Teknologi Hemat Lahan Sistim Vertikultur

download Teknologi Hemat Lahan Sistim Vertikultur

of 26

description

a

Transcript of Teknologi Hemat Lahan Sistim Vertikultur

  • [email protected] 1

    TEKNOLOGI HEMAT LAHAN

    SISTIM VERTIKULTUR

    OLEH :

    wiendarti indri werdhany

    BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA

    2012

  • [email protected] 2

    KATA PENGANTAR

    Pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan secara optimal melalui

    Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) telah menimbulkan

    inspirasi untuk mengimplementasi program MKRPL melalui teknologi hemat

    lahan sistim vertikultur.

    Teknologi hemat lahan sistim vertikultur yang telah di aplikasikan,

    dirasa sangat bermanfaat dan banyak diminati masyarakat kota Yogyakarta

    yang umumnya memiliki lahan pekarangan sempit terutama adalah vertikultur

    berdiri menggunakan paralon. Vertikultur berdiri menggunakan bahan paralon

    selain dapat menghemat lahan juga dapat dimanfaatkan untuk menghias

    halaman rumah.

    Buku Teknologi Hemat Lahan Sistim Vertikultur yang disusun secara

    sederhana ini merupakan hasil pengujian yang dilakukan pada saat

    memenuhi kebutuhan MKRPL Kota Yogyakarta dan selalu melalui beberapa

    perbaikan. Buku ini memuat bahan yang diperlukan, tahapan dan cara

    membuat wadah atau pot vertikultur berdiri menggunakan paralon dan

    mendatar menggunakan talang air yang telah di aplikasikan pada halaman

    kantor Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta serta beberapa

    lokasi MKRPL di wilayah Kotamadya Yogyakarta.

    Buku ini tidak di publikasikan dan hanya di dokumentasikan di

    perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, untuk

    memenuhi permintaan beberapa anggota masyarakat dalam kawasan

    MKRPL Kota Yogyakarta.

    Semoga dapat menambah wawasan dalam mengembangkan

    teknologi hemat lahan sistim vertikultur.

    Yogyakarta, Desember 2012

    penulis

  • [email protected] 3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    PENDAHULUAN 1

    JENIS SAYURAN 2

    A. PEMBUATAN VERTIKULTUR 2

    MODEL POT VERTIKULTUR 3

    1 POT VERTIKULTUR MENGGUNAKAN TALANG AIR 3

    2 POT VERTIKULTUR MENGGUNAKAN PARALON AIR 7

    B SISTIM IRIGASI SELANG 11

    C PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN 14

    1 Persemaian 14

    2 Pemindahan bibit 15

    3 Media tanam 17

    4 Pemeliharanaan 18

    5 Pemanenan 20

    PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • [email protected] 4

    BUDIDAYA SAYURAN SISTIM VERTIKULTUR

    wiendarti indri werdhany

    PENDAHULUAN

    Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang

    dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sistem budidaya pertanian

    menggunakan teknologi vertikultur secara vertikal atau bertingkat ini

    merupakan sistim penghijauan yang sangat sesuai dan direkomendasikan

    untuk daerah perkotaan dengan lahan pekarangan yang terbatas atau

    sempit. Jika pada lahan seluas 1 meter2 biasanya hanya bisa untuk

    menanam 5 batang tanaman, pada sistem vertikal menggunakan teknologi

    vertikultur bisa menghasilkan 24 27 batang tanaman tergantung jenis

    tanaman dan kebutuhan.

    Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat bervariasi dan banyak

    macamnya, tinggal menyesuaikan dengan kondisi dan keinginan, dapat

    berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga,

    dengan beberapa tingkatan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu

    atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras yang

    dipasang pada dinding.

    Persyaratan aplikasi teknologi vertikultur yang harus dipenuhi dalam

    budidaya sayuran di lahan pekarangan yang sempit adalah harus memiliki

    nilai estetika atau keindahan, sehingga selain dapat menghasilkan sayuran

    sehat dan bergizi untuk dikonsumsi, juga dapat memperindah halaman

    rumah. Selain itu persyaratan lainnya adalah bahan harus kuat dan mudah

    untuk di pindahkan.

    Demi menjaga keamanan dan keselamatan, penggunaan teknologi

    vertikultur sebaiknya disertai dengan penerapan budidaya bebas pestisida

    kimia atau sebaiknya menggunakan biopestisida. Budidaya tanaman sayuran

    secara vertikultur ini dapat dilakukan di pekarangan rumah untuk memenuhi

    kebutuhan pangan dan gizi keluarga sehari-hari sehingga dapat menghemat

    biaya pengeluaran keluarga.

  • [email protected] 5

    Keuntungan budidaya sayuran sistim vertikultur antara lain : 1). Efisien

    dalam penggunaan lahan, (2) Mudah dalam pemeliharaan, 3) Penghematan

    pemakaian pupuk dan biopestisida, (4) Praktis dan mudah dalam kontrol

    pertumbuhan rumput dan gulma., (5) Dapat dipindahkan dengan mudah.

    (6). Tanaman sayuran yang dipanen lebih bersih dan sehat.

    Terdapat tiga aspek yang harus dipersiapkan dalam budidaya tanaman

    secara vertikultur dan akan diulas secara jelas pada buku ini , yaitu:

    (1) Pembuatan tempat vertikultur.

    (2) Penyiapan dan penggunaan pupuk organik.

    (3) Penanaman dan pemeliharaan.

    JENIS SAYURAN

    Semua jenis tanaman dapat ditanam menggunakan teknologi

    vertikultur dan pot, seperti a). tanaman sayur semusim antara lain sawi,

    selada, kubis, tomat, kucai, pakcoi, kangkung, bayam, kemangi, caisim,

    seledri, bawang daun, pare, gambas, timun, kemangi, kacang panjang dan

    lain-lainnya, b) tanaman bunga seperti anggrek, mawar, melati, azalea,

    kembang sepatu, dll; dan c) tanaman obat-obatan.

    Namun vertikultur menggunakan paralon, bambu dan talang yang

    dibuat secara horizontal kurang sesuai untuk tanaman sayuran jenis buah

    seperti cabai. terong, tomat, buncis tegak, pare, kacang panjang karena pot

    tempat tanaman terlalu dangkal sehingga tidak cukup kuat untuk menahan

    tumbuh tegaknya sayuran. Sayuran buah cocok ditanam dalam pot, polybag

    sehingga yang dapat menampung media tanam dalam jumlah cukup banyak

    dan dapat menahan perakaran tanaman.

    A. PEMBUATAN VERTIKULTUR

    Pot atau bahan pembuatan pot tempat vertikultur tanaman sebaiknya

    disesuaikan dengan bahan yang banyak tersedia di pasar lokal, misalnya

    kayu, bambu, pipa paralon, pot, kantong plastik dan gerabah. Pemilihan

  • [email protected] 6

    bahan pembuat pot atau tempat tanaman vertikutur disesuaikan dengan

    kebutuhan dan karakteristik tanaman yang ingin dibudidayakan sehingga kita

    dapat merancang sistemnya dengan benar.

    MODEL POT VERTIKULTUR

    Tempat tanaman untuk teknologi vertikultur yang akan di ulas adalah

    1). Talang air yang disusun bertingkat, 2) Paralon dengan pengaturan

    lobang tanaman secara berselang-seling. 3). Rak kayu untuk mengatur

    tanaman dalam polybag atau pot.

    1. POT VERTIKULTUR BAHAN TALANG AIR

    Salah satu bahan untuk membuat pot atau tempat tanaman dalam

    teknologi vertikultur adalah menggunakan rak besi dan talang air persegi

    yang biasa digunakan untuk menampung air pada atap rumah. Pot tempat

    tanaman dari bahan talang air ini sangat praktis dan dapat menghemat

    lahan. Meskipun diperlukan biaya yang cukup tinggi pada awal nya, namun

    bahan talang air ini dapat digunakan untuk selama sekitar 4-5 tahun dan rak

    besi yang digunakan dapat dmanfaatkan selamanya.

    CARA MEMBUAT POT VERTIKULTUR DARI TALANG AIR

    Desain tempat tanaman menggunakan talang air dapat disesuaikan dengan

    kebutuhan. Sebagai penyangga talang air dapat dibuat rak dari bahan besi

    ukuran kecil atau diameter 10 mm dengan desain sesuai yang dikehendaki.

    Bentuk dan jumlah tingkat susunan tergantung selera dan tempat meletakkan

    tanaman vertikultur.

    Tahapan pembuatan vertikultur bahan talang air :

    1. Buat rak untuk meletakkan talang air dengan desain sesuai selera dan

    tinggi susunan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan hasil

    tanaman yang dapat tertata dengan baik dan indah, susun rangkaian

    rak besi tersebut dengan jarak masing-masing tingkat adalah setinggi

  • [email protected] 7

    talang air atau sekitar 10-15 cm. Maksud pembuatan rak dengan jarak

    antar rak setinggi talang air adalah untuk mengatur tanaman agar pada

    saat tanaman telah menjadi besar, maka yang terlihat adalah

    sekumpulan tanaman yang meninggi dan tidak terlihat lagi talang dan

    besi wadah tanaman tersebut.

    Gambar 1. Rak besi dan talang air wadah tanaman setinggi 7 tingkat

    dengan jarak masing-masing tingkat adalah setinggi talang

    air.

    2. Potong talang air dengan ukuran sesuai desain rak yang dikehendaki.

    Pada vertikultur talang air yang dibuat persegi empat, sambungan

    talang dapat menggunakan segitiga yang biasa digunakan untuk

    menyambung talang air. Beri lobang pada bagian bawah talang air

    menggunakan bor dengan diameter 0,5 cm tiap lobang dengan jarak

    antar lobang adalah 15-20 cm. Tutup ujung talang air menggunakan

    penutup talang.

    JARAK SETINGGI

    TALANG AIR

  • [email protected] 8

    Gambar 2. Bagian bawah talang air diberi lobang untuk mengeluarkan air yang berlebih dalam media tanam

    Gambar 3. Bagian ujung talang air yang ditutup menggunakan penutup talang/dop

    Gambar 4. Vertikultur menggunakan talang air 7 tingkat

    SAMBUNGAN DENGAN

    SEGITIGA/SHOK

    UJUNG TALANG DIBERI TUTUP

    ATAU DOP TALANG AIR

  • [email protected] 9

    Teknologi vertikultur sangat sesuai selain untuk menghias taman juga dapat

    memetik hasil panenan sayur dalam jumlah cukup banyak dengan

    menggunakan lahan yang relatif sempit. Sebagaimana Gambar 5.

    Teknologi vertikultur menggunakan talang air tujuh tingkat yang telah diberi

    tanaman sayuran sawi sendok, telah menghasilkan 45 kg sawi sendok.

    Gambar 5. Gunung sawi (talang air dan rak besi tidak tampak lagi) untuk

    lingkungan hijau lahan pekarangan

    Gambar 6. Sawi dapat dipanen secara bertahap sesuai kebutuhan

    Foto : wiendarti

    Foto : wiendarti

  • [email protected] 10

    Gambar 7. Sayuran bayam pada teknologi vertikultur talang air 7 tingkat

    2. Vertikultur menggunakan Paralon Air

    Paralon Air dapat digunakan untuk membuat pot sistim vertikultur dan

    dapat menghemat penggunaan lahan. Paralon ukuran 6 inchi sepanjang 4

    meter (1 lonjor) dapat dibagi 3 bagian dengan ukuran 130-135 cm. Setiap

    bagian sepanjang 130 cm dapat dibuat lobang untuk tanaman secara

    berselang-seling sebanyak 24 sampai 27 lobang dengan jarak antara 20 30

    cm tergantung jenis tanaman sayuran yang akan ditanam (panjang akar dan

    tinggi tanaman). Untuk jenis tanaman slada air, sawi, daun bawang dapat

    dibuat 24 lobang pada paralon panjang 130 cm dengan jarak antar lobang

    adalah 20 cm. Untuk tanaman cabe, jarak antar lobang dalam satu baris

    dapat mencapai 30 cm, sehingga untuk tanaman cabe hanya dapat dibuat 12

    lobang.

    Cara membuat paralon untuk sistim vertikultur

    1. Siapkan paralon ukuran 6 inchi dan setiap lonjor (panjang 4 ) dibagi 3

    sehingga sehinga bisa menjadi 3 pot vertikultur paralon dengan panjang

    Foto : wiendarti

  • [email protected] 11

    130 cm dengan pembagian 20 cm merupakan bagian yang akan masuk

    ke dalam bantalan paralon.

    Gambar 8. Paralon ukuran 6 Inchi dibagi menjadi 3 bagian,

    Ukur dan beri tanda pada bagian yang akan dibuat lobang berselang seling

    sebanyak 6 deret untuk setiap paralon, dan setiap deret di buat lobang

    dengan jarak 20 atau 30 Cm tergantung jenis tanaman yang akan di tanam

    pada paralon tersebut, sehingga akan dihasilkan 24 lobang.

    Paralon 130 cm

    20 cm

    Gambar 9. Berikan tanda

    bagian yang akan di lobang

    dengan jarak 20 cm

    20 30 cm

    Gambar 10. Setiap paralon dibuat enam deret berselang seling dengan jarak 20 cm sehingga didapat 24

    lobang

    Lobang berselang seling

  • [email protected] 12

    2. Membuat lobang pada paralon menggunakan BOR

    Pot Vertikultur Paralon, dibuat menggunakan paralon yang biasa untuk

    instalasi air dengan berbagai ukuran dan kualitas. Semakin bagus

    kualitas paralon, biasanya semakin tebal dan keras, sehingga untuk

    membuat lobang pada paralon dapat menggunakan bor dengan mata

    bor bulat atau benda lain sesuai selera dengan bantuan heat gun.

    Untuk menahan media agar tidak jatuh maka bagian atas lobang

    dibiarkan menempel dan tidak dilepas. Untuk menekan bagian paralon

    yang telah di bor, paralon sebaiknya di lunakkan dengan menggunakan

    heat gun. Panasi menggunakan heat gun bagian yang akan di lekuk

    ke dalam, setelah cukup lunak baru di tekan.

    Gambar 11. BOR dan Mata BOR Gambar 12. Membuat lobang

    paralon menggunakan BOR

    Gambar 13. Heat Gun yang

    digunakan untuk melunakkan

    bahan paralon agar dapat

    dibuat lobang.

  • [email protected] 13

    Gambar 14. Proses pembuatan vertikultur dari paralon ukuran 6 inchi

    menggunakan Bor

    Gambar 16. Pot paralon siap digunakan untuk budidaya sistim vertikultur

    Gambar 15. Ditekan ke dalam setelah pemanasan menggunakan

    heat gun untuk menyangga media tanam tidak jatuh.

    DITEKAN KE DALAM

  • [email protected] 14

    foto : wiendarti

    B. SISTIM IRIGASI SELANG

    Penyiraman tanaman dalam pot vertikultur dilakukan dengan

    menggunakan sistim irigasi selang. Teknologi sistim irigasi selang pada

    prinsipnya menggunakan sarana paralon ukuran 0,5 inchi untuk menyalurkan

    air dari sumber air baik bak penampung air menggunakan tower ataupun

    langsung dari saluran air induk dan dipasang pada sepanjang pot vertikultur

    paralon dan pot vertikultur talang air. Penyaluran air untuk penyiraman

    tanaman dilakukan menggunakan selang yang dihubungkan dengan paralon

    irigasi menggunakan niple. Melalui selang air berukuran kecil, air dialirkan

    kepada setiap pot vertikultur paralon dan setiap tingkat pot vertikultur talang

    air. Untuk menghindarkan terjadi tumbuhnya lumut pada selang air,

    sebaiknya menggunakan selang berwarna hitam yang biasa digunakan untuk

    sistim fertigasi pada teknologi hidroponik. Pada vertikultur menggunakan

    pipa paralon, selang air dimasukkan ke dalam pipa paralon ukuran 0.5 inchi

    kemudian dari bagian bawah dimasukkan ke dalam pot vertikultur paralon

    sehingga terlihat rapi. Ujung selang bagian atas selanjutnya dimasukkan ke

    dalam pipa paralon 0.5 inchi yang telah diberi lobang untuk merembeskan air

    ke media tanam dalam pot vertikultur paralon.

    Dengan demikian penyiraman dapat dilakukan secara efektif dan

    praktis dengan cara membuka kran untuk masing-masing jalur air irigasi.

    Gambar 17 Pemanfaatan pot vertikultur paralon

    dengan tanaman slada air merah dan hijau

    untuk lingkungan hijau halaman

  • [email protected] 15

    Gambar 17. Penggunaan paralon ukuran 0,5 inchi dan stop kran untuk menyalurkan air dari sumber air menuju masing-masing vertikultur.

    Selang air di masukkan ke dalam pipa paralon 0.5 inchi di dalam pot

    vertikultur paralon sehingga selang air tidak tertekan oleh media tanam.

    Gambar 18 Menggunakan selang kecil untuk memasukkan air irigasi dan dimasukkan ke dalam paralon 0.5 inchi tanpa lobang.

    Selang air untuk mengalirkan air

    irigasi ke dalam pot vertikultur pipa

    paralon . Selang dimasukkan ke

    dalam pipa paralon 0,5 inchi agar

    tidak tertekan media tanam.

    Penggunaan pipa paralon 0.5 inchi untuk

    menyalurkan air dari sumber air ke pot

    vertikultur paralon dan pot vertikultur talang air.

    STOP KRAN

  • [email protected] 16

    Gambar 21.

    Ujung selang

    dimasukkan ke

    dalam pipa

    paralon 0,5 inchi

    yang telah diberi

    lobang untuk

    merembes air.

    Gambar 19 Penggunaan paralon 0.5 inchi untuk : 1). melindungi

    selang air (tanpa lobang) yang dimasukkan dari bawah dan

    2) untuk merembes air ke media tanam (diberi lobang).

    Gambar 20. Pipa paralon

    0,5 inchi diberi lobang

    untuk merembes air ke

    media tanam dalam pot

    vertikultur.

  • [email protected] 17

    PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN

    Terdapat tiga tahap dalam proses penanaman, yaitu persemaian,

    pemindahan bibit dan pemeliharaan tanaman.

    Persemaian

    Persemaian tanaman dilakukan terhadap benih atau biji yang

    berukuran kecil (kecuali bayam) untuk memudahkan dalam penanaman dan

    untuk mempercepat pertumbuhan bibit serta terhindar dari hama dan

    penyakit sebelum ditanam. Menyemaikan benih memerlukan wadah dan

    media persemaian. Media persemaian dapat menggunakan tanah subur

    (tanah dibawah tanaman bambu) atau campuran tanah dan pupuk organik

    dengan perbandingan 1:1. Tanah disaring menggunakan ayakan berdiameter

    0,5 cm (strimin) sehingga butiran tanah menjadi lebih rata dan halus, lebih

    homogen dan bersih serta bebas dari campuran batu, kerikil, serta materi

    bukan tanah lainnya. Wadah untuk persemaian benih atau biji dapat

    Gambar 22. Teknologi hemat lahan

    vertikultur menggunakan bahan

    paralon 6 inchi, tinggi 130 cm dengan

    24 lobang tanam, dan untuk menghias

    lingkungan kawasan lokasi KRPL

    Kampung Sayur Gading Asri Patehan

    dan Kauman duaenamlima wilayah

    Kota Yogyakarta

  • [email protected] 18

    menggunakan nampan plastik yang diberi lobang pada bagian bawahnya

    untuk membuang kelebihan air. Masukkan tanah untuk persemaian pada

    nampan yang telah diberi lobang pada bagian bawahnya, diratakan dan

    diberi garis-garis untuk memberi tanda lobang-lobang meletakkan benih.

    Jarak garis dan lobang diatur agar bibit dapat tumbuh rata, teratur dan tidak

    berdempetan sehingga memudahkan sewaktu memindahkan.

    Sebelum benih atau biji ditanam dalam media persemaian, perlu

    melakukan seleksi benih/biji dengan cara benih direndam dalam air hangat-

    hangat kuku ( 45 50 C) selama 1 (satu) jam atau direndam

    menggunakan air biasa semalam. Gunakan benih yang tenggelam untuk di

    tanam dalam media persemaian. Jumlah benih yang dapat disemaikan

    disesuaikan dengan ukuran wadahnya. Isikan 1 biji perlobang, letakkan

    dalam rumah bibit atau ruang yang aman, lakukan penyiraman menggunakan

    sprayer kecil dua kali sehari pada pagi dan sore hari.

    Gambar 23. Persemaian menggunakan nampan plastik, dan plastik

  • [email protected] 19

    Gambar 24. Pembibitan menggunakan monotray, paralon kecil atau daun pisang dan dipelihara di dalam rumah bibit

    Tunggu sampai muncul perkecambahan, lama pembibitan bergantung jenis

    tanamannya. Yang paling lama adalah pembibitan cabai, terung, dan tomat,

    yakni sekitar 6 8 minggu. Lainnya, untuk pembibitan selada dan sawi

    hanya 3 4 minggu dan untuk pembibitan kubis dan kembang bunga

    membutuhkan waktu 4 6 minggu.

    Pemindahan bibit

    Setelah bibit tumbuh dengan 5-6 helai daun sejati, bibit dapat dipindah

    ke dalam lobang paralon vertikultur atau pot vertikultur talang air. Pilih bibit

    yang tumbuh bagus dan sehat. Buatlah lubang-lubang kecil pada media

    tanam agar nantinya akar bibit tidak rusak. Pemindahan bibit ke media

    vertikultur talang air atau paralon tersebut harus sangat hati-hati, bibit

    diambil dengan pinset beserta akar dan sedikit tanahnya usahakan tanah

    masih menempel pada akar tanaman atau jangan sampai akarnya putus-

    putus. Penanaman dilakukan pada sore atau pagi hari dengan

    membenamkan bibit tanaman sampai batas leher akar. Pada teknologi

    vertikultur paralon dan talang air, benih atau biji dapat pula langsung di

    tanam pada lobang tanam dan dibiarkan bertumbuh, namun biasanya akan

    membutuhkan waktu lebih lama dan terkadang memerlukan sulaman benih

    jika terdapat benih yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya bibit kurang

    bagus.

  • [email protected] 20

    Media Tanam

    Media tanam yang digunakan dalam budidaya sistim vertikultur

    menggunakan paralon sebaiknya dipilih yang mempunyai daya

    mencengkeram air cukup tinggi dan memiliki rongga. Porositas atau jumlah

    pori media tanam merupakan faktor yang menentukan keberhasilan

    penanaman. Porositas media tanam menentukan kemampuan media dalam

    menyimpan dan meneruskan air sehingga tidak menggenangi akar, serta

    membantu akar melakukan proses aerasi. Media tanam merupakan tempat

    tumbuhnya tanaman untuk menunjang dan pertumbuhan perakaran dan

    batang sehingga dapat tegak. Tanaman menyerap makanan dalam bentuk

    unsur hara melalui akarnya. Formula media tanam yang memberikan hasil

    yang tinggi dan sesuai dalam implementasi teknologi vertikultur adalah

    campuran tanah, arang sekam (75% atau tidak seluruhnya menjadi arang),

    pupuk Organik/pupuk kandang dengan perbandingan adalah 1:1:1. Tanah

    dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara,

    kemudian melalui air diserap akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation.

    Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan pupuk

    menjamin tersedianya bahan yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang

    diperlukan tanaman. Media tanam di dalam pot vertikultur paralon jangan

    terlalu padat agar air mudah mengalir dan akar tanaman tidak kesulitan

    bernafas, namun juga jangan terlalu renggang agar terdapat keleluasaan

    dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban.

    Gambar 25.

    Setelah tumbuh daun sejati 5 6

    lembar bibit di pindah ke pot

    paralon vertikultur dengan hati-

    hati

  • [email protected] 21

    Tambahkan NPK (pupuk majemuk) dengan ukuran sekitar 10 gr ( 1 sendok

    makan) untuk setiap 10 kg media tanam.

    Pemeliharaan :

    1. Mengingat sistem vertikultur cukup doyan air, maka penyiraman mutlak

    dibutuhkan, terlebih pada fase awal pertumbuhan. Lakukan penyiraman

    setiap pagi dan sore hari. Caranya, siram dengan menggunakan gayung

    bertangkai atau selang dari tandon air. Jika dapat lakukan rekayasa

    dengan irigasi selang /tetes secara sederhana yang telah terpasang pada

    parlon.

    2. Penyulaman jika terdapat tanaman yang mati, atau tanaman tidak

    dapat tumbuh dengan baik.

    3. Sebagai pedoman umum, pemupukan pada sistem vertikultur sayuran

    dapat dibagi menjadi dua. Pertama, pupuk dasar berupa urea atau ZA

    sebanyak 10 gram/tanaman, dan dicampurkan pada saat penyiapan

    media tanamnya. Yang kedua, pupuk susulan berupa TSP dan KCL,

    masing-masing sebanyak 10 gram/tanaman. Frekuensi pemupukan

    susulan ini diulang sekitar 5 7 kali selama pertumbuhan tanaman.

    Caranya, larutkan pupuk bersama air sebanyak 10 liter.

    Bagi ibu-ibu di perkotaan yang tidak terbiasa berbudidaya sayuran, perlu

    serba praktis dan cara yang paling mudah dengan pemupukan adalah

    dengan menggunakan pupuk cair (NPK) lengkap sebanyak 1 (satu)

    Gambar 26.

    Campurkan tanah, pupuk organik dan arang sekam secara merata dan tambahkan pupuk

    majemuk NPK

  • [email protected] 22

    gram dicairkan dalam 1 (satu) liter air lalu disemprotkan ke daun

    tanaman sebanyak 100-250 cc pertanaman atau tergantung umur

    tanaman dengan interval 1-2 minggu sekali, atau cara ke dua dengan

    menggunakan NPK yang disiramkan pada media tanam bukan pada

    tanamannya. Dosis pupuk yang dianjurkan untuk fase pertumbuhan

    adalah 2 sendok makan NPK/10 liter air (1 ember) atau campuran urea +

    SP36 + KCl dengan perbandingan 2:1:1.

    4). Biasanya, tanaman sayuran amat dinikmati hama. Seperti tanaman tomat

    yang sering diserang oleh ulat tanah (Agrotis Ipsilon) atau ulat buah

    (Helicaverpa armigera). Tanaman kubis yang diserang ulat daun (Plutella

    xylostella), atau tanaman brokoli yang disukai hama ulat jengkal

    (Chrysodeixis orichacea). Pengendalian hama penyakit sebaiknya

    dilakukan secara konvensional/mekanik dengan cara mencabut atau

    menggunting tanaman yang terserang hama penyakit Untuk berkebun di

    rumah sebaiknya tidak menggunakan bahan kimia. Lakukan pengendalian

    secara mekanis, karena areal penanaman vertikultur ini mudah dijangkau.

    Begitu mengetahui ada ulat, buang saja Ditekankan pula jangan

    menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah.

    Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan juga

    mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi, sebaiknya untuk

    tanaman sayuran tidak perlu digunakan furadan Hindari pemakaian

    Gambar 27

    Pemupukan dilakukan

    dengan menyemprotkan ke

    daun menggunakan Pupuk

    Organik Cair (POC)

    seminggu sekali

  • [email protected] 23

    pestisida dan bila terpaksa gunakan pestisida yang selektif dan secara

    bijaksana.

    5). Tanaman yang akan di tanam secara vertikultur menggunakan paralon

    ataupun talang air sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki

    nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek, seperti :

    selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, sawi sendok dan tanaman

    sayuran daun lainnya.

    Pemanenan

    Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi,

    bayam, seledri, kemangi, selada, kangkung dan sebagainya). Apabila kita

    punya tanaman sendiri dan dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila

    panen dilakukan dengan mengambil daunnya saja. Dengan cara tersebut

    tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan bisa panen berulang-ulang.

    Aspek ekonomi implementasi vertikultur juga harus menjadi pertimbangan

    jika teknologi vertikultur digunakan untuk kegiaTan usaha. Jangan sampai

    input produksi menjadi lebih besar dari hasil penjualan tanaman.

    PUSTAKA

    Lukman, L. 2009. Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur. Balai Besar Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Jawa barat.

  • [email protected] 24

    BEBERAPA TAMPILAN TANAMAN SAYURAN VERTIKULTUR PARALON DI LOKASI MKRPL KOTA YOGYAKARTA

    Teknologi hemat lahan vertikultur paralon dan talang air sangat sesuai untuk wilayah Kauman Kota Yogyakarta dengan jalan sempit dan padat penduduk.

    Bayam Giti Merah dapat tumbuh subur dan dipanen ber kali kali.

    Hobi memelihara tanaman yang

    membuat tanaman dapat tumbuh

    dengan subur

  • [email protected] 25

  • [email protected] 26