Teknologi Minyak Rem

3
TEKNOLOGI MINYAK REM TEKNOLOGI otomotif tidak pernah pasif, selalu berkembang menuju arah yang lebih baik. Begitu pula dengan spesifikasi minyak rem yang terus mengalami penyempurnaan, seiring dengan semakin canggihnya teknologi mobil. Kalau dahulu spesifikasi minyak rem yang ada dipasaran hanyalah DOT 3, 4 dan 5, kini sudah beredar DOT 5.1. Peranti rem memiliki fungsi yang amat vital bagi kendaraan. Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan atau memperlambat dan menghentikan kendaraan. Prinsip dasar sistem rem kendaraan adalah memanfaatkan tenaga hidrolik untuk menggerakkan master silinder. Peranti ini akan mengaktifkan rem pada keempat roda, baik yang menggunakan tromol atau cakram. Minyak rem bukan sekadar berfungsi sebagai pelumas sistem rem. Tugas minyak rem yang lebih utama adalah menjadi media perantara yang mentransmisikan tenaga hidrolik ke seluruh sistem rem. Meski menggunakan istilah minyak, tetapi cairan rem bukan berasal dari minyak bumi. Ada dua bahan dasar minyak rem, yaitu Polyalkylene Glycol Ether dan Silikon yang merupakan polymer berbasis Silicum. Perbedaan bahan baku inilah yang menjadi dasar penyusunan spesifikasi minyak rem. Standar spesifikasi minyak rem dunia mengacu pada Departemen Of Transportation AS (DOT). Semakin tinggi angka DOT, itu menunjukkan angka titik didih yang kian tinggi. Saat ini minyak rem yang beredar di pasaran memiliki spesifikasi mulai dari DOT 3 hingga DOT 5.1. DOT 3 dan DOT 4 dibuat dari bahan dasar glycol, zat yang juga dipakai sebagai bahan baku

Transcript of Teknologi Minyak Rem

TEKNOLOGI MINYAK REM

TEKNOLOGI otomotif tidak pernah pasif, selalu berkembang menuju arah yang lebih baik. Begitu pula dengan spesifikasi minyak rem yang terus mengalami penyempurnaan, seiring dengan semakin canggihnya teknologi mobil. Kalau dahulu spesifikasi minyak rem yang ada dipasaran hanyalah DOT 3, 4 dan 5, kini sudah beredar DOT 5.1.

Peranti rem memiliki fungsi yang amat vital bagi kendaraan. Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan atau memperlambat dan menghentikan kendaraan. Prinsip dasar sistem rem kendaraan adalah memanfaatkan tenaga hidrolik untuk menggerakkan master silinder. Peranti ini akan mengaktifkan rem pada keempat roda, baik yang menggunakan tromol atau cakram. Minyak rem bukan sekadar berfungsi sebagai pelumas sistem rem. Tugas minyak rem yang lebih utama adalah menjadi media perantara yang mentransmisikan tenaga hidrolik ke seluruh sistem rem.

Meski menggunakan istilah minyak, tetapi cairan rem bukan berasal dari minyak bumi. Ada dua bahan dasar minyak rem, yaitu Polyalkylene Glycol Ether dan Silikon yang merupakan polymer berbasis Silicum. Perbedaan bahan baku inilah yang menjadi dasar penyusunan spesifikasi minyak rem. Standar spesifikasi minyak rem dunia mengacu pada Departemen Of Transportation AS (DOT).Semakin tinggi angka DOT, itu menunjukkan angka titik didih yang kian tinggi. Saat ini minyak rem yang beredar di pasaran memiliki spesifikasi mulai dari DOT 3 hingga DOT 5.1. DOT 3 dan DOT 4 dibuat dari bahan dasar glycol, zat yang juga dipakai sebagai bahan baku radiator coolant dan pengencer cat. Perbedaannya pada DOT 4 ditambah dengan aditif khusus borate ester, sehingga memiliki titik didih yang lebih tinggi.

DOT 3 dan DOT 4 memiliki kelemahan yaitu sangat mudah menyerap air atau bersifat hyrgroscopic. Antara air dan minyak rem memiliki titik didih yang berbeda. Air mendidih pada suhu 100 derajat Celsius, sehingga adanya air di minyak rem akan menyebabkan titik didih rem menjadi berkurang. Dampaknya kinerja rem pun akan kurang optimal. Masalah lainnya dari keberadaan air adalah karat. Komponen seperti silinder roda dan kaliper rem bisa rusak karena karat.Pabrikan minyak rem berupaya mengatasi masalah penyerapan air ini dengan membuat minyak rem berbahan dasar silikon yang dikategorikan sebagai jenis DOT 5. Silikon tidak menarik air dan juga tidak merusak cat bodi, seperti minyak rem DOT 3 dan DOT 4. Titik didihnya juga lebih tinggi dibandingkan kedua spesifikasi tersebut.

DOT 5 memiliki kelemahan mendasar pada tingkat kekentalannya atau viskositas yang berbeda dengan DOT 3 dan DOT 4. Viskositas diperlukan untuk meneruskan tekanan hidrolik pada perubahan temperatur yang bervariasi. Dengan alasan ini banyak pabrikan mobil tidak merekomendasikan penggunaan minyak rem DOT 5 pada mobil standar.

Khususnya untuk sistem rem yang sudah memakai peranti Anti-lock Brake System (ABS). Sistem ABS memerlukan cairan yang memiliki kemampuan tinggi untuk melumasi rotor dan distributornya. DOT 5 hanya memiliki kandungan pelumas yang sedikit. Minyak rem DOT 5 lebih banyak dipakai untuk kendaraan militer AS yang beroperasi di daerah ekstrem.

Karena kelemahan yang dimiliki DOT 5 tersebut, para ahli minyak rem menciptakan spesifikasi baru yang menggunakan bahan dasar nonsilikon dan masih berbasis sintetis. Meski berbahan sintetis, tetapi karakternya tidak jauh berbeda dengan minyak rem DOT 3 dan DOT 4. Kelebihannya adalah titik didih minyak rem ini sama dengan DOT 5. Pembuat minyak rem mengategorikannya sebagai DOT 5.1.

Air musuh utamaMinyak rem yang bagus tidak boleh mengandung air. Sumber air dalam minyak rem bisa berasal dari beberapa hal. Pertama dari proses produksinya yang kurang baik, sehingga air masuk ke dalam minyak. Kedua, sebagai akibat dari kontaminasi udara. Iklim Indonesia yang tropis membuat peluang minyak rem untuk menyerap air sangatlah besar. Sumber ketiga adalah disebabkan karena efek kondensasi pemanasan di perangkat sistem pengereman kendaraan. Akibat panas minyak rem bisa berubah menjadi uap.

Minyak rem yang baik memiliki titik didih cukup tinggi, sehingga tidak mudah menguap saat terkena gesekan panas antara piringan atau tromol dengan kampas rem.

Minyak rem harus mencantumkan dua macam titik didih, yaitu dry boiling point dan wet boiling point. Angka dry menunjukkan pengukuran dilakukan saat kemasan minyak rem baru dibuka tanpa terkontaminasi udara. Sedangkan angka wet memperlihatkan titik didih ketika minyak rem sudah terkena udara.