Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

download Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

of 22

Transcript of Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    1/22

    1

    KONSTRUKSI PERKERASAN

    JALAN

    BAGIAN 1:

    PERKERASAN LENTUR

    Sejarah Konstruksi Membangun Jalan

    Jalan raya sudah ada sejak manusia memerlukan areauntuk berjalan terlebih-lebih setelah menemukankendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarikkuda. Tidak jelas dikatakan bahwa peradaban mana yanglebih dahulu membuat jalan raya. Akan tetapi hampirsemua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan rayatersebut.

    Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan raya munculpada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapakdengan kontruksi sesuai dengan kendaraan berodapadaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antaraPegunungan Kaukasus dan Teluk Persia

    Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakanuntuk membangun jalan raya. Di Eropa Utara yang repotdengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalankayu berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting,lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan

    untuk melalui rintangan tersebut. . Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal

    sejak mileniumke 3 sebelummasehidikawasan ini,terbukti di Pakistan, terdapat penampung air berbahanbatu bata bertambalkan aspal.

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    2/22

    2

    Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurusdengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparanpasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batubesar datar yang kemudian disusul lapisan kerikildicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipispermukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itusekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebuttermasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalanmodern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX.Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.

    Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 - 1834) membuatrancangan jalan raya, di mana batu besar pipih diletakan menghadapke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi jalanTelford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan,dan sangat padat karya karena harus disusun dengan tangan satu persatu. Banyak jalan yang bermutu baik dengan konstruksi Telford,tetapi tidak praktis memakan waktu.

    Oleh sebab itu ada konstruksi berikutnya oleh John Loudon McAdam (1756-1836). Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenaldenganjalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat banyak

    jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yangdiatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam sangat

    praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dansaling mengunci sebagai satu kesatuan.

    Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknyapenggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspalnamun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalanbersejarah itu dapat disaksikan di Champ-Elysess, Paris,Perancis. Jalan aspal yang bersipat lebih plastis atau dapatkembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan

    sebagai pengikat yang lebih tahan air.

    Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semenportlandpada 1865. Sekarang banyak jalan tol dengankonstruksi beton (tebal minimum 29 cm) dan tahanhingga lebih dari 50 tahun serta sangat kuat sekalimemikul beban besar.

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    3/22

    3

    Jalan Aspal modern merupakan hasil karyaimigran Belgia Edward de Smedt di ColumbiaUniversity,New York. Pada tahun 1872, iasukses merekayasa aspal dengan kepadatanmaksimum. Aspal itu dipakai di Battery ParkdanFifth Avenue, New York, tahun 1872 danPennsylvania Avenue, Washington D.Cpadatahun 1877. Pada saat ini sedikitnya 90 % jalanutama di perkotaan selalu menggunakan bahanaspal.

    Konstruksi Perkerasan Jalan

    PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN

    Definisi, Peranan, Fungsi danKlasifikasi Jalan

    Definisi: berdasarkan UU NOMOR 38 TAHUN 2004Tentang Jalan (Perubahan dari UU no. 13 Tahun 1980)

    bahwa jalan sebagai salah satu prasarana transportasimerupakan unsurpenting dalam pengembangan

    kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaanpersatuan dan kesatuan bangsa, dalam memajukankesejahteraan umumberdasarkan UUD-45

    Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputisegala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap danperlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    4/22

    4

    Definisi lanjutan.

    Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintasumum;

    Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi,badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakatuntuk kepentingan sendiri;

    Jalan toladalah jalan umum yang merupakan bagian sistemjaringan jalan dan sebagai jalan nasional yangpenggunanya diwajibkan membayar tol;

    Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untukpenggunaan jalan tol.

    Peran Jalan

    Pasal 5

    (1) Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai

    peran penting dalam bidang eksosbudpolhankam dan

    lingkungan hidup serta dipergunakan untuk sebesar-

    besar kemakmuran rakyat.

    (2) Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa

    merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan

    negara.

    (3) Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan

    jalan menghubungkan dan mengikat seluruh wilayah

    Republik Indonesia.

    Pengelompokan Jalan

    Pasal 6

    (1) Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan

    umum dan jalan khusus.

    (2) Jalan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan kelas.

    (3) Jalan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukandiperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam rangka

    distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    5/22

    5

    Sistem Jaringan Jalan (Pasal 7 )

    (1) Sistemjaringan jalan terdiriatas sistem jaringan jalan primerdansistemjaringan jalan sekunder.

    (2) Sistemjaringan jalan primer merupakan sistemjaringan jalandenganperanan pelayanan distribusibarangdan jasa untukpengembangan semua wilayah di tingkat nasional, denganmenghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujudpusat-pusat kegiatan.

    (3) Sistemjaringan jalan sekunder sebagaimana dimaksud padaayat (1) merupakan sistem jaringan jalan dengan perananpelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat didalam kawasan perkotaan.

    1. Sistem Jaringan Primer

    Yaitu jaringan yang terdiri dari ruas-ruas jalanyang menghubungkan kota yang tidak terputus didalam kota.

    2. Sistem Jaringan Sekunder

    Yaitu jaringan yang terdiri dari ruas-ruas jalanyang ada di dalam kota atau kawasan tertentu.

    Jalan menurut Fungsi Jalan (Pasal 8)

    (1) Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam:

    jalan arteri, jalan lokal

    jalan kolektor jalan lingkungan.

    (2) Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayaniangkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatanratarata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdayaguna.

    (3) Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsimelayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciriperjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, danjumlah jalan masuk dibatasi.

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    6/22

    6

    (4) Jalan lokal adalah jalan umum yang berfungsi melayaniangkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat,

    kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk

    tidak dibatasi.

    (5) Jalan lingkungan adalah jalan umum yang berfungsi

    melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan

    jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah

    Jalan Menurut Statusnya (Pasal 9)

    (1) Jalan umummenurut statusnya:

    jalan nasional, jalan kabupaten

    jalan provinsi,, jalan kota

    jalan desa

    (2) Jalan nasional adalahjalan arteri dan jalan kolektor dalamsistemjaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi,dan jalan strategis nasional, sertajalan tol.

    (3) Jalanprovinsiadalah jalankolektor dalamsistem jaringan jalanprimer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukotakabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalanstrategis

    provinsi.

    Status Jalan Lanjutan.

    (4) Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistemjaringan jalan primer yang menghubungkan ibukotakabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukotakecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatanlokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalamsistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten,

    dan jalan strategis kabupaten.

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    7/22

    7

    (5). Jalan kota adalah jalan umum dalam sistemjaringanjalan sekunder yang menghubungkan antarpusatpelayanan dalam kota, menghubungkan pusatpelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil,serta menghubungkan antarpusat permukiman yangberada di dalam kota.

    (6) Jalan desa adalah jalan umum yang menghubungkankawasan dan/atau ntarpermukiman di dalam desa, sertajalan lingkungan

    Bagian-Bagian Jalan

    Bagian-bagian jalan meliputi:

    Ruang manfaat jalan,

    Ruang milik jalan, dan

    Ruang pengawasan jalan.

    Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepijalan, dan ambang pengamannya.

    Ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dansejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan.

    Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu diluar ruang milik jalan yang ada di bawah pengawasan

    penyelenggara jalan.

    PEMBAGIAN RUANG JALAN

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    8/22

    8

    HIRARKI JALAN

    Persyaratan Jalan Menurut BM

    Jalan Arteri Primer:

    V rencana = 60 km/jam

    Lebar badan Jalan minimal= 8 mtr

    Kapasitas > Vol Lalin Rata2

    Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh Lalin

    ulang-alik, lalin lokal dan kegiatan lokal

    Jalan masuk dibatasi secara efisien

    Jalan persimpangan dengan pengaturan tertentu, tidak

    mengurangi V renc dan kapasitas jalan

    Tidak terputus walaupun memasuki kota

    Jalan Arteri

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    9/22

    9

    Persyaratan Jalan lanjutan..

    Jalan KolektorPrimerYaitu ruasjalan yang menghubungkankota jenjang kedua dengan kota

    jenjang kedua lainnya atau yang menghubungkankota jenjang kedua dengan

    kotajenjangketigayang berada di bawah pengaruhnya.

    Ketentuan umum:

    Kecepatan rencana minimal 40 km/jam

    Lebar badan jalan minimal 7 meter

    Kapasitas samadenganatau lebih besar daripadavolume lalulintas ratarata

    Jalanmasukdibatasi, direncanakansehinggatidak mengurangi kecepatan

    rencanadan kapasitasjalan

    Tidak terputuswalaupun masuk kota

    Jalan Kolektor

    Persyaratan Jalan lanjutan..

    Jalan Lokal Primer

    V renc = 20 km/jam

    Lebar badan jalan minimal = 6 m

    Tidak terputus walaupun masuk desa

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    10/22

    10

    Persyaratan Jalan lanjutan..

    Jalan Arteri Sekunder V rencana = 40 km/jam

    Lebar badan Jalan minimal= 8 mtr

    Kapasitas > Vol Lalin Rata2

    Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh Lalin

    lambat

    Jalan masuk dibatasi secara efisien

    Persimpangan dengan pengaturan tertentu, tidak

    mengurangi V renc dan kapasitas jalan

    Jalan Lokal

    Persyaratan Jalan lanjutan..

    Jalan Kolektor Sekunder

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    11/22

    11

    Persyaratan Jalan lanjutan..

    Jalan Lokal Sekunder

    Je n is Ko n st r u k si Pe r k er asa n

    Ta n ah d as ar u m u m n y a t id ak m am pu m en ah an

    b eb an la lu lin t as k en d ar aan , s eh in g ga p er lu

    la p is t am b ah an d ar i b ah an y an g le b ih b ai k .

    -K on st ru k si y an g di in g in k an u m u m n ya m u r ah ,

    t ap i d ap at m en am p u n g b eb an la lu li n t as

    -Je n is p er k er asa n:

    Pe r k er as an le n t u r

    p er k er as an k ak u

    p er k er as an b et on p r es t r es s

    p er k er asa n co n b loc k

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    12/22

    12

    Perkerasan harus dapat memberikan rasa aman dan

    nyaman bagi (pengguna jalan (pengendara ataupun

    pejalan kaki)

    Kriteria Konstruksi Perkerasan LenturSyarat-syarat berlalulintas:

    - Permukaan jalan harus rata, tidak bergelombang

    - Permukaan cukup kaku, tidak mudah berubah

    - Permukaan cukup kesat (tidak licin)

    - Permukaan tidak mengkilap, tidak silau terkena

    sinar matahari.

    PerbedaaanPerbedaaanPerbedaaan PerkerasanPerkerasanPerkerasan KakuKakuKaku dgndgndgn LenturLenturLentur

    Perkerasan lentur Perkerasan kaku

    Bahan pengikat Aspal Semen

    Repetisi Beban Timbul Rutting

    (lendutan) pada jalurroda

    Timbul retak-retak pada

    permukaan.

    Penurunan tanah

    dasar

    Jalan bergelombang

    (mengikuti tanahdasar)

    Bersifat sebagai

    balok/pelat di atasperletakan

    Perubahantemperatur

    Modulus kekakuanberubah. Timbul

    tegangan dalam yang

    kecil

    Modulus kekakuan tidakberubah. Timbul

    tegangan dalam yang

    besar

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    13/22

    13

    Ketebalan cukup, mampu menerima beban lalu lintas

    Kedap air, sehingga air tidak mudah meresap kelapisan bawah

    Permukaan mudah mengalirkan air

    Kekuatan beban yang bekerja tanpa menimbulkandeformasi yang berarti.

    Syarat-syarat kekuatan/ Struktural

    Jenis dan fungsi lapis perkerasan:

    Bentuk umum lapis perkerasan:

    Penyebaran beban roda pada lapisan perkerasan

    Beban yang bekerja pada perkerasan:

    Berat sendiri kendaraan dan muatan

    Gaya rem kendaraan berupa beban vertikal (beban kejut)

    Pukulan/benturan roda berupa getaran-getaran.

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    14/22

    14

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    15/22

    15

    Lapis permukaan (surface Course)

    Terletak paling atas dari susunan lapisan danlangsung kontak dengan ban kendaraan.

    Fungsinya:

    a.Menahan dan menyebarkan beban roda ke lapisan dibawahnya (Fungsi struktural)

    b.Sebagai lapisan aus (wearing course) yang menerimagaya gesekan akibat rem kendaraan.

    c. Sebagai lapisan kedap air. (fungsi non-struktural).

    Mempunyai syarat mutu bahan yang paling baik danumumnya harga materialnya juga paling mahaldibanding lapisan yang lain.

    Bagian-bagian lapis perkerasan:

    Bagian-bagian lapis perkerasan: lanjutan..

    Jenis bahan lapis permukaan fungsi struktural:

    Penetrasi macadam (Lapen), terdiri dari agregat

    bergradasi terbuka dan seragam dengan bahan pengikat

    aspal yang disemprotkan. tebal lapisan 4 10 cm.

    Lasbutag, merupakan campuran agregat, asbuton danbahan peremaja. Tebal padat antara 3 5 cm.

    Laston (lapis aspal beton), terdiri dari campuran aspal dan

    agregat bergradasi menerus yang dicampur dan

    dipadatkan panas (Hotmix).

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    16/22

    16

    Jenis bahan lapis permukaan fungsi non-struktural:

    Burtu (laburan aspal satu lapis),berfungsi sebagai lapis penutup. Terdiri dari lapisanaspal yang ditaburi satu lapis agregat bergradasiseragam. Tebal maks = 2 cm.

    Burda (laburan aspal dua lapis), sebagai lapis penutupyang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yangdikerjakan dua lapis. Tebal padat maks = 3,5 cm.

    Latasir (lapis tipis aspal pasir) (Hot rolled sand sheet=HRSS).

    Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasiralam bergradasi menerus yang dicampur dandipadatkan pada suhu tertentu (panas). Tebal padatantara 1 2 cm.

    Bagian-bagian lapis perkerasan: lanjutan..

    Bagian-bagian lapis perkerasan: lanjutan..

    Latasbum (lapis tipis asbuton murni), terdiri dari

    campuran aspal batu buton (asbuton) dan bahan peremaja

    dengan perbandingan tertentu. tebal padat maks. 1

    cm.

    Lataston (Lapis tipis aspal beton) (HRS),

    Merupakan lapis penutup dengan campuran aspal dan

    agregat bergradasi timpang (senjang) yang dicampur

    panas. Tebal padat antara 2,5 3 cm.

    Lapis Pondasi Atas (Base Course)

    Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasibawah dan lapis permukaan.

    Fungsinya:

    a.Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang daribeban roda dan menyebarkan beban yang diterima kelapisan di bawahnya.

    b.Sebagai lapisan peresapan untuk lapis pondasi bawah.c. Bantalan atau perletakan terhadap lapisan

    permukaan.

    d.Material yang digunakan seperti batu pecah, kerikilpecah, stabilisasi tanah semen, dll.

    Syarat mutu dengan nilai CBR > 50% dengan IndeksPlastisitas (PI) < 4%.

    Bagian-bagian lapis perkerasan: lanjutan..

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    17/22

    17

    Jenis material Base Course antara lain:

    a.Agregat bergradasi baik seperti

    -Batu pecah kelas A

    - Batu pecah kelas B

    - Batu pecah kelas C

    Batu pecah kelas A bergradasi lebih halus dari batu

    pecah kelas B dan seterusnya.

    b.Pondasi macadam.

    c. Pondasi Telford.

    d.Penetrasi Macadam.

    e.Aspal beton pondasi (ATB = Asphalt Trated Base)

    f. Material yang diperbaiki (Stabilisasi)

    Stabilisasi agregat dengan semen (CTB)

    Stabilisasi agregat dengan kapur (LTB)

    Stabilisasi agregat dengan Aspal (ATB)

    Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course)

    merupakan lapis perkerasan yang terletak antaralapis pondasi atas dan tanah dasar.

    Fungsinya:

    a.Menyebarkan beban roda yang diterima dari lapispondasi atas ke tanah dasar.

    b.Efisiensi penggunaan material.

    c. Sebagai lapis peresap agar air tanah tidak naik kelapis pondasi

    d.Mencegah partikel halus dari tanah dasar naik kelapis pondasi.

    Bagian-bagian lapis perkerasan: lanjutan..

    a. Sirtu/ pitrun kelas A

    b. Sirtu/ pitrun kelas B

    c. Sirtu/ pitrun kelas C

    Sirtu kelas A bergradasi lebih halus dari sirtu kelas B.

    Dapat juga menggunakan material agregat atautanah yang distabilisasi.

    Jenis material Sub Base Course:

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    18/22

    18

    Kekuatan dan keawetan konstruksiperkerasan sangat tergantung dari sifat dandaya dukung tanah dasar.

    Cara yang umum untuk menentukankekuatan tanah dasar dengan pengujianCBR.

    Lapis tanah dasar dapat berupa tanah asliyang dipadatkan atau tanah yangdidatangkan dari tempat lain (tanah urug)yang dipadatkan.

    Nilai CBR hasil pemeriksaan lapangandikorelasikan terhadap nilai Daya DukungTanah Dasar (DDT)

    Lapis Tanah Dasar (Subgrade)

    Lanjutan..

    Permasalahan pada Tanah Dasar:

    a. Perubahan bentuk tetap (deformasipermanen) akibat beban lalu lintas

    b. Sifat mengembang dan menyusut darijenis tanah tertentu akibat perubahankadar air.

    c. Sifat kembang susut tanah dapat dikurangidengan:

    - Pemadatan pada KA optimum.

    - Perbaikan drainase (samping, bawahpermukaan)

    d. Daya Dukung tanah yang tidak merata:

    - perbedaan jenis tanah dan sifat tanah

    - Proses pemadatan tidak merata

    - Perbedaan penurunan (settlement) karenalapisan tanah lunak di bawahnya.

    e. Lendutan dan lendutan balik selama dansesudah pembebanan lalu lintas

    f. Tambahan pemadatan akibat beban lalulintas dan penurunan yang diakibatkan(terutama tanah berbutir kasar)

    Lanjutan

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    19/22

    19

    Tanah dasar yang baik berasal dari tanah setempat atau

    didekat lokasi proyekSifat tanah tergantung pada:

    Jenis tanah

    Kepadatan

    Kadar air

    Kondisi lingkungan, dll

    Pengujian Tanah dapat dilalukan dengan:

    a. Pengujian sifat fisik (index properties)untukklasifikasi tanah

    - Kadar air - Berat jenis

    - Berat isi - Indeks plastisitas (PI)

    - Ukuran butir -

    Tanah Dasar

    Tanah Dasar lanjutan

    b. Pengujian Sifat mekanik (enginnering properties)diperlukanuntuk

    mengetahuisifat tanah akibat pengaruh bebanluar.

    Permeabilitas utkkeperluan analisis drainase jalan

    Kuat ge se r untuks tab il itas le re ng

    Kepadatandan daya dukung(test CBR) untuk perencanaan teballapis perkerasan (prioritas utama)

    CBR (California Bearing Ratio) adalahperbandingan antara bebanyang dibutuhkan untukpenetrasicontoh tanah sedalam 0,1/ 0,2dengan beban batu pecah standar pada penetrasi yang sama, yangdinyatakandalam persen (%).Dilakukandi laboratorium.

    Daya dukungtanahdapatjuga dilakukanlangsungdi lapangandengan alat DCP (Dynamic Cone Penetrometer). Cara kerja denganmenjatuhkan beban20lb (9.07kg) setinggi 20 inch.

    Lapis Pondasi Atas

    Fungsinya:

    Bagian perkerasan yang menahan beban roda

    Perletakan (dudukan) lapis permukaan

    Syarat bahan:

    CBR > 50%

    PI < 4%

    contoh bahan:

    Batu pecah, kerikil pecah, stabilisasi tanah semen/ kapur

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    20/22

    20

    Lapis Permukaan

    Fungsinya:

    Sebagai bahan perkerasan yang menahan beban roda

    secara langsung

    Lapis kedap air

    Lapisan a us (wearing course)

    Contoh Bahan;

    Bahan berbutir dicampur aspal sebagai bahan pengikat

    dan kedap air seperti AC, ATB, HRS, dll

    Tanah dasar yang baik berasal dari tanah setempat ataudidekat lokasi proyek

    Sifat tanah tergantung pada:

    Jenis tanah

    Kepadatan

    Kadar air

    Kondisi lingkungan, dll

    Pengujian Tanah dapat dilalukan dengan:

    a. Pengujian sifat fisik (index properties)untukklasifikasi tanah

    - Kadar air - Berat jenis

    - Berat isi - Indeks plastisitas (PI)

    - Ukuran butir -

    Tanah Dasar

    1. Fungsi jalan

    Jalan Ar te ri Primer

    kec > 60 km/jam; Indekspermukaan> 2

    Jalan Arter i sekunder

    Kecep > 30 km/jam; IP > 1,5

    Jalan Kolektor (utk angkutan pengumpul dengan jarak perjalanan

    sedang, kecepatan rata-rata sedang: 20 40 km/jam

    Jalan lokal (melayani angkutan setempat, perjalanan jarak dekat

    dan kecepatan rendah: 10 20 km/jam

    PARAMETER PERENCANAAN PERKERASAN

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    21/22

    21

    2. Kinerja Perkerasan

    Berkaitan dengan tingkat keamanan dankenyamanan

    Dinyatakan dengan Indeks permukaan (IP)(Serviciability Indeks) yang menyatakan nilaikerataan/ kehalusan serta kokohBeberapa nilai IP:

    IP = 1,0 Menyatakan permukaan jalan rusak beratsehingga sangat mengganggu lalu lintas kendaraan

    IP = 1.5 Menyatakan tingkat pelayanan terendah yangmasih mungkin (jalan tidak terputus)

    IP = 2,0 Tingkat pelayanan rendah bagi jalan yangmasih mantap

    IP = 2,5 Permukaan jalan masih stabil dan baik.

    Kondisi jalan dapat juga digambarkan dari hasilpengukuran Roughmeter dalam Road ConditionIndex (RCI) dengan skala 2 10

    3. UMUR RENCANA

    Perkiraan pelayanan jalan sejak jalan dibuka sampaidiperlukan kembali perbaikan.

    Untuk jalan baru umumnya 20 tahun

    Peningkatan 10 tahun

    Lalu lintas

    Data lalu lintas diperlukan guna mengetahui

    besarnya beban yang dipikul perkerasan.

    Data lalu lintas dapat diperoleh dari survey lalu

    lintas pada jalan yang direncanakan atau analisa

    pola lalu lintas jalan disekitarnya

    Data lalu lintas dinyatakan dalam LHR (Lalu

    lintas Harian Rata-rata)

  • 8/11/2019 Teknik Sipil - Perkerasan Lentur

    22/22

    Data lalu lintas yang diperlukan

    Lalu lintas harian rata-rata (LHR)

    Komposisi arus lalu lintas terhadap berbagai

    kelompok jenis kendaraan

    Distribusi arah dan jumlah lajur kendaraan

    Tingkat pertumbuhan lalu lintas, dapat dihitung

    dari data saat ini sampai beberapa tahun

    sebelumnya atau berdasarkan analisis ekonomi

    dan sosial daerah setempat.

    Konfigurasi Sumbu

    Pengelompokan jenis kendaraan:

    Mobil penumpang (termasuk semua kendaraan

    dengan berat total < 2 ton

    Bus

    Truk 2 as

    Truk 3 as

    Truk 5 as

    Semi trailler

    Angka Ekivalen