke dalam rorak (mulsa vertikal)
gx~ÇÉÄÉz| cxÅâÑâ~tÇ fÑxá|y|~ _É~tá| wtÇ ^ÉÇáxÜätá| gtÇt{
19
Sesudah periode waktu tertentu, rorak akan terisi oleh tanah
atau serasah tanaman. Agar rorak dapat berfungsi secara terus-
menerus, bahan-bahan yang masuk ke rorak perlu diangkat keluar
atau dibuat rorak yang baru. Aplikasi rorak dapat pula dikombinasikan
dengan mulsa vertikal, yang mana bahan mulsa dimasukkan ke dalam
rorak.