TEKNOLOGI DALAM ORGANISASI.pdf
-
Upload
didit-pamungkas -
Category
Documents
-
view
413 -
download
6
description
Transcript of TEKNOLOGI DALAM ORGANISASI.pdf
Teknologi dan Organisasi | 1
TEKNOLOGI DAN ORGANISASI
1. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM ORGANISASI
Teknologi merujuk pada informasi, peralatan, teknik, dan proses yang
dibutuhkan untuk mengubah masukan menjadi keluaran dalam
organisasi. Teknologi dapat diterapkan pada semua organisasi.
Woodward menemukan bahwa hubungan yang jelas antara klasifikasi
teknologi tersebut dan struktur selanjutnya dari perusahaan keefektifan
organisasi ada kaitannya dengan kesesuaian antara teknologi dan
struktur. Misalnya, tingkat diferensiasi vertikal meningkat dengan adanya
kompleksitas teknis. Tingat median bagi perusahaan yang berada pada
kategori unit, mass dan process adalah tiga, empat dan enam. Yang lebih
penting dilihat dari sudut keefektifan, perusahaan yang berada pada
tingkat di atas rata-rata pada setiap kategori cenderung untuk
mengelompok di sekitar median dari kelompok produksi mereka.
Woodward juga mengemukakan bahwa komponen administratif berubah
secara langsung berdasarkan jenis teknologi, artinya, jika kompleksitas
teknologi meningkat, maka demikian juga halnya dengan proporsi
personalia administratif dan pendukungnya. Tetapi tidak semua
hubungan tersebut bersifat linear. Misalnya, perusahaan dalam kategori
mass production mempunyai proporsi pegawai terampil paling kecil dan
perusahaan tersebut umumnya mempunyai kompleksitas dan formalisasi
yang tinggi, sedangkan perusahaan yang unit dan prosesnya cenderung
mempunyai tingkat dimensi struktural yang rendah.
Suatu analisis yang cermat atas temuan-temuannya menyebabkan
Woodward berkesimpulan bahwa untuk setiap kategori pada skala
teknologi dan untuk setiap komponen struktural, terdapat kisaran yang
optimal di sekitar titik median yang mencakup posisi perusahaan yang
Teknologi dan Organisasi | 2
lebih efektif. Artinya, pada setiap kategori teknologi, perusahaan yang
paling sesuai dengan angka median untuk setiap komponen struktural
adalah yang paling efektif.
Perusahaan teknologi mass production sangat terdiferensiasi, bersandar
pada formalisasi yang ekstensif dan hanya sedikit melakukan
pendelegasian wewenang. Teknologi unit maupun proses dan juga
distrukturisasi adalah lebih luwes. Fleksbilitas dicapai melalui
diferensiasi vertikal yang lebih sedikit, pembagian kerja yang lebih
sedikit, dan lebih banyak aktifitas kelompok, lebih banyak tanggung
jawab melalui peran, serta pengambilan keputusan yang
didesentralisasikan. Formalisasi yang tinggi dan kontrol yang
desentralisasi tidak dapat dilaksanakan pada produksi berdasarkan
pesanan, dengan teknologi yang tidak rutin yang terdapat pada produksi
unit, dan tidak perlu pula pada teknologi proses yang terus menerus yang
sangat diotomatisasi dan secara tidak langsung sangat terkontrol.
1.1. Awal Penerapan Teknologi dalam Organisasi: Penelitian Woodward
Penelitian pertama terhadap teknologi sebagai determinan struktur dapat
dirunut balik pada pertengahan 1960-an dan pada karya John Woodward.
Penelitiannya, yang berfokus pada teknologi produksi adalah usaha besar
pertama yang melihat struktur organisasi dari persepektif teknologi.
Dalam penelitiannya, Woodward menemukan bahwa terdapat: 1)
hubungan yang jelas antara klasifikasi teknologi tersebut dan struktur
selanjutnya dari perusahaan, dan 2) keefektifan organisasi ada kaitannya
dengan “kesesuaian” antara teknologi dan struktur. Misalnya, tingkat
diferensiasi vertikal meningkat dengan adanya kompleksitas teknis.
Tingkat median bagi perusahaan yang berada pada kategori unit, mass,
dan process adalah tiga, empat dan enam. Yang lebih penting, dilihat dari
sudut keefektifan, perusahaan yang berada pada tingkat di atas rata-rata
Teknologi dan Organisasi | 3
pada setiap kategori cenderung untuk mengelompok di sekitar median
dari kelompok produksi mereka.
Woodward juga menemukan bahwa komponen administratif berubah
secara langsung berdasarkan jenis teknologi, artinya jika kompleksitas
teknologi meningkat, maka demikian juga halnya dengan proporsi
personalia administrasi dan staf pendukungnya. Tetapi tidak semua
hubungan tersebut berbentuk linear. Misalnya, perusahaan dalam
kategori mass production mempunyai proporsi pegawai terampil paling
kecil dan perusahaan tersebut umumnya mempunyai kompleksitas dan
formalisasi yang tinggi, sedangkan perusahaan yang unit dan prosesnya
cenderung mempunyai tingkat dimensi struktural yang rendah.
Suatu analisis yang cermat atas temuan-temuannya menyebabkan
Woodward berkesimpulan bahwa untuk setiap kategori pada skala
teknologi (unit, mass, process) dan untuk setiap komponen struktural,
terdapat kisaran (range) yang optimal di sekitar titik median yang
mencakup posisi perusahaan yang lebih efektif. Artinya, pada setiap
kategori teknologi, perusahaan yang paling sesuai dengan angka median
untuk setiap komponen struktural adalah yang palig efektif. Sebagaimana
yang telah dijelaskan, perusahaan teknologi mass-production sangat
tediferensiasi, dan bersandar pada formalisasi yang ekstensif, serta tidak
begitu banyak melakukan pendelegasian wewenang. Teknologi unit,
proses terstrukturisasi lebih fleksibel. Fleksbilitas dicapai melalui
diferensiasi vertikal yang lebih sedikit, pembagian kerja yang lebih
sedikit, dan lebih banyak aktifitas kelompok, lebih banyak tanggung
jawab melalui peran, serta pengambilan keputusan yang didesentralisasi.
Penyelidikan Woodward memperlihatkan adanya hubungan antara
teknologi, struktur dan keefektifan. Perusahaan yang kurang lebih
mendekati struktur yang khas bagi teknologi adalah yang palng efektif.
Teknologi dan Organisasi | 4
Perusahaan yang menyimpang dari struktur ideal mereka adalah yang
kurang berhasil. Oleh karenanya, Woodward mengatakan bahwa
keefektifan adalah suatu fungsi dari suatu kesesuaian teknologi-struktur
yang tepat. Organisasi yang mengembangkan struktur yang sesuai
dengan teknologi adalah yang paling berhasil dibandingkan yang tidak
mengembangkannya sesuai dengan teknologi.
Woodward juga berhasil menjelaskan perbedaan antara temuannya dan
petunjuk klasik dari para teoritikus manajemen-prinsip ini didasarkan
atas pengalaman para teoritikus tersebut dengan organisasi yang
menggunakan teknologi mass-production. Perusahaan mass-production
tersebut mempunyai garis wewenang yang jelas, formalisasi yang tinggi,
proporsi pekerja terampil yang lebih rendah yang dicapai melalui suatu
pembagian kerja yang tinggi, rentang kendali yang lebar pada tingkat
supervisor, dan pengambilan keputusan yang disentralisasi. Tetapi karena
semua organisasi tidak menggunakan teknologi mass-production, prinsip
yang demikian tidak disebut umum. Dengan demikian, penelitian
Woodward menjadi pertanda awal dan berakhirnya pandangan bahwa
terdapat prinsip universal tentang manajemen dan organisasi.
1.2. Teknologi Berdasarkan Pengetahuan: Kontribusi Perrow
Perrow menyatakan bahwa metode kontrol dan koordinasi harus
bervariasi sesuai dengan jenis teknologi. Makin rutin teknologinya, maka
makin tinggi struktur organisasinya. Perrow mengidentifikasikan aspek-
aspek utama struktur yang dapat dimodifikasi pada teknologi:
Tingkat keleluasaan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan
tugas kekuasaan kelompok guna mengontrol tujuan dan strategi
dasar unit.
Tingkat saling ketergantungan antara kelompuk tersebut.
Teknologi dan Organisasi | 5
Tingat sejauh mana kelompok tersebut turut serta dalam
mengoordinasikan pekerjaan mereka, baik dengan menggunakan
umpan balik atau perencanaan dari orang lain.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa cara terbaik menyelesaikan
kebanyakan teknologi rutin adalah melalui koordinasi kontrol yang
distandarisasi. Teknologi tersebut harus dikaitkan dengan struktur yang
mempunyai formalisasi maupun sentralisasi yang tinggi. Pada ujung
lainnya, teknologi non-rutin menuntut fleksibilitas. Pada dasarnya,
mereka akan didesentralisasi, mempunyai interaksi tinggi diantara semua
anggota dan mempunyai ciri tingkat formalisasi minim. Di tengahnya,
yakni teknologi manual (craft technology), mensyaratkan bahwa
pemecahan masalah harus dilakukan oleh mereka yang paling banyak
pengalaman dan pengetahuannya. Ini berarti desentralisasi dan jga
teknologi rekayasa (engineering technology) mempunyai banyak
pengecualian tetapi proses pencariannya dapat dianalisis harus
mempunyai pengambilan keputusan yang disentralisasi sambil tetap
mempertahankan fleksibiltas maupun formalisasi yang rendah.
1.3. Ketidakpastian Teknologi: Kontribusi Thompson
Implikas struktural dari kerangka kerja Thompson tidaklah begitu jelas
dibandingkan karya Woodward atau Perrow. Pada dasarnya, setiap
teknologi menciptakan semacam saling ketergantungan. Long-linked
technology diikuti sequential interdependence prosedurnya sangat
terstandarisasi dan harus dilaksanakan dalam rangkaian tertentu.
Mediating technology mempunyai pooled interdependence dua unit atau
lebih yang masing-masing membantu unit yang lebih besar secara
terpisah. Teknologi intensif (intensive technology) menciptakan
reciprocal interdependence keluaran dari unit-unit yang saling
mempengaruhi secara timbal balik. Masing-masing interdependence
Teknologi dan Organisasi | 6
menuntut sejenis koordinasi yang akan membantu keefektifan organisasi,
namun bisa meminimalkan biaya.
Pada umumnya kita dapat menerjemahkan pandangan Thompson
kedalam terminologi struktural. Ia beragumentasi bahwa permintaan
terhadap pengambilan keputusan dan komunikasi sebagai akibat dari
teknologi menigkat dari mediating ke long-linked lalu ke intensive.
Koordinasi mediating technology yang paling efektif adalah melalui
peraturan dan prosedur. Long-linked harus didampingi oleh perencanaan
dan penjadwalan. Teknologi intensifmembutuhkan penyesuaian bersama.
Ini berarti bahwa:
Mediating technology = kompleksitas rendah, formalisasi tinggi.
Long-linked technoloy = kompleksitas dan formalisasi moderat.
Intensive technology = kompleksitas tinggi, formalisasi rendah.
2. INTEGRASI TENTANG TEKNOLOGI
2.1. Pengaruh Industri Dan Besaran
Industri menghambat pilihan teknologi. Tetapi organisasi harus mencapai
suatu besaran tertentu sebelum kemajuan dapat diperoleh dari
keuntungan yang ditawarkan oleh teknologi yang lebih kompleks.
Keputusan untuk menerima sebuah teknologi yang kompleks
kemungkinan tidak akan diambil sampai organisasi tersebut mencapai
besaran yang cukup untuk menggunakan kesempatan yang diberikan oleh
ekonomi skala (economic of scale). Dengan demikian, besaran
menentukan teknologi, atau bisa juga sebaliknya.
2.2. Denominator yang Sama: Kerutinan
Woodward mengidentifikasi tiga jenis teknologi masing-masing
mewakili suatu tingkat kompleksitas teknologi yang semakin meningkat.
Yang paling ekstrem, teknologi unit berhubungan dengan aktivitas yang
dibuat atas pesanan atau yang tidak rutin; teknologi proses menjalankan
Teknologi dan Organisasi | 7
aktivitas yang diotomatisasi dan distandarisasi. Mass technology yang
pada dasarnya rutin. Perrow menyajikan dua jenis teknologi yang
ekstrem, teknologi yang rutin dan yang tidak rutin. Teknologi “antara”
Perrow-engineering dan craft juga berbeda dalam kerutinan, yang
pertama lebih distandarisasi daripada yang kedua.
2.3. Tingkat Unit Kerja Versus Tingkat Organisasi
Hampir semua organisasi besar dan juga yang sedang mempunyai
teknologi yang beraneka ragam membagi rata subunit tersebut untuk
menghasilkan suatu ukuran yang digabungkan atau secara sederhana
mengidentifikasi sebuah teknologi tertentu diantara yang banyak dan
menamakannya teknologi yang dominan akan menghasilkan kesalahan
mengenai kenyataan yang sebenarnya. Kita harus mengharapkan bahwa
penelitian yang menilai hubungan teknologi struktur pada tingkat analisis
organisasi, dimana terdapat sejumlah besar variasi teknologi diantara
subunit akan menghasilkan ukuran yang merupakan penjumlahan yang
tidak mempunyai arti.
Penelitian teknologi telah dilakukan pada tingkat organisasi dan unit.
Kedua melihat teknologi sebagai cara yang digunakan untuk
melaksanakan tugas, tapi ada yang menganggap organisasi sebagai unit
analisis dan yang lain menganggap unit kerja sebagai unit utama.
Analisis tingkat organisasi dimulai dengan produk atau jasa utama yang
ditawarkan, yang akan memfokuskan kita kepada teknologi konversi
yang dominan. Analisis pada tingkat pekerjaan unit dimulai dengan tugas
yang dilakukan oleh pegawai individual yang mengakibatkan kita harus
memperhatikan metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas.
2.4. Teknologi Manufaktur Versus Teknologi Jasa
Selain menyebabkan masalah karena mencampuradukkan kajian yang
menggunakan berbagai tingkat analisis, para peneliti juga bersalah karena
Teknologi dan Organisasi | 8
mencampurkan organisasi manufaktur dengan jasa. Ikhtisar dari
penelitian yang menilai hubungan antara teknologi dan struktur
menujukkan bahwa hampir 80 persen dari mereka yang melihat kepada
hanya organisasi manufaktur atau jasa mendukung hubungan tersebut.
Tapi jika data dari usaha manufaktur dan jasa dikombinasikan, hanya 14
persen mencapai hasil yang mendukung. Hal ini secara tidak langsung
menyatakan bahwa mungkin terdapat perbedaan yang nyata antara
teknologi yang mendominasi kedua jenis organisasi tersebut. Dengan
demikian penelitian yang mengombinasikan organisasi manufaktur dan
jasa lebih kecil kemungkinannya menemukan adanya hubungan yang
mencolok antara teknologi dan struktur.
2.5. Teknologi dan Struktur
Ada beberapa penemuan yang penting:
1. Teknologi dan Kompleksitas
Meskipun kurang meyakinkan, bukti menujukkan bahwa teknologi
rutin positif berhubungan dengan kompleksitas yang rendah. Makin
besar rutinisasi, maka makin sedikit jumlah kelompok pemegang
jabatan dan makin sedikit pelatihan yang didapat para profesional.
Dan sebaliknya teknologi non-rutin kemungkinan membawa
kompleksitas yang tinggi. Sedangkan pekerjaan itu menjadi lebih
canggih dan lebih disesuaikan dengan keinginan, rentang kendali
akan menyempit dan diferensiasi vertikal meningkat.
2. Teknologi dan Formalisasi
Peninjauan kembali terhadap lima kajian mengenai teknologi
menemukan bahwa teknologi rutin secara positif berhubungan
dengan formalisasi. Walaupun hanya satu sampel korelasi yang
secara statistik dapat dikatakan signifikan, semua yang lain positif,
yang mempunyai satu diantara seribu kemungkinan akan terjadi
karena kebetulan. Tetapi, jika besaran dikontrol, maka hubungan
Teknologi dan Organisasi | 9
tersebut akan hilang. Kerutinan secara mencolok dihubungkan
dengan keberadaan sebuah manual peraturan, keberadaan uraian
pekerjaan, dan tingkat sejauh mana raian pekerjaan tersebut
dispesifikasikan. Teknologi rutin mengizinkan manajemen untuk
menetapkan peraturan dan peraturan lain yang diformalkan karena
cara melakukan pekerjaan dipahami dengan baik dan pekerjaan itu
cukup berulang untuk membenarkan biaya yang dibutuhkan untuk
mengembangkan sistem yang diformalkan dengan cara demikian.
Teknologi non-rutin membutuhkan sistem kontrol yang mengizinkan
adanya keleluasaan dan fleksibilitas yang lebih tinggi.
Kajian-kajian tersebut secara tidak langsung mengatakan bahwa kita
harus berhati-hati dalam menggeneralisasi dampak teknologi
terhadap formalisasi. Hubungan tersebut berlaku bagi organisasi
yang kecil serta untuk aktivitas yang berada pada atau yang dekat
dengan inti operasi. Jika inti operasi menjadi lebih rutin, pekerjaan
operasionalnya menjadi lebih dapat diperkirakan. Dalam situasi
demikian, formalisasi yang tinggi merupakan alat koordinasi yang
efisien.
3. Teknologi dan Sentralisasi
Hubungan teknologi-sentralisasi membuahkan hasil yang tidak
konsisten. Argumentasi yang logis yakni teknologi rutin akan
dihubungkan dengan struktur yang disentralisasi, yang akan lebih
banyak menyandarkan diri pada pengetahuan seorang spesialis
dicirikan oleh wewenang pengambilan keputusan yang
didelegasikan.
Kesimpulan yang lebih umum yakni hubungan teknologi-sentralisasi
dilunakan oleh tingkat formalisasi. Baik peraturan formal maupun
pengambilan keputusan yang disenralisasi merupakan mekanisme
Teknologi dan Organisasi | 10
kontrol, dan manajemen dan mensubstitusikannya dengan yang lain.
Teknologi rutin harus dihbungkan dengan kontrol yang disentralisasi
jika terdapat peraturan yang minimum. Tetapi, jika formalisasinya
tinggi, tenologi rutin dapat diikuti. Dengan demikian, kita dapat
memperkirakan bahwa teknologi rutin akan mengakibatkan
sentralisasi tetapi hanya jika formalisasinya rendah.
Akhirnya, bukti menujukkan bahwa teknologi rutin secara positif
berhubungan dengan kompleksitas yang rendah dan formalisasi yang
tinggi.
3. PERAN UTAMA TEKNOLOGI DALAM ORGANISASI
Teknologi didefinisikan sebagai pengetahuan, alat-alat, teknik dan
kegiatan yang digunakan untuk mengubah input menjadi output. Karena
itu dapat dikatakan bahwa teknologi meliputi seluruh proses transformasi
yang terjadi dalam organisasi, menyangkut mesin-mesin yang digunakan,
pendidikan dan keahlian karyawan, serta prosedur kerja yang digunakan
dalam pelaksanaan seluruh kegiatan.
Organisasi adalah sebuah sistem terbuka, dan teknologi organisasi
merupakan cerminan dari kondisi lingkungan organisasi dan juga jenis
kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi.
Teknologi dalam organisasi memiliki peranan tama dalam mempelajari
sifat-sifat dari teknologi suatu organisasi dan hubungan teknologi
terhadap struktur organisasi. Dalam teori organisasi yang mengandung
prinsip ketergantungan (contingency), manyatakan bahwa karakteristik
organisasi mempunyai ketergantungan terhadap faktor-faktor teknologi
yang pada akhirnya berkembang menjadi pendekatan modern dalam teori
organisasi. Menurut James Thompson, teknologi organisasi tidak
didasarkan pada penyelidikan yang dilakukan di lapangan, melainkan
Teknologi dan Organisasi | 11
merupakan sutau pembahasan teoritis yang disusun berdasarkan
landasan-landasan pemikiran yang telah muncul sebelumnya.
Pembahasan mengenai teknologi organisasi dilakukan dengan
membedakan organisasi menjadi dua jenis, yaitu: organisasi perusahaan
manufaktur dan organisasi non-manufaktur. Manufaktur adalah suatu
cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dalam suatu medium
proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk
dijual. Manufaktur adalah proses fisik dalam produksi barang non-jasa.
Contoh manufaktur adalah seperti pembuatan minyak urut dimana jasa
pijit yang menggunakan minyak urut tersebut tidak termasuk dalam
perusahaan manufaktur. Penelitian mengenai teknologi organisasi
perusahaan manufaktur yang dianggap paling berpengaruh terhadap
perkembangan teori organisasi. Woodward menemukan bahwa
perusahaan yang mengunakan struktur yang sesuai dengan teknologi
produksinya dikelompokkan ke dalam tiga tipe teknologi produksi, yaitu:
1. Pembuatan produk tunggal atau dalam kelompok ukuran kecil.
2. Produk masal atau dalam kelompok ukuran besar.
3. Produksi menurut proses.
Thompson mengelompokkan teknologi organisasi menjadi 3 jenis, yang
masing-masing menggambarkan jenis hubungan yang terjadi dengan
konsumen maupun jenis kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi,
yaitu:
1. Teknologi perantara (mediating technology), digunakan untuk
menghubungkan beberapa klien yang satu sama lain tidak dapat
dihubungkan secara langsung, misalnya jika hubungan langsung
tersebut memerlukan ongkos yang besar ataupun karena terlalu rumit
untuk dilaksanakan.
2. Teknologi rangkaian panjang (long-linked technology) pada jenis
teknologi ini kegiatan organisasi terdiri dari tahapan-tahapan
Teknologi dan Organisasi | 12
kegiatan yang berurutan. Hasil dari suatu kegiatan menjadi input
bagi kegiatan berikutnya, beurutan, hingga akhirnya produk siap
untuk digunakan oleh konsumen.
3. Teknologi intensif (intensitive technology) teknolgi intensif
merupakan kumpulan dari beberapa jenis pelayanan khusus, yang
keseluruhannya digabungkan untuk melayani klien. Teknologi
intensif ini umumnya digunakan pada kegiatan yang mempunyai
akibat yang cukup berarti pada klien sehingga klien mengalami
perubahan.
Perrow mengklarifikasi empat jenis teknologi, yaitu:
1. Teknologi rutin: ditandai dengan variasi tugas yang kecil, pekerjaan
yang dilakukan umumnya bisa mempunyai standar dan juga formal
serta mempunyai prosedur komputasi tertentu untuk
menyelesaikannya. Ini berarti bahwa jenis teknologi rutin
mempunyai tingkat kemudahan analisis yang tinggi.
2. Teknologi non-rutin: ditandai dengan mempunyai variasi tugas yang
dapat dikatakan tinggi dan juga proses yang tidak terlalu dimengerti
sehingga tidak mudah untuk dianalisis dalam penyelesaian pekerjaan
yang termasuk teknologi non-rutin. Usaha yang cukup besar
diperlukan untuk menganalisis kegiatan maupun permasalahan yang
muncul, karena itu diperlukan adanya pengalaman yang cukup tinggi
serta pengetahuan teknis yang memadai.
3. Teknologi craft. cirinya adalah adanya aliran kegiatan relatif stabil,
tetapi dengan proses yang tidak terlalu dimengerti. Karena itu
pekerjaan jenis ini menuntut penglaman yang tinggi serta latihan
yang cukup agar para karyawan dapat menghadapi permasalahan
yang rumit dengan bijaksana berdasarkan intuisi dan
pengalamannya.
4. Teknologi engineering. Pekerjaan menjadi cukup rumit karena
variasi tugas yang cukup tinggi tetapi umumnya kegiatan ditangani
Teknologi dan Organisasi | 13
dengan formula prosedur maupun teknik yang sudah baku.
Permasalahan umumnya diselesaikan dengan menggunkan sejumlah
pengetahuan yang sudah cukup maupun sebagai acuan.
Pada suatu organisasi yang kompleks, setiap bagian organisasi
mempunyai teknologi yang jenisnya berbeda-beda. Hal ini disebakan
adanya kenyataan bahwa setiap bagian organisasi melakukan kegiatan
mengubah input menjadi output dengan teknologi yang berlainan. Perrow
menunjukkan adanya dua dimensi dari kegiatan kerja yang mempunyai
relevansi terhadap struktur maupun kegiatan yang terjadi dalam suatu
organisasi, yaitu:
1. Variasi tugas, menunjukkan banyaknya kekecualian dalam tugas
yang diukur dengan banyaknya hal yang tak terduga dan hal baru
yang terjadi dalam proses kegiatan.
2. Kemudahan analisis, pekerjaan yang mudah dianaisis bisa diuraikan
menjadi beberapa langkah yang jelas dan juga bersifat objektif dan
terukur secara kuantitatif. Penyelesaian masalah menjadi mudah
karena setiap langkah dala proses terukur secara jelas dan mudah
diketahui jika ada penyimpangan.
Teknologi yang digunakan pada suatu organisasi mempunyai hubungan
yang erat terhadap berbagai karakteristik organisasi seperti kualifikasi
karyawan, struktur organisasi dan pola organisasi. Hubungan teknologi
dengan berbagai karakteristik tersebut dapat terlihat berdasarkan:
a. organisasi organik dan mekanistik.
b. Kualifikasi karyawan.
c. Struktur formal.
d. Rentang kendali, yaitu sebagian jumlah karyawan yang dipimpin
oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Besarnya retang
kendali dipengaruhi oleh rumitnya kegiatan dan juga tingkat
profesionalisme karyawan dalam organisasi. Rentang kendali harus
Teknologi dan Organisasi | 14
lebih kecil agar atasan dan para bawahan bisa lebih sering
berinteraksi.
e. Desentralisasi, power dan kebebasan mengambil keputusan.
f. Komunikasi.
g. Koordinasi dan kontrol.
Organisasi modern adalah organisasi yang sangat kompleks karena
menyangkut hubungan yang kompleks dalam pencapaian tujuan
organisasi yang berdimensi ganda. Hubungan tersebut meliputi hubungan
antara manusia-manusia,manusia-mesin, manusia-organisasi, mesin-
organisasi, mesin-mesin dan organisasi-organisasi. Dari segi manajemen
ada tiga fungsi komputer, yaitu:
1. Komputer sebagai ingatan (memori).
2. Komputer sebagai pemroses.
3. Komputer sebagai informasi eksternal, yang melipiti:
a. Komputer akan meningkatkan efektivitas apabila keluaran
nilainya lebih kecil dibanding dengan masukkan.
b. Menyatakan indeks pasif (proses pencatatan data) dengan indeks
aktif (pemilhan dan penyaringan informai).
c. Mengetahui model analitis dan sistematis dalam memecahkan
masalah dan membuat keputusan.
4. PENERAPAN TEKNOLOGI PADA BAGIAN-BAGIAN
ORGANISASI
Penerapan atau pemanfaatan teknologi pada bagian-bagian kegiatan
operasional organisasi akan memberikan dampak yang cukup signifikan
bukan hanya dari efisiensi kerja tetapi juga terhadap budaya kerja baik
secara personal, antarunit, maupun keseluruhan institusi. Pengelolaan
administrasi kerja berbasis teknologi informasi juga arus
mempertimbangkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk
mendukung optimalisasi pada pemanfaatan atau implementasi teknologi
Teknologi dan Organisasi | 15
informasi yang bertahap yang dimulai dengan perencanaan,
pengembangan, ahli kelola, operasional sampai dengan tahap
pemeliharaan.
Dengan adanya teknologi informasi, maka produktivitas suatu organisasi
tau perusahaan akan meningkat, serta dapat membuat model bisnis yang
sulit ditiru oleh pesaing, karena pada dasarnya peranan teknologi
informasi bagi setiap perusahaan bersifat unik dan spesifik. Hal tersebut
disebabkan karena masing-masing organisasi atau perusahaan memiliki
startegi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
4.1. Pemanfaatan Teknologi Dalam Organisasi
Pemanfaatan teknologi informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan
juga berkaitan dengan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan
kualitas informasi, pengawasan kinerja organisasi atau perusahaan
menggunakan teknologi informasi baik sebagai alat bantu maupun
strategi yang tangguh untuk mengintegrasikan dan mengolah data dengan
cpat dan akurat serta untuk penciptaan produk layanan baru sebagai daya
saing untuk menghadapi kompetisi.
Selain itu, implementasi atau pemanfaatan teknologi informasi memiliki
dampak positif yang secara umum adalah terjadi efisiensi waktu dan
biaya yang secara jangka panjang akan memberikan keuntungan
ekonomis yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pengoperasian secara
optimal juga harus diperhatikan, agar semua perangkat teknologi
informasi, bersifat multifungsi sehinga dalam pengembangan selanjutnya
iupayakan terjadi integrasi perangkat.
Pemnfaaatan teknologi informasi akan melibatkan semua karyawan
dalam organisasi yang diperasikan secara rutin oleg staf administrasi dan
bagian teknologi informasi. Karyawan dengan kualifikasi tertentu baik
Teknologi dan Organisasi | 16
bagian teknologi informasi maupun bagian lain perlu dilibatkan selain
untuk memberikan masukan juga untuk mempersiapkan karyawan dalam
menghadapi perubahan. Di sisi lain, diperlukan kesadaran personal
lainnya terhadap manfaat sitem bagi dirinya dan kemudahan
penggunaannya secara bertahap akan memberikan motivasi untuk
meningkatkan kemampuan meraka.
Berdasarkan struktur organisasi, pemanfaatan teknologi informasi
diklasfikasikan menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Perbaikan efisiensi: Pemanfaatan teknologi informasi untuk
perbaikan efisiensi diterapkan pada level operasional organisasi.
Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan
penurunan waktu dan biaya proses.
2. Perbaikan efektivitas: pemanfaatan teknologi informasi untuk
perbaikan efektivitas diterapkan pada level manajerial organisasi.
Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan
kemudahan dan kecepatan memperoleh status pencapaian arget
organisasi.
3. Strategic improvement. Pemanfaatan teknologi informasi untuk
strategic improvement (perbaikan daya saing) diterapkan pada level
eksekutif organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi
informasi diukur dengan kemudahan dan ketepatan pengambilan
keputusan oleh eksekutif.
Peran teknologi informasi bagi sebuah perusahaan dapat kita lihat dengan
menggunakan kategori yang diperkenalkan oleh G.R. Terry. Ada 5
peranan mendasar teknologi informasi di sebuah organisasi, yaitu:
1. Fungsi operasional.
Fungsi ini kan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping
telah diambilalih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat
penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit
Teknologi dan Organisasi | 17
terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan
fungsinya sebagai agen penyokong (supporting agency) dimana
teknologi informasi dianggap sebagai sebuah firm infrastructure.
2. Fungsi pengawasan dan kontrol (monitoring and control).
Fungsi ini mengandung arti bahwa keberadaaan teknologi informasi
akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level
manajerial yang melekat dalam setiap fungsi manajer, sehingga
struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki
rentang kontrol atau hubungan rekan sejawat yang memungkinkan
terjadi interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.
3. Fungsi perencanaan dan keputusan (planning and decision).
Fungsi ini mengangkat teknologi informasi ketataran peran yang
lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai alat yang
memudahkan rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah
pengetahuan generator bagi para pimpinan perusahaan yang
dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan
penting sehari-harinya. Tidak jarang perusahaan yang pada akhirnya
memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari
fungsi perencanaan dan/atau pengembangan korporat karena fungsi
strategis tersebut diatas.
4. Fungsi komunikasi (communication).
Pada dasarnya, fungsi ini termasuk ke dalam infrastruktur
perusahaan dalam era organisasi modern di mana teknologi
informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu
perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan
berinteraksi.
5. Fungsi antarorganisasi (interorganizational).
Funsi ini merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu
oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk
melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah
perusahaan lain.
Teknologi dan Organisasi | 18
Konsep kemitraan strategis atau partnership berbasis teknologi informasi
seperti pada implementasi manajemen rantai suplai (supply chain
management) atau perenacanaan sumber daya perusahaan (enterpise
resource planning) membuat perusahaan melakukan sejumlah terobosan
penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi informasinya.
Bahkan, tidak jarang ditemui perusahaan yang cenderung melakukan
kegiatan pengalihdayaan atau melakukan outsourcing ke sejumlah proses
bisnis, terkait dengan manajemen teknologi informasinya ke pihak lain
demi kelancaran bisnisnya. Tipe dan fungsi peranan teknologi informasi
ini secara langsung akan berpangaruh terhadap rancangan atau desain
struktur organisasi perusahaan; dan struktur organisasi departemen,
divisi, atau unit terkait dengan sistem informasi, teknologi informasi, dan
manajemen informasi.
4.2. Bagaimana Teknologi dalam Organisasi Seharusnya Diterapkan
Pada dasarnya, tujuan teknologi adalah menjamin ketercapaian tujuan
atau target organisasi. Untuk mengidentifikasi tujuan pengunaan
teknologi dapat dilakukan dengan sistem pengukuran balanced
scorecard. Dari sistem pengukuran ini, akan diperoleh beberapa proses
manajemen penting:
Menentukan visi dan strategi organisasi.
Mengomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran
strategis.
Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai
inisiatif strategis.
Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.
Bahkan hingga saat ini sudah banyak organisasi-organisasi yang bergerak
di bidang teknologi informasi meluncurkan produk-produk yang
berhubungan dengan pengelolaan balanced scorecard itu sendiri. Salah
Teknologi dan Organisasi | 19
satu contoh, PUSINTEK Kementrian Keuangan RI sedang
mengembangkan aplikasi yang bertujuan untuk menentukan arah
kebijakan berupa pengendalian arus kerja (work flow) dari hasil rapat
pimpinan dan persuratan dilakukan sebagai palikasi yang diadopsi dari
konsep balanced scorecard. Dengan aplikasi ini, pemegang kendali
keuangan negara dapat menetukan arah dan strategi kebijakan keuangan
dengan lebih mudah.